Keempat syarat pokok ini, yang diperlukan untuk adanya struktur pasar
persaingan sempurna, sangat membatasi persaingan sempurna untuk lahir di
dalam dunia nyata. Walaupun pertukaran-pertukaran komoditi mendekati
syarat-syarat tersebut, ketidaksempurnaan tetap akan terjadi di situ. Meskipun
demikian, untuk beberapa perusahaan, keputusan-keputusan penentuan harga
harus dibuat dalam keadaan di mana mereka tidak punya kendali sama sekali
atas harga dan karena itu suatu penelaahan terhadap struktur pasar persaingan
sempurna akan memberikan pandangan pemikiran dalam membuat keputusan
penentuan harga dalam kasus seperti ini. Lebih penting lagi, suatu pemahaman
yang jelas mengenai persaingan sempurna akan memberikan suatu referensi
pokok bagi kita untuk menganalisis struktur-struktur pasar lainnya seperti
oligopoli dan persaingan monopolistik.
Marilah kita pehatikan perbedaan kurve permintaan bagi seorang konsumen dan
seorang produsen. Dilihat dari kacamata seorang produsen permintaan
konsumen merupakan sumber pendapatan, uang yang dikeluarkan oleh
konsumen merupakan pendapatan bagi seorang produsen. Jadi kurve
permintaan konsumen merupakan kurva pendapatan produsen.
Besarnya pendapatan produsen tergantung dari jumlah barang yang dijual dan
berapa harga barang yang dijual, secara ringkas pendapatan pengusaha sebagai
berikut :
TR=P.Q
AR =TR/Q
AR =(P.Q)/Q
AR =P
Harga Harga
Pe Pe D=P=AR=MR
0 Qe Q/unit 0 Q/unit
Pada harga OPe, jumlah barang yang diminta oleh konsumen sebesar OQe,
sehingga pendapatan produsen sebesar :
TR = Pe . Qe
AR = Pe
Kesamaan AR = Pe ini berlaku pada setiap harga dan kuantitas barang yang
dijual, akibatnya setiap titik pada kurva permintaan mencerminkan tingginya
pendapatan rata-rata produsen.
TR=P.Q
AR=TR/Q=(P.Q)/Q=P
MR=∂TR/∂Q=∂(P.Q)/∂Q=P
Sehingga P = AR = MR
Ekuilibrium Usaha
AC
A B
Pe AR=MR
D
0 Qe Q/unit 0 Qe
TR = f (P . Q) dan TC = g (Q)
Maksumumkan Z = f (P . Q) - ( TC – g(Q))
Syarat primer yang harus dipenuhi untuk memaximumkan adalah turunan dari Z
harus enol.
dZ d f (P . Q) d g(Q)
= - = 0
dQ dQ dQ
d f (P . Q) d g(Q)
=
dQ dQ
d g(Q)
P =
dQ
P=MC
d2Z d2 f (P . Q) d2 g(Q)
dQ2 = dQ2 - dQ2 = 0
d2 f (P . Q) d2 g(Q)
- < 0
dQ2 dQ2
d2 f (P . Q) d2 g(Q)
<
dQ2 dQ2
0 d2 g(Q)
<
dQ2
d2 g(Q)
> 0
dQ2
Jadi agar titik A benar-benar mencerminkan keuntungan maksimum maka kurva
biaya marginal memotong MR atau P dari bawah (slope kurva MC positip).
TR =P.Q
TR =50.Q
MR=P=50
TC =FC+VC
TC = 1.000 + Q2-30 Q
MC=2Q–30
Keuntungan produsen ∏ = TR - TC
=TR–TC
= 50 Q – (1.000 + Q2-30 Q)
=50Q–1.000–Q2+30Q
∏ = 80 Q – 1.000 – Q2 masukan 40 ke Q, sehingga diperoleh :
Dalam contoh yang pada gambar 6.1, perusahaan tersebut memilih untuk
berproduksi pada tingkat output Q*, di mana harga (P) sama dengan biaya
marjinal (MC) dan laba adalah maksimum.
Ingat bahwa laba di atas normal bisa juga terjadi dalam jangka pendek walaupun
dalam keadaan persaingan sempurna. Misalnya, dalam gambar 6.4 perusahaan
tersebut memproduksi dan menjual otuput sebanyak Q* unit pada tingkat biaya
rata-rata C rupiah; dan dengan harga pasar P, perusahaan tersebut akan
memperleh laba ekonomis sebesar P – C rupiah per unit output. Laba ekonomis
total (P – C)Q*, ditunjukkan oleh bidang segi empat PMNC yang diarsir.
Biaya Penerimaan
MC
P M P=AR=MR
AC
C N
0 Q*
Gambar 7.2.
