Anda di halaman 1dari 8

Nama : Hernila

Nim : 043034283
Diskusi 8 : Mikroekonomika Energi dan Daya Listrik

Mikroekonomika Energi
Pada sektor komoditi energi secara teoritis tingkat kesejahteraan optimal ini dicapai
dengan penentuan harga dan tingkat output produksi lewat mekanisme pasar. Namun pemerintah
karena berbagai alas an bias melakukan kebijakan di sektor ini dengan berbagai pengendalian,
regulasi, maupun supervisi atas struktur pasar, kepemilikan, penetapanharga yang dalam banyak
hal meliputi juga subsidi, dengan pertimbangan di bidang ekonomi, sosial dan politik.
A. Anugrah dan Klarifikasi Sumber Daya Energi
1. Anugrah Sumber Daya Alama
Kehidupan umat manusia dianugrahi berbagai sember daya alam. Ketersediaan
sumber daya alam bervariasi menurut jenis atau macamnya serta lokasi dan waktunya.
Ketersediaan secara relative terbatas bila dibandingkan dengan kebutuhan manusia yang
dapat dipenuhi secara langsung dan tidak langsung.

2. Klarifikasi Sumber Daya Energi


Sumber daya energi dapat digolongkan menurut beberapa kriteria yaitu
berdasarkan kriteria komersialisasi, berdasarkan ketersediaan, dan berdasarkan kriteria
pemakaian. Berdasarkan kriteria komerdialisasi maka dibedakan antara komoditi energy
komersial, non- komersial, dan energy baru. Berdasarkan kriteria ketersediaanya,
dibedakan anatara sumber daya energy dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui.
Kriteria ini mempunyai konsekuensi yang berbeda dalam pengelolaannya secara
ekonomis agar dapat diperoleh pemanfaatan sumber energi secara optimal dan
berkelanjutan. Hal ini akan mempunyai konsekuensi dalam mikroekonomika terutama
dalam penghitungan atau pembenaan biaya dan dalam penentuan harga. Berdasarkan
kriteria yang lain yaitu kriteria pemakaian maka dibedakan antara energy perimer dan
energy sekunder.

Skema 9.1 mengambarkan ekonomika


termaksuk analisis kuantitatif serta aplikasinya
dibandingkan daya alam dan energy. Ekonimika
sumber daya alam terdapat sumber data yang
terbarukan dan akan yang tidak terbarukan.
Sedangkan pada ekonomika energy dibedakan
antara kelompok energi primer dan skuder serta
kelompok energy baru, energy komersial, dan
energy non- komersial.
B. Aspek Mikro dan Lingkungan Energi
Beberapa prinsip mikroekonomika dapat diterapkan di sektor energi. Pada tingkat pasar,
prinsip ini dapat memberikan beberapa pedoman pikok di bidang penentuan harga yang
efesien. Disini beberapa konsep tentang proses penentuan harga, perhitungan biaya produksi
yang meliputi biaya ekonomis dan biaya finansial, nilai netback dan premi pengurasan
produksi diterapkan karna sumber daya energy ada yang bersifat tidak terbarukan agar dalam
pengelolaanya dilakukan secara berkelanjutan. Kebijakan mempertimbangkan aspek
ekonomis maupun non-ekonomis merupakan pertimbangan sosial dan ekonomi. Karena itu
pertimbangan – pertimbangan ini akan menjadi dasar penentuan tingkat harga energi bila
harga tersebut ditentukan oleh pemerintah.
Bisnsi disektor energi dan manfaat atau konsumsinya secara optimal tidak binsa hanya
didasarkan pada mekanisme pasar. Ini tidak bisa berjalan dan karena itu memerlukan
kebijakan pemerintah tang berperan aktif dalam campur tangangan lewat perencanaan sektor
energi. Setiap kegiatan ekonomi, apakah ia merupakan kegiatan produksi maupun kegiatan
konsumsi mungkin menghasilkan pengaruh yang buruk terhadap lingkungan. Hal ini
menimbulkan kerusakan lingkungan yang menjadi beban masyarakat sekita atau pihak lain
yang tidak tersangkut paut dengan kegiatan produksi atau konsumsi komoditu tersebut.

