Anda di halaman 1dari 17

Universitas Pamulang Manajemen

.PERTEMUAN
KE-4
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan mampu :
4.1. Memahami Elastisitas Permintaan dan koefisien elastisitas permintaan;
4.2. Memahami Elastisitas permintaan sepanjang kurva permintaan
4.3. Memahami jenis Elastisitas Permintaan lainnya
4.4. Memahami Elastisitas Penawaran dan koefisien elastisitas permintaan;
4.5. Memahami Elastisitas Penawaran sepanjang kurva penawaran;
4.6. Memahami Aplikasi Konsep Elastisitas.

B. URAIAN MATERI:
4.1 Konsep Elastisitas
Apakah yang terjadi atas permintaan suatu barang apabila harga
mengalami penurunan sebanyak satu persen ? yang dapat dikatakan sekarang
ini adalah sesuai hukum permintaan, ia akan bertambah. Besarnya
pertambahan itu berbeda dari satu keadaan ke satu keadaan yang lain dan dari
satu barang ke barang yang lain. Pertambahan permintaan mungkin jauh
melebihi satu persen dan mungkin pula kurang dari satu persen. Apabila
perubahan harga yang kecil menimbulkan perubahan yang besar terhadap
jumlah barang yang diminta maka dikatakan bahwa permintaan barang tersebut
bersifat sangat responsif terhadap perubahan harga, atau permintaannya
elastis. Sebaliknya, apabila perubahan harga relatif besar tetapi permintaannya
tidak banyak berubah maka dikatakan bahwa permintaannya tidak elastis.
Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari,
adalah sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana responsifnya
permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan
satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya
pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini
dinamakan elastisitas permintaan. Perubahan harga juga menimbulkan akibat
yang berbeda terhadap jumlah penawaran berbagai barang. Ukuran kuantitatif
sebagai akibat perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang
ditawarkan dinamakan elastisitas penawaran.

1. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit
barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang
memperngaruhinya (ceteris paribus). Ada tiga faktor penting yang
empengaruhi permintaan terhadap suatu barang, yaitu harga barang itu
sendiri, harga barang lain dan pendapatan.
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut
elastisitas harga (Price elaticity of demand). Sedangkan elastisitas yang
dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (Cross

Teori Ekonomi Mikro 1


Universitas Pamulang Manajemen

elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas


pendapatan (income elasticity)

a) Elastisitas Harga Permintaan


Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu
barang. Barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.
Koefisien elastisitas permintaan harga adalah suatu angka penunjuk yang
menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang yang
diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga. Koefisisen
elastisitas permintaan harga dihitung dengan menggunakan rumus :

Misalkan harga berubah dari P menjadi P1 dan jumlah barang yang diminta
berubah dari Q menjadi Q1. Dengan permisalan ini rumus di atas dapat
dinyatakan sebagai berikut :

Dengan rumus tersebut sekarang dapatlah dihitung besarnya koefisien


elastisitas permintaan, atau dengan singkat elastisitas permintaan, apabila
diketahui besarnya perubahan harga dan perubahan jumlah yang diminta.
Untuk tujuan ini, perhatikanlah dua contoh soal berikut ini :

Kasus harga menurun


Misalkan kita ingin mengetahui besarnya koefisien elastisitas dari
permintaan beras. Didapati bahwa pada waktu harga beras adalah
Rp.10.000 sekilogram, jumlah beras yang dibeli konsumen adalah 20.000 kg
dan waktu harga Rp.9.000 sekilogram, beras yang diminta adalah 25.000 kg.
Dengan menggunakan rumus yang telah diterangkan dan dengan
menggantikan nilai-nilai diatas dalam rumus tersebut, dapatlah elastisitas
perimintaan beras dihitung. Nilai koefisien elastistias yang diperoleh adalah :

Ternyata nilai yang diperoleh adalah negatif. Ini merupakan keadaan


yang selalu akan terjadi. Nilai yang negatif disebabkan karena harga dan
jumlah barang yang diminta mengalami perubahan ke arah yang berbalikan.
Penurunan harga menaikan permintaan, manakala kenaikan harga

Teori Ekonomi Mikro 2


Universitas Pamulang Manajemen

menurunkan permintaan. Didalam menghitung koefisien elastisitas, tanda


negatif itu biasanya diabaikan. Berarti nilai koefisien elastisitas permintaan
beras diatas adalah 2,5. Nilai tersebut berarti bahwa perubahan harga
sebanyak 1 persen menimbulkan perubahan permintaan sebanyak 2,5
persen.

