Anda di halaman 1dari 16

BOOK CHAPTER PENGANTAR ILMU EKONOMI

BAB IV KONSEP ELASTISITAS PERMINTAAN DAN


PENAWARAN

Sebuah karya tulis yang dikerjakan oleh

MUH YUSUF
MAGFIRAH MASDIK
SRI UYA MAGFIRAH
UGHI ASMIRA
BAB III
KONSEP ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Salah satu subjek utama dari aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas. Dengan adanya
konsep elastisitas Para ekonomi dapat menjawab pertanyaan, "Apa yang akan terjadi pada
permintaan dan penawaran jika terjadi perubahan harga," dengan bantuan pemahaman tentang
elastisitas harga dari permintaan dan penawaran. Ketika faktor-faktor yang mempengaruhi kurva
permintaan dan kurva penawaran berubah, apa yang terjadi dengan "harga keseimbangan"?Dan
seberapa luas dampaknya?Gunakan konsep elastisitas untuk menanggapi hal ini.

Secara umum, elastisitas adalah pemahaman tentang bagaimana jumlah barang yang
diminta atau ditawarkan merespon perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Elastisitas
harga, elastisitas silang, dan elastisitas pendapatan dari permintaan merupakan tiga variabel utama
yang akan dibahas pada bagian ini. Derajat kepekaan atau respon terhadap perubahan kuantitas
atau kualitas barang yang dibeli sebagai akibat dari perubahan faktor-faktor yang
mempengaruhinya adalah diukur dengan menggunakan konsep atau alat elastisitas permintaan.

A. PENGERTIAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Elastisitas permintaan adalah ukuran perubahan jumlah barang yang diminta (jumlah
barang yang ingin dibeli pembeli) sebagai respons terhadap perubahan harga barang. Pada
umumnya jika harga suatu barang naik, keinginan pembeli untuk membeli barang tersebut akan
berkurang. Namun, perubahan ini bervariasi dalam derajat: Permintaan akan turun drastis untuk
beberapa barang jika harganya naik sedikit saja, tetapi pembeli akan tetap bersedia membelinya
meskipun harganya naik banyak. Selisih ini dikenal sebagai elastisitas dalam ilmu ekonomi. Secara
lebih ringkas, elastisitas permintaan menggambarkan persentase perubahan jumlah yang diminta
jika harga naik satu persen dan faktor lainnya tetap tidak berubah.

Derajat elastisitas atau kesadaran produk merupakan salah satu faktor terpenting dalam
proses produksi dan distribusi. Ini adalah salah satu faktor yang paling penting. Berikut ini adalah
bagaimana nilai koefisien elastisitas harus diinterpretasikan: komputer, misalnya, memiliki
koefisien elastisitas harga 5. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan komputer akan meningkat
atau menurun sebesar 5% untuk setiap 1% penurunan atau kenaikan komputer harga.Akibatnya,
kenaikan atau penurunan harga akan memiliki dampak yang lebih besar pada kuantitas yang
diminta. Ilustrasi lainnya adalah koefisien elastisitas makanan sebesar 0,2. Hal ini menunjukkan
bahwa permintaan akan naik atau turun sebesar 0,2% sebagai respons terhadap penurunan 1% atau
kenaikan harga sayuran. Oleh karena itu, persentase perubahan kuantitas yang diminta akan lebih
kecil daripada persentase perubahan harga.

Persentase perubahan jumlah yang diminta dari suatu barang yang disebabkan oleh
persentase perubahan harga barang itu sendiri, atau perubahan proporsional dalam jumlah yang
diminta dari suatu barang dibagi dengan perubahan harga yang proporsional, adalah elastisitas
harga permintaan, atau elastisitas harga. Koefisien elastisitas harga akan selalu negatif selama
harga dan jumlah yang diminta berbanding terbalik. Rumus elastisitas sering menyertakan tanda
negatif untuk menghindari nilai yang negatif.

