Kurva Indifferen
Kurva indifferent adalah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi (a set of combination)
dari sejumlah barang tertentu yang mrnghasilkan tingkat guna total sama kepada konsumen, atau
dengan mana konsumen berada keadaan indifferen.
Hal ini menunjukkan apabila dia ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus
mengorbankan konsumsi terhadap barang Y.
Menurut hukum Gossen, apabila pada titik tertentu semakin banyak mengkonsumsi barang X
akan mengakibatkan kehilangan atas barang X tidak begitu berarti dan sebaliknya atas barang Y.
Masing – masing kurva indiferent menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Dengan pengertian
apabila A = B dan A = C maka otomatis C = B padahal yang terjadi tidak demikian.
Perilaku konsumen
Setiap konsumen berusaha mengalokasikan penghasilan yang terbatas jumlahnya untuk membeli
barang dan jasa yang memberikan tingkat kepuasan yang maksimum. Setiap konsumen mengatur
pembeliannya untuk memaksimir kepuasan dengan penghasilan yang terbatas jumlahnya.
Permintaan konsumen akan suatu barang dipengaruhi oleh adanya perubahan harga barang dan
pendapatan konsumen itu sendiri. Jumlah pengeluaran untuk pembelian barang X (x . Px)
ditambah pengeluaran untuk membeli barang Y(y. Py) tidak boleh melebihi penghasilan yang
tersedia (M).
Jika dilihat perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua
macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen tidak rasional.
PxQx + Py Qy = I
Keterangan:
Keseimbangan konsumen
Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran (manggambarkan
tingkat kemampuan) bersinggungan dengan kurva indiferensi (menggambarkan tingkat
kepuasan.
Syarat keseimbangan : MRS = Px/Py
1. Adanya perubahan harga relatif/ harga barang lain tetap, hal ini mendorong konsumen
untuk menggubah penggunaan barang yang satu dengan barang yang lain (subtitution
effect)
2. Perubahan harga nominal suatu barang (penghasilan tetap) mengakibatkan perubahan
penghasilan riil atau jumalah komoditi yang dapat dibeli. Perubahan penghasilan riil
konsumen mendorong efek penghasilan (income effect) terhadap jumlah barang yang
diminta.
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Pengertian Elastisitas
Elastisitas adalah pengaruh perubahan dari harga terhadap jumlah dari barang
yang di minta atau permintaan atau bisa juga yang di tawarkan atau penawaran.
Dengan kata lain pengertian dari elastisitas yakni tingkat kepekaan (perubahan)
terhadap suatu gejala ekonomi dengan perubahan gejala ekonomi yang lain.
Elastisitas permintaan ( elasticity of demand ) ialah pengaruh dari perubahan harga terhadap
besar kecil nya jumlah permintaan barang atau tingkat kepekaan dari perubahan jumlah
permintaan barang terhadap suatu perubahan dari harga barang.
Konsep Elastisitas
Elastisitas merupakan suatu ukuran derajat kepekaan (response) suatu variabel
terhadap perubahan variabel lainnya.
Semakin tinggi elastisitas, semakin besar derajat kepekaan variabel tersebut.
Elastisitas diukur dari Persentase (%) perubahan suatu variabel akibat perubahan 1%
variabel lainnya.
Elastisitas Permintaan
Sedangkan besar kecil nya suatu perubahan permintaan tersebut di nyatakan dalam koefisien
elastisitas atau angka elastisitas yang di simbolkan ( E ), yang dinyatakan dalam rumus berikut
ini :
Keterangan :
Permintaan elastis
Permintaan inelastis
Permintaan uniter (permintaan normal)
Permintaan elastis sempurna
Permintaan inelastis sempurna.
Dan untuk lebih jelas nya mengenai macam – macam contoh dari permintaan ini, silahkan lihat
gambar tabel berikut ini :
Keterangan :
Permintaan elastis memiliki rumus E > 1 di mana permintaan ini biasa nya terjadi karna
permintaan barang – barang yang mewah.
Permintaan inelastis memiliki rumus E < 1 di mana permintaan ini biasa nya terjadi
karna kebutuhan permintaan akan barang – barang pokok atau primer.
Permintaan uniter ( permintaan normal ) dengan rumus E = 1 di mana permintaan ini
terjadi karna permintaan barang – barang kebutuhan sekunder.
Pada permintaan elastis sempurna memiliki rumus E = ~ di mana biasa nya ini terjadi
karna permintaan barang – barang kebutuhan dunia seperti gandum dan minyak.
Permintaan inelastis sempurna dengan rumus E = 0 di mana biasa nya ini terjadi karna
permintaan barang – barang kebutuhan seperti tanah dan air minum.
Permintaan elastis.
Permintaan inelastis.
Permintaan uniter.
Permintaan elastis sempurna.
Permintaan inelastis sempurna.
Adapun yang dimaksudkan koefisien elastisitas dari penawaran ialah angka yang menunjukkan
perbandingan antara perubahan jumlah penawaran barang dengan perubahan dari harga nya.
Besar kecil nya koefisien elastisitas dari penawaran dapat di hitung dengan rumus berikut ini :
Keterangan :
penawaran elastis.
penawaran inelastis.
penawaran uniter ( penawaran normal ).
penawaran elastis sempurna.
penawaran inelastis sempurna.
Dan untuk lebih jelas nya, silahkan lihat contoh tabel macam – macam penawaran berikut ini :
Keterangan:
% ΔQs = Persentase dari perubahan jumlah barang yang di tawarkan atau penawaran.
% ΔPs = Persentase dari perubahan harga barang.
