Anda di halaman 1dari 5

Kb 1 Teori Preferensi Konsumen

KENDALA ATAU BATASAN ANGGARAN

Kebutuhan manusia yang tak terbatas dan keterbatasan anggaran yang tersedia merupakan masalah yang
harus dipecahkan agar manusia dapat hidup dengan baik.Penggunan asumsi dua macam barang ini
dilakukan untuk memmpermudah analisis grafis dan matematis.misalnya saja dengan anggaran Rp
100.000, seorang konsumen ingin membeli buah apel dan buah jeruk .diketahui pula bahwa harga satu
buah apel sebesar Rp 1.000 dan satu buah jeruk sebesar Rp 2.000 .Berdasarkan informasi tersebut,dapat
dibuat tabel dengan beberapa pilihan kombinasi jumlah kedua buah tadi dengan anggaran yang tetap.

INDIFFERENCE CURVE

Indifference curve atau kurva indiferen adalah sebuah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua
jenis barang yang menghasilkan tingkat kepuasan / utilitas yang sama .Maknanya ,di sepanjang kurva
indiferen yang sama akan menghasilkan tingkat kepuasan yang sama pula.

Semakin menjauhi titik origin (semakin bergeser kekanan ),kurva indiferen meencerminkan tingkat
kepuasan (kesejahteraan ) yang lebih tinngi.

Aksioma dalam indifference Curve

Indifference curve adalah melengkung kebawah. Terdapat empat aksioma yang mendasari terbentuknya
indifference curve sebagai berikut :

Indifference curve yang lebih tinngi akan lebih dipilih

Konsumen di asumsikan merupakan makhluk yang rasional dan barang atau jasa yang dikonsumsi
merupakan barang yang menghasilkan kepuasan.

b.indifference curve berbentuk miring ke kanan bawah (downward sloping)

konsumen hanya akan mengurangi salah satu barang jika akan mendapatkan lebih banyak barang
pengganti dengan tingkat kepuasan yang sama.

c.indifference curve tidak boleh perpotongan

d. indifference curve berbelok ke bawah (convex)

bentuk indifference curve menjadi berbelok kebawah disebabkan sifat manusia yang lebih memilih akan
bersedia menukarkan barang miliknya saat barang yang dimilikinya tersebut berjumlah banyak,sedangkan
saat jumlahnya sedikit ,cenderung tidak mau menukarnya.

Marginal Rate of Substitution (MRS)

Indifference curve MRS adalah kurva yang menunjukkan jumlah barang yang akan konsumen berikan
atau korbankan agar ia mendaptkan barang yang lain untuk dikonsumsi.
Setidaknya terdapat dua contoh dari indifference curve yang umum dikenal sebagai berikut :

Substitusi sempurna (perfect Substituties )

Dua barang yang bersifat subtitusi sempurna akan memiliki nilai MRS yang sama din setiap titik.

Pelengkap sempurna ( perfect complements)

Dua barang yang merupakan pelengkap sempurna akan membentuk indifference curve yang memiliki
sudut siku siku ke kanan seperti yang terlihat pada gambar 2.8.

C. INTERAKSI ANTARA BATASAN ANGGARAN DAN INDIFFERENCE CURVE

Hingga saat ini, kita memahami konsep mengenai batasan anggaran dan indifference curve. Batasan
anggaran memberikan pemahaman mengenai sejauh mana kombinasi barang atau jasa dapat dibeli.
Sebaliknya, indifference curve menjelaskan pada kita bagaimana variasi kombinasi barang atau jasa
disusun dari yang kurang disukai hingga yang paling disukai.
Kepuasan (utility) adalah suatu nilai yang mewakili kepuasan konsumen yang diperoleh dari keranjang
belanja yang diberikan. Pilihan adalah interaksi dari preferensi dan keterbatasan yang menyebabkan
manusia harus memilih. Dalam analisis ekonomi, banyak digunakan asumsi cateris paribus yang
menganggap bahwa semua faktor adalah konstan, hanya faktor yang dipelajari yang diperbolehkan
berubah.
Titik optimal bagi konsumen akan diperoleh dengan menentukan kombinasi barang dan jasa yang
memberikan kepuasan yang optimal sepanjang tidak melewati garis anggaran yang dimiliki. Ketika
pilihan kombinasi berada di bawah batas anggaran, dikatakan bahwa pilihan tersebut tidak optimal. Disisi
yang lain, apabila pilihan tersebut di atas batas anggaran, pilihan tersebut di atas batas anggaran, pilihan
tersebut dikatakan tidak dapat dicapai (unattainable) karena melebihi sumber daya yang dimiliki. Maka
dari itu, pilihan optimal konsumen berada di titik pertemuan batasan anggaran dan kurva indiferen.

