Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A.          LATAR BELAKANG
Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah elastisitas.
Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran  yakni apa yang akan terjadi terhadap
permintaan dan penawaran  jika ada perubahan harga, seperti apa bentuk kurva dari masing masing
elastisitas. Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat
kepekaan/respon dari jumlah barang yang diminta atau ditawarkan akibat perubahan faktor yang
mempengaruhinya. Jumlah permintaan dan penawaran sangat mempengaruhi harga, karena jika
permintaan naik sedangkan penawaran tetap atau sedikit, maka akan terjadi kelangkaan barang (jika
faktor-faktor lain dianggap tetap atau cateris paribus), kelangkaan barang akan mengakibatkan naiknya
harga. Namun sebaliknya jika penawaran banyak sedangkan permintan sedikit, maka harga akan
menjadi murah. Yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah elastisitas permintaan yg terdapat tiga
variabel utama yang mempengaruhi yaitu elastisitas harga dari permintaan dan penawaran, elastisitas
jangka pendek dan jangka banjang berserta aplikasinya.
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi pemasar. Para pemasar
mencoba memahami perilaku konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih
besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen pada tingkat tertentu
masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga
mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai
tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak tidak pasti, para
pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa yang sebenarnya yang dapat
memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan
kepuasan konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka,
suatu bisnis tidak akan eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik,
konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu mereka biasanya akan
membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya. Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu
untuk menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah
mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang
terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intutif
tentang keinginan konsumen.

B.           RUMUSAN MASALAH

1.              Apa yang dimaksud dari masing-masing elastisitas dari mulai elastisitas permintaan,
pendapatan, elastisitas janka pendek dan jangka panjang, dan Aplikasi Konsep Elastisitas ?
2.             Apa yang dimaksud dengan Pengertian dan Asumsi-asumsi utama, Teori Ordinal dan Teori
Kardinal?

C.          MAKSUD dan TUJUAN

1.             Mengetahui Elastisitas Permintaan dan Penawaran


2.             Mengetahui Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang
3.             Mengetahui Aplikasi Konsep Elastisitas
4.             Mengetahui Pengertian dan asumsi-asumsi Utama
5.             Mengetahui Teori Kardinal (Cardinal Theory)
6.             Mengetahui Teori Ordinal (Ordinal Theori)
BAB II
PEMBAHASAN

1.             Elastisitas Permintaan 
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang di beli
sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus). Ada tiga
faktor penting yang mempengaruhi permintaan terhadap sesuatu barang, yaitu harga barang itu
sendiri, harga barang lain dan pendapatan.
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri di sebut elastisitas harga (price
elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut
elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas
pendapatan (income elasticity)
a.              Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas Harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah
apabila harganya berubah sebesar satu persen.
Rumus Elastisitas Permintaan :

E         =      % Perubahan jumlah barang yang diminta(∆Q)


                            % perubahan harga(∆P)
Atau
Ep        = %∂Q
               %∂P
= (∂Q/Q)
               (∂P/P)
= P  x  ∂Q
                Q    ∂P
1)             Angka Elastisitas Harga
a)             Inelastis (Ep<1)
Perubahan permintaan (dalam presentase) lebih kecil daripada perubahan harga. Kalau harga
naik 10% menyebabkan permintaan barang turun sebesar, misalnya 6% permintaan barang
kebutuhan pokok umumnya inelastis.
b)             Elastis (Ep>1)
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang
menyebabkan perubahan pemintaan yang besar.
c)             Elastis Unitari (Ep=1)
Jika harga naik 10% permintaan barang turun 10% juga
d)             Inelastis Sempurna (Ep=0)
Berapa pun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan.
e)             Elastis tak terhingga
Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.

2)             Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur


Elastisitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu. Konsep
elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya sehingga
mendekati Nol. Tetapi konsep ini kurang akurat bila perubahan harga yang terjadi relatif besar.
Dalam kasus tersebut, lebih tepat bila diukur dengan elastisitas Busur (arch elasticity), yang
mengukur elastisitas permintaan antara dua titik.