Kasus harga meningkat


Dalam perhitungan diatas dimisalkan bahwa harga engalami penurunan
dari Rp.10.000 enjadi Rp.9.000, oleh sebab itu permintaan telah bertambah
dari 20.000 kg menjadi 25.000 kg. Bagaimanakah kalau perubahan tersebut
dipandang dari sudut yang sebaliknya? Yaitu dimisalkan harga naik dari
Rp.8.000 menjadi Rp.10.000, dan oleh karenanya permintaan berkurang dari
25.000 kg menjadi 20.000 kg. Kalau perubahan harga dan permintaan
dipandang secara ini. Elastisitas permintaan beras adalah ?

Kesimpulan :
Perhitungan ini menunjukkan bahwa koefisien elastisitas adalah kedua
berbeda dengan yang pertama. Keadaan seperti itu adalah keadaan yang
akan selalu berlaku. Walaupun rumus dan cara perhitungan yang digunakan
dalam menentukan besarnya koefisien elastisitas adalah sama dengan
sebelumnya (bedanya hanyalah dilihat perubahan sebagai proses
penurunan harga dan sesudah itu proses kenaikan harga), perhitungan akan
mempengaruhi koefisien elastisitas yang berbeda. Jelaslah bahwa rumus
untuk menghitung koefisien tersebut kurang memuaskan. Oleh karena
kelemahan tersebut dibuatlah cara perhitungan elastisitas yang lain.

Cara menghitung koefisien elastisitas yang disempurnakan


Cara yang digunakan untuk memperbaiki kelemahan diatas adalah
dengan unggunakan titik tengah (nilai diantara sebelum perubahan dan
sesudah perubahan) daripada harga dan jumlah yang diminta. Kalau
dimisalkan harga berubah dari P menjadi P1 dan jumlah barang yang
diminta berubah dari Q menjadi Q1, berdasarkan kepada prinsip perhitungan
yang baru, rumus yang disempurnakan untuk mencari koefisien elastisitas
berubah menjadi seperti berikut :

Dengan menggunakan rumus diatas maka dihitung kembali koefisien


elastisitas permintaan beras.

Teori Ekonomi Mikro 3


Universitas Pamulang Manajemen

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai yang baru dari


koefisien elastisitas berada diantara dua angka yang dihitung dengan cara
yang terdahulu diterangkan. Rumus yang baru dinamakan rumus titik tengah
dan elastisitasnya dinamakan elastisitas arc.

b) Faktor – faktor yang Menentukan Elastisitas Harga


Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat elastisitas harga :
a. Tingkat Substitusi.
Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin inelastis.
Beras bagi masyarakat indonesia sulit dicari substitusinya. Karena itu
permintaan beras inelastis. Garam tidak mempunyai substitusi, oleh
karena itu permintaannya inelastis sempurna. Walaupun harganya naik
banyak, orang tetap tidak membelinya, dan seandainya harganya tutun
banyak, orang tidak lantas akan memborong garam.

b. Jumlah Pemakai
Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang makin
inelastis. Hampir semua suku bangsa di Indonesia mengonsummsi beras
sebagai makanan pokok. Ini penjelasan lain mengapa permintaan beras
di Indonesia, inelastis. Penjelasan ini sebenarnya menunjukkan bahwa
elastisitas harga dipengaruhi oleh pokok tidaknya suatu barang bagi kita.

c. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.


Bila proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen besar,
maka permintaan cenderung lebih elastis. Contohnya adalah gara dan
TV, meskipun harga garam naik 50% kenaikan tersebut mungkin hanya
Rp.1.000 yang merupakan bagian sangat kecil dari pendapatan sebagian
besar keluarga. Sebaliknya, kenaikan harga TV sebesar 5% dalam jumlah
nominal uang bisa Rp.125.000 dan cukup menyebabkan sejumlah
keluarga menunda pebeliannya sampai tahun depan.

d. Jangka waktu
Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh
terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah
barangnya durabel atau nondurabel.

c) Macam-macam Kurva Permintaan


Permintaan disebut elastis jika elastisitasnya lebih besar dari 1, yang
artinya jumlah berubah lebih besar daripada harga. Permintaan disebut

