Anda di halaman 1dari 192

TEORI EKONOMI MIKRO

1. TEORI PRILAKU KONSUMEN DAN PERMINTAAN


Permintaan pasar suatu barang merupakan penjumlahan dari permintaan individual
konsumen terhadap barang tersebut . Oleh karena itu untuk menganalisis permintaan pasar
suatu barang terlebih dahulu diperlukan mempelajari bagaimana permintaan individual
konsumen terhadap barang tersebut
Permintaan individual konsumen terhadap suatu barang tidak terlepas dari perilaku
konsumen tersebut dalam mengkosumsi barang tersebut. Dalam teori ekonomi, untuk
mempelajari perilaku konsumen dalam mengkosumsi suatu barang digunakan macam
pendekatan, yaitu pendekatan cardinal dan perndekatan ordinal
Baik pendekatan cardinal maupun pendekatan ordinal beranggapan bahwa seorang
konsumen nersikap rasional. Artinya dengan anggaran yang tersedia seorang konsumen
selalu berusaha memaksimumlakn kepuasan total yang diperoleh dari barang yang
dikonsumsinya dengan batasan anggaran yang ada.
Di dalam analisis konsumen dengan pendekatan cardinal menggunakan asumsi bahwa
kepuasan seoarang konsumen dalam mengkomsumsi suatu barang dapay diukur dengan
satuan satuan kepuasan (misalnya mata uang), setiap tambahan satu unit barang yang
dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah
tertentu. Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang
dikonsumsi ini disebut kepuasan marginal (marginal utility)

1
Seorang konsumen dalam mengkonsumsi barang akan merasakan berlakunya hokum
tambahan kepuasan yang semakin menurun (law of dimishing marginal utility). Artinya
besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang
dikonsumsi secara terus menerus.
Misalnya seoarang mengkonsumsi barang X. Menurut pendekatan cardinal konsumen
tersebut akan memeroleh kepuasan yang maksimum apabila tambahan kepuasan yang ia
peroleh dari barang X tersebut sama dengan harga barang X. atau secara matematis ditulis
sebagai berikut :
MUx = Px
yang menyatakan bahwa :
MUx : tambahan kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang X
Px : harga barang X
Apabila seorang konsumen mengkonsumsi beberapa macam barang, misalnya X1,
X2….Xn, dengan batasan anggaran yang tesedia, akan memperoleh kepuasan maksimum dari
konsumsinya itu apabila perbandingan antara kepuasan marginal dengan harga barang yang
satu sama dengan perbandingan antara kepuasan marginal dengan harga barang yang lain.
Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
𝑀𝑈𝑋1 𝑀𝑈𝑋2 𝑀𝑈𝑋3 𝑀𝑈𝑋𝑛
= = = ……. =
𝑃𝑋1 𝑃𝑋2 𝑃𝑋3 𝑃𝑋𝑛

Dengan batasan : ∑𝑛𝑖=1 𝑋1 𝑃𝑥𝑖 = 1

Keterangan :
MUx1, MUx2, . MUx3 …. MUxn : tambahan kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi
barang X1, X2, X3, ….Xn
Px1, Px2, Px3 …. Pxn : harga barang X1, X2, X3, ….Xn
I : Anggaran yang tersedia untuk membeli barang X1, X2,
X3, ….Xn

2
Seorang konsumen berada pada kondisi keseimbangan (Kesimbangan konsumen) pada
saat ia memperoleh kepuasan maksimum dari mengkonsumsi suatu barang. Dan berbagai titik
keseimbangan komsumen ini dihubungkan satu sama lain, maka akan diperoleh kurva
permintaan konsumen terhadap barang tersebut.
Untuk lebih jelasnya bagaimana menggambarkan kurva permintaan dengan menggunakan
pendekatan cardinal ini kita gunakan contoh seoarang konsumen mengkonsumsi barang X.
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tambahan kepuasan yang diperoleh selalu
menurun dengan bertambahnya barang X yang dikonsums. Oleh karena itu kalau tambahan
kepuasan (marginal utility) digambarkan dengan sebuah kurva, maka kurvanya akan menurun
ke kanan (mempunyai kemiringan negative) Perhatikan Grafik I pada gambar 1.1

Gambar 1.1.

Grafik 2 menunjukkan harga dan jumlah barang yang dikonsumsi. Pada tingkat harga Po1
maka konsumen akan mengkonsumsi barang X sebanyak X.01. karena pada kondisi itu
konsumen memperoleh kepuasan yang maksimum (MUx = Px ) titik A pada grafik 2

3
menunjukkan titik keseimbangan konsumen. Karena banyak nya titik itu menunjukkan bahwa
konsumen memperoleh kepuasan yang maksimum.
Misalnya harga barang X yang dikonsumsi. Makan konsumen cenderung menambhan
jumlah bang X Ini tujuannya agar konsumen dapat mempertahankan keadaan keseimbangan
(memperoleh kepuasan yang maksimum), yaitu P1 = MUx1 Titik B pada grafik 2
menunjukkan titik keseimbangan konsumen pada saat harga barang X sebesar P1. Apabila
kedua titik tersebut (Titik A dan Titik B) dihubungkan, maka akan diperoleh kurva
permintaan konsumen terhadap barang X dengan asumsi bahwa kurva permintaan nya
berbentuk linear (ingat penggunaan asumsi linear ini hanya bertujuan untuk mempermudah
pemahaman mengenai cara menurunkan / memperolah kurva permintaan saja)
Kurva permintaan yang diperoleh seperti yang ada pada Grafik 2 merupakan garis lurus
yang mempunyai kemiringan (slope) lebih kecil dari nol (negative). Ini memberikan indikasi
bahwa hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta adalah negative. Artinya
perubahan harga berlawanan arah dengan perubahan jumlah yang diminta
Hukum Permintaan
“semakin tinggi harga suatu barang, maka jumlah yang diminta akan semakin sedikit dan
sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang maka jumlah yang diminta semakin
banyak (cateris paribus)
Kelemahan pendekatan marginal dalam menganalisi perilaku konsumen adalah terletak
pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dapat mengkonsumsi suatu
barang dapat diukur dengan satu-satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran kepuasan
konsumen pengukuran kepuasan konsumen dengan cara ini sangatlah sulit. Pendekatan
ordinal diformulasikan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada pendekatan kardinal.
Pendekatan ordinal yang digunakan dalam menganalisi perilaku konsumen tidak seperti
halnya dengan pendekatan kardinal yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat
diukur secara kondirol (absolut), akan tetapi kepuasan hanya mungkin dapat diukur dengan
angka ordinal (relative). Pendekatan ordinal masih menggunakan asumsi yang sama seperti

4
pendekatan cardinal, yaitu bahwa konsumen selalu berusaha memaksimumkan kepuasan
yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu barang.
Tingkat kepuasan konsumen di dalam analisis ordinal dengan menggunakan pendekatan
suatu kurva yang disebut dengan kurva indiferens (indifference curva). Karena dalam
analisisnya menggunakan kurva indiferens, maka pendekatan ini juga disebut pendekatan
kurva indiferens.
Kurva indiferens adalah kurva yang menghubungkan titik-titik yang menunjukkan
tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang
sama.
Ciri-ciri dasar kurva indiferens adalah :
1. Mempunyai kemiringan (slope) yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen
akan mengurangi konsumsi barang yang satu apabila ia menambah jumlah barang lain
yang dikonsumsi.
2. Cembung kea rah titik origin. Ini menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang
harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang
dikonsumsi (marginal rate of substitution).
3. Anara kurva indiferens yang satu dengan kurva indiferens yang lain tidak saling
berpotongan. Ini menunjukkan bahwa tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada
suatu kurva indiferens berbeda
Gambar 1.2 merupakan contoh beberapa kurva indiferens seoarang konsumen dari
mengkonsumsi dua macam barang, yaitu X dan Y

X
0
Gambar 1.2

5
Masing-masing kurva indiferens menghasilkan tingkat kepuasan yang berbeda. Semakin
jauh kurva indiferens dari titik orgin akan menghasilkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Titik kombinasi konsumsi pada kurva indiferens II akan menghasilkan tingkat kepuasan yang
lebih tinggi daripada titik-titik kombinasi konsumsi pada kurva indiferens I. Dan titik
kombinasi konsumsi pada kurva indiferens III akan menghasilkan tingkat kepuasan yang
lebih tinggi daripada titik-titik kombinasi konsumsi pada kurva indiferens II. Dan seterusnya
konsumen dalam mengkonsumsi bang di batasi oleh anggaran yang tersedia untuk membeli
barang tersebut. Batasan dari anggaran ini apabila ditulis secaa matematis adalah sebagai
berikut :

PxX = PyY= 1

Keterangan
Px : harga barang X;
Py : harga barang y
X : jumlah bang X yang dikonsumsi
Y : jumlah barang Y yang dikonsumsi
I : anggaran yang tersedia untuk membeli barang X dan Y

Gambar 1.3 menunjukkan garis anggaran (budget line) seorang konsumen


membeli dua macam barang X dan Y dengan ketentuan bahwa harag barang x(Px),
harga barang Y (Py), jumlah barang X akan dikonsumsi (X), jumlah barang Y yang
dokonsumsi (Y), dan anggaran yang tersedia untuk membeli barang X dan Y (I).

6
Y
1
𝑃𝑥

PxX + Py.Y = 1

1
0 X
𝑃𝑥

Gambar 2.5

Kemiringan (slope) garis anggaran adalah minus perbandingan antara harga bang X
dengan harga barang Y. Ini bias dibuktikan dengan cara matematis sebagai berikut :

PxX = PyY = 1
1 𝑃𝑥 1
Y=𝑃 - X
𝑦 𝑃𝑦

Kemiringan (slope) garis anggaran adalah turunan pertama dari Y terhadapX. Atau

ʚ𝑌 𝑃𝑥
=-
ʚ𝑋 𝑃𝑦

Menurut pendekatan ordinal konsumen akan memperoleh kepuasan yang maksimum


dalam mengkonsumsi dua macam barang dengan anggaran yang tersedia, apabila kurva
indiferens bersingungan dengan garis anggarannya. Perhatikan gambar 1.4. konsumen akan

7
memperoleh kepuasan maksimum dari mengkonsumsi barang X dan barang Y dengan jumlah
barang X sebanyak X.0 dan barang Y sebanyak Y0. Karena pada tingkat kombinasi tersebut
(titik A), kurva indiferens menyinggung garis anggaran.

Gambar 1. 4 halaman 8

Kurva indiferens akan bersinggungan dengan garis anggaran apabila kemiringan


(slope)nya sama besar. Kemiringan kurva indiferens adalah tingkat marginal pengganti dari
barang X dengan barang Y (marginal rate of substitution X for Y atau MRS x for y oleh karena
itu konsumen akan memperoleh kepuasan yang maksimum (keseimbangan konsumen) yang
mengkonsumsi dua macam barang X dan Y apabila kemiringan kurva indiferens sama
dengan kemiringan garis anggaran. Atau secara matematis dapat dutilis sebagai berikut :

𝑃𝑥
MRS X for Y = -
𝑃𝑦

Titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat harga apabila dihubungkan


satu sama lain kurva harga-konsumsi (price-compsumtion curve/PCC)

Kurva harga-konsumsi (PCC) adalah kurva yang menghubungkan titik-titik keseimbangan


konsumen pada berbagai tingkat harga, di mana penghasilan konsumen tetap.

8
Dari kurva harga-konsumsi dapat diturunkan kurva permintaan terhadap suatu barang.
Perhatikan gambar 1.5. Pada grafik 1 menunjukkan titik-titik keseimbangan konsumen
dengan garis anggaran LM. Pada grafik 2akan digambar kurva permintaan terhadap barang X

Gambar 1.5

Keseimbangan semula terjadi pada titik A singgung antara kurva indiferens 1(IC)
dengan garis anggaran LM. Pada tingkat harga barang X sebesar P0 maka banyaknya barang
x yang dibeli adalah Xo dan barang Y sebanyak Yo. Apabila harga barang X turun menjadi P1
maka keseimbangan konsumen akan berubah. Penurunan harga barang X mengakibatkan
garis anggaran berubah menjadi LM, karena kemampuan konsumen untuk membeli barang X
maksimal akan bertambah dengan menurunnya harga barang X tersebut. Agar konsumen
tetap memperoleh kepuasan yang maksimum (keseimbangan konsumen), maka konsumen
tersebut memilih kombinasi konsumsi yang ditunjukkan oleh titik B, yaitu perpotongan

9
antara kurva indiferens IC2 dengan garis anggaranLM. Konsumen mememilih kurva
indeferens IC2 karena kurva indiferens tersebut akan mendatangkan kepuasan yang lebih
banyak dibandingkan dengan kurva indeferens IC1. Ingat kedudukan kurva indiferens yang
semakin dengan titik origin akan menghasilkan kepuasan konsumen yang lebih banyak.
Jadi titik B merupakan titik kombinasi keseimbangan konsumen dengan dengan barang
X sebesar P1. Apabila titik keseimbangan A dihubungkan dengan titik keseimbangan B, maka
akan diperoleh kurva permintaan tehadap barang X.
Perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harganya berasal
dari dua macam pengaruh (efek), yaitu efek pendapatan (income effect) dan efek substitusi
(substitution effect). Efek pendapatan adalah perubahan penghasilan riil konsumen sebagai
akibat dari perubahan harga, sehingga konsumen mengubah kombinasi konsumsi. Sedangkan
efek substitusi adalah perubahan harga relative, sehingga konsumen mengubah kombinasi
konsumsi.
Gambar 1.6 berikut menunjukkan setiap efek yang mempengaruhi perilaku konsumen
apabila terjadi penurnan harga

Gambar 1.5
\
Kombinasi konsumsi sebelum harga berubah adalah kombinasi yang ditunjukkan oleh
titik A. Pada kombinasi ini jumlah barang X yang diminta sebanyak X0 . Setelah harga

10
berubah (turun), maka kombinasi yang mendatangkan kepuasan maksimum berubah menjadi
kombinasi yang ditunjukkan oleh titik B. Pada kondisi ini jumlah barang X ang diminta
sebanyak X1. Besarnya efek total (total effect) adalah X1 – X0.
Efek pendapatan dan efek substitusi ditentukan dengan cara menggeser garis anggaran yang
baru (LM) sejajar ke kanan sampai menyinggung kurva indiferens IC (titik C). Jumlah barang
X yang diminta pada kondisi yang ditunjukkan oleh titik C adalah X2. Dari sini kita dapat
mengidentifikasi kedua macam efek tersebut.
Besarnya efek substitusi adalah dari X0 samapi dengan X2 dan besarnya efek pendapatan
adalah dari X2 sampai dengan X1.
Efek substitusi yang ditimbulkan oleh perubahan harga adalah berlawanan arah dengan
perubahan haragnya. Apabila harga barang turun, maka efek substitusinya adalah jumlah
barang yang dikomsumsi naik, dan sebalikany. Sedangkan efek pendapatan arahnya
tegantung dari jenis barang yang dikonsumsi .
Apabila terjadi perubahan harga yang mengakibatkan timbulnya efek substitusi dan
efek pendapatan yang bekerja searah, maka jenis barang yang dikonsumsi adalah barang
normal. Hokum permintaan berlaku terhadap barang ini. Sedangkan apabila terjadi perubahan
harga yang mengkibatkan timbulnya efek substitusi dan efek pendapatan yang bekerja
berlawanan arah, akan tetapi efek substitusi lebih besar dari efek pendapatan, maka jenis
barang yang dikonsumsi adalah barang inferior selain Giffen, hokum permintaan masih
berlaku.
Akan tetapi apabila terjadi perubahan harga yang mengakibatkan timbulnya efek substitusi
dan efek pendapatan yang bekerja berlawanan arah, dimana efek pendapatan lebih besar
daripada efek substitusi, maka jenis barang yang dikonsumsi adalah barang Giffen. Hukum
permintaan tidak berlaku terhadap barang ini.
Kurva engel bagi barang Giffen mempunyai kemiringan yang positif . Artinya apabila
penghasilan konsumen naik, maka jumlah barang giffen yang diminta turun. Dan sebaliknya
apabila penghasilan konsumen turun, maka jumlah barang giffen yang diminta naik.

11
Perubahan kondisi keseimbangan juga dapat terjadi akibat dari perubahan pendapatan
absolute. Perhatikan Gambar 1.7 berikut ini

Gambar 1.7
Pada gambar 1.7 terlihat keseimbangan konsumen mula-mula ditubjukkan oleh titik A,
yaitu titik potong antar kurva indiferens IC1 dengan garis anggaran LM dan jumlah barang X
yang diminta sebanyak X0. Apabila penghasilan konsumen naik dan anggaran untuk membeli
barang X dan Y juga naik secara proporsional, maka akan menggeser garis anggaran ke
kanan atas, misalnya menjadi L’M’. Akibat dari adanya kenaikan penghasilan ini konsumen
akan memilih titik kombinasi konsumsi yang ditujukkantitik B. Pada titik kombinasi ini
kurva indiferens bersinggungan dengan garis anggaranL’M’ sehingga pada kombinasi ini
konsumen tetap memperoleh kepuasan yang maksimum. Jumlah barang X yang dikonsumsi
sebanyak X1. Dan seterusnya apabila garis anggaran berubah menjadi L”M”, maka konsumen
memilih kombinasi yang ditunjukkan oleh ttik C yang merupakan titik singgung antara kurva
indiferens IC3 dengan garis L”M”. Jumlah barang X yang dikonsumsi sebanyak X2. Titik-titk
keseimbangan konsumen(titik A, titik B, dan titik C) tersebut apabila dihubungkan satu sama
lain akan diperoleh kurva penghasilan konsumsi (income comsumption curve/ICC) Kurva RS
adalah kurva penghasilan-konsumsi (ICC)

Kurva penghasilan konsumsi adalah kurva yang menghubungkan titik-titk keseimbangan


konsumen pada berbagai tingkat penghasilan di mana harga barang tidak berubah.

12
Dari kurva penghasilan-konsumsi (ICC) dapat diturunkan kurva Engel. Kurva Engel
adalah suatu kurva yang menghubungkan titik-titik jumlah barang yang dimita pada berbagai
tingkat penghasilan konsumen.
Grafik 2 pada gambar 1.8 terlihat sebuah kurva Engel suatu barang yang diturunkan dari
grafik 1
z

Gambar 1.8

Kurva engel akan mempunyai kemiringan positif bagi barang normal. Kurva engel
barang X mempunyai kemiringan positif, mengandung makna bahwa apabila penghasilan
konsumen naik, maka jumlah barang X yang diminta naik. Dan sebaliknya apabila kurva
Engel barang X mempunyai kemiringan negative, mengandung makna bahwa apabila
penghasilan konsumen naik, maka jumlah barang X yang diminta turun.
Kurva Engel yang mempunyai kemiringan negative berlaku bagi barang Giffen.

13
Permintaan pasar suatu barang adalah penjumlahan permintaan terhadap barang tersebut
oleh semua individu konsumen di pasar tersebut. Permintaan pasar suatu barang ditunjukkan
oleh kurva permintaan pasar dari barang tersebut. Kurva permintaan pasar diperoleh dengan
cara menjumlahkan semua kurva permintaan individual konsumen terhadap barang tersebut.
Kurva permintaan pasar suatu barang adalah kurva yang menghubungkan titik-titik jumlah
barang yang diminta oleh seluruh konsumen yang ada di pasar tersebut pada berbagai
tingkat harga

Menurut ilmu ekonomi tradisional ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi
permintaan suatu barang, yaitu :

1. Harga barang itu sendiri


2. Penghasilan konsumen
3. Harga barang alin yang berhubungan dengan barang tersebut
4. Selera konsumen

Kurva permintaan suatu barang dibuat berdasarkan atas berbagai kemungkinan harga
barang itu, sedangkan factor lain yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang
tersebut dianggap konstan (ceteris paribus).
Kepekaan (response) perubahan jumlah barang yang diminta yang terjadi apabila factor
yang mempengaruhinya berubah dapat diketahui dengan menggunakan suatu ukuran yang
disebut elastisitas. Ada 3 (tiga) macam elastisitas yang sering digunakan untuk mengetahui
tingkat response jumlah barang yang diminta, yaitu :
1. Elastisitas harag
2. Elastisitas silang
3. Elastisitas penghasilan
Elastisitas harga adalah pengukuran tentang derajat kepekaan relative dari jumlah
barang yang diminta sehingga adanya perubahan tingkat harganya. Besarnya derajat
kepekaan dari hubunganntersebut ditunjukkan oleh koefisien harga (E), koefisien elastistas
harga (En) adalah perbandingan antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta
dengan persentase perubahan harganya. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut ;

14
%∆𝑄𝑥
En =
% ∆ 𝑃𝑥
Atau ditulis
∞𝑄𝑥 𝑃𝑥
En = .=
∞ 𝑃𝑥 𝑄𝑥
Keterangan :
En : Koefisien elastisitas harga barang X
Px : harga barang X
Qx : Jumlah barang X yang diminta pada tingkat harga barang X sebesar Px

Elastisitas harga dapat digunakan untuk mengukur derajat kepekaan perubahan


jumlah barang yang diminta apabila harganya berubah. Apabila barang X mempunyai
elastisitas harga-2, ini berarti bahwa apabila harga barang X naik menjadi 1% maka jumlah
barang X yang diminta turun 2%. Tanda minus (-) menunjukkan perubahan yang berlawanan
arah antara harga dengan jumlah barang yang diminta.
Suatu barang yang mempunyai elastisitas lebih besar dari satu (En > 1), maka barang
tersebut dikatakan mempunyai sifat yang elastic. Apabila suatu barang yang mempunyai
elastisitas lebih kecil dari satu (En < 1), maka barang tersebut dikatakan mempunyai sifat
inelastic. Dan suatu barang yang mempunyai elastistas sama dengan satu (En = 1), maka
barang tersebut dikataka mempunyai sifat yang uniterelastis (unitary elasticity).
Elastiasitas silang adalah pengukuran tentang derajat kepekaan relative dari jumlah
barng yang diminta sebagai akibat dari adanya perubahan tingkat harga barang lain yang
berhubungan dengan barang tersebut.
Besarnya derajat kepekaan dari hubungan tersebut ditunjukkan oleh koefisien
elastisitas silangnya. Koefisien elastisitas silang (E,) antara dua macam baranmg adalah
perbadingan antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase
perubahan harga barang lain yang berhubungan dengan barang tersebut. Atau secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut :
%∆𝑄𝑥
En =
% ∆ 𝑃𝑥

15
Atau juga dapat juga ditulis :

∞𝑄 𝑥 𝑃𝑦
Es = .=
∞𝑃𝑦 𝑄𝑥

Keterangan :
Es : Koefisien elastisitas silang antara barang X dan barang Y
Py : harga barang Y
Qx : Jumlah barang X yang diminta pada tingkat harga barang Y sebesar Py

Koefisien elastisitas silang dari dua macam barang dapat digunakan untuk mengetahui
hubungan antara dua macam barang tersebut. Apabila koefisien elastisitas antara barang X
dan Y lebih besar dari nol (Es > 0), maka antara kedua barang tersebut saling mengganti
(substitusi). Sedangkan apabila koefisien elastistas silang antara barang X dan barang Y lebih
kecil dari nol (Es < 0), maka hubungan antara kedua barang tersebut saling melangkapi
(komplementer).
Elastisitas penghasilan adalah pengukuran tentang derajat kepekaan relative dari jumlah
barang yang diminta sebagai akibat dari adanya perubahan penghasilan konsumen. Besarnya
derajat kepekaan dari hubungan tersebut ditunjukkan oleh koefisien elastisitas penghasilan.
Koefisien elastisitas penghasilan (Ep) suatu barang adalah perbandingan antara persentase
perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan penghasilan konsumen.
Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut
%∆ 𝑄 𝑥
Em =
%∆𝑀

Atau juga ditulis :

∞𝑄 𝑥 𝑀
Es = .=
∞𝑀 𝑄𝑥

16
Keterangan :
EM : Koefisien elastisitas penghasilan barang X;
M : penghasilan konsumen
QX : Jumlah barang X yang diminta pada tingkat harga barang Y sebesar P Y

Koefisien elastosotas penghasilan suatu barang dapat digunakan untuk mengetahui jenis
barang tersebut. Apabila koefisien elastisitas penghasilan barang X lebih besar dari satu (Em
> 1), maka barang X tersebut termasuk barang mewah. Sedangkan apabila koefisien
elastisitas penghasilan barang X lebih kecil dari satu (EM < 1), maka barang X tersebut
termasuk barang kebutuhan pokok.
Dari beberapa konsep elastisitas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi koefisien
elastisitas, maka semakin peka (response) perubahan jumlah barang yang diminta apabila
terjadi perubahan nilai variable yang mempengaruhinya.
Antara permintaan, penerimaan, dan koefisien elastisitas harga mempunyai hubungan
yang unik. Hubungan tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut :

1. Suatu barang yang mempunyai koefisen elastisitas harganya lebih besar dari satu (elastis),
maka penerimaan total (Total Revenue) dari barang tersebut akan berubah berlawanan
arah dengan perubahan harganya. Jadi koefisien elastisitas harga barang X lebih besar
dari satu (elastic), maka apabila harga barang X naik, penerimaan total dari barang X
tersebut turun. Dan sebaliknya

2. Suatu barang yang mempunyai koefisien elastistas harganya lebih kecil dari satu
(inelastis), maka penerimaan total (Total Revenue) dari barang tersebut akan berubah
searah dengan perubahan harganya. Jadi koefisien elastisitas harga barang X lebih kecil
dari satu (inelastic), maka apabila harga barang X naik, penerimaan total dari barang X
tersebut naik. Dan sebalikinya

3. Suatu barang yang mempunyai koefisien elastisitas harganya sama dengan satu (uniter
elastis), maka penerimaan total (Total Revenue) dari barang tersebut tidak berubah
dengan adanya perubahan harganya. Jadi koefisien elastisitas harga barang X sama
dengan satu (uniter elastic), maka apabila harga barang X naik, penerimaan total dari
barang X tersebut tidak berubah (tetap). Dan sebaliknya.