C. Mikroekonomika Harga Energi


Pada dasarnya harga energi ditentukan oleh mekanisme system pasar yaitu sisi
penawaran dan sisi permintaan. Namun pada beberapa negara kerena berbagai alasan maka
penetapan harga energi ditentukan oleh pemerintah yang bebrda dengan harga yang
ditentukan menurut mekanisme pasar. Umumnya peran pemerintah cenderung mengalami
penurunan hingga harga energi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan komoditi lain
pada umumnya . dugak yang perlu diperhatikan adalah aspek polusi dan eksternalitas yang
bisa menyangkut sisi produksi dan konsumsi serta aspek tidak terbarukannya beberapa jenis
sumber daya energi.

1. Biaya dan Penawaran


Mikro ekonomika energi memusatkan analisisnya pada penentuan harga berbagai
jenis energi menurut mekanisme sistem harga pasar yang akan memberikan harga optimum
yang selanjutnya akan menghasilkan alokasi sumber daya secara efisien. Dengan syrat
bahwa keuntungan ekonomis adalah nol dalam kasis pasar industri persaingan murni
dimana keuntungan normas sudah dimasukkan dalam perhitungan biaya produksi maka
harga jual adalah sama dengan biaya produksi. Ini dituliskan sebagai berikut.
P=C
Di mana P adalah harga dan C adalah biaya produksi rata-rata. Untuk komoditi
energi maka dibuat penyesuain perhitungan biaya. Penyesuain pertama adalah untuk
komoditi energi tidak terbarukan. Untuk itu perlu dibebankan biaya atau premi pengurasan.
Hal ini dilakukan karena diperlukan biaya untuk mengembangkan energi terbaik
berikutnya (the next best alternattive) bila energy jenis yang sekarang digunakan habis
karena tidak terbarukan. Premi pengurasan harus dibayar oleh pemakai atau pengguna
energi sekarang. Ini sering kali disebut sebgai user cost. Jadi untuk penentuan harga energi
tidak terbarukan adalah sebagai berikut.
P=[C+U]
Diman U dalah user cost atau premi pengurasan.
Karena di pasar persaingan murni P = MR, dimana MR adalah pendapatan marginal
dan MC adalah Biaya marginal maka dapat dituliskan sebagai berikut.
P = MR = ( MC + U )
Dalan jangka panjang, AC = MC dimana AC adalah biaya rata-rata persatuan
produk. Di titik ini AC adalah minimal. Tetapi pada pasar industri komoditi energy, P >
MR bila pasar industrinya merupakan pasar persaingan tidak sempurna berupa monopoli
dan oligopoli agar memperoleh keuntungan maksimal, maka syaratnya adalah MC = MR.
pemerintah dengan tujuan untuk kepentingan masyarakat konsumen dapat menentukan
harga sebesar biaya marginal, dan ditulis sebagai berikut.
P = MC
Untuk menentukan harga komoduti energy terbarukan maka tidak ada user cost atau premi
pengurasan karena sumber energy yang bersangkutan tidak bisa terkuras habis. Pada
kegiatan peroduksi dapat mengakibatkan dampak negative pada pihak lain yang tidak
bersangkut paut dengan kegiatan produksi dan atau konsumsi pada sektor industry tersebut.
Biaya eksternalitas akan dibebankan pada harga energy yang harus dibayar konsumen
melalui penentuan harga oleh produsen. Selanjutnya hasil akan digunakan untuk
mengembalikan keadaan lingkungan semula. Formula harga dan biaya untuk sumber
terbarukan dan tidak terbarukan dengan kasus pemeliharaan lingkungan adalah sebagai
berikut.
Pur = MR = [ MC + U + E ]
Dan
Pr = MR = [ MC + E ]
Dimana Pur adalah harga energy tidak terbarukan dan Pr adalah harga energy terbarukan. E
adalah biaya eksternalitas untuk membiayai pemeliharaan lingkungan.
Secara praktis perhitungan biaya dan penentuan harga dapat dilakukan dengan
menganggap bahwa unit produksi sudah bekerja secara paling efisien. Karena itu pada
tingkat produksi ini biaya rata-rata produksi sama besarnya dengan biaya marginal jangka
panjang. Perhitungan semacam ini suli sulit dilaksanakan secara praktis. Disamping itu
karena investasi dan produksi di sektor energy dilakukan dalam jangka panjang maka
perhitungan biaya pun dilakukan dalam krangka jangka panjang pula. Biaya marginal
jangka panjang (LRMC) dapat didekati dengan pendekatan biaya incremental rata-rata
(AIC).