Penawaran elastis memiliki rumus E > 1 di mana penawaran ini biasa nya terjadi karna
barang – barang yang mewah.
Penawaran inelastis memiliki rumus E < 1 di mana penawaran ini biasa nya terjadi karna
kebutuhan akan barang – barang pokok atau primer.
Penawaran uniter ( penawaran normal ) dengan rumus E = 1 di mana penawaran ini
terjadi karna barang – barang kebutuhan sekunder.
Penawaran elastis sempurna memiliki rumus E = ~ di mana biasa nya ini terjadi karna
barang – barang kebutuhan dunia seperti gandum dan minyak.
Penawaran inelastis sempurna dengan rumus E = 0 di mana biasa nya ini terjadi karna
barang – barang kebutuhan seperti tanah dan air minum.
Dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh suatu masyarakat atau negara menunjukkan bahwa
kegiatan permintaan dan penawaran sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya harga barang
yang berlaku. Dengan demikian perubahan harga akan memengaruhi besarnya jumlah barang
yang diminta (permintaan) dan jumlah barang yang ditawarkan (penawaran). Seberapa besar
pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang dapat dihitung dengan menggunakan rumus
elastisitas.
Wawasan Ekonomi
Harga adalah nilai barang yang ditentukan dengan uang atau alat
tukar lain yang senilai, yang harus dibayarkan untuk barang dan
jasa pada waktu tertentu di pasar tertentu.
1. Definisi Elastisitas
Elastisitas (pemuluran) adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta
atau yang ditawarkan. Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat kepekaan (perubahan) suatu
gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi yang lain.
.
2. Elastisitas Permintaan
Contoh:
Pada saat harga Rp400,00 jumlah barang yang diminta 30 unit, kemudian harga turun menjadi
Rp360,00 jumlah barang yang diminta 60 unit. Hitunglah besar koefisien elastisitasnya!
Jawab:
Jawab:
Jika P = 80, maka Q = 50 – 1/2 (80)
Q = 50 – 40
Q = 10
Contoh 2:
Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P =
50!
Jawab:
3. Elastisitas Penawaran
Contoh:
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun menjadi
Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas
penawarannya!
Jawab:
Cara praktis menentukan besarnya elastisitas tanpa mencari turunan Q atau Q1, yaitu:
1) Jika persamaan fungsi menunjukkan P = a – bQ (fungsi permintaan) dan P = a + bQ (fungsi
Penawaran), maka rumus elastisitasnya adalah sebagai berikut.
Contoh 1:
Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P =
50!
Jawab:
Dengan cara biasa Jika P = 50, maka
50 = 100 – 2Q
2Q = 50
Q = 25
Contoh 2:
Diketahui fungsi penawaran P = 100 + 2Q. Hitunglah elastisitas penawaran pada tingkat harga P
= 500!
Jawab:
Dengan cara biasa Jika P = 500, maka
500 = 100 + 2Q
-2Q = -400
Q = 200
Contoh 3:
Diketahui Fungsi penawaran P = -100 + 2Q. Hitung elastisitas penawaran pada tingkat harga P =
400!
Jawab:
Dengan cara biasa Jika P = 400, maka
400 = -100 + 2Q
-2Q = -500
Q = 250
Contoh 1:
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q =50 – 1/2 P.
Tentukan besar elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 80!
Jawab:
Dengan cara biasa
Jika P = 80, maka Q =50 – 1/2 (80)
Q = 50 – 40
Q = 10
Contoh 2:
Fungsi penawaran suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 50 + 2P. Tentukan besar
elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 50!
Jawab:
Dengan cara biasa
Jika P = 50, maka Q = 50 + 2(50)
Q = 50 + 100
Q = 150
PERILAKU PRODUSEN ;TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI
Produksi adalah menurut saya barang yg mentah diolah menjadi bahan jadi, yg di produksi
dan dipasarkan untuk kebutuhan masyarakat. dan menjadi pemasukan ekonomi buat yg
memproduksinya.
Teori produksi :
Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara
tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya.
Bila seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai
tujuannya harus menentukan dua macam keputusan :
1. Berapa output yang harus diproduksikan.
2. Berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan.
Produksi merupakan konsep arus (flow concept), bahwa kegiatan produksi diukur dari
jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan
kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.
Biaya :
Biaya dalam pengertian Produksi ialah semua “beban” yang harus ditanggung oleh produsen
untuk menghasilkan suatu produksi. Biaya produksiadalah semua pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan
digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.
TC = FC + VC
FC = TC – VC
Keterangan: TC = Biaya total (Total Cost)
Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut,
yaitu:
VC = TC – FC
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang
terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
TC = FC + VC
AFC = FC/Q
Keterangan: FC = Biaya Tetap Total
Q = Kuantitas
Tujuan perusahaan
Tujuan utama : Memaksimumkan keuntungan
Tujuan lain :
a. Memenuhi kebutuhan masyarakat umum
b. Meningkatkan volume penjualan
c. Menjaga stabilitas politik
1. Fungsi produksi
Fungsi produksi menunjukan sifat hubungan antara faktor-faktor produksi (input) dan tingkat
produksi yang diciptakan (output)
Q = f (K, L, R, T)
Q = output
K = modal
L = tenaga kerja
R = kekayaan alam
T = Teknologi
Contoh barang yang dijual pada bentuk pasar ini adalah beras, gandum, kentang, batu bara dan
sebagainya.
h. Free entry and exit (tidak ada hambatan untuk keluar masuk pasar bagi penjual)
pasar persaingan tidak sempurna merupakan jenis pasar yang hanya memiliki penjual terbatas
tetapi pembelinya sangat banyak. Barang atau jasa yang terdapat dalam pasar ini heterogen. Oh
iya, karena jumlah penjualnya terbatas maka penjual menjadi pihak yang menentukan harga.