Rumus elastisitas dapat ditulis sebagai berikut jika Q mewakili perubahan jumlah yang
diminta dan P mewakili perubahan harga, dan P dan Q mewakili harga awal:

ed = (ΔQ/Q) : (P/P)

atau ed =

(Q/P).P/Q)

Berikut ini adalah bagaimana nilai koefisien elastisitas seharusnya diinterpretasikan:


komputer, misalnya, memiliki koefisien elastisitas harga 5. Hal ini menunjukkan bahwa
permintaan komputer akan naik atau turun sebesar 5% jika harga komputer turun sebesar 1% atau
naik sebesar 1%.Akibatnya, kenaikan atau penurunan harga akan berdampak lebih besar pada
jumlah yang diminta. Ilustrasi lainnya adalah koefisien elastisitas makanan sebesar 0,2. Hal ini
menunjukkan bahwa permintaan akan naik atau turun sebesar 0,2% jika harga sayuran turun atau
naik sebesar 1%. Oleh karena itu, persentase perubahan jumlah yang diminta akan lebih kecil
daripada persentase perubahan harga.

Permintaan untuk barang tidak tahan lama, seperti komoditas pertanian, biasanya tidak
elastis, sedangkan umumnya elastis untuk barang industri tahan lama seperti mobil, televisi,
komputer, dan barang elektronik lainnya.Pengukuran Elastisitas harga Permintaan

Perhatikan gambar kurva permintaan berikut :


Elastisitas harga berdasarkan gambar di atas dapat dihitung sebagai berikut:

Perpindahan dari titik B ke titik A atau dari titik D ke titik C akan memberikan pengaruh
yang berbeda terhadap nilai elastisitas karena perbedaan basis yang digunakan. Rata-rata kedua
harga (PA + PB)/2 dan rata-rata kedua besaran ( QA + QB)/2 dihitung menggunakan perbedaan
nilai ini.

Sehingga diperoleh rumus elastisitas titik tengah A ke B sebagai berikut:

eA-B = (ΔQ/ΔP) . ((PA + PB)/2)) / ((QA + QB)/2)) atau

= ΔQ/ΔP) . ((PA + PB) / (QA + QB))

Elastisitas pergerakan dari A ke B atau sebaliknya dari B ke A dapat ditentukan dengan


menerapkan rumus sebelumnya, yaitu:

EB-A = -(-20/2) . ((8 +6)/(20 + 40)) = 2,33


Silakan coba hitung sendiri elastisitas untuk pergerakan lainnya, seperti pergerakan dari B ke C
atau B ke C, atau pergerakan sepanjang kurva permintaan..

Elastisitas penawaran adalah tindakan secara kuantitatif karena perubahaan nilai menjadi
perubahan jumlah yang diberikan. Dalam ilmu ekonomi elastisitas penawaran didefinisikan
sebagai derajat kepekaan jumlah penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri.
perubahan kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari persentase perubahan harga diukur
dengan elastisitas penawaran. Misalnya, koefisien elastisitas penawaran untuk suatu barang adalah
2 jika kuantitas yang ditawarkan meningkat sebesar 20% dan harga barang tersebut meningkat
sebesar 10%. Karena suatu bisnis biasanya tidak segera menawarkan semua produknya kepada
konsumen, melainkan terus beberapa produknya untuk dijual di masa depan (biasa disebut sebagai
stok barang), jumlah produk yang dipasok dalam jangka pendek berbeda dari jumlah barang yang
diproduksi. Namun, dalam jangka panjang, jumlah barang yang diproduksi dianggap sama dengan
total produk yang ditawarkan. Istilah ekonomi untuk jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh
produsen pada berbagai tingkat harga meliputi penawaran dan elastisitas penawaran. Berikut ini
adalah elastisitas lengkap penawaran:

Definisi elastisitas penawaran

Tingkat kepekaan penawaran barang terhadap harganya dikenal sebagai elastisitas


penawarannya. Perubahan dinyatakan sebagai persentase, yang menunjukkan sejauh mana
pergeseran harga mempengaruhi jumlah yang ditawarkan. Kemampuan beradaptasi penawaran
terhadap fluktuasi harga adalah istilah lain untuk elastisitas penawaran.