17
SOAL-SOAL
A. Jawablah (B) apabila pernyataan di bawah ini saudara anggap Benar dan (S)
apabila Salah. Kemudian beri alas an mengenai jawaban saudara
1. Apabila pendapatan konsumen meningkat. Cateris paribus (variable lain nya dianggap
tetap), maka permintaan terhadap barang normal akan meningkat
2. Dua barang yang elastisitas silang nya bertanda positif berarti diantara keduanya saling
melengkapi
3. Kalau penghasila turun (CATERIS PARIBUS), maka kurva permintaan barang yang
sifatnya interior akan bergeser ke kiri bawah
4. Barang-barang normal, bekerjanya income effect memperkuat substitution effect
5. Adanya excess-demand akan mendorong harha yang yang terjadi di pasar naik
6. Barang-barang kebutuhanpokok pada umumnya elastisitas hargannya lebih dari satu
7. Kalau harga barang penggantinya turun (cateris paribus), maka kurva permintaan
barang tertentu bergeser ke kanan atas
8. Barang-barang yang elastisitas harganya lebih dari satu berarti kalau harga kalau
harganya naik Rp 100, - maka yang diminta konsumen turub lebih dari 100 Kg
9. Bila harga barang X turun dari Rp 6, - ke Rp 5, - dan pengeluaran konsumen turun dari
Rp 60, - ke Rp 55, - maka berarti permintaan barang X tersebut adalah inelastic
10. Elastistas permintaan sebagai alat pengukur dimaksudkan untuk mengetahui perubahan
jumlah yang diminta konsumen sebagai akibat perubajan harga barang

18
11. Perubahan permintaan suatu barang disebabkan karena perubahan harga barang
tersebut, cateris paribus
12. Barang inferior selalu merupakan barang Giffen
13. Menurut pendekatan cardinal titik keseimbangan konsumen terjadi pada waktu
MUx … Py = MUy . Px di mana X Px + Y . Py=1
14. Dari titik-tiril keseimbangan yang terjadi pada berbagai tingkat penghasilan
konsumen dapat diturunkan garis anggaran.
15. Apabila hanya dua macam barang yang dikonsumsikan, yaitu barang X dan barang Y
, maka slope garis anggaran ditentukanoleh rasio antara harga X dan harga Y
16. Teori surplus konsumen (consumer ‘s surplus) mengatakan bahwa apabila barang
diperdagangkan antara pembeli dan penjual terjadi, maka pembeli memperoleh
keuntungan atas pengorbanan penjual
17. Apabila kurva permintaan akan beras bergeser ke kanan, kita dapat mengatakan
bahwa telah terjadi perubahan kuantitas barang diminta
18. Apabila ditemukan kuantitas sebuah bahan pangan yang diminta tidak berubah
meskipun harga barang itu turun , maka kita tahu bahwa sifat permintaan akan barang
tersebut adalah elastic sempurna
19. Elastisitas permintaan dapat dihubungkan dengan hasil penjualan (Penemuan) yang
diperoleh si penjual suatu barang. Apabila turunnya harga menyebabkan penerimaan
naik, maka kita tahu bahwa permintaan terhadap barang tersebut elastic
20. Elastisitas permintaan nilainya tidak tergantung dari harga barang tersebut
21. Elastisitas pendapatan mengukur perubahan jumlah barang yang diminta akibat dari
pendapatan berubah sebesar satu persen

19
22. Elastisitas yang mengukur tanggapan konsumen di sepanjang kurva Engel adalah
elastisitas penawaran
23. Dua buah barang X dan Y yang diminta konsumen jumlahnya bersama-sama akan
naik atau turun apabila harga salah satu itu berubah . Hal ini terjadi apabila elastisitas
silang antara kedua barang itu adalah positif
24. Apabila minyak tanah merupakan barang yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat dan tidak terdapat substitusi produk itu di pasar, maka elastisitas harga
dari permintaannya adalah tak terhingga
25. Kondisi barang inferior yang bukan barang giffen adalah apabila harga barang
tersebut naik maka jumlah barang yang diminta atas barang tersebut naik
26. Bila harga permintaan barang X adalah Q..= 20 – 4P.., dimana Q adalah kuantitas
barang X yang diminta dan P.. adalah hara X, maka besarnya elastisitas titik pada saat
P..= 4 per unit adalah 4
27. Untuk mengukur kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya
perubahan dari salah satu variable cateris paribusnya dapat digunakan elastisitas harga
permintaan terhadap barang tersebut
28. Bila kurva indiferens seoarang konsumen berada di bawah garis anggarannya (budget
line), hal ini dapat berarti konsumen tersebut tidak membelajakan / menggunakan
seluruh pendapatan nya.
29. Bila ada suatu pernyataan bahwa tingkat kepuasan saya peroleh dari mengkonsumsi
barang X dan Y adalah sebagai berikut : tingkat kepuasan X = Y yang nilai
kepuasannya util. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pengukuran elastisitas yang
saya berikan bersifat cardinal
30. Kurva Engel untuk barang Giffen berlereng negative

20
B. Pilihlah jawaban yang paling tetpat di antara jawaban yang tersedia
1. Elastisitas permintaan adalah perbandingan antara :
a. Perubahan jumlah yang diminta dan perubahan tingkat harga per unit
b. Perubahan tingkat tingkat harga per unit dan perubahan jumlah barang yang
diminta
c. Persentase perubahan jumlah barang yang diminta dan persentase perubahan
tingkat bunga per unit
d. Persentase perubahan tingkat harga per unit dan persentase perubahan jumlah
barang yang diminta
e. Jawaban a s/d d semua salah
2. Apabila harga barang X naik dari Rp 10, - menjadi Rp 15, - per unit berakibat jumlah
barang yang diminta konsumen turun dari 500 menjadi 450 unit per bulan, maka
permintaan terhadap barang X tersebut berarti :
a. Elastis sempurna
b. Elastis tetapi tidak elastic sempurna
c. Unitari elastis
d. Inelastis tetapi tidak inelastis sempurna
e. Jawaban a s/d d semua salah

3. Elastisitas harga suatu barang besarnya adalah =2 artinya :


a. Kalau harga barang tersebut naik Rp 2, - )cateris paribus), jumlah barang yang
diminta konsumen turun 4 satuan.
b. Kalau harga barang tersebut nail Rp 2, - (cateris paribus), jumlah barang yang
diminta konsumenturun 1 satuan
c. Kalau harga barang tersebut turun Rp 2, - (cateris paribus), jumlah barang yang
diminta konsumen naik 4 satuan
d. Kalau harga barang tersebut turun Rp 2, - (cateris paribus), jumlah barang yang
diminta konsumen naik 1 satuan
e. Jawaban a s/d semua salah

21
4. Berikut ini ada table tentang harga, jumlah barang yang diminta da yang ditawarkan
akan beras
Harga Per Kg Jumlah yang diminta Jumlah yang
(kwt) ditawarkan (kwt)
Rp 350, - 3 25
Rp 325, - 12 21
Rp 300, - 21 12
Rp 275, - 25 3

Harga Rp 350, - /kwt, bukanlah harga keseimbangan. Oleh karena itu harga akan
cenderung :
a. Naik
b. Turun
c. Bisa turun bias naik
d. Tidak mengalami perubahan
e. Jawaban a s/d semua salah

5. Berdasarkan ketarangan di atas (soal nomor 3), seandainya Pemerintah menetapkan


bahwa harga beras di pasar itu sebesar Rp 325, - per kg, konsekuensi Pemerintah
harus :
a. Menjual beras di pasar sebanyak 9 kuintal
b. Membeli beras di pasar sebanyak 9 kuintal
c. Menjual beras di pasar sebanyak 12 kuintal
d. Membeli beras di pasar sebanyak 12 kuintal
e. Jawaban a s/d semua salah

6. Garis anggaran (budget line) adalah garis yang menunjukkan :


a. Kombinasi-kombinasi input yang member kepuasan sama
b. Kombinasi-kombinasi input yang membutuhkan pengeluaran sama
c. Kombinasi-kombinasi benda yang memberi kepuasan sama
d. Kombinasi-kombinasi benda yang membutuhkan pengeluaran sama, yaitu sebesar
penghasilan konsumen.
e. Jawaban a s/d d semua salah

22
7. Garis anggaran bergeser ke kanan atas secara sejajar apabila :
a. Penghasilan konsumen naik, cateris paribus
b. Penghasilan konsumen turun, cateris paribus
c. Harga benda naik, cateris paribus
d. Harga benda turun a
e. Jawaban a s/d d semua salah

8. Dua kurva indiferens tidak saling berpotongan, sebagai pencerminan bahwa :


a. Tidak mungkin 2 kombinasi benda yang sama member kepuasan yang berbeda
b. Tingkat kemampuan mengganti batas antara dua benda bersifat meningkat
c. Tingkat kemampuan mengganti batas antara dua benda bersifat konstan
d. Tingkat kemampuan mengganti batas antara dua benda bersifat menurun
e. Jawaban a s/d d semua salah

9. Menurut pendekatan kurva indiferens, titik keseimbangan konsumen (dalam artian


memperoleh kepuasan total maksimum) terjadi waktu :
a. Slope kurva indiferens = slope garis anggaran
b. Kurva indiferens bersinggungan dengan garis anggaran

𝑃𝑥
c. MRSX for Y =
𝑃𝑦

d. Jawaban a s/d c semua betul


e. Jawaban a s/d c semua salah

10. Pada umumnya apabila harga barang yang terletak pada sumbu data turun, pada
pendekatan kurva indiferens di atas, maka
a. Jumlah barang itu yang dikonsumsikan akan berkurang
b. Jumlah barang itu yang dikonsumsikan akan naik
c. Jumlah barang itu yang dikonsumsikan tidak berubah
d. Jawaban a, b, dan c dapat terjadi
e. Semua jawaban di ats salah

11. Semakin banyak barang substitusi yang tersedia bagi barang X, maka permintaan
akan barang tersebut

23
a. Semakin inelastis
b. Semakin elastis
c. Elastisitasnya negative
d. Elastisitasnya = 0
e. Jawaban a s/d d semua salah
12. Kurva indiferens memiliki bentuk yang cembung kea rah titik 0, hal ini disebabkan
karena adanya :
a. Budget ;ine (garis anggaran) terhadap harga X dan Y
b. Pengaruh efek substitusi antara X dan Y (MRSxy)
c. Jawaban a, b, dan c semua benar
d. Jawaban a, b, dan c semua salah

13. Untuk mengukur elastisitas harga (pada tingkat harga tertentu) atas permintaan pada
kurva permintaanna digunakan :
a. Elastisitas silang (cross elasticity)
b. Elastistas busur (arc elasticity)
c. Elastistas pendapatan (income elasticity)
d. Jawaban a s/d c semua benar
e. Jawaban a s/d c semua salah

14. Bila Fungsi permintaan barang X adalah Q = 500 – 2P, maka elastisitas permintaan
pada harga sebesar Rp 200, - per unit adalah :
a. -2,5
b. -3, 5
c. 3,5
d. 4
e. Jawaban a s/d d semua salah

15. Bila harga barang normal X turun, cateris paribus, maka akan lebih banyak jumlah
barang X yang diminta. Ini disebabkan oleh :
a. Substitution effect
b. Income effect
c. Substitusi effect atau income effect
d. Jawaban a s/d c semua benar
e. Jawaban a s/d semua salah

24
16. Kurva Engel untuk barang Giffen memiliki :
a. Slope yang negative
b. Slope yang vertical
c. Slope yang positif
d. Slope yang horizontal
e. Jawaban a s/d d semua salah

17. Kurva indiferens (IC) menunjukkan berbagai kombinasi dari barang-barang yang
dikombinasikan yang menghasilkan
a. Tingkat kepuasan yang sama
b. Tingkat kepuasan maksimum
c. Tingkat produksi yang sama
d. Tingkat produksi maksimum
e. Jawaban a s/d d semua salah

18. Dari gambar kurva penawaran (S) di samping ini maka yang mempunyai elastisitas
penawaran (Es) lebih besar dari satu adalah :
a. Kurva S1 dan S2
b. Kurva S2 dan S1
c. Kurva S1
d. Kurva S3
e. Jawaban a s/d d semua salah

19. Suatu barang yang mempunyai elastistas pendapatan (E1) = 0,8, maka barang tersebut
merupakan
a. Barang mewah
b. Barang kebutuhan pokok
c. Barang inferior
d. Barang Giffen
e. Jawaban a s/d d semua salah

25
20. Kurva yang mengubungkan titik-titik keseimbangan konsumen yang berbeda akibat
dari perubahan salah satu harga barang, cateris paribus, disebut :
a. Jalur ekspansi
b. Kurva Engel
c. Kurva konsumsi pendapatan
d. Garis isocost
e. Jawaban a s/d d semua salah

21. Suatu pergeseran ke kanan dari kurva permintaan akan suatu barang menghasilkan :
a. Perubahan di dalam permintaan
b. Perubahan di dalam jumlah yang diminta
c. Perubahan di dalam harga
d. Perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga
e. Jawaban a s/d d semua salah

22. Sebuah fungsi permintaan dapat digambarkan sebagai kurva hyperbola sama sisi
(rectangular hyperbola). Sifat fungsi adalah :
a. Elastisitas permintaannya lebih besar dari satu
b. Elastisitas permintaannya lebih kecil dari satu
c. Menunjukkan permintaan yang elastic
d. Substitution Effect (SE) dan income Effect (IE) bekerja menurut arah yang sama
e. Jawaban a s/d d semua salah

23. Hukum permintaan menyatakan bahwa :


a. Koefisien elastisitas pendapatan adalah negative
b. Koefisien elastistas pendapatannya adalah positif
c. Kalaur harganya naik, maka income effectnya selalu positif
d. Substitution effect (SE) dan Income Effect (IE) bekerja menurut arah yang sama
e. Jawaban a s/d d semua salah

24. Hukum permintaan menyatakan bahwa :


a. Semakin tinggi tingkat harga yang berlaku semakin besar pula jumlah barang
yang diminta.

26
b. Kalau pendapatan seorang naik, jumlah yang diminta juga naik
c. Harga naik dan jumlah barang yang diminta tidak berubah
d. Jumlah barang yang diminta bertambah besar apabila harga barang tersebut lebih
rendah
e. Jawaban a s/d d semua salah

25. Batas harga beras tertinggi (celling price) yang ditetapkan oleh pemerintah bermkasud
untuk :
a. Melindungi konsumen di daerah kota
b. Merangsang petani tetap berproduksi
c. Memperoleh tambahan devisa Negara
d. Jawaban a, b, dan c semua benar
e. Jawaba a, b, dan c semua salah

26. Bila kurva permintaan adalah elastic, penerimaan marginal (MR) adalah :
a. 0
b. 1
c. Positif
d. Negatif
e. Jawaban a s/d d semua salah

27. Bila MRSxy adalah 2, maka untuk mendapatkan satu unit tambahan barang x tanpa
merubah utilitas, diperlukan :
a. Pengurangan 2 unit barang Y yang dikonsumsi
b. Pengurangan ½ unit barang Y yang dikonsumsi
c. Penambahan 2 unit barang Y yang dikonsumsi
d. Penambahan ½ unit barang yang dikonsumsi
e. Jawaban a s/d d semua salah

28. Garis anggaran (budget line) mempunyai slope :


a. Positif
b. Negative
c. Tak terhingga
d. 1
e. Jawaban a s/d d semua salah

27
29. Apabila harga suatu barang inferior turun, maka jumlah barang itu yang diminta :
a. Tetap
b. Naik
c. Turun
d. Dapat naik dan dapat turun
e. Jawaban a s/d d semua salah

30. Apabila ditemukan bahwa kuantitas sebuah bahan pangan yang diminta tidak berubah
meskipun harga barang itu turun, maka kita tahu bahwa sifat permintaan akan barang
tersebut :
a. Inelastic sempurna
b. Elastic sempurna
c. Mempunyai elastisitas = 1
d. Elastisitas telah berubah sepanjang kurva permintaan sehingga sifat permintaan itu
tidak dapat diketahui
e. Jawaban a s/d d semua salah

C. Isilah titik-titik sesuai dengan perintah pada pertanyaan dibawah ini

1. Isilah titik-titik pada pertanyaan di bawah ini berdasar gambar sebagai berikut :

28
a. Dengan garis anggaran AB, titik keseimbangan konsumen terletak di titik
……………….
b. Pada titik tersebut (soal a) jumlah barang X yang diminta …… dan jumlah barang Y
yang diminta ……
c. Garis anggaran AC menunjukkan tingka harga X yang lebih …….. disbanding AB
d. Dengan garis anggaran AC, titik keseimbangan konsumen terletak di ririk
……………….
e. Pada titik tersebut (soal d), jumlah barang X yang diminta sebanyak ………….. dan
batang Y sebanyak …….
f. Titik E1 menghasilkan kepuasan yang lebih …………… dibandingkan titik E2 ,
yaitu sebesar ……….
g. Pada kedua titik keseimbangan konsumen tersebut, yaitu E1 dan E2 penghasilan
konsumen besarnya ……….
h. Titik E1 dan E2 kalau dihubungkan menghasilakn garis ………….

2. Tabel di bawah ini menunjukkan kepuasan margial (MU) bagi konsumen dalam
mengkonsumsi masing-masing barang X , dan Barang Y dan Z
Q MUX MUY MUZ
1 23 20 18
2 20 19 18
3 16 18 13
4 14 16 10
5 11 15 8
6 10 14 7
7 8 13 6
8 5 12 4
9 3 11 2
10 1 10 1
Keterangan :

Q adalah jumlah barang yang dikonsumsi (dalam unit)


MUX adalah besarnya kepuasan marginal dan barang X

29
MUY adalah besarnya kepuasan marginal dan barang Y
MUz adalah besarnya kepuasan marginal dari barang Z
Apabila diketahu :

Harga barang X (PX) = 1 satuan uang per unit


Harga barang Y (PY) = 2 satuan per unit
Harga barang Z (PZ) = 1 satuan uang per unit dan
Pendapatan (I) = 20 satuan uang.

Berdasarkan tabel diatas, isilah titik-titk pada kalimat di bawah ini


Apabila jumlah barang X, Y, dan Z berturut-turut sebanyak 6 unit, 5 unit dan 4 unit,
maka konsumen berada pada posisi (keseimbangan/tidak dalam keseimbangan)
a)………..sebab b)……… pada posisi ini besarnya kepuasan total (TU) yang diperoleh
konsumen adalah sebesar c)……….
Apabila jumlah barang X, Y, dan Z berturut-turut sebanyak 8, unit, 10 unit, dan 6 unit,
maka konsumen berada pada posisi (keseimbangan/tidak dalam keseimbangan)
d)…………… sebab e)…………. Pada posisi ini besarnya kepuasan total (TU) yang
diperoleh konsumen adalah sebesar f)………..
Apabila jumlah barang X, Y, dan Z berturut-turut sebanyak 7, unit, 4 unit, dan 5 unit,
maka konsumen berada pada posisi (keseimbangan/tidak dalam keseimbangan)
g)…………… sebab h)…………. Pada posisi ini besarnya kepuasan total (TU) yang
diperoleh konsumen adalah sebesar i)………..
Apabila harga barang Y (PY) turun menjadi 1 per unit, cateris paribus, maka produsen
akan memperoleh akan memperoleh kepuasan maksimum apabila jumlah barang X, Y,
dan Z yang dikonsumsi berturut-turut j)……….., k)……… .dan l)…………pada posisi
ini konsumen memperoleh kepuasan total sebesar m)……………

D. Jelaskan ndengan singkat istilah-istilah dalam teori konsumen di bawah ini :


1. Margial utility
2. Marginal Rate of Substitution

30
3. Budget-Line
4. Substitution Effect
5. Indiference Curve
6. Income Elasticity
7. Demand Curve
8. Price Sonsumption Curve (PCC)
9. Price elasticity
10. Giffen goods

E. Selesaikan beberapa kasus di bawah ini sesuai dengan teori ekonomi yang saudara
pelajari
1. Diketahui seorang konsumen memiliki penghasilan (i) sebesar 6 satuan mata
uang. Ia ingin membeli barang X1 dan X2. Harga barang X1 (PX1) = 1 satuan mata
uang dan harga barang X2 (PX1) = 1 satuan mata uang

Fungsi kurva indiferens U = X1X2


Pertanyaan
a. Apabila ia ingin memperolah kepuasan total maksimum, maka berapa jumlah
barang X1 dan X2 yang harus ia beli dengan penghasilan tersebut ?
b. Apabila harga barang X1 (PX1) turun menjadi 0, 25 satuan mata uang (cateris
paribus), maka hitung jumlah barang X1 dan X2 yang harus dikonsumsi agar ia
memperoleh kepuasan maksimum

2. Seorang konsumen berpenghasilan Rp 20.000, - per bulan. Ia membutuhkan


barang X dan Y. harga X diketahui Rp 2.000, - per unit dan harga barang Y juga
Rp 2.000, - per unit. Seleranya terhadap X dan Y tercermin dalam table di bawah
ini

31
Q 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
MUX 16 14 11 10 9 8 7 6 5 3
MUY 15 13 12 8 6 5 4 3 2 1

Keterangan :
MUX adalah besarnya kepuasan marginal dari barang X
MUY adalah besarnya kepuasan marginal dari barang Y

Pertanyaan
a. Supaya kepuasan totalnya maksimum, maka berapa X dan Y yang harus ia
beli
b. Berapa besarnya kepuasan total (TU) yang ia peroleh pada tingkat konsumsi
tersebut (soal a) ?
c. Apabila harga X turun 50 % (cateris paribus), maka agar kepuasan konsumsi
secara total maksimum, berapa X dan Y harus ia beli
d. Pada tingkat konsumsi tersebut (soal c) berapa besar nya kepuasan total (TU)
konsumen ?
e. Apabila diketahui fungsi permintaan konsumen terhadap barang X linear.
Maka tentukan fungsi permintaan konsumen terhadap barang X tersebut

3. Diketahui fungsi permintaan barang untuk X sebagai berikut :


QX = 50 – 2PX + 1,5 PY – 0,8 PZ + 0.05 M
Dimana :
QX = jumlah barang X yang diminta
PX = harga barang X
PY = harga barang Y
PZ = harga barang Z
M = pendapatan konsumen

32
Apabila besarnya PX = 10/satuan , PY = 8/satuan, PZ = 6 satuan, M = 56
tentukan :
a. besarnya jumlah X yang diminta
b. Elastisitas harga akan barang X
c. Elastisitas silang antara barang X dan barang Y
d. Elastisitas silang antara barang X dan barang Z
e. Elastisitas pendapatan akan barang X
f. Apakah permintaan barang X elastis / tidak elastis atau unitary elasticity ?
g. Apakah hubungan antara barang X dan barang Y merupakan barang
substitusi/komplementer/tidak jelas ?
h. Apakah hubungan antara barang X dan barang Z merupakan barang
substitusi/komplementer/tidak jelas ?
i. Apakah barang X termasuk jenis barang mewah.kebutuhan sehari-
hari/inferior

4. Tabel di bawah ini menunjukkan hubungan harga (p), jumlah barang yang diminta
konsumen (Q) dan penghasilan konsumen (I) pada bulan Juli, Agustus dan
Spetember untuk barang X dan barang Y di Kodya Yogyakarta

Barang X Barang Y
Bulan I
P Q P Q
Juli 220 600 150 200 60.000
Agustus 220 480 150 220 60.000
September 220 500 150 210 60.000

Pertanyaan :
a. Hitung elastisitas harga barang X untuk bulan Agustus. Artikan apa makna
dari bilangan tersebut
b. Hitung elastisitas silang antara barang X dan Y untuk bulan Agustus. Artikan
apa makna dari bilangan itu
c. Hitung elastisitas pendapatan untuk barang Y pada bulan September Apa
makna dari bilangan itu

33
5. Anas dalam mengkonsumsi barang X dan Y memiliki fungsi kepuasan total
sebagai berikut :
TU = 17 X + 20 Y – 2X2 – Y2
Apabila diketahui penghasilan Anas Rp 22.000 per bulan, harga barang X = Rp
3.000,l - per unit dan harga barang Y Rp 4.000, - per unit, maka tentukan :
a. Jumlah barang X dan barang Y yang harus Anas konsumsi agar Anas
mendapatkan kepuasan yang maksimum.
b. Pada tingkat pembelian seperti tersebut di atas (soal a), berapa besarnya
kepuasan total (TU), kepuasan marginal dari barang X (MUX) dan kepuasan
marginal dari barang Y (MU) yang anas peroleh
c. Dari fungsi kepuasan total Anas tersebut di atas, prinsip ekonomi apa yang
Nampak saudara lihat ? Jelaskan
6. Seorang konsumen dalam berkonsumsi menikmatiutilitas yang dinyatakan oleh
fungsi :
U = f(X, Y) = 20 + 2 X + 3 XY + 4 Y
dan konsumen tersebut menghadapi
pendapatan = M = 80
Harga barang X = PX = 10 dan
Harga barang Y = PY = 8

Ditanyakan
a. Berapa jumlah barang X dan jumlah barang Y yang harus dia beli agar
utilitasnya maksimum
b. Berapakah besarnya utilitas maksimum ?
c. Apabila PX menjadi 8 cateris paribus, berapa jumlah barang X dan jumlah
barang Y yang harus dibeli agar mendapatkan kepuasan yang maksimum?
d. Berapa besarnya utilitas maksimum pada PX = 8?
e. Berapa besarnya elastisitas harga akan barang X?
f. Berapa besarnya elastisitas silang antara antara barang X dan barang Y
g. Bagaimana bentuk hubungan antara barang X dan barang Y?

34
7. Kepuasan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsi barang barang A
dan barang B ditunjukkan oleh fungsi sebagai berikut :

10 = A1/3B2/3

Apabila diketahui harga barang A (Pa) Rp 8, - per unit dan harga barang B (Pb)
Rp 16, - per unit, tentukan jumlah barang A dan barang B yang harus ia konsumsi
agar mendapatkan kepuasan maksimum
Kemudian tentukan pendekatan yang ditentukan dalam pengukuran kepuasan ini
sesuai dengan teori ekonomi

Jawab

A. Kunci untuk pertanyaan Betul (B) atau Salah (S)

1. B
Penjelasan :
Apabila terjadi perubahan pada variabel yang dianggap tetap, maka akan menggeser
kedudukan kurva permintaan suatu barang.
Untuk kasus barang normal kenaikan pendapatan akan menggeser kurva permintaan
terhadap barang tersebut akan bergeser ke kanan atas

2. S
Penjelasan :
Elastisitas silang antara dua barang bernilai positif menunjukkan bahwa hubungan
kedua barang tersebut bersifat mengganti (substitusi).

3. S

35
Penjelasan :
Barang yang sifatnya inferior mempunyai elastisitas penghasilan negative, sehingga
apabila pendapatan turun maka akan menggeser kurva permintaan terhadap barang
tersebut ke kanan atas
4. B
Penjelasan :
Bekerjanya income effect dan substitution effect dan barang-barang normal dengan
arah yang sama (ke kanan) dan satu sama lain saling memperkuat
5. B
Penjelasan :
Sesuai dengan hokum permintaan, yaitu apabila permintaan naik maka harga yang
terjadi akan naik. Jadi akibat adanya exces-demand (kelebihan permintaan) harga
cenderung naik
6. S
Penjelasan :
Untuk dapat membedakan antara barang kebutuhan pokok dengan barang mewah
digunakan elastisitas pendapatan. Apabila elastisitas pendapatan besar (lebih besar dari
satu), maka barang tersebut merupakan barang mewah dan sebaliknya apabila
elastisitas pendapatannya kecil (lebih kecil dari satu), maka barang tersebut merupakan
barang kebutuhan sehari-hari.
7. S
Penjelasan :
Misalnya barang X merupakan barang pengganti Y. Apabila harga barang X turun mka
harga barang Y naik secara relative tehadap barang X. Ini mengakibatkan permintaan
terhadap barang Y akan turun dan kurva permintaan akan barang Y akan bergeser ke
kiri bawah.

36
8. B
Penjelasan :
Suatu barang yang mempunyai elastisitas harga lebih besar dari satu menunjukkan
proporsi perubahan jumlah barang yang diminta melebihi proporsi dari perubahan
harganya. Jadi apabila terjadi kenaikan harga barang yang bersangkutan 1 %, akan
mengakibatkan penurunan jumlah barang yang diminta lebih besar 1 %

9. S
Penjelasan :
Besarnya elastisitas harga barang X (exx) ditunjukkan oleh

∆𝑄𝑥 𝑃𝑥
exx = =
∆𝑃𝑥 𝑄𝑥

Apabila exx > 1, permntaan barang X elastis


Apabila exx = 1, permntaan barang X unier elastis
Apabila exx < 1, permntaan barang X inelastic

Karena jumlah barang X yang dminta dan perubahan jumlah barang X yang diminta
akibat dari perubahan tersebut tidak diketahui, maka besarnya elastisitas harga tidak
bisa ditentukan. Dan sifat dari permintaan barang X juga tidak bisa ditentukan

10. B
Penjelasan :
Elastisitas permintaan (elastisitas harga) dapat digunakan untuk mengukur kepekaan
dari jumlah barang yang diminta dari perubahan harga

11. S
Penjelasan

37
Perubahan permintaan suatu barang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang
dianggap tetap (yang dianggap casteris paribus). Sedangkan perubahan harga barang
tersebut akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta

12. S
Penjelasan ;
Barang Giffen adalah barang inferior. Tetapi tidak semua barang inferior merupakan
barang Giffen

13. B
Penjelasan :
Menurut pendekatan cardinal bahwa kepuasan sesorang terhadap barang yang ia
konsumsi dapat diukur dengan satuan uang. Kepuasan maksimum (titik keseimbangan
konsumen) terjadi apabila rasio antara kepuasan marginal (MU) dan harga (P) dari
masing-masing barang sama besar dengan batasan anggaran yang dimiliki konsumen

14. S
Penjelasan :
Dari titik-titik keseimbangan yang terjadi pada berbagai tingkat penghasilan konsumen
dapat diturunkan kurva penghasilan-konsumsi (ICC)

15. S
Penjelasan :
𝑃𝑥
Besarnya slope garis anggaran = 𝑃𝑦

16. B

38
Penjelasan :
Apabila terjadi surplus konsumen berarti beberapa konsumen yang bersedia membayar
dengan harga yang lebih tinggi dan harga yang terjadi. Bagian dari konsumen yang
bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi inilah yang memperoleh
keuntungan dari pengorbanan penjual, karena kesempatan penjual untuk memperoleh
harga yang lebih tinggi menjadi hilang.
17. S
Penjelasan :
Pergeseran ke kiri atau ke kanan kurva permintaan basanya disebabkan oleh adanya
perubahan factor-faktor yang dianggap tetap. Akan tetapi bergesernya kurva
permintaan suatu barang baik ke kanan maupun ke kiri tidak selalu mengakibatkan
kuantitas yang diminta dari barang tersebut berubah.
18. S
Penjelasan :
Sifat permintaan suatu barang dapat ditentukan dengan menggunakan konsep
elastisitas. Konsep elastisitas tersebut di antaranya menyatakan
Apabila exx = 0 maka sifat permintaan barang inelastic sempurna
Apabila exx = ~ (tak terhingga) , maka sifat permintaan dari barang tersebut elastis
sempurna
Besarnya elastistas permintaan (exx) dapat ditentukan dengan formulasi
Δ𝑃𝑋 𝑃𝑋
exx =
Δ𝑃𝑌 𝑄𝑋

Dalam kasus tersebut menyatakan bahwa kuantitas barang yang diminta tidak berubah,
walaupun harga barang tersebut berubah. Ini berarti perubahan kuantitas barang yang
diminta sama dengan nol (∆𝑄𝑋 =0)

𝑄 𝑃𝑋
Karena ∆𝑄 = 0 maka exx = =0
∆𝑃𝑋 𝑄𝑋

39
exx = 0 berarti sifat permintaan akan barang tersebut adalah inelastic sempurna
19. B
Penjelasan
Apabila permintaan suatu barang bersifat inelastic, maka apabila harga barang tersebut
turun, maka penerimaan penjualan total akan naik.

