Anda di halaman 1dari 56

Penerapan Teori Graph untuk Pengoptimalan Masalah

Pendistribusian Tabloid Media Umat di kota Malang dengan


Metode Minimum Cost Flow

LAPORAN



Oleh:
Farid Ahmadi (307312410080)
Bunga S Bintari (308312410091)
Etika Wahyu Kartika (308312417501)
Aldila Sakinah Putri (408312408014)












UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
MARET 2011

ABSTRAK

Kelompok 5.2011. Penerapan Teori Graph Untuk Pengoptimalan Masalah
Pendistribusian Tabloid Media Umat Di Kota Malang Dengan Metode
Minimum Cost Flow. Laporan Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas
Negeri Malang. Dosen pembina Penerapan Teori Graph Dra. Sapti
Wahyuningsih M.si.

Kata Kunci: Metode, Algoritma, Penghapusan Sikel, Lintasan Terpendek
Berulang, Jaringan Simplex, distribusi.

Graph merupakan salah satu cabang matematika yang memiliki banyak
aplikasi. Antara lain aplikasi penerapan Graph dalam kehidupan sehari- hari yaitu
pemasanagan pipa PDAM, pewarnaan peta, masalah permintaan dan penawaran,
minimalisasi jumlah perawat di rumah sakit dan lain sebagainya.
Teori graph merupakan salah satu cabang matematika yang banyak
manfaat karena teori-teorinya dapat diterapkan untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu masalah dalam kehidupan yang dapat
dipecahkan dalam teori graph adalah masalah distribusi tabloid. Yang dimaksud
dengan distribusi adalah penyelenggaraan kegiatan usaha yang tercakup dalam
pengangkutan barang dari tempat pengolahan ke tempat penjualan. Persoalan
distribusi menjadi sangat penting karena merupakan jalan untuk mencapai
keberhasilan penjualan, dan kepuasan pelanggan.
Masalah distribusi produk dapat digambarkan sebagai suatu digraph yang
memuat beberapa sisi berarah dan titik. Titik mewakili agen atau konsumen yang
masing-masing terletak di lokasi yang berbeda, sedangkan sisi mewakili arus
distribusi. Suatu jaringan terdiri dari himpunan titik dan himpunan sisi berarah
bermuatan yang menghubungkan dua titik tertentu, dimana masing-masing titik,
sisi berarah dan muatan pada sisi berarah mewakili kondisi tertentu. Masalah arus
biaya minimum adalah masalah penentuan arus distribuasi yang tepat agar biaya
yang dikeluarkan minimum. Masalah arus biaya minimum berkorespondensi
dengan masalah distribusi produk yang bertujuan untuk meminimumkan biaya
distribusi produknya. Dengan mencoba berbagai kemungkinan arus distribusi,
menghitung biaya yang diperlukan maka dapat diperoleh biaya minimum.
Dalam permasalahan ini diperlukan beberapa teori pendukung antara lain:
digraph, digraph bermuatan, jarak, lintasan, jaringan, jaringan berarah, aliran, dan
jaringan berarah sisaan. Dan masalah ini dapat diselesaikan dengan Algoritma
Penghapusan Sikel, Lintasan Terpendek Berulang,dan Algoritma Jaringan
Simplex. Keadaan distribusi digambarkan dalam bentuk digraph
Masalah optimasi yang akan dibahas dalam laporan ini adalah masalah
arus biaya minimum. Masalah arus biaya minimum adalah masalah penentuan
arus distribuasi yang tepat agar biaya yang dikeluarkan minimum. Masalah arus
biaya minimum berkorespondensi dengan masalah distribusi produk yang
bertujuan untuk meminimumkan biaya distribusi produknya. Dengan mencoba
berbagai kemungkinan arus distribusi, menghitung biaya yang diperlukan
sehingga dapat diperoleh biaya minimum


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Teori graph merupakan salah satu cabang matematika yang banyak
manfaat karena teori-teorinya dapat diterapkan untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari (Purwanto, 1998:1). Salah satu masalah dalam kehidupan
yang dapat dipecahkan dalam teori graph adalah masalah distribusi tabloid. Yang
dimaksud dengan distribusi adalah penyelenggaraan kegiatan usaha yang tercakup
dalam pengangkutan barang dari tempat pengolahan ke tempat penjualan
(Woodward, 1982:1). Persoalan distribusi menjadi sangat penting karena
merupakan jalan untuk mencapai keberhasilan penjualan, dan kepuasan pelanggan
(Woodward, 1982:2). Keberhasilan penjualan dapat dilihat dari banyaknya
penjualan atau kenaikan angka penjualan. Kepuasan pelanggan dapat disebabkan
karena cepatnya produk sampai ke pelanggan dengan aman, tepat waktu, tidak
rusak, sesuai pesanan pelanggan, dan murahnya harga penjualan. Salah satu faktor
yang mendukung murahnya harga penjualan adalah biaya distribusi yang rendah,
sehingga harga penjualan dapat ditekan menjadi lebih murah.
Masalah distribusi produk dapat digambarkan sebagai suatu digraph yang
memuat beberapa sisi berarah dan titik. Titik mewakili agen atau konsumen yang
masing-masing terletak di lokasi yang berbeda, sedangkan sisi mewakili arus
distribusi. Suatu jaringan terdiri dari himpunan titik dan himpunan sisi berarah
bermuatan yang menghubungkan dua titik tertentu, dimana masing-masing titik,
sisi berarah dan muatan pada sisi berarah mewakili kondisi tertentu. Masalah
optimasi yang akan dibahas dalam kegiatan ini adalah masalah arus biaya
minimum. Masalah arus biaya minimum adalah masalah penentuan arus
distribuasi yang tepat agar biaya yang dikeluarkan minimum. Masalah arus biaya
minimum berkorespondensi dengan masalah distribusi produk yang bertujuan
untuk meminimumkan biaya distribusi produknya. Dengan mencoba berbagai
kemungkinan arus distribusi, menghitung biaya yang diperlukan maka dapat
diperoleh biaya minimum.
Dalam kegiatan ini kami menggunakan beberapa buku yang berhubungan
dengan Minimum Cost Flow, laporan PKL yang sesuai dengan materi ini, dan
beberapa artikel dari internet mengenai algoritma-algoritma yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah Minimum Cost Flow. Contoh laporan PKL yang
menerapan Minimum Cost Flow antara lain:
1. Optimalisasi biaya distribusi tabung elpiji pada PT.Gading Mas Indah dengan
menerapkan algoritma pada Minimum Cost Flow.
2. Penerapan algoritma lintasan pendek berulang pada Minimum Cost Flow
untuk pendistribusian surat dan barang PT. Pos Indonesia Blitar.
Sedangakan buku yang digunakan antara lain:
1. Handbook of Discrete and Combinatorial Mathematics oleh Kenneth H.
Rosen.
2. Teori Graph oleh Purwanto.
Tabloid Media Umat merupakan salah satu media bacaan yang terdapat di
kota Malang. Setiap hari tabloid ini terdistribusi ke masyarakat. Dalam
pendistribusiannya, tabloid ini tidak memperhatikan biaya yang dikeluarkan.
Sehingga dianggap kurang maksimal dalam memperoleh keuntungan. Oleh karena
itu, untuk meminimumkan biaya pendistribusian tabloid Media Umat dapat
diselesaikan dengan menggunakan konsep Minimum Cost Flow. Sehingga dapat
diperoleh biaya optimal.

