PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang yang dipaparkan di atas, maka penulis
merumuskan, pokok permasalahan :
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Daripada mati terinfeksi bakteri, pasien biasanya lebih memilih untuk membeli
obat ini berapapun biayanya. Sementara itu, semakin banyak sebuah barang
memiliki barang substitusi, semakin elastis barang tersebut.
meskipun permintaan inelastis sering diasosiasikan dengan barang "kebutuhan,"
banyak juga barang yang bersifat inelastis meskipun konsumen mungkin tidak
"membutuhkannya." Permintaan terhadap garam, misalnya, menjadi permintaan
inelastis bukan karena konsumen sangat membutuhkannya, melainkan karena
harganya yang sangat murah
Ada tiga faktor penting yang mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang
yaitu:
4
besar. Misalnya,bila harga turun 10% menyebabkan permintaan
barang naik 20%. Karna itu nilai Ep lebih besar dari satu. Barang
mewah seperti mobil umumnya permintaannya elastis.
c) Elastis unitari (Ep =1)
Jika harga naik 10%, permintaan barang naik 10% juga.
d) Inelastis sempurna (Ep =0)
Berapa pun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah
yang dibutuhkan. Contoh nya adalah permintaan garam.
e) Elastis tak terhingga (Ep = ∞)
Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan
tak terbilang besarnya.
Diagram 2.1
Elastisitas Harga
5
sedemikian kecilnya hingga mendekati nol. Tetapi konsep ini kurang akurat bila
perubahan harga yang relatif besar.
Dalam kasus tersebut lebih tepat jika mnggunakan elastisitas busur (arch
elasticity), yang mengukur elastisitas permintaan antara dua titik. Rumus
perhitungan elastisitas busur hanya sedik perbedaannya dengan rumus
perhitungan elastisitas titik.
Diagram 2.2
Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur
Hasil dari perhitungan rumus elastisitas titik di atas (persamaan 3.3) akan
sama dengan CB/BA atau sama dengan CQ1/Q1O atau sama dengan OP1/P1A
6
(Diagram 3.3a). Dengan demikian kita bisa mengetahui bahwa elastisitas pada
tengah garis AC adalah sebesar 1
Diagram 2.3
Mengukur Elastisitas Titik
7
c.) Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen
Bila proporsi tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih
elastis. Contohnya adalah garam dan TV. Meskipun harga barang naik
50%, kenaikan tersebut mungkin hanya Rp.1000,00, yang merupakan
bagian sangat kecil dari pendapatan sebagian besar keluarga.
Sebaliknya, kenaikan harga TV sebesar 5%, dalam jumlah nominal
uang bisa Rp125.000,00, dan cukup menyebabkan sejumlah keluarga
menunda pembeliannya sampai tahun depan.
d.) Jangka Waktu
Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai
pengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada
apakah barangnya durabel atau nondurabel.
8
c. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)
Rumus :
9
a. Faktor –faktor yang Menentukan Elastisitas Penawaran
1. Jenis Produk
3. Jangka waktu
10
tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya
persediaan yang ada pada saat itu. Pada jangka waktu yang sangat singkat,
penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya, sehingga
penawaran menjadi tidak elastis sempurna.
- The short run
Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan para produsen
menambah jumlah produksinya dengan jalan menambah input variabel
(dengan bekerja lebih keras/lama, mempergunakan lebih banyak bahan
dsb). Tetapi tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi
yang ada (areal pertanian, modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-
mesin, dll). Dalam keadaan demikian penawaran dapat elastis, dapat juga
inelastis, tergantung jenis barang dan proses produksinya. Kapasitas
produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan
masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan
memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran
dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran
tidak elastis.
- The long run
adalah suatu priode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru
untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat
perencanaan untuk mengembangkan perusahaan yang lebih
memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan harga, bentuk
kurva penawarannya lebih elastis. Dalam jangka waktu yang cukup lama
tersebut para produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan
menambah modal tetap (pabrik baru, mesin-mesin, perluasan areal
pertanian, dsb) untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan
masyarakat.Makin lama jangka waktu, makin elastis penawaran.Dalam
jangka panjang, perkembangan teknik produksi di sektor industri dan
produksi secara besar-besaran malah dapat menyebabkan harga turun,
sehingga barang-barang yang dulu dipandang barang mewah dan mahal
menjadi barang kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh orang banyak
(misalnya, radio transistor, kalkulator, dsb). Produksi dan jumlah
penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga
penawaran lebih bersifat elastis.
11
2.5 Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang
A. Elastisitas Permintaan
1. Elastisitas Harga
Untuk barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun
(barang tidak tahan lama atau non durable goods), elastisitas harga lebih besar
dalam jangka panjang dibanding dalam jangka pendek. Ada dua penyebab yaitu:
Pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka.
Misalnya, bila harga kopi naik konsumen yang biasa minum kopi banyak (lebih
dari tiga gelas perhari), sulit mengubah kebiasaan itu dalam jangka pendek.
