Anda di halaman 1dari 16

PENELITIAN OPERASONAL 1

TUGAS 1

Disusun oleh :
KELOMPOK 6

TIARA DAVINA (2213003)

SILVIA FITRI AMELIA (2213016)

HENI ASIH (2213020)

MUHAMMAD REXI ARDIANSYAH (2213035)

PROGRAM TEKNIK INDUSTRI S-1

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2023/2024


PEMODELAN, FORMULASI MASALAH
Tujuan umum dari penelitian operasional adalah untuk menentukan
tindakan terbaik (paling optimal) dalam pengambilan suatu keputusan.
Tindakan terbaik tersebut haruslah memperhatikan keterbatasan-
keterbatasan yang ditimbulkan dari berbagai macam sumber (resources).
Penyelesaian terbaik dapat diperoleh dengan cara melakukan pemodelan
matematik serta menyelesaikannya dengan berbagai metode yang akan
dipelajari dalam penelitian operasional ini.

Penelitian operasional (PO) merupakan suatu ilmu dan seni. PO dikatakan


sebagai suatu ilmu dalam menyelesaikan suatu masalah, karena
penyelesaian dengan menggunakan PO membutuhkan model matematik
dan juga algoritma. Selain itu, dibutuhkan kreatifitas dalam memodelkan
permasalahan ke dalam model matematik dan kemampuan perseorangan
dalam menganalisa hasil suatu hasil yang akan digunakan untuk mengambil
keputusan. Dalam hal ini PO dikatakan sebagau suatu seni memecahkan
permasalahan.

Model Keputusan Sederhana


Suatu model keputusan dapat dipandang sebagai sarana untuk
merangkum suatu masalah pengambilan keputusan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengidentifikasikan dan mengevaluasi secara sistematik
seluruh alternatif keputusan yang ada dari masalah tersebut.

Contoh:
Manajer departemen produksi harus mengambil keputusan untuk
membeli mesin automatik atau semiautomatik. Kedua mesin ini memiliki
spesifikasi sebagai berikut:

Biaya dalam Jutaan Rupiah


Seni Automatik Automatik
Biaya Awal 20 50
Biaya Peubah 0.6 0.4

Hal yang harus dilakukan untuk merumuskan situasi tersebut ke dalam


suatu model keputusan adalah:
1. Mengidentifikasikan alternatif-alternatif yang ada untuk mengambil suatu
keputusan
2. Merancang suatu kriteria untuk mengevaluasi nilai dari tiap alternatif
3. Menggunakan kriteria tersebut untuk mendapatkan yang terbaik.
Permasalahan di atas dapat dirumuskan menjadi:
1. Alternatif yang ada adalah:
- membeli mesin automatik
- membeli mesin semi automatik

Break Even Chart


60 1 Titik BEP
40
1
20
1
00

80 1
40
Membeli semi automatik Membeli automatik
20

X = 150
1
8

15

22

29

36

43

50

57

64

71

78

85

92

99

106

113

120

Solusi:

- Membeli mesin semi automatik jika produksinya kurang dari 150 unit

- Membeli mesin automatik jika produksinya lebih dari 150 unit

- Membeli mesin automatik atau semi automatik jika produksinya sama dengan
150 unit.
Solusi ini didasarkan atas asumsi bahwa kedua mesin memiliki
kemampuan produksi yang sama jika diberikan waktu kerja yang sama.
Andaikan pada kenyataannya kemampuan produksi dari mesin semi
automatik adalah 15 unit/jam dan kemampuan produksi dari mesin
automatik adalah 25 unit/jam, sedangkan jam kerja yang ada pada
perusahaan tersebut adalah 8 jam dengan pergantian tunggal, maka solusi
di atas akan berubah. Informasi ini menambah kendala baru pada
masalah di atas. Produksi maksimum pada mesin automatic adalah 200
(= 20 * 8) dan pada mesin semi automatik adalah 120 (= 15*8).
Break Even Chart
250
Daerah layak untuk automatik Daerah tidak layak