KEGIATAN BELAJAR 2

Permintaan Individu dan Permintaan Pasar


Hukum permintaan menyatakan bahwa semakin rendah harga dari suatu barang akan semakin banyak
permintaan atas barang tersebut. Sebaliknya, jika semakin tinggi harga suatu barang, akan semakin sedikit
permintaan atas barang tersebut.
A. PERMINTAAN INDIVIDU

1. Pembentukan Permintaan Individu


Pada level individu, permintaan merupakan turunan dari keseimbangan yang terjadi pada indifference
curve dan batas anggaran. Permintaan diturunkan dengan mengubah harga suatu barang sehingga batas
anggaran menjadi bergeser. Pergeseran tersebut pada akhirnya akan mengubah keseimbangan aw
sehingga pilihan konsumsi barang atau jasa juga akan berubah.
2. Efek Subtansi dan Efek Pendapatan
Penurunan harga memiliki dua pengaruh. Pertama, dengan turunnya harga, konsumen menikmati
kenaikan daya beli riil karena dengan sejumlah uang yang sama, barang yang mampu dibeli menjadi
semakin banyak. Kedua, penurunan harga suatu barang menjadikan harga barang tersebut relatif lebih
murah dibandingkan dengan barang lain sehingga konsumen akan cenderung mengonsumsi barang yang
lebih murah. Pendekatan efek subtitusi dan efek pendapatan dapat menjelaskan mengenai karakteristik
barang atau jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Ada dua macam barang dalam pemenuhan kebutuhan
manusia sebagai berikut :
a. Barang normal (normal goods)
Barang normal adalah barang yang memiliki efek pendapatan positif. Konsumsi barang naik seiring
dengan kenaikan tingkat pendapatannya. Dengan konsep efek subtitusi dan pendapatan, jelas bahwa
barang normal merupakan barang yang memiliki hubungan negatif terhadap harga. Barang normal
disebut dengan barang primer jika pembeliannya dilakukan dalam jumlah besar karena pendapatan yang
diterima juga bertambah.
b. Barang inferior (inferior goods)
Inferior goods adalah barang yang banyak diminta oleh orang orang yang berpenghasilan rendah.

Dengan kata lain, barang yang akan dibeli dengan jumlah sedikit seiring bertambahnya jumlah
pendapatan. Apabila pendapatan seseorang bertambah, ia akan mengurangi konsumsi atas barang inferior
dan menggantikannya dengan barang yang mutunya lebih baik lagi. Dapat dipahami bahwa barang
inferior merupakan barang yang memiliki efek pendapatan yang negatif.

KB 2

B. PERMINTAAN PASAR

Permintaan pasar adalah jumlah total dari sebuah barang atau jasa yang diminta oleh semua pembeli
potensial. Jumlah permintaan pasar dapat diketahui dengan menjumlahkan permintaan individu-individu.
Sementara itu, kurva permintaan pasar adalah hubungan antara jumlah permintaan total sebuah barang
atau jasa dan harganya, sedangkan semua faktor yang lain dianggap konstan.
Permintaan pasar merupakan gabungan seluruh permintaan individu terhadap suatu barang tertentu.
Misalkan kita ingin menentukan permintaan pasar dalam pasar makanan cepat saji di sebuah kota. Dari
hasil survey, diketahui bahwa terdapat dua orang pelanggan makanan cepat saji yang ada di kota tersebut,
yaitu Amir dan Aji. Permintaan Amir akan makanan cepat saji dalam satu bulan sebagai berikut.

Dari data yang terdapat dalam table permintaan Amir diatas, dapat dibuat grafik seperti dibawah ini.
Selanjutnya, permintaan Aji akan makanan cepat saji dalam satu bulan disajikan dalam Tabel 2.3 di
bawah ini.

Seperti halnya pada permintaan Amir, table permintaan Aji dapat dibuat grafik sebagai berikut.

Seperti yang tersaji pada Tabel 2.4 dan Gambar 2.17, permintaan pasar akan makanan cepat saji dalam
satu bulan merupakan gabungan dari permintaan Amir dan Aji.
C. SURPLUS KONSUMEN
Besarnya selisih keinginan untuk membayar (willingness to pay) suatu barang atau jasa tertentu dengan
sejumlah uang yang harus dibayar sesungguhnya disebut dengan surplus konsumen (consumer surplus).
Surplus konsumen dapat dihitung dengan mudah ketika kita telah menentukan kurva permintaan terlebih
dahulu.
Secara sederhana, surplus konsumen dapat diartikan sebagai selisih perbedaan antara harga yang ingin
dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang secara actual dibayarkan oleh konsumen terhadap barang
atau jasa yang dikonsumsinya.
Pengertian surplus konsumen di atas menjadi acuan bahwa konsep surplus konsumen menjadi dasar
seberapa jauh konsumen menjadi lebih baik (better off) atau malah lebih buruk (worse off) sebagai akibat
dari adanya gejolak pasar. Ketika pasar mengalami perubahan sedemikian hingga harga menjadi turun,
surplus konsumen akan bertambah yang berarti konsumen menjadi lebih baik. Sebaliknya, ketika harga
keseimbangan naik, surplus konsumen akan berkurang dan konsumen menjadi lebih buruk. Analisis ini
sering digunakan dalam analisis kesejahteraan (welfare analysis) untuk menimbang pengaruh dari
kebijakan pemerintahan terhadap sector tertentu.

Anda mungkin juga menyukai