20. S
Penjelasan :
Besarnya elastisitas permintaan menunjukkan besarnya pengaruh perubahan jumlah
barang yang diminta akibat dari perubahan harga. Jado nilai elastisitas suatu barang
tergantung besarnya harga

21. B
Penjelasan :
(lihat pada bagian depan penjelasan elastisitas pendapatan)

22. S
Penjelasan :
Elastisitas yang mengukur tanggapan konsumen disepanjang kurva Engel adalah
elastistas pendapatan

23. S
Penjelasan :
Apabila jumlah barang X dan yang diminta konsumen akan naik atau turun apabila
salah satu harganya berubah maka hubungan antara barang X dan barang Y tersebut
adalah saling melengkapi (komplementer). Dua barang yang mempunyai hubungan
saling melengkapi mempunyai elastisitas silang negatif

40
24. S
Penjelasan :
Lihat penjelasan untuksoal no 18 di atas soal no 24 ini juga menyatakan bahwa jumlah
menyak tanah yang diminta tidak akan berubah, walaupun harga minyak tanah
berubah. Ini berarti ∆𝑄 = 0
Apabila ∆𝑄 = 0 maka elastisitas harga darii permintaan exx

𝑄 𝑃𝑋
exx = =0
∆𝑃𝑋 𝑄𝑋

25. B
Penjelasan :
Permintaan konsumen terhadap barang inferior yang bukan Giffen masih berlaku
hokum permintaan, yaitu perubahan jumlah yang diminta berlawanan arah dengan
perubahan harga. Ini disebabkan karena efek substitusi yang positif akibat dari
perubahan harga salah satu barang lebih besar dari efek pendapatan yang negative.
Sehingga efek substitusi yang positif dapat menutupi efek pendapatan yang negatif.

26. B
Penjelasan :
Besarnya elastisitas titik (exx) ditunjukkan oleh formulasi sebagai beikut :

d𝑄 𝑃𝑋
exx = d𝑃𝑋
𝑋 𝑄𝑋

Apabila Qx = 20 – 4P
Px = 4

maka
Qx = 20 -4 4 (4)
=4

41
d𝑄𝑋
=4
d𝑃𝑋

d𝑄𝑋 𝑃𝑋
ex = -
d𝑃𝑋 𝑄𝑋

4
exx = (- 4 ) = 4
4

27. S
Penjelasan :
Elastisitas harga permintaan mengukur jumlah barang yang diminta akibat dari
perubahan adanya perubahan harga. Dalam satu kurva permintaan suatu barang, harga
barang yang bersangkutan bukan merupakan faktor yang dianggap tetap. Jadi
elastisitas harga tidak bias digunakan untuk mengukur perubahan jumlah barang yang
diminta akibat dari perubahan faktor yang dianggap tetap (cateris paribus)

28. S
Penjelasan :
Pada tingkat konsumsi di mana indiferensnya berada di bawah garis anggaran mungkin
saja konsumen membelajakan seluruh anggarannya yang ada, akan tetapi pada tingkat
tersebut konsumen tidak memperoleh kepuasan yang maksimum.

29. B
Penjelasan :
Menurut pendekatan kardinal, kepuasan yang diperoleh konsumen dalam
mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan uang atau dengan satuan lain.

42
Jadi karena barang X dan Y yang dikonsumsi menghasilkan kepuasan yang dapat
diukur (- 10 util), maka pengukuran ini bersifat kardinal

30. B
Penjelasan :
Kurva engel adalah suatu kurva yang menggambarkan hubungan antara pendapatan
dengan jumlah suatu barang yang dikonsumsi (diminta).
Dalam hal ini barang dibedakan menjadi dua bagian, yaitu barang normal dan barang
inferior.
Untuk kasus barang normal, kenaikan pendapatan konsumen akan mengkibatkan
kenaikan jumlah barang normal tersebut yang dikonsumsi (diminta). Dengan demikian
kurva Engel untuk barang normal berlereng positif.
Untuk kasus barang inferior, kenaikan pendapatan konsuen akan mengakibatkan
penurunan jumlah barang inferior tersebut yang dikonsumsi (diminta) dengan
demikian kurva Engel untuk barang inferior berlereng negative.
Barang Giffen adalah termasuk barang inferior. Dengan demikian kurva Engel untuk
barang Giffen berlereng negative.

B. Kunci pertanyaan berbentuk pilihan ganda

1. e 11. A 21. a
2. d 12. B 22. d
3. a 13. E 23. b
4. b 14. D 24. d
5. b 15. D 25. a
6. d 16. C 26 d
7. a 17. A 27. b
8 a 18. C 28. b
9. d 19. B 29. b
10. d 20. E 30. c

43
C. Penyelesaian soal-soal mengisi titik-titik

1. a. E2
b. 0X2 dan 0Y2
c. Kecil
d. E1
e. 0X1 dan 0Y1
f. Besar sebesar E2E1
g. Sama
h. Price-Cconsumption Curve (PCC)
2. a. Tidak dalam keseimbangan

𝑀𝑈𝑋 𝑀𝑈𝑦 𝑀𝑈𝑧


b. ≠ ≠
𝑃𝑋 𝑃𝑦 𝑃𝑧

Walaupun memenuhi ;
X . Px + Y . P y + Z . P z = 1
X.1+Y.2+Z 1 =20
X + 2 Y + Z = 20
X + 2(5) + 4 = 20
20 20

c. TU = MUx X + MUy . Y + MUz . Z


= 10(6) + 15(5) + 4 (10)
= 60 + 75 + 40
= 175

d. Tidak dalam keseimbangan

44
e. X . Px + Y . Py + Z . Pz ≠ 1
X . 1 + Y .2 + Z. 1 ≠ 20
X + 2(10) + Z ≠ 20
8 + 2(10) + 6 ≠ 20
34 ≠ 20

Walaupun memenuhi kriteria


𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦 𝑀𝑈𝑧 5 10 5
= =  = =
𝑃𝑥 𝑃𝑥 𝑃𝑧 1 2 1

f. TU = MUx . X + MUy Y + MUz . Z


= 5(8) + 10(10) + 5(6)
= 40 + 100 + 30
= 170

g. Keseimbangan

h. Memenuhi kriteria

𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦 𝑀𝑈𝑧 8 16 8


= =  = =
𝑃𝑥 𝑃𝑥 𝑃𝑧 1 2 1

dan X . Px + Y . Py + Z . Pz = 1
X . 1 + Y . 2 + Z . 1 = 20
X + 2 Y + Z = 20
7 + 2(4) + 5 = 20
20 = 20

45
i. TU = MUx . X + MUy . Y + MUz . Z
= 8(7) + 16(4) + 8(5)
= 56 + 64 + 40
= 160

j. 6

k. 10

l. 4

m. TU = MUx . X + MUy . Y + MUz . Z


= 10(6) + 10(10) + 10(4)
= 60 + 100 + 40
= 200

D. Penyelesaian soal-soal menjelaskan istilah ekonomi

1. Marginal utility (kepuasan marginal adalah tambahan kepuasan dalam mengkonsumsi


suatu barang yang diperoleh dari tambahan per unit mengkonsumsi barang tersebut.
Besarnya kepuasan marginal yang diperoleh dari mengkonsumsi barang X(MUx)
dapat diukur dengan membagi antara perubahan kepuasan total ( ∆𝑇𝑈𝑥 ) yang
diperoleh dengan perubahan jumlah barang yang dikonsumsi ( ∆𝑥 ) . Atau secara
amtematis dapat ditulis sebagai berikut :

∆𝑇𝑈𝑥
MUx =
∆𝑥

46
2. Marginal Rate of Substitution of X for Y (MRSx for y) adalah angka yang menunjukkan
jumlah barang Y yang harus dikorbankan untuk memperoleh per unit barang X guna
mempertahankan tingkat kepuasan yang sama bagi konsumen
Besarnya MRSx for y dapat diukur dengan formulasi sebagai berikut :
𝑑𝑋
MRSx for y =
𝑑𝑌
3. Budget line (garis anggaran adalah garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi
barang yang dapat dibeli dengan sejumlah penghasilan tertentu besarnya. Nilai
kemiringan garis ini adalah minus perbandingan harga barang.
Misalnya yang dikonsumsi adalah barang X, harga barang X adalah (Px), dan barang
Y, harga barang Y adalah Px dengan anggaran 1. Maka kemiringan (skope) garis
anggaran dapat ditulis sebagai berikut :
𝑃𝑋
Kemiringan (slope)-nya =
𝑃𝑦

4. Substitution Effect (efek penggantian) adalah perubahan jumlah barang yang diminta
sebagai akibat perubahan harga relative barang tersebut, di mana pendapatan adalah
tetap
5. Indiference Curve (kurva indiferens) adalah kurva yang menghubungkan titik-titik
kombinasi dari sejumlah barang tertentu yang menghasilkan tingkat kepuasan total
yang sama kepada konsumen.
Adapun karakteristik dari kurva indiferens ini adalah :
a. Mempunyai slope yang negative
b. Cembung kea rah titik origin
c. Tidak berpotongan antara kurva indiferens yang satu dengan kurva indiferens
yang lain.
6. Income Elasticity (elastisitas pendapatan) adalah perubahan proporsional dalam
mengkonsumsi suatu barang dibagi dengan perubahan proporsional penghasilan
konsumen. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

47
∆𝑄𝑥 𝐼
E1 = ∆𝑄 = Perubahan jumlah barang yang diminta konsumen
∆| 𝑄𝑥

∆| = Perubahan Pendapatan konsumen


Di mana :
EI adalah elastisitas pendapatan
Qx adalah jumlah barang X yang diminta
I adalah pendapatab

7. Demand curve (kurva permintaan) adalah suatu kurva yang menghubungkan


kesimbangan jumlah barang yang dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga,
di mana penghasilan konsumen dan harga nominal barang lain serta faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi permintaan barang tersebut (selain harga barang tersebut)
tidak berubah

8. Price Consumption Curve (PCC) adalah kurba yang menghubungkan titik-titik


keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat perbandingan harga, di mana
penghasilan konsumen tidak berubah.

9. Price Elasticity (elastisitas harga) adalah perubahan proporsional dari jumlah barang
yang dikonsumsi (diminta) oleh konsumen dibagi dengan perubahan proporsional
tingkat harga barang tersebut. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
∆𝑄𝑥 𝑃𝑥
exx = . ∆𝑄𝑥 = Perubahan jumlah barang yang diminta
∆𝑃𝑥 | 𝑄𝑥 |

∆𝑃𝑥 = Perubahan harga barang X


10. Giffen Good (barang Giffen) adalah barang yang jumlah permintaannya berubah
searah dengan perubahan harga
E. Penyelesain soal hitungan
1. Kepuasaan total ditunjukkan oleh persamaan Kepuasan total ditunjukkan oleh
persamaan

48
TU = X1, X2
Px1 = 1 Px2 =1 I=6

a. Kepuasan total maksimum tercapai apabila


MUX1 MUX2
=
Px1 Px2
dTUX
MUx =
Px2

dan X1 . Px1 + X2 - Px2 = 1


dTUX dTUX
MUx1 = = X2 MUx2 = = X1
Px1 Px2

Sesuai dengan rumus kepuasan maksimum dan

MUx1 = X2 dan Px1 = 1


MUx2 = X1 dan Px2 = 1

Maka

XX2 XX1
=  X1 – X 2
1 1

Syarat selanjutny X1 . Px1 . Xx2 . Px2 = 2

Px1 = 1 PX2 = 1 I=6


Jadi X1 . 1 + X2 . 3 = 6
X1 + X2 = 6

49
Karena X1 = X2, maka X2 dalam persamaan X1 + X2 = 6 bisa diganti dengan Xp, sehingga
persamaan menjadi :

X1 + X2 = 6
2X1 = 6  X1 = 3 = X2

Dengan demikian agar konsumen tersebut memperoleh kepuasan maksimum, maka ia


harus mengkonsumsi barang X1 sebanyak 3 unit dan barang X2 sebanyak 3 unit.

b. Harga barang X1 (Px1) turun menjadi 0,25, maka keseimbangan menjadi

MUX1 MUX2 X2 X1
=  =
Px1 Px2 0,25 1

X2 = 0,25X1
Persamaan garis anggaran menjadi :
0,25 X1 + X2 = 6
Karena X2 = 0,25X1  0,25X1 + 0,25X2 = 6

0,5X1 =6  X1 = 12

X2 = 0,25X1  X2 = 0,25(12)

X2 =3

Setelah harga barang X1 (Px1) turun menjadi 0,25 maka konsumen akan memperoleh
kepuasan maksimum apabila mengkonsumsi X1 sebanyak 12 unit dan X2 3 unit

50
2. Penghasilan konsumen (I) = Rp 20.000, -
Harga barang X(Px) = Rp 2.000
Harga barang X(Py) = Rp 2.000

a. Syarat keseimbangan konsumen apabila :


MUx MUy
= dan X . Px + Yy = 1
Px Py

Berdasarkan tabel yang memenuhi kriteria di atas adalah konsumen mengkonsumsi


barang X sebesar 6 dengan memperoleh kepuasan marginal (MU) sebesar 8 dan
mengkonsumsi barang Y sebanyak 4 unit dengan memperoleh kepuasan marginal
sebesar 8 atau dapat ditulis :

8 8
=  2.000X + 2.000Y= 20.000
2.000 2.000
2X + 2Y = 20
Karena X = 6 dan Y = 4

Maka dapat terpenuhi syarat 2(6) + 2(4) = 20


12 + 8 = 20
20 = 20

b. Dengan mengkonsumsi X sebanyak 6 unit dan Y sebanyak 4 unit, maka kepuasan total
(TU) yang diperoleh sebanyak

TU = MUx . X + MUy . Y
= 8(6) + 8(4)
= 48 + 32

51
= 80
c. Harga X turun 50%, berarti harga barang X sekaang menjadi 1.000
Kepuasan maksimum terjadi apabila :
MUx MUy
=  1.000 X + 2.000 Y = 20.000
1.000 2.000

Persyaratan tersebut di atas dipenuhi apabila konsumen mengkonsumsi X sebanyak 10


dengan memperoleh kepuasan marginal sebesar 3 dan mengkonsumsi Y sebanyak 5
dengan memperoleh kepuasan marginal sebesar 6

Bukti
3 6
= dan 1.000 (10) + 2.000 (5) = 20.000
1.000 2.000
a. + 10.000 = 20.000
3=3 20.000 = 20.000

d. Kepuasan total (TU) yang diperoleh dengan mengkonsumsi X sebanyak 10 dan Y


sebanyak 5 adalah
TU = MUx . X + MUy . Y
= 3(10) + 6(5)
= 60

e. Pada harga X (Px) = Rp 2.000, - jumlah barang X yang diminta (Qx) sebanyak 6 unit.
Sedangkan pada harga X(Px) = Rp 1.000, - jumlah barang X yang diminta (Qx)
sebanyak 0 unit
Apabila kurva permintaan barang X dianggap linier (pada sumbu tegak tingkat harga
dan sumbu datar menunjukkan jumlah barang yang diminta), maka

52
𝑃𝑋" 𝑃𝑋 "
Px = a + bQx b =
𝑄𝑥 "" 𝑄𝑥
1.000 − 2.000
=
10−6
= 1.000 /4
= 250

Apabila Px = 2.000, maka Qx = 6

Jadi 2.000 = a + (-250 . 6)


= a – 1.500
a = 2.000 + 1.500
= 3.500

Dengan demikian persamaan kurva permintaannya adalah :

Px = 3.500 – 250 Qx
atau
1
Qx = 14 - Px
250

3. Qx = 50 – 2Px + 1,5Py - 0,8Pz + 0,05M

Px = 10 Py = 8Pz – 6m = 56

53
a. Jumlah barang x yang diminta (Qx)

Qx = 50 – 2(10) + 1,5(8) – 0,8(6) + 0,05(56)


= 50 – 20 + 12 – 4,8 + 2,8
= 40

b. Elastisitas harga barang X (exx)

𝑑𝑄𝑥 𝑃𝑥
(exx) = -
𝑑𝑃𝑥 𝑄𝑥

= - 2 . 10/40
= - 20/40
= - 1/2  exx = 1/2

c. Elastisitas silang antara barang X dan barang Y (exy)

𝑑𝑄𝑥 𝑃𝑦
(exy) = .
𝑑𝑃𝑦 𝑄𝑥

8
= 1,5 . 40

= 0,3  exy = 0,3

d. Elastisitas silang antara barang X dan barang Z (exz)

𝑑𝑄𝑥 𝑃𝑧
(exy) = .
𝑑𝑃𝑧 𝑄𝑥

54
6
= 0,8 .
40

= - 0,12 3  exz = 0,12

e. Elastisitas pendapatan akan barang X (e1)

𝑑𝑄𝑥 1
(e1) = .
𝑑1 𝑄𝑥

= 0,05 . 56/40
= 0,07  e1 = 0,07

f. Elastisitas harga barang X(exx) =1/2 . Karena exx < 1 . maka permintaan barang x
adalah inelastis

g. Elastisitas silang antara barang X dan barang Y (exy) = 0,3 Karena exy positif maka
barang X dan barang Y saling mengganti (substitusi)

h. Elastisitas silang antara barang X dan barang Z (exz) = 0,12 Karena exz negative maka
barang X dan barang Z saling melengkapi (komplementer)

i. Elastisitas pendapatan barang X (e1) = 0,07 . Karena e1 sangat kecil maka barang X
termasuk barang kebutuhan pokok (kebutuhan sehari-hari)

4. a. Elastisitas harga barang X(exx) pada bulan Agustus

Px Juli = 200 Qx juli = 600

55
Px Agust = 200 Qx Agust = 600

∆𝑄𝑥 𝑃𝑥
exx = . ∆𝑄𝑥 = Qx Agust - Qx juli
∆𝑃𝑥 𝑄𝑥

∆𝑃𝑥 = Px Agust - Px juli


480−600 220
= .
220−200 480
120 220
= .
20 480
= - 2,75  exx = 2,75

Elastisitas harga barang X(exx) > 1 maka permintaan barang X tersebut elastis
b. Elastisitas silang antara barang X dan barang Y (exy) pada bulan agustus

Py juli = 150 Qx juli = 600


Py Agust = 1500 Qx Agust= 480
∆𝑄𝑥 𝑃𝑦
exy = . ∆𝑄𝑥 = Qx Agust - Qx juli
∆𝑃𝑦 𝑄𝑥

∆𝑃𝑥 = Py Agust - Py juli


480−600 600
= . .
150−150 480
120 150
= .
0 480

= - (tak terhingga)

Elastisitas silang antara barang X dan Barang Y besanya tak terhingga, maka tidak ada
hubungan antara barang X dan barang Y

c. Elastisitas Pendapatan barang Y(e1) bulan september

56
I Agust = 60.000 Qy Agust= 600
Isept = 66.000 Qy Sept t= 480

∆𝑄𝑥 𝐼
e1 = . ∆𝑄𝑦 = Qx Sept - Qx Agust
𝐴𝐼 𝑄𝑦

∆𝐼 = ISept - IAgusti

210−220 666.000
= . .
66.000−60.000 210

10 66.000
= .
6.000 210

= 0,52  e1 = 0,52

Elastisitas pendapatan barang Y(eI) negative maka Y merupakan barang inferior

5. Fungsi kepuasan total (TU) ditunjukkan oleh persamaannya :

TU = 17X + 20Y – 2X2 – Y2

Harga X(Px) = 3.000


Harga Y(Py) = 4.000
Pendapatan Anas (I) = 22.000

57
a. Kendala
X. Px + Y . Py = 1
3.000 X + 4.000 Y = 22.000
3 X + 4Y = 22

Kepuasan maksimum
𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦
=
𝑃𝑥 𝑃𝑦

𝑑𝑇𝑈 𝑑𝑇𝑈
MUx = MUy =
𝑑𝑥 𝑑𝑦

= 17 – 4X = 20 . 2 Y
𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦 17 .4 𝑋 20−2 𝑌
= =
𝑃𝑥 𝑃𝑦 3.000 4.000

4(17-4X) = 3(20 – 2Y)


68 – 16X = 60 – 6Y
16X – 6Y = 8

Persamaan 1 dan persamaan 2 disubstitusikan :


3X + 4Y = 22 Persamaan 1 dikali 3
16X + 6Y = 8 Persamaan 2 dikali 2
Menjadi
9X + 12Y = 66
32X - 12Y = 16
---------------------------- +
41X = 82
X = 82/41  X =2

58
3X + 4 Y = 22 karena X = 2 maka
3(2) + 4 Y = 22
6 + 4Y = 22
4Y = 22 -6
4Y = 16
Y = 16/4  Y = 4

Anas akan memperoleh kepuasan yang maksimum apabila ia mengkonsumsi barang


X sebanyak 2 unit dan barang Y sebanyak 4 Unit

b. Pada konsumsi barang X sebanyak 2 unit dan Y sebanyak 4 unit, maka :

TU = 17 X + 20 Y – 2 x2 – y2
= 17(2) + 20(4) – 2(2)2 – (4)2
= 34 + 80 – 8 – 16
= 90

Kepuasan total yang diperoleh Anas sebesar 90

𝑑𝑇𝑈 𝑑𝑇𝑈
MUx = MUy =
𝑑𝑥 𝑑𝑦

= 17 – 4 X = 20 – 2y
= 17 – 4(2) = 20 – 2(4)
= 17 - 8 = 20 – 8
=9 = 12

59
Anas memperoleh kepuasan marginal dari barang X sebesar 9 dan kepuasan marginal
dari barang Y sebesar 12

c. Prinsip ekonomi yang nampak bahwa Anas sebagai konsumen berusaha


memaksimumkan kepuasannya dalam mengkonsumsi barang dengan batasan
anggaran yang ia miliki.

6. Kepuasan total (TU) ditunjukkan persamaan :


TU = 20 + 2 X + 3 XY + 4 Y
Harg barang X(Px) = 10
Harga barang Y(Py) =8
Pendapatan konsumen (M) = 80

a. Kendala :

X . Px + Y . P = M
X . 10 + Y . 8 = 10
------------------------
10 X + 8 Y = 80

Kepusan maksimum tercapai apabila

𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦
=
𝑃𝑋 𝑃𝑦

𝑑𝑇𝑈
MUx = =2+3Y
𝑑𝑋
𝑑𝑇𝑈
MUy = =4+3X
𝑑𝑦

60
Jadi
2+3 𝑌 4+3 𝑋
=
10 8

8 (2 + 3) = 10 (4 + 3X)
16 + 24 Y = 40 + 30 X
30 X – 24 Y = - 24
Persamaan 1 da 2 disubstitusikan
10 X + 8 Y = 80 Persamaan 1 dikali 3
30 X - 24 Y = - 24 Persamaan 2 dikali 1

30 X + 24 Y = 240
30 X - 24 Y = - 24
-------------------------------+
60 X = 216
X = 216/60 =3,6

Banyaknya X yang harus dikonsumsi adalah 3,6


10 X + 8 Y = 80 Karena X = 3, 6
Maka
10(3,6) + 8 Y = 80
36 + 8 Y = 80
8 Y = 80 – 36
= 44
Y = 44/8 = 5,5

Banyaknya Y yang harus dikonsumsi adalah 5,5

b. Besarnya kepuasan maksimum (TU) pada tingkat konsumsi X = 3,6 dan Y = 5,5
adalah sebesar :

61
TU = 20 + 2X + 3 XY + 4 Y
= 20 + 2(3,6) + 3(3,6((5,5) + 4 (5,5)
= 20 + 7,2 + 59,4 + 22
= 108, 6
c. Kendala :
X.Px + Y.P =M
X.8 + Y.8 = 10
---------------------------
8X + 8Y = 80 ………..(1)

Kepuasan maksimum tercapai apabila harga barang X (Px) berubah menjadi 8 akan
terjadi pada

𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦
= dan
𝑃𝑥 𝑃𝑦

𝑑𝑇𝑈
MUx = =2+3Y
𝑑𝑋
𝑑𝑇𝑈
MUy = =4+3X
𝑑𝑦

Jadi :

2+3 𝑌 4+3 𝑋
=
8 8
8(2+3Y) = 8(4+3X)
16 + 24 Y = 32 + 24 X
2+3Y=4+3X
3 X – 3 Y = - 2 ……2

62
Persamaan 1 dan 2 disubstitusikan
8X+8Y = 80 X 3
3X-3Y =-2X8

24 X + 24 Y = 240
24 X – 24 Y = - 16
------------------------------ +
48 X = 224
X = 224/48 = 4,7

Banyaknya yang harus dikonsumsi adalah 4,7

8 X + 8 Y = 80 karena X = 4,7
Maka :
8(4,7) + 8 Y = 80
37,6 + 8 Y = 80
8 Y = 80 – 37,6
= 42, 4
Y = 42,4/8 = 5,3

Banyak nya Y yang harus dikonsumsi adalah 5,3

d. Besarnya kepuasan maksimum (TU) pada tingkat konsumsi X = 4,7 dan Y = 5,3
adalah sebesar

TU = 20 + 2 X + 3 XY + 4 Y
= 20 + 2 (4.7) + 3(4, 75)(5,3) + 4 (5,3)
= 20 + 9,4 + 74, 73 + 21, 2
= 125, 33

63
e. Elastisitas harga untuk barang X (exx)
∆𝑄𝑥 𝑃𝑥
exx = . ∆𝑄𝑥 = Perubahan jumlah barang X yang diminta
𝐴𝑃𝑥 𝑄𝑥
∆𝑃𝑥= perubahan harga barang X
4,7−3,6 8
= . .
8−10 4,7
1,1 8
= . = 0,936
−2 4,7

Jadi elastisitas harga barang X adalah 0,936

f. Elastisitas silang antara barang X dan barang Y (exy)

∆𝑄𝑥 𝑃𝑦
exy = . ∆𝑄𝑥= perubahan jumlah barang X yang diminta
𝐴𝑃𝑦 𝑄𝑥

∆𝑃𝑦= perubahan harga barang Y

Jadi elastisitas silang antara x dan barang Y tidak bisa ditentukan karena peubahaan
harga barang Y(Py) tidak diketahui

g. Karena besarnya elastistas silang antara barang X dan Y tidak diketahui, maka
hubungan antara kedua barang tersebut tidak bisa ditentukan

7. Kepuasan yang diperoleh digambarkan persamaan :

TU = 10 = A1/3B2/3

Harga barang A (PA) = 8


Harga barang B (PB) = 16

64
a. Kepuasan total (TU) maksimum apabila :
Slope kurva indiferens = slope budget line
𝑃𝐵
MRSAB =-
𝑃𝐴
𝑑𝐴
MRSAB =-
𝑑𝐵

10 = A1/3B2/3
A1/3 = 10 B2/3
( A1/3)3 = (10 B2/3))3
A = 103B2

𝑑𝐴 (−2)103
= 10 3 (-2) B-3 = = MRSAB
𝑑𝐵 𝐵3

𝑃𝐴 𝑃(−2)103 16
MRSAB =-  =
𝑃𝐵 𝐵3 8

(−2)103
= -2 103 = B3  B 10
𝐵3

10 = A1/3B2/3 B = 10
10 = A1/3(10)2/3
10
A1/3 = = 10 – 102/3
102/3
A1/3 = A1/3  A = 10

65
Konsumen akan memperolah kepuasan yang maksimum apabila ia mengkonsumsi barang A
sebanyak 10 dan barang B sebanyak 10

b. Apabila ia mengkonsumsi barang A = 10 dan barang B sebanyak 10 unit, maka ia akan


memperoleh kepuasan total (TU) sebesar 10

c. Karena mengukur kepuasan dengan menggunakan kurva indiferens, maka pendekatan yang
digunakan dalam mengukur kepuasan konsumen tersebut adalah pendekatan ordinal

66
B. TEORI PRODUKSI DAN BIAYA
1. Teori Produksi
Pada setiap kegiatan produksi, seorang produsen terlebih dulu harus membuat
keputusan mengenai apa yang akan diproduksi, bagaimana cara memproduksinya, faktor
produksi yang digunakan dalam kegiatan produksi tersebut, jumlah barang / jasa yang akan
dihasilkan, dan sebagainya. Apabila masalah apa yang akan diproduksi dan jenis faktor
produksi apa yang digunakan sudah terpecahkan, sekarang tinggal masalah bagaimana cara
berproduksi agar dapat dicapai tingkat produksi yang optimal dari penggunaan faktor
produksi tersebut.
Hubungan antara jumlah barang yang akan dihasilkan dalam suatu kegiatan produksi
(output) dengan faktor –faktor produksi yang digunakan (input) dapat digambarkan dengan
menggunakan suatu kurva yang disebut dengan kurva produksi. Kurva produksi adalah kurva
yang menghubungakan titik-titik jumlah output yang dihasilkan pada berbagai input yang
digunakan pada tingkat teknologi tertentu.
Dalam suatu proses produksi , faktor produksi (input) dapat dikelompokan menjadi
dua macam, yaitu input tetap dan input variabel . Input tetap adalah input yang jumlahnya
tetap dalam suatu proses produksi. Atau juga dapat dikatakan bahwa input tetap adalah input
yang dalam jangka waktu relatif pendek tidak akan berubah. Sedangkan input variabel adalah
input yang jumlahnya dapat berubah dalam suatu proses produksi. Atau juga dapat dikatakan
bahwa input variabel adalah input yang dalam jangka waktu relatif pendek akan berubah.
Suatu kegiatan produksi dalam jangka yang relatif pendek , yaitu suatu kegiatan
produksi dimana produsen tidak mampu mengubah input tetapnya, penambahan input
variabel akan dapat menambah jumlah output yang dihasilkan. Akan tetapi tingkat
penambahan output tersebut semakin lama semakin berkurang sampai pada tingkat
penggunaan jumlah input tertentu yang mengakibatkan output justru berkurang dengan
adanya penambahan input yang digunakan. Proses ini dikenal dengan tambahan hasil yang
semkain berkurang (diminishing marginal return)

67
Untuk lebih memperjelas pengertian mengenai hubungan antara jumlah output dengan
berbagai jumlah input variabel yang digunakan, misalnya suatu kegiatan produksi dibidang
pertanian yang menggunakan tanah sebagai input tetap dan tenaga kerja sebagai input
variabel. Pada tahap awal dari kegiatan produksi tersebut digunakan tenaga kerja yang relatif
sedikit dibandingkan dengan tanah yang tersedia untuk digarap. Dengan adanya penambahan
tenaga kerja yang digunakan akan menambah jumlah output yang dihasilkan. Penambahan
tenaga kerja berikutnya akan menambah jumlah output yang dihasilkan, akan tetapi pada
tingkat penambahan input tertentu, penambahan output tersebut akan semkain berkurangf
(law of diminishing marginal product). Kegiatan produksi seperti contoh diatas dapat
menggambarkan pola hubungan antara input variabel (tenaga kerja) dengan jumlah output
yang dihasilkan . Gambar 2.1 menggambarkan hubungan antara input variabel (tenaga kerja)
dan input tetap (tanah) dengan jumlah output yang dihasilkan.

