Anda di halaman 1dari 13

EKONOMI MIKRO

ELASTISITAS PERMINTAAN

Di Susun Oleh :

DIMAS MAULANA HAIDAR ALY

POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS D-IV

Tahun Ajaran 2015-2016


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah
elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran  yakni apa yang
akan terjadi terhadap permintaan dan penawaran  jika ada perubahan harga,
seperti apa bentuk kurva dari masing masing elastisitas, dan seberapa besar
pengaruhnya. Dengan adanya pemahaman elastisitas tersebut kita dapat mengukur
sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan kondisi yang ada.
Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga atau dengan kata lain,
elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan dan penawaran terhadap
perubahan harga.

Makalah ini akan membahas mengenai elastisitas permintaan. Dalam analisis


ekonomi secara teori maupun dalam praktek sehari-hari sangat berguna untuk
mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan
harga. Apabila perubahan harga yang kecil menimbulkan perubahan yang besar
terhadap jumlah barang yang diminta maka dikatakan permintaan barang tersebut
bersifat sangat responsif terhadap perubahan harga, atau permintaannya adalah
elastis. Sebaliknya, apabila perubahan harga relatif besar tetapi permintaannya
tidak banyak berubah maka dikatakanlah bahwa permintaannya tidak elastis.

Dari uraian di atas perlu dikembangkan suatu pengukuran kuantitatif yang


menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap
perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas permintaan. Elastisitas
permintaan dibedakan menjadi tiga konsep yaitu elastisitas permintaan harga,
elastisitas permintaan pendapatan, dan elastisitas permintaan silang. Dari ketiga
konsep tersebut yang paling penting adalah elastisitas permintaan harga.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian elastisitas permintaan?

2.      Bagaimanakah manfaat mengetahui elastisitas permintaan?

3.      Apa sajakah jenis-jenis elastisitas permintaan?

4.      Bagaimanakah faktor yang menentukan elastisitas permintaan?


1.3  Tujuan

1.      Memahami pengertian elastisitas permintaan

2.      Mengetahui manfaat dari elastisitas permintaan dan pengaplikasiannya

3.      Mengetahui jenis-jenis elastisitas permintaan

4.      Mengetahui faktor-faktor yang menentukan elastisitas permintaan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan


sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan
permintaan. Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap
barang tersebut biasanya naik sedangkan semakin rendah harganya, semakin
banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen
perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Ketika elastisitas
permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan
terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang
diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga.

Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang
inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan
tidak terlalu besar. Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah
permintaan atas sepeda motor itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya
adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai
elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1%
menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh
besarnya harga yang ditawarkan.

2.2     Manfaat mengetahui Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan memiliki banyak manfaatnya, di antaranya adalah:

1.      Bagi pemerintah, elastisitas permintaan bisa dipergunakan untuk mengukur


sejauh mana kebergantungan masyarakat terhadap komoditas tertentu

Misalnya, sejauh mana perubahan permintaan terhadap beras ketika harga beras
berfluktuatif. Bila masyarakat “tak peduli” dengan perubahan harga beras, itu
artinya kebergantungan masyarakat terhadap beras masih tinggi. Namun, bila naik
turunnya harga beras sangat berpengaruh pada permintaan, maka itu artinya
masyarakat sudah tak terlalu bergantung lagi pada beras. Mungkin, masyarakat
sudah menemukan sumber energi lain yang tidak berasal dari beras sehingga beras
tak lagi menjadi bahan kebutuhan primer.
2.      Bagi produsen, elastisitas permintaan adalah salah satu cara untuk mengukur
bagaimana sifat dari barang yang diproduksi.

Di daerah panas, kipas angin bukanlah barang mewah. Hal tersebut semakin
dibuktikan ketika harga kipas angin berubah, jumlah pemintaan terhadap kipas
angin tak terlalu berubah. Sebaliknya, di daerah pegunungan kipas angin bisa jadi
adalah barang mewah karena keberadaannya memang tak sepopuler di daerah
panas. Sehingga, naik turunnya harga kipas angin di daerah pegunungan, akan
membawa pengaruh pada jumlah permintaannya.

Dari kasus sederhana tersebut, produsen bisa mengambil kebijakan untuk


memperbanyak menjual kipas angin di daerah panas daripada di daerah dingin.
Hal ini berlaku juga bagi hal yang lain- lain.

