Anda di halaman 1dari 15

KONSUMEN, PRODUSEN, DAN EFISIENSI PASAR

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Mikro

Yang diampu oleh Bapak Surpiko Hapsoro Darpito, S.E., M.Si.

Kelompok 4

Weningtyas Prahapsi (141230163)

Magista Yoga Pradikta (141230164)

Rasti Nur Aulia (141230165)

Meiva Diah Setyarini (141230166)

Anindya Laiszha Luna Azizah (141230167)

Nabil Pamungkas (141230168)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" YOGYAKARTA

2023
BAB I

PEMBUKA

A. Latar belakang

Ekonomi, sebagai salah satu aspek sentral dalam kehidupan kita, memerlukan
pemahaman yang mendalam tentang bagaimana sumber daya yang terbatas dialokasikan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Di dalam dunia yang didorong oleh pasar bebas dan
pertukaran barang dan jasa, peran konsumen, produsen, dan efisiensi pasar menjadi elemen
utama yang membentuk dasar ekonomi. Melalui makalah ini, kita akan mempelajari konsep-
konsep kunci ini dan bagaimana mereka saling berhubungan dalam ekonomi modern. Dengan
memahami peran konsumen dan produsen serta pentingnya efisiensi pasar, kita akan
mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana ekonomi beroperasi dan bagaimana
masyarakat dapat mengoptimalkan sumber daya mereka untuk mencapai kesejahteraan yang
lebih tinggi.

B. Rumusan masalah

1. Apa definisi dari Surplus Konsumen?

2. Apa definisi dari Surplus Produsen?

3. Apa definisi dari Efisiensi Pasar?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi Surplus Konsumen

2. Untuk mengetahui definisi Surplus Produsen

3. Untuk mengetahui definisi Efisiensi Pasar


BAB II

PEMBAHASAN

A. Surplus Konsumen
Surplus konsumen adalah nilai kerelaan pembeli untuk membayar suatu barang
dikurangi nilai yang sebenarnya dibayarkan oleh pembeli tersebut.

1. Kerelaan untuk Membayar


Harga tertinggi yang rela dibayarkan oleh masing-masing pembeli dan menjadi
ukuran seberapaa besar calon pembeli menghargai barang disebut kerelaan untuk
membayar (wilingness to pay). Ketika harga barang sama dengan kerelaannya untuk
membayar, calon pembeli bisa jadi tidak tertarik untuk membeli barang tersebut.

(Tabel 1 halaman 151)

Anda membuka lelang untuk menjual satu unit barang x dengan harga yang
rendah yaitu $10. Tentu saja harga barang x tersebut naik dengan cepat, karena seluruh
calon rela membayar jauh lebih banyak. penawaran berhenti ketika John rela membayar
$80 (atau sedikit lebih tinggi). Pada titik ini Paul, George, dan Ringo tidak lagi rela
membayar lebih dari $80 untuk membeli barang x tersebut. Dalam contoh ini, John
mendapatkan keuntungan sebesar $20 dari partisipasinya dalam lelang, karena John
hanya membayar $80 untuk suatu barang yang menurutnya bernilai $100.

2. Menggunakan Kurva Permintaan untuk Mengukur Surplus Konsumen

(Gambar 1 halaman 152)

Pada jumlah berapa pun, harga yang diberikan oleh kurva permintaan
menunjukkan kerelaan untuk membayar pembeli marginal, yaitu pembeli yang akan
meninggalkan pasar pertamaa kali jika harganya sedikit lebih tinggi.

Contohnya ketika empat unit barang x dijual dan kurva permintaan tingginya $50,
yaitu senilai harga yang rela Ringo bayar. Maka Ringo adalah pembeli marginal di pasar
tersebut.
(Gambar 2 halaman 153)

Kita juga dapat menggunakannya untuk mengukur surplus konsumen. Gambar


diatas menggunakan kurva permintaan untuk menghitung surplus konsumen dari contoh
sebelumnya. Apa yang kita pelajari dari contoh tersebut berlaku untuk seluruh kurva
permintaan: Luas area di bawah kurva permintaan dan di atas harga mengukur surplus
konsumen di dalam suatu pasar.

