No. Pertemuan :9
Topik Materi : Elastisitas, Permintaan, dan Penawaran
Nama/NIM : Aryadiptya Diwangkara/120190145
1. Pengertia Elastisitas
Elastisitas merupakan rancangan yang universal dalam mengukur respon dari suatu variabel-
variabel tertentu ketika variabel-variabel lainnya beralih. Jika terdapat sebuah variabel x
disebabkan oleh variabel y berubah, maka elastisitas x terhadap y sama dengan pergantian
persentase x dibagi persentase perubahan y . Jika elastisitas semakin naik, maka akan semakin
besar juga derajat respon variabel tersebut, pengukuran elastisitas menggunakan persentase
perubahan suatu variabel akibat perubahan variabel lainnya. Elastistas merupakan pengaruh
terhadap perubahan dari harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan. Konsep elastisitas
dapat menentukan hal yang akan datang dan yang terjadi jika suatu harga jasa atau barang
dinaikkan di masa yang akan datang. Persentase perubahan yang duganakan adalah barang
yang diminta atau barang yang ingin ditawarkan dapat dilihat melalui persentase perubahan
faktor yang menyebabkan jumlah barang itu berkurang. Terdapat tiga penyebab dari
perubahan pada jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan, yaitu (1)harga barangnya,
(2)harga barang lainnya, (3)jumlah pendapatan. Ada empat teori untuk permintaan dan
penawaran, (1)elastisitas harga permintaan, (2)elastisitas pendapatan terhadap permintaan,
(3)elastisitas harga silang dari permintaan, (4)elastisitas harga penawaran.
Produk yang dikatakan elastis disebabkan kenaikan harga pada suatu produk (bisa barang
atau jasa) yang bukan merupakan kebutuhan umum atau pokok akan membuat pemakai
menjauh. Menjauhnya konsumen atau pemakai ini disebabkan karena kemungkinan biaya
atau oppurtunity cost untuk membayar barang tersebut akan menjadi jauh lebih mahal. Jika
menggunakan permisalan harga minuman rasa apel bermerek α harganya menjadi lebih
mahal, maka kemungkinan besar orang-orang akan berpindah arah untuk membeli produk γ .
Produk yang elastis juga bisa diartikan sebagai produk yang perubahan dari harga tersebut
dapat menyebabkan perubahan yang sangat berarti dalam permintaan atau demand produk
tersebut. Produk elastis ini dapat dihitung dengan cara persentase kuantitas yang berubah
dibagi dengan persentase perubahan harga. Jika hasil dari hasil elastisitasnya lebih dari satu
atau sama satu, maka produknya dianggap elastis.
Keelastisitasan suatu produk pasti berbeda antara produk satu dengan produk lainnya, hal itu
disebabkan produk bisa menjadi lebih utama oleh pengguna dibandingkan dengan produk
lainnya. Permintaan atas barang yang dianggap sebagai kebutuhan utama akan lebih kurang
sensitif terhadap perubahan harga, dikarenakan pengguna akan tetap membeli produk-produk
tersebut walaupun harganya mahal. Produk yang tidak elastis bisa diartikan sebagai produk
yang perubahan harga produk tidak berdampak terlalu besar terhadap demand atau
permintaan barang tersebut. Ketika permintaan akan suatu barang atau jasa stagnan ketika
harga atau faktor lainnya berubah, maka dapat dikatakan tidak elastis. Barang yang tidak
elastis contohnya adalah barang yang bersifat kebutuhan primer, misalnya beras, jagung, dan
lain-lain. Jika terdapat perubahan 1% dalam harga suatu barang, maka jumlah yang dicari
akan memiliki kurang dari 1%.