Hakikat elastisitas penawaran

Kuantitas jangka pendek barang yang diproduksi berbeda dari kuantitas barang yang
dipasok. Alasannya adalah bahwa perusahaan yang membuat barang biasanya tidak menjual semua
produknya secara langsung kepada pelanggan; sebagai gantinya, beberapa produknya disimpan di
gudang dan dijual kemudian melalui pengecer atau distributor.

Stok barang mengacu pada proses penyimpanan barang. Namun, jumlah barang yang dipasok sama
dengan jumlah yang diproduksi dari waktu ke waktu.
B. JENIS-JENIS ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Jenis-jenis elastisitas permintaan adalah sebagai berikut:

1. Permintaan Elastis

Dalam ilmu ekonomi, elastisitas permintaan juga dikenal sebagai elastisitas harga
permintaan adalah ukuran hubungan antara perubahan harga suatu barang dan perubahan jumlah
barang yang diminta. Secara umum, keinginan konsumen untuk membeli barang akan berkurang
jika harganya naik.

2. . Permintaan Inelastis permintaan inelastis adalah kondisi di mana konsumen kurang menerima
perubahan harga. Misalnya, konsumen akan terus membeli beras meskipun harganya naik
karena merupakan salah satu kebutuhan mendasar mereka.

3. Permintaan Elastis Uniter/Normal

Permintaan yang koefisien elastisitas permintaannya tepat satu disebut permintaan elastis
kesatuan. Jika perubahan jumlah barang yang diminta sebanding dengan perubahan harga, ada
elastisitas permintaan uniter

4. Permintaan Elastis Sempurna

Permintaan dengan elastisitas sempurna adalah permintaan yang koefisien elastisitas


permintaannya tidak terbatas. Ketika jumlah yang diminta berubah meskipun harga tidak berubah,
terjadi elastisitas permintaan yang sempurna.

5. Permintaan Inelastis sempurna

Istilah "tidak elastis sempurna" mengacu pada situasi di mana setiap fluktuasi harga barang
atau jasa, seperti beras, tidak akan berpengaruh pada permintaan barang atau jasa tersebut.

Jenis-jenis elastisitas penawaran adalah sebagai berikut:

1. Penawaran Elastis

Kualitas yang ditawarkan melebihi perubahan harga ini disebut penawaran elastis setelah
perubahan harga sebesar x persen, ada perubahan penawaran yang lebih besar dari x persen.
Jumlah produk yang tersedia dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan harga.
Secara matematis, elastisitasnya adalah %Qd > %P.Barang-barang industri yang produksinya
mudah naik atau turun, seperti mobil mewah, memiliki penawaran yang elastis atau sensitif
terhadap harga.

2. Penawaran Inelastis

Perubahan harga lebih kecil dari perubahan jumlah yang ditawarkan, ini disebut penawaran
elastis, atau E1.Perubahan penawaran kurang dari X persen mengikuti perubahan harga X persen.
Persamaan matematis untuk penawaran inelastis adalah % Qs %P.

Penawaran inelastis terjadi pada barang-barang hasil pertanian seperti Beras, gandum, dan
produk pertanian lainnya yang menjadi kebutuhan pokok tunduk pada penawaran yang tidak elastis
karena sulit untuk menambah atau mengurangi produksi dalam jangka pendek.