1.2 Rumusan Masalah
1. Algoritma apa saja yang digunakan untuk menentukan Minimum Cost Flow?
2. Bagaimana menerapkan algoritma penghapusan sikel, lintasan terpendek
berulang, dan jaringan simplex pada pendistribusian tabloid Media Umat?
3. Bagaimana penyelesaian algoritma dengan menggunakan alat bantu?




1.3 Tujuan
1. Mengetahui Algoritma apa saja yang digunakan untuk menentukan Minimum
Cost Flow.
2. Mengetahui cara menerapkan algoritma penghapusan sikel, lintasan
terpendek berulang, dan jaringan simplex pada pendistribusian tabloid Media
Umat.
3. Mengetahui penyelesaian algoritma dengan menggunakan alat bantu.




























BAB II
KAJIAN PUSTAKA



2.1. Teori Dasar
2.1.1. Graph
Suatu Graph G terdiri atas himpunan tak kosong dari elemen-elemen yang
disebut titik (vertex) dan suatu daftar pasangan tidak terurut elemen itu yang
disebut sisi (edge). Himpunan dari titik-titik pada graph G disebut himpunan titik
G, dinotasikan dengan V(G), dan daftar dari sisi-sisi disebut daftar sisi G,
dinotasikan dengan E(G) (Wilson, 1990:10).
Banyaknya titik pada graph G dinotasikan dengan |
) (G V
| dan banyaknya
sisi pada graph G dinotasikan dengan |E(G)|.





Gambar 1.1 Graph G

Dari Gambar 2.1 diatas dapat dilihat bahwa
} , , , , { ) ( e d c b a G V =
dan
{ }
8 7 6 5 4 3 2 1
, , , , , , , ) ( e e e e e e e e G E =
sehingga
5 | ) ( | = G V
dan
8 | ) ( | = G E
.
Dua sisi atau lebih yang menghubungkan pasangan titik yang sama disebut
sisi rangkap, dan sebuah sisi yang menghubungkan sebuah titik dengan dirinya
sendiri disebut loop (Wilson, 1990:10).



a
b c
d
e
e
1
e
2
e
3
e
5
e
6
e
7
e
8
2.1.2. Digraph
Suatu digraph D terdiri atas suatu himpunan tak kosong yang masing-
masing unsurnya disebut titik (vertex) dan suatu himpunan pasangan berurutan
dari titik-titik tersebut yang disebut sisi berarah (arc). Himpunan dari titik-titik
disebut himpunan titik dari D, dinotasikan dengan V(D), dan daftar dari sisi-sisi
berarah disebut daftar sisi-sisi berarah dari D, dinotasikan dengan A(D).

Contoh:

Gambar 2.1 Digraph D

2.1.3. Lintasan (Path)
Lintasan (path) adalah jalan yang sisi dan titiknya tidak boleh berulang.

2.1.4. Sikel
Sikel adalah jalan (v
0,
v
0
) = v
0
v
1
v
2
...v
n
v
0
dengan n 0 dan v
i
v
j
, jika i j.

2.1.5. Digraph Bermuatan
Suatu digraph D = (V,A) dikatakan digraph bermuatan (weighted digraph)
jika setiap sisi berarah pada digraph D diberikan muatan jika v
1
v
2
adalah sisi
berarah pada digraph D = (V,A) maka muatan v
1
v
2
dilambangkan dengan
) , (
2 1
v v w = .
Contoh:

b
c
2
3
3
3
3
2 2
d
a e
b
c
d
e a
2
Gambar 2.3 Digraph bermuatan D
w(a,b) = 2 w(a,e) = 2
w(b,c) = 2 w(b,e) = 3
w(c,d) = 3` w(c,a) = 3
w(c,e) = 2 w(e,d) = 3

2.1.6. Jaringan (Network)
Jaringan (dilambangkan N) adalah digraph sederhana, bermuatan, jika
memenuhi:
o Satu titik yang merupakan titik sumber, tidak memiliki sisi masuk.
o Satu titik yang merupakan titik tujuan, tidak memiliki sisi keluar.
o Muatan sisi (i,j) disebut kapasitas sisi(i,j), dilambangkan c
ij
dengan c
ij
adalah
bilangan bulat non negatif. (Johsohnbaugh, 2001:391)

2.1.7. Minimum Cost Flow
Definisi 2.1:
Misal g = (V,E) adalah jaringan terhubung dengan himpunan titik V dan
himpunan sisi berarah E. Masing-masing sisi (i,j) e E mempunyai harga c
ij
dan
kapasitas muatan u
ij
. 0 >

Misal n =
V
dan m =
E
.

Masing-masing titik ieV
mempunyai nilai yang disimbolkan b(i). Jika b(i) > 0, maka titik i adalah titik
pemberi; jika b(i) < 0, maka titik i adalah titik penerima. (Rosen: 2000)

Harga adalah bilangan bulat non negatif yang menyatakan besarnya biaya
untuk memindahkan muatan dari satu titik ke titik yang lain.
Kapasitas dari suatu sisi adalah jumlah maksimum muatan yang dapat
dialirkan melalui sisi-sisi. (Rosen, 2000:630)
Definisi 2..2:
Suatu aliran fisibel adalah suatu fungsi x = (v
ij
) didefinisikan pada sisi
berarah (i,j) e E memenuhi :
Batas kesetimbangan umum : ) (
} ) , ( { } ) , ( {
i b x x
E i j j
ji
E j i j
ij
=

e e
untuk semua ieV,
Batas kapasitas :
ij ij
u x s s 0
untuk semua (i,j) e E, dimana

e
=
V i
i b 0 ) (
.
Harga dari flow x adalah

eE j i
ij ij
x c
) , (
. (Rosen, 2000:673-674).
Definisi 2.3:
Jaringan sisa G(x) dalam suatu aliran x didefinisikan dalam sebagai
berikut:
Mengganti masing-masing sisi berarah (i,j) e E oleh dua sisi berarah (i,j)
dan (j,i). Sisi berarah (i,j) mempunyai harga c
ij
dan kapasitas sisa r
ij
= u
ij
- x
ij
, dan
sisi berarah (j,i) mempunyai harga c
ij
dan kapasitas sisa r
ij
= x
ij
. (Rosen, 2000:
673-674).
Definisi 2.4:
Potensial titik i adalah besarnya
) (i t
yang bersesuaian dengan batas
kesetimbangan umum pada titik i. Untuk himpunan potensial titik yang diberikan,
biaya tereduksi dari suatu sisi (i,j) pada jaringan sisaan G(x) adalah
) ( ) ( j i c c
ij ij
t t
t
+ =
.
Definisi 2.5:
Kondisi Optimal Kendala Komplemen:
Misal x adalah solusi spanning tree fisibel dengan potensial titik yang
diperlukan yaitu
0 ) 1 ( = t
dan
0 =
t
ij
c
untuk semua sisi pada pohon. Maka x
adalah minimum cost flow jika:
-
0 >
t
ij
c
untuk semua sisi (i,j) yang bukan pohon dengan
0 =
ij
x

-
0 s
t
ij
c
untuk semua sisi (i,j) yang bukan pohon dengan
ij ij
u x =

Definisi 2.6:
Harga dari lintasan P dalam G(x) adalah c(P) =

eP j i
ij
c
) , (
. (Rosen, 2000:674)
Harga dari lintasan adalah jumlah harga pada setiap sisi dalam lintasan P.
Definisi 2.7:
Suatu sikel negatif adalah suatu sikel terhubung W dalam G(x) dimana
0 ) (
) , (
< =

eW j i
ij
c W c
. (Rosen, 2000:674).
Definisi 2.8:
Kondisi optimal sikel negatif adalah suatu aliran fisibel x yang disebut
aliran berharga minimum jika dan hanya jika jaringan sisa G(x) tidak memuat
sikel negatif. (Rosen, 2000:674)

