B/t
.D
.A
.C .B
0 A/t
P
Dari konsep tersebut diatas maka kita dapat menyusun kriteria yang
menjadi dasar teori ini :
1. Konsistensi/kemantapan (consistency)
Kriteria ini menyingkirkan gagasan bahwa konsumen akan menilai kualitas
barang berdasarkan harganya. Sebab apabila demikian halnya maka
kenaikan harga yang mendadak dari B akan menimbulkan inkonsistensi.
Kenaikan harga B menyebabkan B lebih mahal dari A.
2. Transititas (transitivity)
Kita Harus memasukkan konsep Transititas, jika misalnya A terungkap
lebih disenangi daripada B dan B terungkap lebih disenangi daripada C,
maka A terungkap lebih disenangi daripada C. Kriteria ini sangat sederhana,
tetapi juga sangat penting bagi analisis kita. Akhirnya jika diketahui
kelompok barang tertentu, maka ada suatu garis kendala anggaran yang
akan mendorong konsumen untuk membeli barang tersebut.
SURPLUS KONSUMEN
I2
P
B1
I1 B
P
B1
A
A/t
I2 I2
P P
A1 A1
Oleh karena ini adalah produk yang harganya satu dan merupakan
produk yang dipergunakan untuk mengukur harga produk lain. Perlu diketahui
bahwa setiap komoditi bukan yang numeraire dapat mempunyai utilitas
marjinal yang konstan. Utilitas marjinal sepenuhnya tergantung pada bentuk
utilitas (utility surface).
Dalam melakukan analisis kita asumsikan bahwa utilitas marjinal A dan
B independent, yakni bebas. (kita mengansumsikan fungsi utilitas yang dapat
dipisahkan). Jika kedua barang itu interdependen, maka mungkin bahwa MUB
misalkan akan tturun atau naik dengan berubahnya pendapat dan menyebabkan
MUA berubah yang akhirnya mengakibatkan rasio dua utilitas marjinal tidak
berubah.
Perlu kita perhatikan bahwa apabila kurva indeferens memotong sumbu,
komoditi dapat dinamakan barang yang tidak diperlukan (dispensable),
sedangkan barang yang sangat diperlukan (indispensable) dapat digambarkan
dengan kurva yang menyentuh sumbu.
Kurva evaluasi marjinal (marjinal evaluation curve) dibuat dengan
menghitung kemiringan beberap kurva indeferens pada berbagai titik A
sepanjang garis anggara. Apabila kurva indeferens sejajar vertical, maka kurva
MRS dan kurva evaluasi marjinal kedua-duanya merosot menjadi satu kurva
tunggal, yakni kurva permintaan A.
Analisis yang ssederhana mengenai surplus konsumen ini dapat juga
disajikan dengan perhitungan integral (integral calculus). Kurva permintaan
yang dihasilkan menggambarkan pendapatan nyata yang konstan. Krva itu
dapat dinamakan kurva permintaan Marshall yang sebenarnya.
Dalam kasus barang normal, apabila kita nyatakan bahwa daerah
segitiga dibawah kurva permintaan itu merupakan surplus konsumen, maka
pernyataan ini berlebih-lebihan (overstatement). Jika memilih barang interior,
maka kita mencantumkan kurang daripada yang seharusnya (understate), bila
kita menyatakan bahwa surplus konsumen dalam kasus yang sederhana.ini,
dimana MUB konstan, adalah sama dengan surplus konsumen yang sebenarnya.
Hal ini disebabkan karena kemiringan kurva indeferens menjadi kurang curam
bagi A. apabila kita bergerak ketingkat kepuasan yang makin lama makin
tinggi. Jika diketahui garis kendala anggaran MM, maka konsumen akan berada
dalam ekuilibrium dititik A. dititik A konsumen akan meminta A1 dan harganya
adalah PA1. harga ini adalah kemiringan kurva indeferens 2 dititk A. selanjutnya
jika harga A turun, maka konsumen berada dalam ekuilibrium di E pada kurva
indeferens 3, dan konsumen akan meminta A2 pada harga PA2. harga ini adalah
kemiringan kurva indeferens 3 dititk E.
