Anda di halaman 1dari 10

ELASTISITAS PENAWARAN

DOSEN PEMBIMBING :
Cornelia Dumarya Manik

Disusun Oleh:

Fitroh Amalia (181010504193)


Muhammad Akmal (181010506197)
Nur Rahmad Hidayat (181010504196)
Oky Ismawati (181010504144)
Putri Nor Rahmawati (181010504059)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN STRATA SATU
UNIVERSITAS PAMULANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah elastisitas.
Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran yakni apa yang akan terjadi terhadap
permintaan dan penawaran jika ada perubahan harga, seperti apa bentuk kurva dari masing
masing elastisitas, dan seberapa besar pengaruhnya. Dengan adanya pemahaman elastisitas
tersebut kita dapat mengukur sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan
kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga atau dengan
kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan dan penawaran terhadap
perubahan harga.

Makalah ini akan membahas mengenai elastisitas permintaan. Dalam analisis ekonomi secara
teori maupun dalam praktek sehari-hari sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh
mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Apabila perubahan harga yang
kecil menimbulkan perubahan yang besar terhadap jumlah barang yang diminta maka
dikatakan permintaan barang tersebut bersifat sangat responsif terhadap perubahan harga,
atau permintaannya adalah elastis. Sebaliknya, apabila perubahan harga relatif besar tetapi
permintaannya tidak banyak berubah maka dikatakanlah bahwa permintaannya tidak elastis.

Dari uraian di atas perlu dikembangkan suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan
sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran
ini dinamakan elastisitas permintaan. Elastisitas permintaan dibedakan menjadi tiga konsep
yaitu elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan pendapatan, dan elastisitas
permintaan silang. Dari ketiga konsep tersebut yang paling penting adalah elastisitas
permintaan harga.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian elastisitas permintaan?

2. Bagaimanakah manfaat mengetahui elastisitas permintaan?

3. Apa sajakah jenis-jenis elastisitas permintaan?

4. Bagaimanakah faktor yang menentukan elastisitas permintaan?

1.3 Tujuan

1. Memahami pengertian elastisitas permintaan

2. Mengetahui manfaat dari elastisitas permintaan dan pengaplikasiannya

3. Mengetahui jenis-jenis elastisitas permintaan

2
4. Mengetahui faktor-faktor yang menentukan elastisitas permintaan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di


mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ketika harga
sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik sedangkan
semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan
dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Ketika
elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap
barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat
dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga.

Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang
berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar.
Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah permintaan atas sepeda motor
itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya adalah 2; dan barang tersebut
dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan
bahwa penurunan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar
2%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat
dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.

B. Manfaat mengetahui Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan memiliki banyak manfaatnya, di antaranya adalah:

1. Bagi pemerintah, elastisitas permintaan bisa dipergunakan untuk mengukur sejauh


mana kebergantungan masyarakat terhadap komoditas tertentu

Misalnya, sejauh mana perubahan permintaan terhadap beras ketika harga beras berfluktuatif.
Bila masyarakat “tak peduli” dengan perubahan harga beras, itu artinya kebergantungan
masyarakat terhadap beras masih tinggi. Namun, bila naik turunnya harga beras sangat
berpengaruh pada permintaan, maka itu artinya masyarakat sudah tak terlalu bergantung lagi
pada beras. Mungkin, masyarakat sudah menemukan sumber energi lain yang tidak berasal
dari beras sehingga beras tak lagi menjadi bahan kebutuhan primer.

2. Bagi produsen, elastisitas permintaan adalah salah satu cara untuk mengukur bagaimana
sifat dari barang yang diproduksi.

3
Di daerah panas, kipas angin bukanlah barang mewah. Hal tersebut semakin dibuktikan
ketika harga kipas angin berubah, jumlah pemintaan terhadap kipas angin tak terlalu berubah.
Sebaliknya, di daerah pegunungan kipas angin bisa jadi adalah barang mewah karena
keberadaannya memang tak sepopuler di daerah panas. Sehingga, naik turunnya harga kipas
angin di daerah pegunungan, akan membawa pengaruh pada jumlah permintaannya.

