Anda di halaman 1dari 196

TUGAS TUGAS

EKONOMI MIKRO
KELOMPOK 11
DOSEN PEMBIMBING :
DR. SIGIT SARDJONO, M. EC

KELOMPOK 11 :
APRILIA TRI KURNIAWATI (1222200184)
ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI (1222200185)
MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH (1222200186)
TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN,
DAN HARGA PASAR
A. TEORI PERMINTAAN

Teori permintaan adalah keinginan konsumen untuk memiliki dan menguasai barang dan
jasa,dan keinginan ini didukung oleh kekuatan untuk membeli atau menukar barang dan jasa
tersebut.
Faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lainb(substitusi maupun komplementer)
3. Income
4. Selera
HUKUM
PERMINTAAN

Hukum permintaan merupakan hukum umum yang menyangkut pengaruh harga


terhadap jumlah barang yang di minta.

Sebagai contoh kenaikan harga barang barang karena kebijakan kenaikan harga
BBM di indonesia mengakibatkan harga susu bubuk cap bendera (belanda) menjadi
sangat mahal akibatnya hanya orang orang yang berpenghasilan tinggi saja yang
sanggup membelinya,sedangkan orang yang berpenghasilan kecil hanya akan
membeli susu yang kualitasnya rendah hasil produksi dalam negri.
KURVA PERMINTAAN

kurva permintaan adalah pembatas kondisi.kurva ini adalah konsep maksimal pada harga
tertentu sesorang selalu bersedia membeli jumlah yang lebih kecil ,apabila jumlah yang lebih
kecil itu dapat diperolehnya. akan tetapi seseorang tidak akan di bujuk membeli lebih banyak
daripada jumlah yang diperlihatkan dalam kurva permintaan.
Jadi kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang
atau jasa yang di minta dengan harga dimana harga sebagai variabel independen dan jumlah
barang yang di minta merupakan variabel dependen.
B. TEORI PENAWARAN

Berbagai kualitas barang yang akan dijual oleh penjual di pasar dengan berbagai
kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan lain dianggap tetap tak berubah. Penawaran
adalah hubungan antara harga dengan kuantitas untuk setiap unit waktu yang akan di jual
oleh penjual. Biasanya kurva penawaran naik ke arah kanan atas karena harga yang lebih
tinggi akan mendorong penjual untuk memjual lebih banyak dan dapat menarik penjual lain
masuk ke pasar.
HUKUM PENAWARAN

Hukum penawaran berarti Kalau harga suatu barang meningkat maka jumlah barang
yang di tawarkan akan meningkat (karena produsen semakin menguntungkan) dan
sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan juga menurun (karena
kurang menguntungkan bagi produsen)
Hukum penawaran dpt dinyatakan "ada hubungan (positif) langsung antara jumlah
barang yang di tawarkan dengan harganya dengan anggapan cateris paribus"
C. HARGA PASAR

Suatu tingkat harga tertentu di mana penjual mau menjual sejumlah barangnya dan
konsumen mau membeli sejumlah barang tersebut. Jadi harga pasar ini terjadi dari hasil
kompromi antara penjual dan pembeli. Dalam diagram maka harga pasar itu merupakan
titik potong antara kurva permintaan dan kurva penawaran Penentuan harga pasar ini
bisa digambarkan dengan 2 cara yaitu Grafik dan matematis.
SECARA GRAFIK
Setelah mengalami proses proses ekonomi,maka harga menjadi sebesar P, Pada waktu
harga sebesar P, maka jumlah yang ditawarkan akan sama dengan jumlah yang di minta
oleh konsumen sebesar 0Q. Harga P ini disebut harga pasar atau harga equilibrium.
Menurut teori ekonomi harga equilibrium ini cenderung untuk terus naik,karena jika ada
perubahan harga maka akan timbul kekuatan kekuatan ekonomi yang akan mengembalikan
harga pada tingkat equilibrium tersebut.
SECARA
MATEMATIS
Persamaan fungsi demand = Qd = 400 -0.5 p sedang fungsi penawaran Qs = 100
+ P. Ditanya berapa Q dan P keseimbangan pasar.
Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs

400 – 0,5 P = 100 + P


1,5 P = 300
p = 200
ELASTISITAS
Pengertian Elastisitas

Mengukur respons atau reaksi dalam teori ekonomi disebut dengan elastisitas. Semakin
elastis sifat permintaannya semakin besar, sebaliknya semakin tidak elastis sifat permintaannya
semakin kecil responnya. Elastisitas harga permintaan adalah kepekaan jumlah suatu produk
yang akan dibeli oleh konsumen terhadap perubahan harga dengan kurva permintaan tertentu.
Atau elastisitas permintaan ialah besar kecilnya persentase perubahan pada jumlah yang
diminta yang disebabkan oleh persentase tertentu dari perubahan harga.
ELASTISITAS PERMINTAAN (Ed ; Ep ; ε)
1. Konsep Sifat Elastisitas Permintaan, melihat besarnya koefisien elastisitasnya:
• Jika koefisien elastisitas tak terhingga (∞) maka elastisitasnya disebut perfect elastic (sangat
elastis).
• Jika koefisien elastisitas > 1 maka elastisitasnya disebut elastis.
• Jika koefisien elastisitas < 1 maka elastisitasnya disebut inelastis.
• Jika koefisien elastisitas = 1 maka elastisitasnya disebut unitary elastic.
• Jika koefisien elastisitas = 0 maka elastisitasnya disebut perfect inelastic (inelastis
sempurna).
2. Cara Mengukur Tingkat Elastisitas
1. Arc Elasticity (Elastisitas Busur) : perbandingan persentase perubahan harga dengan
prosentase perubahan yang diminta. Arc elasticity ini mengukur respos (kepekaan)
perubahan jumlah barang yang diminta karena adanya perubahan harga.
2. Point Elasticity : konsep elastisitas menggambarkan adanya kecilnya perubahan harga
sehingga seakan akan tidak terjadi perubahan. Pendekatan ini menghitung tingkat elastisitas
dengan waktu titik yang terdapat pada kurva permintaan dan penawaran.
A. Menghitung tingkat elastisitas dengan mempergunakan pendekatan persamaan fungsi.
Rumus :
Ed =

B. Dengan menggamati hubungan elastisitas dengan total revenue (total penerimaan )


C. Mengamati Arah Perubahan Harga dan Total Revenue

D. Dengan melihat kurva permintaan (AR) dengan MR


Jika nilai MR = 0, koefisien elastisitas = 1 dan permintaannya unitary elastisitas.
Jika nilai MR = positif, koefisien elastisitas > 1 dan permintaannya elastis
Jika nilai MR = negatif, koefisien elastisitas < 1 dan permintaannya inelastis
E. Melihat kecondongan kurva permintaan

Jika kecondongan kurva permintaan seperti:


D1 sifat permintaan disebut perfect inelastic
D2 sifat permintaan disebut perfect elastis
D3 sifat permintaan disebut elastis
D4 sifat permintaan disebut unitary elastis
D5 sifat permintaan disebut inelastis
ELASTISITAS SILANG
Elastisitas permintaan silang mengukur sampai berapa jauh berbagai barang
berhubungan satu sama lain. Jika kita lihat barang X dan Y, elastisitas silang barang X
terhadap barang Y sama dengan persentasi perubahan barang X yang dibeli dibagi dengan
persentasi p harga barang Y.Untuk menghitung tingkat cross elastisity ini dengan
membandingkan prosentase perubahan jumlah barang Xyang dibeli dengan prosentase
perubahan harga Y dan ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

Exy =

Exy = :
Jika hasilnya positif maka barang itu merupakan barang substitusi satu sama lain dan jika
hasilnya negatif maka barang tersebut merupakan barang komplementer.
Identifikasi hubungan kedua barang komplementer atau substitusi bisa juga di lihat dari
besarnya koefisien elastisitas silangnya. Hubungan yang sangat menarik perhatian kita adalah
hubungan antara barang substitusi dan hubungan barang-barang komplementer (pelengkap).
Bila barang tersebut merupakan substitusi satu sama lain, elastisitas silang antara barang-
barang tersebut adalah positif.Elastisitas silang permintaan sering digunakan untuk menentukan
batas-batas suatu industri, tapi penggunaannya dalam bidang ini memiliki beberapa
komplikasi.Elastisitas silang yang tinggi menunjukkan hubungan yang erat atau barang dalam
industri yang sama elastisitas silang yang rendah menunjukkan hubungan yang renggang atau
barang dan industri yang berlainan.Suatu kesulitan dengan elastistias silang sebagai alat
menentukan batas industri bahwa menentukan berapa tinggi elastisitas silang di antara barang-
barang itu seharusnya jika barang-barang tersebut dikatakan masuk dalam industri yang sama.
1 . E L A S T I S I TA S S I L A N G B A R A N G S U B S T I T U S I

Karena harga teh turun, selain berakibat naiknya jumlah yang diminta juga
mengakibatkan jumlah yang diminta kopi berkurang walaupun harga kopi tidak berubah.
Kejadian ini diakibatkan karena kopi dan teh adalah barang substitusi.
2. ELASTISITAS SILANG BARANG KOMPLEMENTER

Kopi dan gula adalah barang komplementer. Karena harga gula turun selain
berakibat naiknya jumlah yang diminta juga mengakibatkan jumlah yang diminta kopi
bertambah walaupun harga kopi tidak berubah. Kejadian ini diakibatkan karena kopi dan
gula adalah barang substitusi.
HUBUNGAN BARANG SUBSTITUSI, KOMPLEMEN DAN
ELASTISITAS SILANG