Kombinasi harga/output yang optimal bagi suatu perusahaan dalam persaingan
sempurna
Tabel 7.2
Jumlah produksi dan biaya produksi
Tabel 7.3
Produksi dan Penjualan (ribu rupiah)
Jumlah Harga Hasil Hasil Hasil
produksi (P) penjualan penjualan penjualan
(Q) total (TR = total rata-rata marginal
PxQ) (AR) (MR)
1 2 3 4 5
0 150 - - -
1 150 150 150 150
2 150 300 150 150
3 150 450 150 150
4 150 600 150 150
5 150 750 150 150
6 150 900 150 150
7 150 1050 150 150
8 150 1200 150 150
9 150 1350 150 150
10 150 1500 150 150
Telah dinyatakan bahwa terdapat dua cara untuk menentukan tingkat produksi
yang memaksimumkan untung tersebut: (i) dengan menggunakan pendekatan
biaya total dan hasil total dan (ii) dengan menggunakan pendekatan hasil
marginal.
Hasil Penjualan Total, Biaya Total dan Keuntungan
Cara ini merupakan cara paling mudah untuk menentukan tingkat produksi yang
akan memaksimumkan keuntungan. Untuk menentukan keadaan tersebut yang
perlu dilakukan adalah:
Membandingkan hasil penjualan totaldan biaya total pada setiap tingkat
produksi.
Menentukan tingkat produksi di man hasil penjualan total melebihi biaya total
pada jumlah yang paling maksimum.
Kurva TC (biaya total) dan TR (hasil penjualan total) dibuat berdasarkan data
yang terdapat dalam table 7.2 dan 7.3. kurva TC bermula di atas kurva TR dan ini
terus berlangsung sehingga tingkat produksi hamper 2 unit. Keadaan di mana
kurva TC berada di atas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan
mengalami kerugian. Pada waktu produksi mencapai di antara 2 sampai 9 unit
kurva TC berada di bawah kurva TR dan ini menggambarkan bahwa perusahaan
memperoleh keuntungan.
Untuk memahami kita bahas kasus berikut ini, harga barang dipasar persaingan
sempurna sebesar 25 dan untuk memproduksi barang tersebut dibutuhkan biata
tetap sebesar 75 dan biaya variabel VC = -5Q+0,25Q2+0,15Q3.
No Q P TR AR MR TC AC MC ∏
1 1 25 25 25 70 70 -45
2 2 25 50 25 25 67 34 -3.2 -17
3 3 25 75 25 25 66 22 -0.9 9
4 4 25 100 25 25 69 17 2.3 31
5 5 25 125 25 25 75 15 6.4 50
6 6 25 150 25 25 86 14 11.4 64
7 7 25 175 25 25 104 15 17.3 71
8 8 25 200 25 25 128 16 24.1 72
9 9 25 225 25 25 160 18 31.8 65
10 10 25 250 25 25 200 20 40.4 50
11 11 25 275 25 25 250 23 49.9 25
12 12 25 300 25 25 310 26 60.3 -10
MC
Agar ∏ max
MR=MC,
didapat Q=8
dan keuntungan
maksimum
sebesar 72
AC
P=AR=MR
harga barang dipasar persaingan sempurna sebesar 5 dan untuk memproduksi
barang tersebut dibutuhkan biata tetap sebesar 75 dan biaya variabel VC = -
5Q+0,25Q2+0,15Q3.
No Q P TR AR MR TC AC MC ∏
1 1 5 5 5 70 70 -65
2 2 5 10 5 5 67 34 -3.2 -57
3 3 5 15 5 5 66 22 -0.9 -51
4 4 5 20 5 5 69 17 2.3 -49
5 5 5 25 5 5 75 15 6.4 -50
6 6 5 30 5 5 86 14 11.4 -56
7 7 5 35 5 5 104 15 17.3 -69
8 8 5 40 5 5 128 16 24.1 -88
9 9 5 45 5 5 160 18 31.8 -115
10 10 5 50 5 5 200 20 40.4 -150
MC Agar ∏ max MR=MC didapat Q=4 dan kerugia minimum sebesar -49 AC
P=AR=MR
No Q P TR AR MR TC AC MC ∏
1 1 15 15 15 70 70 -55
2 2 15 30 15 15 67 34 -3.2 -37
3 3 15 45 15 15 66 22 -0.9 -21
4 4 15 60 15 15 69 17 2.3 -9
5 5 15 75 15 15 75 15 6.4 0
6 6 15 90 15 15 86 14 11.4 4
7 7 15 105 15 15 104 15 17.3 1
8 8 15 120 15 15 128 16 24.1 -8
9 9 15 135 15 15 160 18 31.8 -25
10 10 15 150 15 15 200 20 40.4 -50
Dalam jangka panjang semua faktor produksi yang digunakan bersifat variabel,
yang semula dianggap tetap (ceteris paribus) mungkin berubah, misalkan saja
pendapatan meningkat, penduduk berubah, selera berubah dan sebagainya.
Perubahan ceteris paribus dapat menggeser kurve permintaan baik kekiri
maupun kekanan.
Harga P, AR, MR, AC, MC
S
MC
E1 AC
P1 P1
D1
P0 P0
E0 P’ D0
D1
D0
0 Q0 Q1 0 Q0 Q1
Permintahan Bertambah Pengaruh Naiknya Permintaan
Gambar 7.4 :
Pengaruh perubahan permintaan terhadap perubahan keseimbangan
Marilah kita perhatikan gambar 7.4 diatas, misalkan pendapatan konsumen
meningkat, peningkatan pendapatan konsumen memiliki pengaruh positip
terhadap permintaan akan barang sehingga menggeser permintaan kekanan
seperti yang terlihat di dalam gambar. Permintaan bergeser dari D0 ke D1 dan
kuantitas yang diminta meningkat dari Q0 ke Q1. Perubahan permintaan akan
berdampak terhadap pendapatan produsen, pendapatan produsen meningkat
dari D0 ke D1. Harga menjadi lebih tinggi dari P0 ke P1. Keutungan produsen
sebelum adanya kenaikan permintaan adalah sebesar P0P’ dikalikan OQ0.
Keuntungan akan meningkat menjadi P0P1 dikalikan OQ1 dengan catatan biaya
produksi tidak mengalami peningkatan.
S LRAC
LRMC
S1 MC AC
S2
P1
P0
P2 E
0 Q1 Q0Q* 0Q*
Bertambahnya penawaran Ekuilibrium jangka panjang
Gambar 7.5
Keseimbangan Usaha Dalam Jangka Panjang
Bila harga barang lebih kecil dari biaya tetap rata-rata jangka panjang (P<LRAFC)
akan gulung tikar. Dalam jangka pendek perusahaan dapat beroperasi meskipun
mengalami kerugian, tetapi apabila kerugian terus menerus berlangsung maka
dalam jangka waktu tertentu perusahaan terpaksa akan gulung tikar.
MC
AC
AVC
D
P1 D1
P0 C D0
P2 B D2
AFC
0 Q2 Q0 Q1
Gambar 7.6
Titik Gulung Tikar
Harga P0, di mana P0 = AVC, disebut sebagai harga gulung tikar dan titik C disebut
sebagai titik gulung tikar.
Pajak dibagi dalam bentuk pajak tetap dan pajak proporsional. Dampak pajak
terhadap perekonomian akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi (TC
meningkat), dan karena biaya produksi meningkat dan diasumsikan anggaran
perusahaan tidak mengalami perubahan. Karena anggaran yang terbatas dan
biaya produksi meningkat maka perusahaan harus melakukan keputusan untuk
mengurangi jumlah faktor produksi, dampak pengurangan faktor produksi
berdampak pada output yang dihasilkan juga mengalami penurunan. Penurunan
output ini berdampak kepada peningkatan biaya produksi rata-rata dan akhirnya
akan meningkatkan harga jual output agar produsen tidak mengalami kerugian.
AC, AVC, AFC, P, AR, MR Harga
S1
MC AC’ S0
AC
B
Pt Pt
E1
P0 A P0
E0
ATC’ D
AFC
0 0 Q
Ekuilibrium jangka panjang Bertambahnya penawaran
Gambar 7.7 :
Pengaruh Pajak Tetap terhadap keseimbangan
Jika kasus ini digambarkan dalam keseimbangan pasar maka kenaikan pajak
menggeser penawaran ke kiri dikarenakan output berkurang akibat kenaikan
biaya produksi, karena output yang ditawarkan berkurang sedangkan
permintaan tetap maka berakibat kepada kenaikan harga output. Dampak dari
kenaikan harga output akan mengurangi keuntungan produsen. Dari gambar
diatas AFC meningkat menjadi AFC’, peningkatan AFC akan meningkatkan AC
menjadi AC’ ( karena kenaikan pada AFC maka MC tidak mengalami pergeeran).
Dampak dari peningkatan AC maka penawaran menjadi bergeser ke kiri, dan
mengakibatkan pergeseran keseimbangan dari E0 ke E1. Bergesernya
keseimbangan menyebabkan harga naik P0 ke Pt dan jumlah barang yang diminta
menjadi berkurang.
=TR–TC
=P.Q–(FC+VC)
=TR–TC
=P.Q–(FC+VC)
= 100 Q – (1000 – 20 Q + 0.5 Q2)
= 120 Q -1000 – 0.5 Q2
Agar ∏ maksimum maka ∏’ = 0 dan ∏’’< 0
∏’=120–Q=0
Q = 120 maka ∏ = 100 (120) – ((1.000 – 20(120) + 0.5 (1202))
= 12.000 – 1.000 + 2.400 – 7.200
= 14.400 – 8.200
= 6.200
MC’ S1
MC AC’ S0
AC
B
Pt
E1
A P0
E0
AFC D
0 0 Q1 Q0 Q
Ekuilibrium jangka panjang Bertambahnya penawaran
Gambar 7.8 :
Pengaruh Pajak Tetap terhadap keseimbangan
Apa yang Saudara ketahui tentang pasar persaingan sempurna ? dan jelaskan
ciri-ciri yang di sebut pasar persaingan sempurna !