Dari kasus sederhana tersebut, produsen bisa mengambil kebijakan untuk memperbanyak
menjual kipas angin di daerah panas daripada di daerah dingin. Hal ini berlaku juga bagi hal
yang lain - lain.

3. Bagi konsumen

Secara pribadi, konsumen bisa mengukur tingkat kemampuan finansialnya dari elastisitas
permintaan yang ia miliki. Bagi seseorang, fluktuasi harga AC tak terlalu bermasalah karena
dia memiliki kemampuan finansial yang cukup. Namun, bisa jadi hal tersebut tak berlaku
untuk yang lain. Oleh karena itu, elastisitas permintaan bisa mewakili individu untuk menilai
sejauh mana kemampuannya atau daya belinya. Semakin sensitif, maka daya belinya semakin
lemah karena itu artinya si konsumen baru akan “melirik” barang tersebut ketika harga sudah
murah. Sedangkan, semakin tidak sensitif, maka daya belinya semakin bagus karena
konsumen tak terlalu peduli dengan harga.

C. Jenis-jenis Elastisitas Permintaan

I. Elastisitas Harga (Price Elasticity Of Demand)

Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa
(konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam
bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen
perubahan harga.

Ep = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta

Persentase perubahan harga

Ep = P/Q . ΔQ/ΔP

Angka elastisitas harga bernilai negatif. Ep=2 mempunyai arti bila harga barang naik 1%,
permintaan terhadap barang itu turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga sebaliknya, semakin
besar nilai negatifnya semakin elastis permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih
besar dibanding perubahan harga. Angka Ep dapat disebut dalam nilai absolute. Ep=2 artinya
sama dengan Ep=-2.

4
 Macam – Macam Angka Elastisitas Harga

a. Elastis (Ed > 1)

Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang
menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Misalnya, bila harga turun 10%
menyebabkan permintaan naik 20%. Contoh : barang mewah seperti mobil.

Ø Contoh kasus:

Diketahui bahwa harga barang X berubah dari Rp 100.000 menjadi Rp 150.000. Perubahan
harga tersebut menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta dari 200 menjadi 50.
Berapakah elastisitasnya?

Jawab:

Ed = 1,5 (memakai nilai mutlak sehingga tanda plus minus tak berpengaruh)

b. Inelastis (Ed < 1)

Perubahan permintaan lebih kecil daripada perubahan harga. Apabila harga naik 10%
menyebabkan permintaan barang turun sebesar misalnya 6%. Contoh : perubahan harga beras

Ø Contoh kasus:

Diketahui harga barang X naik dari Rp 250.000 menjadi Rp 300.000. Karena perubahan
tersebut, jumlah barang yang diminta pun juga berubah yaitu dari 50 ke 45. Berapakah
elastisitasnya?

Jawab:

Ed = 0,…… (memakai nilai mutlak sehingga tanda plus minus tak berpengaruh)

c. Elastis Sempurna (Ed = tak terhingga)

Berapapun jumlah barang yang diminta, harganya tetap. Elastisitas jenis ini hanya sebatas
teori karena pada kenyataannya tidak ada harga yang tetap saat permintaan berfluktuasi.
Harga pasti berubah saat permintaan berfluktuasi walau hanya sedikit.

d. Inelastis Sempurna (Ed = 0)

5
Berapapun harga yang ada di pasaran, jumlah barang yang diminta cenderung tetap. Hampir
sama seperti inelastis, biasanya inelastis sempurna berlaku untuk barang- barang komoditi
internasional yang harganya sudah ditentukan secara internasional. Kopi, adalah salah satu
contohnya. Berikut ini grafiknya.

e. Unitary Elastis (Ed = 1)

Jenis elastisitas yang terakhir adalah elastisitas uniter. Persentasi perubahan harga sama
dengan persentasi perubahan permintaan. Biasanya, elastisitas jenis ini terjadi pada barang-
barang sekunder. Lihat grafiknya di bawah ini:

Ø Contoh Soal:

Barang X mengalami perubahan harga dari Rp 100.000 ke Rp 50.000. Karena perubahan


harga tersebut, jumlah permintaan pun mengalami perubahan yaitu dari 100 ke 150.
Berapakah elastisitasnya?