Jika harga barang Y naik mengakibatkan naiknya jumlah barang X yang diminta.
Barang X dan y adalah barang substitusi. Tetapi jika harga barang Y naik
mengakibatkan jumlah yang diminta barang X turun maka barang x dan Y adalah
barang Komplemen.
ELASTISITAS PENAWARAN
Dalam elastisitas penawaran tak ada kekacauan yang timbul mengenai tanda koefisien
elastisitas , kecuali dalam keadaan yang tak biasa, yaitu mengenai kurva yang miring ke bawah.
Suatu perubahan harga akan mengakibatkan perubahan jumlah dalam arah yang sama bila
kurva penawaran miring kearah kanan atas : jadi X dan P adalah positif keduanya atau negatif
keduanya. Eleh sebab itu koefisien elastisitas selalu positif.
konsep elastisitas penawaran persis sama dengan konsep elastisitas permintaan rumus untuk
pengukuran koefisien juga sama :

Es =

Es =
E L A S T I S I TA S P E N D A PATA N

Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan dari


perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan. Konsep elastisitas
pendapatan ini dengan asumsi bahwa setiap orang akan menambah/mengurangi
pembelian barang bila pendapatan berubah. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

Ei = Ei = :

Jika berupa fungsi, maka rumusnya sebagai berikut :

Ei =
PERILAKU KONSUMEN
PENGERTIAN KONSUMEN

konsumen merupakan orang atau sekelompok orang yang


menggunakan barang dan atau jasa untuk keperluan diri
sendiri, keluarga, masyarakat, atau makhluk lain dan bukan
untuk diperjualbelikan lagi. Artinya, konsumen adalah orang
yang mengambil nilai manfaat dari barang dan atau jasa
tersebut.
Nilai Barang

Nilai barang adalah kemampuan pakai barang untuk memenuhi kebutuhan


manusia dan kemampuan tukar barang terhadap barang lain. Kebutuhan
manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian antara lain:
1. Kebutuhan Pokok
2. Kebutuhan sekunder(bukan pokok)
Nilai barang dibedakan menjadi:
1. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesangupan suatu
barang dan jasa untuk memenuhi keperluan manusia. Contohnya
Beras(nasi)
2. Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan seseorang
kepada suatu barang tertentu untuk memenuhi kebutuhannya.
Barang dan jasa mempunyai nilai kegunaan untuk pemenuhan
kebutuhan,juga mempunyai nilai pertukaran yaitu kemampuan barang dan jasa
tersebut untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lainya.
Nilai pertukaran dapat dibagi menjadi:
1. Nilai pertukaran objektif yaitu kemampuan barang dan jasa itu sendiri untuk
ditukarkan dengan barang dan jasa lain.
2. Nilai pertukaran subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada
suatu barang dan jasa, bertalian dengan kegunaan barang tersebut terhadap
dirinya.
Pemenuhan kepuasan
Pada hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk memenuhi
semua kebutuhan manusia. Oleh karena itu hendaknya manusia dapat
berpikir rasional dalam menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan antara
kebutuhan dan alat pemuasnya mendekati keseimbangan.
PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK
MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN

Salah satu tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk
menjelaskan perilaku konsumen di pasar barang. Secara tradisional perilaku
konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep utilitas (daya
guna).pendekatan tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya
guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi:
U = f(X1; X2;........Xn)
U adalah banyaknya daya guna bagi seseorang konsumenX2 adalah
banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen tersebut.
Pendekatan tradisional terpecah menjadi dua. Yakni cardinal utility, dan
ordinal utilityYang menjelaskan cardinal aproach dan ordinal aproach.
CARDINAL APPROACH

Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya
daya guna bagi konsumen . Sebenarnya suda cukup bila kita mengetahui
bahwa konsumen yang akan kita pelajari perilakunya itu adalah seseorang
yang mampu membuat order atau urutan urutan kombinasi barang yang
dikonsumsikan berdasarkan besarnya daya guna yang diterimanya. Utilitiy
seseorang mengonsumsi barang dan jasa tidak bisa dinyatakan dengan
bilangan numerik, tetapi bisa di ungkapkan. Dalam pendekatan ini guna
dapat dibedakan antara guna total (total utility=TU) dan guna batas atau
marginal utility (MU).
Konsep Guna Batas dan Guna Total (MU dan TU)

1. Guna Batas (Marginal Utility)


Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang
terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut Hukum Gossen maka
semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang dipunyai oleh
seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir
semakin kecil.

2. Guna Total (Total Utility)


Guna total (total utility) ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena
mengonsumen berbagai jumlah barang. Guna total akan semakin besar
jika barang yang dikonsumsi semakin banyak sampai titik maksimum,
maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah dan total gunanya akan
menurun walaupun konsumen terus menambah barang tersebut.
Asumsi (Anggapan) dalam Teori Cardinal

1. Utility Seseorang Bisa Diukur dengan UangAsumsi dasar yang


digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan konsumen
mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara numerik.

2. Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility)


Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum
Diminishing of Marginal Utility, yaitu pertambahan utilitas yang
menurun karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi.

3. Konsumen Bersifat Rasional Asumsi ini dikembangkan dari konsep


bahwa manusia pada hakikatnya adalah homo economicus.
Kritik pada Pendekatan Cardinal

1. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru


Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari
subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi
seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna baginya.

2. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan


Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang lebih
besar. Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut
harus mempunyai nilai yang tetap. Dapat terjadi kemungkinan bahwa makin kaya
seseorang makin besar kesediaannya untuk memperoleh satu satuan daya guna yang
sama.
Maksimalisasi Guna
Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada
tambahan satu unit barang lagi yang dikonsumsi. Untuk mencari marginal
utility ini dipergunakan perhitungan sebagai berikut:
TU2 (sesudah tambahan) - TU1 (sebelum ada penambahan)
= Mux
Atau
(TUx+1) - (TUx) = Mux

Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU = 0, dan selanjutnya


jika total utility menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi
maka MU akan menjadi negatif (-).
Cara Mempergunakan Persamaan Fungsi

Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut


yang dapat memenuhi formula (1) kemudian diuji apakah juga
memenuhi formula, dan (2) jika salah satu tidak terpenuhi
maka harus dicari kombinasi yang lain.
Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli Konsumen

Kenaikan harga dari barang dapat mengubah kombinasi barang yang


dibeli, disebabkan:
1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu barang
tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada barang
pengganti yang harganya lebih murah.
2. Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen
yang pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen
tersebut akan berkurang.
INDIFFERENCE CURVE APPROACH

Property Indiference Curve


Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu:
1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi
yang keliru (doubtful).
2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan.
3. Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat
psikologis saja.
1. Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve

Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori indifference curve


memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu:
a. Konsumen selalu bersifat rasional (rationality).
b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money). c.
Utility dinyatakan secara ordinal.
d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang
(diminishing marginal utility).
e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi. f.
Consistency and transitity of choice.
2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum
Diminishing Marginal Rate of Substitution

Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika konsumen


menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi
barang y dengan jumlah tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate
of Substitution.
3. Sifat-sifat Indifference Curve

a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah


jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi. Begitu
sebaliknya, pengurangan itu semakin lama semakin berkurang.
b. Cembung terhadap titik 0 atau origin.
c. Dua IC tidak akan saling berpotongan.
4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin
Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin Besar
Keterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y pada indeference curve (IC)
akan berubah dengan adanya penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva
IC1 dan IC2 ini tidak akan saling memotong karena kombinasi-kombinasi yang ada
pada IC yang berbeda. Kombinasi di titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen
lebih tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan semakin jauh dari titik O menunjukkan IC
yang memberikan utilitas lebih tinggi.
5. Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan

Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan


kombinasi di titik B. Hal ini disebabkan terletak pada IC2.
Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan
kombinasi di titik C. Hal ini disebabkan terletak pada IC1.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kombinasi di
titik B sama dengan kombinasi yang ada di titik C. Dalam
kenyataannya, kombinasi yang ada di titik B tidak akan
sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak
pada IC yang berbeda. Oleh karena itu, dua IC tidak
mungkin saling berpotongan.
Keseimbangan Konsumen

Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi


konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen
antara curve indifference dengan kurva anggaran (budget
line), atau apabila yang seharusnya diperbuat sama dengan
apa yang diperbuat.Keseimbangan Konsumen yang
OptimalKeseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah
uang tertentu mengonsumsi kombinasi barang yang optimal.
Perubahan Utilitas Konsumen

Ada dua faktor yang akan menyebabkan berubahnya


kombinasi guna maksimal ini:
1. Berubahnya Salah Satu dari Harga BarangJika harga barang
X naik, maka garis anggaran (budget line) dan indifference
curve-nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka
garis anggaran (budget line) dan indifference curve akan
bergeser ke kanan.
2. Berubahnya Pendapatan KonsumenJika harga barang X dan
Y tidak berubah kombinasi yang dikehendaki/dibeli konsumen
adalah E1. Suatu ketika pendapatan konsumen meningkat.
Meningkatnya pendapatan konsumen menyebabkan preference
konsumen terhadap barang X dan Y berubah.
3. Perubahan Harga pada Barang
Normal dan Inferior
a. Perubahan Harga pada Barang NormalJika terjadi
perubahan harga, misalkan barang X harga lebih
murah mala konsumen akan membeli barang X akan
dibeli dalam jumlah lebih banyak.

b. Perubahan Harga pada Barang InferiorSemakin


murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan
yang negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta
berkurang.
Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC

Sesuai dengan hukum pasarnya maka perubahan


harga akan mengubah jumlah yang diminta. Jika
dimisalkan harga barang X mengalami penurunan
sedangkan harga barang Y tetap, maka BL akan
berubah dari BL ke BL1 ke BL2. Kurva permintaan
adalah keseimbangan konsumen (keinginan optimal
konsumen untuk membeli suatu barang pada satu
kendala tertentu).
Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC
Bagaimana jika yang berubah sekarang bukan tingkat
harga, melainkan tingkat pendapatan? Sebagaimana telah
dipaparkan di bab terdahulu, permintaan akan bergeser ke kiri
atau ke kanan (the demand curve) tergantung apakah tingkat
pendapatan naik atau turun. Dari kurva ICC ini dapat dibentuk
Kurva Engel yang menggambarkan hubung antara
pendapatan dengan jumlah barang yang diminta (Ernest Engel
adalah orang pertama yang mengamati hubungan perubahan
tingkat pendapatan terhadap jumlah barang yang dikonsumsi.
Dalam Kurva Engel, sebagai sumbu vertikal pendapatan dari
sebagai sumbu horizontal adalah kuantitas).
Bentuk Indifference Curve
Sebagaimana telah diutarakan di atas bentuk kurva Indiference Curve adalah
nonlinier turun dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung terhadap titik nol.
Bentuk yang demikian ini menggambarkan berlakunya hukum diminishing
marginal utility.
Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference Curve

1. KritikKritik terhadap pendekatan indifference curve


a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu tidaklah
mudah.
b. Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya kenaikan
harga barang X tidak secara otomatis terjadi karena masih adanya faktor-faktor
lain yang membuat konsumen tetap pada barang X atau meninggalkan barang X.
c. IC approach tidak dapat digunakan untu menganalisis effect advertising,
past behavior of stock.