Gambar 2.1

Dalam suatu proses produksi secara teoritis terdapat 3 rnagkaian tahap produksi, yaitu
tahap I, tahap IIdn tahap III. Masing –masing tahapan produksi tersebut menggambarkan
tingkat kombinasi input yang berbeda-beda. Secara teoritis, kombinasi faktor produksi (input)
yang secara teknis rasional adalah kombinasi input yang termasuk dalam tahap produksi II
seperti yang terlihat pada gambar 2.2. hal ini disebabkan karena pada tahap produksi II, baik
produktivitas input variabel maupun tahapan produksi secara teknis mencapai tingkat yang
maksimal

68
Gambar 2.2.

Kombinasi input pada tahap produksi II besarnya produksi rata-rata menurun,


sedangkan produksi marginal positif. Produksi rata-rata input variabel pada tingkat
produksi tertentu dari suatu kegiatan produksi adalah jumlah output yang dihasilkan dibagi
jumalh input variabel yang digunakan. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut

TP
APL = L

Keterangan :
APL : Produksi rata-rata input tenaga kerja ( Average Product of labor)
TP : produksi total ( Total Product )
L : jumlah tenaga kerja ( Labor )

69
Produksi marginal input variabel pada tingkat produksi tertentu dalam suatu kegiatan
produksi adalah perbandingan antara tambahan jumlah barang yang dapat dihasilkan dengan
tambahan input variabel sebanyak satu unit. Atau matematis dapat ditulis sebagai berikut :
ΔTP δTP
APL = =
ΔL δL
Keterangan :
MP : produksi marginal input tenaga kerja (Marginal Product of labor)
∆TP : perubahan produksi total
∆L : perubahan jumlah tenaga kerja.
Dari Gambar 2.2 dapat kita lihat hubungan antara kurva produksi total (TP), produksi
rata-rata (AP), dan produksi marginal (MP) pada suatu kegiatan produksi yang menggunakan
satu macam input variabel, yaitu tenaga kerja (L).
Pada tahap awal penggunaan sejumlah tenaga kerja (O – Lo) dapat meningkatkan jumlah
output (TP). Kondisi ini ditunjukan oleh kurva TP yang menaik. Pada tahap ini kurva
produksi marginal tenaga kerja (MPL) menaik, karena proporsi kenaikan jumlah output
menaik dengan bertambahnya satu unit tenaga kerja. Kemudian pada tingkat penggunaan
tenaga kerja tertentu (Lo - L1 ), proporsi kenaikan jumlah output semakin berkurang / lebih
kecil dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja pada jumlah sebelumnya. Pada tingkat
penggunaantenaga kerja ini peningkatan output mulai menurun dan kurva produksi marginal
menurun.peningkatanoutput maksimum dari menambah satu unit tenaga kerja terjadi pada
titik belok kurva TP, pada keadaan ini kurva produksi marginal mencapai titik puncaknya
(pada penggunaan tenaga kerja sebanyak L1). Apabila penambahan tenaga kerja tidak
meningkatkan output , maka kurva TP maksimum. Pada tingkat penggunaan tenaga kerja ini
(L2) kurva MPL memotong sumbu datar. Artinya pada tingkat penggunaan tenaga kerja
tersebut (L2), besarnya produksi marginal sama dengan nol.
Produksi rata-rata tenaga kerja akan mencapai nilai maksimum pada jumlah
penggunaan tenaga kerja dimana kurva produksi total (TP) yang disebelah atas
bersinggungan dengan garis lurus yag ditarik dari titik origin (titik potong antara sumbu datar

70
dan sumbu tegak), yaitu pada pengunakan tenaga kerja sebanyal L1 . Penggunaan tenaga kerja
lebih dari L1, akan mengakibatkan produksi rata-rata menurun. Ini ditunjukkan oleh bentuk
kurva produksi rata-raat (APL) menurun . kurva APl, tidak akan memotong sumbu datar pada
tingkat pengguanan tenaga kerja berapapun jumlahnya.
Dalam suatu kegiatan produksi yang menggunakan dua macam input variabel,
hubungan fungsional antara jumlaj input yang digunakan dengan jumlah output yang
dihasilkandapat dijelaskan dengan kurva isoquant. Kurva isoquant adalah kurva yang
menghubungkan berbagai titik kombinasi penggunaan dua input variabel yang digunakan
untuk menghasilkan output yang sama banyaknya.
Secara umum bentuk kurva isoquant dari kegiatan produksi mempunyai cirri-ciri
sebagai berikut:
1. Kombinasi input yang relevan mempunyai kemiringan negatif;
2. Cembung ke arah origin;
3. Tidak saking berpotongan antara isoquant yang satu dengan isoquant yang lain;
4. Isoquant yang letaknya semakin jauh terhadap titik origin menunjukkan kombinasi yang
menghasilkan output yang lebih banyak.

Kurva isoquant berbentuk cembung kea rah titik origin menunjukkan bahwa kemampuan
mengganti secara fisik(marginal rate of technical substitutions) antara input yang satu
terhadap input yang lain semakin lama semakin berkurang. Sedangkan kurva isoquant yang
tidak saling memotong satu sama lain mengandung makna bahwa tidak mungkin dua macam
kurva isoquant yang bberbeda dapt menghasilkan tingkat output yang sama banyaknya.
Suatu kegiatan produksi yang menggunakan dua macam input variabel dapat diturunkan /
diperoleh kurva isoquantnya. Misalnya dalam kegiatan produksi menggunakan input variabel
X1 dan X2 dan jumlah output yang dapat dihasilkan (Q) seperti ditunjukkan oleh persamaan
produksi berikut ini : Q = 2X1 + X2
Apabila dari kegiatan produksi itu diinginkan jumlah output yang dihasilkan adalah 20
unit, maka beberapa kombinasi input yang dapat menghasilkan jumlah output yang
diinginkan adalah sebagai berikut :
Q = 20

71
X1 X2
1 18
2 16
3 14
4 12
dst dst

Kombinasi input pada tabel 2.1 dapat dibuat kurva isoquantnya, yaitu seperti terlihat pada
gambar 2.3.

X2

18

16

12

14

0 1 2 3 4 X1

Gambar 2.3

Kombinasi input yang akan menghasilkan ongkos produksi minimum dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan kurva isoquant. Dalam suatu proses produksi yang
menggunakan input variabel X1 , X2, X3, ….., Xn , maka ongkos produksi minimum akan dicapai
apabila perbandingan antara produksi marginal secara fisik ( Marginal Physical Product)
setiap input dengan harganya sama besar. Atau secara matematis dapat diitulis sebagai
berikut :

72
𝑀𝑃𝑃𝑋1 𝑀𝑃𝑃𝑋2 𝑀𝑃𝑃𝑋3 𝑀𝑃𝑃𝑋𝑛
= = = ……..=
𝑃𝑥1 𝑃𝑥1 𝑃𝑥3 𝑃𝑥𝑛

Yang menyatakan, bahwa :


MPPx1, MPPx2 , MPPx3 ,, MPPxn : marginal physical product input variabel X1, X2, X3 ,…. . Xn
Px1 , px2 , Px3, ….., Pxn : harga input variabel X1, X2 , X3, ……, Xn

Persamaan yang menunjukkan kombinasi input yang mengakibatkan ongkos minimum


disebut dengan dalil least cost combinatiation (LCC).
Kombinasi input yang mengakibatkan ongkos produksi minimum ( pada tingkat LCC)
belum tentu mendatangkan keuntungan maksimum bagi produsen tersebut. Karena pada
tingkat LCC tersebut, produsen hanya mencapai ongkos produksi yang minimum.
Produsen akan memperoleh laba maksimum apabila ia berproduksi dengan LCC dengan
ketentuan bahwa perbandingan antara produksi marginal secara fisik (marginal Physical
Product) setiap input dengan harganya sama besar dan sama dengan seperharga output atay
secara matemtis dapat di tulis sebagai berikut:
MPPx1 MPPx2 MPPx3 MPPxn 1
= = =⋯ = =
Px1 Px2 Px3 Pxn Pq

Yang menyatakan, bahwa:


MPPx1 , MPPx2, MPPx3, ., MPPxn : marginal physical product input variabel X1, X2,X3,……, Xn;
Px1,Px2,Px3,….., Pxn : harga input variabel X1, X2, X3,…..,Xn
Pq : harga output yang dihasilkan.

Persamaan yang menunjukkan kombinasi input variabel yang mengakibatkan


produsen tersebut memperoleh keuntungan maksimum disebut dengan dalil keuntungan
maksimum.
Pada umumnya setiap fungsi produksi dengan dua macam input variabel dapat
digambarkan dengan suatu kurva isoquant. Misalnya suatu kegiatan produksi yang
menggunakan dua macam input variabel yaitu modal dan tenaga kerja. Kurva isoquant dari

73
kombinasi penggunaan kedua macam input tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar
2.4.

M
o
d
a
L L3

L2
L1

0 Tenaga Kerja

Gambar 2.4

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa daerah yang relevan dari kombinasi
input pada suatu kurva isoquant adalah daerah kombinasi pada kurva isoquant yang
mempunyai kemiringan negatif. Kombinasi input pada kurva isoquant yang mempunyai slope
positif dikatakan tidak relevan karena pada kombinasi input tersebut dengan menambah input
akan dapat menurunkan jumlah output.
Batas kombinasi input variabel yang relevan dari setiap kurva isoquant dihubungkan
satu sama lain akan diperoleh suatu garis yang disebut garis-garis temberang (ridge lines) .
garis OK dan garis PL pada gambar 2.5 adalah garis-garis temberang (ridge lines) dalam
kegiatan produksi tersebut. Garis-garis ini memisahkan antara daerah produksi yang
ekonomis (relevan) dengan daerah yang tidak ekonomis (tidak relevan). Daerah ekonomis

74
pada kurva isoquant ini merupakan daerah produksi tahap II dari masing-masing input
variabel yang digunakan.
Dalam suatu kegiatan produksi, kemampuan produsen dalam menyediakan input yang
digunakan dibatsi oleh anggaran yang tersedia. Kemampuan pprodusen dalam menyediakan
input yang digunakan dalam suatu kegiatan produksi digambarkan dengan suatu garis
anggaran (kurva isocost). Persamaan kurva isocost dalam suatu kegiatan produksi yang
menggunakan input modal (K) dan input tenaga kerja (L) dengan anggaran (I) adalah sebagai
berikut :
Pk K + PLL = I
Keterangan :
Pk dan PL : masing-masing adalah harga input modal dan harga input tenaga kerja;
K,L : masing-masing jumlah modal dan tenaga kerja yang dibeli;
I : anggaran yang tersedia untuk membeli input modal dan tenaga kerja dalam
kegiatan produksi tersebut.
Dengan persamaan kurva isocost tersebut diatas dapat diperoleh kurva isocost seperti
yang terlihat pada gambar 2.5.
K

1
𝑃𝑥

PxK + PL.L = 1

1
0 1
𝑃𝑥

Gambar 2.5

75
Kurva isocost adalah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi input yang
dapat disediakan oleh produsen dalam suatu kegiatan produksi dengan anggaran yang
tersedia. Setiap kombinasi input yang dibeli pada kurva isocost yang sama membutuhkan
anggaran yang sama besarnya.
Kombinasi optimal dalam suatu kegiatan produksi dengan menggunakan dua macam
input variabel K dan L tercapai pada tingkat penggunaan input dimana kurva isoquant
bersinggungan dengan kurva isocost. Penggunaan input modal sebesar Ko dan tenaga kerja Lo
pada gambar 2.6. menunjukkan kombinasi input yang optimum.

Gambar 2.6

Penentuan kombinasi input optimum seperti yang dilakukan di atas dilakukan dengan
menggunakan metode grafis. Metode matematis juga dapat digunakan untuk menentukan
kombinasi input variabel yang optimum, yaitu kombinasi input input optimum dapat dicapai
apabila kemiringan (slope) kurva isoquant sama dengan den gan kemiringan (slope) kurva
isocost. Bearnya kemiringan isoquant sama dengan tingkat batas penggantian secara teknis

76
input tenaga kerja bagi input modal (Marginal Rate of Technical Substitution L for K / MRTSL
for K). sedangkan besarnya kemiringan kurva isocost sama dengan perbandingan antara harga
input tenaga kerja dengan harga input modal. Atau secara matematis dapat digambarkan
sebagai berikut:

W
MRTSL for K =
r

Keterangan :
MRTSL for K : tingkat batas penggantian secara teknis input tenaga kerja bagi input modal;
W : harga input tenaga kerja (tingkat upah);
R : harga input modal (tingkat bunga).

Tingkat teknologi yang diguakan dalam suatu kegiatan produksi akan menghasilkan
beberapa kemungkinnan kombinasi input untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Pada
berbagai tingkat anggaran yang tersedia akan menghasilkan berbagai tingkat kombinasi input
yang optimum. Apabila beberapa titik kombinasi input optimum ini dihubungkan satu sama
lain akan menghasilkan garis perluasan produksi (expantion path) bagi kegiatan produksi
tersebut.
Garis OS pada grafik yang terlihat dari mgambar 2.7 menunjukkan garis perluasan
produksi (expantion path) bagi kegiatan produksi tersebut.

77
Gambar 2.7

Dengan tingkat teknologi tertentu dan anggaran yang tersedia untuk membeli input seperti yang
ditunjukan oleh kurva LK, kombinasi input optimum terjadi pada titik persinggunganantara kurva
isocost LK dengan kurva isoquant Io ,yaitu titik A. apabila anggaran yang tersedia untuk membeli
input meningkat, misalnya menjadi L’K’ , maka produsen akan berproduksi pada kombinasi input
yang dicerminkan oleh titik B. karena pada titik ini tercapai kombinasi input optimum. Demikian juga
anggaran yang tersedia untuk membeli input meningkat lagi, misalnya menjadi L” K”, maka produsen
akan berproduksi pada kombinasi input yang dicerminkan oleh titik C. karena pada titik ini tercapai
kombinasi input optimum. Titik A,B, dan C dihubungkan satu sama lain akan diperoleh garis OS,
yaitu garis perluasan produksi (expantion path0 dari kegiatan produksi tersebut.
Kegiatan produkdi yang menggunakan dua macam input variabel , hubungan fungsional antara
output dengan input sering digunakan fungsi produksi yang dikemukakan oleh Cobb dan Douglas,
yaitu fungsi produksi Cobb-Douglas. Bentuk fungsi Cobb-douglas ini sangat unik. Dari fungsi
produksi tersebut dapat diketahui dengan mudah aspek-aspek produksi marginal, produksi rata-rata,

78
tingkat kemampuan batas untuk mengganti antara input yang satu dengan input yang lain, intensitas
penggunaan input, dan efisiensi suatu kegiatanproduksi secara keseluruhan.
Bentuk umum fungsi produksi Cobb-Douglas dapat ditulis sebagai berikut:
Misalnya dalam kegiatan produksi tersebut menggunakan dua macam input variabel yaiyu modal (K)
dan tenaga kerja (L)

Q = k LαKβ

Yang menyatakan, bahwa:


Q : jumlah barang/ jasa yang dihasilkan (output)
L,K : jumlah tenaga kerja dan modal yang digunakan (input)
K, α,β : konstanta

Dari fungsi produksi Cobb-Douglas seperti contoh diatas dapat diketahui beberapa aspek
produksi sebagai berikut:

1. Tingkat produksi marginal (MP) dari masing-masing input.


Produksi marginal input L ( MP) adalah

dQ
MPL = =α
dL

Produksi marginal input K (MPk) adalah:

dQ
MPk = =Ь
dK

2. Tingkat kemampuan batas penggantian secara teknis input tenaga kerja terhadap modal
(MRTSL for K )

δQ/δL 𝛿𝐾
MRTSL for K = =
δQ/δK 𝛿𝐿

79
3. Intensitas penggunaan input . dalam model fungsi produksi Cobb- Douglas, intensitas
penggunaan input dapat dilihat dari angka perbandingan antara α dan β.
a. Semakin besar angka perbandingan antara α dan β, maka kegiatan produksi tersebut lebih
banyak menggunakan input tenaga kerja ( labor intensive)
b. Semakin kecil angka perbandingan antara α dan β, maka kegiatan produksi tersebut lebih
banyak menggunakan input model ( capital intensive)
4. Derajat perubahan output apabila semua input variabel berubah dengan proporsi yang sama
besar.
a. Apabila α + Ь > 1 , maka fungsi produksi tersebut menunjukkan perubahan output
dengan perbandingan yang lebih besar dari skalanya ( increasing return to scale )
b. Apabila α + β = 1 , maka fungsi produksi tersebut menunjukkan perubahan output
dengan perbandingan yang sama besar dengan skalanya ( constant return to scale )
c. Apabila α + β < 1, maka fungsi produksi tersebut menunjukkan perubahan output dengan
perbandingan yang lebih kecil dari skalanya ( decreasing return to scale )

2. Teori Biaya
Dalam pengertian ekonomi, yang dimaksud dengan biaya adalah semua beban
financial yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan barang / jasa agar siap
digunakan oleh konsumen, baik betul-betul dikeluarkan (explicitcost ) maupun yang tidak
betul-betul dikeluarkan, misalnya dari milik sendiri (implicit cost)
Seperti halnya dengan produksi, biaya yang harus ditanggung produsen dalam suatu
kegiatan produksi dapat dihubungkan dengan jumlah barang / dan jasa yang diproduksi.
Kurva yang menghubungkan titik-titik besarnya biaya produkdi pada berbagai jumlah barang/
jasa yang dihasilkan disebut kurva biaya. Kurva biaya produksi ini dapat diturunkan .
diperoleh dari suatu fungsi biaya produksi. Dalam suatu fungsi biaya produksi beranggapan
bahwa harga input faktor produksi yang digunakan tidak berubah.
Biaya produksi pada suatu kegiatan produksi jangka pendek dibedakan menjadi dua
macam, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya untuk faktor produksi
tetap seperti baiaya sewa, bunga modal, harga mesin. Biaya variabel adalah biaya untuk
faktor produksi variabel, seperti bahan baku, tenaga kerja.

80
Biaya total (YC) adalah biaya tetap total (TFC) ditambah biaya total variabel (TVC)
atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC : biaya total ( Total Cost)
TFC : biaya tetap total (Total Fixed Cost)
TVC : biaya variabel total (Ttotal Variabel Cost )

Dari persamaan biaya total dapat diturunkan biaya rata-rata dan biaya marginal. Biaya
rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit hasil produksi .
sedangkan biaya marginal adalah kenaikan biaya produksi sebagai akibata penambahan satu
unit barang / jasa yang dihasilkan , atau secara matematis , biaya produksi rata- rata dapat
ditentukan dengan formulasi sebagai berikut:

TC
AC =
Q

Keterangan:
AC : biaya total rata-rata ( Average Cost)
TC : biaya total ( Total Cost)
Q : jumlah output yang dihasilkan.

Sedangkan biaya produksi marginal dapat ditentukan dengan formulasi sebagai berikut :
ΔTC δTC
MC = =
ΔQ δQ

Keterangan :
MC : biaya marginal ( Marginal Cost )
∆TC : kenaikan biaya total
∆Q : kenaikan jumlah output yang dihasilkan
δTC/δQ : turunan pertama fungsi TC terhadap Q

81
biaya tetap rata-rata (average fixed cost / AFC) dan biaya variabel rata-rata (average variable
cost /AVC) dapat diturunkan dari biaya tetap total dan biaya variabel total. Biaya tetap rata-rata
adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output. Sedangkan biaya
variabel rata-rata adalah biaya variabel yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satuy unit output
pada tingkat tertentu. Besarnya biaya tetap rata-rata dan biaya variabel rata-rata dapat ditentukan
dengan fsebagai berikut:
TFC
AFC =
Q

TVC
AVC =
Q

Keterangan :
AFC : biaya tetap rata-rata ( Average Fixed Cost );
TFC : biaya tetap total (Total Fixed Cost );
AVC : biaya variabel rata-rata (Average Variable Cost );
TVC : biaya variabel total (Total Variable Cost);
Q : jumlah output yang dihasilkan.

Menurut teori produksi konvensional, bentuk kurva produksi dari suatu input variabel pada
umumnya berbentuk nonlinear. Pada tahap awal bentuk kurva produksi cembung ke arah garis
horizontal (garis yang ditempati variabel jumlah output yang dihasilkan ), dan selanjutnya cembung
ke atas. Ini menunjukkan berlakuknya law of diminishing return dalam kegiatan produksi jangka
pendek. Bentuk kurva produksi biaya variabel jangka pendek merupakan kebalikan kurva produksi
dari input variabel. Perhatikan gambar 2.8 pada grafik 1 menggambarkan kurva produksi dari satu
input , yaitu tenaga kerja (L). dan pada grafik 1 menggambarkan kurva biaya produksi dari suatu input
variabel pada berbagai jumlah output yang dihasilkan.

82
Gambar 2.8

Gambar 2.9

83
Dalam suatu kegiatan produksi dengan satu macam input variabel, pada saat kurva
produksi marginal (kurva MP) mencapai nilai maksimum, maka kurva biaya marginal (kurva
MC) mencapai nilai maksimum. Dengan demikian pada saat kurva produksi rata-rata (kurva
AP) mencapai nilai maksimum, kurva biaya rata-rata (kurva AC) minimum. Jadi dalam satu
set kurva biaya produski yang lengkap, pada saat biaya rata-rata minimum, biaya rata-rata
(kurva AC dengan kurva biaya marginal (kurva MC) pada kurva AC minimum. Kesamaan
biaya rata-rata dengan biaya marginal pada saat biaya rata-rata minimum ini dapat juga
dibuktikan dengan cara matermatis. Penulis menyarankan saudara untuk mencoba sendiri.
Kurva biaya rata-rata jangka anjang diturunkan dari titik-titik singgung antara kurva
isoquant dan kurva isocost pada sautu tingkat penggunaan input variabel tertentu. Hal ini
menunjukkan bahwa pada setiap titik yang terdapat pada kurva biaya produksi jangka
panjang produsen selalu berpoduksi pada tingkat kombinasi penggunaan input yang
menghasilkan biaya minimum (least cost combinations) gambar 2.10 menunjukkan kurva
biaya rata-rata jangka panjang.

Gambar 2.10

84
Kurva biaya rata-raa jangka panjang merupakan kumpulan dari kurva biaya rata-rata
jangka pendek. Kumpulan dari kurva biaya rata-rata jangka pendek akan membentuk kurva
biaya rata-rata jangka panjang yang disebut kurva amplop (envelope curve). Dalam teeri
biaya produksi, bentuk kurva biaya rata-rata jangka panjang pada tahap awal produksi
berbentuk cembung ke arah sumbu datar (sumbu yang ditempati jumlah output) dan
selebihnya cembung ke atas membentuk huruf U. bentuk kurva biaya semacam ini
merupakan cerminan dari berlakunya economies of scale dan diseconomies of scale.
economies of scale adalah turunnya biaya rata-rata jangka panjang sebagai akibat
diperluasnya skala produksi. Turunnya biaya ini mungkin diakibatkan oleh hal-hal seperti
pembagian kerja yang semakin baik, harga input lebih murah, ongkos promosi.
Sedangkan diseconomies of scale adalah naiknya biaya rata-rata jangka panjang sebagai
akibat diperluasnya skala produksi. Naiknya biaya ini mungkin diakibatkan oleh hal-hal
seperti keterbatasan manajerial pimpinan hatga input naik.

1. Teori Produksi
SOAL-SOAL
A. Jawablah (B) apabila pernyataan di bawah ini benar dan (S) apabila salah
1. Produsen yang rasional akan berproduksi di Daerah Produksi Tahap (Stage) Dua
2. Pada waktu nilai produksi marginal mencpai maksimum maka nilai produksi rata-
rata sama dengan produksi marginal
3. Kombinasi input tetap dan variabel yang rasional adalah kombinasi yang terletak di
daerah I
4. Dalam jangka pendek produsen akan segera menutup usahanya apabila menderita
rugi yang melebihi biaya produksi tetapnya
5. Least Cost Combination (LCC) terjadi pada waktu isoquant terletak di bawah isocost
6. Kurva APP dan MPP berpotongan di titik maksimum TPP

85
7. Bentuk fungsi produksi berikut : Q = 20 L1/2K1/2 adalah termasuk bentuk fungsi
produksi IRS (Increasing Return to Scale)
8. Pada tingkat penggunaan input L di mana menghasilkan produksi marginal (MPP1)
maksimum, maka berarti pada tingkat hasil produksi tersebut biaya produksi variabel
(dengn anggapan L adaah satu-satunya input variabel) juga maksimum.
9. Daerah produksi yang rasional adalah daerah produksi di mana produksi rata-rata
(AP) menurun, tetapi nilai produksi marginalnya (MP) positif
10. Semakin mahal harga input variabel L terhadap input tetap K, maka produsen yang
rasional akan menggunakan kombinasi yang mendekati garis batas antara daerah II
dan III
11. Pada waktu produksi rata-rata input L (APL) maksimum, maka elastisitas produksi
terhadap input L besarnya Satu
12. Produsen yang rasional, berapapun harga input L dan K selalu akan berproduksi di
daerah yang terletak di antara lower ridge-line dan upper ridge-line
13. Fungsi produksi ini Q = 10L2/3K1/3 adalah merupakan fungsi produksi constant retirn
to scale (CRSCRS)
14. Pada waktu kurva produksi total di titik balik (inflection point), maka kurva produksi
marginal adalah maksimum. Dan tingkat output tersebut pasti biaya produksi
marginal (MC) minimum
15. Elastisitas produksi merupakan rasio (perbandingan) antara AP dengan TPP
16. Kalau harga bahan baku naik (cateris paribus), maka kurva penawaran barang
tertentu akan bergeser ke kiri atas
17. Salah satu yang menyebabkan economics of scale adalah spesialis kerja

86
18. Biaya produksi minimum untuk menghasilkan output sejumlah tertentu terjadi pada
waktu isoquant berada di isocost
19. Kombinasi input yang optimal tercapai apabila
Produk marginal tenaga kerja Tingkat Upah
= Tingkat bunga
Produk Marginal modal

20. Apabila kurva produksi total (TP) maksimum, maka produksi marginal juga
maksimum

B. Pilih salah satu jawaban yang paling benar


1. Seorang produsen memiliki anggaran untuk membeli input K dan L sebesar Rp
50.000, - Harga Input K adalah Rp 250, - per unit dan harga input L adalah Rp 200, -
per unit. Untuk menghasilkan tingkat produksi pada keadaan least cost combination
harus dibeli
a. Input L sebanyak 250 unit
b. Input L sebanyak 200 unit
c. Input K sebanyak 200 unit dan input L sebanyak 200 unit
d. Jawaban a, b, dan c semua salah
e. Jawaban a, b, dan c semua benar
2. Bila MRSTLK adalah 2, maka MPK/MPL adalah
a. 2
b. 1
c. ½
d. 4
e. Jawaban a s/d d semua salah
3. Jalur perluasan produksi (expansion path) adalah analog dalam teori permintaan
konsumen dengan :
a. Price-comsumption curve
b. Engel curve

87
c. Income cumsumption curve
d. Budget constraint line
e. Jawaban a s/d d semua salah
4. Kurva yang menghubungkan titik-titik keseimbangan untuk membeli input, cateris
paribus, disebut :
a. Budhet line
b. Isocost line
c. Kurva Engel
d. Income Cunsumption Curve
e. Jawaban a s/d d semua salah
5. Tahap produksi (stage of production) I diakhiri oleh :
a. MPP maksimum
b. APP maksimum
c. MPP = APP maksimum
d. MPP = 0
e. Jawaban a s/d d semua salah
6. Tahap produksi (stage of production) II diakhiri oleh :
a. MPP maksimum
b. APP maksimum
c. MPP = APP maksimum
d. MPP = 0
e. Jawaban a s/d d semua salah
7. Pada tahap produksi II dengan satu input variabel :
a. Produksi marginal (MP)-nya menurun tetapi positif
b. Produksi rata-rata (AP) negatif
c. Produksi rata-rata (AP) menaik
d. Produksi rata-rata menaik dan produksi marginal (MP) menaik
e. Jawaban a s/d d semua salah
8. Apabila teknik produksi baru diterapkan pada suatu industry, kurva penawarannya