3. Penawaran Normal/Unitary

Istilah "penawaran normal" (kesatuan) dengan notasi "E = 1" biasanya mengacu pada
barang sekunder seperti lemari es dan televisi.E = 1 menunjukkan bahwa perubahan harga sama
dengan perubahan jumlah yang ditawarkan.Perubahan penawaran sebesar X persen mengikuti
perubahan harga sebesar X persen. Penawaran ini dapat terjadi pada berbagai barang dan pada
waktu tertentu (secara kebetulan), maupun pada barang kebutuhan sekunder. Apabila perubahan
harga memiliki pengaruh yang sebanding dengan perubahan dalam jumlah barang yang dipasok,
jenis penawaran ini terjadi.

Secara matematis, penawaran normal atau kesatuan adalah %Qd = %P. Sulit untuk
menemukan penawaran elastis proporsional atau elastis uniter ini dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan jika itu terjadi secara kebetulan, ini tidak akan sering terjadi.

4. Penawaran Elastis Sempurna

Penawaran elastis sempurna adalah penawaran tanpa perubahan harga dan perubahan
penawaran sebesar X persen. Artinya, penawaran berubah sebesar X persen ketika harga tidak
berubah. E= adalah notasi untuk penawaran yang elastis sempurna, dan adalah digunakan untuk
barang-barang umum seperti gandum dan minyak di semua negara.
5. Penawaran Inelastis Sempurna

Kebutuhan hidup yang paling mendasar, seperti tanah dan air minum, biasanya memiliki
persediaan yang tidak elastis sempurna. Notasi penawaran ini adalah E = 0. Jika persentase
perubahan harga adalah X dan perubahan penawaran adalah nol (tidak ada), penawaran ini akan
dibuat. Artinya penawaran tidak akan berubah jika harga berubah sebesar X persen. Penawaran ini
sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari karena jumlah yang ditawarkan tetap, meskipun
harganya berubah. Kegiatan ekonomi yang berlangsung dalam suatu masyarakat berhubungan
dengan elastisitas penawaran. Ada elastisitas karena penjual dan pembeli secara ekonomi
terhubung satu sama lain. Karena permintaan dan penawaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
ekonomi, elastisitas akan selalu ada.

C. FAKTOR-FAKTOR PENENTU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Faktor penentu elastisitas permintaan

Kemampuan dan kemauan konsumen untuk menunda konsumsi atau mencari barang
substitusi (pengganti) pada saat harga berubah merupakan faktor utama yang menentukan
elastisitas permintaan. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat dikaji mengenai kapasitas atau
kesediaan ini:

1. Ketersediaan barang pengganti

Semakin banyak barang substitusi yang tersedia, permintaan akan cenderung semakin
elastis, .Karena pembeli dapat membeli barang tambahan meskipun harganya hanya berubah
sedikit, permintaan cenderung lebih elastis dengan semakin banyak alternatif yang ada. Efek
substitusi, juga dikenal sebagai ini, memiliki dampak yang signifikan terhadap elastisitas.
Permintaan cenderung tidak elastis dan efek substitusi berkurang ketika tidak ada pengganti yang
cocok.

2. Persentase dari pendapatan pembeli

Elastisitas cenderung lebih tinggi ketika harga suatu barang diukur sebagai persentase dari
pendapatan pembeli karena pembeli akan lebih berhati-hati saat membeli barang tersebut. Efek
pendapatan adalah nama yang diberikan untuk efek signifikan ini.
Permintaan biasanya tidak elastis untuk harga murah barang.

3. Kebutuhan

Semakin penting kebutuhan akan suatu barang, konsumen akan membeli suatu barang
berapapun harganya, permintaan cenderung tidak elastis sebanding dengan kepentingan barang
tersebut. Obat insulin untuk mereka yang membutuhkan adalah salah satu contohnya.

4. Durasi

. Karena konsumen punya waktu dan mau mengubah kebiasaan konsumsinya, elastisitas
biasanya akan meningkat dari waktu ke waktu. Misalnya, konsumen akan terus membeli bahan
bakar minyak (BBM) dalam jumlah yang sama meskipun lebih mahal. Tetapi jika harga tetap tinggi
selama lama-lama, orang akan mencari cara untuk mengurangi pemakaian bahan bakar, seperti
naik angkutan umum atau membeli mobil yang hemat bahan bakar.