2. Aplikasi Menghitung Utilitas Konsumen dengan Fungsi


PERILAKU PRODUSEN
Pengertian Perilaku Produsen

Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai suatu tindakan seorang


produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin
dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya.
Dalam teori ekonomi seorang produsen harus merumuskan dua macam
keputusan yang penting, yaitu (1) berapa output yang harus diproduksi dan
(2) bagaimana kombinasi faktor produksi yang hendak dipergunakan.
perilaku produsen juga dinamakan tindakan atau tingkah laku produsen
atau dengan istilah Producer's Behaviour.untuk mendapatkan keuntungan
sebesar besarnya merupakan tujuan yang prinsipiel. Pada saat itulah
dikatakan dalam keadaan keseimbangan atau ekuilibrium atau "ekuilibrium
produsen".
KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI

Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan


"jangka pendek" dan "jangka panjang".Jangka pendek adalah jangka waktu
yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah
beberapa sumber yang digunakan. Hanya satu input yang bervariabel.
Konsep jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendek sehingga
perusahaan tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber sumber seperti
tanah, gedung, mesin-mesin, dan manajemen.
Kemudian dengan memperpanjang jangka waktu yang dibicarakan maka
perusahaan dapat mengubah input faktor produksi. Dalam kurun waktu yang
lebih panjang kemungkinan produsen untuk mengadakan penggantian dan
penyesuaian faktor-faktor produksi yang ia gunakan menjadi lebih besar.
Seperti yang telah disinggung di depan, apa yang dimaksud dengan jangka
panjang sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali dengan waktu.
FUNGSI PRODUKSI

Produki adalah kegiatan mengubah input menjadi output.


Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang
produksi yang dihasilkan dalam proses produksi adalah hubungan fisik antara
input (bersumber masukan) dengan output (barang-barang atau jasa
dihasilkan) tanpa memperhitungkan harga. Dapat dinyatakan dalam
persamaan matematis.
Fungsi ini memberikan cara yang mudah untuk menghubungkan output
dengan input. Jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung
pada jumlah input yang digunakan. Perusahaan dapat menaikkan atau
mengurangi output dengan menambah atau mengurangi input yang
digunakan, atau karena sumber sumber bias.Output yang dihasilkan oleh
perusahaan tergantung pada teknik produksi yang digunakan. Dengan jumlah
input yang tetap, dengan menggunakan teknik produksi yang lebih efisien,
maka output perusahaan akan lebih besar.
Secara matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = F(C,L,B,S)
Di mana: Q = Output B = Bahan Baku
C = Capital S = Skill L = Labor

Bentuk Fungsi Cubic:


Bentuk Fungsi Linier: Bentuk Fungsi Quadratik Q = a + b1x + b2x² + b3x³
Q = a + bX Q = a + b1x + b2x²
Bentuk Kurvanya
Bentuk Kurvanya Bentuk kurvanya
ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK

Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori


ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product),
dan MP (marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan
oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh
seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah
satu tenaga kerja (labor).

• AP = TP/Labor
• MP = TP2 - TP1
• Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
• MP = ∂ TP/ ∂ L
Hukum Tambahan Hasil yang Semakin
Berkurang (The Law of Di minishing Returns)

Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum


Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing
Returns). Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor
produksi bersifat variabel dan faktor faktor produksi lainnya tetap, akan
dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor
produksi variabel itu secara terus-menerus.
Dari tabel di atas, hasil yang semakin bertambah terjadi sampai
pada penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4, Law of Diminishing
Returns mulai bekerja Hukum ini juga disebut dengan Law of
Diminishing Marginal Physical Product.
Dari gambar di atas, sumbu horizontal menunjukkan jumlah faktor
produksi tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dan sumbu
vertikal menunjukkan jumlah barang yang dihasilkan (Q). Dalam hal ini
faktor produksi tanah dianggap sebagai faktor produksi tetap.
Hubungan antara TP,AP, dan MP
Hubungan antara AP, MP, dan TP sangat penting karena posisinya
menentukan kegiatan produsen dalam melakukan kegiatan usahanya.
• Pertama, hubungan antara MP dan TP. Pada saat TP mengalami perubahan
peningkatan produksi dari menaik menjadi menurun, maka kurva MP
mencapai titik maksimumnya. pada saat kurva TP mencapai titik maksimum,
maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya MP sama dengan nol.
• Kedua, hubungan antara AP dan MP. Pada saat AP meningkat, MP lebih
tinggi daripada AP. Pada saat AP menurun MP lebih rendah daripada AP.
Pada saat AP mencapai titik maksimum MP sama dengan AP, atau kurva AP
berpotongan dengan kurva MP
Tahapan dalam Fungsi Produksi

Hubungan antara TP,AP, dan MP


berguna untuk melihat tingkat efisiensi
penggunaan faktor produksi.
Faktor produksi ada tiga tahap yaitu:
 Tahap I ditandai dari produksi awa
hingga AP maxima.
 Tahap II dimulai dari AP maximal
hingga MP nya sama dengan nol.
 Tahap III ditandai TP yang mulai
menurun.
Produksi Jangka Panjang

Produksi jangka panjang adalah suatu proses


produksi dimana semua faktor produksi dapat
diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi
bersifat variabel.
Isoquant Bentuk isoquant yang linier

Isoquant adalah kurva yang menunjukkan berbagai


kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang
bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output
tertentu.

Sifat dari kurva Isoquant


1. Cembung ke arah titik origin Bentuk Isoquant yang Input Output
2. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah
3. Semakin jauh kurva isoquant dari titik asal menunjukkan
semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut
4. Antara kurva satu dengan lain tidak dapat saling
berpotongan/bersinggungan.
Iso-biaya (Isocost)
Isocost adalah kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik kombinasi
barang-barang / faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran
tertentu.
Slope Kurva Isocost
= M/Pk : M/PI = M/Pk X PI/M = PI/PK

Sedang Fungsi TC= PI L + Pk K

Gambar Kurva Isocost


Perubahan Isocost
Kurva isocost dapat berubah disebabkan:
a. Harga faktor produksi labor turun / naik sedang lainnya tetap
b. Harga faktor produksi kapital turun / naik sedang lainnya tetap
c. Jumlah modal (dana) berubah berkurang / bertambah

Bentuk Kurva

a b c
Ekuilibrum Produsen

Ekuilibrum Produsen adalah suatu keadaan seimbang dimana produsen


mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah-
ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor produksinya.
Artinya, apabila produsen mengurangi atau manambah tingkat
produksianya makan keuntungan yang diperoleh akan berkurang, atau
apabila penggunaan input ditambah atau dikurangi maka keuntungan akan
menjadi lebih kecil.
Jalur Ekspansi (Expansion Path)
Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik
titik least cost combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination
adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah
produk tertentu. Jadi produsen yang mempunyai uang yang akan digunakan untuk
ongkos produksi yang semakin lama semakin besar dan ingin memperluas
produksinya, maka agar diperoleh ongkos yang paling kecil dia harus
mengombinasikan penggunaan input-input L dan K pada titik-titik garis expantion
path.
Hasil dari pengembangan skala usaha (Return to scale)
Hasil dari pengembangan skala usaha (Return to scale) apabila terjadi:
1. b>a disebut dengan increasing return to scale
2. b=a disebut dengan constant return to scale
3. b<a disebut dengan decreasing return to scale

Gambar kurva

1. 2. 3.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses produksi lebih efisien,
yaitu:
1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak terlibat dalam
prosesproduksi tenaga kerjanya semakin terampil.
2. Penggunaan teknologi.
3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama.
4. Semakin besar skala produksinya, semakin efisien.