2.2. Algoritma-Algoritma Minimum Cost Flow
2.2.1. Algoritma Penghapusan Sikel
Algoritma Penghapusan Sikel merupakan salah satu metode dalam
menyelesaikan masalah optimasi model jaringan. Algoritma Penghapusan Sikel
didasarkan dari kondisi optimal sikel negatif, yang dimulai dengan aliran fisibel
dan penambahan berturut-turut sikel negatif dalam jaringan sisaan sampai jaringan
sisaan tersebut tidak memuat sikel negatif.
Berikut ini adalah algoritma penghapusan sikel :
1. Tentukan nilai aliran (x
ij
) berdasarkan 0x
ij
u
ij
dan b
i
=x
ij
-x
ji

2. Ganti arc (i,j) dengan dua arc (i,j) dan (j,i). Arc (i,j) memiliki harga cij dan
kapasitas sisaan r
ij
=u
ij
-x
ij
. Sedang arc (j,i) memiliki harga c
ij
dan kapasitas
r
ij
=x
ij
. Jika r
ij
=0 hapus arc yang bersesuaian.
3. Cari sikel negatif. Jika tidak ada maka sikel optimal.
4. Jika ada, tambah aliran sepanjang sikel negatif terpilih dengan rij terkecil
pada sikel tersebut. Kurangi u
ij
disepanjang sikel dan naikkan kapasitas arc
sebaliknya dari sikel tersebut sebesar r
ij
terkecil dalam sikel.
5. Ulangi langkah 3 sampai tidak ada sikel negatif maka solusi optimal.

2.2.4. Algoritma Lintasan Terpendek Berulang
Algoritma Lintasan Terpendek Berulang merupakan salah satu metode lain
dalam menyelesaikan masalah optimasi model jaringan. Algoritma Lintasan
Terpendek Berulang didasarkan dari kondisi optimal jaringan sisaan, dimulai
dengan digraph awal yang telah disederhanakan dan berturut-turut mencari
lintasan terpendek sampai muatan pada titiknya bernilai nol.
Berikut ini adalah Algoritma Lintasan Terpendek Berulang:
1. Cari lintasan dari s ke t pada jaringan kerja
2. Cari sebarang lintasan terpendek dari s ke t sebut P
3. Cari =min{b(s),-b(t), min{r
ij
I (i,j) P}}
4. Kurangi u
ij
pada lintasan terpendek P dengan
5. Ulangi langkah 2 sampai b(s) dan b(t) sama dengan nol.


2.2.4. Algoritma Jaringan Simplek
Berikut ini adalah Algoritma Jaringan Simplek :
1. Pilih sebarang spanning tree (T)
2. Cari aliran x
ij
dan potensial titik
3. Jika ada arc non basis (non tree) melanggar komplementary slackness kondisi
optimal, pilih untuk masuk tree dan keluarkan arc basis dengan x
ij
yang bila
ditambahkan ke kapasitasnya menjadi batas atas.
4. Ulangi langkah 2 sampai tidak ada arc yang melanggar complementary
slackness kondisi optimal.

2.2.4. Algoritma Shorthess Augmenting Path
Algoritma ini tergolong baru. Oleh karena itu, penjelasannya belum terlalu
mendetail. Pada dasarnya algoritma ini mirip dengan algoritma successive shortest
path, hanya saja pencarian lintasan terpendek dalam algoritma ini menggunakan
algoritma dijkstra. Selain itu, keunggulan algoritma ini dapat menghitung
minimum cost dari maksimum flow dari s ke t.

2.2.5 Algoritma Cost-Scaling
Kita mulai dengan fungsi biaya nol dan sebarang maksimum flow. Setiap
tingkatan scaling kita mulai dari residual arc () dari hasil optimalisasi maksimum
flow ke (/2) optimal maksimum flow. Untuk memulai tiap tingkatan scaling kita
akan menjenuhkan semua biaya negatif dari residual arc. Kebaikan dari algoritma
ini adalah bisa digunakan untuk menghitung kapasitas yang bukan merupakan
bilangan bulat.
Contoh penerapan algoritma:
Sebuah perusahaan mempunyai 1 pabrik, 2 pusat distribusi, 1 tempat
penjualan.
Pabrik tersebut memproduksi 40.000 produk
2 pusat distribusi sebagai tempat penyimpanan sementara, sehingga
kapasitasnya 0.
Tempat penjualan mampu menerima produk sebanyak 40.000
Biaya pengangkutan (per unit) adalah
Dari pabrik ke pusat distribusi I : Rp. 20.000,-
Dari pabrik ke pusat distribusi II : Rp. 20.000,-
Dari pusat distribusi I ke pusat distribusi II : Rp. 10.000,-
Dari pusat distribusi I ke pusat penjualan : Rp. 30.000,-
Dari pusat distribusi II ke pusat penjualan : Rp. 10.000,-
Kapasitas armada pengangkutan:
Dari pabrik ke pusat distribusi I : Rp. 40.000,-
Dari pabrik ke pusat distribusi II : Rp. 20.000,-
Dari pusat distribusi I menuju pusat distribusi II : Rp. 20.000,-
Dari pusat distribusi I menuju pusat penjualan : Rp. 30.000,-
Dari pusat distribusi II menuju pusat penjualan : Rp. 50.000,-
Langkah 1
Penggambaran keadaan distribusi produk perusahaan tersebut adalah










Karena masing-masing kapasitas maupun biaya dapat disederhanakan dengan
membagi dengan 10.000 dan
- Pabrik diberi indeks 1
- PD I diberi indeks 2
- PD II diberi indeks 3
- Pusat penjualan diberi indeks 4
Maka akan diperoleh keadaan produk dalam bentuk yang lebih sederhana,
yaitu:

(20000,40000)
(10000,20000)
(10000,50000) (20000,20000)
(30000,30000)
Pabrik
PD I
PD II
TP
0
40000
0
-40000











Langkah 2 :
Nilai Produk yang didistribusikan x
ij
dapat ditentukan dari nilai kemampuan
masing-masing titik untuk memberi atau menerima b(i) dan kapasitas maksimum
pengangkutan u
ij
dengan ketentuan

dan

e e
=
} ) , ( { } ) , ( {
) (
E i j j
ji
E j i j
ij
x x i b
Penentuan nilai x
ij
-nya adalah dari syarat

, sehingga:
- Untuk , diperoleh


Untuk , diperoleh


Untuk , diperoleh


Untuk , diperoleh


Untuk , diperoleh


Dengan syarat

e e
=
} ) , ( { } ) , ( {
) (
E i j j
ji
E j i j
ij
x x i b , sehingga:
- Untuk diperoleh () (

) , maka

(pers. 1)
Untuk diperoleh () (

, maka (

(pers. 2)
Untuk diperoleh ()

), maka

) (pers. 3)
Untuk diperoleh () (

), maka (

)
(pers. 4)
-4
(2,4)
(1,2)
(1,5) (2,2)
(3,3)
1
2
3
4
0
4
0
Misalkan

, maka dari pers. 1,

akan diperoleh

,
maka dari pers. 2, (

akan diperoleh

,
dengan memisalkan

, maka didapat

, maka dari pers. 4,


(

)akan diperoleh

, sehingga nilai

yang mungkin
adalah

dan


Gambar dari aliran fisibel tersebut adalah sebagai berikut:









Langkah 3 :
Jaringan sisaan diperoleh dari digraph awal yag dimodifikasi dengan cara
mengganti setiap sisi ( i, j) dengan dua sisi ( i, j) dan ( j, i). Sisi ( i , j) punya harga
c
ij
dan kapasitas sisa

sedangkan sisi ( j, i) mempunyai harga c


ij

dan kapasitas sisa


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi () mempunyai harga

dan


- Sisi () mempunyai harga

dan



3
0
1
1
3
1
2
3
4
0
4
0
-4
Gambar jaringan sisaan:









Langkah 4:
Nilai

berarti tidak ada arus distribusi produk dari titik i ke titik j sehingga
penghapusan sisi ini tidak berpengaruh terhadap arus distribusi produk total dalam
jaringan. Penghapusan sisi berkapasitas

bermanfaat untuk memudahkan


dalam menentukan sikel-sikel pada jaringan. Penghapusan sisi berkapasitas

juga dapat dilakukan diantara langkah-langkah yang lain.