3. Bagaimana Harga yang Lebih Rendah Meningkatkan Surplus Konsumen


(Gambar 3 halaman 154)

Gambar 3 menunjukkan kurva permintaan yang umum. Kita dapat


memperhatikan bahwa ini secara bertahap turun kebawah dan bukannya memiliki ciri
tersendiri yaitu berupa anak tangga sebagaimana halnya dalam dua gambar sebelumnya.
Anak tangga yang dihasillan dari setiap pembeli berangsur turun secara perlahan dalam
nilai yang sangat kecil, sehingga membentuk kurva permintaan yang lebih mulus (smooth
cure).

4. Apa yang Diukur oleh Surplus Konsumen?

Surplus konsumen mengukur seberapaa besar keuntungan yang diterima oleh pembeli
dari suatu barang berdasarkan sudut pandang pembeli sendiri. Dengan demikian, surplus
konsumen adalah ukuran kesejahteraan ekonomi yang baik jika pembuat kebijakan ingin
menghargai sejumlah pilihan dari para pembeli. Dalam kasus ini, konsumen adalah
penilai terbaik dalam menentukan seberapa banyak keuntungan yang dapat mereka terima
dari barang-barang yang mereka beli.
B. Surplus Produsen
Surplus produsen terjadi ketika harga pasar yang diterima oleh produsen melebihi
biaya produksi mereka.

1. Biaya dan Kerelaan untuk Menjual


Surplus produsen (producer surplus) adalah jumlah yang dibayarkan oleh penjual
dikurangi biaya produksi. Surplus produsen mengukur seberapa besar keuntungan yang
diterima penjual dari partisipasinya dalam suatu pasar. Seseorang bersedia mengambil
pekerjaan yang ditawarkan jika harga yang didapatkannya melebihi biaya biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Surplus produsen mengukur manfaat
atau keuntungan yang dicapai produsen ketika harga ekuilibrium lebih tinggi dari harga
terendah yang mau diterima. oleh produsen untuk menghasilkan barang tersebut atau
sering disebut biaya marjinal. Surplus produsen merupakan bagian dari total surplus
ekonomi dan ukuran kesejahteraan produsen.

Contoh surplus produsen:


Pembahasan: Grandma menawarkan jasanya seharga $600 atau sedikit lebih murah
dengan biaya yang harus dikeluarkannya hanya $500. Mary, Frida dan Georgia tidak
bersedia jika bayarannya kurang dari $600. Jadi pekerjaan itu jatuh ke tangan Grandma.
Grandma memperoleh surplus produsen senilai $100. Pekerjaan akan jatuh ke tangan
orang yang mampu melakukannya pada tingkat harga yang terendah.

2. Menggunakan Kurva Penawaran untuk Mengukur Surplus Produsen


Surplus produsen berkaitan erat dengan kurva penawaran. Tinggi kurva
penawaran adalah sesuai dengan biaya penjualnya. Pada jumlah berapa pun, harga yang
terdapat pada kurva penawaran menunjukkan biaya dari penjual marginal (marginal
seller), yaitu penjual yang pertama kali akan meninggalkan pasar jika harganya menjadi
lebih rendah.
Area di bawah harga dan di atas kurva penawaran mengukur besarnya surplus
produsen dalam suatu pasar. Logikanya sangatlah jelas. Tingginya kurva penawaran
mengukur biaya-biaya yang dikeluarkan penjual, dan perbedaan di antara harga dengan
biaya produksi merupakan surplus produsen dari setiap penjual. Jadi, total area tersebut
merupakan penjumlahan surplus produsen dari seluruh penjual.

Kurva penawaran:

Contoh: Jika harga dibawah $500 tidak ada tukang cat yang bersedia melakukan
pekerjaan tersebut, sehingga jumlah yang ditawarkan adalah nol. Jika harga antara $500-
$600 hanya Grandma yang bersedia sehingga jumlah yang ditawarkan adalah 1.
Begitupun seterusnya. Dengan demikian, skedul penawaran dapat disusun dari biaya
biaya keempat tukang cat tersebut.

3. Bagaimana Harga yang Lebih Tinggi Dapat Meningkatkan Surplus Produsen


Dampak dari perubahan harga sangat berpengaruh terhadap surplus produsen.
Apabila harga meningkat, maka surplus produsen akan bertambah dan memberikan
insentif untuk menghasilkan lebih banyak barang. Sedangkan apabila harga menurun,
maka surplus produsen akan berkurang.

