Elastisitas
1. Menurut Hukum Permintaan, terdapat hubungan terbalik antara harga dan permintaan. Ketika
harga naik, permintaan menurun dan sebaliknya. Elastisitas harga permintaan mengacu pada
persentase perubahan permintaan sebagai respons terhadap persentase kenaikan atau penurunan
harga. Elastisitas harga permintaan suatu produk menjawab pertanyaan seperti, dijelaskan oleh
Mark Hirschey dalam “Fundamentals of Managerial Economics,” hubungan terbalik antara
harga dan permintaan diilustrasikan oleh penurunan permintaan yang diakibatkan oleh
kenaikan harga. Misalnya, jika sebuah bisnis menaikkan harga sweter sebesar 5 persen, maka
akan terjadi penurunan permintaan sebesar 10 persen. Perubahan kuantitas yang terjual sebesar
10 persen dapat dibagi dengan perubahan harga sebesar 5 persen untuk menentukan koefisien
elastisitas 2 : 10 dibagi 5 sama dengan 2. Dalam hal ini elastisitas harga permintaan sebesar 2
berarti persentase perubahan permintaan jumlah sweater yang diminta akan dua kali persentase
perubahan harga. Untuk memperluas contoh ini, asumsikan harga asli sebuah sweter adalah
$10 dan 10 sweter dijual dengan harga tersebut. Jika harga sebuah sweter dinaikkan sebesar 5
persen menjadi $10,10, hanya sembilan sweter yang akan terjual.
Utilitas
Utilitas moneter marjinal merupakan indikasi jumlah barang yang harus dibeli untuk
memaksimalkan utilitas moneter total dari barang yang diperoleh. Menurut Baumol, utilitas
moneter marjinal adalah penambahan utilitas total yang diperoleh dari konsumsi satu unit
tambahan suatu barang. Misalnya, jika konsumen membeli satu sweter pada suatu waktu,
utilitas marjinal mengukur kepuasan tambahan yang bisa diperoleh dengan membeli dua
sweter, bukan satu.
Elastisitas harga permintaan berhubungan dengan utilitas marjinal. Utilitas yang diperoleh
pelanggan dari konsumsi unit barang yang dibeli berhubungan langsung dengan kesediaan
pelanggan untuk membayar unit tersebut. Hal ini berarti bahwa utilitas marjinal, serta
kesediaan konsumen untuk membayar unit tersebut, menurun seiring dengan meningkatnya
konsumsi. Permintaan bersifat elastis jika perubahan harga tertentu menyebabkan perubahan
jumlah yang diminta, seperti yang diilustrasikan oleh koefisien elastisitas yang lebih besar dari
1. Jika permintaan hanya bereaksi sedikit terhadap perubahan harga, maka permintaan bersifat
inelastis, yang ditunjukkan dengan koefisien elastisitas kurang dari 1.
https://smallbusiness.chron.com/relationship-between-elasticity-marginal-utility-36267.html
Nilai guna (utilitas) yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang
diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barangbarang. Kalau kepuasan itu semakin
tinggi maka semakin tinggi nilai guna. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang
maka nilai guna semakin rendah pula.
Ramaa Lessandro (2001) dalam Iskandar (2003)menyatakan bahwa “teori nilai guna (utilitas)
yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang
konsumen dari mengkonsumsikan barang-barang. Jadi, nilai guna (utility) adalah kemampuan
suatu barang atau jasa untuk memberikan kepuasan pada manusia dalam mencukupi kebutuhan
manusia.
1. Karena konsumen lebih banyak membeli banyak barang jika harganya rendah dan
menguranginya saat harganya tinggi.
2. Karena ingin melihat bagaimana konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari barang
yang akan dibeli dari pendapatan yang diperolehnya.
Akan dilihat menggunakan teori tingkah laku konsumen: pendekatan nilai guna (utiliti)
kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal
Tingkah laku konsumen (Consumer Behavior) dapat dianalisis dengan melakukan kuantifikasi
kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang. Metode ini disebut dengan pendekatan
Kardinal, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi
berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit
tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya.
Teori Tingkah Laku Konsumen Dapat Dibedakan Dalam Dua Macam Pendekatan
• Pendekatan Nilai guna (utiliti) cardinal Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang
konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif
• Pendekatan nilai guna ordinal Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari
mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi
https://stie.dewantara.ac.id/wp-content/uploads/2012/07/Pertemua-4-NILAI-GUNA-
UTILITY.pdf
Utilitas yang Diharapkan Subyektif (SEU) adalah pendekatan pengambilan keputusan dalam
risiko yang memungkinkan evaluasi subjektif terhadap variabel yang dipertimbangkan dan
probabilitas yang terkait dengannya. Konsep utama dalam SEU adalah pengambilan keputusan
berdasarkan risiko, nilai, dan probabilitas.
1. Utilitas Kardinal
Utilitas kardinal atau cardinal utility merupakan utilitas yang diperoleh dari kepuasan konsumen
dalam mengkonsumsi suatu produk di mana bisa dinyatakan secara numerik. Hal ini sama seperti
dalam mengukur berat dan tinggi badan seseorang.