Langkah 5:
Menentukan sikel W yang bernilai negatif (() ) dan mereduksinya
sehingga jaringan sisaan tidak memuat sikel negatif.



0
(-2,3)
1
2
3
4
0
4 -4
(2,1)
(1,2)
(-2,1)
(-1,0)
(1,4)
(3, 0)
(-1,1)
(2,1)
(-3,3)
(-2,3)
1
2
3
4
0
4 -4
(2,1)
(1,2)
(-2,1)
(1,4)
(-1,1)
(2,1)
(-3,3)
0










Iterasi 1
Sikel-sikel yang termuat dalam jaringan sisaan tersebut adalah [1231],
[2342], [13421]. Sikel W = [1231] mempunyai nilai ()

, sehingga W = [1231] bukan sikel negatif. Sikel W


= [2342] mempunyai nilai ()

,
sehingga W = [2342] merupakan sikel negatif. Sikel W = [13421] mempunyai
nilai ()

, sehingga W
= [13421] merupakan sikel negatif.
Pilih sikel W= [2342] dengan *

+ * +
Menambahkan pada aliran yang berlawanan dengan sikel W dan
mengurangkan pada aliranyang searah dengan sikel W, sehingga
didapat G(x) seperti pada gambar berikut:










(-2,3)
1
2
3
4
0
4 -4
(2,1)
(1,2)
(-2,1)
(1,4)
(-1,1)
(2,1)
(-3,3)
0
(-2,3)
1
2
3
4
0
4 -4
(2,1)
(-2,1)
(-1,2)
(1,2)
(-3, 1)
(-1,3)
(2,1)
(3,2)
0
Iterasi 2:
Berdasarkan iterasi 1 diperoleh sikel yang bernilai negatif adalah sikel W
= [13421] dengan nilai ()

dan
sikel W = [1231] dengan nilai ()


Pilih sikel W =[13421] dengan dengan *

+
* +
Tambahkan pada aliran yang berlawanan dengan sikel W dan
mengurangkan pada aliranyang searah dengan sikel W, sehingga didapat
G(x) seperti pada gambar berikut:









Karena jaringan tersebut masih memuat nilai

, maka nilai

tersebut
dapat dihilangkan sehingga












(-2,2)
1
2
3
4
0
4 -4
(2,2)
(-2,2)
(-1,2)
(1,1)
(3,3)
(-1,4)
(2,0)
(-3,0)
0
(-2,2)
1
2
3
4
0
4 -4
(2,2)
(-2,2)
(-1,2)
(1,1)
(3,3)
(-1,4)
0











Jaringan sisaan G(x) yang terbentuk dari iterasi kedua ini sudah tidak memuat
sikel bernilai negatif sehingga sesuai dengan kondisi optimum sikel negatif maka
G(x) tersebut merupakan solusi yang optimum.
Langkah 6:
Masalah arus distribusi produk mempunyai fungsi tujuan, yaitu meminimumkan

( ), sehingga biaya pengangkutan yang diperlukan minimum.


c
ij
menunjukkan harga pengangkutan atau biaya yang diperlukan dari titik i ke
titik j, sedangkan x
ij
didapat dari r
ij
yang mempunyai harga negatif.












(-2,2)
1
2
3
4
0
4 -4
(2,2)
(-2,2)
(-1,2)
(-1,4)
(-3, 0)
(-1,1)
(3,3)
0
4
(-2,2)
1
2
3
4
0
-4
(2,2)
(-2,2)
(-1,2)
(1,1)
(3, 3)
(-1,4)
0
Jadi nilai minimum yang dibutuhkan untuk mendistribusikan produk dari
perusahaan ke tempat penjualan pada contoh tersebut adalah Rp (14 x 10000 x
10000) = Rp 1400000000,-. Nilai 10000 x 10000 diperoleh dari penyederhanaan
pada awal langkah dimana biaya dibagi 10000 dan kapasitas pengangkutan juga
dibagi 10000.

2.3 Penelitian yang sudah dilakukan
1. Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh Binti isroul fauziah
dengan laporan yang berjudul Penerapan Algoritma Lintasan Pendek
Berulang Pada Minimum Cost Flow Untuk Pendistribusian Surat Dan Barang
PT. Pos Indonesia Blitar, pada tahun 2006 dengan menggunkan alat bantu
giden diperoleh hasil sebagai berikut.
Hasil perhitungan biaya distribusi surat dan barang PT. Pos indonesia
blitar dengan menggunakan rute mobil sesuai keadaan di lapangan, biaya
distribusi yang dibutuhkan untuk wilayah timur sebesar 1.431.700 dan
wilayah barat sebesar 1.547.200. hasil ini diperoleh dengan menggunakan
lintasan terpendek berulang. Rute pengiriman terbentuk wilayah timur adalah
dari kantor pos pusat ke KPC 1 (Nglegok) KPC 2 (garum) KPC 3 (talun)
KPC 4 (Gandusari) KPC 5 (wlingi) KPC 6 (doko) KPC 7 (kesamben)
KPC 8 (Binangun) dan untuk wilayah barat adalah dari kantor pos pusat ke
KPC 1 (kanigoro) KPC 2 (lodoyo) KPC 3 (kademangan) KPC 4
(sanamkulon) KPC 5 (ponggok) KPC 6 (srengat) KPC 7 (wono dadi)
KPC 8 (udanawu).
2. Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh Marta Yulian S
dengan laporan yang berjudul Optimalisasi Biaya Distribusi Tabung Elpiji
Pada PT.Gading Mas Indah Dengan Menerapkan Algoritma Pada Minimum
Cost Flow, pada tahun 2006. Diperoleh hasil sebagai berikut.
Untuk tabung gas elpiji 12 kg biaya distribusi produknya sebesar Rp
157.487, hasil tersebut diperoleh dengan menggunakan algoritma
penghapusan sikel, algoritma lintasan terpendek berulang, algoritma jaringan
simpleks. Rute yang diperoleh dengan menggunakan algoritma penghapusan
sikel adalah gudang ke tandan, gudang ke pom, pom ke toko laba tlogomas,
pom ke BC 7 dan toko laba ke toko top, sedangkan dengan menggunakan
algoritma lintasan terpendek berulang dan algoritma simpleks adalah gudang
ke tandon, gudang ke pom, gudang ke toko laba, pom ke BC 7 dan toko laba
ke toko top.
Fakta di lapangan pengiriman tabung gas elpiji dilakukan setiap hari
dengan melewati setiap toko yang memesan tabung gas maupun yang tidak
memesan. Untuk pengiriman tabung gas elpiji 12 kg rute yang ditempuh
adalah gudang-tandon-pom tlogomas-toko laba-BC 7-toko top-gudang
dengan biaya Rp 750.000. Untuk pengiriman tabung gas elpiji 50 kg rute
yang ditempuh adalah gudang-RST sopraoen-Bandulan-Pandanlandung-PG
Konagung-Depot 59-RM nikmat lezat-Pecinan-Gudang dengan biaya sebesar
Rp 750.000.