Jawab:

Ed = 1 memakai nilai mutlak sehingga tanda plus minus tak berpengaruh)

Secara grafis tingkat elastisitas harga terlihat dari slope (kemiringan) kurva permintaan. Bila
kurva permintaan tegak lurus, permintaan inelastic sempurna (perfect inelastic), perubahan
harga, tidak memengaruhi jumlah barang yang diminta. Bila kurva sejajar sumbu datar,
permintaan elastic tak terhingga (perfect elastic), perubahan harga sedikit saja, menyebabkan
perubahan jumlah barang yang diminta tak terhingga besarnya. Permintaan dikatakan elastis
unitari (unitary elastic), bila slope kurvanya minus satu (kurvanya membentuk sudut 45°).
Dapat disimpulkan, semakin datar kurva permintaan, makin elastis permintaan suatu barang.

II. Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur

Elastissitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu. Konsep
elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya sehingga
mendekati nol. Tetapi konsep ini kurang akurat bila perubahan harga yang terjadi relatif
besar. Dalam kasus ini, lebih tepat bila diukur dengan elastisitas busur (arch elasticity), yang
mengukur elastisitas permintaan antara dua titik.

III. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)

Koefisiean yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan terhadap


sesuatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain dinamakan elastisitas
permintaan silang atau denga ringkas elastisitas silang. Apabila perubahan harga barang Y
menyebabkan permintaan barang X berubah, maka sifat perhubungan di antara keduanya

6
digambarkan oelah elastisitas silang. Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan
permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar 1%.

IV. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)

Koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarna perubahan permintaan terhadap


sesuatu barang sebagai akibat daripada perubahan pendapatan pembeli dinamakan elastisitas
permintaan pendapatan atau secara ringkas elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan (Ey)
mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah
sebesar satu persen.

atau

Umumnya nilai Ey positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan


permintaan. Makin besar nilai Ey elastisitas pendapatannya makin besar. Barang dengan
Ey>0 merupakan barang normal (normal goods). Bila nilai Ey antara 0 sampai 1, barang
tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential goods). Barang dengan nilai Ey>1
merupakan barang mewah (luxurius goods).

Elastisitas pendapatan dikatakan tidak elastis apabila koefisien elastisitasnya adalah kurang
dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang kecil saja
terhadap jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan dinamakan elastis apabila perubahan
pendapatan menimbulkan pertambahan permintaan yang lebih besar daripada perubahan
pendapatan. Berbagai jenis makanan dan hasil pertanian mempunyai elastisitas pendapatan
yang kurang elastis, yaitu pertambahan permintaannya berkembang lebih lambat daripada
pertambahan pendapatan. Barang-barang tahan lama dan mewah adalah lebih elastis jika
dibandingkan dengan barang makanan dan pertanian.

D. Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Harga

a. Tingkat substitusi. Makin sulit mencari substitusi suatu barang permintaan makin
inelastis. Beras bagi masyarakat Indonesia sulit dicari substitusinya, karena itu permintaan
beras inelastis. Garam tidak ada substitusinya, oleh karena itu permintaanya inelastis
sempurna.

b. Jumlah pemakai. Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang makin
inelastis

c. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapat konsumen. Bila proporsi tersebur besar,
maka permintaan cenderung lebih elastis.

7
d. Jangka waktu. Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh
terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah barangnya durabel atau
nondurabel.

