Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO

TEORI NILAI GUNA UTILITY

NAMA : GESTY ANDRIYANI


NIM : 2015121477
KELAS : 01 SAKEM
RUANG : C.221
SEMESTER : I

UNIVERSITAS PAMULANG
JL. SURYA KENCANA NO.1 PAMULANG, TANGERANG SELATAN, BANTEN
TELP. (021) 7412566, WEBSITE: WWW.UNPAM.AC.ID
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap individu pasti mempunyai perkiraan tentang berapa pendapatannya dalam


suatu periode tertentu. Dan mereka pasti juga mempunyai suatu gambaran tentang
barang/jasa apa saja yang akan mereka beli. Tugas setiap rumah tangga adalah
bagaimana mereka bisa memaksimalkan pendapatan mereka yang terbatas untuk
mendapatkan dan memenuhi semua kebutuhan sehingga bisa mencapai kesejahteraan.

Segala usaha dilakukan untuk mencapai kepuasan maksimum dengan pendapatan


yang terbatas, inilah yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan
jasa di pasar. Seperti yang kita ketahui bahwa semakin tinggi harga suatu barang,
semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, semakin rendah
harga suatu barang, semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Untuk
menganalisa pembentukan permintaan konsumen lebih akurat, maka akan digunakan
beberapa asumsi yang akan menyederhanakan realitas ekonomi. Disini kita akan
mempelajari tentang Teori Nilai Guna (Utility).

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian teori nilai guna (utility) ?


2. Apa yang dimaksud dengan hipotesis utama teori nilai guna ?
3. Bagaimanakah cara dan apa syarat untuk memaksimumkan nilai guna ?
4. Bagaimanakah teori nilai guna menjelaskan tentang surplus konsumen?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah, untuk memenuhi tugas Pengantar Teori
Ekonomi Mikro, juga untuk menambah wawasan penulis tentang Teori Nlai Guna
(Utility).

BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Nilai Guna (Utility)

Nilai guna atau utility merupakan kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh
seseorang dari mengkonsumsi suatu barang. Teori Nilai Guna (Utility) yaitu teori yang
mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi
barang-barang tertentu. Jika kepuasan semakin tinggi, maka semakin tinggi pula nilai
guna atau utility-nya. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang, maka
nilai guna semakin rendah pula.

Dalam teori nilai guna, dibedakan menjadi 2 (dua) pengertian :


1. Nilai Guna Total : Jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi
sejumlah barang tertentu.
2. Nilai Guna Marjinal : Pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat
bertambahnya (berkurangnya) penggunaan satu unit barang
tertentu.

B. Hipotesis Utama Teori Nilai Guna

Hipotesis utama teori nilai guna atau lebih dikenal sebagai Hukum Nilai Guna
Marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang
diperoleh seseorang dari mengkonsumsi suatu barang akan menjadi semakin sedikit
apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya atas barang tersebut.
Pada akhirnya, tambahan nilai guna akan menjadi negatif apabila konsumsi atas barang
tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi semakin sedikit.

Pada hakikatnya, hipotesis tersebut menjelaskan bahwa pertambahan yang terus


menerus dalam mengkonsumsi suatu barang, tidak secara terus menerus menambah
kepuasan yang dinikmati orang yang yang mengkonsumsinya.

C. Cara Memaksimumkan Nilai Guna

Kerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau komposisi dan jumlah
barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum, bersumber dari perbedaan
harga-harga berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan, nilai guna akan
mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah
sama besarnya.

D. Syarat Pemaksimuman Nilai Guna


Dalam keadaan dimana harga-harga berbagai macam barang adalah berbeda.
Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan memberikan
nilai guna yang maksimum adalah :"Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit
tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama
besarnya."

E. Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan

Dengan menggunakan teori nilai guna, dapat diterangkan sebabnya kurva


permintaan bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang menggambarkan
bahwa semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak permintaan. Ada 2 (dua)
faktor yang menyebabkan permintaan atas suatu barang berubah apabila harga barang
itu mengalami perubahan, yaitu Efek Penggantian dan Efek Pendapatan.

1. Efek Penggantian
Penurunan harga menyebabkan nilai guna marjinal suatu barang lebih tinggi
daripada nilai guna marjinal barang-barang lainnya. Jadi, membeli suatu barang
akan memaksimumkan nilai guna barang tersebut, maka permintaan atas barang
tersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya bertambah rendah.

2. Efek Pendapatan
Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan, maka kenaikan harga
menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Maka kenaikan harga
menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya,
termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu
barang menyebabkan pendapatan riil bertambah dan hal ini mendorong
konsumen menambah jumlah barang yang dibelinya.

F. Surplus Konsumen

Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang terwujudnya kelebihan kepuasan
yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi
dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti
perbedaan antara kepuasan yang diperoleh seseorang dalam mengkomsumsi sejumlah
barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut.
Contoh: Gesty pergi ke pasar dan bertekad membeli pepaya california yang manis
apabila harganya Rp.10.000, tetapi sesampainya di pasar ternyata pepaya california
yang diinginkannya berharga Rp.8.000. Jadi, Gesty mendapati pepaya california yang
diinginkannya dengan harga Rp.2.000 lebih murah daripada harga yang bersedia Gesty
bayarkan. Nilai Rp.2.000 ini disebut surplus konsumen.

BAB III
PENUTUP

Teori Nilai Guna (Utility) yaitu teori yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan
yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi barang-barang tertentu. Jika kepuasan
semakin tinggi, maka semakin tinggi pula nilai guna atau utility-nya. Sebaliknya semakin
rendah kepuasan dari suatu barang, maka nilai guna semakin rendah pula.

Dalam teori nilai guna, dibedakan menjadi 2 (dua) pengertian :


1. Nilai Guna Total, jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi
sejumlah barang tertentu.
2. Nilai Guna Marjinal, pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat
bertambahnya (berkurangnya) penggunaan satu unit barang tertentu.

Hipotesis utama teori nilai guna, menjelaskan bahwa pertambahan yang terus
menerus dalam mengkonsumsi suatu barang, tidak secara terus menerus menambah
kepuasan yang dinikmati orang yang yang mengkonsumsinya.

Nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari
setiap barang adalah sama besarnya. Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang
yang dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yang maksimum adalah :"Setiap
rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan
memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya."

Ada 2 (dua) faktor yang menyebabkan permintaan atas suatu barang berubah
apabila harga barang itu mengalami perubahan, yaitu Efek Penggantian dan Efek
Pendapatan.

1. Efek Penggantian
Penurunan harga menyebabkan nilai guna marjinal suatu barang lebih tinggi
daripada nilai guna marjinal barang-barang lainnya. Jadi, membeli suatu barang
akan memaksimumkan nilai guna barang tersebut, maka permintaan atas barang
tersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya bertambah rendah.
2. Efek Pendapatan
Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan, maka kenaikan harga
menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Maka kenaikan harga
menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya,
termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang
menyebabkan pendapatan riil bertambah dan hal ini mendorong konsumen
menambah jumlah barang yang dibelinya.

Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang terwujudnya kelebihan kepuasan yang
dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi dikenal
sebagai surplus konsumen.

Anda mungkin juga menyukai