2.4 Daftar Pustaka
JohsohnBaugh, R. 2001. Discrete Mathematics. New Jersey : Prentice Hall,
Inc.

Purwanto. 1998. Teori Graph. Malang : FPMIPA IKIP MALANG.

Rosen, H., Kenneth. Handbook of Discrete and Combinatorial Mathematics.
Washington, D. C. : CRC Press.

Woodward, H., Frank. 1972. Manajemen Transpor. Terjemahan oleh Ny. P.
Hadinoto. 1982. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Zealint. 2007. Minimum Cost Flow, Part 2: Algorithms, (Online),
(www.topcoder.com/tc?module=Static&d1=tutorials&d2=minimum
CostFlow2 - 54k - Cached, diakses 14 Februari 2011, pukul 15:00)

















BAB III
METODOLOGI KEGIATAN


3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Waktu Pelaksanaan
Kegiatan survey dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2011 sesuai
dengan waktu yang diberikan oleh instansi.

3.1.2 Tempat Pelaksanaan
Adapun instansi yang ditunjuk sebagai lokasi sebagai objek penelitian
adalah Redaksi Tabloid Media Ummat Jl. Wilis No. 11 Malang .

3.1.3 Waktu Pelaksanaan
Kegiatan survey pada tanggal 10 Februari 2011 dilaksanakan pada pukul
10.30-12.00.

3.1.4 Sumber Data
Data yang digunakan diperoleh dari staf redaksi Tabloid Media Ummat.
Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu lokasi
pendistribusian, biaya distribusi, jalur pendistribusian, jumlah permintaan Tabloid
Media Ummat.
Berikut beberapa objek yang akan kita kaji:
a. Nama- nama agen yang berperan sebagai titik.
b. Jalur pendistribusian yang dilalui berperan sebagai sisi.
c. Biaya pengiriman dan kapasitas muatan sebagai bobot.




3.2 Algoritma yang digunakan:
4.3.1 Algoritma Penghapusan Sikel
Algoritma Penghapusan Sikel merupakan salah satu metode dalam
menyelesaikan masalah optimasi model jaringan. Algoritma Penghapusan Sikel
didasarkan dari kondisi optimal sikel negatif, yang dimulai dengan aliran fisibel
dan penambahan berturut-turut sikel negatif dalam jaringan sisaan sampai jaringan
sisaan tersebut tidak memuat sikel negatif.
Berikut ini adalah algoritma penghapusan sikel :
1. Tentukan nilai aliran (x
ij
) berdasarkan 0x
ij
u
ij
dan b
i
=x
ij
-x
ji

2. Ganti arc (i,j) dengan dua arc (i,j) dan (j,i). Arc (i,j) memiliki harga cij dan
kapasitas sisaan r
ij
=u
ij
-x
ij
. Sedang arc (j,i) memiliki harga c
ij
dan kapasitas
r
ij
=x
ij
. Jika r
ij
=0 hapus arc yang bersesuaian.
3. Cari sikel negatif. Jika tidak ada maka sikel optimal.
4. Jika ada, tambah aliran sepanjang sikel negatif terpilih dengan rij terkecil
pada sikel tersebut. Kurangi u
ij
disepanjang sikel dan naikkan kapasitas arc
sebaliknya dari sikel tersebut sebesar r
ij
terkecil dalam sikel.
5. Ulangi langkah 3 sampai tidak ada sikel negatif maka solusi optimal.

4.3.2 Algoritma Lintasan Terpendek Berulang
Algoritma Lintasan Terpendek Berulang merupakan salah satu metode lain
dalam menyelesaikan masalah optimasi model jaringan. Algoritma Lintasan
Terpendek Berulang didasarkan dari kondisi optimal jaringan sisaan, dimulai
dengan digraph awal yang telah disederhanakan dan berturut-turut mencari
lintasan terpendek sampai muatan pada titiknya bernilai nol.
Berikut ini adalah Algoritma Lintasan Terpendek Berulang:
1. Cari lintasan dari s ke t pada jaringan kerja
2. Cari sebarang lintasan terpendek dari s ke t sebut P
3. Cari =min{b(s),-b(t), min{r
ij
I (i,j) P}}
4. Kurangi u
ij
pada lintasan terpendek P dengan
5. Ulangi langkah 2 sampai b(s) dan b(t) sama dengan nol.

4.3.3 Algoritma Jaringan Simplek
Berikut ini adalah Algoritma Jaringan Simplek :
1. Pilih sebarang spanning tree (T)
2. Cari aliran x
ij
dan potensial titik
3. Jika ada arc non basis (non tree) melanggar komplementary slackness
kondisi optimal, pilih untuk masuk tree dan keluarkan arc basis dengan x
ij

yang bila ditambahkan ke kapasitasnya menjadi batas atas.
4. Ulangi langkah 2 sampai tidak ada arc yang melanggar complementary
slackness kondisi optimal

3.3 Alat Bantu Program
Dalam menentukan Minimum Cost Flow dapat digunakan beberapa alat
bantu. Alat bantu yang digunakan adalah Giden. Adapun langkah-langkah
menggunakan Giden adalah sebagai berikut:

- Pilih menu File-New







- Untuk menggambar titik, pilih New Node


- Untuk menggambar sisi, pilih New Edge








- Untuk merubah nama titik dan sisi, pilih Edit Value

- Pilih Solvers-Minimum Cost Flow-Pilih algoritma yang diperoleh
maka akan mumcul hasil yang diinginkan.



















BAB IV
HASIL SURVEI


4.1 Hasil Data
Data yang diperoleh dari survei di lapangan adalah
1. Lokasi pendistribusian tabloid Media Ummat sebagai titik-titik pada graf
dan jumlah permintaan tabloid sebagai bobot titik yaitu:
Tabel 1
lokasi Jumlah permintaan
pusat 5600
Kec. Klojen 1320
Kec. Lowokwaru 840
Kec. Blimbing 1400
Kec. Kedungkandang 640
Kec. Sukun 1400

2. Biaya pengangkutan dan kapasitas armada sebagai bobot sisi
Biaya pengangkutan adalah
Dari pusat ke klojen : Rp. 5.000,-
Dari pusat ke lowokwaru : Rp. 30.000,-
Dari pusat ke Blimbing : Rp. 27.000,-
Dari pusat ke Kedungkandang : Rp. 32.000,-
Dari pusat ke Sukun : Rp. 20.000,-
Dari klojen ke Sukun : Rp. 11.000,-
Dari lowokwaru ke Sukun : Rp. 38.000,-
Dari lowokwaru ke Blimbing : Rp. 12.000,-
Dari Kedungkandang ke Blimbing : Rp. 35.000,-
Dari kedungkandang ke Sukun : Rp. 29.000,-