Dengan barang inferior, pengertian yang sederhana mengenai surplus
konsumen merupakan pernyataan yang mencantumkan kurang daripada
(understatement) surplus yang sebenarnya.
Oleh karena itu surplus konsumen adalah ukuran mengenai sesuatu hal
“ekstra” yang diterima oleh konsumen apabila ia membeli barang, maka kita
ingin mengukur juga perubahan surplus ini apabila harga barang yang
bersangkutan berubah.
Terdapat beberapa metode lain untuk mengukur surplus konsumen.
Ancangan (pendekatan) MRS bukanlah satu-satunya ancangan yang mungkin
kita pergunakan. Menurut Hicks, paling sedikit terdapat empat metode
pengukuran. Marilah kita bah sedikit definisi surplus konsumen. Kita akan
mendefinisikan surplus konsumen disebabkan oleh perubahan harga. Ini adalah
jumlah ekstra uang yang mungkin dibayar konsumen untuk mengonsumsikan
kualitas yang baru, dan ia tetap berada dalam keadaan yang sama baiknya
seperti sebelum perubahan harga.
Ada dua ukuran dalam mencapai kurva indeferens 2 yakni a. Variasi ekuivalen
kuantitas (quantity equivalent variation), b. Variasi ekuivalen harga (price-
equivalent variation).
Dalam seluruh analisis yang disajikan seperti sekarang ini, kita telah
meninjau teori utilitas dimana konsumen dapat meilih tanpa ada resiko.oleh
karena konsumen tidak menghadapi hal-hal yang tidak pasti (unsertinties),
maka kita menerapkan criteria maksimasi (maximizing criteria). Untuk
sebagian besar kita mengasumsikan bahwa fungsi utilitas marjinal dari berbagai
macam barang, termasuk uang, adalah menurun. Sewaktu kita mengasumsikan
bahwa utilitas marjinal uang turun maka secara implicit kita mengabaikan
pengambilan resiko yang wajar (fair gambling) dari pihak konsumen. Jika
konsumen memiliki Rp. 400 dan diberikan kemungkinan yang sama besar
untuk menang atau kalah Rp 5, maka ia tidak berani bertaruh karena kerugian
utilitas yang dideritanya akan lebih besar daripada keuntungan berupa uang
sama besar. Tentu saja dengan mengabaikan hal ini, kita juga mengabaikan
kesenangan konsumen dalam berjudi.
Seorang yang rasional (a rational individu) yang menghadapi situasi
yang tidak pasti akan berusaha memaksimasikan utilitas yang diharapkan dan
bukannya jumlah rupiah yang diharapkan akan diterimanya.
Perlu diperhatikan nilai absolute utilitas marjinal bersifat arbitrer
(sembarang) dan didasarkan atas asumsi bahwa kehilangan utilitas yang
pertama bernilai 10 unit utilitas bagi orang tersebut. Akan tetapi barapapun nilai
asal ditentukan secara arbriter, utilitas marjinal relatifnya tetap sama. Dalam
pengertian ini, hal inilah yang disebut utilitas cardinal karena ia lebih dari
sekedar menentukan urutan preferensinya. Indeks tersebut juga menunjukan
kuatnya keinginan akan barang sama juga, dalam hal ini uang
KESIMPULAN
Dalam bab ini kita telah meninjau bebarapa pokok pembahasan untuk
menjelaskan beberapa masalah sepanjang masa mengenai teori permintaan
pokok-pokok pembahasan ini sendiri meninbulkan masalah baru.
Teori preferensi terungkap (the revealed preference theory)mengatakan
bahwa analisi permintaan, walaupun sifatnya sangat teoritis dapat diteliti
dipasar. Teori modern tentang utilitas (utility) memberi kesan yang sama juga.
Pokok-pokok pembahasan yang lain dalam bab ini diharapkan dapat merupakan
analisis teoritis yang menarik.
Makalah :
Oleh :