Anda di halaman 1dari 28

Pengertian Elastisitas

Elastisitas merupakan sebuah derajat kepekaan terhadap suatu gejala ekonomi maupun
adanya perubahan gejala ekonomi lainya. Atau dapat kita simpulkan bahwa elastisitas adalah
tingkat kepekaan perubahan jumlah atau kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya
perubahan dari faktor-faktor lain.
Untuk mengukur derajat kepekaan suatu gejala ekonomi, ukuran yang digunakan adalah
rasio atau perbandingan persentase perubahan kuantitas barang, baik itu barang yang diminta
atau barang yang ditawarkan dilihat dari persentase perubahan faktor-faktor yang menyebabkan
kuantitas barang itu berubah.
Penyebab perubahan pada kuantitas barang yang diminta atau ditawarkan bisa kita
bedakan menjadi 3 bagian, yaitu :
 Harga barang itu sendiri
 Harga barang lain
 Pendapatan atau income
Nah, apabila ketiga penyebab diatas kita kitkan, maka kita juga akan mengetahui pula 3 macam
elastisitas. Ketiga jenis elastisitas tersebut adalah :

Price Elasticity atau Elastisita Harga


Cara perhitunganya menggunakan presentase perubahan harga barang, hal ini dilakukan
untuk mengetahui tentang rasio atau perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang
diminta atau ditawarkan.
Cross Elasticity atau Elastisitas Silang
Elastisitas silang ini mengupas tuntas tentang rasio atau perbandingan antara persentase
perubahan kuantits barang tertentu (barang x) yang diminta atau ditawarkan, dengan persentase
perubahan harga barang lainnya (barang y).
Income atau Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan yang terakhir ini menguraikan tentang rasio atau perbandingan
persentase perubahan kuantitas suatu barang yang diminta atau yang ditawarkan dengan
persentase perubahan pendapatan/income.
Nah, pada kesempatan kali ini kami akan berfokus memperdalam pembahasan mengenai
elastisitas harga saja. Dimana elsatisitas harga ini dikelompokkan kedalam dua maca saja. Yakni
sebagai berikut :

 Elastisitas harga dari permintaan atau elastisitas permintaan (price elasticity of demand)
 Elastisitas harga dari penawaran atau elastisitas penawaran (price elasticity of supply).
Berikut ini adalah penjelasan dari kedua jenis elastisitas tersebut diatas.

 Pengertian Elastisitas Permintaan


Pengertian elastisitas permintaan atau Ed merupakan derajat kepekaan yang disebabkan
oleh perubahan harga barang, sehingga terjadi perubahan pada kuantitas barang yang telah
diminta.
Pengukuran elastisitas permintaan dilakukan dengan mengunakan tingkat koefesien elastisitas.
Selain itu, elastisitas permintaan juga diartikan sebagai sebuah perbandingan persentase
perubahan kuanitas barang yang diminta, dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri.

Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yang
diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut. Untuk mengukur
besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angkaangka yang disebut koefisien
elastisitas penawaran dengan lambang ES (Elasticity Supply).
Macam-macam Elastisitas Penawaran
Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
1. In Elastis Sempurna (E = 0)
Penawaran in elastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada
pengaruhnya terhadap jumlah penawaran. Kurvanya sejajar dengan sumbu Y atau P
2. In Elastis (E < 1)
Penawaran in elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan
penawaran.

3. Elastis Uniter (E = 1)
Penawaran elastis uniter terjadi jika perubahan harga sebanding dengan perubahan
jumlah penawaran.
4. Elastis (E > 1)
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang
lebih besar.

5. Elastis Sempurna ( E = ~ )
Penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh
perubahan harga, sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbu Q atau X.
 Pengertian Elastisitas Penawaran (Supply)
Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari, adalah sangat
berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan
harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan
sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini
dinamakan elastisitas permintaan. Perubahan harga juga menimbulkan akibat yang berbeda
terhadap jumlah penawaran sejumlah barang. Ukuran kuantitatif sebagai akibat perubahan harga
terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan dinamakan elastisitas penawaran (Sukirno,
2010).
Menurut pendapat beberapa ahli lain, pengertian elastisitas penawaran (supply) adalah:
a. Elastisitas supply atau elastisitas penawaran merupakan sebuah ukuran akan seberapa besar
respons para penjual terhadap perubahan yang terjadi dalam kondisi pasar (Gasperz, 1999).
Elastisitas penawaran mengukur sensitivitas penawaran produk oleh produsen terhadap
perubahan harga jual produk itu, dengan mengasumsikan beberapa faktor lain yang
mempengaruhi penawaran produk itu konstan (ceteris paribus) (Gasperz, 1999).
b. Price elasticity of supply a measure of how much the quantity supplied of a good responds to
a change in the price of that good, computed as the percentage change in quantity supplied
divided by the percentage change in price (Mankiw, 2002).
c. Menurut McEachern, elastisitas harga dari penawaran adalah ukuran kepekaan kuantitas
yang ditawarkan terhadap perubahan harga, persentase perubahan kuantitas yang ditawarkan
dibagi dengan persentase perubahan harga (rokokdukun, 2012).
d. Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yang
diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut (Hastuti, 2011).
Jadi menurut kelompok kami elastisitas penawaran (supply) adalah ukuran kepekaan jumlah
penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas penawaran mengukur
persentase perubahan jumlah penawaran yang terjadi akibat persentase perubahan harga.