Kenapa dikatakan "tidak sempurna"? Hal ini karena dianggap ada kecacatan yang menimbulkan
ketidakadilan dalam pasar.
Pasar persaingan tidak sempurna juga memiliki ciri-ciri pokok lho,
antara lain:
a. Hanya terdapat sedikit penjual dengan sangat banyak pembeli
b. Harga ditentukan oleh penjual karena ada unsur monopoli sehingga interaksi ekonomi atau
jumlah permintaan dan penawaran kurang berperan dalam pembentukan harga
d. Barang dan jasa yang ditawarkan bervariasi tetapi akan sulit untuk mencari barang
subtitusinya.
Monopoli sendiri terdiri dari kata 'mono' yang artinya satu dan 'poli' yang artinya penjual. Yap!
Sesuai namanya, pasar ini hanya ada satu penjual berlaku sebagai penentu harga karena tidak
ada yang menyaingi dan barang yang dihasilkan tidak memiliki barang substitusi. Contohnya
seperti PLN, PDAM, PT KAI, Pertamina dan lain-lain.
2) Pasar Oligopoli
Contoh pasar oligopoli (Sumber: salamadian.com)
Berbeda dengan pasar monopoli, pasar oligopoli dikuasai oleh beberapa perusahaan namun
jumlah barang yang ditawarkan tetaplah homogen atau satu jenis saja. Pasar oligopoli biasanya
dilakukan dengan bentuk upaya menahan perusahaan potensial dapat memasuki pasar. Contoh
dari pasar oligopoli antara lain industri motor, industri air mineral, industri rokok dan lain
sebagainya.
3) Pasar monopolistis
Jenis pasar yang ini lebih asyik dari dua jenis tadi, Squad. Pasar monopolistis ini berisi beberapa
produsen dengan jenis barang yang serupa namun karakteristiknya berbeda-beda. Produsen
juga mempunyai kemampuan untuk memengaruhi harga pasar, tapi tidak terlalu besar
dibandingkan dengan pasar monopoli dan oligopoli. Contoh dari pasar monoplistis seperti
produsen sabun, sampo, pasta gigi, motor, dan sebagainya.
Contoh bentuk daripada Pasar Persaingan Sempurna adalah Anda pergi ke pasar
sayur untuk membeli tomat. Terdapat banyak penjual dan pembeli tomat. Anda
pergi ke suatu penjual tomat dan menanyakan harga 1 kg tomat. Kemudian
penjual menjawab Rp30.000,-. Berikutnya Anda pergi ke tempat lain dan
menanyakan beberapa penjual lagi. Harga yang ditawarkan akan sama untuk
kuantitas yang diminta. Ini adalah contoh bentuk dari Pasar Persaingan
Sempurna.
Di dunia nyata, sulit untuk menemukan bentuk konkret dari Pasar Persaingan
Sempurna dalam model industri apapun. Tetapi ada begitu banyak model
industri seperti telekomunikasi, mobil, sabun, kosmetik, deterjen, minuman
dingin, dan lainnya di mana Anda dapat menemukan bentuk persaingan yang
tidak sempurna yaitu kondisi yang tidak selalu memuaskan satu atau kedua
belah pihak.
1. Pasar Persaingan Sempurna terkesan hipotetis yang asumsinya sebagian besar tidak
berlaku konkrit di dunia nyata. Sebaliknya, Pasar Persaingan Tidak Sempurna adalah
situasi yang sangat sering ditemukan di dunia nyata saat ini.
2. Dalam Pasar Persaingan Sempurna selalu terdapat banyak pelaku pasar. Sedangkan
dalam Pasar Persaingan Tidak Sempurna cenderung lebih dinamis sehingga terdapat
sedikit sampai ke banyak pelaku pasar tergantung pada jenis struktur pasarnya.
3. Dalam Pasar Persaingan Sempurna, penjual menghasilkan atau memasok produk yang
sama (homogen). Sementara dalam Pasar Persaingan Tidak Sempurna, produk yang
ditawarkan oleh penjual dapat bersifat homogen atau bisa juga berbeda-beda.
4. Dalam Pasar Persaingan Sempurna, tidak ada hambatan untuk masuk dan keluar dari
pasar. Berbeda dalam Pasar Persaingan Tidak Sempurna yang terkesan ketat dan penuh
hambatan untuk masuk keluar pasar.
5. Dalam Pasar Persaingan Sempurna, diasumsikan bahwa perusahaan tidak
mempengaruhi harga suatu produk. Oleh karena itu mereka biasa disebut Price Taker.
Tetapi dalam Pasar Persaingan Tidak Sempurna, perusahaan sangat dimungkinkan
memengaruhi harga produk (Price Maker).
Mungkin tidak sesederhana yang Anda pertimbangkan jika menyoal perbedaan antara Pasar
Persaingan Sempurna dengan Pasar Persaingan Tidak Sempurna.
Misal, ada banyak perusahaan yang menghasilkan produk serupa. Kita ambil satu contoh jenis
produk yaitu deterjen. Pada awalnya, Anda mungkin berpikir bahwa ini termasuk bentuk dari
Pasar Persaingan Sempurna. Tetapi jika Anda meninjau lebih dalam, asumsi Anda mungkin
salah. Anda akan menemukan bahwa semua produk tersebut mempunyai kesamaan jenis,
tetapi masing-masing penjual menawarkan harga yang berbeda-beda.
