Anda di halaman 1dari 9

PENGGUNAAN TURUNAN DALAM EKONOMI

Dalam ilmu ekonomi konsep turunan pertama dari suatu fungsi dapat digunakan untuk
menunjukkan konsep perilaku konsumen dan produsen, elastisitas, biaya marjinal dan lain
sebagainya.
A. Perilaku Konsumen dan Produsen
1. Perilaku konsumen
Perilaku konsumen di dalam memutuskan berapa jumlah barang yang akan dibeli
biasanya mengikuti hukum permintaan yang mengatakan bahwa bila harga suatu barang
naik maka ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap) jumlah barang yang diminta
konsumen turun. Demikian pula sebaliknya bila harga turun maka ceteris paribus jumlah
barang yang diminta akan naik.
Salah satu pendekatan yang menjelaskan mengapa konsumen berperilaku seperti itu
adalah pendekatan kepuasan marjinal (marjinal utility). Dimana kepuasan marjinal
merupakan tambahan kepuasan yang diperoleh konsumen karena ada tambahan konsumsi
satu unit barang. Jadi kepuasan marjinal tidak lain adalah turunan pertama dari kepuasan
total.
𝑑𝑇𝑈
𝑀𝑈 =
𝑑𝑄
Dimana MU adalah kepuasan marjinal, TU adalah kepuasan total dan Q adalah
jumlah barang yang dikonsumsi.
Pendekatan kepuasan marjinal bertitik tolak pada suatu anggapan yang menyatakan
bahwa kepuasan onsumen dapat diukur dengan uang dan konsumen berusaha untuk
mencapai kepuaan total yang maksimum. Jika P menunjukkan harga barang maka
konsumen akan memperoleh kepuasan total yang maksimum apabila dipenuhu syarat :
𝑃 = 𝑀𝑈

Contoh :
Berapakah kepuasan total yang diperoleh konsumen apabila ia membeli barang tertentu
dengan harga Rp.4,00 per unit dan fungsi kepuasan total konsumen adalah
𝑇𝑈 = 10𝑄 − 0,2𝑄 2

1
Penyelesaian :
Kepuasan marjinal
𝑑𝑇𝑈
𝑀𝑈 =
𝑑𝑄
10𝑄 − 0,2𝑄 2
𝑀𝑈 = = 10 − 0,4𝑄
𝑑𝑄
Kepuasan total yang maksimum diperoleh apabila
𝑃 = 𝑀𝑈
𝑃 = 10 − 0,4𝑄
Pada tingkat harga Rp.4,00 per unit jumlah beli adalah
𝑃 = 10 − 0,4𝑄
4 = 10 − 0,4𝑄
0,4𝑄 = 6
6
𝑄=
0,4
𝑄 = 15
Kepuasan total yang diperoleh konsumen dengan membeli 15 unit barang adalah
𝑇𝑈 = 10𝑄 − 0,2𝑄 2
𝑇𝑈 = 10(15) − 0,2(15)2
𝑇𝑈 = 150 − 45
𝑇𝑈 = 105
Jadi kepuasan total yang diperoleh konsumen diukur dalam uang adalah Rp.105,00

2. Perilaku Produsen
Salah satu keputusan yang harus diambil oleh produsen adalah mennentukan berapa
output yag harus diproduksi. Setiap proses produksi seorang produsen dianggap
mempunyai landasan teknis untuk berproduksi yang disebut fungsi produksi. Dimana
fugsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan
antara tingkat output yang dihasilkan dan penggunaan input-input. Tambahan output
yang dihasilkan karena ada penambahan pemakaian satu unit input disebut dengan
produksi mrjinal (marjinal Physical Product) dan diberi symbol MP.

2
Bila Q menunjukkan tingkat output yang dihasilkan dan x menunjukkan tingkat
pengunaan input maka produksi marjinal dapat dirumuskan :
𝑑𝑄
𝑀𝑃 =
𝑑𝑥
Selain konsep produksi marjinaal, dalam membicrakan perilaku konsumen ini diakai
pula konsep produksi rata-rata yang kemudian diberi symbol AP. Produksi rata-rata
merupakan output rat-rata per unit dan dirumuskan
𝑄
𝐴𝑃 =
𝑥
Dimana Q menunjukkan tingkat output yang dihasilkan dan x menunjukkan tingkat
pengunaan input.
Tujuan produsen dalam memproduksi barang dianggap untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimum. Oleh sebab itu produsen harus bisa memutuskan berapa
banyak input yang harus digunakan agar output yang dihasilkan dapat memberikan
keuntungan yang maksimum. Syarat yang harus dipenuhi oleh produsen agar
memperoleh keuntungan yang maksimum adalah :
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 (𝑃𝑥 )
𝑀𝑃 =
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 (𝑃𝑞 )

Disamping itu, tingkat penggunaan input harus pada daerah dimana produksi marjinal
menurun.