3.      Bagi konsumen

Secara pribadi, konsumen bisa mengukur tingkat kemampuan finansialnya dari


elastisitas permintaan yang ia miliki. Bagi seseorang, fluktuasi harga AC tak
terlalu bermasalah karena dia memiliki kemampuan finansial yang cukup. Namun,
bisa jadi hal tersebut tak berlaku untuk yang lain.  Oleh karena itu, elastisitas
permintaan bisa mewakili individu untuk menilai sejauh mana kemampuannya
atau daya belinya. Semakin sensitif, maka daya belinya semakin lemah karena itu
artinya si konsumen baru akan “melirik” barang tersebut ketika harga sudah
murah. Sedangkan, semakin tidak sensitif, maka daya belinya semakin bagus
karena konsumen tak terlalu peduli dengan harga.

2.3     Jenis-jenis Elastisitas Permintaan

2.3.1 Elastisitas Harga (Price Elasticity Of Demand)

Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan


jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan
ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta
sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.

Ep = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta

Persentase perubahan harga

Ep = P/Q . ΔQ/ΔP

Angka elastisitas harga bernilai negatif. Ep=2 mempunyai arti bila harga barang
naik 1%, permintaan terhadap barang itu turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga
sebaliknya, semakin besar nilai negatifnya semakin elastis permintaannya, sebab
perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga.Angka Ep
dapat disebut dalam nilai absolute. Ep=2 artinya sama dengan Ep=-2.

1.      Angka Elastisitas Harga

a.      Elastis (Ed > 1)

Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu
barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Misalnya, bila harga
turun 10% menyebabkan permintaan naik 20%.Contoh : barang mewah seperti
mobil.

Grafiknya adalah:

Lihatlah grafik di atas. Ciri- ciri permintaan elastis selain penghitungannya yang
lebih dari 1, yaitu grafiknya landai seperti di atas. Pada grafik di atas sudah
terlihat jelas bahwa penurunan harga sedikit saja (dari P1 ke P2) berakibat
pertambahan permintaan yang begitu besar (dari Q1 ke Q2). Bila dibuat dalam
bentuk persentase, maka persentasi perubahan Q jauh lebih besar dari persentase
perubahan P.

Ø  Contoh kasus:

Diketahui bahwa harga barang X berubah dari Rp 100.000 menjadi Rp 150.000.


Perubahan harga tersebut menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta
dari 200 menjadi 50. Berapakah elastisitasnya?

Jawab:

Ed = 1,5 (memakai nilai mutlak sehingga tanda plus minus tak berpengaruh)

b.      Inelastis (Ed < 1)

Perubahan permintaan lebih kecil daripada perubahan harga. Apabila harga naik
10% menyebabkan permintaan barang turun sebesar misalnya 6%.Contoh :
perubahan harga beras tidak berpengaruh besar terhadap perubahan permintaan
terhadap beras.
Grafiknya adalah sebagai berikut:

Lihat grafik di atas. Penurunan harga dari P1 ke P2 tak terlalu membawa dampak
terhadap perubahan Q yaitu dari Q1 ke Q2. Persentase perubahan kuantitas barang
yang diminta tidak sebesar persentase perubahan harga.  

Untuk lebih jelasnya, lihatlah contoh di bawah ini:

Ø  Contoh kasus:

Diketahui harga barang X naik dari Rp 250.000 menjadi Rp 300.000. Karena


perubahan tersebut, jumlah barang yang diminta pun juga berubah yaitu dari 50 ke
45. Berapakah elastisitasnya?

Jawab: 

Ed = 0,…… (memakai nilai mutlak sehingga tanda plus minus tak berpengaruh)

c.       Elastis Sempurna (Ed = tak terhingga)

Berapapun jumlah barang yang diminta, harganya tetap. Elastisitas jenis ini
hanyasebatas teori karena pada kenyataannya tidak ada harga yang tetap saat
permintaan berfluktuasi. Harga pasti berubah saat permintaan berfluktuasi walau
hanya sedikit.

