Anda di halaman 1dari 19

Maximize or Minimize

Z = f (x,y)
Subject to:
g (x,y) = c

PROGRAM STUDI AGRBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN UNIV. ISLAM MAKASSAR

Andi Kasirang Tahar Baso


1. Merumuskan masalah.
 Merumuskan definisi persoalan secara tepat
 Dalam perumusan masalah ada tiga hal yang penting
diperhatikan:
 Variabel keputusan; yaitu unsur-unsur dalam persoalan
yang dapat dikendalikan oleh pengambil keputusan, sering
disebut sebagai instrumen.
 Tujuan (objective). Penetapan tujuan membantu
pengambil keputusan memusatkan perhatian pada
persoalan dan pengaruhnya terhadap organisasi. Tujuan
ini diekspresikan dalam variabel keputusan.
 Kendala (constraint) adalah pembatas-pembatas terhadap
alternatif tindakan yang tersedia.

2
2. Pembentukan Model.
 Sesuai dengan definisi persoalannya, pengambil
keputusan menentukan model yang paling cocok
untuk mewakili sistem.
 Model merupakan ekspresi kuantitatif dari tujuan
dan kendala-kendala persoalan dalam variabel
keputusan.
 Jika model yang dihasilkan cocok dengan salah satu
model matematik yang biasa (misalnya linier), maka
solusinya dapat dengan mudah diperoleh dengan
program linier.

3
3. Validasi Model.
 Model harus diperiksa apakah dpt merepresentasikan
berjalannya sistem yang diwakili.
 Validitas model dilakukan dgn cara membandingkan
performance solusi dengan data aktual.
 Model dikatakan valid jika dengan kondisi input yang
serupa, dapat menghasilkan kembali performance seperti
kondisi aktual.

4. Mencari penyelesaian masalah


 Aplikasi bermacam-macam teknik dan metode solusi
kuntitatif yang merupakan bagian utama dari OR
 Disamping solusi terhadap model, perlu juga informasi
tambahan: Analisa Sensitivitas.

4
ADA LIMA SYARAT YANG HARUS DIPENUHI YAITU :

I. TUJUAN
Apa yg Menjadi Tujuan Permasalahan yg dihadapi dan Ingin dipecahkan serta
Dicari Jalan Keluarnya. Tujuan Ini harus Jelas & tegas disebut dengan Fungsi
Tujuan.

Fungsi Tujuan Tsb Dapat Berupa Dampak Positif, Manfaat-Manfaat,


Keuntungan-Keuntungan Dan Kebaikan-Kebaikan Yang Ingin Dimaksimumkan,
Atau Dampak Negatif, Kerugian-Kerugian, Resiko, Biaya, Jarak, Waktu Dsb Yg
Ingin Diminimumkan
 
II. ALTERNATIF PERBANDINGAN
Harus ada sesuatu atau berbagai alternatif yang ingin diperbandingkan; misalnya
antara kombinasi waktu tercepat dan biaya tertinggi dengan waktu terlambat dan
biaya terendah; atau antara alternatif padat modal dengan padat karya; atau antara
kebijakan A dengan B; atau antara proyeksi permintaan tinggi dengan rendah;
dst.
III. SUMBER DAYA
Sumber daya yang dianalisis harus berada dalam keadaan yang terbats.
Misalnya keterbatasan waktu, biaya, tenaga, luas tanah, ruangan, dll.
Keterbatasan sumber daya tersebut dinamakan sebagai kendala atau syarat
ikatan.
 
IV. PERUMUSAN KUANTITATIF
Fungsi tujuan dan kendala tsb. Harus dapat dirumuskan secara kuantitatif
dalam apa yang disebut model matematika
 
V. KETERKAITAN PEUBAH
Peubah-peubah yang membentuk fungsi tujuan dan kendala tsb. Harus
memiliki hubungan fungsional atau hubungan keterkaitan. Hubungan
keterkaitan tsb. Diartikan sebagai hubungan yang saling mempengaruhi,
hubungan interaksi, interdependensi, timbal balik, saling menunjang, dsb.
CONTOH

Perusahaan Krisna Furniture yang akan membuat meja dan


kursi. Keuntungan yang diperoleh dari satu unit meja adalah
Rp.7,- sedang keuntungan yang diperoleh dari satu unit kursi
adalah Rp. 5,-.
Namun untuk meraih keuntungan tersebut Krisna Furniture
menghadapi kendala keterbatasan jam kerja. Untuk
pembuatan 1 unit meja dia memerlukan 4 jam kerja. Untuk
pembuatan 1 unit kursi dia membutuhkan 3 jam kerja. Untuk
pengecatan 1 unit meja dibutuhkan 2 jam kerja, dan untuk
pengecatan 1 unit kursi dibutuhkan 1 jam kerja. Jumlah jam
kerja yang tersedia untuk pembuatan meja dan kursi adalah
240 jam per minggu sedang jumlah jam kerja untuk
pengecatan adalah 100 jam per minggu. Berapa jumlah meja
dan kursi yang sebaiknya diproduksi agar keuntungan
perusahaan maksimum?
PENYELESAIAN

Dari kasus di atas dapat diketahui bahwa tujuan perusahaan


adalah memaksimumkan profit. Sedangkan kendala
perusahaan tersebut adalah terbatasnya waktu yang
tersedia untuk pembuatan dan pengecatan. Apabila
permasalahan tersebut diringkas dalam satu tabel akan
tampak sebagai berikut:

Jam kerja untuk membuat 1 unit


 
produk Total waktu
tersedia per
  Meja Kursi minggu

Pembuatan 4 3 240
Pengecatan 2 1 100
PENYELESAIAN
Fungsi Tujuan
Profit = (Rp.7 x jml meja yang diproduksi) + (Rp.5 x jml kursi
yang diproduksi)
Secara matematis dapat ditulis :
Maksimisasi : Z = 7 X1 + 5 X2
Fungsi Kendala
Kendala : Waktu pembuatan
1 unit meja memerlukan 4 jam untuk pembuatan -> 4 X1
1 unit kursi memerlukan 3 jam untuk pembuatan -> 3 X2
Total waktu yang tersedia per minggu untuk pembuatan -> 240 Jam
Dirumuskan dalam pertidaksamaan matematis -> 4 X1 + 3 X2  240
 
Kendala : Waktu pengecatan
1 unit meja memerlukan 2 jam untuk pengecatan -> 2 X1
1 unit kursi memerlukan 1 jam untuk pengecatan -> 1 X2
Total waktu yang tersedia per minggu untuk pengecatan-> 100 Jam
Dirumuskan dalam pertidaksamaan matematis -> 2 X1 + X2  100
Formulasi masalah secara lengkap :

Fungsi Tujuan : Maks. Z = 7 X1 + 5 X2

Fungsi Kendala : 4 X1 + 3 X2  240


2 X1 + X2  100
X1 , X2  0(kendala non-negatif)

Setelah formulasi lengkapnya dibuat, maka Kasus Krisna


Furniture tersebut akan diselesaikan dengan metode grafik.
Keterbatasan metode grafik adalah bahwa hanya tersedia
dua sumbu koordinat, sehingga tidak bisa digunakan untuk
menyelesaikan kasus yang lebih dari dua variabel
keputusan.
Langkah pertama dalam penyelesaian dengan metode grafik adalah
menggambarkan fungsi kendalanya. Untuk menggambarkan kendala pertama secara
grafik, kita harus merubah tanda pertidaksamaan menjadi tanda persamaan seperti
berikut.
4 X1 + 3 X2 = 240
Untuk menggambarkan fungsi linear, maka cari titik potong garis tersebut dengan
kedua sumbu. Suatu garis akan memotong salah satu sumbu apabila nilai variabel yang
lain sama dengan nol. Dengan demikian kendala pertama akan memotong X 1, pada saat
X2 = 0, demikian juga kendala ini akan memotong X2, pada saat X1 = 0.
Kendala I :
 4 X1 + 3 X2 = 240
memotong sumbu X1 pada saat X2 = 0
4 X1 + 0 = 240
X1 = 240 / 4
X1 = 60.
memotong sumbu X2 pada saat X1 = 0
0 + 3 X2 = 240
X2 = 240/3
X2 = 80
Kendala I memotong sumbu X1 pada titik (60, 0) dan memotong sumbu X2 pada titik
(0, 80).
Kendala II :
2 X1 + 1 X2 = 100
memotong sumbu X1 pada saat X2 = 0
2 X1 + 0 = 100
X1 = 100/2
X1 = 50
memotong sumbu X2 pada saat X1 =0
0 + X2 = 100
X2 = 100
Kendala II memotong sumbu X1 pada titik (50, 0) dan
memotong sumbu X2 pada titik (0, 100).
Titik potong kedua kendala bisa dicari dengan cara substitusi atau eliminasi