5. Loyalitas merek

Karena loyalitas merek, permintaan menjadi tidak elastis dan kurang sensitif terhadap fluktuasi
harga. Loyalitas ini dapat dihasilkan dari kebiasaan atau hambatan untuk beralih merek.

6. Pembayar

Permintaan cenderung tidak elastis ketika pembelian dibayar oleh pihak lain, seperti biaya
resmi yang ditanggung oleh perusahaan atau pemerintah..

7. Barang yang adiktif

Produk yang membuat ketagihan atau berpotensi menyebabkan kecanduan biasanya


memiliki permintaan yang tidak elastis karena konsumen yang kecanduan akan "dipaksa" untuk
membelinya, berapa pun harganya berubah. Contohnya termasuk heroin, alkohol, dan rokok.

8. Luasnya definisi barang yang diukur

Definisi item yang diukur menentukan nilai elastisitasnya. Misalnya, definisi sempit menu
makanan restoran memiliki elastisitas tinggi karena banyaknya substitusi (jenis makanan lain atau
restoran lain), sedangkan definisi luas, yang mengukur makanan secara umum, memiliki elastisitas
yang rendah karena tidak adanya substitusi.
Faktor penentu elastisitas penawaran

Elastisitas penawaran sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

1. Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.

Biaya dan kapasitas produksi adalah inti dari hal ini. Jika salah satu dari berikut ini terjadi,
pasokan biasanya tidak elastis.:

– Dibutuhkan banyak uang untuk memproduksi lebih dari apa yang sudah tersedia. Misalnya,
jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomi dan biaya rata-rata rendah, menambahkan satu
unit akan menaikkan biaya rata-rata dan menempatkan produksi pada skala yang tidak
menguntungkan.

– Atau kapasitas produksi telah habis sepenuhnya, yang mengharuskan pembelian pabrik
atau mesin baru, yang akan memerlukan investasi yang signifikan. Sementara itu, jika yang terjadi
sebaliknya, pasokan biasanya akan fleksibel.

2. Jangka waktu analisis.

Ada tiga cara waktu analisis mempengaruhi elastisitas penawaran:

– Waktu yang sangat singkat. Karena penjual dan produsen tidak dapat meningkatkan
pasokan mereka dalam waktu yang sangat singkat, penawaran menjadi tidak elastis sama sekali.

– Jangka pendek.Dalam jangka pendek, kapasitas produksi tidak dapat ditingkatkan, tetapi
perusahaan masih dapat menggunakan faktor-faktor produksi yang ada untuk meningkatkan
produksi dengan kapasitas yang tersedia. Oleh karena itu, penawaran bersifat inelastis dan hanya
dapat meningkat dengan persentase kecil.

– Jangka panjang. Dalam jangka panjang, lebih mudah untuk meningkatkan produksi dan
pasokan barang, sehingga pasokan lebih fleksibel.

3. Stok persediaan.

Fleksibilitas persediaan meningkat seiring dengan ukuran. Ini karena persediaan yang ada
memungkinkan produsen untuk memenuhi permintaan yang meningkat dengan cepat.

4. Kemudahan substitusi faktor produksi/input


Penawaran lebih elastis jika tenaga kerja dan mesin (atau modal lainnya) lebih banyak
Produsen lebih mudah beradaptasi dengan pergeseran permintaan ketika modal dan tenaga kerja
lebih fleksibel dalam mobilitasnya. Hal ini disebabkan oleh kemampuan beradaptasi yang lebih
besar dari modal dan tenaga kerja , yang dapat ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan yaitu sebagai berikut:

1.Faktor jenis barang

Sifat permintaan jenis barang adalah inelastis (perubahan harga lebih besar daripada
perubahan permintaan) ketika digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar atau primer. Apa yang
terjadi? karena orang akan terus membelinya untuk bertahan hidup meskipun harga naik. Beras
adalah salah satu contoh produk semacam itu. Namun, sifat permintaan suatu barang adalah elastis
jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier (mewah) (perubahan harga lebih
kecil daripada perubahan permintaan). Apa yang terjadi ?Karena masyarakat akan menunda
permintaannya dan menunggu harga turun lagi jika melihat harga yang berubah, seperti naik.
Ambil contoh perhiasan emas.