Setelah memahami bentuk atau struktur dari Pasar Persaingan Sempurna maupun yang Tidak
sempurna, hal ini akan berguna baik bagi pihak akademisi maupun pihak manajemen. Bagi
pihak manajemen suatu perusahaan, pengetahuan akan struktur itu salah satunya akan
digunakan sebagai pemetaan kompetitor. Pihak manajemen juga butuh alat pembantu untuk
meningkatkan performa perusahaan, yakni laporan keuangan. Untuk masalah pencatatan dan
pelaporan keuangan, Jurnal bisa menjadi instrumen yang diandalkan. Jurnal adalah software
akuntansi online yang menyediakan fitur-fitur terkait akuntansi secara real-time dan cloud-
based. Dengan Jurnal, pihak manajemen bisa melihat berbagai alat yang dibutuhkan untuk
analisa bisnis seperti rasio profitabilitas, solvabilitas, turnover inventory, dan masih banyak lagi.
Pasar Monopoli
Arti kata monopoli berasal dari bahasa Yunani yakni monos dan polist, monos artinya satu dan
polist artinya penjual, jadi monopoli adalah satu penjual. Pada dasarnya pasar monopoli
merupakan sebuah keadaan atau kondisi pasar dimana hanya terdapat satu kekuatan atau satu
penjual yang berkuasa,dan mampu menjadi penentu harga dan lainnya.
Bisa dibilang sebagai penguasa penawaran tanpa adanya satu pihak pun yang mampu
menyainginya. Penguasa pasar ini sengaja hanya menghasilkan dan manjual produk yang tidak
memiliki pengganti atau substitusi yang dekat.
Sedangkan monopoli by nature diartikan sebagai pasar monopoli yang timbul secara alami
dengan dukungan dari kondisi geografisnya. Contoh dari pasar monopoli misalkan, Perusahaan
Listrik Negara (PLN), PDAM, PT. KAI dan lain sebagainya.
Ciri-Ciri Pasar Monopoli
Untuk lebih jelasnya lagi, kita perlu tahu ciri-ciri pasar monopoli. Pasar monopoli memiliki
beberapa ciri, antara lain :
Ada beberapa hambatan yang harus dihadapi oleh pendatang baru yang ingin masuk ke dalam
pasar ini, yaitu hambatan yang bersifat legal timbul dari undang-undang yang menjadi
pelindung, ada juga yang bersifat teknologi, dimana teknologi yang digunakan sungguh canggih
dan bagus sehingga sulit untuk ditiru oleh pihak lain, selain itu juga ada yang dari sisi keuangan,
yakni modal yang harus dimiliki amatlah banyak.
Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan monopoli unik dan tidak dimiliki oleh pihak
manapun. Dengan itulah timbul pasar monopoli.
Hasil produksi sangat tinggi, dan dapat dinikmati para penguasa.
Pemerintah memberikan undang-undang yang melindungi para penguasa di pasar
monopoli.
Pasar monopoli memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, diantaranya adalah sebagai
berikut :
Pasar Monopolistik
Kedua adalah pasar monopolistik. Pasar monopolistik adalah sebuah pasar yang terjadi ketika
dalam suatu pasar terdapat banyak produsen, dengan diferensiasi antar produk yang
dihasilkan oleh para produsen, baik merk, pembungkusnya dan lain sebagainya.
Pasar monopolistik hampir sama dengan pasar persaingan sempurna, namun produk yang
beredar bersifat heterogen. Dalam pasar ini juga terdapat konsep monopoli yang timbul dari
penggunaan merk dan tanda perdagangan yang beda. Contohnya : snack, alat tulis, dan lain
sebagainya.
Selain ciri-cirinya, kita akan membahas soal kelebihan dan kekurangannya. Pasar monopolistik
memiliki kelemahan dan kelebihan dibanding dengan pasar yang lainnya, yaitu :
Pasar Oligopoli
Istilah oligopoli berasal dari bahasa Yunani yakni Oligos dan Polein yang artinya sedikit penjual
atau beberapa penjual. Pasar oligopoli adalah sebuah pasar dimana terdapat beberapa penjual
atau produsen yang menjadi pemilik saham atau panguasa pasar terbesar.
Pasar oligopoli bisa terbentuk karena dua faktor penting yakni efisiensi skala yang besar dan
komplektisitas manajemen. Contoh dari pasar oligopoli anatara lain industri motor, industri air
mineral, industri rokok dan lain sebagainya.
Oligopoli pembedaan
Berbeda dengan oligopoli murni yang produk yang dijual bersifat homogen, dalam pasar
oligopoli jenis pembeda produk-produknya bersifat heterogen, dan bisa dibedakan oleh
konsumen. Contohnya industri motor di Indonesia yang telah dikuasai oleh merk-merk terkenal
seperti Honda, Yanaha, Suzuki dan lainnya.
Pasar oligopoli memiliki kelemahan dan kelebihan dibanding dengan pasar yang lain, antara
lain :
Pasar Monopsoni
Pasar persaingan tidak sempurna jenis monopsoni ini terjadi dalam kondisi ketika terdapat
banyak penjual dan pembelinya hanya tunggal. Bisa dibilang pasar ini dikuasi oleh satu pihak
konsumen atau pembeli.
Ciri-Ciri Pasar Monopsoni
Pasar monopsoni memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Pasar monopsoni ini memiliki kelemahan dan kelebihan, layaknya pasar-pasar yang lain, yaitu :
Pasar Oligopsoni
Pasar oligopsoni merupakan salah satu bentuk dari pasar persaingan tidak sempurna dimana di
dalamnya terdapat beberapa pembeli.
