Anda di halaman 1dari 8

TUGAS EKONOMI

BAB IV
TERBENTUKNYA HARGA PASAR DAN STRUKTUR PASAR

SMAN 1 BLITAR

Disusun oleh:
KELOMPOK 6
Randi Ramadani Putra (26)
Rashyid Achbar Hartanto (27)
Rekyan Renaningtyas (28)
Retno Ayu Maharani (29)
Rizky Tri Novianto (30)
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah
konsep elastisitas. Dengan adanya pemahaman elastisitas, apa yang akan terjadi
terhadap permintaan dan penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada
“keseimbangan harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva berubah? Dan
beberapa besar pengaruhnya?

Elastisitas merupakaan ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi


terhadap perubahan kondisi yang ada.Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan
perubahan harga. Dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan
permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga.

B.       Rumusan Masalah


1) Apa pengertian elastisitas ?
2) Apa saja Jenis-jenis elastisitas ?
3) Apa pengertian elastisitas permintaan ?
4) Apa saja jenis-jenis elastisitas permintaan ?
5) Apa faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan ?
6) Apa Pengertian elastisitas penawaraan ?
7) Apa saja Jenis – jenis elastisitas penawaraan ?
8) Apa faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran ?
9) Apa yang dimaksud pasar ?
10) Bagaimana struktur pasar ?

C.      Tujuan
a. Memahami pengertian elastisitas permintaan dan penawaran
b. Memahami Jenis-jenis elastisitas permintaan dan penawaran
c. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan dan
penawaran
d. Memahami pengertian pasar
e. Memahami struktur pasar

BAB II
PEMBAHASAN ELASTISITAS

A. PENGERTIAN ELASTISITAS
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional
dari sebuah variabel dengan perubahan variabel lainnya. Dengan kata lain, elastisitas
mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan
harga.
B. JENIS ELASTISITAS
a) Elastisitas Harga Permintaan

Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan atau respon jumlah


permintaan akibat berubahan harga barang atau dengan kata lain merupakan
perbandingan dari pada presentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan
prosentase perubahan dengan harga dipasar, sesuai dengan hokum permintaan,
dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun dan sebaliknya.

Dalam analisis, elastisitas harga permintaan lebih kerap dinyatakan


sebagai elastisitas permintaan.Nilai perbandingan antara persentasi perubahan
jumlah diminta dengan persentasi perubahan harga disebut koefisien elastisitas
permintaan.

Elastisitas permintaan digunakan untuk menjelaskan tingkat kepekaan


permintaan suatu barang terhadap perubahan harga barang tersebut.Angka yang
mengukur besarnya pengaruh perubahan harga atas perubahan jumlah barang
yang diminta disebut koefisien elastisitas permintaan, dilambangkan Ed.

Adapun rumusnya :