2. Keberadaan barang subtitusi atau pengganti

Mengapa ketersediaan barang substitusi mempengaruhi elastisitas permintaan? Hal ini


disebabkan karena individu akan beralih membeli barang substitusi (B) jika harga barang (A) naik.
Akibatnya, permintaan barang A lebih elastis dari lebih banyak barang tersebut dapat digantikan
oleh barang lain. Sebaliknya, jika suatu barang tidak memiliki barang substitusi, permintaan
terhadap barang tersebut bersifat inelastis.

3.Faktor harga barang jika harga suatu produk harus dibayar untuk mematuhi keyakinan,
praktikatau kebiasaan tertentu. Orang akan tetap membeli barang-barang ini meskipun harganya
naik. Akibatnya, permintaan bersifat inelastis.

4.Frekuensi pembelian barang

.Jika cukup untuk membeli barang setahun sekali (seperti payung) atau setahun sekali
(seperti bantal atau guling), dan harga barang-barang tersebut tidak terlalu tinggi, maka permintaan
tidak akan terpengaruh secara signifikan oleh kenaikan harga.Mengapa?karena individu percaya:
Barang tersebut hanya dibeli setiap dua tahun sekali atau setahun sekali.Akibatnya, permintaan
tidak elastis.

5.Faktor keyakinan dan tradisi

Untuk mematuhi kepercayaan, adat, dan tradisi tertentu, diperlukan sejumlah barang. Orang
akan tetap membeli barang-barang tersebut meskipun harganya naik. Akibatnya, permintaan
bersifat inelastis. 6.Faktor selera

Sifat permintaan tidak elastis ketika orang menginginkan sesuatu yang lebih dan lebih.
Namun, sifat permintaan berubah ketika nafsu makan menurun.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran yaitu sebagai berikut:

1. Jenis barang yang ditawarkan

Kecenderungan akan menghasilkan penawaran yang elastis jika produk tersebut dapat dibuat
kapan saja. Pabrik pakaian, misalnya, yang mampu terus berproduksi tanpa harus
mempertimbangkan musim. Dengan harapan dapat menghasilkan banyak uang, bisnis akan
meningkatkan kualitas produksinya jika harga produk sandang naik. Berbeda dengan sektor
pertanian yang ketersediaan produknya ditentukan oleh kondisi musiman dan harganya tinggi,
elastisitas penawaran cenderung lebih inelastis jika musim panen terjadi pada jam-jam tertentu.
waktu yang sama.

2. Sumber daya produksi

Hanya bisnis yang menggunakan mesin untuk memproses produk mereka yang dapat
melihat peningkatan pasokan dan persentase perubahan harga. Jika mereka terus mengandalkan
tenaga manusia, seperti industri kerajinan, penawaran tidak dapat ditingkatkan meskipun harga
pasar naik karena produsen memiliki produksi terbatas. Akibatnya, penawaran menjadi tidak
elastis. Ketidakelastisan pasar juga dapat disebabkan oleh sumber daya lain seperti ketersediaan
bahan produksi, selain tenaga kerja. Ketika bahan produksi suatu produk sulit didapat, maka
persediaan terbatas.

3. Banyaknya produsen yang bermain di pasar tersebut


Semakin tinggi penawaran untuk produk, semakin mudah untuk ditemukan di pasar, dan
semakin banyak produsen yang memproduksi barang yang sama. Istilah "penawaran elastis"
digunakan untuk menggambarkan keadaan ini. Namun, inelastisitas penawaran berarti persentase
peningkatan pasokan tidak bisa terlalu besar jika hanya ada beberapa atau bahkan dua produsen.

