DOSEN PEMBIMBING :
Cornelia Dumarya Manik
Disusun Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN STRATA SATU
UNIVERSITAS PAMULANG
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah elastisitas.
Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran yakni apa yang akan terjadi terhadap
permintaan dan penawaran jika ada perubahan harga, seperti apa bentuk kurva dari masing
masing elastisitas, dan seberapa besar pengaruhnya. Dengan adanya pemahaman elastisitas
tersebut kita dapat mengukur sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan
kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga atau dengan
kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan dan penawaran terhadap
perubahan harga.
Makalah ini akan membahas mengenai elastisitas permintaan. Dalam analisis ekonomi secara
teori maupun dalam praktek sehari-hari sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh
mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Apabila perubahan harga yang
kecil menimbulkan perubahan yang besar terhadap jumlah barang yang diminta maka
dikatakan permintaan barang tersebut bersifat sangat responsif terhadap perubahan harga,
atau permintaannya adalah elastis. Sebaliknya, apabila perubahan harga relatif besar tetapi
permintaannya tidak banyak berubah maka dikatakanlah bahwa permintaannya tidak elastis.
Dari uraian di atas perlu dikembangkan suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan
sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran
ini dinamakan elastisitas permintaan. Elastisitas permintaan dibedakan menjadi tiga konsep
yaitu elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan pendapatan, dan elastisitas
permintaan silang. Dari ketiga konsep tersebut yang paling penting adalah elastisitas
permintaan harga.
1.3 Tujuan
2
4. Mengetahui faktor-faktor yang menentukan elastisitas permintaan
BAB II
PEMBAHASAN
Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang
berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar.
Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah permintaan atas sepeda motor
itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya adalah 2; dan barang tersebut
dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan
bahwa penurunan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar
2%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat
dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.
Misalnya, sejauh mana perubahan permintaan terhadap beras ketika harga beras berfluktuatif.
Bila masyarakat “tak peduli” dengan perubahan harga beras, itu artinya kebergantungan
masyarakat terhadap beras masih tinggi. Namun, bila naik turunnya harga beras sangat
berpengaruh pada permintaan, maka itu artinya masyarakat sudah tak terlalu bergantung lagi
pada beras. Mungkin, masyarakat sudah menemukan sumber energi lain yang tidak berasal
dari beras sehingga beras tak lagi menjadi bahan kebutuhan primer.
2. Bagi produsen, elastisitas permintaan adalah salah satu cara untuk mengukur bagaimana
sifat dari barang yang diproduksi.
3
Di daerah panas, kipas angin bukanlah barang mewah. Hal tersebut semakin dibuktikan
ketika harga kipas angin berubah, jumlah pemintaan terhadap kipas angin tak terlalu berubah.
Sebaliknya, di daerah pegunungan kipas angin bisa jadi adalah barang mewah karena
keberadaannya memang tak sepopuler di daerah panas. Sehingga, naik turunnya harga kipas
angin di daerah pegunungan, akan membawa pengaruh pada jumlah permintaannya.
Dari kasus sederhana tersebut, produsen bisa mengambil kebijakan untuk memperbanyak
menjual kipas angin di daerah panas daripada di daerah dingin. Hal ini berlaku juga bagi hal
yang lain - lain.
3. Bagi konsumen
Secara pribadi, konsumen bisa mengukur tingkat kemampuan finansialnya dari elastisitas
permintaan yang ia miliki. Bagi seseorang, fluktuasi harga AC tak terlalu bermasalah karena
dia memiliki kemampuan finansial yang cukup. Namun, bisa jadi hal tersebut tak berlaku
untuk yang lain. Oleh karena itu, elastisitas permintaan bisa mewakili individu untuk menilai
sejauh mana kemampuannya atau daya belinya. Semakin sensitif, maka daya belinya semakin
lemah karena itu artinya si konsumen baru akan “melirik” barang tersebut ketika harga sudah
murah. Sedangkan, semakin tidak sensitif, maka daya belinya semakin bagus karena
konsumen tak terlalu peduli dengan harga.
Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa
(konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam
bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen
perubahan harga.
Ep = P/Q . ΔQ/ΔP
Angka elastisitas harga bernilai negatif. Ep=2 mempunyai arti bila harga barang naik 1%,
permintaan terhadap barang itu turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga sebaliknya, semakin
besar nilai negatifnya semakin elastis permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih
besar dibanding perubahan harga. Angka Ep dapat disebut dalam nilai absolute. Ep=2 artinya
sama dengan Ep=-2.
4
Macam – Macam Angka Elastisitas Harga
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang
menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Misalnya, bila harga turun 10%
menyebabkan permintaan naik 20%. Contoh : barang mewah seperti mobil.
Ø Contoh kasus:
Diketahui bahwa harga barang X berubah dari Rp 100.000 menjadi Rp 150.000. Perubahan
harga tersebut menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta dari 200 menjadi 50.
Berapakah elastisitasnya?
Jawab:
Ed = 1,5 (memakai nilai mutlak sehingga tanda plus minus tak berpengaruh)
Perubahan permintaan lebih kecil daripada perubahan harga. Apabila harga naik 10%
menyebabkan permintaan barang turun sebesar misalnya 6%. Contoh : perubahan harga beras
Ø Contoh kasus:
Diketahui harga barang X naik dari Rp 250.000 menjadi Rp 300.000. Karena perubahan
tersebut, jumlah barang yang diminta pun juga berubah yaitu dari 50 ke 45. Berapakah
elastisitasnya?