1.1. Teori Elastisitas Harga Permintaan
Teori elastisitas harga permintaan bisa juga disebut dengan elastisitas permintaan, merupakan
ukuran jumlah yang menunjukan tentang perubahan banyaknya permintaan sebuah barang
yang disebabkan berubahnya harga. Sederhananya elastisitas dapat dinyatakan sebagai gejala
ekonomi terhadap perhubahan gejala ekonomi lain. Salah satu ahli ekonom bernama Salvatore
menyebutkan, elastisitas harga merupakan tingkat kepekaan relatif dari jumlah yang
diinginkan pemakai yang diakibatkan adanya harga barang yang berubah. Pengukuran
elastisitas permintaan dihitung dengan tingkat Koefisien Keelastisitasan. Dikarenakan jika
harga naik maka jumlah dari permintaan bisa dipastikan turun, maka elastistas dari
permintaannya biasanya negatif, walaupun ahli ekonom terkadang tidak menulis tanda
negatifnya. Adapun cara menghitung elastisitas permintaan adalah, sebagai berikut :
Pada permintaan inelastis jika harga mengalami kenaikan maka akan terjadi penurunan
jumlah barang yang diminta, sehingga persentase perubahannya lebih besar dibandingkan
persentase harga yang berubahnya. Pada permintaan inelastis dikarenakan jumlah barang yang
diminta berkurang maka pendapatan total akan berkurang. Jika terjadi penurunan harga pada
permintaan inelastis, maka akan bertambahnya jumlah yang diminta dalam persentase
perubahan daripada persentase perubahan harganya, sehingga pendapatan total akan
meningkat. Kalau terjadi penurunan harga maka akan mengakibatkan meningkatnya jumlah
barang atau jasa yang diminta dalam persentase perubahan yang kecil dibandingkan
persentase perubahan harga. Sehingga mengakibatkan penerimaan total yang akan turun.
Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi tingkat elastisitas permintaan, diantaranya
tingkat kemudahan barang tergantikan oleh barang lain. Kemudian ada besarnya skala
pendapatan yang digunakan untuk membeli barang, waktu analisis perubahan yang terjadi di
pasar, dan jenis barang yang diperlukan (sandang, pangan, papan).
1.2. Teori Elastisitas Harga Penawaran
Elastisitas Harga Penawaran atau Elastisitas Penawaran diartikan dengan derajat responsi
harga jumlah barang yang berubah dan barang yang ditawarkan. Elastisitas penawaran juga
bisa diartikan dengan proporsional yang berubah dari banyaknya barang yang diminta dibagi
dengan perubahan dari proporsional harga. Menurut ahli ekonom elastisitas penawaran
merupakan banyaknya jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga barang.
Keelastisitasan dari suatu barang dapat dikategorikan jika konsumen menanggapi perubahan
harga tersebut dengan berubahnya jumlah permintaan barang yang besar. Elastisitas
penawaran dapat dilihat dari koefisien elastisitas penawaran, yaitu jumlah atau persentase
perbandingan antara harga yang berubah dengan perubahan dari banyaknya barang yang
ditwarkan. Terdapat faktor-faktor yang bergantung pada terjadinya elastisitas harga
penawaran, yaitu :
Banyaknya barang yang tersedia
Jumlah produsen yang membuat barang tersebut
Inovasi dari teknologi
Jumlah barang yang ditawarkan dalam jangka pendek sangat berbeda dengan jumlah barang
yang diproduksi, hal ini disebabkan perusahaan biasanya menawarkan barangnya secara tidak
langsung. Karena perusahaan-perusahaan yang menyimpan barang dan menawarkannya nanti
kepada konsumen, maka pasti akan ada barang yang disimpan dikemudian hari yang
kemudian akan dijual lagi. Walaupun begitu, dalam waktu yang lama, banyaknya produk atau
barang yang dijajakan akan dianggap sama dengan banyaknya produk yang diproduksi.
Apabila produsen yang memproduksi salah satu tipe produk jumlahnya banyak, maka akan
berdampak pada bertambahnya barang yang dijual. Karena banyaknya barang yang dijual
untuk satu tipe tersebut, maka secara langsung harga barang tersebut akan sangat berpengaruh
pada pasaran. Permintaan akan suatu barang dapat dikatakan elastis jika pengguna merespon
perubahan harga dengan merubah jumlah permintaan akan suatu barang menjadi lebih besar.