4. Terjadi penimbunan barang

Produsen dapat menimbun produk dengan harapan menghasilkan lebih banyak uang jika
permintaan atau harga produk naik. Karena terbatasnya jumlah penawaran produk yang ditawarkan
oleh produsen, harga produk ini akan naik jika mereka dipertahankan.

5. Kemampuan produksi perusahaan

Jenis penawaran bersifat elastis jika produsen telah melepas penawaran produk ke pasar
yang belum mencapai kapasitas produksi maksimum perusahaan. Hal ini dikarenakan produsen
masih dapat meningkatkan produksi pada saat harga naik secara signifikan. Namun karena
perusahaan tidak mampu menambah jumlah produk di pasar, maka akan terjadi inelastis supply
jika kapasitas produksi dimaksimalkan dan tidak dapat ditingkatkan.

D. HUBUNGAN ELASTISITAS PERMINTAAN DENGAN USAHA MIKRO, KECIL


DAN MENENGAH (UMKM) JAWA TIMUR

Dari tahun ke tahun, perkembangan ekonomi saat ini sangat pesat. Khususnya Jawa, salah satu
pulau yang perkembangannya jauh lebih cepat dari beberapa pulau lain. Di pulau Jawa, ini juga
merupakan provinsi yang relatif cepat di provinsi Jawa Timur. .Selanjutnya, kali ini saya akan
membuat sebuah buku harian yang akan membahas tentang fleksibilitas bunga untuk barang
dagangan yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan akan berhubungan dengan kemajuan
usaha kecil, kecil dan menengah (UMKM). Bisa dikatakan demikian. UMKM berperan penting
dalam kemajuan perekonomian. Selain itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa UMKM (Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah) adalah usaha komersial yang dijalankan oleh perorangan atau badan hukum
yang memenuhi persyaratan. Usaha mikro: usaha dengan kekayaan kurang lebih 50 juta rupiah per
tahun yang dimiliki oleh perorangan atau badan usaha - Usaha kecil: usaha yang dimiliki oleh
orang perseorangan atau badan usaha tetapi tidak ot cabang independen perusahaan dan
menghasilkan antara 300 juta dan 2,5 miliar rupiah pendapatan tahunan, dengan aset sekitar 50
juta dan 500 juta rupiah. Bisnis menengah: bisnis yang didirikan oleh individu untuk badan usaha
yang berbeda dalam hal aset dan omset, dengan aset dimiliki mulai dari 500 juta hingga 10 miliar
rupiah dan omset mencapai lebih dari 2,5 miliar hingga 50 miliar rupiah per tahun untuk usaha
kecil, yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan besar.

Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Timur salah satu provinsi di pulau
Jawa, pada tahun 2016 berjumlah kurang lebih 6.825.931 yang tersebar di seluruh kabupaten dan
kota di Jawa Timur. sudah hampir mencapai 7 juta, berasal dari berbagai industri, antara lain
industri jasa dan industri pertanian. Mampu menampung tenaga kerja sebanyak 11.117.439 tenaga
kerja karena memiliki jumlah UMKM yang relatif tinggi. Bahkan lapangan kerja baru dapat
diciptakan olehnya. .Angka kemiskinan di Kota Sidoarjo mampu turun bahkan pada tahun 2017.
Kota Sidoarjo memiliki penduduk miskin keenam terendah di Jawa Timur, menurut data Badan
Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.Jika angkanya 6,23 persen. Mengikuti beberapa kota di Jawa
Timur, antara lain: Malang, Batu, Madiun, Surabaya, dan Mojokerto adalah kota-kotanya. Jawa
Timur merupakan salah satu provinsi dengan banyak UMKM karena tingkat kemiskinan yang
rendah di beberapa kotanya. dan mampu bersama mengembangkan UMKM secara
berkesinambungan dan mengurangi kemiskinan. Namun, membangun UMKM membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk perizinan. Selain itu, diperlukan dukungan dan fasilitasi pemerintah
dari semua aspek. Pembinaan peningkatan pengetahuan bisnis, permodalan, informasi, sumber
daya manusia yang efektif, dan keuangan diperlukan untuk memperluas peran perekonomian.
Meskipun secara tidak langsung dapat menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan
produkproduk baru secara tidak langsung,

