Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Kesenangan atau kegunaan subyektif yang dirasakan oleh seseorang


dari mengkonsumsi sesuatu barang dan jasa. Konsep ilmiah untuk memahami
bagaimana konsumen secara rasional membagi sumberdaya mereka yang
terbatas diantara berbagai komoditi ymemberi mereka kepuasan ( Marginal
Utilitas = tambahan Utilitas). Hukum utilitas marginal yang semakin
berkurang menyatakan bahwa jumlah tambahan utility akan menurun ketika
seseorang semakin banyak mengkonsumsi barang yang sama.
Dalam banyak situasi konsumen dapat membeli sejumlah besar
komoditi. Konsumen mengkin sekali mau membayar lebih banyak untuk salah
satu komoditi ini, daripada yang seharusnya dibayar. Perbedaan antara apa yang
dibayar oleh konsumen untuk suatu komoditi dan apa yang ia bersedia bayar
daripada tidak memiliki barang itu, hal ini dinamakan surplus konsumen.
MASALAH

1. Bagaimana Hubungan Teori Prefensi yang terungkap dengan teori


Permintaan
TEORI

Kondisi Equilibrium : Kondisi pokok yang bagaimana yang harus


dipenuhi bila seseorang konsumen mendapatkan kepuasan tertinggi dari
kombinasi dari kombinasi barang yan di konsumsi.
Efek subtitusi : harga suatu barang naik, konsumen akan cenderung
mengganti konsumsi barang tersebut dengan barang lain, yang harganya lebih
murah dalam rangka mencapai kepuasan yang dinginkan, dengan anggaran
yang lebih rendah.
Efek Pendapatan : efek perubahan harga terhadap pendapatan rill,
apabila harga meningkat dan pendapatan nominal tetap, maka pendapatn rill
menurun dan anda akan membeli lebih sedikit barang dan jasa.
Surplus Konsumen : Perbedaan antara apa yang dibayar oleh konsumen
untuk suatu komoditi dan apa yang ia bersedia bayar daripada tidak memiliki
barang itu, hal ini dinamakan.
TEORI PREFERENSI YANG TERUNGKAP
(REVEALED PREFERENCE THEORY)

Telah dikemukanan bahwa peta indeferens dari konsumen dapat


digambar jika kita mengasumsikan bahwa selera individu tidak berubah. Hal ini
merupakan inti dari Teori preferensi terungkap (Revealed Preference Theory.
Teori ini didasarkan atas gagasan yang sangat sederhana : Seorang
konsumen akan memutuskan membeli beberapa kelompok barang tertentu,
karena ia lebih menyenanginya dari pada kumpulan barang lain, atau barang itu
lebih murah jika dibandingkan dengan kumpulan barang lain. misalnya saja
konsumen membeli barang A dan bukan kelompok barang B. kita tidak dapat
menyatakan bahwa ia lebih menyenangi A dari pada B. mungkin ia tidak
mampu membeli B. tatapi jika ada informasi mengenai harga, kita dapat
membuat pernyataan yang lebih pasti. Jika A tidak lebih mahal dari pada B dan
konsumen membeli A, maka ia berbuat demikian karena ia lebih
menyenanginya. Dalam situasi ini kita mengatakan bahwa A terungkap lebih
disenangi dari pada B (revealed preferred to B) atau B terungkap kurang
disenangi dari pada A (revealed inferior to A).

B/t

.D
.A

.C .B

0 A/t
P

Dari konsep tersebut diatas maka kita dapat menyusun kriteria yang
menjadi dasar teori ini :
1. Konsistensi/kemantapan (consistency)
Kriteria ini menyingkirkan gagasan bahwa konsumen akan menilai kualitas
barang berdasarkan harganya. Sebab apabila demikian halnya maka
kenaikan harga yang mendadak dari B akan menimbulkan inkonsistensi.
Kenaikan harga B menyebabkan B lebih mahal dari A.
2. Transititas (transitivity)
Kita Harus memasukkan konsep Transititas, jika misalnya A terungkap
lebih disenangi daripada B dan B terungkap lebih disenangi daripada C,
maka A terungkap lebih disenangi daripada C. Kriteria ini sangat sederhana,
tetapi juga sangat penting bagi analisis kita. Akhirnya jika diketahui
kelompok barang tertentu, maka ada suatu garis kendala anggaran yang
akan mendorong konsumen untuk membeli barang tersebut.

SURPLUS KONSUMEN

Dalam banyak situasi konsumen dapat membeli sejumlah besar


komoditi. Konsumen mungkin skali mau membayar lebih banyak untuk salah
satu komoditi ini, daripada yang seharusnya dibayar. Perbedaan antara apa yang
dibayar oleh konsumen untuk suatu komoditi dan apa yang ia bersedia bayar
daripada tidak memiliki barang itu, dinamakan surplus konsumen (consumer’s
surplus).
Marilah kita tinjau konsep surplus konsumen secara lebih terinci. Atas
dasar analisis kurva indeferns kita dapat melanjutkan penelitian kita mengenai
surplus konsumen. Misalkan saja kita berhadapan dengan produk-produk yang
telah dikenal A dan B tetapi kali ini kita anggap produk B berupa uang.
Selanjutnya kita mula-mula mengasumsikan, bahwa kita menghadapi kasus
yang sangat khusus, yakni utilitas marjinal dari uang adalah konstan5. asumsi
ini menyebabkan kurva indeferens mempunyai bentuk yang aneh diatas peta
indeferens. Kurva indeferns ini akan sejajar vertical. Artinya semua kurva
indeferens yang berbeda-beda mempunyai kemiringan yang sama pada setiap
kuantitas tertentu dari A.
B/t (Uang)

I2
P
B1
I1 B
P
B1

A
A/t

I2 I2
P P
A1 A1

Oleh karena ini adalah produk yang harganya satu dan merupakan
produk yang dipergunakan untuk mengukur harga produk lain. Perlu diketahui
bahwa setiap komoditi bukan yang numeraire dapat mempunyai utilitas
marjinal yang konstan. Utilitas marjinal sepenuhnya tergantung pada bentuk
utilitas (utility surface).
Dalam melakukan analisis kita asumsikan bahwa utilitas marjinal A dan
B independent, yakni bebas. (kita mengansumsikan fungsi utilitas yang dapat
dipisahkan). Jika kedua barang itu interdependen, maka mungkin bahwa MUB
misalkan akan tturun atau naik dengan berubahnya pendapat dan menyebabkan
MUA berubah yang akhirnya mengakibatkan rasio dua utilitas marjinal tidak
berubah.
Perlu kita perhatikan bahwa apabila kurva indeferens memotong sumbu,
komoditi dapat dinamakan barang yang tidak diperlukan (dispensable),
sedangkan barang yang sangat diperlukan (indispensable) dapat digambarkan
dengan kurva yang menyentuh sumbu.
Kurva evaluasi marjinal (marjinal evaluation curve) dibuat dengan
menghitung kemiringan beberap kurva indeferens pada berbagai titik A
sepanjang garis anggara. Apabila kurva indeferens sejajar vertical, maka kurva
MRS dan kurva evaluasi marjinal kedua-duanya merosot menjadi satu kurva
tunggal, yakni kurva permintaan A.
Analisis yang ssederhana mengenai surplus konsumen ini dapat juga
disajikan dengan perhitungan integral (integral calculus). Kurva permintaan
yang dihasilkan menggambarkan pendapatan nyata yang konstan. Krva itu
dapat dinamakan kurva permintaan Marshall yang sebenarnya.
Dalam kasus barang normal, apabila kita nyatakan bahwa daerah
segitiga dibawah kurva permintaan itu merupakan surplus konsumen, maka
pernyataan ini berlebih-lebihan (overstatement). Jika memilih barang interior,
maka kita mencantumkan kurang daripada yang seharusnya (understate), bila
kita menyatakan bahwa surplus konsumen dalam kasus yang sederhana.ini,
dimana MUB konstan, adalah sama dengan surplus konsumen yang sebenarnya.
Hal ini disebabkan karena kemiringan kurva indeferens menjadi kurang curam
bagi A. apabila kita bergerak ketingkat kepuasan yang makin lama makin
tinggi. Jika diketahui garis kendala anggaran MM, maka konsumen akan berada
dalam ekuilibrium dititik A. dititik A konsumen akan meminta A1 dan harganya
adalah PA1. harga ini adalah kemiringan kurva indeferens 2 dititk A. selanjutnya
jika harga A turun, maka konsumen berada dalam ekuilibrium di E pada kurva
indeferens 3, dan konsumen akan meminta A2 pada harga PA2. harga ini adalah
kemiringan kurva indeferens 3 dititk E.
Dengan barang inferior, pengertian yang sederhana mengenai surplus
konsumen merupakan pernyataan yang mencantumkan kurang daripada
(understatement) surplus yang sebenarnya.
Oleh karena itu surplus konsumen adalah ukuran mengenai sesuatu hal
“ekstra” yang diterima oleh konsumen apabila ia membeli barang, maka kita
ingin mengukur juga perubahan surplus ini apabila harga barang yang
bersangkutan berubah.
Terdapat beberapa metode lain untuk mengukur surplus konsumen.
Ancangan (pendekatan) MRS bukanlah satu-satunya ancangan yang mungkin
kita pergunakan. Menurut Hicks, paling sedikit terdapat empat metode
pengukuran. Marilah kita bah sedikit definisi surplus konsumen. Kita akan
mendefinisikan surplus konsumen disebabkan oleh perubahan harga. Ini adalah
jumlah ekstra uang yang mungkin dibayar konsumen untuk mengonsumsikan
kualitas yang baru, dan ia tetap berada dalam keadaan yang sama baiknya
seperti sebelum perubahan harga.
Ada dua ukuran dalam mencapai kurva indeferens 2 yakni a. Variasi ekuivalen
kuantitas (quantity equivalent variation), b. Variasi ekuivalen harga (price-
equivalent variation).

