Anda di halaman 1dari 9

TEORI PENDEKATAN KONSUMEN

Teori pendekatan konsumen terdapat 2 macam yaitu pendekatan konsumen Kardinal dan pendekatan
konsumen ordinal/kurva indifferen.

1.Pendekatan konsumen kardinal

Pendekatan konsumen kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan
tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai. pendekatan ini juga
mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin
diminati. Misalnya bbm, semakin tinggi harga bbm akan tetap dibeli dikarenakan setiap orang yang
memiliki kendaraan selalu membutuhkannya untuk transportasi.

Bunyi Hukum Gossen I yaitu :

“Jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus-menerus,maka utilitas
yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan konsumsi satu unit barang akan
memberikan tambahan utilitas yang semakin kecil.

Bunyi Hukum Gossen II yaitu :

“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang dengan tingkat
pendapatan dan harga barang tertentu,konsumen tersebut akan mencapai tingkat optimisasi
konsumsinya pada saat rasio Marginal Utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang
dikonsumsinya.”

Dalam pendekatan kardinal ini terdapat beberapa asumsi,antara lain :

 Daya atau nilai guna diukuur dengan parameter satuan harga atau utilitas.
 Konsumen bersifat rasional, dimana mereka akan memnuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan
batas kemampuan pendapatannya.
 Konsumen akan mengalami penurunan utilitas ketika terus menerus melakukan konsumsi
terhadap produk tersebut (diminishing marginal utility).
 Konsumen memiliki jumlah pendapatan yang tetap.
 Daya atau nilai guna dari uang tetap atau konstan.
 Total utility bisa bersifat melengkapi (additive) atau berdiri sendiri (independent).
 Produk yang dikonsumsi normal dan periodenya konsumsinya berdekatan.

Dalam teori (pendekatan) ini, konsumen dianggap mengonsumsi barang untuk mendapatkan
kepuasan yang maksimal dan tambahan kepuasan yang diperoleh dari tambahan konsumsi suatu barang
secara terus menerus akan semakin berkurang.
Dalam pendekatan kardinal dikenal istilah nilai guna total dannilai guna marginal. Nilai guna
total adalh kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah barang atau
jasa tertentu, sedangkan nilai guna marginal adalah tambahan kepuasan yang di nikmati konsumen dari
setiap tambahan barang atau jasa yang dikonsumsinya.
2.Pendekatan konsumen oridinal

Pendekatan konsumen ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barang tidak perlu
diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang
diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. misalnya handphone, sebagian orang menggunakan
handphone hanya untuk telepon dan sms saja. tetapi ada yang membutuhkan lebih dari itu contohnya
GPS/internet di handphone untuk memudahkan keperluan si pengguna.
C. ANALISI KURVA INDIFEREN

Pengertian Kurva Indiferen (Indifference Curve)

Kurva indiferen (indifference curve) adalah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari
sejumlah barang tertentu yang dikonsumsi dan memberikan tingkat kepuasan yang sama, atau keadaan
di mana konsumen berada dalam keadaan indifferen dalam mengkonsumsi berbagai jenis barang.

Gambar di bawah ini menunjukkan

(a) kurva indiferen konsumen dalam mengkonsumsi barang X dan Y, dan

(b) sekumpulan kurva indiferen atau sering dinamakan peta indiferen (indifference map).

Sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang Y, sumbu horizontal menunjukkan jumlah barang X, sedang
I1, I2 dan I3 menunjukkan kurva indiferen kesatu, kedua, dan ketiga. Penggunaan diagram dua dimensi
ini adalah untuk memudahkan analisis, sedangkan untuk lebih dari dua jenis barang dapat digunakan
metode lain , seperti metode matematis atau ekonometrika.

Dengan pendekatan kurva indiferen, konsumen ingin memperoleh kepuasan maksimum, yaitu mencapai
kurva indiferen tertinggi dengan kendala pendapatan yang tersedia. Jadi dalam satu kurva indiferen,
tingkat kepuasan yang diperoleh adalah sama.

Perhatikan gambar (a), konsumsi dititik A, B, C dan D adalah terletak pada kurva indiferen yang sama,
berarti kepuasan yang diperoleh juga sama. Pergerakan dari titik A ke titik B, dari titik B ke titik C, dari
titik A ke titik C dan sebagainya (perpindahan dari satu ke titik lainnya), berarti konsumen ingin
mendapatkan lebih banyak barang X untuk mendapatkan barang Y di mana tingkat kepuasan konsumen
tetap sama, atau sebaliknya perpindahan dari titik D ke titik C, perpindahan dari C ke titik B dan
sebagainya, berarti harus ada barang X yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang Y.
Tingkat penggantian barang Y dengan barang X atau tingkat penggantian barang X dengan barang Y
dinamakan tingkat penggantian subsitusi marginal (Marginal rate of subsitustion), yaitu berapa suatu
barang yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang lain.