 Jenis Elastisitas Penawaran (Supply)


Elastisitas penawaran menggambarkan pengaruh dari harga suatu barang terhadap jumlah
yang akan dijual. Jika kenaikan harga barang dibarengi dengan peningkatan barang yang
ditawarkan maka kejadian penawaran ini disebut dengan elastis. Akan tetapi pada sebaliknya,
jika peningkatan harga tidak diikuti dengan adanya peningkatan barang yang ditawarkan maka
kejadian penawarannya disebut dengan inelastis.
Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
a) Penawaran elastisitas sempurna
Penawaran elastisitas sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak berubah, akan tetapi
penyediaan dari barang berubah, atau dengan kata lain, penawaran elastis sempurna terjadi jika
perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai
kooefisiennya = ~ (tidak terhingga).
Contohnya terjadi pada produk-produk baru di pasaran seperti mie instan dengan merk baru.
Pada harga yang tetap, produksi akan dapat bertambah dalam berbagai jumlah sebab memang
masih memiliki banyak stok barang.
b) Penawaran Elastis
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang
lebih besar. Atau dengan kata lain, penawaran elastis terjadi jika persentase perubahan
penawaran barang lebih besar dari persentase perubahan harga atau apabila nilai koofisiennya
>1.
Contoh kasus ini adalah pada perusahaan tekstil dimana terjadi kenaikan harga kain sebesar 22%,
hal tersebut akan mebuat pabrik tekstil yang sudah memiliki stok bahan yang cukup besar
sehingga dapat menambah jumlah produksi kain dengan presentase sebesar 67%.
Gambar 2.2 Kurva Penawaran Elastis. Sumber: Rusmita (2011)
c) Penawaran dengan elastisitas uniter
Penawaran elastis uniter terjadi jika perubahan harga sebanding dengan perubahan
jumlah penawaran.Atau bisa dikatakan elastisitas uniter jika persentase perubahan harga sama
dengan persentase perubahan penawaran atau jika nilai koofisiennya =1.
Kasus ini bisa dicontohkan pada penjual daging sapi yang sekaligus memiliki peternakan sapi.
Pada saat terjadi peningkatan harga daging sebesar 22%, penjual daging tgersebut akan
melakukan kenaikan penawaran jumlah daging sebesar 22%, mengingat daging masih dapat
disimpan dalam lemari pendingin.
Gambar 2.3 Kurva Penawaran Elastis Uniter. Sumber: Rusmita (2011)
d) Penawaran tidak elastis (Inelastis)
Penawaran inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan
penawaran. Atau dengan kata lain penawaran tidak elastis terjadi jika persentase perubahan
penawaran barang lebih kecil dari persentase perubahan harga atau jika nilai koofisiennya <1.
Contohnya pada kasus peningkatan harga cabai melonjak tinggi sebesar 22%, hal tersebut akan
membuat para petani cabai berusaha untuk meningkatkan produksinya, namun karena
keterbatasan biaya produksi dan luas lahan maka peningkatan jumlah yang diproduksi tidak
mencapai 22%, hanya sekitar 10%.
Gambar 2.4 Kurva Penawaran Inelastis. Sumber: Rusmita (2011)
e) Penawaran inelastis sempurna
Penawaran inelastis sempurna dapat terjadi jika perubahan harga tidak dapat
mempengaruhi jumlah penawaran atau jika nilai kofisiennya adalah 0.
Contoh dari jenis elastisisitas ini adalah ikan, yang tidak tahan lama yang dibawa ke pasar untuk
dijual dengan berapa pun harga yang akan mereka peroleh, sebab apabila mereka tidak menuruti
harga yang ada kemungkinan ikan akan busuk dan tidak dapt dijual kembali.
Namun, dalam dunia nyata, elastisitas yang terjadi hanya ada dua macam yaitu inelastis
sempurna dan inelastis. Hal tersebut dikarenakan supply atau penawaran terkait erat dengan
fungsi produksi. Salah satu unsur utama dalam fungsi produksi yang akhirnya mempengaruhi
kurva penawaran adalah biaya produksi. Apabila biaya produksi untuk barang rendah, maka akan
menguntungkan bagi produsen untuk menawarkan dalam jumlah yang banyak. Apabila biaya
produksi tinggi, perusahaan akan memproduksi sedikit. Biaya produksi sendiri sangat ditentukan
oleh harga input, seperti tenaga kerja, energi atau mesin yang jelas mempunyai pengaruh sangat
kuat terhadap biaya untuk memproduksi suatu tingkat produksi tertentu. Sehingga dalam jenis
elastisitas supply, hanya ada 2 jenis yang mungkin terjadi dalam dunia nyata. Sebab, seberapa
pun besar tingkat perubahan harga tidak akan banyak mempengaruhi jumlah barang ditawarkan
dikarenakan sebuah proses penambahan produk memerlukan penambahan biaya produksi yang
juga besar dan biaya produksi tersebut tidak dapat dipenuhi dengan mudah sehingga tidak akan
mempengaruhi prosentase perubahan jumlah produk seperti digambarkan pada kurva inelastis
sempurna, kalaupun dapat dipenuhi prosentase perubahan jumlah produk yang ditawarkan tidak
akan terlalu besar dan relatif lebih rendah dari presentase perubahan harga, seperti yang
tergambar dalam kurva inelastis.
Cara Pengukuran Elastisitas Penawaran (Supply)
Es = Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
Persentase perubahan harga

Penafsiran terhadap elastisitas penawaran adalah sebagai berikut :


Besaran Kategori Pengaruh bila harga Pengaruh bila harga naik
Elastisitas Elastisitas Turun
Es > 1 Elastisitas Jumlah yang ditawarkan Jumlah
yang ditawarkan naik
turun dengan % yang
dengan prosentase yang
lebih besar lebih besardibandingkan
prosentase kenaikan harga
Es < 1 Inelastis Jumlah yang ditawarkan Jumlah yang ditawarkan
turun dengan % yang naik dengan prosentase
lebih kecil yang lebih
kecil dibandingkan
prosentase kenaikan harga
Es = 1 Unitary elastis Jumlah yang ditawarkan Jumlah yang ditawarkan
turun dengan % yang sama turun dengan % yang
sama dengan prosentase
kenaikan harga
Es = ~ Elastis Tidak menjual sama Menjual dengan segala
Sempurna Sekali Kemampuan
Es = 0 InelastisSempurna Jumlah yang ditawarkan Jumlah yang ditawarkan
tidak berubah tidak berubah
Tabel 2.1 Penafsiran Elastisitas Penawaran. Sumber:
Dalam perhitungan elastisitas supply ada beberapa rumus, yaitu:
a. Elastisitas (Point Elasticity)
Digunakan untuk menghitung koefisien elastisitas harga penawaran pada suatu titik tertentu pada
kurva penawaran.
Contoh Soal:
Di Toko Makmur, pada saat harga balsem X (Rp) = 7000, jumlah yang diminta = 24. Ketika
harga naik menjadi (Rp) 8000, jumlah yang diminta = 72. Hitunglah besar koefisien elastisitas
penawaran balsem tersebut!
b. Elastisitas Busur (Arc Elasticity)
Digunakan untuk menghitung koefisien elastisitas harga penawaran antara dua titik koordinat
(P,Q) pada suatu kurva penawaran.
Contoh Soal:
Hasil penjualan sepatu merek Y pada minggu 1 dengan harga (Rp) = 200.000, jumlah yang
diminta adalah 58 buah. Sementara pada minggu 2 harga (Rp) = 175.000, jumlah yang diminta
adalah 35 buah. Hitunglah elastisitas penawaran dengan menggunakan elastisitas busur.
Es = ×
= ×
= 0,00192 x 4032,258
= 7,74
Es > 1 (elastis)
c. Elastisitas Kumulatif
Digunakan untuk menghitung koefisien elastisitas harga penawaran lebih dari dua titik pada
suatu kurva penawaran.
* dengan N = n-1
Contoh Soal:
Diketahui data mengenai tingkat harga dan jumlah yang dijual di Lia Bakery untuk
produk rainbow cake pada hari senin adalah sebagai berikut. Pada saat harga Rp 8.000, jumlah
yang dijual 100 unit, ketika harga naik menjadi Rp 12.000, jumlah yang dijual naik menjadi 150
unit. Pada waktu harga turun kembali menjadi Rp 10.000 jumlah yang dijual turun menjadi 120.
Hitunglah tingkat elastisitas penawarannya.
n=3
N=3–1=2
∑∆Q = ∆Q1 + ∆Q2 = 50 + 30 = 80
∑∆P = ∆P1 + ∆P2 = 4000 + 2000 = 6000
∑Q = Q1 + Q2 + Q3 = 100 + 150 + 120 = 370
∑P = P1 + P2 + P3 = 8000 + 12000 + 10000 = 30000
Dengan demikian, besarnya elastisitas penawaran produk rainbow cake di Lia Bakery pada hari
senin adalah :
Es = × = ×
= 0,0133 x 81, 08 = 1, 08
Es > 1 (elastis)

 Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran (Supply)