2. Permintaan dan Nilai Netback


Dalam ekonomika energi, kesediaan membayar tertinggi disebut sebagai nilai
netback komoditi tersebut untuk pemakaian tertentu atau bagi pihak tertentu. Menurut
teori, harga pasar ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. Namun ini
sukar ditaksir, karena itu secara praktis masing-masing diwakili oleh AIC atau biaya
incremental. Agar prodiksi komoditi energy bisa dilakukan tanpa subsidi maka dipilih
energy dimana netback ( NB ) > AIC, yang berarti masyarakat sebagai keseluruhan
memperoleh manfaat note atau surplus karena manfaat ysng diperoleh lebig besar dari
pada biaya produksi. Bila keadaan adalah sebaliknya simana NB < AIC maka situasi ini
menunjukan bahwa masyrakat sebagai keseluruhan akan memperoleh kerugian neto bila
produksi dan pemakaian komoditi energy yang bersangkutan dilakukan pada tingkat
tersebut. Hal ini karena manfaat yang diperoleh lebih kecil daripada biaya produksi dan
karena manfaat yang diperoleh lebih kecil daripada biaya produksi dank arena itu
seharusnya tidak dilakukan.
Selisih positif antara NB dan AIC merupakan sebagai surplus ekonomi. Surplus
ekonomi terdiri dari surplus konsumen dan surplus produsen. Ini dala rante ekonomi atau
surplus produsen. Penentuan harga bisa diserahkan kepada mekanisme pasar atau
pemerintah. Bilaharga mendekati biaya (AIC) maka surplus ekonomi lebih banyak
dinikmati ole para konsumen. Bila harga ditentukan sama atau mendekati nilai netback
maka surplus ekonomi akan lebih banyak diterima oleh para produsen. Jadi penentuan
harga merupakan distribusi surplus ekonomi diantara produsen dan konsumen.
Nilai netback komodi energi merupakan
manfaat yang diperoleh dari pengunaan atau
konsumsinya. Dari pandagan pemakain sektor rumah
tangga, nilai netback cukup jelas, apakah komoditi
energi tersebut digunakan untuk penerangan atau untuk
memasak. Bila perusahaan dalm kegiatan produksinya
menggunakan komoditi energi alternatif (subdtitusi)
maka seluruh biaya bukan energi juga akan berbeda,
dan nilai netbacknya juga bebeda. Gambar 9.1
menunjukan nilai netback berbagai penggunaan sumber
daya energi.

3. Prinsip Kebijakan Harga Energi


Skema 9.2 menunjukkan pertimbangan kebijakan
penetapan harga energy. Selanjutnya karena berbagai
pertimbangan dalam kebijakan energinya pemerintah ikut
menentukan harga dan komoditi energy tertentu. Hal ini
menyangkut mekanisme struktur pasar serta harga.
Rentang tingkat kendalinya berkisar di antara control
parsial serta control sepenuhnya. Ini meliputi bidang
ekonomi dan bisa meluas sampai bidang sosial politik.
Mikroekonomika Daya Listrik
Mikroekonomika membicarakan mengenai perilaku optimisasi para agen
pengambilan keputusan di tingkat mikro yaitu produsen dan konsumen serta melihat
apakah keseimbangan harga dan kuantitas setiap pasar barang secara ekonomis dan
efesien. Analisis mikreokonomika bisa diterapkan pada komoditi daya listrik.
Krakteristik pasar industry daya listrik bisa mengarah ke harga dan kuantitas yang
tidak efisien.
A. Tentang Pasar
1. Pasar Kompetitif dan Tak – Kompetitif
Secara lengkap transaksi pada pembelian dan penjualan di pasar daya
listrik melibatkan paling tidak tiga kegiatan produktif yaitu pembangkit,
transmisi, dan distribusi termaksuk distribusi jumlah besar dan distribusi
eceran. Bila kegiatan- kegiatan ini digabungkan, maka hanya ada satu
penyedia daya listrik. Peresahaan penyedia bisa dimiliki oleh pemerintah
pusat atau daerah atau dimiliki oleh perusahaan swasta atau koperasi
konsumen. Perusahaan monopoli sebagai satu- satunya produsen penjual
bisa menetapkan harganya di atas biaya produksi termaksuk biaya kapital.
Meskipun pasar daya listrik secara sederhana bisa dianggap mempunyai
karakteristik monopoli atau kompetisi, namun dalam kenyataan di dunia
nyata terdapat kontinum bermacam pasar yang tergantung pada banyaknya
penjual atau produsen, karakteristik serta interaksi diantara mereka. Dalam
kondisi kompetisi sempurna/murbi yang ideal, maka interaksi dari banyak
pembeli dan penjual menghasilkan harga pasar yang sama dengan biaya
produksi. Ini merupakan solusi penentuan harga dan output yang optimal dan
yang merupakan solusi yang secara ekonomi efisien.
Dalam kondisi monopoli, produsen tunggal dapat mengurangi kuantitas
agar harga pasar menjadi di atas biaya produksi. Di banyak Negara maju
secara tradisional industry daya listrik didominasi oleh perusahaan monopoli
nasional atau lokal dengan regulasi harga guna mendorong agar berperilaku
efidien secara ekonomi .