Sama halnya dengan pasar-pasar lain, pasar oligopsoni memiliki kelebihan dan kelemahan,
diantaranya :
1. Pengertian
Pasar input adalah pasar yang menyediakan berbagai faktor produksi yaitu sumber daya alam,
sumber daya manusia, modal dan skill/keahlian.
c. Pasar Modal
Merupakan pasar tempat dana dan investasi jangka panjang diperjualbeikan. Permintaan dating
dari pengusaha dan penawaran dating dari pemilik modal. Balas jasa yang diperoleh pemilik
modal disebut bunga. Permintaan modal dipengaruhi oleh tingkat pengembalian modal.
Faktor Produksi
Faktor Produksi adalah segala sesuatu (barang atau jasa) yang dapat digunakan untuk
menciptakan atau menambah nilai guna dari barang dan jasa. Pengertian sederhananya adalah
segala sesuatu yang dibutuhkan agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar.
Yang dimaksud dengan sumber daya alam adalah segala faktor produksi yang berasal dari
kekayaan alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Tenaga kerja
Dapat kita katakan bahwa tenaga kerja adalah faktor produksi yang berperan dalam mengelola
sumber daya lainnya. Tenaga kerja dapat kita bagi lagi berdasarkan beberapa golongan, yaitu:
Berdasarkan sifatnya:
o Tenaga kerja jasmani: adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan
tenaganya dalam bekerja. Contohnya: petani, tukang becak, tukang sapu
o Tenaga kerja rohani: adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan
kemampuan pikirannya dalam bekerja. Contohnya: dokter, guru, banker
Berdasarkan kualitas dan kemampuannya:
o Tenaga kerja terdidik: adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu
agar dapat melakukan pekerjaannya.
Contohnya: dosen, dokter
o Tenaga kerja terampil: adalah tenaga kerja yang membutuhkan keterampilan
tertentu sehingga umumnya memerlukan pelatihan tertentu untuk dapat
melakukan pekerjaanya.
Contoh: penjahit, kapster salon, sopir
o Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terampil: adalah tenaga kerja yang tidak
memerlukan pendidikan ataupun keterampilan khusus untuk dapat melakukan
pekerjaanya.
Contoh: pemulung, tukang koran, pedagang asongan
Modal
Modal merupakan faktor produksi yang memiliki peranan dalam mempercepat serta
membantu kelancaran proses produksi. Modal juga dapat dibagi menjadi beberapa golongan:
Berdasarkan sifatnya:
o Modal tetap: adalah modal yang memiliki sifat tahan lama sehingga dapat
digunakan berkali-kali dalam jangka panjang.
Contoh: mesin, bangunan, kendaraan
o Modal lancar: adalah modal yang memiliki sifat sekali pakai.
Contoh: kertas, bahan bakar.
Berdasarkan sumbernya:
o Modal sendiri: adalah modal yang bersumber dari pribadi pemilik maupun
perusahaan itu sendiri
o Modal asing: adalah modal yang berasal dari pinjaman pada bank atau pihak
lainnya
Berdasarkan kepemilikannya:
o Modal individu: adalah modal yang bersumber dan dimiliki oleh individu dan
hasilnya dapat dikategorikan sebagai penghasilan bagi pemilik modal tersebut.
Contoh: bunga tabungan, rental mobil, sewa bangunan
o Modal umum: adalah faktor produksi modal yang berasal dari pemerintah dan
digunakan untuk kepentingan bersama.
Contoh: pasar, pelabuhan
Berdasarkan bentuknya:
o Modal konkret: adalah modal yang bentuk fisiknya dapat dilihat selama proses
produksi.
Contoh: mesin, bahan baku
o Modal abstrak: adalah modal yang tidak memiliki bentuk fisik namun berharga
dan memiliki kegunaan bagi perusahaan.
Contohnya: hak paten, hak merek, nama baik
Kewirausahaan
Adalah keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengkoordinasi faktor-
faktor produksi sedemikian rupa sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Hal pokok yang
harus dilakukan oleh seorang pengusaha terangkum dalam proses sebagai berikut:
Perencanaan
Pengorganisasian
Penggerakan
Pengawasan
Contoh Soal
1. 1, 2, dan 3
2. 1, 5 dan 6
3. 2,3, dan 4
4. 1, 3, dan 5
5. 4,5 dan 6
Pembahasan
Produk: Jalan Raya, Lampu Penerangan Jalan, Marka Jalan, Jembatan, dll.
Services: Bantuan Langsung Tunai, Kartu Jakarta Pintar, Dana BOS, Kartu Menuju Sejahtera, dll.
Benefits: Paspor, Nomor Pokok Wajib Pajak, Akta Kelahiran, Akta Tanah, dll.
Obligation: Surat utang negara
Ada 2 sifat barang publik, Jelaskan dan berikan contoh dari setiap sifatnya!
a. Non-rivalry
Berarti bahwa penggunaan satu konsumen terhadap suatu barang tidak akan mengurangi
kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. Setiap orang dapat
mengambil manfaat dari barang tersebut tanpa mempengaruhi manfaat yang diperoleh orang
lain. Contoh: dalam kondisi normal, apabila kita menikmati udara dan sinar matahari, orang-
orang disekitar kita pun dapat mengambil manfaat yang sama.
b. Non-excludable
Berarti bahwa apabila suatu barang public tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi siapapun
untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut. Dalam konteks pasar, maka baik mereka
yang membayar maupun tidak membayar dapat menikmati barang tersebut. Contoh:
masyarakat yang membayar pajak diantaranya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
jasa kepolisian misalnya, akan tetapi yang kemudian dapat menggunakan jasa kepolisian
tersebut tidak hanya terbatas pada yang membayar pajak saja.
Dalam penyediaan barang publik, politik sangat berpengaruh karena setiap pemimpin baik
presiden, gubernur, walikota / bupati memiliki kebijakaan dalam penyediaan barang publik di
daerah. Pada saat ini pemerintah sedang gencar – gencarnya menyediakan barang publik.
Contoh pemerintah sedang mengebut proyek MRT di Jakarta yang digunakan untuk masyarakat
Jakarta dan melancar acara Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang.
Selain itu juga pemerintah juga sedang mengerjakan proyek Trans Papua untuk memudahakan
akses masyarakat Papua dalam memenuhi kebutuhan hidup. Selain trans papua, pemerintah
juga membuat bandar udara, pelabuhan dan jalur kerta api agar menciptakan konektivitas
antar wilayah, sehingga kelak akan mendukung daya saing dan produktivitas ekonomi nasional.
Pada pemerintahaan saat ini sedang mengutamakan pembangunan di daerah terluar, terdepan
dan terpencil.
Saudara diminta mengidenifikasi sekurang-kurangnya dua barang publik
(public goods) yang disediakan oleh pemerintah atau perusahaan yang sudah
melaksanakan CSR di kabupaten/ kota dan atau tempat Saudara tinggal
lalu tunjukkan aspek eksternalitas positip dan eksternalitas negatip dari barang
tersebut!
Barang publik (public goods) yang disediakan oleh pemerintah atau perusahaan :
1. Pertamina :
Pertamina RU IV Cilacap membuat lapangan sebagai benruk csr yang berguna untuk aktivitas
masyarakat Cilacap seperti berolahraga, dll. Selain lapangan, Pertamina RU IV Cilacap juga
membuat Rumah Sakit Pertamina, Gedung serbaguna ( gedung patra graha dan gedung PWP )
2. Pemrintah Cilacap
Barang publik yang disediakan oleh pemerintah yaitu jalan raya yg sudah di beton, gedung
olahraga, rumah sakit / puskesmas, taman, pelabuhan, terimnal, stasiun kereta, bandara,
transportasi umum, pasar, trotoar, stadion, gedung serbaguna, pemadam kebakaran, badan
SAR, dan lain – lain
1. Eksternalitas positif :
Dengan disediakannya berang publik baik dari pihak pemerintah dan perusahaan maka aktivitas
masyarakat menjadi lancar. Kegiatan ekonomi dan kegiatan lainnya berjalan dengan lancar.
Selain itu dalam lowongan pekerjaan Pertamina dan Holcim mengutamakan mencari tenaga
kerja yang berasal dari Cilacap.
2. Eksternalitas negatif :
Dengan adanya Pertamina dan perusahaan lain seperti Holcim dan PLTU di Cilacap, maka
menimbulkan polusi udara dan suara. Sehingga kualitas udara di Cilacap menurun dan cuaca di
Cilacap semakin panas.
Sedangkan efisiensi pasar adalah suatu keadaan apabila suatu pasar sudah dapat mengalokasikan
seluruh sumber-sumber daya yang pada umumnya secara efisien.
Pada bagian ini kita akan memakai perangkat-perangkat analisis yang menelaah
bagaimana eksternalitas mempengaruhi kesejahteraan ekonomi. Analisis yang kita
lakukan di sini akan menunjukkan secara jelas, mengapa eksternalitas menyebabkan
pasar mengalokasikan sumber-sumber secara tidak efisien.Untuk memperjelas
gambarannya, kita perlu mengambil sebuah pasar tertentu, sebagai contoh kasus. Kita
ambil saja pasar aluminium. Kita mengingat kembali, bahwa kurva penawaran dan kurva
permintaan mengandung informasi-informasi penting tentang biaya dan keuntungan
(cost and benefit). Kurva permintaan aluminium mencerminkan nilai aluminium bagi para
pembelinya, dan nilai itu dihitung berdasarkan harga yang mau mereka bayarkan.
jenis-jenis ekternalitas yang dapat terjadi dalam interaksi ekonomi (Pearee dan
Nash, 1991; Bohm, 1991)
1. Keberadaan Barang Publik. Karena sifat barang publik yang tidak ekslusif dan merupakan
konsumsi umum. Keadaan seperti akhirnya cendrung mengakibatkan berkurangnya
insentif atau rangsangan untuk memberikan kontribusi terhadap penyediaan dan
pengelolaan barang publik. Kalaupun ada kontribusi, maka sumbangan itu tidaklah cukup
besar untuk membiayai penyediaan barang publik yang efisien, karena masyarakat
cendrung memberikan nilai yang lebih rendah dari yang seharusnya (undervalued).
2. Sumber Daya Bersama. Keberadaan sumber daya bersama (common resources) atau
akses terbuka terhadap sumber daya tertentu ini tidak jauh berbeda dengan keberadaan
barang publik di atas. Sumber-sumber daya milik bersama, sama halnya dengan barang-
barang publik, tidak ekskludabel. Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa saja yang
ingin memanfaatkannya, dan cuma-cuma. Namun tidak seperti barang publik, sumber
daya milik bersama memiliki sifat bersaingan. Pemanfaatannya oleh seseorang, akan
mengurangi peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Jadi, keberadaan
sumber daya milik bersama ini, pemerintah juga perlu mempertimbangkan seberapa
banyak pemanfaatannya yang efisien. Contoh klasik tentang bagaimana eksternalitas
terjadi pada kasus sumberdaya bersama ini adalah seperti yang diperkenalkan oleh
Hardin (1968) yang terkenal dengan istilah tragedi barang umum (the tragedy of the
commons).
3. Ketidaksempurnaan Pasar. Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu
partisipan didalam suatu tukar manukar hak-hak kepemilikan (property rights) mampu
mempengaruhi hasil yang terjadi (outcome). Hal ini bisa terjadi pada pasar yang tidak
sempurna (imperfect market) seperti pada kasus monopoli (penjual tunggal).
4. Kegagalan Pemerintah. Sumber ketidakefisienan dan atau eksternalitas tidak saja
diakibatkan oleh kegagalan pasar tetapi juga karena kegagalan pemerintah (government
failure). Kegagalan pemerintah banyak diakibatkan tarikan kepentingan pemerintah
sendiri atau kelompok tertentu (interest groups) yang tidak mendorong
efisiensi. Kelompok tertentu ini memanfaatkan pemerintah untuk mencari keuntungan
(rent seeking) melalui proses politik, melalui kebijaksanaan dan sebagainya.
Kebijakan Publik Untuk Mengatasi Eksternalitas
Terdapat lima jenis barang publik yang dibagi menurut karakteristik barang dan
jasa, yaitu:
1. Barang publik murni (disediakan pemerintah dan swasta yang harus melakukan dan
mengatur distribusi barang tersebut): barang yang dari aspek penggunaanya non
rivalry yaitu tidak ada persaingan dan non exclusive yaitu tidak ada pengorbanan untuk
mendapatkannya. Misalnya : pertahanan, peradilan, dan perlindungan.
2. Barang semi publik (disediakan oleh pemerintah maupun swasta): barang yang dari aspek
penggunaanya non rivalry tetapi biaya namun ketika konsumen mengkonsumsi secara
berlebihan maka akan timbul kebosanan, misalnya : laut, padang gembala taman, klub
olah raga.
3. Barang publik semi privat (disediakan oleh pemerintah maupun swasta): barang yang
penggunaannya bersifat rivalry, tetapi pemanfataan tidak bersifat exlusive. Misalnya
: rumah sakit, pemancar radio, rumah sakit swasta, sekolah swasta, dan siaran televisi
khusus.
4. Barang privat (disediakan oleh swasta murni): bersifat rivalry yaitu adanya persaingan
penggunaan (konsumsi) dan exlusive yaitu adanya pengorbanan untuk mendapatkannya.
Misalnya : mobil, pakaian, kesehatan untuk orang miskin.
5. Barang merit (sebenarnya negara berkewajiban untuk memenuhinya): komoditi atau jasa
yang menjadi kebutuhan individu atau masyarakat tanpa berkaitan dengan kemampuan
untuk membayar ataupun kemauan untuk membayar. Misalnya : tempat tinggal untuk
orang miskin, pendidikan dan kesehatan.
Dalam penyediaan barang publik juga terdapat tiga teori besar yang
menjelaskan darimana pemerintah menentukan jumlah barang publik
diproduksi untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Teori-teori tersebut ialah:
1. Teori Pigou : pengadaan barang publik harus dibiayai dari pajak. Tersedianya barang yang
dibutuhkan tentu menimbulkan kepuasan, tetapi pajak pada umumnya tidak disukai,
sehingga menimbulkan ketidak puasan. Pajak itu akan efisien dalam penyediaan barang
publik ketika kepuasan atas tersedianya barang itu sama dengan ketidakpuasan atas
pembayaran pajaknya.
2. Teori Bowen dan Samoelson : dasar penetapan jumlah barang publik yang harus
diproduksi didasarkan pada harga barang itu. Meskipun hak mengkonsumsi barang publik
masing-masing individu adalah sama, tetapi tingkat kebutuhan masing-masing individu
itu berbeda. Sehingga konsumen akan membayar pajak sesuai dengan kebutuhan yang ia
perlukan.
3. Teori Erick Lindhal dan Wicksell : berpendapat harus ada sebuah badan nasional yang
akan menentukan banyaknya barang publik yang akan disediakan. Penyediaan barang
publik itu nanti didasarkan oleh seberapa besar kebutuhan masyarakat akan barang
tersebut dan dengan diketahuinya seberapa besar jumlah produksi barang maka badan
ini akan menentukan seberapa besar jumlah pajak yang harus dibayar. Teori ini
menghubungkan antara pajak yang dibayar dan manfaat yang diperolah.
Permasalahan yang timbul dari barang publik ini yaitu adanya free rider (penumpang
gratis/pengendara bebas) yaitu seseorang yang mengkonsumsi sumber daya tanpa membayar
atau tidak membayar secara penuh/ kurang. Salah satu contohnya yaitu, seseorang yang tidak
membayar pajak, dengan membayar pajak berarti ikut membantu membayar untuk barang-
barang publik. Karena semua warga negara mendapatkan keuntungan dari, seperti jalan, pabrik
pengolahan air.
Ini apa?
Memberi subsidi untuk kegiatan-kegiatan yang memunculkan eksternalitas positif.
Teori pilihan konsumen merupakan dasar untuk mengetahui bagaimana konsumen memilih
atau membuat keputusan barang/jasa yang akan dibeli.
Kebanyakan orang ingin meningkatkan dan kualitas barang yang mereka konsumsi,
memperpanjang waktu liburan, mengendarai mobil yang lebih bagus, atau makan di restoran
yang lebih baik. Orang-orang mengonsumsi lebih sedikit daripada yang mereka inginkan karena
pengeluaran mereka dibatasi oleh pendapatan . Kita akan mulai pembahasan tentang pilihan
konsumen dengan menelaah hubungan antara pendapatan dan pengeluaran.
Tujuan dari bab ini adalah melihat bagaimana konsumen menentukan pilihan. Batasan
anggaran merupakan salah satu bagian dalam analisis tersebut: Batasan anggaran menunjukkan
kombinasi barang yang mampu dibeli oleh konsumen jika diketahui pendapatan dan harga-
harga barangnya.
Menurut Nicholson (1989), hubungan preferensi konsumen diasumsikan memiliki tiga sifat
dasar, antara lain:
a. Kelengkapan (Completeness)
Jika A dan B merupakan dua kondisi/situasi, maka tiap orang selalu harus bisa menspesifikan
apakah A lebih disukai daripada B, B lebih disukai daripada A atau A dan B sama-sama disukai.
Dengan dasar ini tiap orang diasumsikan tidak pernah ragu dalam menentukan pilihan, sebab
mereka tahu mana yang baik dan mana yang buruk, dan dengan demikian selalu bisa
menjatuhkan ilihan diantara dua alternatif.
b. Transitivitas (Transitivity)
Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan lebih menyukai A daripada C,
maka ia harus lebih menyukai A daripada C. Dengan demikian seseorang tidak bisa
mengartikulasikan preferensinya yang saling bertentangan.
c. Kontinuitas (Continuity)
Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala kondisi di bawah A
tersebut disukai daripada kondisi di bawah pilihan B.
Menurut Jeremy Bentham dalam Nicholson (1989) mengatakan bahwa barang yang
lebih diminati menyuguhkan kepuasan yang lebih besar daripada barang yang kurang diminati.
Ukuran kepuasan ini dipengaruhi oleh bermacam faktor. Jadi kepuasan yang diterima tidak
hanya ditentukan oleh bentuk atau jenis barang tersebut, tetapi juga oleh sikap psikologis
(psychological attitudes), tekanan kelompok (group pressures), pengalaman pribadi dan
lingkungan.
Preferensi memiliki tujuan yang merupakan keputusan akhir dalam proses pembelian untuk
dapat dinikmati oleh konsumen sehingga dapat mencapai kepuasan konsumen.
Dengan preferensi dan anggaran yang tersedia, dapat diketahui bagaimana setiap konsumen
memilih berapa banyak barang yang dibeli. Hal ini dapat diasumsikan bahwa konsumen dapat
membuat pilihan secara rasional, mereka yang memilih barang untuk memaksimalkan
kepuasan yang dapat mereka raih dengan anggaran terbatas yang mereka miliki (Pindyck dan
Rubinfeld, 2012).
Berikut ini adalah gambaran kepuasan konsumen dalam kurva indiferrens yang
sesuai dengan anggaran (budget) yang ada.
Pada gambar memperlihatkan tiga dari sekian banyak kurva indifferens seorang konsumen (U1,
U2, dan U3). Kombinasi konsumsi barang X dan barang Y pada masing-masing kurva
akan memberikan kepuasan yang sama. Seperti halnya pada titik A yang merupakan
kombinasi konsumsi barang X dan barang Y pada kurva indifferens (U1). Karena setiap
konsumen lebih senang jika dapat mengkonsumsi setiap barang lebih banyak, maka
kurva indifferens yang lebih tinggi (U3) menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih
besar dan karenanya lebih disukai daripada kurva indifferens yang lebih rendah (U1)
menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih kecil. Slope kurva indifferens ini adalah
negatif. Hal ini berarti jika seseorang menginginkan barang X lebih banyak, ia harus
mengorbankan barang lain agar kepuasan yang diterima tetap sama.
Pada dasarnya konsumen mengikuti proses atas tahapan dalam pengambilan keputusan
dimana proses pengambilan keputusan konsumen yang paling kompleks terdiri dari lima tahap
(Mowen dan Minor, 2002), yaitu:
a. Pengenalan masalah
Proses pembelian konsumen diawali saat menyadari adanya masalah kebutuhan yang harus
dipenuhi. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh berbagai rangsangan bak internal maupun
eksternal konsumen. Rangsangan internal konsumen biasanya dalam pemenuhan kebutuhan
normal seseorang seperti rasa haus dan lapar sehingga pada suatu saat akan meningkat
menjadi dorongan, ataupun suatu kebutuhan dapat timbul karena disebabkan oleh rangsangan-
rangsangan dari luar dirinya.
b. Pencarian informasi
Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih
banyak. Pencarian informasi ini terbagi menjadi dua tingkat, yaitu tingkat perhatian yang
menguat dan tingkat pencarian aktif informasi. Menurut Kotler (2005), sumber informasi
konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu sumber pribadi (keluarga, teman,
tetangga), sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan), sumber publik (media
massa, organisasi penentu tingkat konsumen), dan sumber pengalaman (penanganan,
pengkajian, dan pemakaian produk).
c. Evaluasi alternatif
Sebelum konsumen menentukan pembelian maka dia akan melakukan evaluasi terhadap
alternatif-alternatif produk dengan menggunakan informasi yang tersimpan dalam ingatan
serta informasi lain yang datang dari luar.
d. Keputusan pembelian
Keputusan pembelian akan diambil setelah konsumen membentuk preferensi atas merek dan
atribut dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga membentuk niat untuk membeli produk yang
paling disukai, dimana niat dan keputusan pembelian dipengaruhi oleh sikap orang lain dan
faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.
Setelah membeli produk, konsumen mengharapkan dampak dari pembelian tersebut, apakah
konsumen puas atau tidak puas. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen itulah yang akan
mempengaruhi pembelian selanjutnya atas suatu produk.