Keterangan;
koefisien elastisitas permintaan
perubahan harga
perubahan jumlah permintaan
harga awal
jumlah permintaan awal
 Permintaan Elastis
Permintaan yang memiliki angka koefisien elastisitas > 1 adalah bersifat
elastis atau dapat dikatakan persentase perubahan harga lebih kecil daripada %
perubahan
Conton soal:
Harga buah jeruk di pasar turun dari Rp25.000/kg menjadi RpRp20.000/kg.
Jumlah permintaan di pasar meningkat tajam dari 200 kg menjadi 400 kg. Jadi,
koefisien elastisitasnya dapat dihitung sebagai berikut:
Rumus perhitungan :
Ed= ∆Q/∆P×P/Q
Ed= (400−200)/20.000−25.000×25.000/200
Ed= −5,jika nilai negative maka yang diambil nilai absolutnya,jadi
Ed= 5(Ed>1)
 Permintaan inelastis
Permintaan yang mempunyai angka koefisien elastisitas kurang dari 1 (satu)
bersifat inelastis atau persentase perubahan harga lebih besar dibandingkan
persentase perubahan kuantitas yang diminta.
Contoh soal:
Di Pasar terjani kenaikan harga daging ayam dari Rp30.000/kg menjadi
Rp50.000/kg. Jumlah permintaan turun dari 100kg menjadi 90 kg. Jadi, koefisien
elastisitasnya dapat dihitung sebagai berikut
Ed= ∆Q/∆P×P/Q
Ed= (90−100)/50.000−30.000×30.000/100
Ed= −0,15(Ed<1)
 Permintaan elastis uniter
Permintaan yang mempunyai angka koefisien elastisitas sama dengan 1
(satu)adalah permintaan elastis uniter atau persentase perubahan harga sama
dengan persentase perubahan kuantitas yang diminta.
Contoh soal:
Harga gula di pasar naik dari Rp7.000/kg menjadi Rp9.000/kg. Kenaikan
tersebut diikuti dengan turunnya jumlah permintaan gula dari 350 kg menjadi 250
kg. Jadi, koefisien elastisitasnya sebagai berikut:
Ed= ∆Q/∆P×P/Q
Ed= (250−350)/(9.000−7.000)×7.000/250
Ed= −1002.000×20
Ed= −1,jika nilai negatif maka diambilnya nilai absolut jadi,
Ed= 1
 Permintaan inelastis sempurna
Permintaan yang mempunyai angka koefisien sama dengan  0 (Ed = 0)
bersifat inelastis sempurna atau presentase perubahan harga tidak mempengaruhi
jumlah permintaan. 
Contoh soal:
Harga tomat di pasar mengalami kenaikan dari Rp10.000/kg menjadi
Rp15.000/kg. Namun kenaikan harga tersebut tidak mempengaruhi jumlah
permintaan tomat, jumlah permintaan tomat tetap sebesar 200 kg. Jadi, koefisien
elastisitasnya dapat dihitung sebagai berikut:
Ed= ∆Q/∆P×P/Q
Ed= 0/(15.000−10.000)×10.000/200
Ed= 0
 Permintaan elastis sempurna
Permintaan yang mempunyai angka koefisien elastisitasnya sama dengan tak
terhingga (Ed = ~) bersifat elastis sempurna. Artinya, permintaan bisa mencapai
jumlah yang tidak terhingga, meskipun harga barang tetap. 
Contoh soal:
Permintaan bayam mengalami kenaikan dari 10 kg menjadi 25 kg. Namun
harga bayam di pasar tetap pada harga Rp8.000/kg. Jadi, koefisien elastisitasnya;
Ed=∆Q/∆P×P/Q
Ed=(25−10)/0×8.000/10
Ed=∼
b) Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (elasticity of supply) adalah istilah dalam dunia
ekonomi untuk mendefinisikan pengaruh terhadap besar atau kecilnya level
kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan terkait adanya perubahan
harga dari barang tersebut. Elastisitas penawaran ini lantas dilihat dari yang
namanya koefisien elastisitas penawaran, yakni angka atau persentase
perbandingan antara perubahan harga barang dengan perubahan jumlah barang
yang ditawarkan. Terjadinya elastisitas penawaran ini sangat bergantung kepada
sejumlah faktor, yaitu:
1. Ketersediaan barang (source availability).
2. Banyaknya produsen yang memproduksi barang tersebut (producer
amount).
3. Inovasi teknologi (innovation of technology).
Apabila bahan-bahan produksi sulit didapatkan, produsen akan mengalami
kesulitan untuk menawarkan banyak barang kepada konsumen. Atas dasar itu,
maka terjadilah peningkatan harga guna mengimbangi ‘effort’ dalam
memproduksi barang tersebut.
Apabila produsen yang memproduksi suatu produk ada banyak, hal ini
berimbas pada meningkatnya jumlah barang yang ditawarkan, sehingga secara
otomatis berpengaruh terhadap harga dari barang tersebut.
Sementara kaitan antara perkembangan teknologi dengan elastisitas
penawaran ini didasari pada efisiensi produksi barang akibat penggunaan alat-alat
produksi tersebut. Koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:

Koefisien elastisitas penawaran = (ΔQ : ΔP) x (P : Q)

ΔQ: perubahan jumlah barang yang ditawarkan

ΔP: perubahan harga barang

P: harga awal barang

Q: jumlah awal barang

Sebagai contoh, apabila ada suatu barang mengalami perubahan harga


(dalam hal ini mengalami kenaikan) sebesar 10 persen, maka hal ini lantas
berakibat pada perubahan jumlah barang yang ditawarkan, yakni meningkat
sekitar 20 persen.

Besaran nilai koefisien elastisitas penawaran ini kemudian menjadi penentu


apakah terjadi elastisitas atau tidak (inelastis). Apa indikatornya? Apabila nilai
koefisien elastisitas penawaran lebih besar dari 1 persen, maka penawaran dapat
dikatakan elastisis. Sebaliknya, jika nilai koefisien elastisitas penawaran lebih
kecil dari 1 persen, itu artinya penawaran inelastis. Pada kasus nilai koefisien
elastisitas setara dengan 1, maka hal ini disebut sebagai penawaran unitary atau
penawaran normal.