PELENGKAP DAN PENGGANTI (Complementary and Substitubility)

Dalam bab-bab sebelumnya kita telah membahas barang komplementer


(pelengkap) dan barang substitute (pengganti). Untuk menentukan hubungan
antara kedua barang ini, kita sebagian besar mempergunakan ukuran elastisitas
silang dari permintaan (cross elasticity of demand). Ini cara yang agak
sederhana untuk mendekati persoalan. Tentu saja kita dapat menggunakan
kurva indeferens untuk meninjau barang kompelen dan substitut. Cara ini
sangat berguna untuk meninjau kasus ekstrem tentang barang-barang tersebut.
Jika kurva indeferens nampak garis lurus yang mempunyai kemiringan negatif,
maka barang-barang itu merupakan barang substitut sempurna (perfect
substitutes). Jika kurva itu maka skali lagi kita dapat membedakan antara
barang komplementer dan barang substitut atau paling sedikit dapa
membedakan anatara beberapa tingkat barang substitut. Sayangnya kebanyakan
kurva indeferens tidak dapat dipakai untuk mendekati kasus ekstrem ini. Oleh
karena itu diperlukan metode yang lebih baik untuk mengukur hubungan antara
barang-barang ini. Jika kita meninjau kedua barang tersebut dengan penyebut
yang umum (common denominator), maka kita memperoleh ukuran yang lebih
logis untuk mendekati barang komplementer dan substitut. Penyebut yang
umum ini adalah uang.
Dua barang dikatakan barang komplementer, jika tingkat substitusi
marjinal (marjinal of substitution). Dari M untuk memperoleh A meningkat
apabila B distribusi dengan uang. Dipihak lain kita dapat mengatakan bahwa
dua barang itu merupakan barang substitute, apabila angka substitusi marjinal
dari uang untuk memperoleh A turun, apabila B ditukarkan dengan uang.
Pernyataan diatas sangat sederhana dan mudah dijelaskan. Definisi tersebut
menggambarkan bahwa kedua barang A dan B saling tergantung yang satu
dengan yang lain. Dengan perkataan lain ada ketergantungan (interdependence)
antara kedua barang A dan B. tingkat substitusi marjinal dari uang untuk A
yaklni MRS MA , adalah jumlah yang dikorbankan untuk memperoleh tambahan
unit A dan mempertahankan tingkat utilitas yang sama.jadi MRSMA adalah
ekuivalen dengan rasio MUA/MUM.
Anggaplah bahwa A adalah kopi dan B adalah susu. Kedua barang ini
dapat dianggap saling komplementer (complementary). Misalnya orang
mengorbankan sejumlah uang untuk membeli susu B. makin banyak jumlah
susu yang dibelinya, maka makin tinggi utilitas marjinal dari kopi A bagi kopi
dalam kuantitas tertentu. Artinya jika orang membeli susu lebih banyak, maka
kurva utilitas marjinal kopi bergeser kekanan. Jadi utilitas marjinal A naik, dan
jika kita mengansumsikan untuk sementara bahwa MUM. adalah konstan, maka
rasio MUA dan MUM naik. Jadi MRSMA naik jika B disubstitusi untuk M. Jadi
barang-barang itu adalah barang komplementer (pelengkap). Tetapi anggaplah
bahwa kerena susu itu dibeli dengan uang, maka utilitas marjinal kopi turun. Ini
berarti bahwa kurva utilitas marjinal untuk kopi bergseser kekiri. Jika MUM
konstan maka MRSMA turun. Dan sesuai dengan definisi kita, barang-barang
itu harus merupakan barang substitut. Hal itu mungkin benar apabila kita
mengahdapi pasien yang dilarang minum kopi dan diharuskan minum susu
supaya lekas sembuh dari penyakit ginjalnya.
Tentu saja kita harus mengkonsumsikan bahwa MUM tetap konstan.
MUM dapat saja naik atau turun, sebab yang penting bagi kita adalah rasio
MUA/MUM. Misalkan jika orang mengkonsumsi susu lebih banyak dan ia
mengeluarkan uang untuk mengkonsumsikan susu ini, maka utilitas marjinal
kopi MUA naik dan kurva utilitas marjinal kopi bergeser ke kanan. Dan
misalkan juga bahwa MUM turun. Yakni apabila kita bergerak dari kanan ke kiri
sepanjang sumbu kuantitas dari diagram utilitas marjinal yang
konvesional(apabila konsumsi uang turun), maka MUM turun. Jadi MRSMA naik
dan barang A dan B adalah barang komplementer. Sebaliknya, jika MUA naik
tetapi MUM juga naik (untuk menunjukan utilitas marjinal uang yang menurun),
sehingga rasio dari kedua barang itu turun, maka MRSMA turun dan barang-
barang A dan B dikatakan barang substitut.
Kita dapat memperoleh definisi yang lebih prkatis menegenai
komplementer dan substitut (complements and substitutes). Definisi itu dapat
diterapkan apabila kita berhadapan dengan analisis utilitas marjinal maupun
dengan analisi kurva indeferens. Apabila kita menghadapi utilitas marjinal,
maka seperti biasa kita dapat mengasumsikan utiilitas marjinal dapat diukur,
tetapi apabila kita menghadapi analisis kurva indeferens maka kita harus
membatasi pada rasio utilitas marjinal saja.