Gambar (b) adalah sekumpulan kurva indiferen atau dinamakan indiference map, makin jauh dari titik
origin berarti makin tinggi tingkat kepuasan yang diterima konsumen. Kurva indiferen I3 > I2 > I1, ini
berarti kepuasan pada kurva I3 lebih besar dari I2 dan I1, dan kepuasan yang diterima konsumen di
I2lebih besar dari kepuasan yang diterima konsumen pada kurva indiferen I1.

Sifat-Sifat Kurva Indiferen (Indifference Curve)

Menurut Prof. Dr.Soeharno (2006:43-44) sifat-sifat Kurva Indiferen (Indifference Curve) dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1. Terdapat banyak kurva indiferen U1,U2,U3, …, Un. Susunan kurva indiferen disebut peta indiferen.

2. Kurva indiferen yang letaknya lebih tinggi menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi.

3. Kurva indiferen mempunyai arah (slope) yang negatif. Apabila konsumen berkeinginan untuk
menambah konsumsi barang X maka konsumsi barang Y harus dikurangi untuk mendapatkan kepuasan
yang sama.

4. Dua kurva indiferen tidak berpotongan. Kurva indiferen yang tinggi menggambarkan kepuasan yang
lebih tinggi. Kalau dua kurva indiferen berpotongan misalnya di titik Z maka berarti kombinasi barang X
dan Y yang sama akan memberikan kepuasan yang lebih tinggi.

5. Sesuai dengan sifat (3), kurva indiferen mencekung terhadap titik O.

6. Kemiringan (slope) kurva indiferensi menunjukkan Laju Substitusi Marginal (Marginal Rate of
Substitution = MRS).

Ciri-Ciri Kurva Indiferen (Indifference Curve)

Ciri-ciri kurva indiferen adalah sebagai berikut :

□ Kurva indiferen mempunyai nilai kemiringan negatif (negatively slope), atau paling tidak tak pernah
mempunyai nilai kemiringan positif. Hal ini berarti bahwa bila konsumsi suatu jenis barang ditambah
maka konsumsi barang lain harus dikurangi. Bentuk ektrim dari kurva indiferen adalah sejajar sumbu
vertikal dan sejajar sumbu horizontal

□ Bentuk kurva indiferen cembung ke titik origin (titik O), hal ini menunjukkan derajat pengantian
barang yang semakin menurun. Derajat penggantian ini dugunakan untuk mengetahui berapa jumlah
barang yang harus dikurangi untuk menambah barang lain agar kepuasan yang diterima tetap sama.

□ Kurva indiferen tidak saling berpotongan, karena apabila saling berpotongan maka tidak konsisten
dengan difinisi yang telah dijelaskan diatas.
Penjelasan bahwa kurva indiferen tidak saling berpotongan dapat dijelaskan dengan bantuan kurva
berikut ini

Seperti telah dijelaskan sebelumnya pada kurva indiferen yang sama akan memberikan kepuasan yang
sama. Berdasarkan gambar di atas menunjukkan kurva indiferen I1 berpotongan dengan kurva indiferen
I2 pada titik C. Kepuasan di titik A sama dengan kepuasan dititik C, demikian juga kepuasan dititik B sama
dengan kepuasan dititik C, sedangkan kepuasan dititik A lebih besar dari dititik C karena kurva indiferen
I2 lebih besar dari I1. Keadaan ini tidak mungkin terjadi karena pada titik yang sama (titik C) kepuasan
yang diterima konsumen berbeda.

Contoh Analisis Kerva Indiferen (Indifference Curve)

Dalam teori ini terdapat asumsi yang menyatakan bahwa konsumen dapat memilih kombinasi konsumsi
tanpa harus mengatakan bagaimana ia memilihnya. Sebagai contoh, Anda diberi kombinasi barang
tertentu, misalnya 10 unit pakaian dan 8 unit buku. Kemudian, Anda diberi beberapa alternatif pilihan
kombinasi barang dengan jumlah yang berbeda, misalnya 8 unit pakaian dan 10 unit buku.

Jika Anda menilai alternatif yang diberikan yaitu berupa tambahan 2 unit buku lebih rendah daripada
pengurangan 2 unit pakaian, Anda akan memilih kombinasi barang yang pertama. Anda menilai kedua
kombinasi barang tersebut tidak berbeda atau indifferen.