Dua faktor dapat dianggap sebagai faktor yang penting di dalam menentukan elastisitas
penawaran, yaitu: sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu dimana penawaran
tersebut dianalisis (Sukirno, 2010).
A. Sifat Perubahan Biaya Produksi
Bagaimana biaya produksi akan berubah sekiranya harus dilakukan pertambahan produksi,
sangat besar pengaruhnya kepada elastisitas penawaran. Penawaran akan bersifat tidak elastis
apabilakenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat
tinggi. Tetapi jika penawaran dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak
terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis.
Apakah biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau akan mengalami pertambahan yang
sedikit saja, apabila produksi ditambah, tergantung kepada banyak faktor. Salah satu faktornya
yang penting adalah sampai dimana tingkat penggunaan kapasitas alat produksi yang dimiliki
perusahaan. Apabila kapasitasnya telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru haruslah
dilakukan untuk menambah produksi. Dalam keadaan ini kurva penawaran akan menjadi tidak
elastis, terutama apabila faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan produksi sangat sukar
diperoleh.
B. Jangka Waktu Analisis
Di dalam menganalisis penagruh waktu, kepada elastisitas penawaran, biasanya dibedakan tiga
jenis jangka waktu, yaitu: masa amat singkat, jangka pendek dan jangka panjang.
1) Masa Amat Singkat
Yang dimaksudkan dengan masa amat singkat adalah jangka waktu di mana para penjual tidak
dapat menambah penawarannya. Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua input tetap; oleh
karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan,
meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan
tergantung dari banyaknya persediaan yang ada pada saat itu. Dengan demikian penawarannya
bersifat tidak elastis sempurna.
Keterangan:
 P = Harga
 Q = Jumlah Barang
 S = Penawaran
 D = Permitaan Awal
 D1 = Permintaan Akhir
 P = Harga Awal
 P1 = Harga Akhir

2) Jangka Pendek
Di dalam jangka pendek kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat ditambah. Tetapi setiap
perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia itu dengan cara
menggunakan faktor produksi, termasuk barang modal, secara lebih intensif. Antara lain caranya
adalah memperpanjang jam kerja, memperbaiki manajemen produksi, menggunakan tenaga kerja
lebih efektif dan sebagainya. Usaha ini akan dapat menambah produksi barang yang ditawarkan.
Tetapi tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal pertanian, modal
tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin, dll). Dalam keadaan demikian penawaran dapat
elastis, dapat juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses produksinya. Kalau memperbesar
produksi menyebabkan biaya naik dengan cepat, maka penawaran akan bersifat tidak elastis
(inelastic). Tetapi kalau biaya produksi hampir tidak naik dengan pertambahan produksi, maka
penawaran akan bersifat elastis. Umumnya, hasil pertanian suplainyainelastic, sedang hasil
pabrik lebih elastis.
Keterangan:
 P = Harga
 Q = Jumlah Barang
 S = Penawaran
 D = Permitaan Awal
 D1 = Permintaan Akhir
 Q = Jumlah Barang Awal
 Q1 = Jumlah Barang Akhir
 P = Harga Awal
 P1 = Harga Akhir

3) Jangka Panjang
Diartikan jangka waktu yang cukup lama hingga para produsen dapat menambah kapasitas
produksi dengan menambah modal tetap (pabrik baru, mesin, perluasan areal pertanian, dsb)
untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat. Makin lama jangka waktu, makin
elastis penawaran. Dalam jangka panjang, perkembangan teknik produksi di sektor industri dan
produksi secara besar malah dapat menyebabkan harga turun, sehingga barang yang dulu
dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh
orang banyak (misalnya, radio transistor, kalkulator, dan sebagainya).

Keterangan:
 P = Harga
 Q = Jumlah Barang
 S = Penawaran
 D = Permitaan Awal
 D1 = Permintaan Akhir
 Q = Jumlah Barang Awal
 Q1 = Jumlah Barang Akhir
 P = Harga Awal
 P1 = Harga Akhir

Produksi dan jumlah barang yang ditawarkan dapat dengan mudah ditambah dalam
jangka panjang, oleh karena itu, penawaran bersifat elastis.
Untuk ketiga kasus diatas mungkin bisa diilustrasikan bagaimana penawaran mungkin
berubah pada kasus perikanan. Pada kasus amat singkat, mungkin berlaku untuk ikan pada hari
mereka dibawa ke pasar, dimana mereka harus benar-benar di lelang habis seluruhnya. Pada
kasus kedua yaitu jangka pendek mungkin berlaku kira-kira dengan stok kapal ikan dalam
jumlah tertentu dan sebelum tenaga kerja baru tertarik pada industri tersebut. Untuk jangka
waktu yang panjang, ketika kapal-kapal ikan baru dibangun, tenaga kerja baru tertarik, dan
usaha-usaha perikanan baru didirikan, penawaran ikan mungkin akan bersifat sangat elastis.
C. Faktor Lain
Adapun beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi elastisitas penawaran, yaitu:
1) Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis
apabila salah satu dari berbagai hal berikut terjadi:
a) Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini
telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit
produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak
ekonomis.
b) Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan
memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar.Sementara
penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
2) Stok persediaan.
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat
segeramemenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
3) Kemudahan substitusi faktor produksi/input.
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis
penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah
produsenmemenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih
fleksibel,sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.

