Anda di halaman 1dari 3

Nama : Defi Fitrianingrum

Nim : 6411418113
Kelas : 3 C
Bab 4
Teori Perilaku Konsumen
1. Pengertian-pengertian dan asumsi-asumsi utama
Menguraikan perilaku konsumen dalam menentukan alokasi sumber daya
ekonominya. Tujuan yang ingin dicapai oleh konsumen adalah kepuasan maksimum.
Beberapa pengertian dan asumsi dasar (utama)
 Barang (Commodities)
Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat
atau kegunaan. Bila seseorang mengonsumsi lebih dari satu barang dan jasa,
seluruhnya digabungkan dalam bundel barang (comnoditiesbundle). Barang
yang dikonsumsi mempunyai sifat makin banyak dikonsumsi makin besar
manfaat yang diperoleh (good). Contohnya pakaian, makin banyak dimiliki
makin memberi manfaat. Sesuatu yang bila dikonsumsi justru mengurangi
kenikmatan hidup (bad) dimasukkandalam analisis. Misalnya, penyakit,
makin banyak makin menyusahkan.
 Utilitas (Utility)
Utilitas adalah manfaat yang diperolah karena mengkonsumsi barang. Utilitas
merupakan ukuranmanfaat suatu barang dibanding dengan alternatif
penggunaannya. Utilitas total adalah manfaat total yang diperoleh dari seluruh
barang yang dikonsumsi. Utilitas marginal adalah tambahan manfaat yang
diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unit barang.
 Hukum pertambahan manfaat yang makin menurun (The
lawOfdiminishing Marginal Utility)
Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi tambahan
utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin
menurun, bahkan menjadi negatif. Goodsudah berubah menjadi bad. Gejala itu
disebut Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The
lawofdiminshingmargibalutility, untuk selanjutnya disingkat (LDMU). Dalam
analisis perilaku konsumen, gejala ldmu dilihat makin menurunnya nilai
utilitas marginal. Karena dasar analisisnya marginal, analisis ini dikenal
sebagai analisis marginal.
 Konsistensi Preferensi (Transitivity)
Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun
prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap
yang berkaitan dengan preferensikonsumen, yaitu lebih suka (prefer) dan atau
sama-sama disukai (indifference). Misalnya ada dua barang X dan Y, maka
konsumen mengatakan X Lebih disukaidaripada Y (X>Y) atau X sama-sama
disukai seperti Y (X = Y). Tanpa sikap ini perilaku konsumen sulit dianalisis.
Syarat lain agar perilakunya dapat dianalisis, konsumen harus memiliki
konsistensi preferensi. Bila barang X lebih disukai dar Z (X>Z). Konsep ini
disebut transitivitas (transitivity)
 Pengetahuan sempurna (perfectKnowledge
Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna
berkaitan dengan keputusan produksi, teknologi yang digunakan dan harga
barang dipasar. Mereka mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu
periode konsumsi.
2. Teori Kardinal (Cardinal Theory)
Menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, sebagaimana kita
menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centi-meter atau meter.
Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk
mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh
dengan biasa yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi
disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan satu unit barang
yang dikonsumsi disebut utilitas marginal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan
untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit. Untuk setiap unit
tambahan konsumsi, tambahan biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga
barang per unit.
3. Teori Ordinal (Ordinal Theory)
A. Kurva indiferensi (indifferenceCurve)
Menurut teori ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung; Hanya dapat dibandingkan,
sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan
pendapatnya, Teori ordinal menggunakan kurva indiferensi (indifferencecurve).
Kurva indiferensi adalah kurva gang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi dua
macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi orang konsumen.
Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta
indiferensi atau indifference map), dihadapi oleh hanya sekarang konsumen. Misalkan
Sutarno mengombinasikan konsumsi makan bakso dengan makan sate.
Walaupun telah dinyatakan bahwa menurut teori ordinal kegunaan atau kepuasan
tidak dapat dihitung, namun untuk keperluan studi (agar menjadilebih jelas), tidaklah
salah bila kits mengasumsikan bahwa informasi dari kurvaindiferensidapaf
diterjemahkan dalam persamaan kuantitatif. Misalnya nilai kegunaan (kepuasan
Sutarno dari mengkonsumsi makan baksodanmakan sate per bulan dapat ditulis
sebagai
U = X. Y
dimana: U = tingkat kepuasan
X = makan bakso (mangkok per bulan)
Y = makan sate (porsi per bulan)
Asumsi-asumsi kurva indiferensi
1. Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tinggi tingkat
kepuasannya.
Asumsi ini penting agar asumsi bahwa konsumen dapat membandingkan
pilihannya terpenuhi. Kumpulan kurva indiferensi (dinamakan peta indiferensi
atau indiferensi map) hanya mengatakan bahwa makin ke kanan atas, tingkat
kepuasanngamakintinggi; tetapi tidak dapat mengatakan berapa kali lipat.
Misalnya, walaupun IC 3 jaraknya terhadap titik (0,0) adalah tiga kali IC
2. Kurva indiferensi menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downwardsloping), dan
cembung ke titik origin (convextoorigin)
3. Kurva indiferensi tidak saling berpotongan
B. Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)
Garis anggrana(budgetline) adalah kurva yang menubjukkan kombinasi
konsumsi dua macam barng yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama
besar. Misalnya garis anggaran dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga
sebagai P (Px untuk X dan Py untuk Y) dan jumlah barang yang dikonsumsi
adalah Q (Qx untuk X Dan Qy untuk Y), maka
BL = px. Qx + Py. Qy
Kemiringan (slope) kurva BL adalah negatif, yang merupakan rasio Px dan
Py. Pada diagram 4.6 kita melihat bahwa OY sama dengan besarnya
pendapatan (M) dibagi harga Y, sedangkan OX sama dengan besarnya
pendapatan (M) dibagi harga X. Sehingga slopekurva garis anggaran adalah : -
(OY/OX) = (1/Py
C. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan
D. Keseimbangan konsumen
Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimanakonsumen telah mengalokasikan
seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlah tertentu)
dipakai untuk mencapai tingkat krpuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaan),
atau tingkat kepuasan tertentu dapat dicaai dengan anggaran paling minim
(minimalisasi biaya). Secara grafis kondisi keseimbanganantercaai pada saat
kurva garis anggaran (menggambarkan tingkat kemampuan) bersinggunggan
dengan kurva indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan).
E. Reaksi terhadap perubahan harah barang
1) Kurva harga konsumsi (proce-cunsumption Curve)
2) Penurunan kurva permintaan (Demand Curve)
F. Reaksi terhadap perunahan pendapatan nominal
1) Kurva pendaptan-konsumsi (Income-Consumption Curve)
2) Kurva engel (Engel Curve)
G. Efek substitusi (Subtitution Effect) dan Efek Pendapatan (income Effect)
Jika harga baran gturun maka permintaan akan bertambah atau sebaliknya,
yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan pengaruh
perubahan dan perubahan harga, terhadap keseimbangan konsumen. Dengan
kata lain bahwa bila suatu harga barang turun, maka ada dua komponen yang
dipengaruhi :
1) Harga relatif barang menjadi murah, sehingga bila konsumen bergerak
pada tingkat kepuasan yang sama (kurva indiferensi awal) dan
pendapatan nyata dianggap tetap, maka konsumen akan menambah
jumlah barang yang harganya relatif murah, dan mengurangi konsumsi
barang dengan harag relatif tinggi.
2) Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan
berubah.jika perubahan ini dilihat dari sisi harga barang lain dan
pendapatan nominal dianggap tetap, kita akan melihat efek pendapatan.

Anda mungkin juga menyukai