Jawab:
Ed = 0,…… (memakai nilai mutlak sehingga tanda plus minus tak berpengaruh)
Berapapun jumlah barang yang diminta, harganya tetap. Elastisitas jenis ini hanya sebatas
teori karena pada kenyataannya tidak ada harga yang tetap saat permintaan berfluktuasi.
Harga pasti berubah saat permintaan berfluktuasi walau hanya sedikit.
5
Berapapun harga yang ada di pasaran, jumlah barang yang diminta cenderung tetap. Hampir
sama seperti inelastis, biasanya inelastis sempurna berlaku untuk barang- barang komoditi
internasional yang harganya sudah ditentukan secara internasional. Kopi, adalah salah satu
contohnya. Berikut ini grafiknya.
Jenis elastisitas yang terakhir adalah elastisitas uniter. Persentasi perubahan harga sama
dengan persentasi perubahan permintaan. Biasanya, elastisitas jenis ini terjadi pada barang-
barang sekunder. Lihat grafiknya di bawah ini:
Ø Contoh Soal:
Jawab:
Secara grafis tingkat elastisitas harga terlihat dari slope (kemiringan) kurva permintaan. Bila
kurva permintaan tegak lurus, permintaan inelastic sempurna (perfect inelastic), perubahan
harga, tidak memengaruhi jumlah barang yang diminta. Bila kurva sejajar sumbu datar,
permintaan elastic tak terhingga (perfect elastic), perubahan harga sedikit saja, menyebabkan
perubahan jumlah barang yang diminta tak terhingga besarnya. Permintaan dikatakan elastis
unitari (unitary elastic), bila slope kurvanya minus satu (kurvanya membentuk sudut 45°).
Dapat disimpulkan, semakin datar kurva permintaan, makin elastis permintaan suatu barang.
Elastissitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu. Konsep
elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya sehingga
mendekati nol. Tetapi konsep ini kurang akurat bila perubahan harga yang terjadi relatif
besar. Dalam kasus ini, lebih tepat bila diukur dengan elastisitas busur (arch elasticity), yang
mengukur elastisitas permintaan antara dua titik.
6
digambarkan oelah elastisitas silang. Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan
permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar 1%.
atau
Elastisitas pendapatan dikatakan tidak elastis apabila koefisien elastisitasnya adalah kurang
dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang kecil saja
terhadap jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan dinamakan elastis apabila perubahan
pendapatan menimbulkan pertambahan permintaan yang lebih besar daripada perubahan
pendapatan. Berbagai jenis makanan dan hasil pertanian mempunyai elastisitas pendapatan
yang kurang elastis, yaitu pertambahan permintaannya berkembang lebih lambat daripada
pertambahan pendapatan. Barang-barang tahan lama dan mewah adalah lebih elastis jika
dibandingkan dengan barang makanan dan pertanian.
a. Tingkat substitusi. Makin sulit mencari substitusi suatu barang permintaan makin
inelastis. Beras bagi masyarakat Indonesia sulit dicari substitusinya, karena itu permintaan
beras inelastis. Garam tidak ada substitusinya, oleh karena itu permintaanya inelastis
sempurna.
b. Jumlah pemakai. Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang makin
inelastis
c. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapat konsumen. Bila proporsi tersebur besar,
maka permintaan cenderung lebih elastis.
7
d. Jangka waktu. Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh
terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah barangnya durabel atau
nondurabel.
Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah
bersifat tidak elastis, karena jika harga naik para pemelinya sukr memperoleh barang
pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu
permintaannya tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dan jika harga turun
permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang pindah
dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Dari uraian di atas dapatlah dibuat rumusan
berikut: semakin banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastis sifat
permintaannya.
Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat
mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut/. Perhatikanlah sikap orang
dalam membeli barang-barang yang sangat murah harganya. Jika seseorang itu sudah
menyukai suatu jenis minuman ringan tertentu, kenaikan harga minuman tidak akan banyak
mempengaruhi permintaannya. Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang
agak mahal. Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu orang akan membandingkan harga
dari berbagai jenis barang yang diinginkan. Perbedaan harga dapat menyebabkan orang
membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang
lebih murah. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan
untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
8
c) Jangka waktu analisis.
Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat
permintaan suatu barang. Dalam jangka wakt yang singkat perminataan besifat lebih tidak
elastis karena perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh
permbeli. Oleh sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa
dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam jangka waktu
yang lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan
harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan
belakangan ini. Juga dalam jangka panjang barang pengganti mengalami perubahan dalam
mutu dan desainnya dan akan menyebabkan orang lebih mudah pindah kepada membeli
barang pengganti.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat
membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan
harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah
cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih
mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut, sehingga
permintaan menjadi elastic.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
9
faktor-faktor yang menentukan elastisitas Harga. Adapun faktor-faktor yang menentukan
Elastisitas Harga, antara lain: Tingkat substitusi, Jumlah pemakai, Proporsi kenaikan harga
terhadap pendapat konsumen, dan Jangka waktu.
Bukan hanya Elastisitas Harga yang mempunyai faktor penentu, tetapi Elastisitas permintaan
pun mempunyai faktor-faktor penentu. Adapun faktor-faktor yang menentukan Elastisitas
Permintaan, antara lain: Banyaknya barang pengganti yang tersedia, Persentasi pendapatan
yang dibelanjakan, Jangka waktu analisis, Produk mewah versus kebutuhan, dan Perubahan
harga.
Daftar Pustaka
http://sitikhoiria061.blogspot.com/2013/12/makalah-elastisitas-permintaan.html
http://purnamiap.blogspot.com/2014/09/makalah-elastisitas-permintaan.html
https://eziekim.wordpress.com/2010/06/08/about-economy-pt-3/
10