2. Utilitas ordinal
Utilitas ordinal atau ordinal utility merupakan utilitas yang diperoleh dari kepuasan konsumen
dalam mengkonsumsi suatu produk namun tidak bisa diukur dengan numerik atau angka. Dalam
pendekatan ini, utilitas menjadi fenomena psikologi seseorang seperti kebahagiaan, kepuasan dan
kesejahteraan.
Pendekatan ordinal ini bersifat subjektif dan setiap individunya berbeda. Sehingga utilitas ordinal
tidak bisa diukur secara kuantitatif, melainkan kualitatif.
https://www.researchgate.net/publication/263467733_Subjective_Expected_Utility_Theory
1. Utilitas Marginal
adalah konsep penting dalam ilmu ekonomi yang menjelaskan bagaimana nilai atau kepuasan
yang diperoleh konsumen dari mengonsumsi suatu barang atau jasa menurun seiring dengan
semakin banyaknya mereka yang mengonsumsinya. Ini adalah salah satu prinsip dasar yang
mendasari teori harga, karena membantu menjelaskan bagaimana permintaan suatu barang atau
jasa berubah seiring dengan perubahan harga. Konsep berkurangnya utilitas marjinal telah
dibahas dan diperdebatkan oleh para ekonom selama bertahun-tahun, dan terdapat berbagai
perspektif dan wawasan mengenai subjek ini.
2. Maksimalisasi utilitas
adalah konsep penting dalam teori harga. Ini adalah proses konsumen yang berusaha
mendapatkan kepuasan atau kegunaan maksimal dari barang dan jasa yang mereka beli
dengan pendapatan atau anggaran terbatas. Konsep ini sangat penting dalam memahami
bagaimana konsumen mengambil keputusan dan bagaimana perusahaan menentukan harga
produk mereka. Dari sudut pandang konsumen individu, maksimalisasi utilitas adalah tentang
membeli kombinasi produk yang tepat yang akan memberikan tingkat kepuasan setinggi
mungkin, dengan mempertimbangkan pendapatan dan harga produk.
1. Utilitas Marginal Salah satu konsep utama dalam maksimalisasi utilitas adalah
utilitas marjinal. Ini adalah kepuasan atau utilitas tambahan yang diperoleh
konsumen dari mengonsumsi satu unit tambahan suatu barang atau jasa.
2. Batasan Anggaran: Pendapatan konsumen serta harga barang dan jasa yang ingin
mereka beli menciptakan batasan anggaran yang harus digunakan konsumen untuk
beroperasi. Untuk memaksimalkan utilitas, konsumen harus mengalokasikan
pendapatannya sedemikian rupa sehingga mereka mendapatkan kepuasan sebanyak
mungkin sambil tetap berada dalam batasan anggaran mereka
3. Efek Substitusi: Efek substitusi adalah perubahan jumlah permintaan suatu barang
atau jasa ketika harganya berubah, sedangkan tingkat kepuasan atau utilitas konsumen
tetap sama.
Batasan anggaran dan keseimbangan konsumen adalah dua konsep penting dalam teori
maksimal dari barang dan jasa yang mereka mampu beli. Ekuilibrium ini tercapai ketika
utilitas marjinal suatu barang sama dengan harganya. Di sisi lain, batasan anggaran
mengacu pada terbatasnya jumlah pendapatan atau sumber daya yang dimiliki konsumen
1. Garis batasan anggaran mewakili semua kemungkinan kombinasi barang dan jasa yang dapat
dibeli konsumen dengan pendapatan tertentu. Garis batasan anggaran adalah batas antara apa
yang konsumen mampu beli dan apa yang tidak mampu mereka beli. Nilainya menurun karena
semakin banyak konsumen membelanjakan lebih banyak pada satu barang, semakin sedikit
2. Paket konsumsi optimal adalah kombinasi barang dan jasa yang memaksimalkan utilitas
konsumen, sesuai dengan batasan anggarannya. Paket optimal adalah ketika kurva
indiferen konsumen bersinggungan dengan garis batasan anggaran mereka. Pada titik ini, utilitas
3. Perubahan pendapatan dan harga dapat menggeser garis batasan anggaran dan mempengaruhi
kumpulan konsumsi optimal konsumen. Misalnya, jika pendapatan konsumen meningkat, garis
batasan anggaran akan bergeser ke luar, sehingga memungkinkan mereka membeli lebih banyak
barang dan jasa. Jika harga suatu barang naik, garis batasan anggaran berputar ke
optimalnya . Jika konsumen lebih menyukai suatu barang dibandingkan barang lainnya, maka
mereka akan mengalokasikan lebih banyak sumber dayanya untuk barang tersebut.
Maksimalisasi utilitas adalah sebuah konsep yang penting dalam teori harga dalam ilmu
ekonomi . Salah satu penerapannya yang paling penting adalah penurunan kurva
permintaan. Kurva permintaan adalah representasi grafis dari hubungan antara harga suatu
barang dan jumlah barang yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen. Teori maksimalisasi
mengenai barang apa yang akan dikonsumsi, mengingat terbatasnya pendapatan mereka dan