Kapasitas armada pengangkutan:
Dari pusat ke klojen : 300
Dari pusat ke lowokwaru : 300
Dari pusat ke Blimbing : 300
Dari pusat ke Kedungkandang : 300
Dari pusat ke Sukun : 300
Dari klojen ke Sukun : 300
Dari lowokwaru ke Sukun : 300
Dari lowokwaru ke Blimbing : 300
Dari Kedungkandang ke Blimbing : 300
Dari kedungkandang ke Sukun : 300

4.2 Model Graph


















Blimbing
Lowokwaru
Kedungkandang
Sukun
Klojen
Pusat
4.3 Hasil Perhitungan
4.3.1 Menggunakan Algoritma Penghapusan Sikel
- Dengan perhitungan manual













1. Penentuan nilai aliran fisibel x
ij

Penentuan nilai x
ij
-nya adalah dari syarat 0 s x
ij
s u
ij
sehingga diperoleh
+ untuk i=1, j=2 diperoleh 0 s x
12
s 300
+ untuk i=1, j=3 diperoleh 0 s x
13
s 300
+ untuk i=1, j=4 diperoleh 0 s x
14 s 300
+ untuk i=1, j=5 diperoleh 0 s x
15 s 300
+ untuk i=1, j=6 diperoleh 0 s x
16
s 300
+ untuk i=2, j=6 diperoleh 0 s x
26
s 300
+ untuk i=3, j=4 diperoleh 0 s x
34
s 300
+ untuk i=3, j=6 diperoleh 0 s x
36
s 300
+ untuk i=5, j=4 diperoleh 0 s x
54
s 300
+ untuk i=5, j=6 diperoleh 0 s x
56
s 300
dan syarat b(i) = .
} ) , ( { } ) , ( {

e e

E i j j
ji
E j i j
ij
x x ,


sehingga diperoleh:
- untuk i = 1 diperoleh b(1) = 560 = x
12
+ x
13
+ x
14
+ x
15
+ x
16
..(1)
- untuk i = 2 diperoleh b(2) = - 132 = x
26
- x
12
........................(2)
- untuk i = 3 diperoleh b(3) = - 84 = x
34
+ x
36
- x
13
.......................(3)
- untuk i = 4 diperoleh b(4) = - 140 = - x
14
- x
34
- x
54
...............(4)
- untuk i = 5 diperoleh b(5) = - 64 = x
56
+ x
54
x
15
.....................(5)
- untuk i = 6 diperoleh b(6) = - 140 = - x
16 -
x
26
- x
36
x
56
........(6)
Dari persamaan (1)
misalkan x
12
= 140, x
13
= 100, x
14
= 120, x
15
= 100
maka diperoleh:
x
54
= 120
Dari persamaan (2)
x
26
- 140 = - 132
X
26
= 8
Dari persamaan (3)
misalkan x
34
= 10
maka diperoleh:
x
36
+ 10 - 100 = - 84
x
36
= 6
Dari persamaan (4)
-120 10 x
54
= - 140
X
54
= 10
Dari persamaan (5)
x
56
+ 10 - 100 = - 64
x
56
= 26

sehingga diperoleh:
x
12
= 140
x
13
= 100
x
14
= 120
x
15
= 100
x
16
= 100
x
26
= 8
x
34
= 10
x
36
= 6
x
54
= 10
x
56
= 26
Sehingga gambar aliran fisibel tersebut adalah












2. Penentuan jaringan sisaan G(x)
Jaringan sisaan G(x) dalam suatu aliran x didefinisikan sebagai mengganti
masing-masing sisi(i,j) dengan dua sisi berarah (i,j) dan (j,i). Sisi berarah (i,j)
mempunyai harga c
ij
dan kapasitas sisa r
ij
= u
ij
- x
ij
, dan sisi berarah (j,i)
mempunyai harga -c
ij
dan kapasitas sisa r
ij
= x
ij
.
- Sisi (1,2) mempunyai harga : c
12
= 5 dan r
12
= 160
- Sisi (2,1) mempunyai harga : c
21
= -5 dan r
21
= 140
- Sisi (1,3) mempunyai harga : c
13
= 30 dan r
13
= 200
- Sisi (3,1) mempunyai harga : c
31
= -30 dan r
31
= 100
- Sisi (1,4) mempunyai harga : c
14
= 27 dan r
14
= 180
- Sisi (4,1) mempunyai harga : c
41
= -27 dan r
41
= 120
- Sisi (1,5) mempunyai harga : c
15
= 32 dan r
15
= 200
- Sisi (5,1) mempunyai harga : c
51
= -32 dan r
51
= 100
- Sisi (1,6) mempunyai harga : c
16
= 20 dan r
16
= 200
- Sisi (6,1) mempunyai harga : c
61
= -20 dan r
61
= 100
- Sisi (2,6) mempunyai harga : c
26
= 11 dan r
26
= 292
- Sisi (6,2) mempunyai harga : c
62
= -11 dan r
62
= 8
- Sisi (3,4) mempunyai harga : c
34
= 12 dan r
34
= 290
- Sisi (4,3) mempunyai harga : c
43
= -12 dan r
43
= 10
- Sisi (3,6) mempunyai harga : c
36
= 38 dan r
36
= 294
- Sisi (6,3) mempunyai harga : c
63
= -38 dan r
63
= 6
- Sisi (4,5) mempunyai harga : c
45
= -35 dan r
45
= 10
- Sisi (5,4) mempunyai harga : c
54
= 35 dan r
54
= 290
- Sisi (6,5) mempunyai harga : c
65
= 29 dan r
65
= 274
- Sisi (5,6) mempunyai harga : c
56
= -29 dan r
56
= 26
Diperoleh jaringan sisaan berikut:













3. Penghapusan sisi berkapasitas r
ij
= 0
Tidak ada nilai r
ij
= 0 sehingga langkah ini bias dilewati.
4. Menentukan sikel w yang negative (c (w) < 0) dan mereduksinya sehingga
jaringan sisaan tidak memuat sikel negative.
Iterasi 1
Jaringan sisaan yang terbentuk masih memuat sikel negative. Salah satu sikel
negatifnya adalah [1 2 6 1] dengan c(w) = -5.
Sikel negative tersebut mempunyai nilai o = min {160, 292, 100} = 100
Tambahkan o = 100 ke aliran yang berlawanan arah dengan sikel tersebut dan
kurangkan o = 100 ke aliran yang searah dengan sikel tersebut, kemudian
menghapus sisi yang berkapasitas r
ij
= 0 diperoleh jaringan sisaan sebagai
berikut:











Iterasi 2
Jaringan sisaan yang terbentuk masih memuat sikel negative. Salah satu sikel
negatifnya adalah [1 4 3 1] dengan c(w) = -15.
Sikel negative tersebut mempunyai nilai o = min {120, 10, 100} = 10
Tambahkan o = 10 ke aliran yang berlawanan arah dengan sikel tersebut dan
kurangkan o = 10 ke aliran yang searah dengan sikel tersebut, kemudian
menghapus sisi yang berkapasitas r
ij
= 0 diperoleh jaringan sisaan sebagai
berikut:













Iterasi 3
Jaringan sisaan yang terbentuk masih memuat sikel negative. Salah satu sikel
negatifnya adalah [1 4 5 1] dengan c(w) = -40.
Sikel negative tersebut mempunyai nilai o = min {170, 10, 100} = 10
Tambahkan o = 10 ke aliran yang berlawanan arah dengan sikel tersebut dan
kurangkan o = 10 ke aliran yang searah dengan sikel tersebut, kemudian
menghapus sisi yang berkapasitas r
ij
= 0 diperoleh jaringan sisaan sebagai
berikut:













Iterasi 4
Jaringan sisaan yang terbentuk masih memuat sikel negative. Salah satu sikel
negatifnya adalah [1 2 6 5 1] dengan c(w) = -45.
Sikel negative tersebut mempunyai nilai o = min {60, 192, 26, 60} = 26
Tambahkan o = 26 ke aliran yang berlawanan arah dengan sikel tersebut dan
kurangkan o = 26 ke aliran yang searah dengan sikel tersebut, kemudian
menghapus sisi yang berkapasitas r
ij
= 0 diperoleh jaringan sisaan sebagai
berikut:














Iterasi 5
Jaringan sisaan yang terbentuk masih memuat sikel negative. Salah satu sikel
negatifnya adalah [1 2 6 3 1] dengan c(w) = -52.
Sikel negative tersebut mempunyai nilai o = min {34, 166, 6, 100} = 6
Tambahkan o = 6 ke aliran yang berlawanan arah dengan sikel tersebut dan
kurangkan o = 6 ke aliran yang searah dengan sikel tersebut, kemudian
menghapus sisi yang berkapasitas r
ij
= 0 diperoleh jaringan sisaan sebagai
berikut:













5. Penentuan nilai optimum
Gambar terakhir merupakan solusi optimum.
Nilai fungsi tujuan dari distribusi produk adalah
Z =
ij ij
c x


= x
12
c
12
+ x
13
c
13
+ x
14
c
14
+ x
15
c
15
+ x
26
c
26

= 572 5 + 84 30 + 140 27 + 64 32 + 140 11
= 11248
Jadi biaya minimum dalam sekali distribusi adalah Rp. 11248,-.

- Dengan menggunakan program Giden
Iterasi 1
































Iterasi 2

























Iterasi 3





















Iterasi 4
























Iterasi 5






















Iterasi 6

k













































4.3.2 Menggunakan Algoritma Lintasan Terpendek Berulang
- Dengan Penghitungan Manual












a. Menetukan Lintasan Terpendek
- Dipilih titik s dan t yaitu titik 1 dan 2
Lintasan terpendek s ke t adalah [1,2]
* () () {

} +
* +
Diperoleh jaringan sisaan yang terbentuk dari lintasan terpendek [1,2]












- Dipilih titik s dan t yaitu titik 1 dan 3
Lintasan terpendek s ke t adalah [1,3]
* () () {

} +
* +
Diperoleh jaringan sisaan yang terbentuk dari lintasan terpendek [1,3]











- Dipilih titik s dan t yaitu titik 1 dan 4
Lintasan terpendek s ke t adalah [1,4]
* () () {

} +
* +
Diperoleh jaringan sisaan yang terbentuk dari lintasan terpendek [1,4]












- Dipilih titik s dan t yaitu titik 1 dan 5
Lintasan terpendek s ke t adalah [1,5]
* () () {

} +
* +
Diperoleh jaringan sisaan yang terbentuk dari lintasan terpendek [1,5]











- Dipilih titik s dan t yaitu titik 1 dan 6
Lintasan terpendek s ke t adalah [1,2,6]
* () () {

} +
* +
Diperoleh jaringan sisaan yang terbentuk dari lintasan terpendek [1,6]









Karena jaringan sisaan pada gambar terakhir muatan semua titiknya sudah
nol, maka jaringan jaringan pada gambar terakhir merupakan solusi optimum
dengan aliran

dengan nilai

negatif.
b. Menentukan Nilai Optimum


























- Dengan menggunakan Program Giden

Iterasi 1























Iterasi 2





















Iterasi 3























Iterasi 4
























Iterasi 5






















Iterasi 6























4.3.3 Menggunakan Algoritma Simplek
- Dengan Penghitungan Manual












1. Menentukan Spanning Tree

Iterasi 1
Kemudian menentukan nilai

()


- Nilai


- Nilai ()
()
()
()
()
() -32
()
- Nilai

() ()


Ada sisi yang bukan pohon melanggar definisi (nilainya < 0) yaitu sisi (2,6)
sehingga jaringan belum optimum. Masukkan sisi (2,6) ke pohon sehingga
menghasilkan sikel [1261], kemudian keluarkan sisi (1,2).
Tambahkan nilai

pada

yang searah dan kurangkan pada

yang
berlawanan arah, sehingga diperoleh


()
Sehingga diperoleh gambar:










Iterasi 2
Kemudian menentukan nilai

()


- Nilai


- Nilai ()
()
()
()
()
() -32
()
- Nilai

() ()



Ada sisi yang bukan pohon melanggar definisi (nilainya < 0) yaitu sisi (1,2)
sehingga jaringan belum optimum. Masukkan sisi (1,2) ke pohon sehingga
menghasilkan sikel [1261], kemudian keluarkan sisi (1,6).
Tambahkan nilai

pada

yang searah dan kurangkan pada

yang
berlawanan arah, sehingga diperoleh


()
()
Sehingga diperoleh gambar:

Iterasi 3
Kemudian menentukan nilai

()


- Nilai


- Nilai ()
()
()
()
()
() -32
()
- Nilai

() ()


Karena semua sisi nilai

memenuhi definisi maka jaringan sudah


optimum.
2. Penentuan Nilai Optimum
Solusi optimum diperoleh dengan gambar sebagai berikut:

Nilai fungsi tujuan dari distribusi produk adalah


( ) ( ) ( ) ( ) ( )











- Dengan menggunakan program Giden
























Iterasi 1






















4.4 Analisis Hasil
Dari ketiga algoritma yang digunakan diperoleh biaya minimum yang
diperlukan untuk pendistribusian Tabloid Media Ummat sebesar Rp 11.248
yaitu dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2
Aliran distribusi cost capacity
Dari pusat ke klojen : Rp. 5.000,- 272
Dari pusat ke lowokwaru : Rp. 30.000,- 84
Dari pusat ke Blimbing : Rp. 27.000,- 140
Dari pusat ke Kedungkandang : Rp. 32.000,- 64
Dari pusat ke Sukun : Rp. 20.000,- 0
Dari klojen ke Sukun : Rp. 11.000,- 140
Dari lowokwaru ke Sukun : Rp. 38.000,- 0
Dari lowokwaru ke Blimbing : Rp. 12.000,- 0
Dari Kedungkandang ke Blimbing : Rp. 35.000,- 0
Dari kedungkandang ke Sukun : Rp. 29.000,- 0

Tabel 3
Algoritma yang digunakan Biaya minimum Rute yang ditempuh
Penghapusan sikel Rp 11. 248 Pusat ke Klojen ke Sukun,
Pusat ke lowokwaru,
Pusat ke Blimbing,
Pusat ke Kedungkandang
Lintasan terpendek berulang Rp 11. 248 Pusat ke Klojen ke Sukun,
Pusat ke lowokwaru,
Pusat ke Blimbing,
Pusat ke Kedungkandang
Metode simplek Rp 11. 248 Pusat ke Klojen ke Sukun,
Pusat ke lowokwaru,
Pusat ke Blimbing,
Pusat ke Kedungkandang






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari pengamatan di lapangan mengenai biaya distribusi Tabloid Media
Ummat, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah:

Tabel 3
Algoritma yang digunakan Biaya minimum Rute yang ditempuh
Penghapusan sikel Rp 11. 248 Pusat ke Klojen ke Sukun,
Pusat ke lowokwaru,
Pusat ke Blimbing,
Pusat ke Kedungkandang
Lintasan terpendek berulang Rp 11. 248 Pusat ke Klojen ke Sukun,
Pusat ke lowokwaru,
Pusat ke Blimbing,
Pusat ke Kedungkandang
Metode simplek Rp 11. 248 Pusat ke Klojen ke Sukun,
Pusat ke lowokwaru,
Pusat ke Blimbing,
Pusat ke Kedungkandang


5.2 Saran
1. Rute pengiriman Tabloid Media Ummat yang telah didapatkan dapat
digunakan sebagai pertimbangan perusahaan sehingga biaya pendistribusian
menjadi minimum.
2. Perhitungan biaya distribusi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
perusahaan untuk menentukan biaya operasional harian.
3. Program Giden yang digunakan dapat dijadikan sebagai alternatif untuk
menghitung biaya pendistribusian Tabloid Media Ummat.