Contoh :
Perusahaan “Maju Lestari” memproduksi suatu jenis barang dengan input variable x.
output yang dihasilkan pada berbagai tingkat penggunaan input ditunjukkan oleh fungsi
1
produksi 𝑄 = 75+5𝑥 2 − 3 𝑥 3 . Jika harga input x yag digunakan adalah Rp.2.100,00 per
unit dan harga output per unit Rp.100,00. Berapa unit yang harus diproduksi oleh
perusahaan agar keuntungan yang diperoleh maksimum? Dan berapakah produksi rata-
rata?

Penyelesaian :
𝑃𝑥 = 2.100 ; 𝑃𝑞 = 100
1
Fungsi produksi 𝑄 = 75+5𝑥 2 − 3 𝑥 3 maka 𝑀𝑃 = 𝑄1 = 10𝑥 − 𝑥 2

3
1. Syarat keuntungan maksimum :
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 (𝑃𝑥 )
𝑀𝑃 =
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 (𝑃𝑞 )
2100
10𝑥 − 𝑥 2 =
100
10𝑥 − 𝑥 2 = 21
10𝑥 − 𝑥 2 − 21 = 0
𝑥 2 − 10𝑥 + 21 = 0
(𝑥 − 7)(𝑥 − 3) = 0
𝑥1 = 7
𝑥2 = 3
2. Pada tingkat penggunaan input tersebut produksi marjinalnya menurun ini berarti
fungsi produksi marjinal ada tingka penggunaan input itu mempunyai curam (curam
negative). Persamaan curam merupakan turunan pertama dari fungsi
𝑑𝑀𝑃
𝑚= = 10 − 2𝑥
𝑑𝑥
Pada tingkat penggunaan input 𝑥 = 7
𝑚 = 10 − 2(7) = −4 ( curam negative berarti MP menurun )
Pada tingkat penggunaan input x = 3
𝑚 = 10 − 2(3) = 4 ( curam positif berarti MP menaik )
Jadi input yang digunakan agar keuntungan produsen maksimum adalah 7 unit.
Jumlah output yang dihasilkan adalah :
1
𝑄 = 75 + 5𝑥 2 − 𝑥 3
3
1
𝑄 = 75 + 5(7)2 − (7)3
3
343
𝑄 = 75 + 245 −
3
225 + 735 − 343
𝑄=
3
617
𝑄=
3
2
𝑄 = 205
3

4
Bila barang yang diproduksi satuannya harus merupakan bilangan yang utuh maka
output yang dihasilkan dibulatkan menjadi 205 unit.
Produksi rata-rata :
𝑄
𝐴𝑃 =
𝑥
205 29
𝐴𝑃 = =
7 7
Artinya pada tingkat penggunaan input x = 7 unit, setiap unit input digunakan untuk
menghasilkan rata-rata 29 unit output.

B. Elastisitas
Pada diferensial fungsi sederhana dapat digunakan untuk menghitung elastisitas.
Elastisitas dari suatu fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥) berkenaan dengan x dapat didefinisikan sebagai:

∆𝑦
% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑉𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑡 ( ⁄𝑦) ∆𝑦 𝑥 𝜕𝑦 𝑥 𝑥
∈= = lim = ∗ = ∗ = 𝑦′ ∗
% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑉𝑎𝑟 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑡 ∆𝑥→0 (∆𝑥⁄𝑥) ∆𝑥 𝑦 𝜕𝑥 𝑦 𝑦

Berarti bahwa elastisistas 𝑦 = 𝑓(𝑥) merupakan limit dari rasio antara perubahan relative
dalam y terhadap perubahan relative dalam x, untuk perubahan x yang sangat kecil atau
mendekati nol, dengan kata lain elastisitaas y terhadap x dapat juga dikatakan sebagai rasio
antara persentase perubahan y terhadap persentase perubahan x.

1. Elastisitas Harga-Permintaan,
Elastisitas harga-permintaan adalah elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan
permintaan suatu barang akibat perubahan harga barang itu sendiri. Bentuk umumnya:
𝑄 ′ 𝑑. 𝑃𝑑
∈𝑑 =
𝑄
Permintaan akan suatu barang dikatakan bersifat :
a. Elastis apabila |∈𝑑 | > 1 artinya jika harga barang berubah maka jumlah barang yang
diminta akan berubah dengan presentase lebih besar daripada presentase perubahan
harganya.
b. Unitary elastis apabila |∈𝑑 | = 1 artinya jika harga barang berubah maka jumlah
barang yang diminta juga akan berubah dengan presentase yang sama.