Teori Ekonomi Mikro 4


Universitas Pamulang Manajemen

inelastis ketika elastisitasnya kurang dari 1, yang artinya jumlah berubah


lebih kecil daripada harga. Jika elastisitasnya sama dengan 1, jumlah
berubah sama besar dengan perubahan harga, dan permintaan disebut
memiliki elastistas unit.
Karena elastisitas harga permintaan mengukur berapa besar perubahan
jumlah permintaan terhadap perubahan harga maka elastisitas berkaitan erat
dengan kemiringan kurva permintaan. Semakin landai kurva permintaan
yang melewati suatu titik maka semakin besar elastisitas harga permintaan.
Semakin curam kurva permintaan yang melewati sebuah titik maka semakin
kecil elastisitas harga permintaan.
Figur 1 menggambarkan lima kasus. Pada kasus ekstrem dimana
elastisitas bernilai nol seperti pada panel (a), permintaan disebut inelastis
sempurna dan kurva permintaan berbentuk garis vertikal. Dalam hal ini,
berapa pun perubahan harga, jumlah permintaan tetap. Ketika elastisitas
meningkat, kurva permintaan akan semakin landai, seperti pada panel (b),
(c), dan (d). Titik ekstrim lain ditunjukkan pada panel (e), yaitu permintaan
yang elastis sempurna. Hal ini terjadi ketika elastisitas harga permintaan
mendekati tidak terhingga dan kurva permintaan berbentuk garis horizontal,
mencerinkan kenyataan bahwa perubahan sangat kecil dalam harga
menyebabkan perubahan besar dalam jumlah permintaan.

(a) Permintaan Inelastis Sempurna : Elastisitas = 0

Harga
Permintaan

4
Kenaikan
dalam harga

0 100 Jumlah
Menyebabkan jumlah permintaan tidak berubah

Teori Ekonomi Mikro 5


Universitas Pamulang Manajemen

(b) Permintaan Inelastis Sempurna : Elastisitas < 1


Harga

4
Kenaikan Permintaan
22% dalam
harga

0 90 100 Jumlah

Menyebabkan penurunan 10% dalam jumlah permintaan

(c) Elastisitas Permintaan Unit : Elastisitas = 1


Harga

4
Kenaikan Permintaan
22% dalam
harga

0 80 100 Jumlah

Menyebabkan penurunan 20% dalam jumlah permintaan

(d) Permintaan Elastis : Elastisitas > 1


Harga

4
Kenaikan Permintaan
22% dalam
harga

0 50 100 Jumlah

Menyebabkan penurunan 50% dalam jumlah permintaan

Teori Ekonomi Mikro 6


Universitas Pamulang Manajemen

(e) Permintaan Elastis Sempurna : Elastisitas = ∞


Harga
Jika harga diatas 4, jumlah
permintaan tidak terbatas

4 Permintaan
Jika harga tepat 4, maka
konsumen akan melakukan
permintaan terus menerus.

0 Jumlah

Jika harga dibawah 4 maka jumlah permintaan tidak meningkat

Gambar 4.1 (a-e)


Elastisitas Harga Permintaan

d) Contoh Kurva Elastisitas Permintaan


Dalam satu kurva yang berbentuk garis lurus, koefisien elastisitasnya
adalah berbeda-beda diberbagai tingkat harga. Dalam tabel 4.1 dihitung
koefisien elastisitas permintaan untuk empat perubahan harga yang berikut :
▪ Apabila harga berubah dari Rp.16.000 menjadi Rp.12.000 (keadaan I)
▪ Apabila harga berubah dari Rp.12.000 menjadi Rp.8.000 (keadaan II)
▪ Apabila harga berubah dari Rp.8.000 menjadi Rp.4.000 (keadaan III)
Dalam perhitungan tersebut digunakan rumus yang telah
disempurnakan, yaitu rumus titik tengah. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa untuk setiap keaadaan diatas nilai koefisien elastisitas permintaan
adalah berbeda, yaitu nilainya keadaan I=0,34; keadaan II = 0,2; dan
keadaan III 0,15.
Tabel 4.1
Daftar Permintaan terhadap Jagung
Jumlah
Harga Keadaan
yang Koefisien Elastisitas
(Rupiah) Permintaan
diminta
16.000 400
I
12.000 800
II
8.000 1.200
III
4.000 1.600