Rumus Elastisitas Busur :

             Q1 - Q2
Ep =   (Q1 + Q2 )/ 2                 = .......................................................................................................................................
      P1- P2
           (  P1+ P2) / 2
Rumus Elastisitas Titik :
Ep =  ∂Q/Q  =  P.∂Q
         ∂P/P       Q. ∂P
3)      Faktor-faktor yang menentukan Elastisitas Harga
- Tingkat substitusi maka makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin
inelastic. contoh: beras inelastis; garam inelastis sempurna.
- Jumlah pemakai maka makin banyak pemakai makin inelastic, contoh: beras sebagai makanan
pokok orang indonesia.
- Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen maka makin besar proporsinya, makin
elastic. contoh: garam vs TV
- Jangka waktu maka tergantung barangnya durabel atau nondurabel

b.             Elastisitas Silang (Cross Elasticity)


Elastisitas Silang (Ec) mengukur presentase perubahan permintaan suatu barang sebagai
akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.
Ec =     %perubahan jumlah barang X yang diminta
                    %perubahan harga barang Y
Atau
Ec = % ∂Qx
         % ∂Py

     = (∂Qx / Qx)
          (∂Py / Py)
     =  Py    .    ∂Qx
             Qx       ∂Py

c.              Elastisitas Pendapatan (income elasticity)


Elastisitas Pendapatan (E) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang
berubah apabila pendapatan berubah sebesar satu persen.

Ei =      %Perubahan jumlah barang yang diminta


                   %perubahan pendapatan

Atau
Ei = % ∂Q
        % ∂I
     = (∂Q / Q)
         (∂I / I)
     = I    .    ∂Q
        Q        ∂I
Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan.
Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatanya makin besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan barang
normal (normal goods). Bila nilai Ei anara 0 sampai1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok
(essential goods). Barang denan Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurius goods).
Ada barang dengan Ei < 0. Permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada saat
pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut barang interior (inferor goods).

2.             Elastisitas Penawaran
Elastisitas Penawaran (Es) dapat didefinisikan dengan analogi logika yang sama dengan
elastisitas permintaan. Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan beberapa persen
jumlah barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen.
Es =     Presentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
                         Persentase Perubahan Harga
Atau
Es = % ∂Q
         % ∂P
     =  (∂Q / Q)
         (∂P /P)
     =   P  .  ∂Q
         Q     ∂P
A.           Faktor-faktor yang menentukan Elastisitas Penawaran;
1.             Jenis Produk
2.             Sifat Perubahan biaya Produksi
3.             Jangka Waktu

3.             Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang


Jika kita bertanya berapa banyak permintaan atau penawaran berubah karena perubahan
harga, yang harus diperjelas adalah dimensi waktu perubahannya. Jika dimensi wakunya satu
tahun atau kurang, kita berbicara tentang elastisitas jangka pendek dan bila lebih dai satu tahun,
kita berbicara elastisitas jangka panjang.
a.              Elastisitas Permintaan
1)             Elastisitas Harga
Untuk barang-barang yan habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun (barang tidak
tahan lama atau non durable goods), elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang
dibanding dalam jangka pendek. Ada dua penyebab, yaitu:
 Konsumen membutuhkan waktu yang mengubah kebiasaan mereka.
 Kadang – kadang permintaan terhadap suatu barang bekaitan dengan barang lain, yang
perubahan nya baru terlihat dalam jangka panjang.
2)             Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang nondurabel lebih besar dibanding
jangka pendek. Sebaliknya barang durabel, elastisitas pendapatan dalam jangka pendek lebih
besar dari pada jangka panjang.
b.             Elastisitas Penawaran
Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam jangka panjang,
dibanding dalam jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perushaan mampu mengatasi
kendala – kendala yang muncul dlam jangka pendek. Misalnya, perusahaan mobil tidak mungkin
membangun pabrik baru dalam waktu kurang dari satu tahun, tetapi mungkin dalam waktu tiga
tahun. Dengan demikian kurva penawaran akan mobil dalam jangka panjang lebih elastis
dibanding jangka pendek.

