Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

TEORI UTILITAS

Pendahuluan
Pada bagian ini akan dibahas beberapa konsep tentang teori utilitas yang pada
dasarnya meliputi Pendekatan Kardinal dan Pendekatan Ordinal. Teori utilitas
merupakan suatu teori yang akan mengkaji bagaimana perilaku konsumen dalam
memaksimumkan kepuasan yang diterima atas mengkonsumsi suatu barang atau
jasa. Teori ini sangat penting bagi perusahaan sebagai produsen karena sebagai
dasar dalam menentukan tingkat penawaran. Apabila perusahaan melakukan
menawaran yang melebihi kepuasan maksimum bagi konsumen maka akan
berakibat barang yang diproduksi tidak terserap oleh pasar seluruhnya.
Sebaliknya, apabila perusahaan melakukan penawaran yang kurang dari tingkat
kepuasan maksimum bagi konsumen maka berakibat tidak maksimalnya
pendapatan dan keuntungan perusahaan. Utilitas menunjukkan manfaat atau
kepuasan yang seseorang dapatkan dari mengkonsumsi suatu barang atau jasa.
Dengan mempelajari teori utilitas, mahasiswa mampu membedakan antara
pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal, serta menggunakannya dalam
melakukan analisis terhadap kepuasan konsumen berdasarkan tingkat konsumsi
yang dilakukannya.

4.1 Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen (consumer behaviour) diarahkan pada studi tentang
konsumen ketika berada dalam proses mengkonsumsi. Teori perilaku konsumen
didasarkan pada asumsi bahwa konsumen adalah orang yang rasional, sehingga
segala keputusan yang diambil mengarah pada pemaksimuman kepuasan.
Terdapat dua pendekatan dasar yang dapat digunakan dalam menganalisis utilitas
dan karenanya untuk menentukan keseimbangan konsumen (consumer’s
equilibrium), yaitu teori kardinal (cardinal theory) dan teori ordinal (ordinal
theory).

Bab 4. Teori Utilitas 72


Setiap produsen sangat berkepentingan terhadap analisis perilaku
konsumennya sebagai dasar dalam menentukan pola penawarannya dan pada
akhirnya akan menentukan pula perilaku produksinya. Dalam analisis perilaku
konsumen, aspek yang akan ditinjau adalah utilitas konsumen (consumer utility)
atau kepuasan konsumen (consumer satisfaction). Dalam Ilmu Ekonomi, utilitas
adalah suatu ukuran tentang kebahagiaan atau kepuasan yang didapatkan
seseorang ketika mengkonsumsi suatu komoditi (barang atau jasa).

4.2 Pendekatan Kardinal


Pendekatan kardinal (cardinal approach) merupakan suatu pendekatan
analisis yang berasumsi bahwa kepuasan atau manfaat atau kenikmatan yang
diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa dapat
dikuantitatifkan (dapat dinyatakan dalam angka), misalnya jika konsumen
mengkonsumsi suatu barang atau jasa sebanyak 10 maka tingkat kepuasannya
adalah 100.

4.2.1 Konsep Utilitas pada Pendekatan Kardinal


Pada pendekatan kardinal terdapat dua konsep utilitas yang digunakan sebagai
dasar untuk melakukan analisis, yaitu:
1. Utilitas total (total utility)
Total utility (TU) merupakan keseluruhan manfaat atau kepuasan yang
seseorang dapatkan dari mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Total utility
bergantung pada tingkat konsumsi seseorang.
2. Utilitas marjinal (marginal utility)
Marginal utility (MU) merupakan perubahan keseluruhan utilitas yang
didapatkan seseorang sebagai hasil dari peningkatan satu unit barang yang
dikonsumsi. MU dapat dinyatakan dalam formulasi matematika sebagaimana
ditunjukkan pada persamaan 4.1.
ΔTU
MU =
ΔQ ……………………………………………… (4.1)
Secara grafis, total utility dan marginal utility ditunjukkan pada gambar 4.1.
Gambar ini menunjukkan utilitas yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi

Bab 4. Teori Utilitas 73


barang atau jasa. Pada gambar ini menunjukkan bahwa apabila seseorang
konsumen mengkonsumsi barang atau jasa sampai tingkat konsumsi C 1 (daerah I)
maka TU mengalami peningkatan yang semakin tinggi dan setiap tambahan
konsumsi akan memberikan tambahan utilitas yang semakin tinggi, setelah tingkat
konsumsi C1 sampai C2 (daerah II) maka peningkatan TU semakin menurun dan
MU semakin kecil. Selanjutnya, setelah konsumsi melebihi C 2 (daerah III) maka
TU mengalami penurunan dan MU negatif (MU < 0). TU maksimum pada saat
MU sama dengan nol sebagaimana yang ditunjukkan pada tingkat konsumsi C2.