2. Mekanisme Pasar
Cara sederhana dan mudah untuk menggambarkan system harga pasar di
mana para pembeli dan para penjual berada dan berinteraksi adalah pada
proses pasar lelang. Tambahan asumsi di sini yaitu bahwa tidak ada unsur
waktu dimana keputusan mengenai harga dan kuantitas dapat dibuat dan
segera diimplementasikan setiap saat dan bahwa informasi tersedia secara
sempurna mengenai pasar yaitu mengenai kurva permintaan dan penawaran
berupa kuantitas yang akan diberi oleh konsumen pada berbagai tingkat
harga serta kuantitas yang akan dijual oleh produsen pada berbagai tingkat
harga.
Skudul atau kurva permintaan atau secara lebih luas adalah fungsi
permintaan menunjukkan kuantitas yang diminta pada berbagai harga.
Dalam pasar daya listik, sumbu tegak menunjukan harga daya listrik per
megawatt hour (MWh) atau jam megawatt dan sumbu mendaftar
menunjukkan kuantitas daya listrik dalam MWh. Permintaan daya listrik bisa
berubah selama sehari atau bergeser dari musim ke musim. Sementara kurva
penawaran bisa berubah karena perubahan biaya. Dalam system pasar yang
diregulasi, perusahaan- perushaan produsen mengungkapkan kurva
penawarannya kepada regulator, namun tidak ada mekanisme yang dengan
cepat bisa mengemukakan permintaan, kecuali kuantitas yang dikonsumsi
dalam system regulasi.
Kuantitas dan harga pasar berada dalam keseimbangan selama suatu
periode bila para pembeli dan para penjual merasa puas atau bisa menerima
hasil mekanisme pasar yaitu tingkat harga dan kuantitas keseimbangan yang
dihasikan oleh mekanisme pasar antara permintaan dan penawaran.
Fokusnya adalah pada pasar tunggal, komoditi daya listrik namun
kenyataannya banyak pasar terkait yang saling berinterikaksi. Misalnya pasar
daya listrik dan gas alam yang sangat berkaitan erat karena daya listrik dapat
dibangkitakan dengan gas alam, sementara daya listrik dan gas alam
merupakan barang substitusi untuk alat masak (Kompor).