4.             Aplikasi Konsep Elastisitas


Sebagai bilangan yang menunjukan tingkat sentivitas suatu barang dikaitkan dengan
variabel – variabel yang mempengaruhinya, maka aplikasinya sangat luas, khususnya dalam
kebijaksanaan penentuan harga.
a.              Hubungan Elastisitas Harga, Penerimaan Total, dan Pendapatan Marjial
Untuk barang yang permintaan nya inelastis, kenaikan harga 10% akan menyebabkan
penurunan permintaan lebih kecil daripada 10%, sehingga penerimaan total atau
total revenue (TR) menigkat. Atau dapat dikatakan untuk barang yang perminaan nya inelastis,
pendapatan marjinal atau marginal revenue (MR) negatif. Barang yang permintaan nya elastis,
kenaikan harga 10% menurunkan permintaan lebih besar dari 10%, akibatnya permintaan total
menurun. Dengan kata lain MR positif. Barang yang elastis permintaannya unitari, kenaikan
harga 10% menurunkan permintaan 10% juga. Akibatnya TR tidak berubah, atau MR sama
dengan nol. Dengan cara berpikir yang sama, kita dapat menyimpulkan apa yang terjadi jika
harga turun. TR dapat di definisikan sebagai harga (P) dikalikan dengan jumlah barang (Q) yang
terjual. Sedangkan MR adalah tambahan penerimaan yang disebabkan oleh bertambahnya satu
unit barang yang terjual, atau MR = dTR/dQ.
Hubungan Antara Elastisitas Harga (Ep) Penerimaan Total (TR) dan Penerimaan Mrjinal
(MR)
Elastisitas Harga Jika harga turun Jika harga naik Pendapatan
maka TR maka TR marjinal
Inelastis Turun Naik Negatif
Unitari Tetap Tetap Nol
Elastis Naik Turun Positif
Dari tabel diatas dapat kita ketahui apabila permintaannya inelastis, jika harga turun
maka penerimaan total turun dan pendapatan marjinalnya negatif. Sedangkan apabila
permintaannya elastis, jika harga turun maka penerimaan total yang diterima perusahaan akan
naik dan MR-nya positif.
b.             Pergeseran Beban Pajak (Tax Incidence)
Kondisi keseimbangan awal sebelum pajak adalah P 0 dan Q0. Pajak sebesar T per unit
menyebabkan kurve penawaran bergeser dari So ke Sı. Koordinat keseimbangan berubah ke (P 1,
Q1).
Besarnya penerimaan pajak adalah jumlah unit yang terjual dikalikan T per unit sama
dengan 0Q1(P1- P2) atau sama dengan luas segi empat A dan C. Bidang A dan C adalah bagian
dari surplus konsumen dan surplus produsen yang hilang dan masuk kedalam kas pemerintah
sebagainpenerimaan pajak. Berdasarkan luas bidang, maka produsen berhasil menggeser
sebagian besar beban pajak kepada konsumen (bidang A). Jadi kebijakan diatas relatif merugikan
konsumen. Kondisinya akan terbalik bila yang inelastis adalah kurva penawaran, sementara
kurva permintaannya elastis.
c.                 Teori Cobweb (Sarang Laba-Laba)
Teori Cobweb menjelaskan mengenai harga produk pertanian yang menunjukkan
fluktuasi tertentu dari musim ke musim. Penyebab fluktuasi tersebut adalah reaksi yang
terlambat (time lag) dari produsen (petani) terhadap harga.

5.             Pengertian-pengertian dan Asumsi-asumsi utama

a)             Barang (Commodities) adalah benda dan jasa yang dikonsumsikan untuk memperoleh manfaat


atau kegunaan.
b)             Utilitas (Utility) adalah manfaat yang diperoleh karena mengonsumsi barang. Utilitas
merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan alternatif penggunaannya. Utilitas
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen. Utilitas total (TU) adalah
manfaat total yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi. Utilitas marjinal (MU) adalah
tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unit barang.
c)             Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal
Utility). Pada umumnya penambahan konsumsi suatau barang akan memberi tambahan utilitas
yang besar, tetapi makin lama petambahan itu bukan saja makin menurun, bahkan menjadi
negatif. Good sudah berubah menjadi bad. Gejala itu disebut sebagai Hukum Pertambahan
Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility). Dalam analisis
perilaku konsumen, gejala LDMU dilihat dari makin menurunnya nilai utilitas marjinal. Karena
dasar analisisnya adalah perubahan utilitas marjinal, analisis ini dikenal sebagai analisis
marjinal (marginal analysis).
d)             Konsitensi Presefsi (Transitivity), konsep ini berkaitan dengan kemampuan konsumen
menyusun proiritas pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap yang
berkaitan dengan preferensi konsumen, yaitu lebih suka (prefer) dan atau sama-sama
disukai (indifefernce). Syarat lain agar perilakunya dapat dianalisis, konsumen harus memiliki
konsitensi preferensi.
e)             Pengetahuan Sempurna (Perpect Knowledge). Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau
pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis
kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang dipasar. Mereka
mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.

