2. Utilitarianism
Utilitarianisme adalah paham dalam filsafat moral yang menekankan manfaat atau
kegunaan dalam menilai suatu tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar, untuk
menentukan bahwa suatu perilaku baik jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian
besar konsumen atau masyarakat. Atau dengan kata lain, suatu paham etis yang
berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan.
5. Ordinal Utility
Dalam pendekatan nilai guna ordinal, manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
masyarakat dari mengonsumsi barang-barang tidak dikuantifikasi. Tingkah laku seorang
konsumen untuk memilih barang-barang yang akan memaksimumkan kepuasannya
ditunjukkan dengan bantuan analisis kurva kepuasan sama (Indifference Curve).
6. Equimarginal Principle
Konsep ini berkaitan dengan syarat pemaksimuman nilai guna, di mana setiap
rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan
memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya. Berdasarkan syarat tersebut, dapat
dinyatakan secara rumus aljabar sebagai berikut: MUx / Px = MUy / Py = MUz / Pz.
Dalam persamaan tersebut, MU adalah nilai guna marjinal dan Px, Py, dan Pz berturut-
turut adalah harga barang A, barang B, dam barang C.
8. Income Elasticity
Koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan terhadap
sesuatu barang sebagai akibat daripada perubahan pendapatan pembeli dinamakan
elastisitas pendapatan.
Untuk kebanyakan barang kenaikan pendapatan akan menyebabkan kenaikan
permintaan. Di sini terdapat barang yang terdapat hubungan searah di antara perubahan
pendapatan dan perubahan permintaan, dengan demikian elastisitas pendapatannya
adalah positif (barang normal). Beberapa jenis barang mengalami pengurangan dalam
jumlah barang yang dibeli apabila pendapatan bertambah (elastisitasnya negatif). Barang
yang elatisitasnya demikian adalah barang inferior.
Harga setiap jeruk di pasar adalah Rp 700. Surplus konsumen untuk setiap unit
jeruk yang dibeli ditunjukkan oleh garis tegak di antara garis harga dengan kurva
permintaan. Sebagai contoh, garis MN adalah surplus konsumen yang diperoleh dari
memakan jeruk yang ketiga. Pembeli bersedia membayar jeruk ini sebanyak Rp 1300,
tetapi harga pasar adalah Rp 700. Dengan demikian nilai MN--yaitu surplus konsumen,
adalah = Rp 1300 - Rp 700 = Rp 600. Jumlah surplus konsumen diperoleh dengan
menjumlahkan nilai garis-garis tegak yang seperti itu dari unit pertama hingga kelima.