Total Utility

U = U(C)

I II III

0 C1 C2 Tingkat Konsumsi C(unit)

MU

I II III

0 C1 C2 Tingkat Konsumsi C(unit)


MU
Gambar 4.1. Total Utility dan Marginal Utility

Contoh 4.1.
Tingkat utilitas yang didapatkan seseorang dari mengkonsumsi Bakso
ditunjukkan pada tabel 4.1.

Bab 4. Teori Utilitas 74


Tabel 4.1. Total Utilitas dan Marginal Utilitas Mengkonsumsi Bakso
Tingkat Konsumsi Bakso
Total Utility Marginal Utility
(Mangkok/hari)
0 0 -
1 10 10
2 17 7
3 17 0
4 16 -1
5 14 -2
6 10 -4

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ketika seseorang mengkonsumsi bakso sampai


satu mangkok per hari maka konsumen memperoleh tambahan utilitas yang
paling tinggi yaitu 0 menjadi 10 utilitas atau tambahan sebesar 10 utilitas.
Ketika konsumen menambah konsumsi sampai dua mangkok per hari maka
konsumen memperoleh tambahan utilitas yang semakin menurun walaupun
masih meningkat, dimana utilitas maksimal sebesar 17 utilitas dicapai ketika
konsumsi sebanyak dua mangkok bakso. Selanjutnya, ketika konsumsi terus
ditingkatkan maka total utilitas mengalami penurunan dan marginal utilitas
akan mencapai nol dan pada akhirnya menjadi negatif.

4.2.2 Pemaksimuman Utilitas


Tujuan seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa adalah
memaksimumkan kepuasannya atau utilitasnya. Ketentuan mengenai
pemaksimuman utilitas sebagai berikut:
1) Apabila hanya satu jenis barang/jasa yang dikonsumsi maka utilitas
maksimum dicapai apabila TU maksimum terhadap barang/jasa tersebut.
2) Apabila konsumsi lebih dari satu jenis barang, misalnya barang X dan barang
Y dan harga barang sama maka utilitas maksimum dicapai apabila: MU X =
MUY, dst.
3) Apabila konsumsi lebih dari satu jenis barang, misalnya barang X dan barang
Y dan harga barang berbeda satu sama lain maka utilitas maksimum dicapai
apabila: MUX/PX = MUY/PY, dst.

Bab 4. Teori Utilitas 75


Contoh 4.2.
Sejalan dengan contoh 4.1 di atas diketahui bahwa kepuasan maksimum dapat
dirasakan seseorang dalam mengkonsumsi bakso apabila mengkonsumsi sebanyak
dua mangkok per hari. Selanjutnya, apabila seseorang selain mengkonsumsi
bakso, juga mengkonsumsi es teler, dimana diasumsikan harga kedua barang ini
adalah sama yaitu Rp 6.000,00 per mangkok. Anggaran yang disiapkan sebesar
Rp 60.000,00 per bulan. Marginal utility atas konsumsi kedua jenis produk
tersebut ditunjukkan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Total Utility dan Marginal Utility Mengkonsumsi Bakso dan Es Teler
(asumsi harga barang sama)

Tingkat Konsumsi Tingkat Konsumsi


Marginal Utility Marginal Utility
Bakso Es Teler
Bakso Es Teler
(mangkok/bulan) (mangkok/bulan)
0 - 0 -
1 10 1 15
2 7 2 13
3 0 3 10
4 -1 4 7
5 -2 5 0
6 -4 6 -2

Berdasarkan ilustrasi di atas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan maksimal


dalam mengkonsumsi kedua jenis produk tersebut adalah pada saat marginal
utility (MU) 10. Dengan demikian kombinasi konsumsi yang paling optimal
adalah satu mangkok bakso per bulan dan tiga mangkok es teler per bulan
yang membutuhkan anggaran sebesar Rp 24.000,00 per bulan. Selanjutnya,
apabila seseorang selain mengkonsumsi bakso, juga mengkonsumsi minuman
ringan, dimana harga bakso adalah Rp 6.000,00 per mangkok sedangkan harga
minuman ringan adalah Rp 1.500,00 per botol. Anggaran yang disiapkan
sebesar Rp 75.000,00 per bulan. Marginal utility atas konsumsi kedua jenis
produk tersebut ditunjukkan pada tabel 4.3.