Sampai pada tingkat skala tertentu, semakin besar skala perusahaan


memungkinkan spesialisasi dan pengelompokan tenaga kerja yang lebih efisien
dan efektif. Spesialisasi meningkatkan kemampuan para pekerja dalam
bidangnya masing-masing, sedangkan pengelompokan pekerjaan sedemikian
rupa akan menghemat waktu dan tenaga yang digunakan untuk menghasilkan
suatu produksi. Kedua aspek yang dikemukakan tersebut akan meningkatkan
produktivitas para pekerja yang sekaligus menurunkan biaya produksi.
Memilih Kombinasi Input yang Efisien (Ridge Line)

Ridge line adalah garis batas yang membatasi antara daerah yang relevan dan
daerah yang tidak relevan.
Ada dua macam ridge line, yaitu:
1. Ridge line atas
2. Ridge line bawah
Daerah yang terbatasi ridge line merupakan daerah yang relevan untuk
memproduksi suatu output dengan mengombinasikan input yang digunakan.
Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination)
Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination)Least cost
combination adalah Suatu perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos
produksi untuk suatu tingkat output. Jika terjadi perubahan dalam ongkos
(dana perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva
isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik
keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost
dinamakan jalur perluasan (expansion path).
PENENTUAN HARGA DALAM
PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
BENTUK PASAR PERSAINGAN

Pengertian Pasar

Pengertian pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang


bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan, atau
terjadinya transaksi jual beli suatu barang.Sedangkan persaingan adalah
sesama produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan
sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang
dibutuhkan.
Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi
mikro menjadi empat golongan besar, yaitu:
A. Pasar Persaingan Sempurna
B. Pasar Persaingan Monopolistik
C. Pasar Monopoli
D. Pasar Oligopoli
Ciri-ciri Pasar Persaingan
No Ciri-ciri Persaingan sempurna Persaingan monopolistik Oligopoli Monopoi

1 Jumlah Penjual Sangat Banyak Banyak Sedikit Satu


2 Jumlah Pembeli Sangat Banyak Banyak Banyak Banyak
3 Kondisi produk yang Identik substitusi Hampir sama tetapi masih Barang standar/ berbeda Tidak ada substitusi yang
dijual bisa dibedakan/beda corak corak dekat/ sempurna

4 Kekuasaan menentukan Tidak ada Sedikit Jika tanpa kerja sama Sangat besar
harga sediki. Tetapi dengan
kerja sama sangat besar.
5 Kemungkinan keluar/ Sangat tidak mudah,tidak Cukup mudah Hambatan cukup kuat Tidak mungkin
masuk ada hambatan
6 Reaksi Rival Tidak ada reaksi dari Hampir tidak ada reaksi Karena penjual hanya Setiap tindakan berkaitan
pesaing jika terjadi dari pesaing jika terjadi satu apa yang dilakukan dengan harga dan jumlah
perubahan harga dan perubahan harga dan jumlah produsen tidak ada reaksi akan mendapat reaksi dari
jumlah rival
7 Kemungkinan keluar/ Sangat tidak mudah, tidak Cukup Mudah Hambatan cukup Kuat Tidak mungkin
masuk ada hambatan  
8 Persaingan di luar Tidak ada Sangat besar, terutama di Sangat besar apabila Memelihara hubungan baik
harga bidang iklan, mutu , serta barang menghasilkan dengan masyarakat
desain corak
9 contoh Transaksi di sektor hasil Perusahaan Sepatu,Baju, Pabrik Baja, Mobil, Kereta api, listrik
pertanian Sabun Sepeda Motor, Handpone
A. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak
penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga
pasar. Berapapun jumlah barang yang diperjualbelikan, harga akan tetap.
Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus sejajar dengan
sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Jadi, penjual di pasar
sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker.
Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna

Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut:


1. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak. Harga barang tetap karena
penjual merupakan bagian kecil dari pembeli dan penjual di pasar.
2. Barang yang diperjualbelikan homogen/identik.Barang homogen artinya
semua jenis barang ditawarkan penjual sama. Jadi produksi satu penjual
merupakan substitusi yang sempurna. Dan pembeli membeli barang dari
penjual satu dengan lainnya mendapatkan barang yang sama.
3. Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah.Penjual mudah keluar
masuk pasar artinya baik penjual yang baru maupun yang lama bebas untuk
masuk atau meninggalkan pasar.
4. Informasi terhadap pasar sempurna.Artinya jika ada konsumen yang
mengetahui harga yang lebih murah maka konsumen yang lain juga segera
mengetahuinya. Kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang
menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dan tingkat harga
tampak horizontal.

Contoh Tabel di slide berikutnya


Dalam persaingan sempurna kurva penerimaan total bersifat linier,
berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal (0) karena harga adalah
konstan maka besarnya P, AR, dan MR mempunyai nilai yang sama
sehingga kurvanya berimpit menjadi satu.
Penentuan Jumlah Produksi dan Harga

Harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan


dengan kaidah MC = MR. Dikarenakan MR adalah turunan
pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari
fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama akan
menghasilkan nilai tertinggi.
1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Laba

Harga laba maksimal adalah sebesar


OP1 dengan besar TR adalah OP1KQ1.
Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan
total laba (TR - TC) adalah sebesar
P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan
laba per unit P1P2.

Dapat diartikan
P=OP1 dan Q = 0Q1
2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan
Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum

Harga rugi minimum adalah sebesar OP1.


Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah
OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah
OP1LQ1. Total rugi (TR- TC) adalah sebesar
P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi
per unit P1P2.

Dapat diartikan
P=OP2 dan Q = 0Q1
3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Normal Profit (Break Income)

Harga laba normal adalah sebesar OP1


dengan besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang
besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Dan
terlihat besarnya AC yang paling rendah.
Dapat diartikan
P=OP1 dan Q = 0Q1
Dengan AC yang paling rendah
Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang
Dialami Perusa- haan dalam Persaingan Sempurna

1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek.


Apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu menaikkan
produksi serta tidak cukup waktu perusahaan untuk menambah perusahaan baru.
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal,
yaitu:
a. Mendapat laba super normal.
b. Mendapat laba normal.
c. Menderita kerugian.
lanjutan

Dalam jangka pendek perusahaaan yang mengalami kerugian bisa


memutuskan tetap berproduksi. tetapi, posisi ekuilibrium dipilih saat rugi
minimum, yaitu AVC tertutup dari hasil penerimaan penjualan. Jika tidak tutup
usaha perusahaan mengalami kerugian AFC kemungkinan terjadi perubahan
demand terhadap produk yang diperjualbelikan. Ditunjukkan harga (P) di
bawah SAC, dan di atas SAVC. Sebagian ongkos tetap (FC) masih bisa ditutup
oleh kelebihan P1 atas AVC dan ongkos variabel bisa ditutup. Perusahaan tidak
perlu tutup usaha melanjutkan kondisi kerugiannya sama, yaitu KL. Titik ini
disebut shortdown point.
lanjutan
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
dalam Periode Jangka Panjang

Jangka waktu cukup lama di mana produsen ada kesempatan untuk


memperbanyak produksinya untuk dipasarkan apabila terjadi kenaikan permintaan
barang. Jika dalam periode jangka pendek perusahaan berada dalam pasar
persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas, dan
kerugian. Dalam jangka panjang perusahaan mendapatkan normal profit
(impas/break even).
Kesimpulannya bahwa dalam jangka
panjang perusahaan "selalu" memperoleh
keuntungan normal dengan MR = MC = AC,
pada saat AC minimum. Perusahaan
keuntungan normal (normal profit)
dinamakan "Marginal Firm/Marginal or
Profitability", artinya apabila harga turun
sedikit perusahaan segera keluar dari pasar.
Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada
dalam Pasar Persaingan Sempurna

Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Antara penjual yang
satu dengan yang lain produknya sama persis atau identik.

Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak.
Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat
ketat. Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar.
Contoh Perhitungan Numerik
Contoh:
Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan TC =Q-4Q + 40 dan P= $ 20.
Ditanya:
a. Apakah perusahaan rugi/laba?
b. Jika harga dinaikkan menjadi $ 24 apakah jumlah produksi berkurang?
c. Hitung berapa labanya.
Jawab:
TR = P x Q=20 Q
MR= TR' = 20

TC = Q²-4Q +40
MC= TC' = 2 Q-4
Kaidah agar laba maksimal atau rugi
minimal:
MR = MC
MR = MC
20=2Q-4 Jika harga naik menjadi $25
Q=12 Maka TR = 24 Q
MR=24
MR=MC
TR = $ 240 24=2Q-4
TC 144-48 +40= $136 Q=10
Laba = $240 - $ 136 = $104
TR = $ 240
TC =100-40+40=100
Laba= $240-$100=$140
PENENTUAN HARGA PADA
PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak


penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan
deferensiasi produk. Deferensiasi produk atau product differentiation
adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi
berbeda.
unsur model pasar persaingan monopoli

Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang


hanya satu macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke
kanan bawah, meskipun mendekati horizontal.

Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak


sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang
berarti terhadap penjual lainnya.
Teori persaingan monopoli memberikan kita alat analisis yang baru.
Analisis ini sangat banyak persamaannya dengan analisis persaingan murni.
Analisis ini memberikan gambaran yang lebih baik tentang industri dengan
persaingan di mana terdapat perbedaan produk pengolahan makanan, pakaian
pria, tekstil, perusahaan jasa di kota besar, dan banyak lainnya yang mengakui
adanya sedikit unsur monopoli dan perbedaan harga yang dikenakan oleh
berbagai penjual untuk suatu jenis produk tertentu.
Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai produk
penjual tertentu dibandingkan dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva
permintaan yang dihadapi oleh seorang penjual agak miring sedikit ke bawah
dan menyebabkan penjual sedikit banyak dapat mengendalikan harga
produknya. Biasanya, kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sangat
elastis dalam batas harga tertentu karena berbagai barang substitusi tersedia bagi
produknya.
Pembedaan produk membuat unit produk yang dijual oleh seorang penjual
tidak sama dengan unit produk penjual lain.
Perlu diketahui bahwa adanya ongkos tambahan seperti ongkos
advertensi dan lain sebagainya itu merupakan penyebab pasar tersebut
menjadi berbentuk pasar persaingan monopoli.
Dalam jangka pendek, suatu juga seperti pada pasar yang lain,
maksudnya bahwa pada suatu saat perusahaan akan menerima keuntungan
lebih atau menerima kerugian atau hanya menerima keuntungan normal
saja.
Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian jalan
masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam industri, yaitu terbuka dan
satunya tertutup.
Apabila semua barang merupakan barang substitusi yang baik,
maka pasar akan dibagi-bagikan di antara perusahaan yang ada.
Berarti, kurva permintaan penjual perseorangan akan bergeser ke
kiri. Dengan adanya produk deferensiasi yang semakin besar berarti
akan menaikkan ongkos total, berarti kurva AC dan MC akan bergeser
ke atas. Hal ini disebut increasing cost industry. Apabila ini berjalan
terus maka lama-kelamaan sampai seluruh keuntungan lebih yang
mula-mula dinikmati masing-masing perusahaan akan habis.
Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di
antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada
persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau
elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat inelastis.
Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis.
Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli dan
persaingan sempurna.
TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN
MONOPOLISTIK

Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli


dapat mengalami tiga hal, yaitu:
1. Mendapat laba supernormal.
2. Mendapat laba normal.
3. Menderita kerugian.
1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Supernormal

Dari gambar di atas, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan
menggunakan kaidah MR MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar
OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
2. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Normal

MR= MC adalah kaidah guna


menetapkan harga dan output yang
menjamin laba maksimal. Pada
kaidah MR MC harga jual produk
sebesar OP1 dan output yang dijual
sebanyak OQ1 dan besarnya TC =
TR, yaitu sebesar OP1KQ1
3. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Normal

MR=MC adalah kaidah guna menetapkan


harga dan output yang menjamin kalau laba,
laba yang maksimal tetapi kalau rugi kerugian
yang minimal. Padakaidah MR = MC harga
jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata-
ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar
dari penerimaan rata-rata (AR). Kerugian
yang minimal ini output/jumlah produksi yang
dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC
(001KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN HARGA

1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar


2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
3. Promosi Penjualan
4. Jenis Produk yang Tersedia
1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang
Besar

Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit


menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Kurva
permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis.
2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan

Efisiensi Masing-Masing Perusahaan Artinya, perusahaan tidak akan


dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk
menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat
output optimum. Perusahaan baru akan terus masuk sehingga tidak lagi
ada laba yang diperoleh. Kerugian diderita bila kurva biaya rata-rata
jangka panjang terletak di atas kurva permintaan untuk semua output.
3. Promosi Penjualan

Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi


dalam persaingan monopoli. Dalam oligopoli usaha penjual yang
satu untuk memperluas pasarnya akan mendorong pihak lain untuk
melakukan usaha yang sama untuk mempertahankan bagian
pasarnya.
4. Jenis Produk yang Tersedia
Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati selera
dan kemampuan. Akan tetapi, suatu peringatan perlu diberikan di sini ragam produk
tertentu demikian banyak sehingga membingungkan konsumen, dan persoalan
pemilihan dapat menjadi lebih sulit. Masa bodoh terhadap perbedaan mutu yang
sebenarnya karena kesediaan untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk merek
tertentu yang dalam kenyataannya tidak lebih baik dari merek dengan harga yang
lebih rendah.
PENENTUAN HARGA
PADA PASAR OLIGOPOLI
PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI

pasar oligopoli, yaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang
produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang
terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga pasar
CIRI CIRI PASAR OLIGOPOLI

Jumlah penjual lebih dari satu bisa 2,4, atau 10 yang mampu menguasai lebih dari 40% pangsa pasar.
Kondisi biaya dalam jangka pendek MC bisa mengalami penurunan, konstan, dan meningkat.
Jumlah pembeli produsen oligopoli dihadapkan dengan jumlah pembeli yang sangat banyak.
Kondisi demand close substitute tetapi bisa homogen atau terdiferensiasi.Fungsi tujuannya: dalam jangka pendek
menginginkan laba yang maksimal sedang jangka panjang menginginkan menguasai pasar.

Fungsi tujuannya Dalam jangka pendek menginginkan laba yang maksimal sedang jangka panjang menginginkan
menguasai pasar.
Strategi penjualan strategi penjualan dilakukan dengan mendorong promosi, desain produk, dan distribusi channel.

Reaksi rival setiap tindakan yang berkaitan dengan harga, service, dan kuantitas akan mendapat reaksi dari
pesaing.
STRUKTUR PASAR OLIGOPOLI SEKTOR INDUSTRI
INDONESIA
1. Industri makanan, minuman, dan tembakau 67%.
2. Industri kertas dan penerbitan 56%.
3. Industri kimia 47%.
4. Industri minyak bumi dan batubara 55%.
5. Industri logam dasar 55%.
6. Industri barang jadi dari logam, mesin, dan peralatannya 60%.
7. Industri pengolahan lainnya 60%.
KARAKTER PASAR OLIGOPOLI

1 Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga


dan jurah produksi
2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan
DEMAND OLIGOPOLI

Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu
perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin Dalam industri ini hanya ada sedikit
sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing dalam suatu wilayah geografis yang kecil. Oleh
karena jumlah penjual yang sedikit kecil inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa
dimasukkan dalam masalah penentuan harga/output dan oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah
bentuk khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan yang menghasilkan suatu produk
tertentu
MODEL OLIGOPOLI

1. MODEL COURNOT

2. MODEL BERTRAND

3. MODEL CHAMBERLIN (MODEL UNTUK PASAR KELOMPOK KECIL)

4. MODEL KURVA PERMINTAAN PATAH (THE KINKED-DEMAND MODEL).

5. MODEL STACKELBERG
1. Model Cournot
Model cournot adalah model pasar
duopoli (dua penjual) yang pertama kali
diteliti oleh Augustin Cournot pada tahun
1938. Model ini beranggapan bahwa
barang yang dihasilkan 2 perusahaan
adalah sama dan bersifat substitute
sempurna serta struktur ongkos produksi
per unit sama.

Dalam hal ini jelas bahwa perusahaan kedua hanya


menghasilkan setengah dari output yang diminta pasar yang
tidak dilayani oleh perusahaan pertama. Jadi, output yang
dihasilkan perusahaan kedua adalah 0,25 (0,5 × 0,5) dari seluruh
permintaan yang ada di pasar.
Lanjutan
Jika salah satu perusahaan pasif dan yang
lainnya bereaksi maka kurva reaksi dapat
digambar dengan mudah. Hal ini akan
menyebabkan perusahaan kedua bereaksi
terhadap perusahaan pertama. Begitu juga
sebaliknya, jika perusahaan kedua
memproduksi setengah, maka perusahaan
pertama akan memproduksi seperempat.

Model Cournot ditinjau dari kurva


reaksi (reaction curved) seperti pada
gambar
KELEMAHAN DARI MODEL COURNOT

a)Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing produsen tidak
memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak
realistis.
b)Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing-masing periode
dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga
menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna.
c)Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian untuk menuju
ke posisi keseimbangan.
d)Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
2.Model Bertrand

Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand yang


dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang
menyatakan bahwa masing- masing perusahaan dalam pasar duopoli
memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan
tingkat harga jualnya apa pun yang ditentukan oleh perusahaan.
Lanjutan

Model inipun tidak lepas dari kritik seperti halnya model Cournot, yaitu:

a. Anggapan dalam Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak pernah menggunakan
pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya tidaklah realistis.
b. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapi tidak untuk pasar.
c. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga persaingan pasar,
tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan atau pesaing baru untuk
masuk/keluar pasar.
3. MODEL CHAMBERLIN (MODEL UNTUK PASAR KELOMPOK
KECIL)
Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar
ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa
perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya.

Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas (terikat)


terhadap pesaingnya yang ada di pasar. Setiap ada perubahan tingkat output atau tingkat harga
yang dilakukan oleh salah satu perusahaan, akan memengaruhi perusahaan pesaingnya dan
pesaing itu akan mengambil kebijakan untuk melawan tindakan tersebut. Kelemahan dari
model ini adalah apabila ada perusahaan baru yang masuk maka keseimbangan stabil tidak
dapat dipecahkan dalam model ini dengan mekanisme model pasar monopoli.
4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand
Model)
P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. Ada tiga asumsi yang
merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah, yaitu:

a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk.
Perusahaan oligopolis akan belajar lewat pengalamannya bahwa ia tidak akan melakukan
perang harga karena akan merugikan diri sendiri. Demikian juga, perusahaan pesaing juga
melakukan hal yang sama sehingga semua perusahaan dalam industri dianggap telah dewasa
dan berpengalaman.

b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam


industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut.

c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri


tidak akan mengikutinya.
Lanjutan

Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang


merupakan harga ekuilibrium awal. Jika perusahaan
oligopolis menurunkan harga jualnya, maka perusahaan
pesaing akan menandingi kebijakan tersebut dengan
menurunkan harga juga. Akibatnya, permintaan yang ada
di pasar naik, tetapi tidak sebanyak apabila perusahaan
lain tidak menurunkan harga. Jika perusahaan oligopolis
menaikkan harga di atas Pe, maka penjualan akan
menurun lebih cepat, sebab perusahaan lain tidak akan
menaikkan harga. Akibatnya, kurva permintaan yang
dihadapi oleh oligopolis akan menjadi sangat drastis pada
harga-harga di atas harga ekuilibrium semula dan kurva
permintaan akan patah pada harga equilibrium semula.
5. Model Stackelberg
Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg tahun 1952, yang
merupakan pengembangan dari model Cournot. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu
perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing
mengakuinya dapat berperilaku seperti halnya perusahaan yang digambarkan oleh model
Cournot. Adanya pengakuan ini berarti bahwa perusahaan duopolis yang kuat dapat
menentukan kurva reaksi dari perusahaan pesaing dan bergabung dengan fungsi
keuntungannya. Selanjutnya, perusahaan tersebut berperilaku seperti monopolis dalam
memperoleh keuntungan maksimum.
Pada gambar di samping terlihat bentuk kurva
isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki oleh masing-
masing duopolis. Apabila perusahaan A yang kuat
menduga bahwa perusahaan pesaingnya akan bereaksi
atas dasar kurva reaksinya. Dengan demikian,
perusahaan A akan menentukan tingkat output, yaitu di
titik a (Qa) yang dapat memaksimumkan keuntungannya.
Sedangkan perusahaan B sebagai pengikut menghasilkan
output sebesar Qb. Akan tetapi, apabila di pasar ada dua
perusahaan yang sama kuat dan keduanya berharap
menjadi pemimpin pasar, maka dalam keadaan ini
keseimbangan pasar yang bersifat stabil tidak akan
tercapai.
PENENTUAN HARGA DAN OUTPUT DALAM