Akibatnya permintaan kopi dalam jangka pendek mengalami penurunan yang
relatif sedikit dibanding dalam jangka panjang.
Kedua, kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan
barang lain, yang perubahannya baru terlihat dalam jangka panjang. Misalnya,
bila harga BBM naik, maka konsumen segera melakukan penyesuaian dengan
mengurangi jam pemakaian kendaraan, sehingga dalam jangka pendek elastisitas
harga lebih besar. Tetapi konsumen tidak dapat mengubah jumlah stok
kendaraannya, atau segera menggantikan kendaraannya dengan model yang lebih
efisien dalam penggunaan bahan bakar. Dalam dua atau tiga tahun kemudian,
dengan mobil yang lebih efisien, penurunan BBM akan lebih besar. Sehingga
elastisitas harga permintaan jangka panjang lebih besar daripada jangka pendek.
Sebaliknya untuk barang yang masa konsumsinya lebih dari setahun (barang
tahan lama atau durable goods), permintaannya lebih elastis dalam elastis dalam
jangka pendek dibanding jangka panjang. Misalnya, jika harga mobil naik 10%,
dalam jangka pendek permintaan terhadap mobil dapat saja turun sekitar 15%.
Tetapi dalam jangka panjang, karena banyak mobil yang harus diganti (replaced),
pembelian akan naik lagi, sehingga penurunan permintaan dalam jangka panjang
kurang dari 15%
2. Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendepatan dalam jangka panjang bagi barang nondurabel lebih
besar dibanding jangka pendek. Jika pendapatan meningkat 20%, masyarakat
yang tadinya hanya mampu makan gaplek, sekarang sebenarnya mampu membeli
beras. Namun karena sudah terbiasa makan gaplek, mereka tidak segera
mengganti konsumsinya ke beras. (Gaplek adalah bahan makanan yang berasal
dari singkong dikeringkan, dapat dibuat makanan yang dinamakan tiwul sebagai
pengganti nasi).
Sebaliknya barang durabel, elastisitas pendapatan dalam jangka pendek
lebih besar dari pada jangka panjang. Jika pendapatan naik 25%, perubahan
permintaan terhadap mobil dalam jangka pendek dapat mencapai misalnya 30%,
tetapi dalam jangka panjang lebih kecil, karena seseorang tidak membeli mobil
setiap tahun.
12
B. Elastisitas Penawaran
Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam
jangka panjang, dibanding dalam jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang
perusahaan mampu mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam jangka
pendek. Misalnya, perusahaan mobil tidak mungkin membangun pabrik baru
dalam waktu kurang dari satu tahun, tetapi dalam waktu tiga atau empat tahun.
Dengan demikian kurva penawaran akan mobil dalam jangka panjang lebih elastis
dibanding dalam jangka pendek.
Untuk beberapa barang, penawaran dalam jangka pendeknya inelastis
sempurna (Es = 0). Output sektor properti adalah salah satu contohnya. Bila di
Jakarta ada 5.000 unit apartemen yang siap sewa, maka jumlah permintaan yang
terpenuhi maksimal 5.000 unit. Misalnya dalam tiga bulan kedepan ada lonjakan
permintaan sebesar 10.000 unit, maka kelebihan pemintaan itu tidak terspon oleh
sisi penawaran. Sebab tidak mungkin membangun apartemen baru sebanyak 5.000
unit dalam tempo kurang dari tiga bulan.
Tetapi ada juga barang yang penawarannya justru lebih elastis dalam
jangka pendek, dibanding jangka panjang. Barang itu umumnya yang dapat didaur
ulang (recycling). Misalnya logam besi untuk kebutuhan industri dapt diperoleh
dari hasil primer pertambangan (primary metal). Dan atau hasil dari daur ulang.
Primary metal mempunyai elastisitas penawaran dalam jangka panjang
yang lebih besar dibanding dalam jangka pendek, baik karena kemajuan teknologi
maupun cukupnya waktu untuk meningkatkan kapaasitas produksi. Sebaliknya
dengan besi hasil daur ulang. Karena dapat terus didaur ulang, maka kurva
penawaran dalam jangka panjangnya lebih inelastis dibanding dalam jangka
pendek
13
(Q) yang terjual. Sedangkan MR adalah tambahan penerimaan yang disebabkan
oleh bertambahnya satu unit barang yang terjual, atau MR = dTR/dQ
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setiap perubahan harga akan mengubah kuantitas yang diminta. Akan tetapi
sampai dimana setiap perubahan harga akan menimbulkan perubahan tersebut,
berbedaan diantara satu barang dengan barang yang lain. Ada yang menimbulkan
perubahan kuantitas yang besar, tetapi ada pula yang pertubahan kuantitasnya
sangat kecil. Elastisitas permintaan dan penawaran merupakan ukuran yang
menunjukan sampai dimana kuantitas yang diminta atau ditawarkan akan
mengalami perubahan sebagai akibat dari suatu perubahan harga
3.2 SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16