200
Daerah layak untuk semi automatik
150

100

50

Membeli semi automatik membeli automatik tidak membeli keduanya


0

Autom1a SemiAutomatik
2ti0k 200

Kesimpulan:
- Kendala pada masalah pengambilan keputusan akan membatasi
pilihan yang ada, yaitu dengan mengeliminasi alternatif tak layak.
Semakin banyak kendala yang ada pada masalah pengambilan
keputusan biasanya akan menghasilkan solusi yang lebih buruk.
- Secara umum model pengambilan keputusan terdiri dari:

1. Alternatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan seleksi

2. Kendala-kendala yang ada untuk menentukan alternatif tak layak

3. Kriteria:

a. Alternatif layak

b. Tingkatan dalam pengambilan keputusan


PENYELESAIAN MODEL PROGRAM LINIER DENGAN CARA GRAFIS
Pemrograman linier merupakan model yang melibatkan fungsi linier dan
dapat digunakan dalam memecahkan masalah pengalokasian sumber daya yang
terbatas secara optimal. Ide utama penggunaan program linier adalah
mendeskripsikan permasalahan dari informasi yang tersedia, kemudian
menerjemahkannya ke dalam bentuk model matematika. Penelitian ini bertujuan
untuk membantu perusahaan dalam mencari solusi dalam memaksimalkan
keuntungan atau meminimalkan dengan mempertimbangkan batasan-batasannya.
Metode grafis dapat digunakan untuk penyelesaian masalah program linier yang
memiliki dua variabel
Langkah-langkah penggunaan metode grafis dapat digambarkan secara singkat
sebagai berikut:
mengikuti:
A. Menentukan fungsi tujuan dan merumuskan dalam bentuk matematika.
B. mengidentifikasi batasan yang berlaku dan merumuskan dalam bentuk
matematis.
C. Menggambarkan setiap garis fungsi batas dalam sistem sumbu silang.
D. Mencari titik yang paling menguntungkan (optimal) dihubungkan dengan
fungsi tujuan.

Contoh soal:
Perusahaan (PT. Suka Maju) akan memproduksi meja rias dan meja makan.
Keuntungan yang diperoleh dari satu unit meja rias adalah Rp 80.000, dan satu
unit meja makan adalah Rp 60 .000. Untuk memperoleh keuntungan, PT. Suka
Maju menghadapi kendala keterbatasan jam kerja.
Untuk pembuatan:
-1 unit meja rias dibutuhkan 5 jam kerja,
- 1 unit meja makan dibutuhkan 4 jam kerja.
Untuk pengecatan:
-1 unit meja rias dibutuhkan 3 jam kerja,
-1 unit meja makan dibutuhkan 2 jam kerja.
Jumlah jam kerja yang tersedia untuk pembuatan meja rias dan meja makan
adalah 200 jam Jumlah jam kerja, untuk pengecatan adalah 120 jam.
Berapa jumlah meja rias dan meja makan yang sebaiknya diproduksi agar
keuntungan perusahaan maksimum?

Jawaban
 X1= Meja rias
 X2= Meja makan
Fungsi tujuan
Ƶ=80.000. X1 + 60.000.X2
Fungsi kendali
1. 5X1+4X2 ≤ 200
2. 4X1+2X2 ≤ 120
3. X1 ≥ 0
4. X2 ≥ 0

 X1= 0, X2=50
5.0+4X2 ≤ 200
4X2≤ 50
X2≤ 50

X1= 40, X2=0


5X1+4.0≤ 200
5X1≤ 40
X1≤ 50

 X1= 0, X2=60
4.0+2X2 ≤ 160
2X2 ≤ 60
X2≤ 60

X1= 30, X2=0


4X1+2.0≤ 120
5X1≤ 30
X1≤ 30
Menentukan titik potong fungsi kendala X1 dan X2
5X1+4X2 = 200 x4 20X1+16X2 = 800
4X1+2X2 = 120 x5 20X1+10X2 = 600
6X2 = 200
X2 = 33.3

5X1+4X2 = 200 5X1+ 4 X2= 200


4X1+2X2 = 120 x2 8X1+4X2 = 240
-3X1 = -40
X1 = 13.3

Diperoleh titik potong antara kedua fungsi kendala pada titik (13.3, 33.3) dan
grafiknya diperoleh seperti dibawa ini :

X2 Potongan dari 2
persamaan
(0,60)

(0,50)