E. Faktor-faktor Penentu Elastisitas Permintaan

Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Permintaan

a) Banyaknya barang pengganti yang tersedia.

Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaanyya


cenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga yang kecil saja akan
menimbulkan perubahan yang vesar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para
pembeli akan merasa enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka menggunakan
barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan.
Sebaliknya pada waktu harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih mudah
daripada barang-barang penggantinya dan beramai-ramai membeli barang tersebut dan ini
menyebabkan permintaannya bertambah dengan cepat.

Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah
bersifat tidak elastis, karena jika harga naik para pemelinya sukr memperoleh barang
pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu
permintaannya tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dan jika harga turun
permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang pindah
dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Dari uraian di atas dapatlah dibuat rumusan
berikut: semakin banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastis sifat
permintaannya.

b) Persentasi pendapatan yang dibelanjakan.

Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat
mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut/. Perhatikanlah sikap orang
dalam membeli barang-barang yang sangat murah harganya. Jika seseorang itu sudah
menyukai suatu jenis minuman ringan tertentu, kenaikan harga minuman tidak akan banyak
mempengaruhi permintaannya. Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang
agak mahal. Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu orang akan membandingkan harga
dari berbagai jenis barang yang diinginkan. Perbedaan harga dapat menyebabkan orang
membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang
lebih murah. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan
untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.

8
c) Jangka waktu analisis.

Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat
permintaan suatu barang. Dalam jangka wakt yang singkat perminataan besifat lebih tidak
elastis karena perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh
permbeli. Oleh sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa
dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam jangka waktu
yang lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan
harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan
belakangan ini. Juga dalam jangka panjang barang pengganti mengalami perubahan dalam
mutu dan desainnya dan akan menyebabkan orang lebih mudah pindah kepada membeli
barang pengganti.

d) Produk mewah versus kebutuhan.

Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat
membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan
harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah
cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih
mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.

e) Perubahan harga dan barang yang diminta

Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut, sehingga
permintaan menjadi elastic.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai


di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Sehingga,
Elastisitas Permintaan mempunyai banyak manfaat bagi seluruh masyarakat baik Pemerintah,
Produsen, maupun bagi Konsumen.

Elastisitas Permintaan mempunyai 3 jenis, yaitu: Elastisitas Harga, Elastisitas Silang,


dan Elastisitas Pendapatan. Dalam hal ini, Elastisitas Harga terdiri dari Angka Elastisitas
Harga dan Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur. Adapun Angka Elastisitas Harga terdiri dari
Elastis (Ed > 1), Inelastis (Ed < 1), Elastis Sempurna (Ed = tak terhingga), Inelastis
Sempurna (Ed = 0), dan Unitary Elastis (Ed = 1). Dalam Elastisitas Harga juga membutuhkan

9
faktor-faktor yang menentukan elastisitas Harga. Adapun faktor-faktor yang menentukan
Elastisitas Harga, antara lain: Tingkat substitusi, Jumlah pemakai, Proporsi kenaikan harga
terhadap pendapat konsumen, dan Jangka waktu.

Bukan hanya Elastisitas Harga yang mempunyai faktor penentu, tetapi Elastisitas permintaan
pun mempunyai faktor-faktor penentu. Adapun faktor-faktor yang menentukan Elastisitas
Permintaan, antara lain: Banyaknya barang pengganti yang tersedia, Persentasi pendapatan
yang dibelanjakan, Jangka waktu analisis, Produk mewah versus kebutuhan, dan Perubahan
harga.

Daftar Pustaka

http://sitikhoiria061.blogspot.com/2013/12/makalah-elastisitas-permintaan.html

http://purnamiap.blogspot.com/2014/09/makalah-elastisitas-permintaan.html

https://eziekim.wordpress.com/2010/06/08/about-economy-pt-3/

10

Anda mungkin juga menyukai