Bagaimana perubahan harga mempengaruhi surplus produsen:


Pada panel (a) harga adalah P1 dan surplus produsen adalah luas area dari segitiga ABC.
Panel (b) menunjukkan hal yang terjadi jika harga meningkat dari P1 ke P2, Surplus
produsen sekarang nilainya sama dengan luas area ADF. Peningkatan surplus produsen
ini terdiri dari dua bagian.
a. Pertama, para penjual yang telah menjual barang sebanyak Q1, pada harga yang
lebih rendah P1, menjadi lebih sejahtera karena sekarang mereka mendapatkan
bagian yang lebih banyak dari barang yang dijualnya. Peningkatan surplus
produsen untuk penjual-penjual lama ini besarnya sama dengan luas area BCED.
b. Kedua, beberapa penjual baru masuk ke pasar karena mereka bersedia menjual
barang tersebut pada tingkat harga yang lebih tinggi, yang kemudian
menghasilkan peningkatan jumlah yang ditawarkan dari Q1, ke Q2, Surplus
produsen dari para penjual pendatang baru ini adalah luas area segitiga CEF.

C. Efisiensi Pasar
1. Perencana Sosial yang Baik
Perencana sosial yang baik adalah seorang diktator yang mengetahui segalanya,
memiliki kekuasaan atas segalanya, dan berniat baik. Perencana sosial terlebih dahulu
harus memutuskan bagaimana mengukur kesejahteraan ekonomi dari masyarakat. Salah
satu ukuran yang mungkin adalah penjumlahan di antara surplus produsen dan surplus
konsumen. Penjumlahan surplus produsen dan surplus konsumen ini sering disebut
sebagai surplus total.

Rumus surplus total sendiri sebagai berikut.


Surplus total = (Nilai bagi pembeli - Nilai yang dibayarkan pembeli) + (Nilai yang
diterima penjual - Biaya bagi penjual)
Jumlah yang dibayarkan oleh pembeli sama dengan jumlah yang diterima penjual,
sehingga kedua istilah tersebut dalam pernyataan ini saling meniadakan. Sebagai
hasilnya, rumus surplus total sebagai berikut:
Surplus total = Nilai bagi pembeli - Biaya bagi penjual
Surplus total dalam suatu pasar adalah nilai keseluruhan barang bagi pembeli, yang mana
hal tersebut diukur dengan kesediaan mereka untuk membayar, dikurangi keseluruhan
biaya yang dikeluarkan penjual untuk menyediakan barang-barang tersebut.

Jika alokasi sejumlah sumber daya dapat memaksimalkan surplus total, dapat dikatakan
bahwa alokasi tersebut menunjukkan adanya efisiensi (efficiency). Alokasi disebut tidak
efisien jika suatu barang tidak diproduksi oleh para penjual pada tingkat harga yang
paling rendah. Selain itu, alokasi disebut tidak efisien jika barang yang dimaksud tidak
dibeli oleh pembeli yang menilai barang tersebut paling tinggi. Selain efisiensi,
perencanaan sosial juga harus memperhatikan terkait masalah pemerataan (equity) yaitu
apakah beragam tipe pembeli dan penjual yang ada di pasar harus berada pada tingkat
kesejahteraan ekonomi yang sama.

2. Mengevaluasi Keseimbangan Pasar


Total luas area di antara kurva permintaan dan kurva penawaran sampai di titik
keseimbangan mempresentasikan adanya surplus total di pasar tersebut. Ketika suatu
pasar berada pada titik keseimbangan, harga menentukan siapa pembeli dan penjual yang
akan masuk ke pasar. Para pembeli yang menilai barang lebih dari harganya memilih
untuk membeli barang tersebut, dan pembeli yang menilai barang kurang dari harganya
tidak akan memilih barang tersebut. Begitu juga, penjual yang biayanya lebih kecil
daripada harga jualnya memilih untuk memproduksi dan menjual barang tersebut, dan
penjual yang biayanya lebih besar daripada harga jualnya tidak akan memproduksi dan
menjual barangnya.