33,3
Menentukan nilai maksimum :

X2 Potongan dari
2 persamaan
(0,60)
C
(0,50) (13.3,33.3) B

33,3

(0,0) D A

X1
13,3 (30,0) (40,0)

Fungsi Tujuan: Ƶ=80.000.X1 + 60.000.X2


Titik Pojok Nilai Ƶ=80.000.X1 + 60.000.X2
A (30,0) Ƶ=80.000.30 + 60.000.0 =2400.000
B (13.3, 33.3) Ƶ=80.000.13.3 + 60.000.33.3 =3062.000
C (0,50) Ƶ=80.000.0 + 60.000.50 = 3000.000
D (0,0) Ƶ=80.000.0+ 60.000.0 = 0

Dari hasil di atas didapatkan titik maksimum pada titik (13.3,33.3) dan jumlah
keuntungan maksimum Rp.3062.000 yang berarti jumlah meja rias dan meja
makan yang sebaiknya diproduksi agar keuntungan perusahaan maksimum adalah
13.3 meja rias dan 33.3 meja makan.

PENYELESAIAN MODEL PROGRAM LINIER DENGAN CARA


SIMPLEKS BIASA
Pemograman liniear (linear programming) adalah ilmu matematika yang
dikembangkan lebih jauh dari konsep Aljabar Linear yang digunakan sebagai
teknik pengembalian keputusan untuk memecahkan masalah optimasi.
Terdapat dua metode untuk menyelesaikan permasalahan dalam program
linear, yaitu metode grafik dan metode simpleks.
Metode simpleks merupakan salah satu penyelesaian program linear dengan
cara menentukan titik layak dari tujuan yang akan dicapai dengan bantuan tabel
sampai diperoleh solusi yang optimal. Apabila hasil yang diperoleh dari satu titik
layak belum sampai pada hasil yang optimal, maka lanjutkan dengan titik layak
berikutnya, dst sampai fungsi tujuan yang ingin dicapai mendapatkan hasil
yang optimal jika memang ada. (Haeussler, 2011)

KONDISI
OPTIMAL

MAKSIMUM MINIMUM

all Cj – Zj ≤ 0 all Cj – Zj ≥ 0
Kolom kunci = nilai positif terbesar Kolom kunci = nilai terkecil
Baris kunci = rasio positif terkecil Baris kunci = rasio positif terkecil

Istilah-istilah dalam Tabel Simpleks:


1. Iterasi adalah tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu
tergantung dari nilai table sebelumnya.
2. Variabel non basis adalah variable yang nilainya diatur menjadi nol pada
sembarang iterasi. Dalam terminology umum, jumlah variable non basis
selalu sama dengan derajat bebas dalam system persamaan.
3. Variable basis merupakan variable yang nilainya bukan nol pada sembarang
iterasi. Pada solusi awal, variable basis merupakan variable slack (jika
fungsi kendala merupakan pertidaksamaan >) atau variabel buatan (jika
fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan >atau =). Secara umum,
jumlah variabel basis selalu sama dengan jumlah fungsi pembatas (tanpa
fungsi non negatif).
4. Solusi atau nilai kanan (NK) merupakan nilai sumberdaya pembatas yang
masih tersedia.pada solusi awal, nilai kanan atau solusi sama dengan jumlah
sumber daya pembatas awal yang ada, karena aktivitas belum dilaksanakan.
5. Variabel slack adalah variabel yang di tambahkan model matematik kendala
untuk mengkovresikan pertidaksamaan(=). Penambahan variabel ini terjadi
pada setiap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel slack akan berfungsi
sebagai variabel basis.

Langkah-langkah pecahan dengan metode simpleks:


1. Mengubah fungsi tujuan dan batasan-batasan;
2. Menyusun persamaan-persamaan di dalam table simpleks;
3. Memilih baris kunci;
4. Memilih kolom kunci;
5. Mengubah nilai-nilai baris kunci;
6. Mengubah nilai-nilai selain pada baris kunci;
7. Melanjutkan perbaikan-perbaikan sampai menemukan nilai optimal.

Contoh soal dan penyelesaian pemrograman linear dengan metode simpleks:


Soal:
Maksimumkan Z= 8x1 + 9x2 + 4x3
Dengan fungsi kendala:
x1 + x2 + 2x3 ≤ 2
2x1 + 3x2 + 4x3 ≤ 3
7x1 + 6x2 + 2x3 ≤ 8
x1, x2, x3 ≥ 0

Penyelesaian:
1. Pada bentuk standard, semua batasan yang mempunyai tanda ≤ dirubah
menjadi = dengan menambahkan variable slack. Sehingga fungsi kendala
menjadi seperti berikut:
x1 + x2 + 2x3 ≤ 2 → x1 + x2 + 2x3 + S1 = 2
2x1 + 3x2 + 4x3 ≤ 3→ 2x1 + 3x2 + 4x3 + S2 = 3
7x1 + 6x2 + 2x3 ≤ 8 → 7x1 + 6x2 + 2x3 + S3 = 8
Fungsi tujuan Zmax = 8x1 + 9x2 + 4x3 + S1 + S2 + S3

2. Formulasi permasalahan
Fungsi tujuan Zmax = 8x1 + 9x2 + 4x3 + S1 + S2 + S3
x1 + x2 + 2x3 + S1 = 2
2x1 + 3x2 + 4x3 + S2 = 3
7x1 + 6x2 + 2x3 + S3 = 8
x1, x2, x3, S1, S2, S3 ≥ 0

3. Table Simpleks
Fungsi tujuan Zmax = 8x1 + 9x2 + 4x3 + S1 + S2 + S3
Initial table
Cj 8 9 4 0 0 0
Cbi NK
VB x1 x2 x3 S1 S2 S3
0 S1 1 1 2 1 0 0 2
0 S2 2 3 4 0 1 0 3
0 S3 7 6 2 0 0 1 8

Iterasi 1
Langkah 1: Carilah nilai Zj pada masing-masing VB
x1 = (0 × 1) + (0 × 2) + (0 × 7) = 0
x2 = (0 × 1) + (0 × 3) + (0 × 6) = 0
x3 = (0 × 2) + (0 × 4) + (0 × 2) = 0
S1 = (0 × 1) + (0 × 0) + (0 × 0) = 0
S2 = (0 × 0) + (0 × 1) + (0 × 0) = 0
S3 = (0 × 0) + (0 × 0) + (0 × 1) = 0
Langkah 2: Carilah nilai Cj – Zj
x1 = 8 – 0 = 8
x2 = 9 – 0 = 9
x3 = 4 – 0 = 4
S1 = 0 – 0 = 0
S2 = 0 – 0 = 0
S3 = 0 – 0 = 0
Langkah 3: Carilah kolom kunci
Pada maksimasi, kolom kunci = Cj – Zj terbesar yaitu 9 terdapat pada
kolom x2.
Langkah 4: Carilah nilai rasio pada baris S1, S2, S3.
NK 2
S1= = =2
kolom kunci 1
NK 3
S2= = =1
kolom kunci 3
NK 8 4
S3= = =
kolom kunci 6 3
Langkah 5: Pilihlah baris kunci.
Pada maksimasi, baris kunci = rasio positif terkecil, yaitu pada S2 = 1.
Iterasi 1
Cj 8 9 4 0 0 0
Rasi
Cbi x x x S S S NK
VB o
1 2 3 1 2 3
0 S1 1 1 2 1 0 0 2 2
0 S2 2 3 4 0 1 0 3 1
4
0 S3 7 6 2 0 0 1 8
3
Zj 0 0 0 0 0 0
Cj –
8 9 4 0 0 0
Zj
Langkah 6: Tentukan entering variable dan leaving variable.
entering variable = x2
leaving variable = S2
pada Iterasi 2 x2 akan menggantikan S2 menjadi variable basis dan S2
dihilangkan. Pada Iterasi 1 nilai Cj – Zj belum optimal karena tidak
memenuhi Cj – Zj ≤ 0, maka dilanjutkan pada Iterasi 2.
Langkah 7: Isikan nilai Cbi pada baris x2 sesuai Cj kolom kunci yaitu 9.
Langkah 8: Tentukan nilai pada baris x2.
Semua nilai pada baris x2 dibagi dengan angka kunci (angka
perpotongan baris dan kolom) yaitu 3.
Cj 8 9 4 0 0 0
Rasi
Cbi x S S NK
VB x1 x3 S2 o
2 1 3
0 S1
2/ 4/ 1/
9 x2 1 0 0 1
3 3 3
0 S3
Zj
Cj –
Zj

Langkah 9: Hitunglah nilai baru pada S1 dan S3.