Teori Ekonomi Mikro 7


Universitas Pamulang Manajemen

16.000 Ed = 0,34 (Keadaan I)

12.000 Ed = 0,2 (Keadaan II)

8.000 Ed = 0,15 (Keadaan III)

4.000

400 800 1.200 1.600

Gambar 4.2
Kurva Permintaan dan Koefisien Elastisitas Permintaan Jagung

Perhitungan ini menunjukkan bahwa sepanjang kurva permintaan garis


lurus, nilai elastisitas permintaannya berbeda. Jelas terlihat bahwa pada
bagian yang lebih tinggi, nilai koefisien elastisitas permintaan adalah lebih
besar.

e) Jenis Elastisitas Permintaan Yang Lain


Konsep elastisitas selain disebabkan oleh perubahan harga, permintaan
juga dapat berubah oleh dua faktor yaitu pengaruh perubahan harga barang
lain dan pendapatan pembeli.
i. Elastisitas Permintaan Silang (Cross Elasticity)
Elastisitas permintaan silang adalah koefisien yang menunjukkan
sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang
apabila terjadi perubahan terhadap barang lain.

Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec


> 0, X merupakan substitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabkan harga
relatif X lebih murah, sehingga permintaan terhadap X meningkat.
Misalkan bila harga daging ayam naik, maka permintaan tergadap daging
sapi akan menignkat (ceteris paribus), karena sekarang daging sapi relatif
menjadi lebih murah dibanding harga daging ayam (meskipun secara
nominal masih lebih mahal).
Nilai Ec < 0 menunjukkan hubungan X dan Y adalah komplementer.
X hanya bisa digunakan bersama-sama Y. Penambahan atau
pengurangan terhadap X, menyebabkan penambahan atau pengurangan

Teori Ekonomi Mikro 8


Universitas Pamulang Manajemen

terhadap Y. Kenaikan harga Y menyebabkan permintaan terhadap Y


menurun, yang menyebabkan perintaan terhadap X ikut menurun.
Misalkan, bila harga BBM naik (Ceteris Paribus), maka dapat diduga
permintaan terhadap mobil akan berkurang.

ii. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)


Elastisitas Pendapatan adalah koefisien yang menunjukkan sampai
dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang sebagai
akibat dari perubahan pendapatan pembeli.

Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan


eningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatannya
makin besar. Barang denga Ei > 0 merupakan barang normal (normal
goods). Bila nilai Ei antara 0 – 1, barang tersebut merupakan kebutuhan
pokok (Essential Goods). Barang dengan nilai Ei > 1 merupakan barang
mewah (luxury Goods).ada barang dengan Ei < 0. Permintaan terhadap
barang tersebut justru menurun pada saat pendapatan nyata meningkat.
Barang ini disebut Barang inferior.

2. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (Es) adalah angka yang menunjukkan berapa
persen jumlah barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah
satu persen. Elastisitas penawaran juga dapat dikaitkan dengan faktor-faktor
atau variabel-variabel lain yang dianggap mempengaruhinya, seperti tingkat
bunga, tingkat upah, harga bahan baku dan harga bahan lainnya.

a) Elastisitas Harga Penawaran


Hukum penawaran menyatakan bahwa semakin tinggi harga, semakin
banyak pula jumlah penawaran barang. Elastisitas harga penawaran (Price
elasticity of supply) mengukur berapa besar perubahan jumlah penawaran
barang ketika terjadi perubahan harga. Penawaran suatu barang dikatakan
elastis jika jumlah penawaran berubah cukup besar terhadap perubahan
harga. Penawaran dikatakan inelastis jika jumlah penawaran berubah tidak
terlalu besar terhadap perubahan harga.
Elastisitas harga penawaran bergantung pada fleksibilitas penjual untuk
engubah jumlah barang yang diproduksinya. Misalnya, tanah di pesisir
pantai memiliki penawaran yang inelastis karena hampir tidak mungkin untuk
memproduksinya lagi. Sebaliknya, barang buatan pabrik, seperti buku, mobil
dan televisi, memiliki penawaran yang elastis karena perusahaan yang
memproduksi barang-barang itu dapat beroperasi lebih lama sebagai reaksi
dari kenaikan harga.

Teori Ekonomi Mikro 9


Universitas Pamulang Manajemen

Sebagai contoh, kenaikan harga susu dari $2,85 ke $3,15 per liter
meningkatkan jumlah produksi susu yang dihasilkan oleh petani susu dari
9.000 ke 11.000 liter per bulan. Dengan memakai metode titik tengah, kita
akan menghitung persentase perubahan harga sebagai berikut :
• Persentase perubahan harga = (3,15 – 2,85)/3,00 x 100 = 10 persen
Sama halnya, kita menghitung persentase perubahan jumlah penawaran,
sebagai berikut :
• Persentase perubahan jumlah penawaran = (11.000 – 9.000) / 10.000 x
100 = 20 persen.
Dalam hal ini, elastisitas harga penawaran adalah :
• Elastisitas harga penawaran = 20 persen / 10 persen = 2
Dalam contoh ini, elastisitas sebesar 2 menunjukkan fakta bahwa jumlah
penawaran berubah dua kali perubahan harga.

b) Faktor – faktor Yang Menentukan Elastisitas Penawaran


a. Jenis Produk
Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab produsen
tidak mampu memberikan respons yang cepat terhadap perubahan
harga. Jika harga beras naik 10%, petani harus menanam dahulu dan
baru 3-4 bulan kemudian dapat memanen hasil. Sementara kurva
penawaran produk industri umumnya elastis, sebab mampu merespons
cepat terhadap perubahan harga. Bila harga tekstil meningkat, pabrik
tekstil akan memperpanjang jam kerja mesin, menambah pekerja harian
atau memberikan kesempatan lembur.
b. Sifat Perubahan Biaya Produksi
Penawaran akan bersifat inelastis bila kenikan penawaran hanya dapat
dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang cuup tinggi. Bila penawran
dapat ditambahkan dengan pengeluaran biaya tambahan yang tidak
terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis. Apakah biaya produksi
akan meningkat dengan cepat atau lambat apabila produksi ditambah,
tergantung pada beberapa faktor, antara lain :
1) Tingkat penggunaan kapasitas perusahaan. Apabila kapasitasnya
telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru harus dilakukan
untuk enambah produksi. Dala keadaan ini kerva penawaran akan
menjadi inelastis.
2) Kemudahan memperoleh faktor-faktor produksi. Penawaran akan
menajdi inelastis apabila faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk
menaikkan produksi sulit diperoleh.
c. Jangka Waktu
Jangka waktu juga dapat mempengaruhi besarnya elastisitas penawaran,
yaitu jangka pendek, jika dimensi waktunya satu tahun atau kurang dan
jangka panjang jika lebih dari satu tahun.

Teori Ekonomi Mikro 10


Universitas Pamulang Manajemen

c) Macam-macam Kurva Penawaran


Karena elastisitas harga penawara mengukur seberapa responsif jumlah
penawaran terhadap harga, hal ini terlihat dalam bentuk kurva penawaran.
Gambar 4.3 menunjukkan lima kasus. Dalam kasus pertama pada panel (a),
elastisitas adalah nol dan disini penawaran inelastis sempurna dan kurva
penawaran adalah garis lurus. Dalam hal ini, jumlah penawaran sama
berapa pun harganya. Ketika elastisitas meningkat, kurva penawaran
penawaran semakin landai, yang menunjukkan jumlah penawaran lebih
responsif terhadap perubahan harga. Dalam kasus lain, seperti ditunjukkan
pada panel (e), penawaran elastisitas sempurna. Hal ini terjadi ketika
elastisitas harga penawaran menuju tidak terhingga dan kurva penawaran
berbentuk garis horizontal, yang berarti perubahan yang sangat kecil dalam
harga menyebabkan perubahan yang sangat besar dalam jumlah
penawaran.

(a) Penawaran Inelastis Sempurna : Elastisitas = 0

Harga
Penawaran

4
Kenaikan
dalam harga

0 100 Jumlah
Mengabaikan jumlah penawaran yang tidak berubah

(b) Penawaran Inelastis : Elastisitas < 1


Harga

Penawaran
5

4
Kenaikan
22% dalam
harga

0 100 110 Jumlah

Mempengaruhi Peningkatan Penawaran sebesar 10%

Teori Ekonomi Mikro 11


Universitas Pamulang Manajemen

(c) Penawaran Elastis Unit : Elastisitas = 1


Harga

5 Penawaran
4
Kenaikan
22% dalam
harga

0 100 125 Jumlah

Mempengaruhi Peningkatan Penawaran sebesar 25%

(d) Penawaran Elastis : Elastisitas > 1


Harga

5 Penawaran
4
Kenaikan 200
22% dalam
harga

0 100 200 Jumlah

Mempengaruhi Peningkatan Penawaran sebesar 100%

Teori Ekonomi Mikro 12


Universitas Pamulang Manajemen

(e) Penawaran Elastis Sempurna : Elastisitas = ∞


Harga
Pada harga berapapun
diatas 4, jumlah penawaran
tidak terbatas.