Bab 4. Teori Utilitas 76


Tabel 4.3. Total Utility dan Marginal Utility Mengkonsumsi Bakso dan
Minuman Ringan (asumsi Harga Barang Tidak Sama)

Tingkat
Tingkat Konsumsi Marginal Utility
Marginal Utility Konsumsi
Bakso Minuman
Bakso Minuman Ringan
(mangkok/bulan) Ringan
(botol/bulan)
0 - 0 -
4 12 1 5
8 10 2 3
12 8 3 1
16 6 4 0

Penyelesaian:
Ilustrasi pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat kepuasan maksimal dalam
mengkonsumsi kedua jenis produk tersebut dapat ditentukan sebagaimana
ditunjukkan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Rasio Marginal Utility terhadap Mengkonsumsi Bakso dan


Minuman Ringan

Tingkat
Tingkat
Konsumsi Margina
Konsumsi Margina MU/P
MU/P Minuman l Utility
Bakso l Utility Minuma
Bakso Ringan Minuma
(mangkok/bula Bakso n Ringan
(botol/bulan n Ringan
n)
)
0 - 0 -
4 12 0.002 1 5 0.003
8 10 0.002 2 3 0.002
12 8 0.001 3 1 0.001
16 6 0.001 4 0 0.000

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat kepuasan maksimum dapat dicapai


pada saat rasio marginal utility terhadap harga adalah 0,002. Dengan demikian
kombinasi konsumsi yang paling optimal adalah 4 mangkok bakso per bulan
dan dua botol minuman ringan per bulan yang membutuhkan anggaran sebesar
Rp 27.000,00 per bulan.

Bab 4. Teori Utilitas 77


4.3 Pendekatan Ordinal
Pendekatan ordinal (ordinal approach) merupakan suatu pendekatan analisis
yang berasumsi bahwa kepuasan (utilitas) yang didapatkan seseorang dalam
mengkonsumsi suatu barang atau jasa tidak dapat dikuantitatifkan.

4.3.1 Konsep Utilitas pada Pendekatan Ordinal


Pada pendekatan ini digunakan dua jenis alat analisis sebagai dasar
pertimbangan analisis kepuasan konsumen yaitu:
1) Kurva kepuasan yang sama (indifference curve)
Indifference curve atau biasa disebut iso-utility curve merupakan kurva yang
menggambarkan kombinasi barang-barang yang akan memberikan kepuasan
yang sama. Sebagai ilustrasi ditunjukkan pada gambar 4.2.

Konsumsi Es Krim per minggu

EA A

EB B
C
EC
Indifference Curve

0 HA HB HC Konsumsi Humberger per minggu

Gambar 4.2. Indifference Curve

Gambar 4.2 di atas menunjukkan utilitas atas mengkonsumsi kombinasi dua


jenis barang yaitu Humberger dan Es Krim. Pada gambar tersebut terdapat tiga
kombinasi komsumsi yaitu kombinasi A yaitu sebanyak H A humberger dan EA
es krim, kombinasi B yaitu sebanyak HB humberger dan EB es krim, serta
kombinasi C yaitu sebanyak HC humberger dan EC es krim. Ketiga kombinasi

Bab 4. Teori Utilitas 78


konsumsi tersebut memberikan kepuasan yang sama, baik kombinasi A, B,
maupun C.
Bentuk indifference curve adalah bukan garis lurus, berbentuk busur, yang
menggmbarkan tingkat substitusi marjinal yang menurun (diminishing
marginal rate of substitution). Indifference curve dapat mengalami perubahan
baik meningkat (bergeser dari kiri bawah ke kanan atas) maupun menurun
(bergeser dari kanan atas ke kiri bawah), dimana semakin tinggi indifference
curve maka semakin tinggi pula utilitas (kepuasan) bagi konsumen. Perubahan
indifference curve sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 menunjukkan perubahan indifference curve yaitu meningkat dari


IC1 ke IC2 dan menurun dari IC1 ke IC3, dimana perbandingan utilitas
(kepuasannya) adalah: IC2 > IC1 > IC3. Ketiga kurva tersebut adalah sejajar
atau tidak saling berpotongan.

Konsumsi Es Krim per minggu

IC2
IC1
IC3

0 Konsumsi Humberger per minggu

Gambar 4.3. Perubahan Indifference Curve

Pada analisis ini akan dihubungkan dengan tingkat substitusi marjinal


(marginal rate of substitution = MRS) yang menyatakan bahwa semakin
banyak barang yang dikonsumsi maka tambahan unit yang dikonsumsi akan
memberikan tambahan kepuasan yang semakin menurun dari unit
sebelumnya. Secara matematis, MRS dapat dinyatakan pada persamaan 4.2.

Bab 4. Teori Utilitas 79


MU E
MRS= .... .. .. ...... .. .. .. ... .. ...... .. .. ...... .. .. ....... .......... ...... .. .. ...... .. .. .. ( 4.1)
MU H
Contoh 4.2.
Perilaku seorang konsumen dalam mengkonsumsi dua jenis barang yaitu
barang P dan barang R ditunjukkan pada gambar 4.4. Gambar ini di bawah
menunjukkan bahwa apabila konsumen menginginkan tingkat kepuasan
(utility) tertentu maka dia dapat memilih kombinasi konsumsi seperti yang
ditunjukkan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Matriks Kombinasi Konsumsi Barang P dan Barang R


Tingkat Kombinasi 1 Kombinasi 2 Kombinasi 3
Kepuasan yang P (unit/ R (unit/ P (unit/ R (unit/ P (unit/ R (unit/
Diinginkan bulan) bulan) bulan) bulan) bulan) bulan)
10.000 150 10 40 70
15.000 150 20 100 30 80 70
20.000 150 30 100 70

Konsumsi P per bulan (unit)

150

100 IC2 = 20.000


80 IC1 = 15.000
40 IC3 = 10.000

0 10 20 30 70 Konsumsi R per bulan (unit)

Gambar 4.4. Pola Konsumsi Seorang Konsumen (data hipotetis)

4.3.2 Garis Anggaran (Budget Line)


Garis anggaran (budget line) merupakan kurva yang menggambarkan
kombinasi barang-barang yang dikonsumsi yang mengakibatkan pengeluaran
yang sama. Budget line ini dipengaruhi oleh besarnya anggaran yang tersedia dan

Bab 4. Teori Utilitas 80


harga barang yang dikonsumsi. Secara matematis, budget line dapat dinyatakan
pada persamaan 4.2.
BL = [(PE x QE) + (PH x QH)] ……………………………………… (4.2)
Secara grafis, budget line ditunjukkan pada gambar 4.5.
Konsumsi Es Krim per minggu

EA A

EB B

EC C
Budget Line

0 HA HB HC Konsumsi Humberger per minggu

Gambar 4.5. Budget Line


Gambar 4.5 menunjukkan anggaran atas mengkonsumsi kombinasi dua jenis
barang yaitu Humberger dan Es Krim. Pada gambar tersebut terdapat tiga
kombinasi komsumsi yaitu kombinasi A yaitu sebanyak H A humberger dan EA es
krim, kombinasi B yaitu sebanyak HB humberger dan EB es krim, serta kombinasi
C yaitu sebanyak HC humberger dan EC es krim. Ketiga kombinasi konsumsi
tersebut menimbulkan biaya yang sama, baik kombinasi A, B, maupun C. Bentuk
budget line adalah garis lurus yang dapat mengalami perubahan baik meningkat
(bergeser dari kiri bawah ke kanan atas) maupun menurun (bergeser dari kanan
atas ke kiri bawah), dimana semakin tinggi budget line maka semakin tinggi pula
anggaran (biaya) bagi konsumen, demikian pula sebaliknya. Perubahan budget
line dipengaruhi oleh perubahan anggaran dan perubahan harga barang dengan
berbagai kondisi sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.6 sampai 4.8.

Kondisi 1.
Pada kondisi ini terjadi perubahan anggaran sementara harga barang tidak
mengalami perubahan, misalnya, diasumsikan terjadi peningkatan atau penurunan

Bab 4. Teori Utilitas 81


anggaran sementara harga es krim dan humberger tetap maka perubahan budget
line ditunjukkan pada gambar 4.6.