Nilai baru = nilai lama – (kolom kunci × entering variable)
Nilai baru baris S1 :

( )
Pd X 1 =1− 1 x =
2 1
3 3
Pd X 2 =1−(1 x 1)=0
4 2
Pd X 3 =2−(1 x )=
3 3
Pd S1=1−(1 x 0)=1
1 −1
Pd S2=0−(1 x )=
3 3
Pd S3=0−(1 x 0)=0
NK= 2-( 1 x 1) = 1
Nilai baru baris S3 :

( 23 )=3
Pd X 1 =7− 6 x

Pd X 2 =6−(6 x 1)=0
4
Pd X 3 =2−(6 x )=−6
3
Pd S1=0−(6 x 0)=0
1
Pd S2=0−(6 x )=−2
3
Pd S3=1−(6 x 0)=1
NK= 8-( 6 x 1) = 2
Setelah mendapatkan nilai pada Iterasi 2, dilanjutkan mencari nilai
optimal menggunakan langkah 1-9 seperti sebelumnya.

Iterasi 2
Cj 89 4 0 0 0
Cbi x S S NK
VB x1 x3 S2
2 1 3
0 1/3 0 2/3 1 -1/3 0 1
9 x2 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1
0 3 0 -6 0 -2 1 2

Langkah 1: Carilah nilai Zj pada masing-masing VB


x1 = (0 × 1/3) + (9 × 2/3) + (0 × 3) = 6
x2 = (0 × 0) + (9 × 1) + (0 × 0) = 9
x3 = (0 × 2/3) + (9 × 4/3) + (0 × -6) = 12
S1 = (0 × 1) + (9 × 0) + (0 × 0) = 0
S2 = (0 × -1/3) + (9 × 1/3) + (0 × -2) = 3
S3 = (0 × 0) + (9 × 0) + (0 × 1) = 0
Langkah 2: Carilah nilai Cj – Zj
x1 = 8 – 6 = 2
x2 = 9 – 9 = 0
x3 = 4 – 12 = -8
S1 = 0 – 0 = 0
S2 = 0 – 3 = -3
S3 = 0 – 0 = 0
Langkah 3: Carilah kolom kunci
Pada maksimasi, kolom kunci = Cj – Zj terbesar yaitu 2 terdapat pada
kolom x1.
Langkah 4: Carilah nilai rasio pada baris S1, x2, S3.
NK 1
S1= = =3
kolom kunci 1/3
NK 1
x2= = = 3/2
kolom kunci 2/3
NK 2
S3= = = 2/3
kolom kunci 3
Langkah 5: Pilihlah baris kunci.
2
Pada maksimasi, baris kunci = rasio positif terkecil, yaitu pada S3 =
3
Iterasi 2
Cj 8 9 4 0 0 0
Cbi NK Rasio
VB x1 x2 x3 S1 S2 S3
0 S1 1/3 0 2/3 1 -1/3 0 1 3
9 x2 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1 3/2
0 S3 3 0 -6 0 -2 1 2 2/3
Zj 6 9 12 0 3 0
Cj – Z j 2 0 -8 0 -3 0

Langkah 6: Tentukan entering variable dan leaving variable.


entering variable = x1
leaving variable = S3
pada Iterasi 3 x1 akan menggantikan S3 menjadi variable basis dan S3
dihilangkan. Pada Iterasi 2 nilai Cj – Zj belum optimal karena tidak
memenuhi Cj – Zj ≤ 0, maka dilanjutkan pada Iterasi 3.
Langkah 7: Isikan nilai Cbi pada baris x1 sesuai Cj kolom kunci yaitu 8.
Langkah 8: Tentukan nilai pada baris x1.
Semua nilai pada baris x1 dibagi dengan angka kunci (angka
perpotongan baris dan kolom) yaitu 3.
Cj 8 9 4 0 0 0
Rasi
Cbi x x x S NK
VB S2 S3 o
1 2 3 1
0 S1
9 x2
1/
8 x1 1 0 -2 0 -2/3 2/3
3
Zj
Cj –
Zj

Langkah 9: Hitunglah nilai baru pada S1 dan x2.