Pemahaman mengenai hasil-hasil yang diperoleh di pasar:


a. Pasar bebas mengalokasikan penawaran barang-barang kepada para pembeli yang
menilai barang-barang tersebut dengan harga yang paling tinggi, yang mana hal
tersebut diukur dengan kesediaan mereka untuk membayar.
b. Pasar bebas mengalokasikan permintaan barang-barang kepada para penjual yang
dapat memproduksinya dengan biaya yang paling rendah.
Oleh karena itu, berdasarkan jumlah barang yang diproduksi dan dijual pada saat titik
keseimbangan pasar, perencanaan sosial tidak dapat meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dengan mengubah alokasi konsumsi di antara para pembeli dan alokasi
produksi di antara para penjual. Perencana sosial tidak dapat meningkatkan total
kesejahteraan ekonomi dengan meningkatkan atau mengurangi jumlah barang
sebagaimana yang dinyatakan pada pemahaman ketiga mengenai hasil-hasil yang
diperoleh di pasar yaitu:
c. Pasar bebas memproduksi jumlah barang yang dapat memaksimalkan jumlah
surplus konsumen dan surplus produsen.

Gambar Surplus Konsumen dan Surplus Produsen pada Keseimbangan Pasar


Untuk memaksimalkan surplus total, perencana sosial dapat menentukan besarnya
jumlah yang mana kurva permintaan dan penawaran saling berpotongan. Tiga
pemahaman ini secara bersamaan memberitahu kita bahwa hasil-hasil yang diperoleh di
pasar dapat memaksimalkan jumlah surplus produsen dan surplus konsumen sebesar
mungkin. Dengan kata lain, hasil dari keseimbangan ini merupakan alokasi sumber-
sumber daya yang ada secara efisien. Oleh karena itu, perencana sosial yang baik dapat
mengabaikan hasil-hasil yang diperoleh pasar tersebut sama seperti pada saat ia
menemukannya. Kebijakan untuk membiarkan segalanya berlangsung secara alamiah ini
disebut dengan laissez faire, yang berarti "biarkan mereka melakukannya," dan secara
lebih luas diinterpretasikan sebagai "biarkan orang-orang melakukan sebagaimana yang
mereka inginkan."

(Gambar 8 halaman 163, Efisiensi atas Jumlah Keseimbangan)


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Materi ini memperkenalkan dua metode dasar dari ilmu ekonomi kesejahteraan
(surplus konsumen dan surplus produsen) dan bagaimana menggunakannya untuk
mengevaluasi efisiensi dari pasar bebas. Sudah dijelaskan bahwa kekuatan penawaran
dan permintaan dapat mengalokasikan sejumlah sumber daya secara efisien. Hal ini
berarti, meskipun setiap pembeli dan penjual dalam suatu pasar hanya memikirkan
kesejahteraan dirinya sendiri, secara bersamaan mereka diarahkan oleh tangan tak tampak
menuju suatu titik keseimbangan yang memaksimalkan keuntungan total bagi para
pembeli dan penjual. Untuk menyimpulkan bahwa suatu pasar efisien, kita membuat
beberapa asumsi mengenai bagaimana pasar tersebut bekerja. Ketika asumsi-asumsi ini
tidak lagi benar adanya, maka kesimpulan yang kita dapatkan bahwa keseimbangan pasar
mungkin tidak lagi benar efisien.
Pasar tidak dapat mengalokasikan sumber-sumber dayanya secara efisien ketika
terjadi kegagalan pasar, seperti adanya kekuatan pasar atau eksternalitas. Kegagalan pasar
sendiri merupakan ketidakmampuan beberapa pasar yang tidak memiliki regulasi untuk
mengalokasikan sumber-sumber dayanya secara efisien. Ketika pasar mengalami
kegagalan, kebijakan publik dapat membantu menyelesaikan masalah dan meningkatkan
efisiensi ekonomi. Para peneliti ekonomi mikro mempelajari kapan kegagalan pasar
mungkin terjadi dan apa saja kebijakan publik yang dapat membantu mengatasi
kegagalan pasar tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. G. (2019). Pengantar Ekonomi Mikro : Edisi 7 (Cetakan kedua ed., Vol. 7) Salemba
Empat.

Anda mungkin juga menyukai