Perusahaan A mula-mula menghasilkan


output sebesar Q, unit dan menjualnya dengan
harga P. Kurva permintaan D, yang berlaku di
sini, dengan mengasumsikan harga-harga yang
ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain
tidak berubah. Dengan asumsi tersebut,
penurunan harga dari P, menjadi P, akan
meningkatkan permintaan menjadi Q,
Sekarang anggap bahwa hanya ada sejumlah
kecil perusahaan yang beroperasi di pasar dan
masing-masing mempunyai pangsa pasar yang
cukup besar terhadap penjualan total.
Lanjutan

Pergeseran kurva permintaan tidak akan


menimbulkan kesulitan yang berarti dalam
pembuatan keputusan tentang harga/output jika
perusahaan A mengetahui secara pasti
bagaimana reaksi perusahaan saingannya
terhadap perubahan-perubahan harga. Reaksi-
reaksi tersebut hanya akan memengaruhi
hubungan harga/permintaan dan sebuah kurva
permintaan yang baru bisa dibentuk untuk
memasukkan interaksi interaksi di antara
perusahaan-perusahaan.
KURVA PERMINTAAN TERPATAH (KINKED DEMAND CURVE)
DALAM OLIGOPOLI :

a. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P, maka permintaan akan
bertambah ke C,, harga ke P., maka permintaan akan bertambah ke B
• Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun.
• Pelanggan lain membatalkan pembeliannya.

b. Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P, dan P, perubahan permintaan


akan ke titik B dan C.

c. Menaikkan harga ke P, permintaan ada di titik A, karena reaksi perusahaan mengubah harga
maka kurva permintaan menjadi D1ED2.
Kurva permintaan terpatah
Click icon to add picture
CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLI

1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbedaMenghasilkan barang


standar misalnya perusahaan baja, aluminium. Sedangkan yang menghasilkan barang
berbeda misalnya perusahaan mobil, truk, sepeda motor, dan sebagainya.
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat Apabila tanpa adanya kerja
sama, kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Suatu perusahaan menurunkan harga,
perusahaan lain akan membalas menurunkan yang lebih besar lagi sehingga keduanya
akan sama atau kehilangan pelanggan.
3. Promosi masih diperlukanKegiatan promosi bertujuan untuk meraih pembeli baru dan
mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang
yang berbeda.
MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI

Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam menetapkan


harga produknya, di antaranya yang paling banyak ditemui adalah:
1. Pasar kartel.
2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership).
PASAR DENGAN KETEGARAN HARGA (KINKED
DEMAND CURVE MODEL)

Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinked demand curve
atau kurva permintaan yang patah. Seorang penjual dapat menaikkan jumlah
penjualannya dengan jalan menurunkan harganya. Hal ini mengakibatkan larinya
pembeli dan penjual yang lain dan datang berbondong-bondong untuk membeli
barang tersebut Tindakan ini akan diikuti oleh penjual lain. Berarti antar penjual
saling bertindak untuk menurunkan harga.
Lanjutan
Sweezy membuat pemisalan dalam pasar hanya ada dua
penjual. Kedua penjual tersebut mempunyai kurva demand
D1 untuk penjual satu dan D2 untuk penjual lainnya. Harga
yang membuat nyaman penjual satu dan penjual dua adalah
sebesar OP2. Pada harga sebesar OP2 jumlah yang diminta
pada penjual satu (D1) dan penjual dua (D2) adalah sama.
Akan tetapi, jika ada produsen menurunkan harga menjadi
OP1, dengan menurunkan harga la mengharap permintaan
bertambah menjadi 004 Namun, penurunan harga ini diikuti
oleh pesaing juga mengikuti menurunkan harganya juga.
Akibatnya permintaan yang diharapkan bertambah menjadi
sebesar 004 tidak tercapai karena hanya menjadi OQ3.
Lanjutan

Mula-mula kurva sebesar MC2. Pada MC2 ini


tingkat harga yang menjamin laba maksimal
(MC=MR) adalah OP1. Jika biaya per unit turun, MC
bergesar menjadi MC1. Turunnya MC tidak
mengubah harga yang menjamin labanya maksimal
tetap sebesar OP1. Demikian juga jika biaya per unit
naik, harga yang menjamin laba maksimum adalah
sebesar OP2. Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan
harga tidak berubah selama MC memotong MR pada
bagian yang patah (tegak lurus) LN walaupun biaya
naik atau turun. Inilah yang bisa menghantarkan
mengapa harga pada pasar oligopoli adalah rigid
(tegar).
Lanjutan

Harga bisa berubah naik atau turun jika MC


memotong MR buka pada bagian yang patah (tegak lurus
LN). Misalkan jika biaya terus turun hingga memotong
MR yang turun miring (bukan yang tegak lurus) maka
harga bisa turun. Mula-mula harga yang menjamin laba
maksimal pada saat MC berpotongan dengan MR (PLN-
MR), yaitu setinggi OP2. Turun menjadi OP1. Demikian
juga jika biaya terus naik hingga memotong MR yang
bukan tegak lurus LN harga akan meningkat. Dari gambar
di atas biaya produksi naik terus hingga MC3 memotong
MR yang miring (bukan yang tegak lurus LN) maka
harga berubah dari OP2 menjadi OP3.
PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN

Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli. Di
satu pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk:
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen
oligopoli dalam jangka panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang
minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P > MC;
seperti dalam kasus monopoli).
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan
masyarakat makro.
Ada beberapa kebijaksanaan umum yang mungkin bisa
diambil untuk mengurangi efek-efek negatif tersebut.

1. Pemerintah harus bisa menjaga agar hambatan-hambatan bagi perusahaan baru untuk masuk ke
dalam pasar oligopoli tersebut ditekan sampai sekecil-kecilnya.
2. Diadakannya Undang-Undang Persaingan (di Amerika Serikat: Antitrust Law) yang melarang
adanya kerja sama di antara para pengusaha oligopoli (baik secara diam-diam atau terbuka).
3. Kemungkinan kebijaksanaan yang lebih drastis adalah mencoba merombak struktur pasar yang
oligopolistis tersebut, antara lain dengan menentukan batas maksimum dari ukuran suatu badan
usaha dan melarang diadakannya penggabungan (merger) antara perusahaan-perusahaan yang
telah ada.
Ada tiga faktor yang memungkinkan terjadinya kerja
sama yaitu :

1. Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka mengurangi tingkat persaingan antara
mereka dan mereka bertindak seperti monopolis.
2. Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat mengurangi ketidakpuasan yang ada, dalam arti
tindakan produsen yang satu terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan kerja sama.
3. Adanya kerja sama antarmereka menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam
industri.Meskipun demikian, adanya perjanjian kerja sama antara mereka memungkinkan
seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan jika melanggar perjanjian kerja sama
tersebut dan bertindak atas nama sendiri.
PENENTUAN
HARGA PADA
PASAR MONOPOLI
ARTI MONOPOLI

Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar


hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing.
Ciri-Ciri Pasar Monopoli
1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan
2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam industri
4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga
5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan
1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan

Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli
tidak mempunyai pilihan lain. Kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka
harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut. Syarat- syarat penjualan sepenuhnya
ditentukan oleh monopoli itu dan para pembeli tidak dapat berbuat apa pun dalam
menentukan syarat jual beli.
LANJUTAN

2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip

Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan
tidak Terdapat barang mirip (close subtitute) yang dapat menggantikan barang
tersebut. Aliran listrik adalah contoh dari barang yang tidak mempunyai barang
pengganti yang mirip, yang ada hanyalah barang pengganti yang sangat berbeda
sifatnya, yaitu lampu minyak.
LANJUTAN

3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri

Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud karena tanpa adanya halangan tersebut
pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan dalam industri. Keuntungan perusahaan
monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan- perusahaan lain memasuki industri tersebut.
LANJUTAN

4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga


Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual dalam pasar, maka
penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu, perusahaan monopolidipandang sebagai
penentu harga atau price setter.
LANJUTAN

5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan

Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan dalam industri, la tidak
perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. Pembeli yang memerlukan
barang yng diproduksinya terpaksa membeli darinya. Walau bagaimanapun perusahaan
monopoli sering membuat iklan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli,
tetapi untuk memelihara hubungnbaik dengan masyarakat.
Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar Monopoli

Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan munculnya pasar (perusahaan) monopoli,
Ketiga faktor tersebut adalah :
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki
oleh perusahaan lain.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale)
hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak
monopoli kepada perusahaan.
HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN
MEMASUKI PASAR

Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri persaingan murni
maka dalam jangka panjang akan ada perusahaan-perusahaan baru lainnya yang masuk ke
dalam suatu industri.
Bila ada laba murni untuk perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu dan perusahaan
yang ingin masuk juga, yakin bahwa mereka juga dapat memperoleh laba murni, maka
perusahaan baru akan berusaha masuk industri tersebut.
LANJUTAN

Sang Monopolis dapat menghalangi masuknya perusahaan baru ke dalam industri tersebut
dengan beberapa cara. Dia dapat mengendalikan bahan baku yang diperlukan untuk
menghasilkan produknya.
Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain:
1. Penguasaan Bahan Mentah
2. Hak Paten
3. Terbatasnya Pasar
4. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah
LANJUTAN
1. Penguasaan Bahan Mentah
Kalau X adalah input utama untuk produk Y, maka penguasaan sumber X akan bisa
menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y, dengan jalan menolak penjualan X
kepada perusahaan lain. Contoh: PDAM, Pertamina.