B. Biaya dan Harga serta Efisiensi Ekonomi


1. Biaya produksi
Pengertian faktor produksi dasar yaitu tenaga kerja dan kapital,
terkait dengan kosnsep biaya yang keduanya bisa merupakan komponen
tetap (fixed) dan variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlalh atau
besarnya tetap selama periode jangka pendek atau sampai pada tingkat
volume unit produksi tertentu misalnya satu bulan, namun ia bisa berubah
selama periode tertentu.
Biaya variabel berasal dari faktor produksi tetap dalam fungsi
produksi berubah (Bervariasi) dengan perubahan output produksi. Ada
bermacam tipe tenaga kerja yang bila telah dipekerjakan maka ia menjadi
faktor produksi tetap dan menimbulkan biaya tetap dalam periode jangka
pendek sementara beberapa macam kapital disewa dengan perjanjian
dimana kuantitasnya tergantung pada output yang dproduksi.
Dalam idustri dengan skala ekonomis, biaya rata- rata menurun
dengan bertambahnya output. Industri semacam ini sisubut industri biaya
menurun (the decreasing cost industry). Disini perusahaan dengan output
paling besar dapat diproduksi pada biaya paling rendah dibandingkan para
pesaingnya hingga membuat mereka keluar dari pasar. Situasi ini disebut
monopoli alami (natural monopoly).
2. Efisiensi Ekonomi
Efisiensi bisa mengandung dua pengertian, yaitu efesiensi teknis
dan efesiensi ekonomi. Efesiensi berarti bahwa output maksimum telah
diproduksi dengan satu set input tertentu. Dalam idustri yang kompetitif,
biaya minimum dicapai bila harga sama dengan biaya marginal. Ini
merupakan harga efesiensi secra ekonomi, yang memungkinkan untuk
mengetahui besarnya bisa untuk memperoduksi unit output tambahan. Bila
harga harga tidak mencerminkan biaya marginal, pasar gagal diperoduksi
dengan biaya oportunitas minimum.
Misalnya harga daya listrik ditentukan, katakanlah oleh otoritas
birokrasi pemerintah karena berbagai alasan, dibawah harga efidien yaitu
biaya marginal maka akibatnya akan mempengaruhi keputusan para
konsumen dan produsen. Parakonsumen akan membeil lebih banyak
daripada tingkat yang efesien secara ekonomi, dan para produsen akan
memperoduksi kurang atau lebih kecil daripada tingkat produksi yang
efesien serta ekonomi.

C. Regulasli dan Antitrust


Regulasi pasar mensyaratkan perushaan- perushaan yang dideregulasi
memberikan bigitu banyak informasi teknis dan finalis kepada otoritas
regulatori dimana konflik yang tidak bisa dihindari muncul antara regulator
yang berupaya untuk memaksumumkan surplus sekonomi dan perusahaan
monopolis yang berupaya memaksumumkan keuntungan. Pendekatan lain
untuk melemahkan kekuatan monopili adalah melalui undang-undang
pemaksaan hokum antitrust. Meskipun penerapan pemaksaaan hokum ini
tidak tepat pada industry yang regulasi, namun prinsip-prinsip ini harus lebih
bisa diterapkan pada pasar yang diregulasikan dimana pasar persaingan telah
dikenalkan dan dicoba diterapkan pada industry pembangkit daya listrik di
beberapa negra atau Negara bagian di Negara besar federasi yang memberikan
otonomi yang luas bagi derah-daerah wilayahnya untuk melakukan
pengaturan sendiri didaerahnya dalam bidang industry daya listrik atau
bidang- bidang lain.
Regulasi antitrust dapat dilaksanakan secara hokum dengan dua cara.
Pertama memberikan wewenang kuat dan luas untuk melakukan pemaksaan
hukum kepada lembaga-lembaga pemerintah, dan yang kedua, memberikan
pihak- pihak yang dirugikan oleh penerapan praktek kekuatan monopoli, hak
untuk melakukan tuntutan hukum atas perushaan monopoli serta menuntut
kompensasi atas kerugian- kerugian yang diberika.’
Secara umum dapat dikatakan masing-masing Negara telah menyusun
serta menerapkan undang-undang disertai dengan mekanismenya untuk
membatasi kemungkinan munculnya kekuatan monopoli oleh suatu perushaan
besar kelompok perushaan yang bertindak bersma-sama untuk menaikkan
harga/rarif, membatasi output, atau membentuk dan menciptakan halangan
masuk kedalam industry.
Untuk memperoduksi atau menyediakan daya listrik dibutuhkan biaya,
dan ini bersesuaian dengan fungsi teknis produksi. Sektor pembangkit dan
tranmisi mempunyai ciri biaya namaun (decreasing cost) dengan volume
investasi uang yang besar terutama dalam skala dan lingkungan jangka
panjang. Berbagai konsep biaya dalam pemgambilan keputusan dan
pencatatan dibedakan konsep biaya ekonomi dan akutansi, biaya total, rata-
rata dan marginal. Konsep permintaan khusus komoditu energy diuraikan
dengan nilai netback untuk berbgai penggunaan serta substitusinya.
Kekuatan pasar produsen monopolis dipasar akan menghasilkan tingkat
kesejahteraan. Pemerintah lewat otorita atau lembaga regulatornya, atau
bahkan perusahaanya yang bisa merupakan monopolis mencoba
menghilangkan kurang optimalnya surplus konsumen atau bisa juga
pemerintah melakukan campur tangan dengan tujuan atau motif untuk
pemerataan .

Anda mungkin juga menyukai