A. Pengertian Elastisitas Permintaan

Secara sederhana elastisitas dapat diartikan sebagai derajat kepekaan suatu gejala ekonomi
terhadap perubahan gejala ekonomi lain. Pengertian lain elastisitas dapat diartikan sebagai tingkat kepekaan
perubahan kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor lain.

Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana
besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ketika harga sebuah barang turun,
jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik sedangkan semakin rendah harganya, semakin
banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah
permintaan dan persen perubahan harga.

Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan

Koefisien Elastisitas

n=0 Inelastissempurna

0<n<1 Inelastis

n=1 Elastis uniter

1<n<∞ Elastis

n=∞ Elastis sempurna

a) Permintaan Inelastis Sempurna (Ed = 0)

Permintaan Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah yang diminta meskipun ada
perubahan harga, atau ΔQd = 0, meskipun ΔP ada. Secara matematis %ΔQd = 0, berapapun %ΔP. Dengan kata
lain perubahan harga sebesar apapun sama sekali tidak berpengaruh terhadap jumlah yang diminta. Kasus
permintaan inelastis sempurna terjadi bila konsumen dalam membeli barang tidak lagi memperhatikan
harganya, melainkan lebih memperhatikan pada seberapa besar kebutuhannya. Contoh: Pembelian Garam
dapur oleh suatu keluarga atau pembelian Obat ketika sakit. Konsumen membeli garam atau obat lebih
mempertimbangkan berapa butuhnya, bukan pada berapa harganya.

Permintaan Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh terhadap perubahan
kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain kalau persentase perubahan jumlah yang diminta relatif
lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Secara matematis %ΔQd < %ΔP. Permintaan Inelastis atau
sering disebut Permintaan yang tidak peka terhadap harga, misal harga berubah naik 10% maka perubahan
permintaannya akan turun kurang dari 10%. Elatisitas kurang dari satu biasanya terjadi pada barang-barang
kebutuhan pokok seperti gula, pupuk, bahan bakar dan lain-lain.

c) Permintaan Elastis Uniter (Ed = 1)

Permintaan Elastis Uniter kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding terhadap perubahan
kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain persentase perubahan jumlah yang diminta sama dengan
persentase perubahan harga. Jadi kalau harga berubah turun sebesar 10% maka kuantitas yang diminta juga
akan berubah dalam hal ini akan naik sebesar 10%. Secara matematis %ΔQd = %ΔP. Permintaan yang elastis
uniter atau yang elastis proporsional atau yang Ed tepat = 1 sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
kalaupun terjadi sebenarnya hanyalah secara kebetulan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan

a) Tingkat kebutuhan

Apabila kebutuhan terhadap suatu barang sangat penting, perubahan harga tidak
mempengaruhi jumlah permintaan, maka permintaan terhadap barang ini bersifat inelastic, sebaliknya bila
kebutuhan terhadap suatu barang kurang penting, maka permintaan bersifat elastis.

b) Banyaknya barang pengganti yang tersedia.

Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaanyya cenderung


untuk bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang besar
terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang tersebut,
mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami
perubahan. Sebaliknya pada waktu harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih mudah
daripada barang-barang penggantinya dan beramai-ramai membeli barang tersebut dan ini menyebabkan
permintaannya bertambah dengan cepat.

Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat
tidak elastis, karena jika harga naik para pembelinya sukar memperoleh barang pengganti dan oleh
karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak tambahan
pembeli yang pindah dan jika harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak
tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Dari uraian di atas
dapatlah dibuat rumusan berikut: semakin banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin
elastis sifat permintaannya.

c) Persentasi pendapatan yang dibelanjakan.

Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat
mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut/. Perhatikanlah sikap orang dalam membeli
barang-barang yang sangat murah harganya. Jika seseorang itu sudah menyukai suatu jenis minuman ringan
tertentu, kenaikan harga minuman tidak akan banyak mempengaruhi permintaannya. Tetapi perhatikanlah
permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal. Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu orang
akan membandingkan harga dari berbagai jenis barang yang diinginkan. Perbedaan harga dapat
menyebabkan orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain
yang lebih murah. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk
membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.

d) Jangka waktu analisis.

Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat
permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang singkat permintaan besifat lebih tidak elastis karena
perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh permbeli. Oleh sebab itu mereka
cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan.
Dengan demikian dalam jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti yang
mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan
belakangan ini. Juga dalam jangka panjang barang pengganti mengalami perubahan dalam mutu dan
desainnya dan akan menyebabkan orang lebih mudah pindah kepada membeli barang pengganti.

2. ELASTISITAS PENAWARAN

A. Pengertian Elastisitas Penawaran

Elastisitas merupakan perbandingan perubahan yang akan terjadi apabila satu atau hal yang lain
berubah. Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel
dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau
reaksi konsumen terhadap perubahan harga.