6.             Teori Kardinal (Cardinal Theory)


Teori Kardinal (Cardinal Theory), menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara
nominal, Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengonsumsi
suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus
dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total. Tambahan
kegunaan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal. Total
uang yang harus dikeluarkan untuk konsusmi adalah jumlah unit barang dikalikan harga perunit.
Untuk setiap unit tambahan konsumsi, tambahan biaya yang harus dikeluarkan sama dengan
harga barang perunit.

7.             Teori Ordinal (Ordinal Theory)

a.              Kurva indiferensi ( Indefference Curve)


Menurut teori ordinal kegunaan tidak dapat dihitung hanya dapat dibandingkan. Teori
ordinal menggunakan kurva indiferensi (indifference curve) yaitu kurva yang menunjukan
berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang membeikan tingkat kepuasan yang sama
bagi seseorang konsumen. Suatu kurva indiferensi (yang disebut peta indeferensi), dihadapi oleh
hanya seorang konsumen.
b.             Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)
Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve) adalah kurva yang menunjukan kombinasi
konsumsi dua macam barang yang membuthkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya
garis anggaran donotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebesar P (p x untuk X  dan Py untuk Y)
dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q (Qx untuk Q dan Qy untuk Y), maka
BL=Px.Qx + Py.Qy.............................................................................................................................

c.              Perubahan Harga Barang dan Pendapatan


Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besarnya luas
bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas, daya
beli meningkat. Begitupun sebaliknya.

d.             Keseimbangan Konsumen
Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh
pendapatanya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai
tingkat kepuasan tertinggi atau tingkat kepuasan tertentu dapai dicapai dengan anggaran paling
minim. Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran
bersinggungan dengan kurva indiferensi ( mengambarkan tingkat kepuasan )

e.              Reaksi Terhadap perubahan Harga Barang


Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah. Jika
pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasanya, begitu juga
sebaliknya. Salah satu faktor yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah perubahan harga
barang.

f.        Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan nominal


Salah satu faktor lain yang dappat mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan
pendapatan nominal, karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser
sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya.
1.             Kurva Pendapatan-Konsumsi (Income-Consumption Curve)
2.             Kurva Engel (Engel Kurva) untuk mengetahui apakah suatau barang yang merupakan kebutuhan
pokok atau barang mewah.

g.             Efek Subtitusi (Subtitution Effect) dan efek pendapatan (income Effect)


Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan terhadapnya
bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan
pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadap keseimbangan konsumen. Jika
harga suatu suatu barang turun, maka ada dua komponen yang dipengaruhi:
1.             Harga relatif barang menjadi murah.
2.             Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah.
BAB III
PENUTUP

A.          Kesimpulan
Setiap perubahan harga akan mengubah kuantitas yang diminta. Akan tetapi sampai
dimana setiap perubahan harga akan menimbulkan perubahan tersebut, berbedaan diantara satu
barang dengan barang yang lain. Ada yang menimbulkan perubahan kuantitas yang besar, tetapi
ada pula yang pertubahan kuantitasnya sangat kecil. Elastisitas permintaan dan penawaran
merupakan ukuran yang menunjukan sampai dimana kuantitas yang diminta atau ditawarkan
akan mengalami perubahan sebagai akibat dari suatu perubahan harga.

B.           Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,khususnya bagi pemakalah. Dan
dalam penulisan dan penyusanan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
pemakalah mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun agar dalam pembuatan
makalah yang berikutnya dapat menjadi lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Raharja, Prathama. Mandala, Manurung. Pengantar ilmu Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit


Fakultas Ekonomi Indonesia. 2008

Anda mungkin juga menyukai