88
a. Menjadi lebih elastis
b. Menjadi kurang elastis
c. Bergeser ke bawah atau ke kanan
d. Bergeser ke atas atau kiri
e. Jawaban a s/d d semua salah
9. Produksi marginal (MP) akan sama dengan nol apabila
a. Produksi rata-rata sama dengan nol
b. Produksi rata-raa sama dengan produksi marginal
c. Produksi total sama dengan nol
d. Produksi total maksimum
e. Jawaban a s/d d semua salah
10. dari skedul produksi (yaitu hubungan antara jumlah buruh yang dipekerjakan dengan
produksi total didapatkan informasi bahwa pada jumlah buruh 2, maka besarnya
produksi total adalah 40. Dan pada jumlah buruh 5, maka besarnya produksi total
adalah 75. Atas dasar infomasi ini maka besarnya produksi marginal buruh adalah :
a. 10
b. 25
c. 11, 66
d. 4,32
e. Jawaban a s/d d semua salah
11. Isocost lin akan bergeser ke kanan apabila
a. Harga kedua faktor produksi naik
b. Harga salah satu factor produksi naik
c. Dana yang tersedia untuk membeli input bertambah dan cateris paribus
d. Jawaban a, b, dan c semua benar
e. Jawaban a, dan c semua salah
12. Pergeseran sepanjang kurva penawaran berarti bahwa
a. Suatu kenaikan di dalam jumlah yang ditawarkan
b. Suatu penurunan dalam harga
c. Suatu kenaikan di dalam penawaran

89
d. Suatu penurunan jumlah barang yang dijual
e. Jawaban a s/d d semua salah
13. Hubungan antara input modal (K) dan input tenaga kerja (L), dengan jumlah yang
produksi (Q) dapat diwakili oleh fungsi Cobb-douglas. Apabila diketahui bahwa
koefisien K ditambah koefisien L berjumlah 1, maka :
a. Produksi tersebut bersifat constant return to scale
b. Apabila K dan L dinaikkan dengan kelipatan 2 kali, maka Q akan naik dengan
dua kali juga
c. Koefisien K dan L menunjukkan masing masing elastisitas produksi kedua input
tersebut
d. Jawaban a, b, dan c semua benar
e. Jawaban a, dan c semua salah
14. Pada suatu fungsi produksi,input tenaga kerja (L) dipergunakan sebagai berikut ;
a. Produksi marginal L sudah < 0
b. Produksi rata-rata L sudah < 0
c. Elastisitas produksi L < 1
d. Elastisitas produksi L > 1
e. Jawaban a s/d d semua salah
15. Yang dianggap tetap (cateris paribus) dalam fungsi penawaran adalah :
a. Harga barang-barang lain, selera dan pajak
b. Harga barang-barang lain, selera dan pendapatan
c. Teknologi, selera, dan pajak
d. Teknologi pajak dan subsidi
e. Jawaban a s/d d semua salah
16. Apabila factor produksi yang digunakan dalam proses produksi (input) naik dengan
dua kali, sedang produk yang dihasilkan (output) naik dengan satu kali, maka
keadaan ini disebut :
a. Constant return to scale
b. Increasing return to scale
c. Decreasing return to scale

90
d. Tidak ada return to scale
e. Jawaban a s/d d semua salah
17. Bila anda mengetahui bahwa permintaan terhadap barang yang anda produksi
bersifat inelastic, maka upaya anda untuk meperoleh kenaikan di dalam penerimaan
total (TR) adalah dengan :
a. Menaikkan harga
b. Menurunkan harga
c. Menaikkan harga dan menurunkan harga sama saja
d. Jawaban a, b, dan c semua benar
e. Jawaban a, dan c semua salah
18. Isoquant-isoquant akan mempunyai arti yang ekonomis apabila
a. Berlereng negatif
b. Cembung ke arah titik origin (titik 0)
c. Tidak berpotongan satu sama lain
d. Berpotongan satua sama lain
e. Jawaban a s/d d semua salah
19. Andaikata harga input K = Rp 100, - per unit, harga input L = Rp 200, - per unit dan
anggaran yang disediakan untuk kedua jenis input tersebut sebesar Rp 1.600, - Dari
informasi tersebut di atas dapat diketahui slope isocostnya adalah (input L pada
sumbu horizontal dan input K pada sumbu datar)
a. 1/2
b. –8
c. 6
d. 2
e. Jawaban a s/d d semua salah
20. Apabila faktor produksi modal dinaikkan dua kali, faktor produksi kerja tetap,
mengakibatkan kenaikan output sebesar dua kali, maka ini dikenal dengan nama :
a. Constant return to scale
b. Increasing return to scale
c. Decreasing return to scale

91
d. Law of diminishing return
e. Jawaban a s/d d semua salah

C. Isilah titik-titik sesuai dengan perintah pada masing-masing pertanyaan


1. Isilah ttitik-titik yang terdapat dalam tabel di bawah ini
Input (masukan) Input (masukan)
TPX MPX TPL MPL
L K L K
1 1 10 1 a)
1 2 18 b) d) 1 c)
1 3 24 1 e)

Dalam proses produksi di atas diasusimkan berlakunya constant to scale

2. Di bawah ini adalah daftar kemungkinan produksi yang dihasilkan oleh 1 hektar tanah
Kemungkinan Beras (kuintal) Jagung (kuintal)
A 40 0
B 30 38
C 20 52
D 10 60
E 0 65

Dari tabel di atas dapat dihitung biaya alternative (opportunity cost) untuk memperoleh
tambahan produksi beras. Kalau tadinya produksi beras adalah 30 kuintal, maka biaya
alternatif untuk menambah produksi sebanyak 10 kuintal, dinyatakan dalam kuantitas
jagung adalah a……….. . Kalau data di atas dilukiskan dalam sebuah grafik, maka akan
tergambar kurva b………………

92
3. Grafik di bawah ini menunjukkan kurva produksi total (TP), kurva produksi marginal
(MP) dan produksi rata-rata (AP) pada suatu proses produksi dengan menggunakan dua
macam input, yaitu input K (modal) dan input L (tenaga kerja). Input K merupakan input
tetap (konstan) dan input L merupakan input variabel. Dalam suatu proses produksi
dapat dibagi tiga tahapan roduk, yaitu tahap produksi I, tahap produksi II, dan tahap
produksi III yang masing-masing tahap mempunya karaktristik sendiri-sendiri.

Dari grafik di atas maka


a. Tahapan produksi I dimulai pada tingkat produksi sebesar …….. dan diakhiri pada
tingkat produksi sebesar ……
b. Produksi rata-rata (AP) bernilai maksimum terdapat pada tahapan produksi …… dan
produksi marginal (MP) bernilai maksimum terdapat pada tahapan produksi …….
c. Pada produksi total (TP) maksimum, maka nilai produksi marginal (MP) adalah
………
d. Nilai produksi rata-rata (AP) sama dnegan nilai produksi marginal (MP) pada …….
Maksimum
e. Produsen yang rasional akan berproduksi pada tingkat output anatar ……….dan
………

93
D. Jelaskan dengan singkat istilah istilah dalm teori produksi dibawah ini
1. Optimum Rate of Output
2. Marginal Product of Labor
3. Rational Stage of Production
4. Least Cost Combination
5. Law of Diminishing Return
6. Fungsi produksi
7. Isoquant
8. Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)
9. Expansion Path
10. Input variabel
E. Selesaikan beberapa kasus di bawah ini sesuai dengan teori ekonomi yang saudara telah
pelajari
1. Diketahui fungsi produksi jangka pendek seorang produsen sebagai berikut :
Q = 3L + 2L2 – 0,1 L3
Dimana :
Q adalah jumlah output
L adalah input L (tenaga kerja)

Pertanyaan :
a. Bagaimana bentuk fungsi produksi rata-rata (APL)
b. Bagaimana bentuk fungsi produksi marginal (MPL)
c. Apabila produsen menghendaki produksi total (TP) maksimum, tentukan berapa
besarnya input L (tenaga kerja) yang harus digunakan ?
d. Apabila produsen menghendaki produksi rata-rata (APL) maksimum, tentukan
berapa input L (tenaga kerja) yang harus digunakan ?
e. Buatlah gambar yang melukiskan kurva-kurva produksi total (TP), produksi
marginal (MP) dan produksi rata-rata (AP). Kemudian bagilah kurva-kurva
tersebut menjadi 3 tahapan produksi sesuai dengan teori produksi.

2. Tabel di bawah ini menunjukkan produksi marginal (MP) dari input A dan input B
yang digunakan dalam suatu proses produksi

94
Input A MPA Input B MPB
4 9 7 6
5 8 8 5
6 7 9 4
7 6 10 3
8 5 11 2

Apabila diketahui harga input A (Pa) Rp 2, - per unit dan harga B (Pb) Rp 1, - per
unit, sedangkan anggaran yang tersedia untuk membeli kedua input tersebut sebesar
Rp 19, - , tentukan
a. Besarnya input A dan input B yang harus digunakan agar perusahaan tersebut
berproduksi pada tingkat biaya terendah (least cost combination).
b. Tingkat harga output agar produsen memperoleh keuntungan yang maksimum

3. Sebuah perusahaan dalam memproduksi suatu barang menghadapi isquant sebagai


beikut :
12 = L3/8K5/8
Dimana L adalah input tenaga kerja dan K adalah input modal
Apabila harga input tenaga kerja (PL) adalah Rp 3, - per unit dan harga input modal
(PK) adalah Rp 5, - per unit, tentukan
a. Jumlah tenaga kerja (L) dan input modal (K) yang harus digunakan untuk
memproduksi output sejumlah 12 unit, agar dicapai biaya yang minimum
b. Biaya minimum dalam proses produksi tersebut

4. Dlam produksi beras seorang petani mengkombinasikan input tanah, bibit dan produk.
Hasil produksi dari mengkombinasi input-input tersebut terlihat pada tabel dibawah
ini

95
Input Kombinasi
I II III IV
Tanah (t) 5 7 5 5
Pupuk (p) 10 10 15 10
Bibit (b) 15 15 15 18

Jumlah produksi 100 110 105 112

Pertanyaan :
a. Berdasarkan data produksi yang terdapat pada tabel di atas, tentukan produksi
marginal dari input Tanah (MPt), produksi marginal pupuk (MPp) dan produksi
marginal bibit (MP)
b. Apabila harga input Tanah Rp 5, - per unit, harga input Pupuk Rp 1, - per unit dan
harga Bibit Rp 4, - per unit , apakah petani tersebut sudah berhasil
mengkombinasikan Tanah, Pupuk, dan Bibit secara optimum/efisien ?. Berikan
penjelasan

Jawab

A. Kunci pernyatan Benar (B) dan Salah (S)

1. B

Penjelasan :
Daerah produksi tahap I nilai produksi rata-rata (AP) menaik dan diakhiri dengan nilai
maksimum. Selama AP menaik, maka ongkos produksi rata-rata (AC) menurun. Jadi
produsen yang rasional tidak akan memilih tingkat produksi pada daerah produksi
tahap I. Di daerah produksi tahap II produksi marginal (MP) dari input bernilai
positif. Ini berarti penambahan input akan menambah output

96
Daerah produksi tahap II diakhiri dengan MP sama dengan nol dan selanjutnya bernilai
negatif . jadi apabila sesudah daerah produksi tahap II dilampaui, maka penambahan input
akan mengurangi jumlah output.
Dengan denikian, produsen yang rasional akan berproduksi pada daerah produksi tahap II

1. S
Penjelasan:
Nilai produksi rata-rata (AP) sama dengan nilai produksi marginal pada waktu
produksi rata-rata maksimum dan bukan pada waktu nilai produksi marginal
maksimum.

TP = f (L,K)
TP
APL = L
∂APL
APL maksimum pada waktu =0
∂L

TP
∂( )
L
=0
∂L

̅̅̅̅
f(L,K)
∂( )
L
=0
∂L

̅̅̅̅.𝐿−𝑓(𝐿.𝐾)
𝑓(𝐿,K)
𝐿2

̅̅̅. 𝐿 − 𝑓(𝐿. 𝐾) = 0  𝑓(𝐿, K)


𝑓(𝐿, K) ̅̅̅. 𝐿 − 𝑓(𝐿. 𝐾)

97
̅̅̅̅
𝑓(𝐿,K)
f(L, ̅̅̅
K) =  MPL = APL
𝐿

Jadi pada waktu APL maksimum APL sama dengan MPL

2. S
Penjelasan :
Kombinasi input variabel L dan input tetap K rasionaldi daerah II karena daerah ini
baik input L maupun input K dua-duanya mencapai produktivitas fisik yang
maksimal.

3. S
Penjelasan :
Apabila kerugian jangka pendek lebih besar daripada biaya tetapnya, maka produsen
lebih baik menutup usahanya karena apabila ia menutup usahanya, maka ia hanya
menderita rugi sebesar biaya tetapnya. Tetapi apabila ia masih berproduksi, maka ia
harus mengeluarkan biaya untuk menutupi biay atetap ditambah kerugian biaya
variabelnya.

4. S
Penjelasan :
Least Cost Combination (LCC= ongkos produksi minimum) terjadi pada waktu
isoquant sama dengan isocost. Atau dengan kata lain kurva isoquant menyinggung
kurva isocost. Lihat gambar dibawah ini.:

X2

1
𝑝𝑋1

X2

X1
0 X1 1
𝑝𝑋1

98
6. S
Penjelasan :
Kurva produksi rata-rata (APP) dan produksi marginal (MPP) berpotongandi titik
belok produksi total (TPP).

7. S
Penjelasan :
Pada fungsi produksi Cobb-Douglas:

Q = a LbKc

Apabila b + c > 1 increasing return to scale


b + c = 1 constant return to scale
b + c <1 decreasing return to scale
jadi karena b+ c = ½ = 1, maka temasuk fungsi produksi constant return to scale

8. S
Penjelasan:
Pada produksi marginal (MP) maksimum, maka biaya marginal (MC) adalah
minimum

9. B
Penjelasan :
Sama seperti penjelasan no. 1

10. B
Penjelasan :

99
Karena di daerah ini produktivitas input tetap K (APk) mencpai tingkat yang
maksimal. Sehingga apabila input tetap K relatif mahal disbanding input variabel L,
maka produsen akan berproduksi di daerah ini.

11. B
Penjelasan:
dAPL
APL maksimum apabila → =0
dL
TP d(TP⁄L)
APL = → =0
L dL

d(TP⁄dL) TP dTP TP
= =0→ =
L L2 dL L

MPL = APL
Elastisitas produksi L (eL) adalah :

dTP⁄TP dTP TP
eL = = = = MPL : APL
dL/L dL L

Karena pada APL maksimum MPL = APL

MPL
atau =1
APL

MPL
dan eL =
APL

maka pada waktu APL maksimum maka elastisitas produksi L (eL) adalah 1.

100
12. B

Penjelasan :
Sebab daerah yang terletak di antara dua ridge-line menunjukkan daerah II, baik
untuk input L maupun input K. hal ini karena nilai MP baik untuk L maupun k dua-
duanya positif.

13. B
Penjelasan :
Sama seperti penjelasan pada soal no. 7

14. S
Penjelasan :
Pada titik balik inflexion point kurva produksi, produksi rata-rata (AP) adalah
maksimum, sedangkan biaya marginal (MC) tidak sellau maksimum.

15. S
Penjelasan:
Elastisitas produksi L (eL) adalah :
dTP⁄TP dTP TP
EL = = : = MPL :APL
dL⁄L dL L

Jadi eL adalah MPL : APL dan bukan APP : TPP

16. B
Penjelasan :
Naiknya harga bahan baku mengakibatkan biaya produksi menjadi semakin mahal.
Jadi jelas dengan naiknya harga bahan baku, pada tingkat output yang sama, produsen

101
hanya sanggup menawarkan barangnya lebih sedikit ( garis penawaran bergeser ke
kiri atas)

17. B
Penjelasan :
Economics of scale adalah menurunya biaya rata-rata karena produsen memperluas
skala produksi. Adanya spesialisasi mengakibatkan semakin produktifnya cara
bekerja secara keseluruhan yang akibatnya akan menurunkan biaya rata-rata per unit
output

18. S
Penjelasan ;
Sama seperti soal nomor. 5

19. B
Penjelasan :
Kombinasi input optimal terjadi apabila :

MPL MPK MPL Pl


= atau =
Pl Pk MPK Pk

MPL adalah produksi marginal input tenaga kerja


MPK adalah produksi marginal input modal
Pl adalah harga input tenaga kerja
Pk adalah harga input modal

Karena harga input tenaga kerja = tingkat upah


Harga input modal = tingkat bunga

Maka kombinasi input optimum terjadi apabila :

102
Produksi marginal tenaga kerja tingkat upah
=
Produksi marginal modal tingkat bunga

20. S
Penjelasan :
Pada produksi total (TP) maksimum, maka produksi marginal (MP) sama dengan nol.

A. Kunci Jawaban soal-soal dalam bentuk pilihan berganda .

1 d 11 c
2 c 12 e
3 c 13 a
4 e 14 c
5 e 15 d
6 d 16 c
7 a 17 a
8 b 18 a
9 d 19 e
10 c 20 a

B. Penyelesaian soal-soal mengisi titik-titik


1. a. 10
b. 8
c. -1
d .1/3
e.8

2. a. 38 kuintal jagung
b.Isoquant

103
3. a. 0 dan Q1
b. akhir tahap produksi I dan awal tahap produksi II
c. Nol
d. Produksi rata-rata (AP)
e. Q1 dan Q2

C. Penyelesaian soal – soal menjelaskan istilah dalam teori produksi

1. Optimum rate of Output adalah tingkat output yang untuk memproduksinya


dalam jangka panjang dan membutuhkan biaya rat-rata terkecil. Secara grafik
tingkat output ini terjadi pada waktu kurva LRAC (Long Run Average Cost ) di
titik terendah (minimum).
2. Marginal Product of Labor adalah tambahan produksi total yang disebabkan
oleh bertambahnya penggunaan tenaga kerja (labor) dalam proses produksi.
3. Rational Stage of Production adalah daerah tingkat produksi dengan
penggunaan faktor produksi yang efisien.
Bagian yang di arsir pada gambar dibawah ini menunjukkan daerah tingkat
produksi yang rasional.

104
4. Least Coast Combination (LCC) adalah kombinasi dari penggunaan input dalam
suatu proses produksi dimana biaya yang digunakan adalah minimum.

Biaya produksi minimum dicapai apabila :


MPx1 MPx1 MPxn
= = …… = dan
Px1 Px2 Pxn

X1. Px1 + X2. Px2 + …… Pxn = I

Dimana :
MPx1, MPx2, ….., MPxn adalah produksi marginal dari faktor produksi x1, x2, ….xn
Px1, Px2,….., Pxn adalah harga faktor produksi x1, x2,x….., xn
X1, X2,……Xn adalah jumlah faktor produksi x1, x2,x….., xn yang
digunakan.
I adalah anggaran yng tersedia untuk membeli input.
5. Law of Diminishing Return adalah hukum yang mengatakan bahwa apabila
dalam suatu proses dimana input variabel ditambah , sedangkan input yang lain
tetap, maka tambahan output yang dihasilkan mula-mula naik, tetapi kemudian
menurun apabila input tersebut terus ditambah, dihasilkan. Kurva produksi
dibawah ini (dengan menggunakan satu input variabel L dan input lain tetap)
menunjukkan berlakunya Law of Diminishing Return.

TP

TP =f(L,K)

L
0

105
6. Fungsi Produksi adalah suatu scedul yang menggambarkan mjumlah output
maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor produksi tertentu dan pada
tingkat teknologi tertentu pula.
7. Isoquant adalah sebuah kurva yang menunjukkan kombinasi-kombinasi faktor
produksi pada berbagai kemungkinan tingkat output yang dapat dihasilkan.
8. Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) adalah suatu angka untuk
bertambahnya penggunaan faktor produksi yang lain untuk mempertahankan
tingkat output yang sama.
9. Expansion Path ( Garis Perluasan Produksi) adalah suatu garis yang
menunjukkan tingkat kombinasi input dengan biaya produksi minimum pada
berbagai tingkat output, dimana harga-harga input yang digunakan tetap.
10. Input Variabel adalah input/ faktor produksi yang jumlahnya dalam jangka
sangat pendek dapat berubah-ubah yang digunakan dalam suatu proses produksi.

D. Penyelesaian soal-soal kasus.


1. Fungsi Produksi total (TP)

TP = 3 L + 2 L2 – 0,1 L3

a. Fungsi produksi rata-rata dari L (APL):

TP 3L+ 2L2 − 0,1L3


APL = =
L L

APL = 3 + 2 L – 0,1 L2

b. Fungsi marginal dari L (MP1) :

106
dTP
MPL = = 3 + 4 L – 0,3 L2
dL

MPL = 3 + 4 – 0,3 L2

c. Produksi total (TP) maksimum.


dTP
TP maksimum apabila =0
dL

TP = 3L + 2 L2 – 0,1 L3
dTP
= 3 + 4 L – 0,3 L2 = 0
dL
3 + 4 L – 0,3 L2 = 0

Dengan menggunakan rumus abc, ditemukan nilai :

L1 = 0.67
L2 = 14.02
Karena jumlah inpu tidak mungkin negative, maka yang diambil nilai L2.
Jadi TP maksimum pada tingkat penggunaan input L sebanyak 14.

d. Produksi rata-rata (APL) maksimum.

dAPL
APL maksimum apabila =0
dL

APL = 3 + 2 L – 0,1 L2

dAPL
- 2 – 0,2L = 0
dL

107
2 – 0,2 L = 0

2 = 0,2L

2
L= → L = 10
0,2

e.

2. Besarnya input A dan B yang harus digunakan agar berproduksi pada tingkat
biaya terendah (Least Cost Combination / LCC)
a. Harga input A (Pa) = Rp 2,-
Harga input B (Pb) = Rp 1,-
Anggaran (I) = Rp 19,-

Syarat LCC :

108
MPA MPB
= dan A. Pa + B . Pb = 1
Pa Pb

Lihat tabel pada soal ( halaman 94 )


MPA = 8 pada penggunaan inpu A sebanyak 5
MPB = 4 pada penggunaan inpu B sebanyak 9

Pada tingkat ini syarat LCC terpenuhi, yaitu :

MPA MPB
= dan A. Pa + B . Pb = 1
Pa Pb
8 4
= dan 5.2 + 9.1 = 19
2 1
10 + 9 = 19
19 = 19
4 =4

Jadi kombinasi input dengan biaya produksi minimum tercapai pada


penggunaan input A sebanyak 5 unit dan input B sebanyak 9 unit.

b. Syarat optimum (keuntungan maksimum )

MPA MPB 1
= =
Pa Pb Pq

Dimana Pq adalah harga output.

8 4 1
= =
2 1 Pq

109
1 1
4= → Pq =
Pq 4

Jadi agar memperoleh laba maksimum, produsen harus menjual output pada
harga (Pq) = ¼

3. Isoquant yang dihadapi perusahaan :


12 = L3/8K5/8

Dimana L adlah tenaga kerja , K adalah modal

Harga input tenaga kerja (P) = Rp 3,-

Harga input modal (Pk) = Rp 5,-

a. Syarat biaya minimum (LCC):


Slope isoquant = minus rasio antara harga input
dL 𝑃𝑘
=
dK 𝑃𝑙

12 = L3/8K5.\8
12
L3/8 = 𝐾5/8 → L3/8 = 12 K5/8

(L3/8) = (12K3/5)8/3
L = 12 K8/3 K5/3
dL
= 128/3 (-5/3) K8/3
dK

110
dL 128/3
Atau = (-5/3)
dK K8/3

Pk 5
- = -
Pl 3

dL Pk (−5/3)128/3
Syarat LCC = → = -5/3
dK Pl 𝐿 8/3

128/3
=1
L8/3

128/3 = L8/3 → L = 12

12 = L3/8 𝐾 5/8 karena L = 12

12 = 123/8K5/8

12
12 123/8 = K5/8 → 12 (12)3/8 = K5/8

125/8 =
K5/8 →
K=12

Jadi untuk mencapai tingkat ongkos produksi yang minimum, input L dan
input K yang digunakan masing-masing sebesar 12
b. Biaya yang digunakan (I) :
I = Pl . L + Pk.K
= 3.12 + 5. 12

111
= 36 + 60
= 96
Jadi biaya yang digunakan sebesar 96.

4. a. Besarnya produksi marginal tanah (MPt), produksi marginal pupuk (MPp) dan
produksi marginal bibit (MPb).

Q 110 − 100 10
- MPt = = = =5
t 7− 5 2

Q 105 −100 5
- MPp = = = =1
p 15 −10 5

Q 112−100 12
- MPb = = = =4
b 18−15 3

c. Syarat kombinasi optimum / efisien adalah :

MPt MPp MPb


= =
Pt Pp Pb

Harga tanah (Pt) per unit = Rp 5,-

Harga pupuk (Pp) per unit = Rp 1,-

Harga bibit (Pb) per unit = Rp4,-

MPt MPp MPb


= =
Pt Pp Pb

5 1 4
= =
5 1 4

112
Karena terpenuhi syarat pengkombinasian yang optimum / efisien,
maka dapat disimpulkan petani tersebut sudah berhasil
mengkombinasikan input secara optimum / efisien.

2. Biaya

SOAL- SOAL

A. Beri tanda B apabila pernyataan dibawah ini Benar dan S apabila Salah.

1. Konsep biaya dalam teori ekonomi yang relevan dengan masalh pengambilan
keputusan adalah biaya alternatif ( opportunity Cost ) .

2. Pada waktu biaya produksi rata-rata jangka pendek (SRAC) sama dengan biaya
produksi rata-rata jamgka panjang (LRAC), maka biaya produksi marginal jangka
pendek (SRMC) pasti selalu sama dengan biaya produksi marginaljangka panjang
(LRMC).

3. Kurva ongkos produksi total rata-rata jangka pendek selalu berbentuk U.

4. Kurva biaya rata-rata (AC) dan kurva biaya variabel rata-rata (AVC) masing-masing
berbentuk huruf U dan sejajar antara yang satu dengan yang lainnya.

5. Sebuah external diseconomies adalah naiknya tingkat upah yang harus dibayar oleh
perusahaan sebagai akibat naiknya permintaan akan barang yang dipproduksikan oleh
perusahaan tersebut.

6. Biaya marginal (MC) adalah biaya total pada output Q+1 ikurangi biaya total pada
tingkat output Q.

7. Adanya externalities selalu akan menggese ke atas kurva-kurva biaya dari perusahaan.

113
8. Di antara kurva-kurva biaya tetap rata-rata (AFC), biaya variabel rata-rata (AVC) dan
biaya rata-rata (AC), maka kurva biaya rata-rata (AC) letaknya selalu paling atas.

9. Pada tingkat produksi (Q) 10 unit, maka biaya total (TC) sebesar 1.500 satuan uang,
sedangkan apabila tingkat produksi (Q) 16 unit, maka biaya total (TC) sebesar 1.620
satuan mata uang. Dari data-ini besarnya biaya marginal (MC) adalah 12 satuan mata
uang.

10. Biaya marginal (MC) sama dengan biaya variabel rata-rata (AVC) pada tingkat biaya
rata-rata variabel (AVC) minimum.

11. Apabila diketahui fungsi biaya rata-rata (AC) :

600
AC = + 300 – 210Q + 2Q2
Q

( dimana Q adalah jumlah output )

Maka biaya marginal (MC) akan minimum pada tingkat output (Q) sebesar 75.

12. Kurva biaya marginal jangka panjang (LMC) selalu berada dibawah kurva biaya rata-
rata jangka panjang (LAC).

13. Kurva biaya marginal (MC) berbentuk U, karena berlakuknyalaw of diminishing


return dalam proses produksi.

14. Kurva biaya rata-rata jangka pendek (SAC) selalu menyinggung kurva biaya rata-rata
jangka panjang (LAC) pada biaya rata-rata jangka pendek (SAC) minimum.

15. Pada tingkat biaya rata- rata jangka panjang minimum berarti semua economies of
scale telah dimanfaatkan.

B. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia yang saudara anggap paling benar.

1. Pada hubungan arus produksi (levelof output) , ongkos produksi jangka pendek tidak
pernah lebih kecil daripada ongkos produksi total jangka panjang.

114
Pernyataan itu :
a. Selalu benar
b. Seringkali benar
c. Kadang-kadang benar
d. Selalu salah
e. Jawaban a s/d d semua salah.

2. Diketahui fungsi ongkos produksi total jangka pendek adalah sebagai berikut :

OTJD (SRTC) = 10 + 26Q - 5Q2 + 0,5Q3

Dari fungsi diatas dapat disimpulkan bahwa aras output perusahaan menutup
usahanya (shut-down point) adalah:

a. 10 satuan
b. 26 satuan
c. 5 satuan
d. 0,5 satuan
e. Jawaban a s/d d semua salah.

3. Semua kurva berikut berbentuk U kecuali :


a. Kurva AVC
b. Kurva AFC
c. Kurva AC
d. Kurva MC
e. Jawaban a s/d d semua salah.

4. Apabila ditarik sebuag garis dari titik O yang menyinggung kurva biaya total jangka
pendek (STC), maka pada titik singgung itu :
a. Biaya marginal minimum
b. Biaya variabel rata-rata adalah minimum
c. Biaya tetap rata-rata adalah minimum
d. Biaya rata-rata adalah minimum.
e. Jawaban a s/d d semua salah.

115
5. Dari suatu skedul biaya didapatkan informasi bahwa pada tingkat output sama
dengan nol besarnya biaya total adalah 10. Ini berarti besarnya biaya tetap (FC)
adalah :
a. 0
b. -10
c. 10
d. 30
e. Jawaban a s/d d semua salah.

6. Pada tingkat output sama dengan satu (lihat soal nomor 5 ) didapatkan MC = 10. Ini
berate besarnya AC adalah :
a. 10
b. 1
c. 20
d. 30
e. Jawaban a s/d d semua salah

7. Kurva biaya rata-rata (AC) dan biaya marginal (MC) akan saling berpotongan pada
saat :
a. MC minimum
b. AC minimum
c. MC maksimum
d. AC maksimum
e. Jawaban a s/d d semua salah.