Setelah beberapa alternatif kombinasi barang diberikan, Anda memperoleh beberapa kombinasi barang
yang Anda anggap indiferen. Dengan kata lain, kombinasi barang tersebut menurut Anda akan
memberikan utilitas yang sama. Setiap kombinasi barang tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Pilihan Kombinasi Barang yang Memberikan Utilitas (Utilitas yang Sama)

Kombinasi Barang Pakaian Buku


A 20 4
B 10 8
C 8 10
D 5 16
E 4 20

Jika digambarkan dalam kurva, diperoleh kurva indiferen sebagai berikut.

Tabel dan Kurva di atas merupakan salah satu dari berbagai kemungkinan yang tak terhitung banyaknya.
Pembuatan tabel dan kurva semacam ini dapat diulang sebanyak yang diperlukan. Misalnya, Anda dapat
membuat tabel dan kurva yang menggambarkan kombinasi barang yang memberikan tingkat utilitas
yang lebih besar kepada konsumen.

Dalam hal ini, asumsinya adalah bahwa konsumen akan memperoleh tingkat utilitas yang lebih tinggi
dengan menambah jumlah konsumsi kedua jenis barang. Penambahan konsumsi kedua barang tersebut
akan menyebabkan pergeseran ke kanan atas. Hal ini, kurva indiferen akan semakin jauh dari titik nol.
Dengan kata lain, semakin jauh kurva indiferen dari titik nol, semakin tinggi tingkat utilitas yang
diberikan oleh kombinasi kedua barang. Himpunan dari beberapa kurva indiferen dinamakan peta
indiferen (indifference map). Sebagai contoh, Kurva berikut ini memperlihatkan kurva indiferen yang
dikembangkan dari Kurva sebelumnya, yaitu sebagai berikut.

Jadi, kurva IC2 menggambarkan tingkat utilitas yang lebih tinggi dibandingkan kurva IC1, kurva IC3 lebih
tinggi dibandingkan kurva IC2, dan seterusnya.

2. GARIS ANGGARAN

Menurut Mankiw (2012: 440) Garis Anggaran adalah “the limit on the consumption bundles that a
consumer can afford”. Apabila diterjemahkan, kurang lebih: Garis Anggaran adalah berbagai
kemungkinan kombinasi konsumsi yang mampu diperoleh konsumen dengan pendapatannya.

Pada dasarnya setiap orang pasti menginginkan konsumsi yang banyak dan berkualitas tinggi, karena hal
tersebut memang sudah menjadi sifat dasar manusia. Namun, keinginnya tersebut tidak akan selalu
terpenuhi karena pengeluaran manusia dibatasi oleh anggaran yang dimiliki. Itulah sebabnya Garis
Anggaran sering juga disebut dengan “Kendala Anggaran”.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Mankiw (2012: 440) bahwa “most people would like to
increase the quantity or quality of the goods they consume—to take longer vacations, drive fancier cars,
or eat at better restaurants. People consume less than they desire because their spending is
constrained, or limited, by their income”.

Contoh:
Tabel 1. Berbagai Kombinasi yang Dapat dipilih Oleh Konsumen

Uang untuk Uang untuk Total


Mie Ayam Jus Alpukat
Membeli Mie Membeli Jus Pengeluaran
(mangkuk) (gelas)
Ayam (Rp) Alpukat (Rp) (Rp)
0 10 0 50.000 50.000
1 9 5.000 45.000 50.000
2 8 10.000 40.000 50.000
3 7 15.000 35.000 50.000
4 6 20.000 30.000 50.000
5 5 25.000 25.000 50.000
6 4 30.000 20.000 50.000
7 3 35.000 15.000 50.000
8 2 40.000 10.000 50.000
9 1 45.000 5.000 50.000
10 0 50.000 0 50.000

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa terdapat 11 kombinasi konsumsi yang dapat dipilih oleh konsumen.
Pada dasarnya konsumen pasti menginginkan semuanya maksimal (10 mangkuk mie ayam dan 10 gelas
jus alpukat) tetapi manusia dibatasi oleh anggarannya yaitu sebesar Rp50.000,00 sehingga konsumen
hanya mampu mengkonsumsi mie ayam dan jus alpukat sesuai 11 kombinasi pada tabel 1 di atas.

Apabila tabel tersebut digambarkan dalam sebuah kurva, maka kurva tersebut akan mirip dengan kurva
permintaan yang memiliki slope negatif. Berikut ini kurva Garis Anggaran tersebut:
Berbagai titik pada garis anggaran mengindikasikan kombinasi konsumen atau trade-off antara dua
barang (dalam hal ini adalah mie ayam dan jus alpukat). Ketika seorang konsumen meningkatkan jumlah
mie ayam yang dibeli, konsumen tersebut harus mengurangi jumlah jus alpukat yang dibeli dan
sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai