Anda di halaman 1dari 3

Teori Ordinal ( Ordinal Theory )

Pendekatan ordinal diperkenalkan oleh J. Hicks dan R. J. Allen. Dalam pendekatan ini, daya
guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat
urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengonsumsi sekelompok barang.

a. Definisi Kurva Kepuasan Sama (indifference curve)

Sir John R. Hicks telah mengembangkan satu pendekatan baru untuk mewujudkan prinsip
pemaksimuman kepuasan oleh seorang konsumen yang mempunyai pendapatan terbatas, analisis
ini dikenal sebagai analisis kurva kepuasaan yang sama, yang meliputi penggambaran dua
macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran.

Kurva kepuasan sama (indifference curve) dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang
menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya.

Gabungan dari beberapa indifference curve dinamakan indifference map. Apabila indifference


curve bergeser ke kanan atas berarti tingkat kepuasan lebih tinggi. Sebaliknya jika bergeser ke
kiri bawah, berarti tingkat kepuasan lebih rendah.

Sir John R. Hicks mengembangkan pendekatan baru, yang dikenal dengan pendekatan kurve
kepuasan sama (Indifference Curve). Dalam pendekatan ini digunakan anggapan:

a) konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang-barang konsumsi ( misalnya


barang X dan Y) yang bisa dinyatakan dalam bentuk peta kurve kepuasan sama
( Indifference Curve Map) atau kumpulan dari kurve kepuasan sama;
b) konsumen mempunyai jumlah uang tertentu atau sama dengan pendapatan tertentu ; dan
c) konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum.
b. Sifat – Sifat Kurva Indiference ( Indifference Curve )
1) Bentuknya senantiasa berslope negative atau melengkung ke bawah ( mendekati sumbu
horizontal )
2) Terdapat di setiap titik pada ruang komoditas
3) Kurva – kurva indiferen tidak dapat berpotongan satu dengan yang lain
4) Konveksitas ( bentuk cekung terhadap poros sumbu ), yang menunjukkan sumbu
Diminshing Marginal rate of Subsitituation ), yaitu tingkat substitusi marginal yang
selalu berkurang.

Menurut Koutsoyiannis (1985:17), asumsi untuk teoriindifference-curves adalah


1. Rasionalitas.
Konsumen diasumsikan rasional: ia berusaha memaksimumkan utilitinya, berdasarkan
pendapatannya dan harga pasar tertentu. Ia juga diasumsikan mempunyai pengetahuan yang
cukup tentang semua informasi yang relevan.
2. Utiliti adalah ordinal.
Konsumen dianggap dapat menyusun secara urut (rank) pilihan-pilihannyaterhadap berbagai
kelompok barang (basket’s of goods) berdasarkan tingkat kepuasan setiap kelompok.
3. Tingkat substitusi marginal yang menurun ( diminishing marginal rate of substitution).
Pilihan-pilihan (preferences) disusun dalam bentuk kurve indiferen, yang
diasumsikancembung (convex) pada titik origin. Hal ini menunjukkan bahwa slope kurve
indiferen adalah menaik. Slope kurve indiferen ini disebut tingkat substitusi marginal dari suatu
komoditi. Teori kurve indiferen didasarkan pada aksioma ini.
4. Total utiliti tergantung pada kuantitas komoditi yang dikonsumsi.
Secara matematis ditulis: U =f(q1 ,q2 ,q3, ……, qn).
5. Konsintensi dan transitivitas dalam pilihan.
Konsumen diasumsikan dalam pilihannya yaitu, jika pada suatu waktu ia memilih kelompok
barang A dari pada kelompok B, ia tidak akan memilih kelompok barang B dari pada kelompok
A pada saat yang lain.Asumsi konsistensi dapat ditulis dengan simbol: Jika A>B, maka B > A.
Sifattransitivitas : jika A lebih disukai dari pada B, dan B lebih disukai dari pada C, maka
A lebih disukai dari pada C. Asumsi ini dapat ditulis dengan simbol: Jika A>B, dan B>C, maka
A>C.
c. Tingkat Subtitusi Marginal (Marginal Rate of Substitutuin )

Perubahan konsumsi atas suatu barang tertentu harus dilakukan dengan memberi perubahan pula
pada konsumsi atas barang yang lain. Perubahan ini menggambarkan besarnya pengorbanan
yang dilakukan dalam mengonsumsi suatu barang tertentu untuk menambah konsumsi barang
lain. Perubahan inilah yang disebut Marginal Rate of Substitution (MRS). Jadi MRS dapat
didefenisikan sebagai suatu teori yang mengungkapkan tingkat substitusi dari seuatu barang yang
dikonsumsinya berkurang dan diganti oleh barang lain dengan substitusi yang meningkat.
Secara matematis, MRS dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Hasil perhitungan dari MRS yang bernilai negatif menunjukkan bahwa MRS berslop negatif,
berarti setiap adanya pertambahan konsumsi ke atas suatu barang tertentu akan mengurangi
konsumsi ke atas barang lain. Semakin kecil nilai MRS, maka indifference curve semakin
cembung ke arah titik origin (titik nol).

Anda mungkin juga menyukai