Dalam konsep ini hal – hal yang dapat mempengaruhi elastisitas :

1. Seberapa besar barang – barang yang menggantikan barang yang bersangkutan


2. Seberapa besar dari pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang yang bersangkutan

3. Banyak tidaknya macam penggunaan barang yang bersangkutan.

Sebagaimana kita ketahui pada umumnya konsumen sensitive terhadap perubahan harga, tetapi
disisi lain produsenpun sensitive terhadap perubahan harga. Ketika terjadi perubahan harga (baik harga naik
atau harga turun) akan mempengaruhi keputusan produsen dalam berproduksi. Ukuran kepekaan produsen
terhadap perubahan harga inilah yang disebut dengan Elastisitas Harga dari Penawaran atau sering disebut
Elastisitas Penawaran. Elastisitas penawaran (Es) diartikan sebagai derajat kepekaan perubahan kuantitas
barang yang ditawarkan yang disebabkan karena perubahan harga barang itu sendiri. Pengertian lain,
Elastisitas penawaran sering diartikan sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang
ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri.

Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angka-angka yang
disebut koefisien elastisitas penawaran.Adapun yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran adalah angka
yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan
harganya.

Atau

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran

Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu :

1. Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.

Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis apabila
salah satu dari hal-hal berikut terjadi :

 Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah
mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan
menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.

 Kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan
pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar. Sementara penawaran akan cenderung
elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.

2. Jangka waktu analisis.

Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berubah, para ahli ekonomi
membedakan tiga waktu atau masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan
ditawarkan dengan perubahan harga tersebut. Adapun tiga waktu tersebut adalah:
1. Immediate Run/ Momentary Period/ M,arket Period, suatu priode waktu yang sangat
pendek, dimana jumlah barang yang terdapat dipasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada
dipasar. Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua input tetap. Oleh karena itu, para produsen/penjual
tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang
tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang ada pada saat itu. Pada
jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya, sehingga
penawaran menjadi tidak elastis sempurna.

2. The short run, Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan para produsen
menambah jumlah produksinya dengan jalan menambah input variabel (dengan bekerja lebih keras/lama,
mempergunakan lebih banyak bahan dsb). Tetapi tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi
yang ada (areal pertanian, modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin, dll). Dalam keadaan demikian
penawaran dapat elastis, dapat juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses produksinya. Kapasitas
produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi
dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran
dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.

3. The long run, adalah suatu priode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk
masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk mengembangkan
perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan harga, bentuk kurva
penawarannya lebih elastis. Dalam jangka waktu yang cukup lama tersebut para produsen dapat menambah
kapasitas produksi dengan menambah modal tetap (pabrik baru, mesin-mesin, perluasan areal pertanian,
dsb) untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat.Makin lama jangka waktu, makin elastis
penawaran.Dalam jangka panjang, perkembangan teknik produksi di sektor industri dan produksi secara
besar-besaran malah dapat menyebabkan harga turun, sehingga barang-barang yang dulu dipandang barang
mewah dan mahal menjadi barang kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh orang banyak (misalnya, radio
transistor, kalkulator, dsb). Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka
panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis.

Selain itu juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi elastisitas penawaran yaitu Stok persediaan dan
Kemudahan substitusi faktor produksi/input.

 Stok persediaan. Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat
segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.

 Kemudahan substitusi faktor produksi/input.Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan
tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah
produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel,
sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.

C. Jenis-jenis Elastisitas Penawaran


Berdasarkan besar kecilnya tingkat koefisien elastisitas penawarannya, elastisitas penawaran dapat
dibedakan menjadi 5 (lima) macam yaitu:

a. Penawaran Inelastis Sempurna (Es = 0)

Penawaran Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah yang ditawarkan meskipun ada
perubahan harga, atau ΔQs = 0, meskipun ΔP ada. Secara matematis %ΔQs = 0, berapapun perubahan dalam
%ΔP. Dengan kata lain perubahan harga sebesar apapun sama sekali tidak berpengaruh terhadap jumlah
yang ditawarkan. Kasus penawaran inelastis dalam kenyataan agak sulit ditemui dalam kehidupan sehari-hari,
kalaupun ada biasanya pada produk/barang-barang hasil pertanian misalnya jumlah produksinya sudah tidak
mungkin ditambah atau sulit ditambah walaupun harga terus-menerus menaik. Sebagai contoh nya yaitu
jumlahpenawaran kelapa di suatu daerah ketika musim kemarau sangat sedikit dan tergantung/dipengaruhi
dari faktor alam, walaupun harga tinggi maka jumlah yang ditawarkan tetap relatif terbatas.

b. Penawaran Inelastis (Es < 1)

Penawaran Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh terhadap perubahan kuantitas
barang yang ditawarkan. Dengan kata lain kalau persentase perubahan jumlah yang ditawarkan relatif lebih
kecil dibanding persentase perubahan harga. Secara matematis %ΔQs < %ΔP. Penawaran Inelastis atau sering
disebut Penawaran yang tidak peka terhadap harga, misal harga berubah naik 10% maka perubahan
penawarannya akan naik kurang dari 10%. Elatisitas penawaran kurang dari satu biasanya terjadi pada
barang-barang hasil pertanian, karena barang-barang produk pertanian tidak mudah untuk menambah atau
mengurangi produksinya dalam jangka pendek.