4 Penawaran

Pada harga tepat 4, produsen


akan melakukan penawaran pada
jumlah berapapun.

0 Jumlah
Pada hargadibawah 4,jumlah penawaran
adalah nol.

Gambar 4.3 (a-e)


Elastisitas Harga Penawaran

3. Aplikasi Konsep Elastisitas


a. Hubungan Elastisitas Harga, Permintaan Total dan Pendapatan
Marginal
Jika harga jual barang naik, dua kemungkinan ekstrem reaksi para
manajer. Kemungkinan pertama mereka panik, mengira kenaikan harga
menurunkan permintaan sehingga penerimaan turun. Kemungkinan
kedua mereka bergembira, mengira kenaikan harga akan menyebabkan
penerimaan meningkat. Sikap mana yang benar, sangat ditentukan oleh
angka elastisitas harga.
Untuk barang yang permintaannya inelastis, kenaikan harga 10%
akan menyebabkan penurunan permintaan lebih kecil daripada 10%,
sehingga penerimaan total atau total revenue (TR) meningkat. Atau dapat
dikatakan untuk barang yang permintaannya inelastis, pendapatan
marginal atau marginal revenue (MR) negatif. Barang yang
permintaannya elastis, kenaikan harga 10% menurunkan permintaan
lebih besar daripada 10%, akibatnya penerimaan total menurun. Dengan
kata lain MR positif. Barang yang elastisitas permintaannya unitari,
kenaikan harga 10% menurunkan permintaan sebesar 10% juga.
Akibatnya TR tidak berubah, atau MR sama dengan nol. Dengan cara
berpikir yang sama, kita dapat menyimpulkan apa yang terjadi jika harga
turun. TR dapat didefinisikan sebagai harga (P) dikalikan dengan jumlah
barang (Q) yang terjual. Sedangkan MR adalah tambahan penerimaan
yang disebabkan oleh bertambahnya satu unit barang yang terjual, atau
MR = ΔTR / ΔQ.

Teori Ekonomi Mikro 13


Universitas Pamulang Manajemen

Tabel 4.1
Hubungan antara Elastisitas Harga (Ep), Penerimaan Total (TR) dan
Penerimaan Marginal (MR)

Elastisitas Jika Harga Jika Harga naik Pendapatan


Harga Turun maka TR maka TR Marginal
Inelastis Turun Naik Negatif
Unitari Tetap Tetap Nol
Elastis Naik Turun Positif

Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa apabila permintaannya


inelastis, jika harga turun maka penerimaan total turun dan pendapatan
marginalnya negatif. Sedangkan apabila permintaannya elastis, jika harga
turun maka penerimaan total yang diterima perusahaan akan naik dan
MR nya positif.

b. Pergeseran Beban Pajak (Tax Incidence)


Jika pemerintah memutuskan mengenakan pajak untuk barang
margarine, pengenaan pajak dibebankan kepada produsen. Siapakah
yang diuntungkan? Sepintas tampaknya yang diuntungkan adalah
konsumen, karena beban pajak ditanggung oleh produsen.
Untuk menjawab pertanyaan diatas, kita harus memperhatikan sisi
permintaan dan penawaran. Di sisi penawaran, sebagai produk industri,
elastisitasnya relatif besar. Sementara di sisi permintaan, sebagai
alternatif utama dari minyak goreng, permintaannya relatif inelastis. Maka
distribusi beban pajak antara konsumen dan produsen adalah sebagai
berikut :
Harga
E1 S1
P1
S0
E0
P0

P2

0 Q1 Q0 Kuantitas
Margarine
Gambar
Kondisi keseimbangan awal 4.4 pajak adalah P0 dan Q0. Pajak sebesar T per unit
sebelum
Pergeseran Beban Pajak