5
c. Inelastic apabila |∈𝑑 | < 1 artinya jika harga barang berubah maka jumlah barang
yang diminta juga akan berubah dengan presentase lebih kecil daripada presentase
perubahan harga.

2. Elastisitas Silang-Permintaan
Elastisitas silang-permintaan adalah elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan
permintaan suatu barang akibat perubahan harga barang lain. Bentuk umumnya:
𝑄 ′ 𝑠. 𝑃𝑠
∈𝑐 =
𝑄

Notes: untuk elastistitas silang-permintaan berlaku:

a. Jika ∈𝑐 negative (∈𝑐 < 1) berarti hubungan antara barang A dan barang B adalah
komplementer (saling melengkapi), di mana penurunan harga salah satu barang akan
diikuti oleh kenaikan permintaan atas keduanya.
b. Jika ∈𝑐 positif (∈𝑐 > 1) berarti hubungan antara barang A dan barang B adalah
kompetitif/substitutif (saling menggantikan), di mana penurunan harga salah satu
barang akan diikuti oleh kenaikan permintaan atas barang tersebut dan penurunan
permintaan atas barang lainnya.

3. Elastisitas Penghasilan dari Permintaan


Elastisitas penghasilan dari permintaan adalah elastisitas yang mengukur kepekaan
perubahan permintaan suatu barang akibat perubahan penghasilan nasional. Bentuk
umumnya:

𝑌′. 𝑃𝑦
∈𝑦 =
𝑄

6
Contoh :
Fungsi permintaan barang A terhadap barang komplementer ditunjukkan dengan persamaan
𝑄𝐴 = 2300 − 10𝑃 + 5𝑃𝑠 + 0,4𝑌. Carilah elastisitas harga-permintaan, elastisitas silang-
permintaan dan elastisitas penghasilan dari
permintaan pada saat PA = 30, Ps = 10 dan Y = 5.000!

Penyelesaian :

Diketahui:

𝑄𝐴 = 2300 − 10𝑃 + 5𝑃𝑠 + 0,4𝑌

𝑃𝑑 = 30, 𝑃𝑠 = 10, 𝑌 = 5000,

Ditanya :

a. elastisitas harga-permintaan (∈𝑑 )


b. elastisitas silang-permintaan (∈𝑐 )
c. elastisitas penghasilan (∈𝑦 )
Jawab :
a. Elastisitas harga-permintaan
𝑄𝐴 = 2300 − 10𝑃 + 5𝑃𝑠 + 0,4𝑌

𝑄𝐴 = 2300 − 10(30) + 5(10) + 0,4(5000) = 2300 − 300 + 50 + 2000 = 4050

𝑃𝐴 ′ = −10

𝑄 ′ 𝑑.𝑃𝑎 −1030
∈𝑑 = = = −0,07 (in-elastis)
𝑄 4050

b. Elastisitas silang-permintaan
𝑄𝐴 = 2300 − 10𝑃 + 5𝑃𝑠 + 0,4𝑌

𝑃𝑠 ′ = 5

𝑄 ′ 𝑠.𝑃𝑠 50
∈𝑐 = = 4050 = 0,01 (in-elastis)
𝑄

7
c. Elastisitas penghasilan dari permintaan
𝑄𝐴 = 2300 − 10𝑃 + 5𝑃𝑠 + 0,4𝑌

𝑃𝑦 ′ = 0,4

𝑌′.𝑃𝑦 0,4 .5000


∈𝑦 = = = 0,49 (in-elastis)
𝑄 4050

Analisis :

1. ∈𝑦 = 0,49 < 1 (in-elastis); berarti setiap kenaikan (%) penghasilan nasional, maka
permintaan barang A akan naik kurang proporsional.
2. ∈𝑐 = 0,01 < 1 (in-elastis); berarti permintaan barang A akan barang komplementer
mendapat pengaruh negative, sehingga berdampak pada kecenderungan menambah
jumlah permintaan barang A.
Hal sebaliknya akan terjadi jika terdapat permintaan barang A akan barang substitutive. ∈𝑐
terhadap barang substitutive dapat memberikan nilai ∈𝑐 > 0 sehingga membawa pengaruh
positif terhadap barang A, di mana jumlah permintaan barang A dapat berkurang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ginanjar, Syamsuar M. 2017. Matematika Bisnis. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia.
“Penerapan Turunan Dalam Ekonomi” dalam
http://nuryanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/55324/PENERAPAN+TURUNAN+DAL
AM+EKONOMI.pdf . diunduh 15 Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai