Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH

RISET OPERASI
TUGAS 2

Disusun oleh :
I Made Satria Bimantara 1808561013
Ni Made Putri Wahyuni 1808561015
Devan Bramantya 1808561021
I Kadek Ari Surya 1808561026
I Gede Aditya Mahardika Pratama 1808561028

Kelas A

Dosen Pengampu :
Made Agung Raharja.,M.Cs

Program Studi Teknik Informatika


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Udayana
2020
1. Pengertian program linier
Program linear adalah suatu metode penentuan nilai optimum dari suatu
persoalan linear. Nilai optimum diperoleh dari nilai dalam suatu himpunan
penyelesaiaan persoalan linear. Nilai Optimum bisa berupa nilai Maksimal
ataupun Minimal. Di dalam persoalan linear terdapat fungsi linear yang bisa
disebut sebagai fungsi objektif. Persyaratan, batasan, dan kendala dalam
persoalan linear merupakan sistem pertidaksamaan linear. Persoalan dalam
program linear yang masih dinyatakan dalam kalimat-kalimat pernyataan umum,
kemudian diubah kedalam model matematika.
Model matematika merupakan pernyataan yang menggunakan peubah dan
notasi matematika. Fungsi objektif merupakan fungsi linear dan batasan-batasan
pertidaksamaan linear yang memiliki himpunan penyelesaian. Himpunan
penyelesaian yang ada merupakan titik-titik dalam diagram cartesius yang jika
koordinatnya disubstitusikan kedalam fungsi linear dapat memenuhi persyaratan
yang ditentukan.
2. Contoh permasalahan program linier
Banyak keputusan besar yang dihadapi oleh seorang manajer dari sebuah
fokus bisnis pada cara terbaik untuk mencapai itu tujuan perusahaan, tunduk
pada pembatasan yang ditempatkan pada manajer oleh lingkungan operasi.
Pembatasan ini dapat berupa sumber daya terbatas, seperti waktu, tenaga kerja,
energi, material, atau uang; atau mereka bisa dalam bentuk pedoman yang
membatasi, seperti resep untuk membuat sereal atau spesifikasi teknik. Salah
satu tujuan paling sering dari perusahaan bisnis adalah untuk dapatkan laba
sebanyak mungkin atau, dengan kata lain, untuk memaksimalkan laba. Tujuan
individu unit organisasi dalam suatu perusahaan (seperti departemen produksi
atau pengemasan) sering dilakukan meminimalkan biaya.
Ada tiga langkah dalam menerapkan teknik pemrograman linier. Pertama,
masalahnya harus diidentifikasi sebagai dipecahkan oleh pemrograman linier.
Kedua, masalah yang tidak terstruktur harus dirumuskan sebagai model
matematika. Ketiga, model harus diselesaikan dengan menggunakan teknik
matematika. Teknik pemrograman linier berasal dari fakta bahwa hubungan
fungsional dalam model matematika adalah linier, dan teknik solusinya terdiri dari
langkah-langkah matematika yang telah ditentukan yaitu, sebuah program.
Program Linear banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi
dalam industri, perbankkan, pendidikan dan masalah-masalah lain yang dapat
dinyatakan dalam bentuk linear. Bentuk linear di sini berarti bahwa seluruh fungsi
dalam model ini merupakan fungsi linear. Berikut contoh permasalahan yang
dapat diselesaikan dengan program linier:
a. Persoalan produksi barang dan laba perusahaan (Maksimasi)
Dalam melakukan kegiatan produksi, perusahaan tentu harus
mempertimbangkan berbagai hal salah satunya jumlah barang yang
diproduksi memanfaatkan sumber daya yang ada untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal. Misalkan perusahaan garmen memproduksi
dua model pakian yakni pakian A dan B. Pakian A membutuhkan waktu
pengerjaan yang lama tetapi bahan yang dibutuhkan hanya sedikit.
Sedangkan Pakian B membutuhkan waktu pengerjaan yang cepat tetapi
bahannya banyak. Namun keuntungan pakian B lebih besar dari pakian A.
Persoalan seperti ini dapat dipecahkan dengan riset operasi dengan
beberapa metode seperti program linier maupun simpleks.
b. Perencanaan biaya produksi (Minimasi)
Sebuah perusahaan melakukan kegiatan produksi berbagai macam
produk, mempunyai pabrik yang banyak dan produknya hampir dapat dibeli
hampir disetiap tempat. Inventori secara keseluruhan terdiri dari ribuan jenis
barang dengan biaya produksi berlainan antara pabrik. Ramalan penjualan
menjadi sangat sulit. Dalam hal ini riset operasi berguna untuk memecahkan
persoalan pembelian bahan mentah, penyimpanan, produksi penjualan,
sehingga jumlah biaya pengeluaran dari bahan mentah sampai menjadi
barang produksi serta menjualnya menjadi minimum.
Dalam menyelesaikan permasalah program linier ada beberapa metode yang
digunakan. Metode yang digunakan ada dua yakni metode grafik dan metode
simpleks. Metode grafik merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam
mengatasi persoalan pengalokasian sumber daya-sumber daya yang terbatas dalam
proses produksi dengan menggunakan pergeseran garis untuk menemukan solusi
optimum. Sedangkan metode simpleks merupakan prosedur aljabar yang bersifat
iteratif, yang bergerak selangkah demi selangkah, dimulai dari suatu titik ekstrim
pada daerah fisibel menuju titik ekstrim yang optimum. Namum dalam
implementasinya kedua metode ini memiliki beberapa masalah atau kekurangan
dalam menyelesaikan permasalahan linier.
- Metode Grafik
Metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu mudah
dalam pengerjaannya, metodenya menggunakan metode substitusi, dan
permasalahan yang diselesaikannya cukup sederhana. Sedangkan kekurangan
dari metode ini yaitu hanya dapat menyelesaikan maksimal 2 variabel.
- Metode Simpleks
Kelebihan dari metode ini yaitu dapat menyelesaikan persoalan program
linear dengan multi variabel. Sedangkan kekurangannya yaitu pengerjaannya
yang sedikit rumit karena dibutuhkan ketelitian dan apabila dalam perhitungan
manual semakin rumit, maka dibutuhkan aplikasi bantuan/software. Sering kita
menemukan bahwa fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan ≤
tapi juga oleh pertidaksamaan ≥ dan/atau persamaan (=). Fungsi kendala dengan
pertidaksamaan ≥ mempunyai surplus variable, tidak ada slack variables. Surplus
variable tidak bisa menjadi variabel basis awal. Dengan demikian harus
ditambahkan satu variabel baru yang dapat berfungsi sebagai variabel basis
awal. Variabel yang dapat berfungsi sebagai variabel basis awal hanya slack
variables dan artificial variables (variabel buatan).

3. Contoh pemodelan masalah ke dalam bentuk fungsi matematis


Sebuah home-industry tekstil membuat dua macam produk, yaitu
kemeja dan kaos. Dalam home-industry tersebut, kemeja dan kaos harus
melalui 4 workstation agar dapat menjadi produk siap pakai, yaitu workstation
1 untuk pemotongan kain dan pembuatan pola, workstation 2 untuk
penjahitan, workstation 3 untuk pressing dan pemeriksaan (quality control),
workstation 4 untuk pengemasan.
Pemilik home-industry memiliki 4 operator dan masing-masing operator
menangani 1 workstation. Pemilik mengalokasikan waktu kerja per hari
sebanyak 10 jam yang dimulai dari pukul 08.00 hingga pukul 18.00. Sistem
kerja yang diterapkan pada home industry tersebut merupakan sistem kerja
seri, yang artinya proses kerja tersebut dilakukan secara berurutan yang
dimulai dari workstation 1 dan berakhir di workstation 4. Pemilik menerapkan
waktu kerja per shift, yang dimaksudkan bahwa workstation 1 akan
mendapatkan shift pertama, workstation 2 akan mendapatkan shift kedua,
dan seterusnya. Pemilik menetapkan shift per hari untuk 4 workstation seperti
dibawah ini
a. Shift 1 (Workstation 1) : pukul 08.00-09.30
b. Shift 2 (Workstation 2) : pukul 09.30-13.00
c. Shift 3 (Workstation 3) : pukul 13.00-16.00
d. Shift 4 (Workstation 4) : pukul 16.00-18.00
Kapasitas produksi untuk kemeja dan kaos per harinya adalah 200
buah dan 120 buah. Pemilik menetapkan harga jual kemeja sebesar
Rp35.000,- dan kaos sebesar Rp40.000,. Pemilik akan mengambil
keuntungan sebesar 45% dari harga jual kemeja dan 50% dari harga jual
kaos. Tentukan banyaknya kemeja dan kaos yang harus diproduksi setiap
harinya agar keuntungan yang didapatkan optimal.
Tabel 1. Waktu proses per produk pada setiap workstation
Workstation Waktu yang dibutuhkan (menit) Waktu tersedia per
shift (menit)
Kemeja Kaos
1 0.45 0.5 90
2 1.05 0.45 210
3 0.9 0.45 180
4 0.6 0.5 120

Permasalahan tersebut akan dimodelkan secara matematis untuk


dapat mencari banyaknya kemeja dan kaos yang harus diproduksi setiap
harinya agar keuntungan yang didapatkan optimal. Berdasarkan
permasalahan diatas, didefinisikan dua buah variable yang menunjukkan
masing-masing jumlah produksi kemeja atau kaos.
Definisi
X1 = Jumlah produksi kemeja
X2 = Jumlah produksi kaos
Berdasarkan persentase keuntungan yang diambil dari masing-masing
produk, dibentuk fungsi tujuan sebagai berikut:
Fungsi Tujuan
Maksimumkan Z = 15.750 X1 + 20.000 X2
Fungsi Kendala
0.45 X1 +  0.5 X2 ≤ 90 (pemotongan kain dan pembuatan pola)
1.05 X1 +  0.45 X2 ≤ 210 (penjahitan)
0.9 X1 + 0.45 X2 ≤ 180 (pressing dan pemeriksaan)
0.6 X1 + 0.5 X2 ≤ 120 (pengemasan)
X1 ≤ 200
X2 ≤ 120
X1 , X2 ≥ 0
Persoalan di atas dapat diselesaikan dengan berbagai cara. Salah
satunya dengan menggunakan program linear. Metode yang digunakan
dalam penyelesaian secara program linear pun beragam, hingga didapat
nilai X1 dan X2 yang dapat menghasilkan keuntungan optimal.

4. Contoh soal dan latihan soal pemodelan program linier


a. Contoh soal 1
Sebuah pesawat udara berkapasitas tempat duduk tidak lebih dari 48
penumpang. Setiap penumpang kelas utama boleh membawa bagasi 60 kg dan
kelas ekonomi hanya 20 kg. Pesawat hanya dapat menampung bagasi 1.440 kg.
Jika harga tiket kelas utama Rp600.000,00 dan kelas ekonomi Rp400.000,00, maka
pendapatan maksimum yang diperoleh adalah?
Penyelesaian:
- Langkah 1
Membuat tabel permasalahan.

Tabel X Y Total jam tersedia


-
Total Penumpang 1 1 48
Berat Bagasi 60 20 1440
Pendapatan maks 600.000 400.000 z

Langkah 2
Model matematika
Misalkan X= penumpang kelas utama, Y = penumpang kelas ekonomi,
dan Z = pendapatan maksimum.
Tentukan fungsi tujuan :
Maksimumkan Z = 600.000X + 400.000Y
Fungsi Kendala :
X + Y ≤ 48 (Total Penumpang)
60X + 20Y ≤ 1440  3X + Y ≤ 72 (Berat Bagasi)
dimana X, Y ≥ 0
- Langkah 3
Membuat grafik fungsi kendala dan menentukan feasible region
(daerah hasil)

- Langkah 4
Mencari titik potong yang terlibat dalam feasible region (daerah hasil).
Perpotongan antar fungsi kendala diperoleh dengan melakukan
eliminasi dan subtitusi :
Eliminasi :
X + Y = 48
3X + Y = 72
------------------- -
-2X = -24
X = 12
Subtitusi :
X+Y = 48
12 + Y = 48
Y= 36
(X, Y )  (12, 36)
Titik lainnya : (0,0) , (0,48), (24,0)
- Langkah 5
Subtitusi semua titik ke fungsi tujuan untuk mendapatkan keuntungan
yang maksimal.
Fungsi tujuan : Z = 600.000X + 400.000Y
(0,0)  Z = 600.000(0) + 400.000(0) = 0
(0,48)  Z = 600.000(0) + 400.000(48) = 19.200.000
(24,0)  Z = 600.000(24) + 400.000(0) = 14.400.000
(12,36)  Z = 600.000(12) + 400.000(36) = 21.600.000
Analisis :
Dengan demikian pendapatan maksimum diperoleh jika banyaknya
penumpang pada kelas utama adalah 12 dan banyaknya penumpang
pada kelas ekonomi adalah 36 dengan keutungan: Rp. 21.600.000,-.
b. Contoh soal 2
Diketahui PT Dimensi adalah perusahaan furniture produsen meja dan
kursi yang harus diproses melalui perakitan dan pemolesan. Proses perakitan
memiliki 60 jam kerja dan proses pemolesan memiliki 48 jam kerja. Untuk
menghasilkan satu meja dibutuhkan masing-masing 4 jam dan 2 jam untuk
perakitan dan pemolesan, sedangkan satu kursi membutuhkan masing-
masing 2 jam dan 4 jam untuk perakitan dan pemolesan.Laba untuk tiap meja
$8 dan tipa kursi $6. Tentukanlah kombinasi produksi meja dan kursi agar
menghasilkan laba maksimal.
Penyelesaian:
- Langkah 1
Membuat tabel permasalahan
Waktu yang dibutuhkan /unit
Total jam
Tabel (jam)
tersedia
Meja Kursi
Perakitan 4 4 60
Pemolesan 2 2 48
Laba/unit 8 6

- Langkah 2
Model matematika
Misalkan X= jumlah meja yang dibuat, Y = jumalah kursi yang dibuat,
dan Z = jumlah laba dari hasil produksi kursi dan meja
Tentukan fungsi tujuan :
Maksimumkan Z = 8X + 6Y
Fungsi Kendala :
4X + 2Y ≤ 60  2X + Y = 30 (perakitan)
2X + 4Y ≤ 48  X + 2Y = 24 (pemolesan)
dimana X, Y ≥ 0

- Langkah 3
Membuat grafik fungsi kendala dan menentukan feasible region
(daerah hasil).

- Langkah 4

Mencari titik potong yang terlibat dalam feasible region (daerah hasil).
Perpotongan antara fungsi kendala perakitan dan pemolesan
diperoleh dengan melakukan eliminasi dan subtitusi :
Eliminasi :
4X + 2Y = 60 (dikali 2)  8X + 4Y = 120
2X + 4Y = 48 (dikali 1)  2X + 4Y = 48
------------------- -
6X = 72
X = 12
Subtitusi :
2X + 4Y = 48
2(12) + 4Y = 48
24 + 4Y = 48
Y= 6
(X, Y )  (12, 6)
Titik lainnya : (0,0) , (0,12), (15, 0)
- Langkah 5
Subtitusi semua titik ke fungsi tujuan untuk mengatahui komposisi
produksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal
Fungsi tujuan : Z = 8X + 6Y
(0,0)  Z = 8(0) + 6(0) = 0
(0,12)  Z = 8(0) + 6(12) = 72
(15,0)  Z = 8(15) + 6(0) = 120
(12,6)  Z = 8(12) + 6(6) = 132 (Max)
Analisis :
Berdasarkan perhitungan, dapat dihasilkan keutungan maksimal senilai
$132 dengan memproduksi meja sebanyak 12 buah dan kursi
sebanyak 6 buah.
c. Latihan soal pemodelan program linier
1. Krisna Furniture akan membuat meja dan kursi. Keuntungan yang
diperoleh dari satu unit meja adalah $7,‐ sedang keuntungan yang
diperoleh dari satu unit kursi adalah $5,‐. Namun untuk meraih
keuntungan tersebut Krisna Furniture menghadapi kendala
keterbatasan jam kerja. Untuk pembuatan 1 unit meja dia memerlukan
4 jam kerja. Untuk pembuatan 1 unit kursi dia membutuhkan 3 jam
kerja. Untuk pengecatan 1 unit meja dibutuhkan 2 jam kerja, dan untuk
pengecatan 1 unit kursi dibutuhkan 1 jam kerja. Jumlah jam kerja yang
tersedia untuk pembuatan meja dan kursi adalah 240 jam per minggu
sedangkan jumlah jam kerja untuk pengecatan adalah 100 jam per
minggu. Tentukanlah kombinasi produksi meja dan kursi agar
menghasilkan laba maksimal.
2. Seorang manajer di perusahaan penghasil kerajinan tangan
mempekerjakan pengrajin untuk membuat piring dan gelas desain Bali.
Sumber daya yang diperlukan adalah tanah liat dan pekerja. Untuk
pembuatan 1 unit piring memerlukan 1 jam kerja dan 4 pon tanah liat.
Untuk pembuatan 1 unit dia membutuhkan 2 jam kerja dan 3 pon tanah
liat. Jumlah jam kerja yang tersedia untuk pembuatan piring dan gelas
adalah 40 jam per hari sedangkan persediaan tanah liat untuk
pembuatan piring dan gelas adalah 120 pon perhari jam per minggu.
Keuntungan yang diperoleh dari satu unit piring adalah Rp 80.000,‐
sedangkan keuntungan yang diperoleh dari satu unit gelas adalah Rp
100.000,‐. Berapa keuntungan maksimum dari piring dan gelas yang
diproduksi?
5. Contoh Penerapan Riset Operasi dalam dunia nyata
a. Dalam dunia Bisnis (Ekonomi).
Riset operasi diterapkan untuk masalah mencari keuntungan maksimum
suatu perusahaan yang memproduksi barang dengan batasan tertentu. Pada
contoh kali ini, kami mengambil contoh kasus seperti berikut :
PT Elfrianda kramik memproduksi tiga jenis kramik untuk dijadikan
souvenir, yaitu mug keramik, piring keramik, dan vas bunga keramik.
Keuntungan yang diharapkan dari masingmasing keramik adalah Rp
2.800.000, Rp 2.000.000, dan Rp 2.400.000. Untuk memproduksi mug
keramik dibutuhkan 80 pcs keramik, 40 liter pewarna, dan waktu pencetakan
selama 40 menit. Untuk piring keramik dibutuhkan 60 pcs keramik, 35 liter
pewarna, dan waktu pencetakan selama 25 menit. Sedangkan untuk vas
bunga keramik dibutuhkan 70 pcs keramik, 60 liter pewarna, dan waktu
pencetakan selama 90 menit. PT Elfrianda mempunyai kapasitas maksimum
untuk keramik adalah 2.800 pcs, pewarna 1.600 liter, dan waktu pencetakan
selama 2.400 menit. Tentukanlah keuntungan yang diperoleh perusahaan!

6. Langkah – langkah penyelesaiannya


a. Identifikasi masalah
Berdasarkan contoh kasus 1.a di atas, masalah yang bisa diidentifikasi
yaitu perusahaan ingin memperoleh keuntungan maksimum namun sumber
daya atau batasan yang tersedia terbatas.
b. Membuat model
Permasalahan yang sudah diidentifikasi, kemudian dimodelkan ke dalam
bentuk matematis untuk dapat dicari solusi optimalnya. Permasalahan 1.a
bisa dimodelkan menjadi :
- Fungsi tujuan (memaksimumkan laba) dimisalkan sebagai variabel Z.
- Batasan – batasan di atas merupakan variabel yang menjadi variabel
keputusan, yang dimisalkan dengan X1 sebagai mug keramik, X2
sebagai piring keramik, dan X3 sebagai vas bunga keramik.
- Fungsi tujuan dapat diformulasikan sebagai berikut :
Keuntungan tiap X1 = Rp. 2.800.000
Keuntungan tiap X2 = Rp. 2.000.000
Keuntungan tiap X3 = Rp. 2.400.000
Z = 2.800.000X1 + 2.000.000X2 + 2.400.000X3
- Variabel keputusan kemudian dapat dibuat fungsi kendala terkait
batasan sumber daya yang tersedia. Fungsi kendalanya sebagai
berikut :
80X1 + 60X2 + 70X3 ≤ 2.800 keramik
40X1 + 35X2 + 60X3 ≤ 1.600 pewarna
40X1 + 25X2 + 90X3 ≤ 2.400 pencetakan
dimana X1 , X2 , X3 ≥ 0
c. Analisis Model
Untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang sudah dimodelkan tadi,
digunakan metode simpleks dalam penyelesaiannya. Dipilihnya metode
simpleks karena lebih mudah dalam menyelesaikan masalah dengan lebih
dari dua variabel keputusan serta fungsi kendala yang memiliki tanda
pertidaksamaan ≤ (kurang dari atau sama dengan). Penyelesaian dengan
metode simpleksnya nantinya membutuhkan tabel simpleks untuk dapat
menemukan solusi optimal.
Dengan metode simpleks, fungsi kendala yang sudah diformulasikan
kemudian dibuat ke dalam bentuk standar yaitu dengan mengubah tandak
pertidaksamaan menjadi ‘=’ (sama dengan) dan menambahkan tiap batasan
dengan variabel slack. Untuk fungsi tujuan diubah ke dalam bentuk standar
dengan memindahkan nilai – nilai di ruas kanan fungsi Z ke ruas kiri.
Fungsi Tujuan Maksimumkan :
Z – 2.800.000X1 – 2.000.000X2 – 2.400.000X3 = 0
Fungsi Kendala :
80X1 + 60X2 + 70X3 + S1 = 2.800 keramik
40X1 + 35X2 + 60X3 + S2 = 1.600 pewarna
40X1 + 25X2 + 90X3 + S3 = 2.400 pencetakan
dimana X1 , X2 , X3 ≥ 0
d. Solusi
Dari analisis model di atas, untuk mendapatkan solusi yang optimal,
digunakan tabel simpleks dalam perhitungannya. Karena fungsi tujuannya
adalah memaksimumkan keuntungan, maka solusi diperoleh ketika baris Z
pada tabel Z sudah bernilai non-negatif semuanya. Maka solusi optimal dapat
dilihat pada nilai kanan tabel simpleks ketika syarat tersebut sudah tercapai.
e. Implementasi
Setelah dihitung dengan tabel simpleks, maka didapat solusi optimal
dengan keuntungan maksimum yaitu Rp. 98.000.000 dengan memproduksi
35 mug keramik (X1) dan tanpa memproduksi piring keramik (X2) dan vas
bunga keramik (X3).
Selanjutnya untuk mengecek kebenaran solusi optimal yang sudah
diperoleh beserta variabel – variabel keputusan yang akan diproduksi,
digunakan analisis dualitas lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Deden Septiansyah Dwi Cahya.(2016). Skripsi Penerapan Kombinasi Produk


Dengan Menggunakan Linear Programming Untuk Memaksimalkan
Keuntungan Pada Ciwawa Cake And Bakery. http://repository.unpas.ac.id/
Rafflesia U., Widodo F.H. Pemrograman Linear. Bengkulu: Badan Penerbitan
Fakultas Pertanian UNIB.
Taylor, B. W. (2013). Eleventh Edition Introduction To Management Science. New
Jersey: Pearson Education, Inc.
Theodore, A. K. (2016, November 25). Pemodelan Matematika. Retrieved from
https://himatika.fmipa.ugm.ac.id/:
https://himatika.fmipa.ugm.ac.id/2016/11/25/permodelan-matematika/

Tim Studio Belajar.(2017). Program Linear, Model Matematika, & Contoh Soal.
Retrieved from https://www.studiobelajar.com/:
https://www.studiobelajar.com/program-linear/

Anda mungkin juga menyukai