UNIVERSITAS PAMULANG
JL. SURYA KENCANA NO.1 PAMULANG, TANGERANG SELATAN, BANTEN
TELP. (021) 7412566, WEBSITE: WWW.UNPAM.AC.ID
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah, untuk memenuhi tugas Pengantar Teori
Ekonomi Mikro, juga untuk menambah wawasan penulis tentang Teori Nlai Guna
(Utility).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Nilai Guna (Utility)
Nilai guna atau utility merupakan kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh
seseorang dari mengkonsumsi suatu barang. Teori Nilai Guna (Utility) yaitu teori yang
mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi
barang-barang tertentu. Jika kepuasan semakin tinggi, maka semakin tinggi pula nilai
guna atau utility-nya. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang, maka
nilai guna semakin rendah pula.
Hipotesis utama teori nilai guna atau lebih dikenal sebagai Hukum Nilai Guna
Marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang
diperoleh seseorang dari mengkonsumsi suatu barang akan menjadi semakin sedikit
apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya atas barang tersebut.
Pada akhirnya, tambahan nilai guna akan menjadi negatif apabila konsumsi atas barang
tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi semakin sedikit.
Kerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau komposisi dan jumlah
barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum, bersumber dari perbedaan
harga-harga berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan, nilai guna akan
mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah
sama besarnya.
1. Efek Penggantian
Penurunan harga menyebabkan nilai guna marjinal suatu barang lebih tinggi
daripada nilai guna marjinal barang-barang lainnya. Jadi, membeli suatu barang
akan memaksimumkan nilai guna barang tersebut, maka permintaan atas barang
tersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya bertambah rendah.
2. Efek Pendapatan
Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan, maka kenaikan harga
menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Maka kenaikan harga
menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya,
termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu
barang menyebabkan pendapatan riil bertambah dan hal ini mendorong
konsumen menambah jumlah barang yang dibelinya.
F. Surplus Konsumen
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang terwujudnya kelebihan kepuasan
yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi
dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti
perbedaan antara kepuasan yang diperoleh seseorang dalam mengkomsumsi sejumlah
barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut.
Contoh: Gesty pergi ke pasar dan bertekad membeli pepaya california yang manis
apabila harganya Rp.10.000, tetapi sesampainya di pasar ternyata pepaya california
yang diinginkannya berharga Rp.8.000. Jadi, Gesty mendapati pepaya california yang
diinginkannya dengan harga Rp.2.000 lebih murah daripada harga yang bersedia Gesty
bayarkan. Nilai Rp.2.000 ini disebut surplus konsumen.
BAB III
PENUTUP
Teori Nilai Guna (Utility) yaitu teori yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan
yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi barang-barang tertentu. Jika kepuasan
semakin tinggi, maka semakin tinggi pula nilai guna atau utility-nya. Sebaliknya semakin
rendah kepuasan dari suatu barang, maka nilai guna semakin rendah pula.
Hipotesis utama teori nilai guna, menjelaskan bahwa pertambahan yang terus
menerus dalam mengkonsumsi suatu barang, tidak secara terus menerus menambah
kepuasan yang dinikmati orang yang yang mengkonsumsinya.
Nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari
setiap barang adalah sama besarnya. Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang
yang dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yang maksimum adalah :"Setiap
rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan
memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya."
Ada 2 (dua) faktor yang menyebabkan permintaan atas suatu barang berubah
apabila harga barang itu mengalami perubahan, yaitu Efek Penggantian dan Efek
Pendapatan.
1. Efek Penggantian
Penurunan harga menyebabkan nilai guna marjinal suatu barang lebih tinggi
daripada nilai guna marjinal barang-barang lainnya. Jadi, membeli suatu barang
akan memaksimumkan nilai guna barang tersebut, maka permintaan atas barang
tersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya bertambah rendah.
2. Efek Pendapatan
Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan, maka kenaikan harga
menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Maka kenaikan harga
menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya,
termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang
menyebabkan pendapatan riil bertambah dan hal ini mendorong konsumen
menambah jumlah barang yang dibelinya.
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang terwujudnya kelebihan kepuasan yang
dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi dikenal
sebagai surplus konsumen.