Setiap orang pasti memerlukan barang atau jasa untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga terdapat keinginan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dengan adanya keinginan tersebut maka terbentuklah suatu tempat yang
disebut pasar. Pasar menjadi pusat kebutuhan hidup manusia akan barang maupun jasa
dan di dalam pasar itulah terjadi suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kegiatan di pasar itulah yang menimbulkan adanya kegiatan
permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa kepada seseorang dari seseorang dan
untuk seseorang.
Dari hal tersebut, terjadilah sebuah permintaan akan suatu barang yang diminta pada
suatu pasar dengan tingkat harga pada tingkat pendapatan dan dalam periode tertentu.
Permintaan ini juga bervariasi menurut harga setiap barang yang bervariasi, pendapatan
masyarakat, iklim pada suatu daerah yang juga menentukan jenis barang yang
dibutuhkan, jumlah penduduk suatu daerah, dan juga kebutuhan yang akan banyak
diminta oleh konsumen.
Permintaan konsumen juga diimbangi oleh penawaran penjual pada suatu pasar, jika
semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan
ditawarkan oleh para penjual, namun sebaliknya jika harga barang semakin rendah, maka
semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan. Kegiatan ini yang terjadi terus menerus,
antara penjual dan pembeli yang saling memberikan interaksi serta dengan menawarkan
dan meminta suatu barang, suatu saat akan mencapai titik kesepakatan antara jumlah
barang atau jasa yang ditawarkan dengan jumlah barang atau jasa yang diminta yang
biasanya disebut keseimbangan pasar. Maka dari itu langsung saja kita masuk ke materi
yang akan dibahas yaitu Teori Elastisitas Permintaan dan Penawaran.
1. Definisi elastisitas
perubahan yang akan terjadi di pasar, yaitu bagaimana harga dan jumlah
2. Elastisitas Permintaan.
2
Elastisitas permintaan adalah tingkat perubahan permintaan
barang/jasa tersebut.
Adapun manfaat dari pernyataan diatas kepada perusahaan dan pemerintah yaitu, kepada
perusahaan faktor tersebut dapat menjadi acuan dalam menentukan strategi penjualannya.
Dengan mengetahui seberapa besar responsif barang terhadap harga maka perusahaan
bisa menentukan kebijakannya apakah harus menaikkan tingkat produksi atau tidak, jika
yang terjadi adalah sama seperti kasus (i) maka menaikkan atau menambah produksi
adalah langkah yang tepat karena hasil penjualannya akan besar meski dengan perbedaan
harga yang tipis, sedangkan jika keadaannya sama dengan kasus (ii) menambah jumlah
produksi hanya akan membuat rugi karena penjualannya berkurang karena harga barang
yang mahal.
Kepada pemerintah, pernyataan diatas dapat menjadi alat untuk meramalkan untuk
kebijakan ekonomi yang akan diterapkan. Misalkan pemerintah ingin melakukan impor,
jika permintaan atas barang impor tersebut seperti kasus (i) maka pengurangan impor
tidak banyak menaikkan harganya dengan kata lain tidak terlalu membebankan
konsumen. Sebaliknya, sekiranya permintaan impor seperti pada kasus (ii) maka tindakan
pemerintah akan merugikan negara karena jumlah barang yang diimpor tidak banyak
berkurang sedangkan harganya melambung tinggi.
3
𝐸 = [−] Δ𝑄𝑑 𝑃
%Δ𝑄𝑑 atau = [−] ×
𝐸
𝑝𝑑 𝑝𝑑
%Δ ΔP 𝑄𝑑
P
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎
∶
4
𝐸𝑝𝑑 = Elastisitas permintaan terhadap harga
% ∆𝑄𝑑 = Persentase perubahan kuantitas permintaan
% ∆𝑃 = Persentase perubahan harga
[-] = Angka atau nilai absolut
Elastisitas harga dari permintaan selalu memiliki tanda negatif , hal
4. Elastisitas Penawaran
%Δ𝑄𝑠 atau
𝐸 = 𝐸 Δ𝑄𝑠 𝑃
𝑝𝑠 𝑝𝑠 = ×
%Δ ΔP 𝑄𝑠
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 P
∶
𝐸𝑝𝑠 = Elastisitas penawaran terhadap harga
% ∆𝑄𝑑 = Persentase perubahan kuantitas penawaran
% ∆𝑃 = Persentase perubahan harga
5
B. Jenis-Jenis Elastisitas
1. Permintaan
(sumbu P).
minyak (BBM).
2. Penawaran
Permintaan
konsumen.
pendek.
Penawaran
daya tahan lebih lama, seperti kulkas, mesin jahit, dan kompor gas,
Kesimpulan