Lebih jauh, elastisitas terbagi lagi menjadi beberapa jenis penawaran, yaitu:

1. Elastisitas penawaran sempurna, yakni ketika nilai koefisien elastisitas


penawaran berjumlah tak terhingga.
2. Penawaran inelastis, yakni ketika nilai koefisien elastisitas penawaran
berjumlah kurang dari 1.
3. Penawaran elastis, yakni ketika nilai koefisien elastisitas penawaran
berjumlah lebih dari 1.
4. Penawaran elastis uniter, yakni ketika nilai koefisien elastisitas penawaran
berjumlah sama dengan 1.
5. Inelastisitas penawaran sempurna, yakni ketika nilai koefisien elastisitas
penawaran berjumlah sama dengan nol.

BAB III
PASAR DAN STRUKTURNYA

A. PENGERTIAN PASAR
Pasar, dalam ilmu ekonomi, adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli
untuk melakukan transaksi jual-beli produk barang dan atau jasa. Transaksi jual-beli
yang terjadi tidak selalu memerlukan lokasi fisik. Pasar yang dimaksud bisa merujuk
kepada suatu negara tempat suatu barang dijual dan dipasarkan
B. STRUKTUR PASAR
Struktur pasar adalah informasi tentang perilaku usaha dan kinerja pasar yang
dijelaskan melalui keadaan pasar. Jenis struktur pasar dapat diketahui melalui
konsentrasi pasar. Struktur pasar umumnya dibedakan menjadi struktur pasar
persaingan sempurna dan struktur pasar persaingan tidak sempurna. Struktur pasar
persaingan tidak sempurna dibagi menjadi tiga macam yaitu struktur pasar monopoli,
persaingan monopolistik, dan oligopoli. Empat jenis struktur pasar tersebut
didasarkan pada karakteristik pasar yang meliputi jumlah dan ukuran distribusi para
pembeli dan penjual, hambatan masuk, serta tingkat diferensiasi produk
 Struktur pasar persaingan sempurna
Struktur pasar persaingan sempurna adalah struktur pasar yang
membebaskan peserta pasar untuk masuk dan keluar pasar serta memiliki
keterbukaan informasi tentang kekuatan pasar dan barang dagangan. Dalam
pasar model ini, tidak boleh terjadi monopoli pasar. Penipuan dan pemalsuan
produk serta kecurangan lainnya dicegah dengan penyeragaman dan
standardisasi produk. Selain itu, setiap ketidak-jujuran dalam kebebasan
ekonomi akan mendapat kecaman. Struktur pasar persaingan sempurna
memiliki jumlah pedagang dan penjual yang sangat banyak, informasi yang
diberikan sempurna, dan memiliki mobilitas terhadap sumber daya
 Struktur pasar monopoli
Struktur pasar monopoli hanya memiliki pengusaha tunggal dalam pasar
dan tanpa pesaing. Pasar dengan struktur ini memiliki barang substitusi yang
tidak sempurna. Harga produk monopoli tetap bertahan dan permintaan tidak
akan menurun meski harga produk lain menurun. Pengusaha tunggal ini dapat
sepenuhnya menetapkan harga jual, kuantitas produksi serta kebijakan
lainnya. Pada struktur ini, hanya ada satu perusahaan tetapi memungkinkan
jumlah penjual produk lebih dari satu tanpa adanya komoditas pengganti.
Struktur pasar monopoli dapat terbentuk karena beberapa hal. Pertama,
adanya penguasaan bahan mentah yang potensial dan strategis serta teknik
produksi yang unggul oleh produsen. Kedua, hak penjualan hanya dimiliki
oleh produsen tunggal dan telah memperoleh izin khusus dari pemerintah
untuk menetapkan kebijakan perdagangan. Ketiga, keterbatasan pasar dan
distribusi produk. Terakhir, adanya pembatasan harga dengan investasi awal
yang sangat besar.
 Struktur pasar persaingan monopolistik
Struktur pasar persaingan monopolistik adalah gabungan antara struktur
pasar persaingan sempurna dan monopoli. Pada struktur ini, perusahaan
diberi keleluasaan untuk masuk dan keluar dari pasar. Selain itu, barang yang
dihasilkan beragam dan tidak sejenis.
 Struktur pasar oligopoli
Pada struktur pasar oligopoli, jumlah penjual dengan barang substitusi
sangat sedikit. Kurva permintaan yang berlaku memiliki elastisitas silang
yang tinggi. Jumlah perusahaan dalam pasar yang sedikit membuat struktur
pasar ini tidak memberikan keleluasaan untuk memasuki pasar. Selain itu,
penetapan harga harus disepakati bersama oleh setiap perusahaan yang ada di
dalam pasar.

Anda mungkin juga menyukai