TEORI MODERN TENTANG UTILITAS (UTILITY)

Dalam seluruh analisis yang disajikan seperti sekarang ini, kita telah
meninjau teori utilitas dimana konsumen dapat meilih tanpa ada resiko.oleh
karena konsumen tidak menghadapi hal-hal yang tidak pasti (unsertinties),
maka kita menerapkan criteria maksimasi (maximizing criteria). Untuk
sebagian besar kita mengasumsikan bahwa fungsi utilitas marjinal dari berbagai
macam barang, termasuk uang, adalah menurun. Sewaktu kita mengasumsikan
bahwa utilitas marjinal uang turun maka secara implicit kita mengabaikan
pengambilan resiko yang wajar (fair gambling) dari pihak konsumen. Jika
konsumen memiliki Rp. 400 dan diberikan kemungkinan yang sama besar
untuk menang atau kalah Rp 5, maka ia tidak berani bertaruh karena kerugian
utilitas yang dideritanya akan lebih besar daripada keuntungan berupa uang
sama besar. Tentu saja dengan mengabaikan hal ini, kita juga mengabaikan
kesenangan konsumen dalam berjudi.
Seorang yang rasional (a rational individu) yang menghadapi situasi
yang tidak pasti akan berusaha memaksimasikan utilitas yang diharapkan dan
bukannya jumlah rupiah yang diharapkan akan diterimanya.
Perlu diperhatikan nilai absolute utilitas marjinal bersifat arbitrer
(sembarang) dan didasarkan atas asumsi bahwa kehilangan utilitas yang
pertama bernilai 10 unit utilitas bagi orang tersebut. Akan tetapi barapapun nilai
asal ditentukan secara arbriter, utilitas marjinal relatifnya tetap sama. Dalam
pengertian ini, hal inilah yang disebut utilitas cardinal karena ia lebih dari
sekedar menentukan urutan preferensinya. Indeks tersebut juga menunjukan
kuatnya keinginan akan barang sama juga, dalam hal ini uang
KESIMPULAN

Dalam bab ini kita telah meninjau bebarapa pokok pembahasan untuk
menjelaskan beberapa masalah sepanjang masa mengenai teori permintaan
pokok-pokok pembahasan ini sendiri meninbulkan masalah baru.
Teori preferensi terungkap (the revealed preference theory)mengatakan
bahwa analisi permintaan, walaupun sifatnya sangat teoritis dapat diteliti
dipasar. Teori modern tentang utilitas (utility) memberi kesan yang sama juga.
Pokok-pokok pembahasan yang lain dalam bab ini diharapkan dapat merupakan
analisis teoritis yang menarik.
Makalah :

Pengantar Mikro Ekonomi

Teori Prefensi yang terungkap

Oleh :

Jemmy Haryanto H 102 09 004

Rahmad A. Rifai H 102 09 018

I Ketut H 102 09 028


Sukamertayasa
Taufiq Runa H 102 09 035

Sitti Wahyuni Borman H 102 09 048

Program Pasca Sarjana


Universitas tadulako
2009

Anda mungkin juga menyukai