2. Hak Paten
Merupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu macam barang tertentu atau
cara produksi tertentu. Contoh produk-produk Microsft-Windows
LANJUTAN
3. Terbatasnya Pasar
Dibanding dengan skala minimum perusahaan pasar yang ada masih terbatas, mungkin
hanya bisa memberikan "ruang hidup" untuk satu perusahaan saja. Dengan istilah lain, karena
adanya economies of scale yang besar, tetapi luas pasar yang terbatas, maka satu perusahaan
saja sudah mampu memenuhi permintaan pasar. Akibatnya kalau ada perusahaan baru yang
berminat masuk ke dalam pasar tersebut akan mengalami kesulitan dalam menjual barangnya.
Jadi di dalam pasar tetap hanya ada satu penjual.

4. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah


Ada kalanya hak monopili diberikan oleh pemerintah. Contoh: PELNI pada jalur tertentu.
PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT

Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya. maka pada
saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya.
Keputusan ini dilukiskan dalam gambar di bawah ini. Di situ perusahaan tersebut
menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C baya per unit dan ia menjual
output-nya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P-C) kali Q, ditunjukkan
oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
LANJUTAN

Walaupun Q merupakan tingkat output-nya


optimal jangka pendek, perusahaan tersebut
akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-
rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada
AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar di atas,
tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan
diminimumkan dengan berhenti berproduksi.
LANJUTAN
Jika MR MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan
lebih besar dari kenaikan biayanya. Hal ini berarti bahwa seorang manajer dapat
meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba
perusahaan. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR
yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan
sebagai berikut:
π=R–B
laba maksimum akan diperoleh jika turunaj pertama dari fungsi laba terhadap tingkat
output sama dengan nol.

= -
Lanjutan

Gambar di atas menunjukkan bagaimana seorang monopolis dalam menentukan tingkat


output optimal. Kurva MR memotong kurva MC pada tingkat output Q. yang sekaligus
menunjukkan tingkat output optimal. Harga maksimal yang masih dapat diterima oleh
konsumen untuk output Q adalah P. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimalkan
laba bagi monopoli adalah Q dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh
daerah CPP'C'. Laba itu diperoleh TR (OPC'Q) dikurangi dengan TC (OCC'Q).
POSISI KESEIMBANGAN
Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu pasar sehingga
kurva permintaan yang dihadapinya adalah kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar
biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa
memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang
produksinya.
Perbedaan antara perusahaan dalam persaingan murni dan monopolis terlihat dalam
bidang penjualan. Penjual dalam persaingan murni dapat menjual semua yang ingin dijualnya
dengan harga pasar yang ada karena harga sama dengan biaya marginalnya.
LANJUTAN
Laba, Rugi, dan Impas bagi Monopolis
Ada suatu salah pengertian yang umum, yaitu bahwa seorang monopolis harus membuat
untung. Sang monopolis mungkin menderita rugi dalam jangka pendek. Monopoli bisa
menderita kerugian disebabkan karena (1) biaya awal yang besar (set up cost), dan (2)
demand- nya belum berkembang karena belum dikenal.
Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu mendapatkan laba ekonomi. Jika monopoli
dapat memperoleh laba ekonomi dan dapat mencegah perusahaan lain masuk ke dalam
industri, maka laba ekonomi yang diperoleh dapat dipertahankan dalam jangka panjang.
Dalam keadaan yang dimisalkan Sang Monopolis membangun skala perusahaan yang
lebih besar dan skala optimum perusahaan dan menjalankannya pada tingkat output yang
lebih besar dan tingkat output optimum jika dia ingin mendapat laba yang maksimal. Skala
perusahaannya demikian besar sehingga terjadi kerugian ekonomis. Akan lebih
menguntungkan kalau dia menggunakan skala pemisahaan yang lebih kecil dan skala yang
ada untuk menghasilkan tingkat output x dengan tingkat output yang paling efisien.
1. Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan

Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai posisi ekuilibrium, yaitu


posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada s aat MR = MC. Kurva D dan MR
apabila digabungkan dengan kurva ongkos, maka dapat diperoleh "ekuilibrium
perusahaan'' yang sekaligus sama dengan "equal pasar". Equal pasar yang menjamin
diperolehnya keuntungan maksimum pada saat MR MC, yaitu pada produksi sebesar Q
Keuntungan maksimum yang merupakan tujuan pokok dari seorang produsen dapat
dilihat dan gambar di bawah ini, laba maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat MC = MR
Laba maksimal dicapai bila monopolis menjual produksinya dengan tingkat harga sebesar
OP1 dengan jumlah barang yang dijual sebanyak OQ. Jika monopolis menjual dengan
jumlah lebih banyak atau lebih sedikit laba yang diperolehnya tidak maksimal atau belum
maksimal. Hal ini dikarenakan produk yang dijual tidak menuruti kaidah MR= MC.
Lebih lanjut dari gambar di bawah ini, dengan harga sebesar OP1 biaya rata.
Lanjutan
2. Dalam Jangka pendek Monopolis Mengalami impas

Sejalan dengan penjelasan gambar di


atas, maka besarnya harga TR = TC. Hal
ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos
rata-rata sehingga besarnya AC jangka
pendek naik menjadi sama dengan harga
(P) sehingga TR = OPIKQ dan TC =
OQKP1.
3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya TC lebih besar daripada TR.
Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus-menerus sehingga AC
jangka pendek lebih besar daripada harga per unit (P). Dengan demikian, dalam jangka
pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR = OP1LQ dan TC =
OPZKQ.
Ada beberapa salah pengertian dalam monopoli. Pertama, bahwa monopolis akan
selalu untung. Kedua, bahwa kurva permintaan monopolis selalu inelastis.Beberapa cara
usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia tetap sebaga monopolis yaitu:
A. Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang dipakainya
B. Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya perusahaan lain tidak bisa
meniru
C. Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan akala perusahaan optimum
LANJUTAN
KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI
Kerugian Adanya Monopoli
Dari hal-hal yang dibahas di atas kita lihat bahwa kerugian masyarakat dan adanya
monopoli bukan hanya timbul karena perusahaan monopoli bisa menikmat keuntungan di
atas keuntungan yang wajar tetapi ada bentuk-bentuk kerugian lain. Akan tetapi,
monopoli tidak selalu lebih buruk daripada persaingan sempurna, yaitu bila kita lihat dan
segi segi lain, misalnya :
1. Output yang Lebih Kecil
2. Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar
3. Efisiensi Ekonomi
4. Promosi penjualan
Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pemerintah yang bisa mengurangi dampak
negatif dari monopoli terhadap masyarakat adalah:
1. Menetapkan Undang-Undang antimonopoli.
2. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan.
3. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di dalam pasar dengan tujuan
membatasi kekuasaan monopoli.
4. Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopolis.
Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah

Kita akan lihat dua alat pengaturan pemerintah yaitu:


(1) pengaturan langsungterhadap harga yang dijual oleh monopolis, dan
(2) pengaturan melalui pengenaan pajak.
1. Pengaturan Harga
Pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga yang dikenakan oleh perusahaan
monopoli negara, seperti perusahaan gas dan listrik. Persoalan ekonomi yang dihadapi
adalah penentuan harga yang akan menarik Sang Monopolis untuk menyediakan produk
sebanyak-banyaknya sesuai dengan permintaan konsumen. Sang Monopolis memperoleh
laba maksimal di mana biaya marginal sama dengan pendapat marginal.
Dalam pasar persaingan sempurna seorang pengusaha atau produsen akan
menghasilkan barang dengan berpedoman pada kesamaan antara biaya marjinal (MC)
dan penerimaan marjinal (MR) yang juga sama dengan penerimaan rata-rata (AR) atau
sama dengan tingkat harga (P), yang mana dapat ditunjukkan pada perpotongan antara
kurva biaya marjinal (MC) dan kura penerimaan rata-rata (AR) pada titik K.
LANJUTAN

Pada titik keseimbangan K itu berarti produsen akan menghasilkan barang


sebanyak OQ dengan tingkat harga barang setinggi P ini berarti bahwa dengan
adanya produsen monopolis jumlah barang yang dihasilkan bagi masyarakat lebih
sedikit, yaitu setinggi 01' dibanding dengan apabila produsen bekerja pasar
persaingan sempurna (X) dan juga harga barang dalam pasar monopoli lebih tinggi
dibanding dengan harga pada pasar persaingan sempuma (P).
Dengan demikian, dapat dikatakan pula bahwa masyarakat mendapatkan
kerugian. (social loss) karena adanya pasar monopoli Kerugian masyarakat itu
ditunjukkan oleh segitiga EFG, yaitu perbedaan antara berkurangnya penerimaan
total dan berkurangnya biaya total apabila kita mengurangi produksi dari OQ1
menjadi OX2.
Sebelum ada penetapan harga dan pemerintah,
produsen monopolis memaksinumkan keuntungan
pada produksi 0Q1 dengan harga setinggi OP1.
Apabila pemerintah menginginkan kesejahteraan
masyarakat, maka pemerintah menyediakan barang
yang dibutuhkan masyarakat itu lebih banyak lagi
dan harga yang lebih murah. Sedang apa yang dijual
oleh monopolis tidak memenuhi persyaratan
tercapainya kesejahteraan masyarakat. Oleh karena
itu bisa menetapkan harga lebih rendah daripada
harga yang sudah berlaku, yaitu harga setinggi MC
nya. Pada harga setinggi MC atau OP2 monopolis
masih mendapatkan keuntungan dan masyarakat
dapat memperoleh barang yang lebih banyak
dengan harga yang lebih banyak.
2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni
dengan Decrasing Cost
Disebut kasus decreasing cost
karena kita menghadapi kasus di
mana luas pasar terbatas sehingga
untuk memenuhi permintaan
yang ada di pasar, perusahaan
monopoli hanya beroperasi pada
bagian kurva di mana AC
menurun (decreasing cost).
MONOPOLI ALAMI
Sebuah monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana LRAC jatuh di atas
berbagai tingkat output seperti mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk
sepenuhnya memanfaatkan semua skala ekonomi internal, mencapai skala efisien
minimum, dan oleh karena itu mencapai efisiensi produktif.
3. PERPAJAKAN

Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya


(lumpsum) dan dapat bersifat khusus (spesific). Pajak yang lumpsum sifatnya tidak
dipengaruhi oleh besarnya tingkat jumlah barang yang dihasilkan, sedangkan pajak
yang khusus sifatnya tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan oleh
monopolis tersebut.
a. Pajak Lumpsum
Pajak yang lumpsum ini tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dihasilkan
perusahaan. Dengan demikian, berapa pun jumlah barang yang dihasilkan jumlah pajak yang
harus dibayar oleh perusahaan tetap sama.