Banyaknya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dapat meningkatkan
kebutuhan atau permintaan konsumen, mengakibatkan melonjaknya harga yang sesuai dengan
permintaan barang tersebut dan memungkinkan mereka bersaing dengan memasang iklan di semua
media. pasar akan memenuhi permintaan barang dari UMKM, sehingga penjualan meningkat dan
berpotensi mengurangi pengangguran.Modal dan lapangan kerja akan meningkat seiring dengan
peningkatan permintaan.Pendapatan akan meningkat seiring dengan permintaan barang dan jasa
karena permintaan meningkat.Karena Untuk kapasitasnya dalam menciptakan lapangan kerja,
UMKM memainkan peran penting dalam perekonomian. Selain itu, UMKM mampu menampung
tenaga kerja yang terus meningkat dan akan mengikuti inovasi ekonomi terbaru. membangun
UMKM yang lebih maju, sehingga secara tidak langsung mendidik seseorang tentang bagaimana
menjadi seorang wirausahawan. Namun, mereka belum memiliki kriteria pengembangan khusus
untuk perusahaan dalam hal ini. evor.Karena mampu berkonsentrasi pada bisnis, banyak yang terus
menggunakan peraturan yang disusun oleh bisnis individu dari berbagai instansi.

Selain itu, ada kelemahan yang signifikan untuk mendapatkan izin, termasuk waktu
pemrosesan yang lama yang diperlukan untuk operasi. Selain itu, mayoritas dari mereka yang
terjerat dalam keadaan ini adalah kelompok usaha kecil karena kurangnya wawasan dalam
mengelola bisnis, kurangnya permodalan, metode produksi yang masih dalam SOP, dan kurangnya
pemahaman tentang berbagai strategi pemasaran. Akibatnya, elastisitas permintaan yang saya
sebutkan sebelumnya menunjukkan bahwa ketika UMKM di provinsi Jawa Timur mengalami
pertumbuhan yang signifikan, permintaan juga akan meningkat. dengan harga yang dinilai
kompetitif. Namun demikian, masih banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
yang belum sepenuhnya memahami permintaan barang, harga barang, atau sektor pasar mana yang
harus digarap. dipasang agar dapat bersaing dengan apa yang diinginkan konsumen. Mereka juga
akan menghadapi persaingan produk domestik dan internasional karena permintaan konsumen dan
perkembangan zaman akan selalu berubah.

Daftar Pustaka
Permintaan, pengertian elastisitas. "nama: Nurfadillah Nim: 90500121053 kelas: Perbankan
syariah b elastisitas permintaan dan penawaran."
Siwu, H. F. D. (2021). Permintaan dan Penawaran Jasa Transportasi. Jurnal Pembangunan
Ekonomi Dan Keuangan Daerah, 19(2), 114-122.

Ali, N. N. (2022). Teori Elastisitas Permintaan dan Penawaran.

Oktafia, Rennyy.2017.Percepatan Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM) melalui Perkuatan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) di Jawa Timur

Jurnal Percpetan Pertumbuhan UKM.No.1:85-92

Rostiana, Endang, and Andika Reka Sagara. "Elastisitas permintaan tenaga kerja pada usaha
konveksi skala mikro dan kecil." Bina Ekonomi 22.1 (2018): 11-26.

Ekonomi, Pengantar Teori, ‘Bagian pertama : Pengantar ekonomi mikro’, 1998, 1–405

Anda mungkin juga menyukai