Konsumsi Es Krim per minggu

E2
E1

BL1 = PEQ1E + PHQ1H


E3 BL2 = PEQ2E + PHQ2H
BL3 = PEQ3E + PHQ3H

0 H3 H1 H2 Konsumsi Humberger per minggu

Gambar 4.6. Perubahan Budget Line: Anggaran berubah dan Harga


Humberger dan Es Krim Tetap

Gambar 4.6 menunjukkan perubahan budget line yaitu meningkat dari BL1 ke
BL2 dan menurun dari BL1 ke BL3, dimana perbandingan anggaran (biaya)
adalah: BL2 > BL1 > BL3. Ketiga kurva tersebut adalah sejajar atau tidak
saling berpotongan.

Kondisi 2.
Pada kondisi ini terjadi perubahan harga barang sementara budget line tidak
mengalami perubahan, misalnya, diasumsikan terjadi peningkatan atau penurunan
harga es krim sementara anggaran dan harga humberger tetap maka perubahan
budget line ditunjukkan pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 menunjukkan perubahan budget line yaitu meningkat dari BL1 ke BL2
dan menurun dari BL1 ke BL3, dimana anggaran (biaya) adalah sama sementara
jumlah konsumsi es krim berubah apakah meningkat dari E 1 ke E3 atau menurun
dari E1 ke E3 sedangkan jumlah konsumsi humberger tetap sebanyak H1.

Bab 4. Teori Utilitas 82


Konsumsi Es Krim per minggu
E2
E1

BL1 = PEQ1E + PHQ1H


E3 BL2 = PEQ2E + PHQ2H
BL3 = PEQ3E + PHQ3H

0 H1 Konsumsi Humberger per minggu

Gambar 4.7. Perubahan Budget Line: Harga Es Krim berubah sementara


Anggaran dan Harga Humberger Tetap

Kondisi 3.
Pada kondisi ini terjadi perubahan harga barang sementara budget line tidak
mengalami perubahan, misalnya, diasumsikan terjadi peningkatan atau penurunan
harga humberger sementara anggaran dan harga es krim tetap maka perubahan
budget line ditunjukkan pada gambar 4.8.

Konsumsi Es Krim per minggu

E1

BL1 = PEQ1E + PHQ1H


BL2 = PEQ2E + PHQ2H
BL3 = PEQ3E + PHQ3H

0 H3 H1 H2 Konsumsi Humberger per minggu

Gambar 4.8. Perubahan Budget Line: Harga Humberger berubah sementara


Anggaran dan Harga Es Krim Tetap

Bab 4. Teori Utilitas 83


Gambar 4.8 menunjukkan perubahan budget line yaitu meningkat dari BL 1 ke
BL2 dan menurun dari BL1 ke BL3, dimana anggaran (biaya) adalah sama
sementara jumlah konsumsi humberger berubah apakah meningkat dari H1 ke
H3 atau menurun dari H1 ke H3 sedangkan jumlah konsumsi es krim tetap
sebanyak E1.

Contoh 4.3.
Seorang konsumen menyediakan anggaran sebesar Rp 500.000,00 per bulan
untuk mengkonsumsi dua jenis barang yaitu barang S dan barang T. Harga
masing-masing jenis barang adalah Rp 10.000,00 untuk barang S dan Rp
5.000,00 untuk barang T. Tentukanlah garis anggaran (budget line) konsumen
tersebut.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan 4.2 dapat dibentuk persamaan garis
anggaran sebagai berikut:
500.000 = 10.000S + 5.000T
Secara grafis dapat ditentukan sebagai berikut:
Titik potong pada sumbu T adalah S = 0 sehingga T = 100
Titik potong pada sumbu S adalah T = 0 sehingga S = 50
Dengan demikian dapat ditentukan kurvanya seperti yang ditunjukkan pada
gambar 4.9.

Konsumsi Barang T per bulan

100

Budget Line

0 50 Konsumsi Barang S per bulan


Gambar 4.9. Budget Line

Bab 4. Teori Utilitas 84


4.3.3 Maksimisasi Kepuasan
Syarat maksimisasi kepuasan pada pendekatan ordinal dapat dibedakan
berdasarkan dua jenis sudut pandang sebagai berikut:
1. Pada tingkat anggaran tertentu, garis anggaran (budget line = BL)
menyinggung kurva kepuasan yang sama (indifference curve = IC) yang
tertinggi. Secara grafis ditunjukkan pada gambar 4.10.
Gambar 4.10 menunjukkan bahwa apabila anggaran yang disiapkan sebesar
BLA maka kepuasan maksimal yang dapat dicapai pada indifference curve IC1
bukan pada IC2 maupun IC3. Jadi kombinasi optimal yang dapat ditetapkan
adalah sebanyak MA barang M dan sebanyak NA barang N.