Dengan adanya pajak lumpsum ini, harga dan output


tetap, yaitu harga sebesar OP3 sedang output sebesar OQ.
Adanya pajak membuat laba monopolis berkurang yang
semula P1P3LN menjadi sebesar P2P3LM.
b. Pajak Khusus (Specific)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar
jumlah barang yang dihasilkan. Dengan kata
lain, pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak
per satuan (per unit) barang yang dihasilkan.
Semakin banyak barang yang dihasilkan,
semakin besar pula jumlah pajak yang harus
dibayar oleh perusahaan atau produsen
tersebut. Hal ini berarti pengenaan pajak
khusus akan memengaruhi, baik biaya rata-
rata maupun biaya marjinal karena pajak
tersebut sama artinya dengan menambah biaya
variabel.
MONOPOLI DAN EKONOMI EFISIENSI

Dalam catatan ini kita mengevaluasi biaya dan manfaat dari bisnis dengan
otot industri, kekuatan harga monopoli di pasar. Kasus ekonomi dan sosial
standar terhadap bisnis monopoli tidak lagi mudah. Pasar berubah sepanjang
waktu dan sebagainya adalah kondisi di mana bisnis harus beroperasi terlepas
dari apakah mereka memiliki kekuatan pasar yang nyata.
KASUS EKONOMI TERHADAP MONOPOLI

Argumen buku biasa terhadap kekuatan monopoli di pasar adalah bahwa


monopolis yang ada dapat terus mendapatkan yang abnormal
(supernormal)keuntungan dengan mengorbankan efisiensi ekonomi dan
kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
X INEFISIENSI DIBAWAH MONOPOLI

Inefisiensi X adalah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Harvey Libenstein.
Dapat dikatakan bahwa bahkan jika keuntungan monopoli dari skala ekonomi, mereka
akan memiliki sedikit insentif untuk mengendalikan biaya produksi dan inefisiensi 'X'
akan berarti bahwa tidak akan ada penghematan biaya yang nyata.
Jika industri ini diambil alih oleh monopoli titik memaksimalkan keuntungan (MC=MR)
adalah pada harga dan Q2 PMON output. Monopoli ini mampu mengenakan harga yang lebih
tinggi membatasi output total dan dengan demikian mengurangi kesejahteraan ekonomi.
Kenaikan harga PMON mengurangi surplus konsumen. Pengurangan kesejahteraan
konsumen adalah transfer murni untuk produsen melalu keuntungan yang lebih tinggi, tetapi
beberapa kerugian yang tidak dipindahkan ke agen-agen ekonomi lainnya. Hal ini dikenal
sebagai hilangnya kesejahteraan bobot mati dan sama dengan daerah ABC.
Hasil serupa terlihat dalam diagram berikutnya yang membuat asumsi kerja
rata-rata jangka panjang dan biaya yang konstan marjinal di bawah kedua
persaingan dan monopoli. Hilangnya bobot mati kesejahteraan ekonomi di bawah
monopoli (yang memaksimalkan keuntungan harga Pl dan QI) ditunjukkan oleh
segitiga ABC. Harga kompetitif dan output Pc dan Qc masing-masing.
Lanjutan
POTENSI MANFAAT DARI MONOPOLI

Konsentrasi pasar yang tinggi (jumlah beberapa penjual) tidak selalu sinyal
tidak adanya persaingan. Salah satu kesulitan dalam menilai konsekuensi
kesejahteraan dari monopoli, duopoli, atau oligopoli terletak dalam mendefinisikan
tepat apa yang sebenarnya merupakan pasar. Semakin pasar di mana monopoli
tampak ada sebenarnya menjadi perebutan karena efek kompetisi internasional
yang terus berkembang.
SKALA EKONOMIS

Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untuk mengeksploitasi ekonomi


penyewaan skala untuk keseimbangan yang memberikan output yang lebih tinggi dan harga
yang lebih rendah daripada kondisi yang kompetitif. Hal ini diilustrasikan dalam diagram
berikutnya, di mana kita mengasumsikan bahwa monopoli mampu mendorong biaya
marjinal lebih rendah dalam jangka panjang, menemukan sebuah output ekuilibrium Q2 dan
harga di bawah harga yang kompetitif.
DISKRIMINASI HARGA
Sifat Dasar Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga bukan menetapkan harga disebabkan biaya produksi yang


berbeda, melainkan biaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda
pada dua pasar atau lebih. Tujuan menetapkan harga adalah agar dicapai
keuntungan yang lebih. Diskriminasi harga produsen monopolis berusaha untuk
memperluas pasar dengan cara menjual barang yang dihasilkannya di pasar yang
berbeda. Dua pasar yang berbeda berarti bahwa dua pasar itu memiliki elastisitas
permintaan yang berlainan dan tidak ada kemungkinan bahwa barang yang sudah
dijual di pasar yang satu dijual kembali di pasar yang lain oleh pembeli di salah
satu pasar tersebut.
Kondisi Terjadinya Diskriminasi Harga
Tiga kondisi sebagai awal dapat terjadinya diskriminasi harga:
a. Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda secara tajam.
b. Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat menggolongkan
pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda- beda.
c. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-barang yang
dibeli.
Diskriminasi harga dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:

A. Diskriminasi harga derajat pertama


B. Diskriminasi Harga Derajat Kedua
C. Diskriminasi Harga Derajat Ketiga
A. Diskriminasi harga derajat pertama

Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan di mana seorang


produsen monopolis berusaha sepenuhnya mengambil surplus konsumen.
Contohnya adalah dokter yang berpraktik di kota-kota kecil yang memungkinkan
biaya sesuai dengan kemampuan pasiennya. biasanya adalah kaki lima.
B. Diskriminasi Harga Derajat Kedua

Produsen mengenakan harga yang berbeda untuk setiap kelompok jumlah


pembelian yang berbeda. Diskriminasi derajat dua adalah versi yang lebih
sederhana, di mana penjual hanya dapat menetapkan harga dengan menurunkan
kelompok-kelompok harga. Sebagai misal produsen mengenakan tarif air minum,
listrik secara progresif bagi kelompok yang berbeda. Misal tukang cukur.
C. Diskriminasi Harga Derajat Ketiga

Untuk diskriminasi harga derajat ketiga ini produsen betul-betul menjual barang di
pasar yang berbeda, yaitu dengan elastisitas permintaan yang berbeda. Diskriminasi
tingkat tiga adalah pengelompokan pembeli secara fungsional. Seperti pembeli yang
dikelompokkan berdasarkan daerah geografis.
Pembagian Pasar Penjualan yang Berbeda

Dalam beberapa hal Sang Monopolis dapat dan lebih menguntungkan untuk
memecah pasar prodoknya menjadi dua atau lebih pasar. Dua syarat harus dipenuhi
untuk dapat membuat pasar seperti itu. Pertama, dia harus sanggup memisahkan
pasar tersebut, kalau tidak produknya akan dibeli dari pasar dengan harga yang
lebih rendah untuk dijual kembali di pasar dengan harga yang lebih mahal. Kedua,
elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda di antara
pasar-pasar tersebut.
Langkah pertama dalam analisis diskriminasi harga adalah menentukan cara
Sang Monopolis harus membagi penjualannya atas dua atau lebih pasar.
Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan Numerik

1. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik


2. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Numerik
1. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik
Sebagaimana di atas telah ditulis bahwa diskriminasi harga adalah kebijakan
yang dilakukan oleh penjual dengan membeda-bedakan harga jual berdasarkan
pasar dan kemampuan pembeli.
2.Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Numerik

PT Warsito memproduksi panci serba guna yang diberi nama "MP-Magic Pan". MP
dipasarkan pada dua segmen pasar yang memiliki elastisitas permintaan berbeda. Fungsi
permintaan di Pasar A adalah Pa = 50-0.5 Qa, sedang di Pasar B memiliki fungsi permintaan
Pb = 60-2 Qb. Sedang fungsi TC = 40 Q + 40. Ditanya:
a. Berapa besar output yang dijual di masing-masing pasar?
b. Berapa harga jual di masing-masing pasar?
c. Berapa besar MC dan TC-nya?
d. Berapa besar laba di masing-masing pasar?
e. Berapa elastisitas di masing-masing pasar?
f. Lebih besar mana laba yang diperoleh penjual jika ia tidak menetapkan diskriminasi harga?
LANJUTAN
LANJUTAN

Anda mungkin juga menyukai