8. Pada setiap tingkat output, kurva biaya total (TC) dan kurva biaya total variabel
(TVC ) selalu mempunyai gap (jarak) vertical yang :
a. Sama
b. Berbeda
c. Mungkin sama dan mungkin juga berbeda.
d. Tidak bisa ditentukan
e. Jawaban a s/d d semua salah.

9. Kurva biaya rata-rata jangka panjang (LAC) berbentuk U karena berlakuknya :


a. Law of diminishing return

116
b. Economies of scale
c. Diseconomies of scale
d. Jawaban a dan b benar
e. Jawaban b dan c benar.

10. Apabila kurva biaya variabel rata-rata (AVC) dan biaya total rata-rata (ATC)
keduanya memotong kurva biaya marginal (MC), maka besarnya AVC dan ATC
adalah :
a. Maksimum
b. Minimum
c. 0
d. Tidak bisa ditentukan.
e. Jawaban a s/d d semua salah.

11. Pada saat berlakunya law of decreasing return pada proses produksi , maka kurva
biaya rat-rata (AC) ;
a. Naik
b. Turun
c. Datar
d. Tegak
e. Jawaban a s/d d semua salah.

12. Pada saat berlakunya law of increasing return pada proses produksi, maka
produktivitas dari faktor produksi ;
a. Naik
b. Turun
c. 0
d. Tak terhingga
e. Jawaban a s/d d semua salah.

13. Faktor yang dapat menggeser k eats\as kurva biaya adalah :


a. Berlakunya law of decreasing return.
b. Naiknya harga faktor produksi
c. Pajak
d. Jawaban a dan b benar

117
e. Jawaban b dan c benar

14. Semakin besar tingkat produksi, cateris paribus, maka biaya variabel rata-rata (AVC)
:
a. Semakin kecil
b. Semakin besar
c. Tidak berubah
d. 0
e. Jawaban a s/d d semua salah.

15. Biaya yang harus dikeluarkan pada tingkat produksi berapa pun akan sama adalah :
a. Biaya variabel
b. Biaya rata-rata
c. Biaya tetap
d. Biaya marginal
e. Jawaban a s/d d semua salah.

C. Isilah titik-titk sesuai dengan perintah pada masing-masing soal.

1. Saudara diminta menisci untuk baris dan kolom tertentu, yaitu a s/d j :

X TC TFC TVC AFC AVC ATC MC

1 110 a…. 10 - b… - -
2 116 - - - - - c…..
3 d…. - 21 - - e…. -
4 - - f….. - - - 5
5 g…. - - - 6 - h…
6 136 i… - - j…. - -

118
Tabel diatas merupakan tabel biaya . X adalah jumlah barang yang dihasilkan , TC
adalah biaya total, TFC adalah biaya tetap toal, TVC adalah biaya variabel, tota;, AFC
adalah biaya tetap rata-rata, AVC adalah biaya variabel rata-rata, ATC adalah biaya
total rata-rata dan MC adalah biaya marginal.

2. Lengkapilah tabel biaya produksi jangka pendek berikut ini yang kolom-kolomnya
masih
kosong (titik-titik yang diberi tanda huruf a s/d j )

Q TVC TC AFC AVC AC MC

0 a… 30 - - - -
1 20 b… c…. - - -
2 d….. e… - 15 f… -
3 - g… - - 28 h…
4 - i… - j… - 22

Keterangan :
Q = Output
TVC = Biaya Variabel Total
TC = Biaya Total
AFC = Biaya tetap Rata-rata
AVC = Biaya Variabel Rata-rata
AC = Biaya Rata-rata
MC = Biaya Marginal.

D. Jelaskan dengan singkat istilah-istilah ekonomi dibawah ini :

1. Envelope Curve
2. Economies of Scale
3. Total Variable Cost
4. Marginal Cost.
5. Average Fixed Cost

119
E. Selesaikan kasus dibawah ini sesuai dengan teori ekonomi yang telah saudara
pelajari :

1. Sebuah pabrik sepatu beroperasi dengan ongkos tetap total (TFC) sebesar 40

Sedangkan ongkos variabel total (TVC) nya ditunjukkan oleh persamaan :

TVC = Q2 – 4Q

Pertanyaan :

a. Tunjukkan fungsi biaya total (TC) nya


b. Apabila sepatu dapat dijual dengan harga 10 per pasang, tentukan berapa jumlah
pasang sepatu yang harus diproduksi agar mendatangkan keuntungan yang
maksimum.
c. Tentukan keuntungan maksimum (mak) yang dapat diperoleh
d. Tentukan jumlah pasang sepatu yang diproduksi pada tingkat pulang pokok
(break-even).

2. Fungsi biaya total (TC) suatu proses produksi diketahui sebagai berikut :

TC = Q3 – 12 Q2 + 40 Q + 12

Pertanyaan :

a. Tentukan fungsi biaya marginal (MC) nya


b. Tentukan fungsi biaya rata-rata (AC) nya
c. Tentukan besarnya biaya total (TC) pada MC minimum.
d. Apabila tingkat output pada biaya variabel rata-rata (AVC) minimum dimana pada
tingkat tersebut, output dapat dijual dengan harga 5 per unit, tentukan apaakah
produsen tersebut harus terus berproduksi atau menurup usahanya ?
Beri alasan atas jawaban saudara.

120
2. Biaya
JAWAB
A. Kunci pernyataan Benar (B) atau Salah (S)

1. B
Penjelasan :
Dalam suatu proses produksi terdapat dua macam biaya yang harus dikeluarkan yaitu
biaya eksplisit dan biaya implisit.
Biaya eksplisit adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan dalam satu proses
produksi dan biaya implisit adalah berupa biaya yang tidak Nampak, misalnya tenaga,
waktu dan lain-lain yang seharusnya dapat digunakan pada proses produksi yang lain.
Dalam konsep biaya alternative sudah diperhitungkan kedua macam biaya ini,
sehingga konsep biaya ini relevan untuk digunakan dalam masalah pengambilan
keputusan.

2. B
Penjelasan :
Misalkan output dimana SRAC = LRAC dan SRMS = LRMC adalah Q0. Pada tingkat
output lebih kecil dari Q0 (misalnya Q0), maka nilai SRAC lebih besar dari SRTC. Ini
berarti nilai SRTC lebih besar pula dari LRTC. Dus penambahan output dari Q0 ke Q0
memerlukan LRMC yang lebih besar dari SRMC. Sedang pada tingkat output lebih
besar dari Q0 (misalnya Q0’), maka nilai SRAC lebih besar dari LRAC yang berarti
SRTC lebih besar pula dari LRTC. Dus pergerakan dari tingkat output Q0 ke Q0”
memerlukan LRMC yang lebih kecil disbanding SRMC. Berarti pada output Q0
dimana SRAC = LRAC, maka nilai

SRMC = LRMC

121
3. B
Penjelasan :
Karena dalam proses produksi berlaku hokum penambahan hasil yang menurun (law
of diminishing return). Dalam proses produksi yang berlaku ini penambahan input
variabel akan menurunkan ongkos produksi total rata-rata (AC). Kemudian pada suatu
saat tertentu penambahan input variabel malah akan menaikkan ongkos produksi total
rata-rata.
Jadi ongkos produksi total rata-rata berbentuk U

4. S
Penjelasan :
Hal ini disebabkan karena gap antara AC dengan AVC menggambarkan nilai AFC.
Kita tahu bahwa AFC + AVC = AC, dan kita tahu pula bahwa besarnya nilai AFC
makin kecil bila output yang dihasilkan semakin besar. Jadi yang betul gap/perbedaan
antara kurva AC dan AVC itu semakin ke kanan semakin kecil dan bukannya selalu
sama/sejajar

5. B
Penjelasan :
External diseconomies adalah segala macam pengaruh luar yang sifatnya negative
(tidak menguntungkan) bagi perusahaan. Naiknya permintaan terhadap output akan
mengakibatkan meningkatnya permintaan perusahaan terhadap input. Di beberapa
kasus naiknya permintaan input (termasuk tenaga kerja) mengakibatkan naiknya
harga input/upah

122
6. B
Penjelasan
Biaya marginal (MC) adalah :

∆𝑇𝐶
MC = ∆TC = TC2 – TC1
∆𝑄

∆Q = Q2 – Q1
𝑇𝐶2 − 𝑇𝐶1
Jadi MC = Atau MC = TCQ+1 - TCQ
𝑄2 − 𝑄1

7. S
Penjelasan :
Adanya externalitas tidak selalu menggeser kurva biaya ke atas. Eksternalitas positif
(eksternalitas ekonomis) akan menggeser kurva biaya perusahaan ke bawah. Tetapi
sebaliknya apabila ada eksternalitas negative (ekstenalitas disekonomis) akan
menggeser kurva biaya ke atas.

8. B
Penjelasan :
Sebab biaya rata-rata (AC) adalah penjumlahaan dari biaya tetap rata-rata (AFC) dan
biaya variabel rata-rata (AVC)

9. S
Penjelasan :
∆𝑇𝐶
MC = ∆𝑇𝐶 = TC2 – TC1
∆𝑄

∆𝑄 = Q 2 – Q1

123
𝑇𝐶2 − 𝑇𝐶1
MC =
𝑄2 − 𝑄1

Q1 = 10 TC1 = 1.500
Q2 = 16 TC2 = 1.620

1.620−1.500
MC =
16 −10

120
MC =  MC = 20
6

10. B
Penjelasan :
Misalkan TC = TFC +TVC = A + f(Q)

𝑇𝑉𝐶 𝑓(𝑄) 𝑑𝑇𝐶


AVC = = ; MC = = f(Q)
𝑄 𝑄 𝑑𝑄

𝑑𝐴𝑉𝐶
AVC nilainya minimum apabila = =0
𝑑𝑄

𝑓(𝑄). 𝑄−𝑓(𝑄)
Ini tejadi bila = =0
𝑄2

f(Q) . Q – f(Q) =0
f(Q) . Q = f(Q) : Q

124
𝑓(𝑄).
f(Q) = atau MC = AVC
𝑄

Jadi pada waktu AVC minimum maka MC = AVC

11. S
Penjelasan :
𝑑𝑇𝐶
Biaya marginal (MC) = 𝑑𝑄

TC = AC . Q

= (600/Q) + 300 - 210 Q + 2 Q2) . Q


= 600 + 300 Q - 210 Q2 + 2 Q3
𝑑𝑇𝐶
MC = = 300 – 420 Q + 6 Q2
𝑑𝑄

𝑑𝑀𝐶
MC minimum apabila =0
𝑑𝑄

𝑑𝑀𝐶
= 420 + 12 Q = 0
𝑑𝑄

12 Q = 420

420
Q =  Q = 35
12

125
12. S
Penjelasan :
Kurva biaya marginal jangka panjang (LMC) tidak selalu berada dibawah kurva biaya
rata-rata jangka panjang (LAC)

13. B
Penjelasan :
Hal ini disebabkan karena fungsi (biaya) biaya itu “inverse” (kebalikan) dari fungsi
(kurva) produksinya. Jadi kurva MC adalah juga merupakan inverse dari kurva MP.
Jadi kalau kurva MC seperti huruf U berarti kurva MP seperti huruf U yang trbalik.
Bentuk kurva MP yang seperti itu cermin dari berlakunya law of diminishing returns

14. S
Penjelasan :
Kurva SRAC dapat menyinggung kurva LRAC pada waktu SRAC kurang/tepat/lebih
dari titik SRAC minimum. Kurva SRAC menyinggung kurva LRAC masing-masing
pada titik minimumnya, yaitu pada waktu produsen menggunakan skala produksi
yang optimal.

15. B
Penjelasan ;
Karena selewatnya titik tersebut berarti produsen tidak merasakan adanya
diseconomies of scale (kurva LRAC menaik). Ini artinya pada titik LRAC minimum
seluruh economies of scale telah dimanfaatkan seluruhnya oleh produsen

126
B. Kunci jawaban pertanyaan pilihan berganda
1. a 9. d
2. c 10. b
3. b 11. a
4. e 12. a
5. c 13. e
6. c 14. a
7. b 15. c
8 a

C. Jawaban untuk soal mengisi titik-titik


1. a. 100
TFC1 = TC1 – TVC1
= 110 – 10
= 100

b. 10
𝑇𝑉𝐶1 10
AVC = = = 10
𝑋1 1

c. 6
MC2 = TC2 – TC1
= 116 – 110
=6

d. 121

127
TC3 = TFC + TVC3
= 100 + 21
` = 121

e. 40, 33

𝑇𝐶3 10
ATC = = = 10
𝑋3 1

121
=  ATC3 = 40, 33
3

f. 26

TVC4 = TC4 – TFC


TC4 = TC3 – MC4
= 121 + 5
= 126

g. 130

TC5 = TFC – TVC3


TVC5 = AVC3 . X
=6.5
= 30

128
TC 5 = 100 + 30
= 130

h. 4

MC5 = TC5 – TC4


= 130 – 126
=4

i. 100

TFC nilainya tetap untuk setiap tingkat output

j. 6

𝑇𝑉𝐶6
AVC6 =
𝑋6

TVC6 = TC6 - TFC


= 136 - 100
= 36

2. a. 0

Pada tingkat output sama dengan nol, maka biaya total variabel juga nol. Atau
dengan kata lain apabila tidak berproduksi maka produsen tidak mengeluarkan
biaya variabel.

129
b. 50

TC1 = TFC1 + TVC1


= 30 + 20
= 50

𝑇𝐹𝐶1
c. AFC1 =
𝑄1

d. 30

TVC2 = AVC2 . X2
= 15 . 2
= 30
e. 60

TC2 = TFC + TVC2

= 30 + 30

= 60

f. 30

𝑇𝐶2
AC2 =
𝑄2

130
60
=  AC2 = 30
2

g. 84

TC3 = AC3 . Q3
= 28. 3
= 84

h. 24

MC3 = TC3 – TC2


= 84 – 60
= 24

i. 106

TC4 = TC3 . MC4


= 84.+ 22
= 106

j. 19
𝑇𝑉𝐶4
AVC4 =
𝑄4

TVC4 = TC4 – TFC


= 106 – 30
= 76

131
76
AVC4 =  AVC4 = 19
4

D. Uraian tentang istilah-istilah dalam teori ongkos


1. Envelope curve atau kurva sampul yang menunjukkan potongan-potongan paling
bawah dari kurva-kurva penyusunnya. Envelope Curve ini berlaku untuk
pengertian kurva biaya jangka panjang. Kurva LRAC merupakan envelope curve
dari SRAC dan kurva LRTC merupakan envelope curve dari SRTC. Penurunan
kurva-kurva LRAC dan LRTC tersebut dibuat bersarkan asumsi bahwa perilaku
produsen di pasar adalah rasional dalam arti kalau ia menghadapi dua teknik
produksi.
2. Economies of scale adalah skala ekonomis yang terjadi dalam proses produksi.
Pada skala ini terjadi kenaikan produktivitas input dan biaya produksi rata-rata
menurun.
3. Total Variabel Cost atau biaya marginal adalah tambahan ongkos total yang
diakibatkan oleh tambahan satu unit output
4. Marginal Cost atau biaya variabel rata-rata adalah biaya variabel yang dikeluarkan
untuk memproduksi satu unit output. Atau dengan kata lain biaya variabel rata-rata
adalah biaya total dibagi besarnya jumlah output yang dihasilkan
5. Average variabel cost atau biaya variabel rata-rata adalah biaya variabel yang
dikeluarkan untuk memproduksi satu unit ouput. Atau dengn kata lain biaya
variabel rata-rata adalah biaya variabel total dibagi besarnya jumlah output yang
dihasilkan.

E. Penyelesaian soal-soal hitungan


1. Biaya tetap (TFC) : TFC = 40
Biaya variabel total (TVC) : TVC = Q2 – 4Q

132
a. Besarnya total (TC)

TC = TFC + TVC
= 40 + Q2 – 4 Q
Jadi fungsi biaya total : TC = Q2 – 4 Q + 40

b. Keuntungan (π)

p = TR – Tc
TR = Pq . Q  Pq = 10
TR = 10 Q
TC = Q2 – 4 Q + 40
Π = 10 Q – (Q2 – 4 Q + 40)
Π = 10Q – Q2 + 4Q -40
Π = 14Q – Q2 – 40

Keuntungan (π) maksimum apabila :

𝑑𝑝
=0  2Q + 14 = 0
𝑑𝑄

2Q = 14

Q =7

Jadi keuntungan maksimum dapat dicapai apabila berproduksi sepatu sebanya 7


pasang

133
c. Π = - Q2 + 14 Q – 40
Π = - (7) 2 + 14(7) – 40
Π = - 49 + 98 – 40
Π =9

Jadi besarnya keuntungan maksimum adalah 9

d. Pulang pokok (break even) terjadi apabila :

TR = TC
10Q = Q2 – 4 Q + 40
0 = Q2 – 14 Q + 40
Atau Q2 – 14Q + 40 = 0
Untuk mencari besarnya Q gunakan rumus ABC

𝐵2 −4.𝐴.𝐶
Q1.2 =B±√ 2𝐴

Maka ditemukan nilai :


Q1 =4
Q2 = 10

Jadi pulang pokok (break-even) terjadi apabila berproduksi sebanyak 4 pasang


dan 10 pasang

2. Biaya Total (TC) :

TC = Q3 – 12 Q2 + 40 Q + 12

134
a. Fungsi produksi marginal (MC)
𝑑𝑇𝐶
MC = = 3 Q2 – 24Q + 40
𝑑𝑄

Jadi fungsi MC  MC = 3 Q2 – 24 Q + 40

b. Fungsi biaya rata-rata (AC) :


𝑇𝐶 12
AC = = Q2 – 12 Q + 40 +
𝑄 𝑄
12
Jadi fungsi AC  AC = Q2 – 12 Q + 40 +
𝑄

c. Besarnya biaya TC pada minimum :


𝑑𝑀𝐶
MC minimum apabila : =0
𝑑𝑄

MC = 3Q2 – 24 Q + 40

𝑑𝑀𝐶
= 6 Q – 24 = 0
𝑑𝑄

6 Q = 24  Q = 4

MC minimum pada Q = 4

Besarnya TC pada MC minimum :

TC = Q2 – 12 Q2 + 40 Q + 12

Karena MC minimum pada Q = 4

135
Maka TC = (4)3 – 12 (4)2 + 40 (4) + 12
= 64 – 192 + 160 + 12
= 44
Jadi besarnya TC pada MC minimum adalah 44

d. Keputusan meneruskan atau menutup usaha


Apabila P > AVC maka produsen masih bisa meneruskan usahanya
Apabila P < AVC maka produsen lebih baik menutup usaha nya
TVC = Q3 – 12 Q2 + 40 Q

𝑄2 −12 𝑄2 +40 𝑄
AVC =
𝑄

= Q2 – 12 Q + 40

𝑑𝐴𝑉𝐶
AVC minimum apabila =0
𝑑𝑄

AVC = Q2 – 12 Q + 40

𝑑𝐴𝑉𝐶
= 2Q – 12 = 0
𝑑𝑄

2Q = 12  Q = 6

AVC = Q2 – 12 Q + 40  Q = 6

136
AVC = (6)2 – 12(6) + 40
= 36 – 72 + 40
=4

Dalam jangka pendek perusahaan tersebut masih bisa berproduksi. Sebab harga
output (P) > biaya variabel rata-rata (AVC)

137
III. PASAR DAN KESEIMBANGAN PERUSAHAAN
1. Pasar persaingan Sempurna
Dalam teori ekonomi mikro sering dijumpai istilah pasa persaingan murni (pure
competition market) dan pasar persaingan sempurna (perfect competition market). Pada
prinsipnya kedua jenis pasar ini sama dan perbedaannya relative sedikit.
Suatu pasar dikatakn sebagai pasar persaingan murni adalah pasar yang mempunya ciri-
ciri sebagai berikut :
1. Penjualnya banyak
2. Barang yang dijual bersifat homogeny
3. Barang yang dijual seorang penjual merupakan bagian kecil dari seluruh barang yang
ada di pasar tersebut
4. Setiap penjual mempunyai kebebasan masuk atau keluar dari pasar
Sedangkan pasar persaingan sempurna adalah pasar yang mempunyai ciri-ciri seperti
pada pasar persaingan murni, akan tetapi masih ada beberapa ciri yang harus dipenuhi,
yaitu :
1. Pengetahuan penjual dan pembeli tentang keadaan pasar sempurna/lengkap dan
2. Mobilitass sumber ekonomi di seluruh pasar adalah bebas dan tidak ada hambatan
Konsep pasar persaingan sempurna lebih luas dibandingkan dengan konsep pasar
persaingan murni. Oleh karena itu dalam teori ekonomi mikro lebih sering digunakan
istilah persaingan sempurna.
Seorang produsen yang beroperasi pada pasar persaingan sempurna dikatakan pada
kondisi keseimbangan apabila dari output yang ia jual dapat diperoleh keuntungan
maksimum/kerugian minimum.
Keuntungan maksimum/kerugian minimum bagi seorang produsen yang beroperasi
pada pasar persaingan sempurna dicapai apabila dipenuhi kondisi sebagai berikut :

138
1. Harga output (P) sama dengan penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya
marginal (MC)
Atau secara matematis dapat ditulis :
P = MR = MC
∆𝑇𝐶 ∞𝑇𝐶
M= =
∆𝑄 𝑑𝑄
∆𝑇𝐶 ∞𝑇𝐶
M= =
∆𝑄 𝑑𝑄

2. Kemiringan kurva penerimaan marginal (Slove MR) lebih kecil daripada


kemiringan kurva biaya marginal (slove MC) atau secara matematis dapat ditulis
∞𝑇𝑅 ∞𝑇𝐶
>
∞𝑄 ∞𝑄

Dalam pasar persaingan sempurna, kurva penawaran seorang produsen


ditunjukkan oleh kurva biaya produksi marginal (kurva MC) ke kanan atas yang
dimulai dari titik gulung tikar (shut down point) bagi prodisen tersebut. Kurva AB
pada gambar 3.1 menunjukkan kurva penawaran bagi seorang produsen yang
beroperasi pada pasar persaingan sempurna.

Gambar 3.1

139
Titik gulung tikar (shut down point) bagi seorang produsen terjadi apabila
harga output (P) sama dengan biaya variabel rata-rata (AVC). Pada kondisi ini
apabila berproduksi dan dapat menjual output yang dihasilkan, maka produsen
terebut akan rugi sebesar biaya tetapnya. Kerugian sebesar biaya tetap itu juga
dialami oleh produsen tersebut apabila tidak berproduksi.
Apabila harga output lebih kecil daripada biaya variabel rata-rata (AVC),
maka produsen tersebut lebih baik menutup usahanya. Karena apabila ia menutup
usahanya, maka ia akan rugi sebesar biaya tetap nya saja. Sedangkan apabila ia
meneruskan usahanya, maka ia akan rugi sebesar biaya tetap ditambah dengan
sebagian biaya variabel, yaitu selisih biayaa variabel rata-rata dengan harga
output.
Dengan demikian kurva permintaan seorang produsen yang beroperasi pada
pasar persaingan sempurna adalah kurva MC yang terletak di sebelah atas kurva
AVC dan mempunyai kemiringan (slope) yang positif.
Keseimbangan produsen yang beroperasi pada pasar persaingan sempurna
terjadi pada saat
P = MC = AR = D
Bagian yang diarsir pada gambar 3.2 adalah keuntungan yang diperoleh
produsen dan bagian yang diarsir pada gambar 3.3. adalah kerugian yang diderita
oleh produsen P* dan Q* berturut-turut adalah harga dan jumlah barang
keseimbangan konsumen

Gambar 3.2.

140
Gambar 3.3.

Kurva penawaran pasar pada pasar persaingan sempurna adalah penjumlahan


secara horizontal dari semua penawaran produsen yang beroperasi pada pasar
tersebut
Dalam jangka panjang, keseimbangan produsen terjadi apabila produsen
tersebut perproduksi pada skala (scale of plant) yang optimal. Pada kondisi ini
produsen dapat meminimalkan biaya total jangka panjang (long-run average cost /
LAC).
Keseimbangan jangka panjang bagi produsen yang beroperasi pada pasar
persaingan sempurna terjadi pada tingkat output sedemikian rupa sehingga biaya
marginal jangka pendek (SRMC) sama dengan biaya marginal jangka panjang
(LRMC) sama dengan biaya rata-rata jangka pendek (SRAC) sama dengan biaya
rata-rata jangka panjang (LRAC) sama dengan output (P) sama dengan
penerimaan marginal (MR) sama dengan penerimaan rata-rata (AR).
Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

SRMC = LRMC = SRAC = LRAC = P = MR = AR

141
Dalam jangka panjang, produsen yang beroperasi pada pasar persaingan
sempurna idak akan mampu menghasilkan laba murni (pure profit)/ laba lebih
(excess profit) lagi. Akan tetapi ia hanya mampu memperoleh laba normal profit
saja.
Laba murni/laba lebih yang diperoleh produsen disebabkan oleh penerimaan
total lebih besar dari biaya total (TR > TC). Apabila pada pasar persaingan
sempurna terdapat excess profit, maka akan mendorong perusahaan yang sudah
ada di pasar tersebut menambah kapasitas produksinya. Atau mungkin juga ada
perusahaan yang baru masuk ke dalam pasar tersebut (ingat : pada pasar
persaingan sempurna perusahaan bebas keluar masuk pasar). Apabila ini terjadi,
maka jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat dan harga akan turun.
Akibat selanjutnya penerimaan total produsen juga menurun. Penurunan
penerimaan total ini sampai pada tingkat di mana penerimaan total sama dengan
biaya total (TR = TC). Ini menunjukkan bahwa produsen tersebut hanya menerima
laba normal (normal profit). Grafik 1 pada gambar 3.4 menunjuukan keadaan di
mana seorang produsen yang beroperasi pada pasar persaingan sempurna
memperoleh laba murni/laba lebih. Sedangkan grafik 2 pada gambar 3.4
menunjukkan keadaan di mana seorang produsen yang beroperasi pada pasar
persaingan sempurna memperoleh laba normal

Gambar 3.4

142
Kurva penawaran jangka panjang seorang produsen yang beroperasi pada pasar
persaingan sempurna tidak bisa diidentifikasi. Ada tiga kemungkinan bentuk kurva
penawaran seorang produsen pada pasar persingan sempurna, yaitu :
1. Kurva penawaran jangka panjang mempunyai lereng positif. Ini tejadi apabila pasar
mempunyai struktur ongkos yang menaik. Keadaan ini mencerminkan keadaan dimana
apabila output bertambah, maka harga input naik
2. Kurva penawaran jangka panjang berbentuk garis lurus sejajar dengan sumbu jumlah
barang yang di tawarkan. Keadaan ini mencerminkan bahwa apabila output naik , maka
tidak akan mempengaruhi harga input
3. Kurva penawaran jangka panjang mempunyai lereng negative. Ini terjadi apabila pasar
mempunyai struktur ongkos yang menurun. Keadaan ini mencerminkan keadaan dimna
apabila output bertmabha, maka harga input semakin murah
Secara umum kurva penawaran seorang produsen pada pasar persaingan sempurna
ditunjukkan oleh kurva MC yang berada di sebelah atas titik tutup usaha (shut-down point).
Karena kesediaan produsen menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga di sepanjang
kurva tersebut. Kurva AB pada 3.1 menunjukkan kurva penawaran seorang pada pasar
persaingan sempurna
2. Pasar Monopoli
Ciri-ciri yang dimiliki suatu pasar monopoli adalah sebagai berikut :
1. Pada pasar hanya terdapat satu penjual
2. Tidak ada penjual lain dapat menjual output pengganti bagi output yang dijual
monopolist tersebut
3. Ada halangan, baik bersifat alami maupun buatan, bagi perusahaan lain memasuki
pasar tersebut (barrier to entry)
Ada beberapa sebab timbunya pasar monopoli, yaitu :
1. Produsen tersebut memiliki factor produksi strategis yang tidak dimiliki oleh
produsen lain.