Nilai baru = nilai lama – (kolom kunci × entering variable)
Nilai baru baris S1 :
1 1
( )
Pd X 1 = − ×1 =0
3 3
1
Pd X 2 =0−( ×0)=0
3
2 1 4
Pd X 3 = −( ×(−2))=
3 3 3
1
Pd S1=1−( × 0)=1
3
−1 1 −2 −1
Pd S2= −( ×( ))=
3 3 3 9
1 1 −1
Pd S3=0−( × )=¿
3 3 9
1 2 7
NK= 1-( × ) =
3 3 9
Nilai baru baris x2 :
2 2
( )
Pd X 1 = − ×1 =0
3 3
2
Pd X 2 =1−( ×0)=1
3
4 2 8
Pd X 3 = −( ×(−2))=¿
3 3 3
2
Pd S1=0−( ×0)=0
3
1 2 −2 7
Pd S2= −( ×( ))=
3 3 3 9
2 1 −2
Pd S3=0−( × )=
3 3 9
2 2 5
NK= 1-( × ) =
3 3 9
Setelah mendapatkan nilai pada Iterasi 3, dilanjutkan mencari nilai
optimal menggunakan langkah 1-9 seperti sebelumnya.

Iterasi 3
Cj 8 9 4 0 0 0
Cbi NK
VB x1 x2 x3 S1 S2 S3
0 S1 0 0 4/3 1 -1/9 -1/9 7/9
9 x2 0 1 8/3 0 7/9 -2/9 5/9
8 x1 1 0 -2 0 -2/3 1/3 2/3

Langkah 1: Carilah nilai Zj pada masing-masing VB


x1 = (0 × 0) + (9 × 0) + (8 × 1) = 8
x2 = (0 × 0) + (9 × 1) + (8 × 0) = 9
x3 = (0 × 4/3) + (9 × 8/3) + (8 × -2) = 8
S1 = (0 × 1) + (9 × 0) + (8 × 0) = 0
S2 = (0 × -1/9) + (9 × 7/9) + (8 × -2/3) = 5/3
S3 = (0 × -1/9) + (9 × -2/9) + (8 × 1/3) = 2/3
Langkah 2: Carilah nilai Cj – Zj
x1 = 8 – 8 = 0
x2 = 9 – 9 = 0
x3 = 4 – 8 = -4
S1 = 0 – 0 = 0
S2 = 0 – (- 5/3) = - 5/3
S3 = 0 – 2/3 = -2/3

Iterasi 3
Cj 8 9 4 0 0 0
Cbi NK
VB x1 x2 x3 S1 S2 S3
0 S1 0 0 4/3 1 -1/9 -1/9 7/9
9 x2 0 1 8/3 0 7/9 -2/9 5/9
8 x1 1 0 -2 0 -2/3 1/3 2/3
Zj 8 9 8 0 5/3 2/3
Cj – Z j 0 0 -4 0 -5/3 -2/3
Nilai Cj-Zj ≤0 sehingga sudah optimal dan literasi berhenti.
Kesimpulan:
x1 = 2/3
x2 = 5/9
S1 = 7/9
Daftar Pustaka

http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/9042
https://jurnal.unigal.ac.id/teorema/article/view/3246/2956
https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/tekp/article/view/185
https://youtu.be/rUmOqlWqnQI?si=eRa9HKEmQ9xA8YA6
https://www.researchgate.net/profile/Akhmad-Pide/publication/
366509030_STRATEGI_PEMBELAJARAN_PEMROGRAMAN_LINIER_MEN
GGUNAKAN_METODE_GRAFIK_DAN_SIMPLEKS/links/
63a4526d097c7832ca58f789/STRATEGI-PEMBELAJARAN-
PEMROGRAMAN-LINIER-MENGGUNAKAN-METODE-GRAFIK-DAN-
SIMPLEKS.pdf
https://youtu.be/gMzJ8fyiwnE?si=voptKZz_y5XrylWi

Anda mungkin juga menyukai