Konsumsi M per bulan (unit)

BLA

MA
IC2
IC1
IC3

0 NA Konsumsi N per bulan (unit)

Gambar 4.10. Optimalisasi Kepuasan pada Anggaran Tertentu

2. Pada tingkat kepuasan tertentu, kurva kepuasan yang sama (indifference curce
= IC) menyinggung garis anggaran (budget line = BL) yang terendah. Secara
grafis ditunjukkan pada gambar 4.11.
Gambar 4.11 menunjukkan bahwa apabila tingkat kepuasan yang diinginkan
sebesar ICB maka kepuasan maksimal yang dapat dicapai pada budget line BL2
bukan pada BL1 maupun BL3. Jadi kombinasi optimal yang dapat ditetapkan
adalah sebanyak MB barang M dan sebanyak NB barang N.

Bab 4. Teori Utilitas 85


Konsumsi M per bulan (unit)

BL1
BL2
BL3

MB

ICB

0 NB Konsumsi N per bulan (unit)

Gambar 4.11. Optimalisasi Kepuasan pada Kepuasan Tertentu

4.4 Penutup
4.4.1 Kesimpulan
Teori utilitas (utility theory) merupakan salah satu teori yang penting bagi
pelaku bisnis karena dengan teori ini, produsen dapat melakukan analisis terhadap
perilaku konsumennya sehingga dapat menentukan pola penawarannya dan pada
akhirnya dapat mengatur pola produksinya. Pada teori utilitas terdapat dua
pendekatan yaitu pendekatan kardinal (cardinal approach) dan pendekatan
ordinal (ordinal approach).
Pendekatan kardinal mengukur kepuasan konsumen secara kuantitatif melalui
analisis total utility dan marginal utility. Sedangkan pendekatan ordinal mengukur
kepuasan konsumen melalui indifference curve. Untuk menentukan optimalisasi
kepuasan konsumen dapat digunakan budget line.

4.4.2 Tes Umpan Balik


1. Jelaskan perbedaan antara pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal dalam
teori utilitas.
2. Jelaskan bagaimana menentukan keseimbangan konsumsi bagi konsumen
dengan menggunakan pendekatan ordinal.

Bab 4. Teori Utilitas 86


3. Tunjukkan dalam kurva analisis utilitas konsumen dengan menggunakan
pendekatan kardinal.

4.4.3 Studi Kasus


Kasus 4.1.
PT Metropolitan menganalisis perilaku konsumennya dengan menggunakan
pendekatan kardinal. Diasumsikan bahwa konsumen yang dianalisis
mengkonsumsi dua jenis barang yaitu barang V dengan harga Rp 20.000,00 per
unit dan barang Q dengan harga Rp 10.000,00 per unit. Anggaran yang disiapkan
sebesar Rp 2.000.000,00 per bulan. Data perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi kedua barang tersebut ditunjukkan sebagai berikut:

Konsumsi per Bulan (unit) Total Utility V Total Utility Q


0 0 0
1 5 5
2 12 15
3 22 35
4 34 55
5 50 75
6 60 90
7 65 100
8 65 105
9 60 100
10 53 90

Berdasarkan data di atas, Saudara diminta menentukan tingkat kombinasi


konsumsi yang optimal antara barang V dengan barang Q sesuai dengan
anggaran yang tersedia. Jelaskan hasil perhitungan Saudara.

Kasus 4.2.
PT Data Prima bermaksud akan menganalisis perilaku konsumennya.
Konsumen tersebut mengharapkan utilitas sebesar 10.000. Data yang tersedia
ditunjukkan dalam kurva sebagai berikut:

Konsumsi Makanan per bulan

Bab 4. Teori Utilitas 87


BL 1 = Rp 5 juta/bulan
BL 2 = Rp 4,5 juta/bulan

BL 3 = Rp 4 juta/bulan

IC2 = 15.000
IC1 = 10.000
IC3 = 5.000

0 Konsumsi Pakaian per bulan

Pertanyaan:
Tentukan kombinasi konsumsi yang paling optimal bagi konsumen tersebut.

Bab 4. Teori Utilitas 88

Anda mungkin juga menyukai