143
2. Pemilikan hak paten
3. Pemberian pemerintah
4. Ukuran pasar yang sangat kecil, sehingga dengan satu produsen saja sudah cukup
memenuhi permintaan pasar
5. Produsen menerapkan kebijaksanaan penetapan harga (limit pricing policy), yaitu
menetapkan harga jual yang snagat rendah sehingga produsen lain tidak mau
memasuki pasar
Seorang monopolis dapat menentukan harga jual di pasar bagi produk yang
dihasilkannya sesuai dengan tingkat keuntungan yang ia harapkan. Apabila monopolis
tersebut menginginkan jumlah output yang terjual lebih bnayak, maka ia harus menurunkan
harga jualnya. Dan sebaliknya apabila monopolis tersebut mengingkan harga jualnya tinggi,
maka jumlah output yang terjual lebih sedikit. Dari kenyataan ini maka dapat disimpulkan
bahwa kurva permintaan pasar bagi produk seorang monopolis mempunyai kemiringan
negative seperti yang terlihat pada gambar 3.5
P

Q
0 D

MR

Gambar 2.5

144
Jumlah barang yang diminta berbanding lurus dengan harga nya, sedangkan penrimaan
totalnya (TR) merupakan fungsi kuadrat. Karena penerimaan total (TR) sama dengan harga
(P) dikalikan dengan jumlah barang yang dijual (Q). Akibatnya kurva penerimaan marginal
(MR) mempunyai intersep yang sama dengan kurva permintaan, kan tetapi mempunyai
kemiringan dua kali lebih besar. Perhatikan kurva MR pada gambar 3.5.
Seorang monopolis yang rasional akan selalu berusaha menghasilkan output dan
kemudian menjualnya pada tingkat optimal. Artinya pada tingkat output tersebut ia akan
memperoleh laba maksimum atau rugi minimum. Tingkat output akan mendatangkan laba
maksimum atau ugi minimum bagi seorang monopolis adalah terpenuhi syarat sebagai
berikut :

1. Penerimaan maginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC) atau secaa matematis
dapat ditulis
MR = MC
∆𝑇𝑅 ∞𝑇𝑅
MR = =
∆𝑄 ∞𝑄
∆𝑇𝑅 ∞𝑇𝑅
MR = =
∆𝑄 ∞𝑄

2. Kemiringan kurva penerimaan marginal (slope MR) lebih kecil daripada kemiringan
kurva biaya marginal (slope MC). Atau secara matematis dapat ditulis
∞𝑇𝑅 ∞𝑇𝑅
=
∞𝑄 ∞𝑄
Keadaan tersebut di atas pada sebuah grafik ditunjukkan oleh perpotongan antara
kurva MR dengan kurva MC yang menaik.
Gambar 3.6 menunjukkan kondisi optimum bagi seorang monopolis apabila ia
menjual barang yang dihasilkannya sebanyak Q* dan harga jual P*. Grafik 1 pada
gambar 3.6 menunjukkan kondisi optimum di mana seorang monopolis mempeoleh

145
keuntungan maksimum sebesar ABCP*. Sedangkan Grafik 1 pada gambar 3.6
menunjukkan kondisi optimum di mana seorang monopolis memperoleh keuntungan
maksimum sebesar ABCP*

Gambar 3.6

Monopolis menggunakan lebih dai satu macam pabrik (multiplant monopolis) tingkat
output optimum tecapai apabila biaya marginal (MC) untuk semua proses produksi sama
dengan penerimaan marginal (MR)-nya. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

MC1 = MC2 = ….. = MC0 = MR


yang menyatakan
MC1, MC2 ………, MCn : biaya marginal pabrik 1, pabrik 2, ….pabrik nl
MR : penerimaan marginal

146
Pada pasar berbeda, seorang monopolis dapat menjual outputnya dengan harga yang
berbeda. Kenijaksanaan ini disebut dengan kebijaksanaan diskriminasi harga (price
discrimination policy). Kebijaksanaan diskriminasi harga ini dapat dilakukan oleh monopolis
apabila

1. Elastisitas permintaan pada kedua pasar tesebut berbeda. Biasanya pasar yang
permintaan lebih elastis akan menjual outputnya dengan harga yang lebih rendah
2. Monopolis benar-benar dapat memisahkan, baik secara teknis maupun secara
ekonomis, antara kedua pasar tersebut
Tingkat output optimum bagi monopolis yang melaksanakan diskriminasi harga
terjadi pada saat :
1. Penerimaan marginal (MR) masing-masing pasar sama dengan biaya marginal (MC)-
nya. Atau secara matematis dapat ditulis :
MR1 = MR2 = ……….= MRn = MC

yang menyatakan bahwa :


MC1, MC2…..MCn : biaya marginal pabrik1, pabrik 2….., pabrik n
MR : penerimaan marginal

2. Slope MR1 < slope MC; slope MR2 < slope MC; dan seterusnya

Kebijaksanaan diskriminasi harga dilakukan pada dasarkan dimaksudkan untuk


memperbesar laba yang dapat diperoleh produsen.

3.Pasar Persaingan Monopolistik


Pasar persaingan monopolistic adalah suatu pasar di mana tedapat lebih dari satu
produsen. Apabila hanya terdapat dua produsen maka pasar tersebut dinamakan duopoly,

147
sedangkan apabila lebih dari dua produsen disebut pasar oligopoli. Walaupun dalam pasar ini
tedapat beberapa produsen, tetapi setiap podusen masih mampu mempengauhi pasar, yaitu
dengan adanya diffeensiasi poduct (misalnya pebedaan merek, bungkus dan sebagainya).
Produsen yang menjual outputnya pada pasarpesaingan monopolistic dalam jangka
pendek, berada pada tingkat output optimum apabila produsen tesebut menghasilkan output
dimana :
1. Penerimaan produksi maginal (MR) sama dengan biaya poduksi marginal (MC), atau
secara matematis dapat ditulis :
MR = MC
2. Besarnya slop MR < slope MC
Posisi optimum bagi produsen yang beroperasi pada pasar persaingan
monopolistik yang dikemukanan oleh Chamberlin dibedakan menjadi tiga kasus
1. Usaha mencapai posisi optimum dengan masuknya produsen baru
2. Usaha mencapai posisi optimum melalui persaingan harga
3. Usaha mencapai posisi optimum melalui persaingan dan bebas keluar-masuk
pasar

Dalam pasar oligopoly masing-masing perusahaan tidak tahu persis rekasi apa yang akan
diambil oleh produsen lain apabila salah satu produsen yang ada di dalam pasar melakukan
kebijaksanaan. Oleh karena itu ada beberapa macam model yang menggambarkan keadaan
pasar oligopoly, di antaranya :
1. Cournot, Berrand, Chamberlin, permintaan patah (kinked-demand) dan
Stackelberg untuk model pasar oligopoly yang tidak bergabung dan
2. Kartel dan kepemimpinan untuk pasar oligopoly yang bergabung
Dalam model Cournot dianggap bahwa yang dihasilkan bersifat homogeny dan struktur
biaya produksinya sama dengan biaya produksi marginal = 0. Secara umum dapatlah

148
diutarakan bahwa apabila di pasar ada n perusahaan, maka masing-masing perusaahaan akan
menghasilkan output sebanyak
1
n+1
Dari seluruh permintaan pasar. Dan secara keseluruhan produsen-produsen akan
menghasilkan output sebanyak
1 1
atau 𝑛 ( )
n+1 n+1
Dalam hal ini jelas bahwa semakin banyak perusahaan yang terdapat di pasar, maka akan
semakin banyak pula jumlah output yang ditawarkan di pasar, dengan tingkat harga yang
lebih murah. Output keseimbangan dalam model ini mendekati output keseimbangan pada
pasar persaingan sempurna.
Dalam model Bertrand dianggap masing-masing perusahaan memperkirakan perusahaan
pesaingnya tetap mempertahankan tingkat jual output, apapun yang kenijaksanaan yang
dilakukan pesaingnya. Dalam model Bertrand ini menentukan posisi keseimbangan
(optimum) yang stabil dari pasar. Posisi keseimbangan ditentukan oleh pertpotongan antara
dua kurva reaksi yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Dalam model model
Bertrand ini tidak mengarah pada tingkat keuntungan pasar yang maksimum serta tingkat
yang leih rendah daripada posisi itu. Hal ini disebabkan karena anggapan bahwa masing-
masing produsen tidak pernah memanfaatkan pengalaman-pengalamannya pada masa lalu.
Pada pasar oligopoly model Chamberlin dinyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar
terjadi apabila di pasar tersebut disepakati hanya ada satu tingkat harga. Hal ini karena model
Chamberlin menganggap bahwa produsen menyadari di antara mereka ada saling tergantung
satu sama lain. Penetapan harga ini bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan
perusahaan masing-masing. Dalam model ini juga menganggap tidak ada perusahaan baru
yang masuk ke dalam pasar. Apabila ada perusahaan yang baru masuk ke dalam pasar.
Apabila ada perusahaan yang baru masuk ke dalam pasar, maka keseimbangan stabil akan
terganggu dan ini tidak bisa dipecahkan melalui mekanisme ala pasar monopoli.

149
Pasar oligopoly model kura patah diformulasikan oleh Sweezy. Dalam model ini
keseimbangan perusahaan ditentukan pada waktu garis permintaan yang dihadapi produsen
berbentuk patah. Karena pada tingkat ini berarti MR produsen sama besar dengan MC-nya,
memang secara umum dapat dikatakan bahwa kurva MR dapat berpotongan dengan kurva
MC di mana saja pada bagian kurva MR yang patah. Hal ini bermakna bahwa adanya
perubahan struktur biaya produksi yang tidak akan berpengaruh terhadap tingkay output dan
harga keseimbangan perusahaan. Kurva permintaan bagi perusahaan yang berbentuk patah
mencerminkan perilaku oligopolies di pasar, yaitu apabila ia menurunkan tingkat harga jual,
maka ia mengharapkan produsen pesaingnya akan mengikuti kebijaksanaannya. Tetapi
sebaliknya apabila ia menaikkan harga jual, maka ia mengharapkan pesaingnya tidak akan
mengikuti kebijaksanaannya.
Bentuk kurva permintaan yang patah adalah manifestasi dari adanya ketidakpastian
oligopolies terhadap perkiraan perusahaan pesaing, apabila ia menurunkan tingkat harga jual.
Model kurva permintaan patah ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa dalam pasar
oligopoly tingkat harga output yang terjadi di pasar cenderung tetap atau tidak berubah-ubah.
Pasar oligopoly model Stackeberg pada intinya beranggapan adanya salah satu
produsen yang cukup kuat posisinya, sehingga ia dapat memaksa produsen lain untuk
mengikuti ketentuannya. perusahaan yang kuat ini berfungsi sebagai pemimpin untuk
menentukan posisi keseimbangan yang stabil.
Namun apabila terdapat dua perusahaan yang kuat, maka posisi keseimbangan stabil
kan teganggu. Dalam keadaan ini kedua perusahaan tersebut akan bersaing untuk menjadi
pemimpin di pasar, yakni dengan jalan perang harga (price war). Perang harga ini akan
terhenti apabila satu dari mereka bersedia jadi pengikut dan posisi keseimbangan stabil akan
tecapai kembali.
Kartel adalah gabungan dari beberapa produsen yang menjual outputnya di pasar
oligopoly. Tujuan dari kartel ini adalah memaksimumkan keuntungan perusahaan –
perusahaan anggotanya, dengan jalan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berlaku

150
bagi seluruh perusahaan anggota kartel. Dengan membentuk kartel ini maka kebijaksanaan-
kebijaksanaan dapat diarahkan menyerupai pasar monopoli. Kalau ditinjau dari segi
tujuannya, kartel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Kartel dengan tujuan memaksimumkan keuntungan, dan
2. Kartel yang bertujuan membagi pasar
Keadaan semacam ini mirip dengan pasar monopoli yang mempunyai beberapa
pabik (multiplant-monopoly).
Biasanya masalah yang dihadapi kartel bukan saja menentukan output yang dapat
memaksimumkan keuntungan, tetapi juga membagi jatah output yang harus diproduksi oleh
masing-masing perusahaan anggota dan juga pembagian keuntungan di antara mereka. Pada
prinsipnya posisi optimum dicapai pada tingkat output dimana MR kartel dipotong oleh MC-
nya dari bawah.
Keberhasilan suatu biasanya tergantung kewibawaan dari kartel di mata perusahaan-
perusahaan anggotanya. Apabila kewibawaan ini tidak ada, maka ada keenderungan dari
perusahaan-perusahaan anggota melanggar perjanjian yang telah disepakati. Keadaan ini
yang akan mengakibatkan kegagalan kartel mencapai tujuannya.
Bentuk lain dari penggabungan produsen yang menjual outputnya di pasar oligopoly
adalah model kepemimpinan harga (price leadership). Dalam model ini mengatakan
perusahaan yang mempunyai posisi paling kuat akan bertindak sebagai leader (pemimpin),
sedang perusahaan yang lain bertindak sebagai followe (pengikut). Dalam model ini ada tiga
macam bentuk penggabungan, yaitu :
1.Penggabungan dengan model kepemimpinan harga oleh perusahaan yang dengan struktur
ongkos terendah
2.Penggabungan dengan model kepemimpinan harga oleh perusahaan yang dominan, dan
3.Penggabungan dengan model kepemimpinan harga oleh perusahaan yang bersifat
barometris.

151
SOAL-SOAL
A. Tentukan B jika Benar dan S jika Salah atas pernyataan di bawah ini
1. Apabila harga barang yang terjadi di pasar setinggi shut-down point, maka berarti
produsen dalam keadaan laba normal
2. Dalam keseimbangan jangka panjang, perusahaan monopolis dapat memperoleh
keuntungan murni karena adanya barriers to entry
3. Produsen dalam jangka pendek lebih baik menutup usahanya kalau ia menderita rugi
4. Produsen yang dapat memonopoli pasar pasti selalu memperoleh untung

5. Dalam pasar monopoli kurva penawaran produsen tidak dapat diidentifikasi karena
dalam pasar tersbut tidak ada hubungan yang unique antara P dan Q
6. Seorang produsen pesaing sempurna yang membeli inputnya pada pasar persiangan
sempurna (kasus 1 input variabel), kurva permintaannya terhadap input tersebut
identic dengan kurva Marginal Revenue Product (MRP)-nya
7. Dalam jangka pendek produsen yang segera menurup usahanya produsen yang
menderita rugi dimana besarnya kerugian tersebut lebih kecil dari Total Fixed Cost
8. Produsen yang menjual outputnyadi pasar persaingan sempurna, dalam jangka
panjang masih mungkin untuk memperoleh laba murni (pure profit)
9. Produsen yang melaksanakan kebijaksanaan deskriminasi harga (price descriminition
policy) harus menetapkan harga yang lebih mahal di pasar yang elastisitas
permintaannya lebih besar
10. Dalam persaingan sempurna, in the long run, produsen didorong untuk menggunakan
skala produksi (scale of plant) yang melebihi/di atas titik optimalnya
11. Bagi produsen monopolis kurva penawaan jangka pendeknya adalah identic dengan
kurva biaya produksi marginal (MC) yang terletak di sebelah kanan atas shut-down
point

152
12. Dalam kasus pasar persaingan sempurna baik di pasar input maupun di pasar output,
keuntungan produsen akan mencapai maksimum pada tingkat penggunaan input di
mana tingkat harga per unit sama dengan nilai produksi marginal dari input yang
bersangkutan.
13. Dalam pasar oligopoly model permintaan yang patah (kinked demand curve), selama
kurva MR dipotong oleh kurva MC pada bagian yang patah, makanya adanya
perubahan struktur biaya tidak akan berpengaruh terhadap tingkat output optimum
14. Produsen yang rugi lebih kecil dari biaya tetap total (TFC) akan terus berproduksi
dalam jangka pendek
15. Keuntungan maksimum bagi produsen tejadi pada waktu penerimaan totalnya (TR)
mencapai jumlah terbesar.
16. Jika seorang monopolis harus membayar pajak lumpsum, misalnya PBB, maka dia
tidak pelu mengubah harga ataupun kuantitas barang yang diperdagangkan di pasar
17. Pada pasar monopoli MR akan menjadi negative bila elastisitas kurva permintaan
berubah dari inelastic menjadi elastis
18. Fungsi permintaan P = 1000/ q kurvanya berbentuk asymptotic hyperbola dan
mempunyai elastisitas harga sama dengan dengan satu di setiap titik pada kurva
19. Titik impas break-even point) pada pasar persaingan sempurna terjadi pada sat biaya
marginal (MC) sama dengan biaya rata-rata (AC) dan sama dengan harga output.
20. Tindakan pemerintah mengadakan pengaturan terhadap monopolis (monopoly
regulation) pada umumnya dilakukan dengan cara menyamakan nilai MR dengan nilai
MC nya
21. Salah satu contoh bentuk pasae persaingan sempurna di Indonesia adalah
pasar/industri mobil
22. Dalam jangka panjang produsen yang memonopoli pasar dapat mempertahankan
economies profit

153
23. Seorang monopolis berproduksi pada kuantitas produksi yang menghasilkan
peneimaan marginal (MR) sebesar 20 satuan uang dan dengan ongkos marginal (MC)
sebesar 16 satuan uang. Untuk mencapai laba maksimum monopolis itu seharusna
menaikkan kuantitas produksi supaya ongkos marginal (MC) naikmdan penerimaan
marginal (MR) turun sampai keduanya sama besar
24. Pada pasar persaingan sempurna produsen tidak dapat menetukan jumlah barang yang
harus diproduksi
25. Hanya dalam pasar monopolis produsen dapat jumlah barang yang akan dijualnya.

B. Pilihlah jawaban yang paling tepat di antara jawaban yang tersedia


1. Seorang prodsen yang beroperasi pada pasar persaingan sempurna memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Dapat menentukan harga jual untuk memperoleh keuntungan maksimum
b. Selalu berhadapan dengan kurva permintaan dengan slope negatif
c. Barang yang diproduksikan biasanya tidak memiliki substitusi yang baik
d. Jawaban a, b dan c semua benar
e. Jawaban a, b dan c semua salah
2. Perusahaan yang menjual outputnya di pasar persaingan sempurna dikatakan ada
dalam keadaan seimbang jangka panjang apabila :
a. P = PM = OMD = OMP
b. P = PM = ORD = ORP
c. P = PM = titik terendah kurva ORP
d. Perusahaan memperoleh laba normal
e. Jawaban a s/d d semua salah
Keterangan
P = Harga jual
PM = penerimaan marginal

154
OMD = ongkos marginal jangka pendek (SMC)
OMP = ongkos marginal jangka panjang (LMC)
ORD = ongkos rata-rata jangka pendek (SAC)
ORP = ongkos rata-rata jangka panjang (LAC)
3. Seorang produsen menjual outputnya di pasar persaingan sempurna. Harga jual
produknya lebih besar daripada ongkos produksi variabel rata-ratanya, tetapi lebih
kecil daripada ongkos produksi rata-rata pada tingkat output yang optimal. Keadaan
itu menunjukkan perusahaan
a. Memperoleh keuntungan
b. Menderita kerugian dan harus segera menutup perusahaannya
c. Menderita kerugian tetapi tetap meneruskan usahanya
d. Ada dalam keadaan impas (break even)
e. Jawaban a s/d d semua salah
4. Pada tingkat output perusahaan harus menutup usahanya (shut-down point), maka:
a. Besarnya kerugian perusahaan = besarnya ongkos produksi tetap total
b. Besarnya penerimaan total perusahaan = ongkos produksi variabel total
c. Produsen yang rasional mulai menutup usahanya
d. Jawaban a, b dan c semua benar
e. Jawaban a, b dan c semua salah
5. Keuntungan total adalah maksimum di mana :
a. TR sama dengan TC
b. Kurva TR dan kurva TC sejajar
c. Kurva TR dan kurva TC adalah sejajar dan TC melebihi TR
d. Kurva TR dan kurva TC adalah sejajar dan TR melebihi TC
e. Jawaban a s/d d semua salah
6. Pada tingkat output (keluaran) jangka pendek yang paling baik, perusahaan akan
a. Memaksimumkan keuntungan total
b. Memaksimumkan kerugian total

155
c. Meminimumkan keuntungan dan juga memnimumkan kerugian total
d. Memaksimumkan kerugian per unit
e. Jawaban a s/d d semua salah
7. Apabila P melebihi AVC tetapi lebih kecil dari AC pada tingkat output (keluaran)
yang paling baik, peusahaan akan :
a. Menghasilkan keuntungan
b. Menderita rugi tetapi harus berproduksi dalam jangka pendek
c. Menderita rugi dan harus menutup usaha dengan segera
d. Break-even
e. Jawaban a s/d d semua salah
8. Pada shut-down point
a. P = AVC
b. TR = TVC
c. Kerugian total perusahaan sebesar TFC
d. Jawaban a, b dan c semua benar
e. Jawaban a, b dan c semua salah
9. Bila kurva permintaan adalah elastis MT adalah :
a. 1
b. 0
c. Positif
d. Negative
e. Jawaban a s/d d semua salah
10. Tingkat output (keluaran) yang paling baik untuk perusahaan monopoli murni terjadi
pada titik dimana :
a. TC adalah minimum
b. TR = TC
c. TR adalah maksimum

156
d. Kurva TR dan kurva TC sejajar
e. Jawaban a s/d d semua salah
11. Bila monopolis berada dalam keadaan
a. Keseimbangan jangka panjang, ia juga berada dalam keseimbangan jangka pendek
b. Kesimbangan jangka pendek, ia juga berada dalam keseimbangan jangka panjang
c. Keseimbangan jangka panjang, ia tidak juga berada dalam keseimbangan jang
pendek
d. Keseimbangan jangka panjang, ia mungkin berada dalam keseimbangan jangka
pendek
e. Jawaban a s/d d semua salah
12. Kurva penawaran jangka pendek bagi semua perusahaan yang menjual produknya
pada pasar persaingan sempurna adalah sama dengan :
a. Seluruh kurva biaya marginal (MC)
b. Seluruh biaya rata-rata (AC)
c. Bagian kurva biaya marginal (MC) mulai dari perpotongannya dengan biaya
variabel rata-rata (AVC)
d. Bagian kurva biaya marginal (MC) mulai dari perpotongannya dengan kurva
biaya rata-rata (AC) ke atas
e. Jawaban a s/d d semua salah
13. Pada perusahaan monopolis ada hubungan tertentu antara penerimaan total (TR)
dengan elastisitas harga (En). Hubungan itu menunjukkan bahwa :
a. En < 1 menunjukkan kenaikan harga produk mengakibatkan TR turun
b. En > 1 menunjukkan kenaikan harga produk mengakibatkan TR turun
c. En < 1 penurunan harga produk mengakibatkan TR turun
d. En > 1 penurunan harga produk mengakibatkan TR naik
e. Jawaban a s/d d semua salah
14. Perusahaan yang menderita rugi dan kerugian tersebut lebih kecil daripada ongkos
tetap (AC), maka

157
a. Perusahaan tersebut menutup usahanya
b. Perusahaan tersebut jalan terus
c. Perusahaan tak perlu merasakan bedanya antara berhenti berproduksi dan jakan
terus
d. Jawaban a, b dan c semua benar
e. Jawaban a, b dan c semua salah
15. Harga yang ditentukan monopolis di pasar adalah :
a. Harga yang dapat memberikan laba maksimum
b. Harga tertinggi yang konsumen mau bayar
c. Harga yang besarnya sama dengan ongkos marginal
d. Harga yang memberikan laba tertinggi per unit yang terjual
e. Jawaban a s/d d semua salah
16. Tingkat keuntungan akan maksimum bagi penjual dalam pasar monopoli pada saat ;
a. TR maksmum dan kurva TR bukan garis lurus
b. TR maksimum dan kurva TC berupa garis lurus
c. TR maksimum dan TC adalah minimum
d. Selisih TR dan TC adalah maksimum
e. Jawaban a s/d d semua salah
17. Tingkat keuntungan bagi penjual dalam pasar persaingan sempurna disebut normal
apabila :
a. Tingkat harga sama dengan biaya marginal (MC)
b. Tingkat harga sama dengan biaya rata-rata (AC)
c. Tingkat harga sana dengan biaya rata-rata minimum
d. Jawaban a, b dan c semua benar
e. Jawaban a, b dan c semua salah

158
18. Sebuah unit usaha menjual produksinya pada pasar persaingan sempurna. Kurva
dimana di bawah ini yang juga berfungsi sebagai kurva penawaran pada jangka
pendek?
a. Kurva biaya total rata-rata
b. Seluruh kurva biaya marginal
c. Kurva biaya variabel rata-rata
d. Kurva biaya marginal mulai dari titik biaya variabel rata-rata terendah
e. Jawaban a s/d d semua salah
19. Pada keadaan kesimbangan jangka panjang pada persaingan sempurna peusahaa
a. Memperoleh laba supernormal
b. Memperoleh laba subrnormal
c. Sama sekali tidak memperoleh laba
d. Memperoleh laba yang cukup untuk bertahan pada industry yang sama
e. Jawaban a s/d d semua salah
20. Sebuah perusahaan monopoli :
a. Selalu memperoleh lab supernormal
b. Beproduksi dengan biaya rata-rata jangka panjang yang paling rendah
c. Selalu dapat meningkatkan laba dengan cara menaikkan harga jual
d. Menghadapi permintaan yang elastis kalau ia ingin memaksimumkan laba
e. Jawaban a s/d d semua salah
21. Bentuk pasar yang mendekati pure monopoly di Indonesia adalah pasar/industry dari :
a. Peusahaan listri negaran
b. Buah apel Malang
c. Mobil Sedan
d. Barang-barang elektronik
e. Jawaban a s/d d semua salah

159
22. Dalam model pasar persaingan tidak sempurna dengan kurva permintaan patah
(linked demand curve), produsen oligopolies.
a. Mengakui adanya saling ketergantungan di antara mereka
b. Tidak bisa saling bermufakat untuk menentukan harga bersama
c. Cenderung bersama-sama mempertahankan harga yang berlaku di pasar agar tidak
berubah-ubah
d. Jawaban a, b dan c semua benar
e. Jawaban a, b dan c semua salah
23. Kuva permintaan yang dihadapi oleh seorang pengusaha di pasar persaingan
sempurna :
a. Selalu berslope positif
b. Selalu berslope negative
c. Selalu berslope 0 (nol)
d. Tidak dapat ditentukan slope-nya
e. Jawaban a s/d d semua salah
24. Dalam pasar monopoli, seorang produsen akan memperoleh keuntungan yang
maksimum bila :
a. MR = MC : pada saat MC menurun ; P > AC
b. MR = MC : pada saat MC menaik ; P < AC
c. MR = MC : pada saat MC menurun ; P < AC
d. MR = MC : pada saat MC menaik ; P > AC
e. Jawaban a s/d d semua salah
25. Seorang monopolis yang menghadapi kurva permintaan 3P + 2Q = 120 akan
memperoleh penrimaan total (MR) yang maksimum pada saat ia memproduksi barang
sebanyak :
a. 20 unit
b. 30 unit
c. 60 unit

160
d. 90 unit
e. Jawaban a s/d d semua salah

C. Isilah titik-titik di bawah ini sesuai dengan perintah pertanyaan di bawah ini.

1. Gambar 1

Soal a) s/d j) berikut ini harus dijawab dengan berpedoman pada gambar 1.

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa produsen tersebut menjual outputnya
di pasar a)…………. Pada waktu harga yang terjadi di pasar setinggi OP4, maka supaya
perusahaan dalam keadaan optimal, perusahaan harus berpoduksi sebanyak b)
……….pada tingkat output ini produsen memperoleh/menderita c)……….. Pada waktu
OP2 output keseimbangan perusahaan adalah d)…………dan pada tingkat output tesebut
besarnya AC adalah e)………. Dan angka ini lebih f)………………dibandingkan
dengan harga jual per unit.

161
Pada tingkat output ini meskipun rugi produsen tetap meneruskan usahanya karena
g)………… pada waktu harga OP1 di tingkat output keseimbangannya podusen rugi =
TFC. Hal ini terlihat karena pada tingkat output tersebut harga (P) sama dengan
h)……….
Titik G tersebut dalam gambar disebut dengan i)……….. dengan demikian garis
penawaran produsen ditunjukkan oleh garis j)………..

2. Gambar 2

Soal a) s/d j) berikut ini dijawab dengan berpedoman pada gambar 2


Gambar 2 melukiskan kondisi sebuah perusahaan yang menjual outputnya di pasar
a)……ini terlihat pada b)……. Apabila produsen menghendaki maksimum.rugi
minimum, maka I harus berproduksi sebanyak c)……….yaitu pada waktu d)……
Pada tingkat output tersebut (soal c) di atas dijual pada harga f)………Pada tingkat
output kesimbangan ini penerimaan podusen secara total adalah h)………. sehingga

162
dengan demikian berarti pada tingkat output keseimbangan tersebut , ia memperoleh
i)……sebesar j)….
D. Jelaskan secara singkat istilah Ekonomi Mikro di bawah ini
Price Discrimination Policy
1. Monopoly Market
2. Kinked Demand Curve
3. Non-Price Competition
4. Pure Competition
5. Extenal economies
6. Shut-down Point
7. Normal Profit
8. Free Entry and Free Exit
9. Excess Profit

E. Selesaikan Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini


1. Seorang produsen menjual outputnya di pasar persaingan sempurna. Dalam usahanya
untuk mendapat laba maksimum, ia memutuskan beroperasi pada keadaan shut-down
point. Pada keadaan itu perusahaan tersebut diketahui beroperasi dengan :
a. Ongkos variabel rata-rata sebesar 10 satuan uang
b. ongkos total sebesar 5.400 satuan uang
Tingkat output yang dihasilakn sebesar 300 satuan

Pertanyaan :
a. tentukan harga jual produk perusahaan itu dan biaya tetapnya
b. Gambarkan dan jelaskan apabila harga pasar turun di bawah harga pada (soal a)
tersebut

163
2. Sebuah perusahaan di dalam menghasilkan barang Q menggunakan satu jenis faktor
produksi variabel, yaitu X. Harga factor produksi per unit (Px) = 10 dan harga
penjualan barang per unit (Pq) = 5. Pasar barang dengan pasar produksi adalah
persaingan sempurna.
Fungsi produksi :

Q = 40 X1/2

Pertanyaan :
a. Bagaimana fungsi penerimaan perusahaan tersebut sebagai fungsi dari faktor
produksi X
b. Berapa unit faktor produksi yang diperlukan perusahaan tersebut agar dapat
dicapai keuntungan maksimal
3. Diketahui seorang produsen dalam menjual outputnya menghadapi fungsi permintaan
sebagai berikut :

Q = 14 – P

Dalam produksi ia mengeluarkan biaya tetap (FC) adalah 36 satuan mata uang dan
biaya variabel dinyatakan dalam fungsi :
VC = -14 Q + 2 Q2
Pertanyaan :
a. Apabila produsen tersebut ingin memperoleh laba maksimum, maka berapakah
jumlah output (Q) harus dihasilkan?
b. Berapa besarnya penerimaan marginal (MR) pada output tersebut (soal a)?
c. Berapa besarnya biaya rata-rata per output (AC) pada tingkat output tersebut
(soal a)?

164
d. Berapak besarnya laba yang diperoleh produsen (SHU = Sisa Hasil usaha) pada
tingkat output tersebut (soal a)?
4. Dalam memproduksi suatu jenis barang tertentu seorang memonopolis menghadapi
fungsi permintaan
P = 84 – 4Q

Sedangkan fungsi biaya rata-ratanya ditunjukkan oleh persamaan :


AC = Q + 4

Dari kenyataan di atas, tentukan :


a. Tingkat harga yang harus ditentukan oleh monopolis tersebut agar
keuntungan/kerugian yang diperoleh maksimum/minimum
b. Besarnya keuntungan maksimum/kerugian minimum tersebut
c. Besarnya elastisitas permintaan pada tingkat harga tersebut di atas
5. Diketahui produsen menjual outputnya di pasar persaingan sempurna. Permintaan
yang dihadapi di pasar : ½ P = 16 – ¼ Qx, sedang fungsi produksinya

QX = L1/2K1/2

Diketahui harga input L (PL) = 3 satuan uang, harga input K (PX) = 3 satuan uang dan
banyaknya unit K yang digunakan tetap sebesar 36 unit.
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana bentuk fungsi biaya produksi total (SRTC) produsen tersebut
b. Tentukan berapa besarnya output (QX) keseimbangan produsen tersebut.
c. Hitung berapa besar sisa hasil usaha (p) yang diterima produsen tersebut pad
output keseimbangan

165
6. Fungsi permintaan adalah Qd = 40 -2P
Fungsi penawaran adalah 2P – Q = 20
Misalkan bahwa pemerintah memungut pajak sebesar t untuk tiap unit atau satuan
bang yang disuplai dan produsen-produsen menyesuaikan fungsi penawarannya
dengan memperhitungkan pajak tersebut
Hitunglah :
a. Suku pajak t (tax rate) untuk mencapai hasil pengutan pajak (tax revenue)
maksimum
b. Hasil pungutan pajak maksimum yang dapat dicapai

7. Suatu industry yang kompetitif (dalam persaingan) menghadapi permintaan sebagai


berikut :

Q = 800 – 8p

Dimana q adalah output yang diminta di pasar p adalah harga yang berlaku di pasar.
Masing-masing perusahaan dalam industry itu mempunyai kondisi biaya yang sama
sebagai berikut :

C1 = 200 + 10q1 + 2q12

Di mana q1 adalah output perusahaan individual dan C1 adalah biayanya.


Keluar masuk indsutri adalah bebas bagi perusahaan-perusahaan dan jumlahnya
pendatang baru yang potensial ke dalam industry tersebut tidak terbatas banyaknya.

Pertanyaan :

166
Berapakah besarnya output keseimbangan dan harga keseimbangan dalam industry
tersebut?

8. Sebuah perusahaan monopoli mengadakan diskriminasi harga dan menjual barangnya


di dua pasar. Tujuan perusahaan adalah laba maksimum

Permintaan di pasar I adalah Q1 = 16 – 0,2P1

Permintaan di pasar II adalah P2 = 20Q – 20 = 0

Fungsi biaya total (TC) adalah TC – 20Q – 20 = 0


Dimana Q = Q1 + Q2

Pertanyaan :
a. Tentukanlah harga dan jumlah barang yang di jual di masing-masing pasar
b. Berapa besarnya elastisitas permintaan di masing-masing pasar
c. Bandingkan laba monopolis dengan deskriminasi dan tanpa diskriminasi

JAWAB

A. Kunci jawaban menentukan pernyataan Benar atau Salah dan penjelasannya

1. S
Penjelasan
Produsen dalam keadaan laba normal bila P = AC atau TR = TC. Padahal bila P
setinggi shut-down point ini artinya P = AVC atau TR = TVC atau perusahaan rugi
sebesar TFC (Total Fixed Cost)

167
2. S
Penjelasan
Apabila dalam suatu pasar di mana produsen mampu memperoleh keuntungan murni
maka dalam jangka panjang akan mengundang perusahaan baru untuk masuk ke
dalam pasar tersebut hingga masing-masing produsen yang ada di pasar tersebut
hanya mampu memperoleh laba normal
3. S
Penjelasan
Dalam jangka pendek produsen tidak perlu menutup usahanya apabila kerugian yang
ia derita masih lebih kecil daripada biaya tetap totalnya
4. S
Penjelasan :
Produsen yang dapat memonopoli pasar dapat dapat saja dalam output
kesimbangannya rugi atau pulang pokok (break event point). Pada output
keseimbangannya produsen laba, pulang pokok atau rugi tergantung besarnya P
(harga relatif) dibandingkan dengan AC (biaya rata-rata) apabila P > AC produsen
akan labar dan mendapat P = AC produsen pulang pokok sedangkan apabila P < AC
perusahaan akan rugi
5. B
Penjelasan :
Sebab di pasar monopoli untuk setiap tingkat harga tertentu tidak dapat ditunjukkan
secara spesifik nilai outputnya. Jadi akibatnya di pasar monopoli tidak dapat
diturunkan penawaran secara spesifik.
6. B
Penjelasan :
Dalam keadaan keseimbangan, baik kurva permintaan yang dihadapi di pasar output
maupun kurva penawaran yang dihadapnya masing-masing berbentuk garis

168
horizontal, sehingga kurva MRPx = Pq MPPx berfungsi sebagai kurva permintaan
terhadap input x. dalam kasus ini tidak perlu diperhatikan unsur substitutions effect
dan income effect
7. S
Penjelasan :
Bagi perusahaan yang kasusnya seperti itu lebih baik kalau ia berproduksi. Sebab
apabila ia tidak berproduksi maka akan menderita kerugian yang lebih besar.
Perusahaan yang segera harus tutup hanyalah perushaan yang menderita rugi di mana
kerugiannya lebih besar dari biaya tetap total (TFC) nya
8. S
Penjelasan :
Lihat penjelasan pada jawaban nomor 2
9. S
Penjelasan
Dalam menjalankan kenijaksanaan diskriminasi harga, produsen harus menentukan
harga yang lebih mahal pada pasar di mana elastisitas permintaannya lebih kecil
10. S
Penjelasan :
Dalam jangka panjang produsen pesaing sempurna terdorong untuk menggunakan
skala produksi yang optimal. Sebab dalam jangka panjang produsen yang tetap di
pasar hanyalah produsen yang kondisinya berada di titik impas (break even point),
yaitu :
P = LRAC = SRAC = SRMC = LRMC
11. S
Penjelasan :
Sebab dalam pasar monopli kita tidak dapat mengidentifikasi kurva penawaran
produk secara langsung seperti halnya dalam pasar persaingan sempurna. Hal ini

169
karena di pasar monopoli tidak ada hubngan yang spesifik antara harga (P) dengan
jumlah output (Q)
12. B
Penjelasan :
Sebab dalam pasar persaingan sempurna Pq = MR, sehingga VMPx = Px, atau Pq ..
MPPx = Px
Karena Pq = MR, maka MR . MPPx = Px
atau MRPx = Px
13. B
Penjelasan :
Kurva MR yang patah merupakan garis tegak (vertikal). Apabila tejadi perubahan
struktur biaya yang akan mempengaruhi posisi kurva MC nya, hal ini tidak akan
mempengaruhi jumlah output optimal
14. B
Penjelasan :
Karena apabila ia berpoduksi, ia masih bias menutupi biaya roduksi tetapnya dan
kelebihannya dapat menutupi biaya variabel. Tetapi seandainya ia tidak berproduksi,
ia harus mengeluarkan biaya tetapnya (TFC). Biayanya tetap ini harus ia bayar apakah
produsen tersebut berproduksi atau tidak.
15. S
Penjelasan :
Penerimaan total (TR) yang maksimum tidak selalu akan mendatangkan keuntungan
yang maksimum harus juga memperhitungkan biaya produksi yang dikeluarkan.
Keuntungan terbesar terjadi waktu MR = MC dan slope MR < slope MC.
16. B
Penejalasan :

170
Pajak yang bersifat lump-sum akan mempengaruhi TFC dan perubahan TFC tidak
mempengaruhi kurv MC. Padahal harga (P) dan jumlah output (Q) keseimbangan
berdasarnya atas perpotongan kurva MR dan MC yang arahnya dari bawah
17. S
Penjelasan :
Pada waktu kurva permintaan elastis, nilai MR monopilis positif, sedang pada waktu
inelastic nilai MR monopolis negatif. Ini artinya pada titik peralihan dari elastis ke
inelastic (unitrary elastis), nilai MR monopilis sama dengan nol.
18. B
Penjelasan :
Sebab dengan fungsi seperti itu besarnya nilai TR pada setiap tingkat harga adalah
sama, yaitu sebesar 1000. Jadi kalau dilukis kurva permintaannya akan berpola siku-
siku dan elastisitas permintaannya di setiap titik adalah sama dengan satu.
19. B
Penjelasan :
Pada pasar persaingan sempurna titik impas (break even) terjadi apabila penerimaan
marginal (MR) sama dengan biaya rata-rata (AC) sama dengan biaya marginal (MC)
dan sama dengan harga (P).
20. S
Penjelasan :
Tindakan pengaturan oleh monopoli oleh pemerintah pada umumnya dilakukan
dengan cara menyamakan nilai AR dengan nilai MC-nya. Ini dimaksudkan agar
monopolis terdorong untuk memproduksi barang yang lebih banyak dan menjualnya
dengan harga yang lebih murah
21. S
Penjelasan:

171
Sebab yang dimaksudkan dengan pasar persaingan sempurna di dalam ilmu ekonomi
mikro bukanlah persaingan dalam arti diri pribadi (personal rivalry). Dalam
persiangan sempurna justru masing-masing pribadi merasa tidak perlu untuk bersaing,
karena peranan produsen di sini relative sangat kecil. Contoh barang yang pasarnya
mendekati persaingan sempurna adalah beras, karet, the dan lain-lain produksi sector
pertanian.
22. S
Penjelasan :
Dalam jangka panjang produsen yang monopoli pasar tidak dapat mempertahankan
economies profit karena dalam jangka panjang banyak produsen yang masuk ke
dalam pasar tersebut.
23. B
Penjelasan :
Sebab laba baru mencapai nilai maksimum apabila MR = MC. Selama MR > MC,
maka produsen masih dapat meningkatkan labanya dengan memproduksi barangnya
lebih banyak lagi. Penambahan produksi akan berakibat penambahan TR yang lebih
besar dibandingkan dengan penambahan TC-nya. Ini artinya peningkatan output
berakibat semakin besarnya laba perusahaan
24. S
Penjelasan :
Produsen dalam bentuk pasar apapun dapat menentukan jumlah barang yang harus
diproduksi. Dalam pasar persaingan sempurna yang tidak dapat ditentukan oleh
produsen secara individu adalah harga output di pasar.
25. S

172
Penjelasan :
Tidak hanya produsen pada pasar monopoli saja yang dapat menentukan jumlah yang
akan ia jual, tapi produsen pada pasar yang lain pun juga bias. Produsen yang
beroperasi pada pasar monopoli dapat menentukan harga dan jumlah yang dijual agar
memperoleh keuntungan yang maksimum

F. Kunci jawaban untuk memilih salah satu jawaban yang paling tepat
1. e 11. a 21. a
2. c 12. c 22. a
3. c 13. b 23. e
4. a 14. b 24. d
5. e 15. d 25. b
6. e 16. c
7. b 17. c
8 d 18. d
9. c 19. d
10. e 20. b

G. Penyelesaian untuk soal-soal mengisi titik-titik


1. a. Persaingan sempurna
b. QQ0
c. Laba
d. QQ2
e. Q2J
f. Besar
g. Rugi total lebih kecil daripada biaya total tetap (rugi total < TFC)
h. Biaya variabel rata-rata (AVC)

173
i. Shut down Point
j. GHLK

2. a. Monopoli
b. Kurva permintaan yang
c. QQ2
d. Penerimaan marginal sama dengan biaya marginal (MR = MC)
e. OC
f. QQ2FC
g. Laba
h. AHFC
D. Penyelesaian untuk soal-soal menjelaskan istilah dalam teori pasar
1. Price Discrimination Policy (Kebijaksanaan dikriminasi harga) adalah kebijaksanaan
perusahaan yang menjual output yang sama dengan tingkat harga yang berbeda-beda
pada pembeli berbeda pula
2. Monopoly Market (pasar monopoli) yaitu suatu pasar di mana di pasar itu hanya ada
satu penjual, output yang dihasilkan produsen bersifat lain daripada yang lain
(unique product) dan di pasar ada rintangan bagi produsen lain untuk memasukinya.
3. Kinked Demand Curve (Kurva Permintaan Patah) adalah kurva permintaan yang
memiliki bagian yang tegar terhadap perubahan struktur biaya
4. Non Price Competition (Persaingan Bukan Harga) adalah salah satu bentuk
persaingan dalam suatu pasar persaingan sempurna. Persaingan ini ditempuh karena
pada pasar persaingan sempurna setiap produsen tidak bisa mempengaruhi harga.
Persaingan bukan harga antara lain misalnya memperluas iklan, memperindah
kemasan dan lain-lain
5. Pure Competition (Persaingan Murni) yaitu suatu bentuk persaingan pada pasar di
mana pada pasar tersebut :
1. Jumlah penjual dan pembeli cukup banyak sehingga baik penjual maupun pembeli
itu tidak bisa mempengaruhi harga di pasar

174
2. Barang yang dperjualbelikan bersifat homogeny atau sama
3. Produsen bebas keluar masuk pasar
6. External Economies adalah keuntungan yang diperoleh produsen karena faktor-
faktor yang asalnya dari luar perusahaan (eksternal). Sebagai contoh karena didirikan
suatu proyek baru di sekitar kita, maka permintaan terhadap output meningkat
7. Shut-down Point (Titik Gulung Tikar) adalah suatu keadaan di mana produsen akan
memperoleh kerugian yang sama apabila ia berproduksi atau tidak berproduksi. Pada
tingkat produksi ini kerugian sama dengan besarnya ongkos produksi variabel rata-
rata (AVC). Atau dengan kata lain pada keadaan ini produsen mengeluarkan ongkos
sebesar biaya tetap apabila ia berproduksi atau tidak berproduksi
8. Normal Profit (Keuntungan Normal) adalah keadaan di mana besarnya penerimaan
produsen secara total (TR) sama dengan pengeluaran produsen untuk biaya produksi
(TC), baik biaya yang bersifat tetap (TFC) maupun biaya yang bersifat variabel
(TVC). Mengapa produsen dalam keadaan ini (break-even point) produsen tidak
dikatakan laba ? Hal ini karena apabila produsen tidak berproduksi, maka ia akan
rugi sebesar biaya tetap (TFC)
9. Free Entry and Free Exit (Bebas keluar dan bebas masuk) adalah keadaan pada pasar
persaingan sempurna dimana pada pasar tersebut terdapat kebebasan untuk keluar
bagi produsen yang sudah ada di pasar dan masuk bagi produsen baru. Hal ini
disebabkan karena masing-masing produsen yang ada di pasar tidak dapat
mempengaruhi pasar tersebut
10. Excess Profit (Keuntungan murni) adalah keuntungan yang diperoleh produsen
dalam arti yang sebenarnya. Keuntungan ini diperoleh perusahaan pada waktu
besarnya penerimaan produsen dari hasil penjualan (TR) melebihi besarnya
pengeluaran untuk biaya produksi, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel (TC =

175
TFC + TVC) Excess profit kadang-kadang disebut juga dengan pure profit
(keuntungan murni)
E. Penyelesaian Soal-soal hitungan
1. Ongkos variabel rata-rata (AVC) = 10
Ongkos total (TC) = 5.400
Output yang dihasilkan = 300
a. Shut-down point terjadi pada harga output (P) sama dengan AVC
Karena pada Q = 300 besarnya AVC = 10, maka agar tercapai shut-down
point harga output (P) = 10
TVC = AVC . Q
= 10 . 300
= 3.000
TFC = TC . TVC
= 5.400 - 3000
= 2.400
Jadi biaya tetapnya sebesar 2.400 satuan uang

b. Gambar 1

2. Fungsi produksi yang dihadapi


Qx = 40 X1/2

176
Harga input X(Px) =10
Harga Output (Pq) = 5
a. Fungsi penerimaan perusahaan (TR) sebagai fungi dari factor produksi X
TR = Pq . Qx
= 5 . 40X1/2
= 200 X1/2
Fungsi penerimaan TR = 200 X1/2
b. Syarat keuntungan maksimum

MPx 1
=𝑃
PX 𝑞

Px = 100x = 40 X1/2

𝑑𝑄𝑥
Pq = 5 MPx = = 20 X1/2
𝑑𝑋

MPx = 20 X1/2

Sesuai dengan syarat keseimbangan, maka :

20 𝑋 1/2 1
=
10 5

10 X1/2 = 1

10
=1  X1/2 = 10
𝑋 1/2
X = (10)2  X = 100

177
Jadi agar keuntungan maksimum dapat diperoleh maka input X yang
digunakan sebanyak 100
3. Fungsi persamaan Q = 14 – P
Biaya tetap (TFC) = 35
Biaya Variabel (TVC) = 16 Q + 2 Q2
a. Laba maksimum dicapai apabila MR = MC
𝑑𝑇𝑅 𝑑𝑇𝐶
MR = MC =
𝑑𝑄 𝑑𝑄

TR =P.Q TC = TFC + TVC


= (14 – Q) . Q = 35 + ( -16 . Q + 2 Q2)
= 14 Q – Q2 = 35 – 16 Q + 2 Q2

𝑑𝑇𝑅 𝑑𝑇𝐶
MR = MC =
𝑑𝑄 𝑑𝑄

= 14 . 2 Q = 16 + 4 Q

Laba maksimum  MR = MC
14 . 2Q = 16 + 4 Q
14 + 16 = 2 Q + 4Q
6Q = 30
Q =5

Jadi agar keuntungan yang diperoleh maksimum produsen tersebut harus


memproduksi sebanyak 5

b. Besarnya penerimaan marginal (MR)

178
MR = 14 – 2Q  Q = 5
= 14 – 2(5)
= 14 – 10
=4
Jadi penerimaan marginal (MR) pada Q = 5 sebesar 4

c. Besarnya biaya rata-rata (AC)

𝑇𝐶 35−16𝑄+202
AC = =
𝑄 𝑄

35
= - 16 + 2 Q
5

= 7 – 16 + 2(5)
= 7 – 16 + 10
=1
Jadi pada Q = 5 maka biaya rata-rata (AC) = 1

d. Besarnya sisa hasil usaha (SHU) pada Q =5

SHU = TR - TC
= 14 Q – Q2 – (35 – 16 Q + 2 Q2)
= 14 Q – Q2 – (35 + 16 Q - 2 Q2)
= 30 Q – 35 – 3 Q2
= 30 (5) – 35 – 3(5)2
= 150 – 35 – 75
= 150 – 110

179
= 40
Jadi besarnya SHU pada Q = 5 adalah 40

4. Fungsi permintaan produsen

P = 84 – 40
Biaya rata-rata (AC)
AC = Q + 4

a. Tingkat harga (P) yang mendatangkan keuntungan maksimum (mak) atau


kerugian minimum (min).

Laba maksimum atau Rugi minimum terjadi apabila

MR = MC

𝑑𝑇𝑅 𝑑𝑇𝐶
MR = MC =
𝑑𝑄 𝑑𝑄

TR = P .Q TC = AC . Q
= (84 – 4Q) . Q = (Q + 4) . Q
= 84Q - 4Q2 = Q2 + 4Q

𝑑𝑇𝑅 𝑑𝑇𝐶
MR = MC =
𝑑𝑄 𝑑𝑄

= 84 – 80 = 20 + 4

Laba maksimum/rugi minimum

180
MR = MC
84 – 8Q = 2Q + 4
84 – 4 = 2 Q + 8Q
80 = 1Q
Q=8

P = 84 – 4Q
= 84 – 4 (8)
= 84 – 32
= 52

Jadi keuntungan maksimum atau kerugian maksimum akan dicapai apabila


output dijual dengan harga 52

b. Besarnya keuntungan/kerugian (π)

Π = TR – TC
Π = (P . Q) – (AC . Q)
Π = 84Q – Q2 – (Q + 4)) . Q
Π = 84Q – Q2 – (Q2 + 4Q)

Π = 84Q – Q2 – Q2 – 4Q
Π = 84Q – 2Q2 – 4Q

Karena Q = 8, maka :

181
Π = 84 (8) – 2 (8)2 – 4(8)
= 672 – 128 – 32
= 512
Karena positif naka diperoleh adalah keuntungan maksimum sebesar 512

c. Besarnya elastisitas permintaan (ep) pada harga yang manghasilkan


keuntungan maksimum

𝑑𝑄 𝑃
ep = - P = 52
𝑑𝑃 𝑄

Q=8
P = 84 – 4Q  4Q = 84 – P

1
Q = 21 - P
4

𝑑𝑄 1
=-
𝑑𝑃 4

1 52
ep = -
4 8

52
= = - 1, 625
32

Jadi besarnya elastisitas permintaan pada harga 52 adalah 1, 626

5. Persamaan permintaan : 1/2Px = 16 – 1/4Q


Fungsi Produksi Qx = L1/2K1/2
PL = 3 Px =3

182
a. Menentukan fungsi SRTC

SRTC = PL. L + PX . K
Qx = L/1/2K1/2
= L1/2361/2
= L1/2 6
𝑄𝑥 𝑄𝑋 2
L1/2 =  L=
6 36

SRTC = PL . L + Px . K

𝑄𝑋 2
=3 + 3 . 36
36

= 1/12 Qx2 + 108

𝑄𝑋 2
Jadi fungsi SRTC = + 108
36

b. Menentukan output (Qx) keseimbangan


Keseimbangan terjadi apabila M = MC

𝑑𝑇𝑅
MR = 𝑑𝑄
𝑋

183
TR = Px . Qx
½ Px = 16 – ¼ Qx
Px = 32 – ½ Qx

TR = Px Qx
= (132 – ½ Qx) Qx
= 32 Qx – ½ Qx2

𝑑𝑇𝑅
MR = 𝑑𝑄  MR = 32 - Qx
𝑋

𝑑𝑆𝑅𝑇𝐶
MC = 𝑑𝑄𝑋

𝑑(1/12𝑄𝑋2 108
MC =  MC = 1/6 Qx
𝑑𝑄𝑋

Keseimbangan terjadi pada MC = MR

1/6 Qx = 31 - Qx
1/6 Qx = 32

7/6 Qx = 32
Qx = 27,4
Qx = 27

Jadi output (Qx) keseimbangan sebesar 27

184
c. Menentukan besarnya sisa hasil usaha (π) yang diterima pada keadaan
keseimbangan
Π = TR – SRTC
= 32 Qx – 1/2 Qx2 – 1/12 Qx2 – 108
= 32(27) – 1/2 (27)2 - 108
= 864 – 364,5 – 60,75 – 108
= 330,75
Jadi besarnya sisa hasil usaha (π) adalah 330, 75

6. Fungsi permintaan Q = 40 – 2P
Fungsi penawaran 2P – Q = 20

a. Menentukan suku bunga pajak (t) agar penerimaan pajak (T) maksimum
1
Fungsi permintaan bisa dijadikan : P = 20 - 2 Q
1
Fungsi penawaran bisa dijadikan : P = 10 + Q
2

Adanya pajak akan mempengaruhi penawaran barang oleh podusen. Dengan


demikian fungsi penawaran prdusen akan berubah. Karena suku bunga pajak =
t maka fungsi penawaran produsen menjadi

1
P = 10 + 2 Q + 1

Keseimbangan penawaran sama dengan permintaan. Jadi :

1 1
10 + 2 Q + t = 20 2 Q

1 1
t = 20 - 2 Q – 10 - 2 Q

185
t = 10 – Q

T=t.Q

= (10 – Q) . Q
= 10Q – Q2

Penerimaan pajak (T) maksimum terjadi apabila

𝑑𝑇
= 0  10 -2 Q = 0
𝑑𝑄

2 Q = 10
Q=5
b. Besarnya penerimaan pajak (T)

T =t.Q
=5.5
= 25
Jadi besarnya penerimaan pajak maksimum sebesar 25

7. Fungsi permintaan dalam industry : q = 800 – 80p

Biaya total masing-masing perusahaan :


C1 = 200 + 10q1 + 2q12

Jumlah output (q) dan harga (P) keseimbangan terjadi apabila biaya rata-rata (AC)
masing-masing perusahaan adalah minimum :

186
𝐶1 200+ 10𝑞1 + 2𝑞12
AC1 = =
𝑞1 𝑞1

200
= + 10 + 2q1
𝑞1

𝑑(𝐴𝐶1
AC1 minimum apabila 𝑑𝑞1
=0

200
- + 2 =0
𝑞 12

2q12 = 200
q12 = 100
q1 = 10
AC Minimum
200
AC = + 10 + 2q1  q1 = 10
𝑞1

200
AC = + 10 + 2(10)
10

AC = 20 + 10 + 20

= 50
Besarnya biaya rata-rata minimum adalah 50 sama dengan besarnya tingkat
harga (p)

q = 800 – 8p

187
= 800 – 8(50)
= 800 – 400
= 400

Jadi jumlah output (q) keseimbangan sebesar 400 dan harga (p) kesimbangan
sebesar 50

8. Permintaan pasar I : Q1 = 16 – 0,2 P1


Permintaan pasar II : P2 = 180 – 20 Q2
Fungsi biaya total (TC) : TC – 20 Q – 20 = 0

Dimana :
Q1 dan Q2 masing-masing jumlah barang yang diminta di pasar I dan pasar II
P1 dan P2 masing-masing harga barang di pasar I dan pasar II
Q adalah jumlah yang diminta di kedua pasar (Q = Q1 + Q2)

a. Laba maksimum akan diperoleh apabila MR = MC

MR1 = MC dan MR2 = MC

Dimana MR1 dan MR2, masing-masing penerimaan marginal (MR) dari pasar
I dan pasar II
TC – 20Q – 2 = 0
TC = 20Q +20
MC = 20
TR1 = P1.. Q1 TR2 = P2 .- Q2
Q1 = 16 – 0,1 P1 P2 = 180 – 20Q2

188
P1 = 80 – 5Q1) . Q1
= (80 – 5Q1) . Q1 = (180 – 20Q2) . Q2
= 80Q1 – 5Q12 = 180Q2 – 20Q22

MR11 = 80 – 10Q1 MR2 = 180 – 40Q2


MC = 20 MC = 20
MR1 = MC MR2 = MC
80 – 10Q1 = 20 180 – 40Q2 = 20
10Q1 = 60 40Q2 = 160
Q1 =6 Q2 = 4
P1 = 80 – 5Q1 P2 = 180 – 20Q2)
Q1 =6 Q2 = 4
= 80 – 5(6) = 180 – 20(4)
= 80 – 30 = 180 – 80
P1 = 50 P2 = 100

Jadi jumlah barang yang harus dijual di pasar I (Q1) dan pasar II(Q2) berturut-
turut 6 dan 4. Sedang harga jual di masing-masing pasar I(P1) dan pasar II (P2)
berturut-turut 50 dan 100

b. Elastisitas permintaan pada

Pasar I Pasar II

e 𝑑𝑄1 𝑃1 e 𝑑𝑄2 𝑃2
P1 = P2 =
𝑑𝑃1 𝑄1 𝑑𝑃2 𝑄2

189
Q1 = 16 – 0,2P1 Q2 = 9 – 0,05P2

𝑑𝑄1 𝑑𝑄2
= - 0,2 = 0,05
𝑑𝑃1 𝑑𝑃2

50 100
P1 = 0,2 P2 = -0,05
6 4

= 10/6 = 5/4

= 1, 67 = - 1,25

Jadi elastisitas permintaan pasar I dan Pasar II berturut-turut sebesar 1,67 dan
1,25

c. Membandingkan laba dengan dan tanpa diskriminasi


Laba diskriminasi :
Pasar I Pasar II
e
P1 = 50 P2 = 100
Q1 =6 Q2 =4

TR1 = P1 . Q1 TR2 = P2 . Q2
= 50 . 6 = 100 . 4
= 300 = 400

190
TR = TR1 + TR2
= 300 + 400
= 700
TC = 20Q1 . 20 Q = Q1 + Q2
=6+4
= 10

TC = 20(10) + 20
= 200 + 20
= 220

Laba = TR – TC
= 700 – 220
= 480

Laba tanpa diskriminasi

Apabila tanpa diskriminasi berarti harga barang (P) dikedua pasar sama (P 1 =
P2) dan Q1 + Q2 = Q

Maka Q1 = 16 – 0,2P1
Q2 = 9 – 0,2P2
--------------------------------- +
Q = 25 – 0,25P
P = 100 – 4Q
TR =P.Q
= (100 – 4Q) . Q

191
= 100Q – 4Q2
MR = 100 – 80 MC = 20
Laba maksimum dicapai apabila MR = MC
100 – 8Q = 20
8Q = 80
Q = 10

TR = 100Q – 4Q2 TC = 20Q + 20


= 100(10) – 4(10)2 TC = 20(10) + 20
= 1.000 – 400 = 200 + 20
= 600 = 220

Jadi laba dengan diskriminasi lebih besar daripada laba tanpa diskriminasi

192

Anda mungkin juga menyukai