Adapun cara menghitung koefisien elastisitas harga penawaran, sebagai berikut :
Hubungan antar barang pada teori elastisitas silang ini ada dua, saling menggantikan
(substitusi), dan saling melengkapi (komplementer). Barang substitusi ialah barang yang
memiliki nilai elastisitas silang yang positif, jika harga dari barang x naik maka permintaan
barang y juga akan naik. Bertambahnya dari harga barang x dapat mengakibatkan pemakai
mengurangi keinginan untuk memakai barang tersebut. Mengakibatkan beberapa atau banyak
dari konsumen mengubah pemakaiannya ke produk y , yang mana produk y ini merupakan
produk substitusi. Mengapa ketika harga suatu produk meningkat, kemudian konsumen
memilih produk lain. Hal ini dikarenakan barang y dan barang x memiliki nilai guna yang
sama. Permisalannya adalah ada dua merek minuman bersoda yaitu Fanta dan Big Cola yang
memiliki rasa jeruk yang sama, dan ada konsumen yang ingin membeli minuman. Ketika
harga dari Fanta rasa jeruk bertambah, maka konsumen tersebut akan beralih ke Big Cola
yang memiliki rasa sama, yang meningkatkan permintaan mereka. Efek yang keterbalikan
juga berlaku ketika harga dari Fanta juga bertambah.
Barang komplementer atau pelengkap adalah ketika kedua barang tersebut memiliki nilai
elastisitas yang negatif, hal itu karena mereka saling menutupi atau melengkapi. Kedua
barang tersebut menambah nilai yang satu dengan nilai yang lainnya atau digunakan sebagai
pasangan atau berdampingan. Karena ketika harga dari barang x bertambah, maka permintaan
dari barang y akan menurun, sehingga efek silangnya berlaku dan hal tersebut akan berlaku
untuk kebalikannya. Ketika kita ambil contoh untuk bahan bakar bensin dengan kendaraan
motor. Pemakai pasti akan memakainya secara bersamaan. Tanpa adanya motor, pasti
permintaan dari bensin pasti menurun. Kebalikannya, ketika bahan bakar bensin mulai
menipis atau bahkan tidak ada, pasti penggunaan dari motor berkurang yang dikarenakan
motor tidak dapat berjalan. Ketika harga dari motor turun, permintaan akan bahan bakar
bensin juga akan naik. Turunnya harga dari motor membuat masyarakat terdorong untuk
membeli motor baru. Meningkatnya permintaan dari motor juga menyebabkan meningkatnya
permintaan untuk bahan bakar bensin.
Elastisitas pendapatan ini bisa berdampak positif dan bisa juga bedampak negatif. Selama
beberapa periode waktu peningkatan pendapatan setiap orang membuat banyak orang
menghabiskannya untuk membeli kebutuhan sehari-hari ataupun kebutuhan tambahan lainnya
(elastisitas pendapatan yang berdampak positif). Akan tetapi, karena sudah menghabiskan
pendapatannya pada beberapa barang sehingga menyebabkan orang-orang mengurangi
pengeluaran mereka pada barang-barang yang lain (elastisitas pendapatan yang berdampak
negatif). Semisal, elastisitas pendapatan untuk perhiasan dan barang-barang mewah menjadi
postifi, tetapi elastistas pendapatan untuk daging mentah menjadi negatif. Dengan mulai
meningkatnya pendapatan pada negara dengan kapita yang rendah, tingkat kelahiran menjadi
turun tajam dan mengindikasikan elastisitas pendapatan yang negatif pada lahirnya anak bayi.
Termasuk juga ketika pendapatan dari tiap masyarakatnya bertambah di banyak negara,
kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan pasti akan bertambah, yang merupakan elastisitas
pendapatan yang positif. Teori elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan cara :