Teori Ekonomi Mikro 14


Universitas Pamulang Manajemen

Besarnya penerimaan pajak adalah jumlah unit yang terjual dikalikan


T per unit sama dengan 0Q1(P1 - P2) atau sama dengan luas segi empat A
dan C. Bidang A dan C adalah bagian dari surplus konsumen dan surplus
produsen yang hilang dan masuk ke dalam kas pemerintah sebagai
penerimaan pajak. Berdasarkan luas bidang, maka produsen berhasil
menggeser sebagian besar beban pajak kepada konsumen (bidang A).
Jadi kebijakan di atas relatif merugikan konsumen.

c. Teori Cobweb (Sarang Laba-laba)


Teori cobweb menjelaskan tentang harga produk pertanian yang
menunjukkan fluktuasi tertentu dari musim ke musim. Penyebab fluktuasi
tersebut adalah reaksi yang terlambat (time lag) dari produsen (petani)
terhadap harga.
Misalkan, pada musim pertama (musim1) jumlah produk pertanian
yang dihasilkan sebanyak Q1. Kita telah engetahui bahwa barang hasil
pertanian merupakan barang non durabel (tidak tahan lama). Itulah
sebabnya jumlah Q1 tadi harus terjual habis pada musim itu juga dengan
harga P1 (berdasarkan kurva permintaan D). Untuk selanjutnya petani
mungkin sekali mendasarkan keputusannya untuk berproduksi pada
harga yang berlaku di pasar (P1), sehingga jumlah yang ditawarkan pada
musim berikutnya (musim 2) adalah sebanyak Q2 (sesuai dengan hukum
penawaran), dengan anggapan bahwa harga tetap pada P1. Namun
dengan jumlah sebanyak Q2 dipasar, maka harga yang terjadi pada
musim 2 adalah P2. Kemudian petani merencanakan berproduksi
sebanyak Q3 pada musim 3, berdasarkan harga yang berlaku (P2). Hasil
panen sebanyak Q3 ini akan menyebabkan harga naik menjadi P3.
Dengan harga P3 ini pulalah petani membuat rencana produksi sebanyak
Q4 pada musim 4, dan begitu seterusnya. Apabila proses ini terus
berlangsung, fluktuasinya akan semakin mengecil dan akhirnya terjadi
keseimbangan (equilibrium), dimana harga keseimbangannya Pe dan
jumlah yang diproduksi (dan dikonsumsi) sebanyak Qe. Pada tingkat ini
terjadi kestabilan. Dalam proses tersebut tingkat harga menunjukkan
fluktuasi (naik turun) dari satu musim ke musim berikutnya. Proses ini
dinamakan Cobweb atau sarang laba-laba, karena gambarnyameang
menyerupai sarang laba-laba.

Teori Ekonomi Mikro 15


Universitas Pamulang Manajemen

(a)
Harga
S

P1

P3

Pe
P4

P2

0 Q1 Q3 Q e Q4 Q2 Kuantitas Produk
Pertanian

Harga (b)

P1

P3

Pe
P4

P2

0 1 2 3 4 5 Musim

Gambar 4.5 (a-b)


Cobweb

Teori Ekonomi Mikro 16


Universitas Pamulang Manajemen

C. LATIHAN SOAL
Jawablah soal-soal berikut ini :
1. Jelaskan perbedaan dari ketiga pengertian berikut :
a. Elastisitas Permintaan Harga
b. Elastisitas Permintaan Silang
c. Elastisitas Permintaan Pendapatan
2. Jelaskan definisi dari elastisitas permintaan dan jelaskan secara singkat faktor
apa saja yang mempengaruhi elastisitas permintaan?
3. Jelaskan definisi dari elastisitas penawaran dan jelaskan secara singkat faktor
apa saja yang mempengaruhi elastisitas penawaran?
4. Jika elastisitas lebih besar dari 1, apakah permintaan bersifat elastis atau
inelastis? Jika elastisitas sama dengan nol, apakah permintaan bersifat elastis
sempurna atau inelastis sempurna?
5. Jelaskan aplikasi konsep elastisitas dan apakah yang dimaksud dengan teori
cobweb !

D. DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. Gregory. Euston Quah dan Peter Wilson. 2012. Principles of economics,
Volume 1. Edisi Asia. Jakarta : Salemba Empat.

Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2010. Teori Ekonomi Mikro, Suatu
Pengantar. Edisi Keempat. Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Sardjono, Sigit. 2009. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Surabaya : Tiga N.

Sukirno, Sadono. 2008. Mikro Ekonomi, Teori Pengantar, Edisi ketiga. Penerbit PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Teori Ekonomi Mikro 17

Anda mungkin juga menyukai