2 X1 + 1 X2 = 100         ->         X2 = 100 - 2 X1

4 X1 + 3 X2 = 240                                                         X2 = 100 - 2 X1


4 X1 + 3 (100 - 2 X1) = 240                                          X2 = 100 - 2 * 30
4 X1 + 300 - 6 X1 = 240                                               X2 = 100 - 60
- 2 X1 = 240 - 300                                                        X2 = 40
- 2 X1 = - 60
X1 = -60/-2 = 30.

Sehingga kedua kendala akan saling berpotongan pada titik (30, 40).
Tanda ≤ pada kedua kendala ditunjukkan pada area sebelah kiri
dari garis kendala. Feasible region (area layak) meliputi daerah
sebelah kiri dari titik A (0; 80), B (30; 40), dan C (60; 0).

Untuk menentukan solusi yang optimal, ada dua cara yang bisa
digunakan yaitu:

1. dengan menggunakan garis profit (iso profit line)


2. dengan titik sudut (corner point)
Penyelesaian dengan menggunakan titik sudut (corner point) artinya
kita harus mencari nilai tertinggi dari titik-titik yang berada pada area
layak (feasible region). Dari peraga 1, dapat dilihat bahwa ada 4 titik
yang membatasi area layak, yaitu titik 0 (0, 0), A (0, 80), B (30, 40), dan
C (50, 0).
Keuntungan pada titik O (0, 0) adalah (7 x 0) + (5 x 0) = 0.
Keuntungan pada titik A (0; 80) adalah (7 x 0) + (5 x 80) = 400.
Keuntungan pada titik B (30; 40) adalah (7 x 30) + (5 x 40) = 410.
Keuntungan pada titik C (50; 0) adalah (7 x 50) + (5 x 0) = 350.

Karena keuntungan tertinggi jatuh pada titik B, maka sebaiknya


perusahaan memproduksi meja sebanyak 30 unit dan kursi sebanyak 40
unit, dan perusahaan memperoleh keuntungan optimal sebesar 410.
Penyelesaian dengan menggunakan garis profit adalah
penyelesaian dengan menggambarkan fungsi tujuan.
Kemudian fungsi tujuan tersebut digeser ke kanan
sampai menyinggung titik terjauh dari dari titik nol, tetapi
masih berada pada area layak (feasible region).

Untuk menggambarkan garis profit, kita mengganti nilai Z


dengan sembarang nilai yang mudah dibagi oleh
koefisien pada fungsi profit. Pada kasus ini angka yang
mudah dibagi angka 7 (koefisien X1) dan 5 (koefisien X2)
adalah 35. Sehingga fungsi tujuan menjadi 35 = 7 X1 + 5
X2. Garis ini akan memotong sumbu X1 pada titik (5, 0)
dan memotong sumbu X2 pada titik (0, 7).
CONTOH LAIN

Manajer Astri adalah seorang manajer di perusahaan penghasil


kerajinan tangan. Perusahaannya mempekerjakan pengrajin
untuk memproduksi piring dan gelas dengan desain khas
Toraja. Sumberdaya utama yang digunakan adalah tanah liat
dan tenaga kerja.
Menyadari keterbatasan sumberdaya, manajer Astri ingin
mengetahui berapa banyak piring dan gelas yang akan
diproduksi tiap hari dalam rangka memaksimalkan laba.
Setiap unit piring dihasilan dengan 1 jam tenaga kerja dan 4
pon tanah liat, laba per unit yang dihasilkan adalah Rp.80.
Sedangkan gelas dapat dihasilkan denga 2 jam tenaga kerja
dan 3 pon tanah liat, dengan laba per unitnya Rp.100.
Jumlah jam tenaga kerja yang tesedia adalah 40 jam dan
tanah liat yang tersedia adalah 120 pon

Buat formulasi modelnya!

Anda mungkin juga menyukai