LAMPIRAN


Pengalaman Survei (Farid)
Tabloid Media Ummat merupakan tabloid yang berada dalam lingkungan
pesantren. Banyak pengalaman yang diperoleh dari survey yang telah dilakukan
ke tempat ini. Dari segi lingkungan terasa berbeda. Lingkungan di tempat ini
terasa aroma pesantren begitu kental, pegawai putra mayoritas memakai sarung
dan kopyah sedangkan yang putri berjilbab rapi. Berbeda dengan lingkungan dari
kampus yang umumnya beragam. Kami datang ke tempat dengan 2 personil yang
berpenampilan agak berbeda. Keduanya tidak berkerudung dan berpenampilan
agak nyentrik sehingga membuat kelompok kami agak canggung masuk dalam
lingkungan yang mirip pesantren.
Awalnya kelompok kami agak canggung berhadapan dengan para penerus
ajaran Nabi Muhammad SAW tersebut, tapi ternyata mereka menyambut kami
dengan baik dan ramah. Selain sambutan mereka yang menyenangkan, salah satu
personil kelompok kami mengerti bahasa ala pesantren sehingga komunikasi
antara kelompok kami dengan pihak instansi bisa berjalan. Dari sinilah kami
menemukan pentingnya kerjasama dalam tim.
Dari survey yang kami lakukan, kami merasakan bahwa survey tersebut
merupakan langkah yang harus ditempuh sebagai langkah awal dalam
mempersiapkan PKL. Dari pengalaman yang diperoleh dari survey akan banyak
membantu dalam pencarian tempat PKL, penentuan tempat PKL, dan pelaksanaan
PKL.
Dari survey ini juga kami dapat merasakan bahwa ternyata kita tidak bisa
sembarangan dalam mencari tampat PKL. Kami juga dapat merasakan bahwa
mencari tempat PKL saja butuh perjuangan apalagi mencari kerja.

Pengalaman Survei (Bunga)
Survei dilakukan pada hari kamis tanggal 10 Februari 2011 sekitar pukul
10.30 setelah mendapat izin dari bu Sapti karena dilakukan pada jam kuliah
terapan graph. Kami berempat berangkat ke tempat survei yaitu redaksi tabloid
Media Ummat yang terletak di jalan wilis bersama-sama, dengan mengendarai
sepeda motor berboncengan dua-dua. Karena jalan wilis tidak terlalu jauh dari
kampus UM jadi perjalanan tidak terlalu lama, sekitar 15 menit kami sudah
sampai di tempat lokasi.
Kesan pertama saat tiba di lokasi adalah kesan sederhana yang terlihat.
Tempatnya bersebelahan dengan tempat praktek seorang dokter. Ketika masuk
kami disambut oleh salah satu staf, dan seorang staf perempuan. Para staf redaksi
media ummat sangat ramah pada kami. Mereka melayani kami dengan baik. Hal
pertama yang mereka minta adalah surat tugas dari pihak kampus, kemudian
mereka melihat proposal survei kami dan sambil staf tersebut membaca proposal,
kami menerangkan maksud tujuan kami ke tempat tersebut. Dan alhamdulilah
beliau paham apa yang kami inginkan. Dengan senang hati beliau memberikan
data yang kami inginkan.
Pengalaman survey ini sebagai latihan bagi saya untuk melaksanakan
kegiatan PKL berikutnya. Alur dalam kegiatan ini tidak jauh berbeda dengan alur
untuk melaksanakan kegiatan PKL sehingga sedikit banyak saya sudah mendapat
gambaran tentang apa yang harus saya lakukan nanti ketika akan melaksanakan
kegiatan PKL.

Pengalaman Survei (Etika)
Tabloid Media Ummat merupakan tabloid yang berada dalam lingkungan
pesantren. Di tempat inilah pertama kali saya melakukan dan merasakan
bagaimana survey. Banyak pengalaman yang diperoleh dari survey yang telah
dilakukan ke tempat ini. Pertama merasa canggung karena tempat suvey yang
kami kunjungi merupakan Tabloid Media Ummat, yang pastinya kental dengan
keislamannya, sedangkan saya tidak berjilbab. Padahal pegawai putra mayoritas
memakai sarung dan kopyah sedangkan yang putri berjilbab rapi.
Untungnya salah satu anggota dari kelompok kami sudah mengenali salah
satu pegawai yang ada di Tabloid Media Ummat, jadi kelompok kami tidak
merasa mengalami kesulitan ataupun kendala untuk mendapatkan data yang kami
perlukan. Dan yang mengejutkan salah satu dari pegawai Tabloid Media Ummat
adalah alumni dari UM, jadi mereka bisa memaklumi kedatangan kami yang
bermaksud untuk meminta data.
Survey yang kami lakukan ini juga sebagai latihan nanti ketika saya akan
melaksanakan PKL, dengan survey ini saya bisa mengerti bagaimana nantinya
jika kita akan melaksanakan PKL, karena pada survey ini benar-benar alur yang
dilakukan seperti pada PKL, dari yang mulai membuat proposal, meminta surat
keterangan, membuat surat izin survey, hingga pada akhirnya membuat laporan
survey.

Pengalaman Survei (Aldila)
Berada di jalan Wilis No. 11 Malang, merupakan tempat yang strategis
untuk menjadi pusat penerbitan Tabloid Media Ummat. Tabloid Media Ummat
adalah salah satu tabloid terbaik yang beredar di masyarakat dengan genre tabloid
bernuansa islami. Karena begitu terkenalnya, tabloid ini banyak diminati
masyarakat, khususnya santri-santri pesantren yang ingin belajar ilmu agama
secara lebih mendalam. Tak heran sebegitu terkenalnya, Tabloid Media Ummat
banyak beredar sampai ke luar kota Malang.
Setelah membuat proposal dan surat izin survey, kami segera melakukan
survey lapangan. Survey yang kami lakukan berjalan cukup lancar. Karena pada
hari sebelumnya salah satu anggota kelompok sudah melakukan perjanjian dengan
salah satu pegawai, sehingga ketika berada disana kami diberi data-data secara
langsung. Pegawai yang baik dan ramah adalah salah satu pendukung suksesnya
survey kali ini, karena kebaikan hatinyalah kami bisa mendapatkan data secara
lengkap. Data yang diberikan meskipun lengkap namun kami masih memilah-
milih data mana yang akan kami gunakan dikarenakan batasan masalah yang kami
buat terbatas hanya dalam kota Malang.
Tujuan dilakukan survey kali ini tidak hanya untuk penyusunan laporan
saja, namun lebih khususnya bertujuan untuk membantu redaksi bagaimana cara
melakukan pendistribusian tabloid dengan biaya paling minimum. Sehingga dapat
meminimumkan pengeluaran dan meningkatkan pendapatan dari pembendaharaan
Tabloid Media Ummat.

Anda mungkin juga menyukai