Grafiknya adalah sebagai berikut:

d.      Inelastis Sempurna (Ed = 0)

Berapapun harga yang ada di pasaran, jumlah barang yang diminta cenderung
tetap. Hampir sama seperti inelastis, biasanya inelastis sempurna berlaku untuk
barang- barang komoditi internasional yang harganya sudah ditentukan secara
internasional. Kopi, adalah salah satu contohnya. Berikut ini grafiknya.

e.       Unitary Elastis (Ed = 1)

Jenis elastisitas yang terakhir adalah elastisitas uniter. Persentasi perubahanharga


sama dengan persentasi perubahan permintaan. Biasanya, elastisitas jenis ini
terjadi pada barang- barang sekunder. Lihat grafiknya di bawah ini:

Lihat grafik di atas. Perubahan harga dari P1 ke P2 besarnya sama dengan


perubahan permintaan dari Q1 ke Q2.
Ø  Contoh Soal:

Barang X mengalami perubahan harga dari Rp 100.000 ke Rp 50.000. Karena


perubahan harga tersebut, jumlah permintaan pun mengalami perubahan yaitu dari
100 ke 150. Berapakah elastisitasnya?

Jawab:

 Ed = 1 memakai nilai mutlak sehingga tanda plus minus tak berpengaruh)

Secara grafis tingkat elastisitas harga terlihat dari slope (kemiringan) kurva
permintaan.Bila kurva permintaan tegak lurus, permintaan inelastic sempurna
(perfect inelastic), perubahan harga, tidak memengaruhi jumlah barang yang
diminta.Bila kurva sejajar sumbu datar, permintaan elastic tak terhingga (perfect
elastic), perubahan harga sedikit saja, menyebabkan perubahan jumlah barang
yang diminta tak terhingga besarnya.Permintaan dikatakan elastis unitari (unitary
elastic), bila slope kurvanya minus satu (kurvanya membentuk sudut 45°).Dapat
disimpulkan, semakin datar kurva permintaan, makin elastis permintaan suatu
barang.

2.      Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur

Elastissitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu.
Konsep elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian
kecilnya sehingga mendekati nol. Tetapi konsep ini kurang akurat bila perubahan
harga yang terjadi relatif besar. Dalam kasus ini, lebih tepat bila diukur dengan
elastisitas busur (arch elasticity), yang mengukur elastisitas permintaan antara dua
titik.

3.        Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Harga

a.       Tingkat substitusi. Makin sulit mencari substitusi suatu barang permintaan
makin inelastis. Beras bagi masyarakat Indonesia sulit dicari substitusinya, karena
itu permintaan beras inelastis. Garam tidak ada substitusinya, oleh karena itu
permintaanya inelastis sempurna.

b.      Jumlah pemakai. Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu
barang makin inelastis

c.       Proporsi kenaikan harga terhadap pendapat konsumen. Bila proporsi


tersebur besar, maka permintaan cenderung lebih elastis.
d.      Jangka waktu. Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai
pengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah
barangnya durabel atau nondurabel.

2.3.2    Elastisitas Silang (Cross Elasticity)

Koefisiean yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan


terhadap sesuatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain
dinamakan elastisitas permintaan silang atau denga ringkas elastisitas silang.
Apabila perubahan harga barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah,
maka sifat perhubungan di antara keduanya digambarkan oelah elastisitas silang.
Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang
sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar 1%.

2.3.3         Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)

Koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarna perubahan permintaan


terhadap sesuatu barang sebagai akibat daripada perubahan pendapatan pembeli
dinamakan elastisitas permintaan pendapatan atau secara ringkas elastisitas
pendapatan. Elastisitas pendapatan (Ey) mengukur berapa persen permintaan
terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu
persen.atauUmumnya nilai Ey positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan
meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ey elastisitas pendapatannya makin
besar.Barang dengan Ey>0 merupakan barang normal (normal goods).Bila nilai
Ey antara 0 sampai 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential
goods).Barang dengan nilai Ey>1 merupakan barang mewah (luxurius goods).

Elastisitas pendapatan dikatakan tidak elastis apabila koefisien elastisitasnya


adalah kurang dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan
perubahan yang kecil saja terhadap jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan
dinamakan elastis apabila perubahan pendapatan menimbulkan pertambahan
permintaan yang lebih besar daripada perubahan pendapatan. Berbagai jenis
makanan dan hasil pertanian mempunyai elastisitas pendapatan yang kurang
elastis, yaitu pertambahan permintaannya berkembang lebih lambat daripada
pertambahan pendapatan. Barang-barang tahan lama dan mewah adalah lebih
elastis jika dibandingkan dengan barang makanan dan pertanian.
2.4     Faktor-faktor Penentu Elastisitas Permintaan

Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Permintaan

a)      Banyaknya barang pengganti yang tersedia.

Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti,


permintaanyya cenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga
yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang vesar terhadap permintaan.
Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang
tersebut, mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai
penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaliknya pada waktu
harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih mudah daripada
barang-barang penggantinya dan beramai-ramai membeli barang tersebut dan ini
menyebabkan permintaannya bertambah dengan cepat.

Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang


pengganti adalah bersifat tidak elastis, karena jika harga naik para pemelinya sukr
memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang
tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak tambahan pembeli yang
pindah dan jika harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak
banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan
dengannya. Dari uraian di atas dapatlah dibuat rumusan berikut: semakin banyak
jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastis sifat
permintaannya.

b)      Persentasi pendapatan yang dibelanjakan.

Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu


barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut/.
Perhatikanlah sikap orang dalam membeli barang-barang yang sangat murah
harganya. Jika seseorang itu sudah menyukai suatu jenis minuman ringan tertentu,
kenaikan harga minuman tidak akan banyak mempengaruhi permintaannya.
Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal.
Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu orang akan membandingkan harga
dari berbagai jenis barang yang diinginkan. Perbedaan harga dapat menyebabkan
orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli
merek lain yang lebih murah. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar bagian
pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis
permintaan terhadap barang tersebut.
c)      Jangka waktu analisis.

Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin


elastis sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka wakt yang singkat
perminataan besifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang baru
terjadi dalam pasar belum diketahui oleh permbeli. Oleh sebab itu mereka
cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa dibelinya walaupun harganya
mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam jangka waktu yang lebih panjang
para pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan harga
dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan
belakangan ini. Juga dalam jangka panjang barang pengganti mengalami
perubahan dalam mutu dan desainnya dan akan menyebabkan orang lebih mudah
pindah kepada membeli barang pengganti.

d)     Produk mewah versus kebutuhan.

Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen


sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya.
Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya,
permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah
bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya,
kenaikan harga akan menurunkan permintaan.

e)      Perubahan harga dan barang yang diminta

Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut,
sehingga permintaan menjadi elastic.
BAB III

PENUTUP

3.1     Kesimpulan

Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang


menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap
perubahan permintaan.Sehingga, Elastisitas Permintaan mempunyai banyak
manfaat bagi seluruh masyarakat baik Pemerintah, Produsen, maupun bagi
Konsumen.

Elastisitas Permintaan mempunyai 3 jenis, yaitu: Elastisitas Harga,


Elastisitas Silang, dan Elastisitas Pendapatan. Dalam hal ini, Elastisitas Harga
terdiri dari Angka Elastisitas Harga dan Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur.
Adapun Angka Elastisitas Harga terdiri dari Elastis (Ed > 1), Inelastis (Ed < 1),
Elastis Sempurna (Ed = tak terhingga), Inelastis Sempurna (Ed = 0), dan Unitary
Elastis (Ed = 1). Dalam Elastisitas Harga juga membutuhkan faktor-faktor yang
menentukan elastisitas Harga. Adapun faktor-faktor yang menentukan Elastisitas
Harga, antara lain: Tingkat substitusi, Jumlah pemakai, Proporsi kenaikan harga
terhadap pendapat konsumen, dan Jangka waktu.

Bukan hanya Elastisitas Harga yang mempunyai faktor penentu, tetapi Elastisitas
permintaan pun mempunyai faktor-faktor penentu. Adapun faktor-faktor yang
menentukan Elastisitas Permintaan, antara lain: Banyaknya barang pengganti
yang tersedia, Persentasi pendapatan yang dibelanjakan, Jangka waktu analisis,
Produk mewah versus kebutuhan, dan Perubahan harga.
DAFTAR PUSTAKA

sumber: http://eziekim.wordpress.com/2010/06/08/about-economy-pt-3/

https://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_permintaan

http://www.ilmuekonomi.net/2015/12/pengertian-dan-jenis-jenis-elastisitas-
permintaan-lengkap.html

https://rosynira.wordpress.com/tag/faktor-penentu-elastisitas-permintaan/

http://masud.lecture.ub.ac.id/2011/12/pengantar-ilmu-ekonomi-kelas-j/

Anda mungkin juga menyukai