c. Penawaran Elastis Uniter (Es = 1)

Penawaran Elastis Uniter kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding terhadap perubahan kuantitas
barang yang ditawarkan. Dengan kata lain persentase perubahan jumlah yang ditawarkan sama dengan
persentase perubahan harga. Jadi kalau harga berubah turun sebesar 10% maka kuantitas yang ditawarkan
juga akan berubah dalam hal ini akan turun sebesar 10%. Demikian juga kalau harga naik 10% maka jumlah
barang yang dtawarkan akan naik sebesar 10%. Secara matematis %ΔQd = %ΔP. Penawaran yang elastis
uniter atau elastis proporsional atau Es tepat = 1 sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun
terjadi sebenarnya hanyalah secara kebetulan.

d. Penawaran Elastis (Es > 1)

Penawaran Elastis kalau perubahan harga pengaruhnya cukup besar terhadap perubahan kuantitas
barang yang ditawarkan. Dengan kata lain persentase perubahan jumlah yang ditawarkan relatif lebih besar
dari persentase perubahan harga. Jadi kalau harga turun 10% maka kuantitas barang yang ditawarkan akan
mengalami penurunan lebih dari 10%, dan sebaliknya kalau harga naik 10% maka kuantitas barang yang
ditawarkan akan mengalami kenaikkan lebih dari 10%. Secara matematis %ΔQd > %ΔP. Penawaran yang
elastis atau peka terhadap harga (Es >1) dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya terjadi pada
barang hasil industri yang mudah ditambah atau dikurangi produksinya.
e. Penawaran Elastis Sempurna (Es = ∞)

Penawaran Elastis Sempurna terjadi jika ada perubahan jumlah yang ditawarkan meskipun tidak ada
perubahan harga, atau ΔQs = Ada perubahan, meskipun ΔP = 0. Secara matematis %ΔQs = Ada, %ΔP =
0.Kasus penawaran elastis sempurna terjadi pada bila penawaran suatu barang dapat berubah-ubah
meskipun harga barang tersebut tetap. Contoh kasus ini bisa terjadi pada berbagai produk, yang jelas kalau
penawaran akan produk tersebut bisa berubah-ubah walaupun harga produk itu tetap, sehingga kurva
penawarannya sejajar dengan sumbu X atau Q.

3.2.2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)

Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga
barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan
komplementer Dan juga pendapatan.

Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap


harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang
(Cross Price Elasticity of demand)

Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan


kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase
perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari
barang Y

Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer


(pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif,
misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap
pena.

Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda


elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan
mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :

ΔQx Py

Es = ——- x ——- > 0 Substitusi

Δ Px Qx

Δ Qy Px

Es = ——- x ——- < 0 Komplementer

Δ Py Qy

Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva
atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada
hubungan antara suatu barang dengan barang lain.

3.2.3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)

Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan


berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan
tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.

Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan


jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.

ΔQ ΔY ΔQ Y

Em = ——- : ——– atau Em = ——– x ——–

Q Y ΔY Q

Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 %


jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari
pendapatan terhadap barang.

Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan
bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.

Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah
barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang
diminta sebut barang normal atau superior.

Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang
yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan
barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.

3.3. Elastisitas Penawaran

3.3.1. Elastisitas Harga Penawaran

(The Price Elasticity of Suply)

Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian
elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon
produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama
dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan
pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.

Δ Qs P

Es. = ——– x ——–

ΔP Q

Dimana :

Q adalah jumlah barang yang ditawarkan;

P adalah harga barang;


S adalah delta atau perobahan.

Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut


juga dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :

(a) Elastis (Es > 1)

(b) In Elastis (Es < 1),

(c) Unity (Es = 1).

(d) Elastis Sempurna (Es = ~ );

(e) In Elastis Sempurna (Es = 0).

3.3.1. Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu

Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para ahli
ekonomi membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan
jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perobahan harga tersebut.

Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri
terhadap perobahan harga, semakin besar elastisitas penawaran.

Adapun tiga waktu tersebut adalah :

(1) tiga Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu
yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah,
yaitu hanya sebanyak yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis sempurna.

Seperti yang diperlihatkan gambar. 3.4.a.

The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan
untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan
kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat
dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran Unity.

The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru
untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan
untuk pengembangan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri
dengan perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis,

3.2. Cara Menghitung Elastisitas Permintaan


Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu
:

(1) Elastisitas Titik (Point elasticity)

Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang
diminta relatif sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan,

(1) Elastisitas Busur (Art Elastisity)

Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan
yang besar.

Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk :

1. Elastisitas Jarak.

Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur dari
titik A ke titik B tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A.

1. Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point;

Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah
dimulai dari titik A ke titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada
perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode perhitungan ini adalah untuk mengatasi
kelemahan pada cara pengukuran jarak (a).
3.3.1. Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu

Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para
ahli ekonomi membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan
jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perobahan harga tersebut.
Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri terhadap
perobahan harga, semakin besar elastisitas penawaran.

Adapun tiga waktu tersebut adalah :

(1) tiga Immediate Run / Momentary Period /Market Period, suatu periode waktu yang sangat
pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak
yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis sempurna.

Seperti yang diperlihatkan gambar. 3.4.a.


The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk
memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk
pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang
ada, bentuk kurva penawaran Unity.

The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk
masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk
pengembangan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan
perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis,

3.2. Cara Menghitung Elastisitas Permintaan


Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas
permintaan, yaitu :

(1) Elastisitas Titik (Point elasticity)


Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang diminta
relatif sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan,

(1) Elastisitas Busur (Art Elastisity)


Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah
permintaan yang besar.
Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk :

a. Elastisitas Jarak.
Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke
titik B tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A.

a. Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point;


Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan
arah, apakah dimulai dari titik A ke titik B atau sebaliknya, dimana cara
ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode
perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara
pengukuran jarak (a).

3.2. Elastisitas dan Penerimaan


Elastisitas berhubungan dengan reaksi jumlah barang terhadap
perubahan harga, pada suatu kurva permintaan atau penawaran tertentu.

Elastisitas perlu diketahui oleh penjual sebab; jika jumlah barang besar
reaksinya terhadap perubahan harga, maka suatu penurunan harga akan
menaikkan jumlah pengeluaran konsumen untuk barang tersebut, berarti juga
menaikkan penghasilan.

Jika jumlah barang tidak ada atau kecil reaksinya terhadap perubahan
harga, maka penurunan harga hanya akan menurunkan jumlah penghasilan
yang diterima penjual dari penjualan barang tersebut.

Bagi penjual yang penting adalah hubungan antara perubahan harga,


elastisitas dan jumlah penerimaan penjual, jika kuantitas dikalikan dengan
harga per unit, maka akan menghasilkan jumlah penerimaan, karena total
penerimaan dari penjualan dalam suatu pasar adalah sama dengan harga
produk kali dengan harga barang yang dijual (TR = P x Q).

Koefisien dari elastisitas permintaan dapat dipakai untuk meramalkan


apa yang akan terjadi terhadap total penerimaan dari penjualan; apa yang
akan terjadi dengan total pengeluaran konsumen bila harga berobah.

Sepanjang kurva permintaan, Harga dan Quantitas barang akan selalu


bergerak berlawanan arah, suatu penurunan harga (p) akan memberikan total
penerimaan yang lebih rendah dan suatu kenaikkan kuantitas (Q) akan
menaikkan total penerimaan (TR).

Apa yang sesungguhnya terjadi terhadap Total Penerimaan, tergantung


kepada reaksi permintaan terhadap perobahan harga barang.

Pada permintaan yang elastis, maka penurunan harga mengakibatkan


persentase kenaikkan kuantitas yang dijual melebihi persentase turunnya
harga, sehingga akan menyebabkan kenaikkan jumlah penerimaan.

Pada permintaan yang in elastis, maka suatu penurunan harga akan


memberikan kenaikkan kuantitas yang terjual relatif lebih kecil daripada
penurunan harga, sehingga jumlah penerimaan penjual menjadi turun.

Pada permintaan yang unitari, maka persentase kenaikan kuantitas akan


sama dengan persentase harga, dan jumlah penerimaan penjual akan tetap
tidak berubah jika terjadi kenaikkan harga dan sebaliknya.
Oleh karena itu, seorang penjual yang akan merubah harga harus
memperhatikan elastisitas permintaan setiap tingkat harga tersebut.

Jadi berobahnya total penerimaan (TR) dapat memberikan cara yang


cepat, untuk meneliti apakah suatu titik berada pada titik elastis, in elastis dan
unitari, dengan cara :
a) Bilamana P diturunkan dan TR menurun pula, maka permintaan adalah
inelastis, atau jika P dan TR bergerak arah yang sama, maka Eh < 1;
b) Bilamana P diturunkan dan menyebabkan TR meningkat, maka
permintaan adalah elastis, atau jika P dan TR bergerak berbeda arah, maka
Eh > 1;
c) Bilamana P dinaikkan atau diturunkan, sedangkan TR sama saja, maka
permintaan bersifat elastis kesatuan (unity) atau jika TR tidak berobah,
ketika P berobah, maka Eh = 1.

Jadi ada dua cara untuk menentukan apakah permintaan tersebut adalah
Elastis, In elastis atau Unity, yaitu cara :
1) Metode Perhitungan Koefisien Elastisitas harga dari permintaan yang
diperoleh dari informasi P dan Q.
Observasi apa yang akan terjadi terhadap Total Penerimaan/Total Revanue (TR), apabila P
berobah dan pengujian total penerimaan (Total Revanue Test), tapi cara kedua ini tidak
memberikan suatu nilai koefisien.

Anda mungkin juga menyukai