Anda di halaman 1dari 9

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang

Ilmu ekonomi kesejahteraan mempelajari bagaimana pengalokasian sumber-sumber daya


memengaruhi kesejahteraan penjual dan pembeli secara keseluruhan. Kesejahteraan penjual dan
pembeli dalam suatu pasar dapat dipelajari dengan metode-metode dasar surplus konsumen dan
surplus produsen.

Kesejahteraan ekonomi para pelaku pasar juga dipengaruhi oleh pajak. Hal tersebut dapat
dipahami dengan membandingkan besar pengurangan kesejahteraan pembeli dan penjual dengan
kenaikan jumlah pendapatan pemerintah, dengan menggunakan perangkat surplus konsumen dan
surplus produsen.

Selain surplus konsumen dan surplus produsen terdapat perangkat-perangkat lain yang
dapat digunakan untuk menganalisis cara kerja pasar, diantaranya : penawaran, permintaan,
keseimbangan dan sebagainya. Dan perangkat-perangkat ini, pada akhirnya dapat kita ketahui
dampak-dampak perdagangan internasional terhadap kesejahteraan umum.

1.2.   Rumusan Masalah

1.  Apa yang dimaksud dengan surplus konsumen dan surplus produsen ?

2.  Bagaimana harga mempengaruhi surplus produsen dan surplus konsumen ?

3. Apakah titik keseimbangan dari alokasi sumber-sumber daya itu efisien ? Dan apakah
memaksimalkan surplus total ?

4. Bagaimana pajak mempengaruhi kesejahteraan ?

5. Bagaimana elastisitas harga penawaran dan permintaan mempengaruhi kerugian beban baku
akibat pajak ?

6. Bagaimana dampak-dampak dari perdagangan internasional dengan membandingkan harga


domestik ?

7. Apa yang dimaksud dengan tarif dan kuota impor terhadap perekonomian ?

8. Apa saja argumen-argumen yang sering digunakan untuk mendukung pembatasan


perdagangan ?
1.3.    Tujuan

1.  Untuk memenuhi dan melengkapi tugas mata kuliah Ekonomi Pengantar.

2.  Untuk menambah pengetahuan bagaimana pasar dan kesejahteraan dalam perekonomian


melalui teoristik

3.  Untuk menambah wawasan tentang pasar dan kesejahteraan.

BAB 2. PEMBAHAHASAN

KONSUMEN, PRODUSEN, DAN EFISIENSI PASAR

Ilmu ekonomi ksesejahteraan (welfare economics) adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
pengalokasian sumber-sumber daya memengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan.

2.1.  SURPLUS KONSUMEN

1.   Kerelaan untuk Membayar

Kerelaan untuk membayar (willingness to pay) adalah harga tertinggi yang rela dibayarkan
oleh masing-masing pembeli dan menjadi ukuran seberapa besar si calon pembeli menghargai
barang tersebut.

Surplus konsumen (consumer surplus) adalah nilai kerelaan seseorang untuk membayar suatu
barang dikurangi nilai sebenarnya dibayarkan olehnya. Surplus konsumen merupakan ukuran
keuntungan konsumen atau pembeli atas partisipasinya dalam suatu pasar.

2.   Menggunakan Kurva Permintaan untuk Mengukur Surplus Konsumen

Surplus konsumen berkaitan erat dengan kurva permintaan suatu barang. Dalam kurva
permintaan, pada setiap kuantitas yang diminta, harga kesediaan ditunjukan oleh kurva-kurva
permintaan sama dengan kesediaan membayar pembeli marginal (marginal buyer), yaitu pembeli
yang akan meninggalkan pasar jika harganya naik sedikit saja.

Luas daerah di bawah kurva permintaan dan di atas garis harga merupakan ukuran surplus
konsumen dalam suatu pasar. Karena tinggi dari kurva permintaan merupakan ukuran nilai suatu
barang menurut si pembeli, yaitu kerelaan untuk membayar barang itu.
Perbedaan antara kerelaan untuk membayar dengan harga pasar adalah konsumen setiap
pembeli. Maka, jumlah luas daerah di bawah kurva permintaan dan garis harga merupakan
jumlah surplus konsumen dari semua pembeli di suatu pasar yang menjual barang maupun jasa.

3.   Bagaimana Harga yang Lebih Rendah Meningkatkan Surplus Konsumen

Pembeli selalu menginginkan harga yang lebih rendah dari apa yang mereka beli, sehingga
dengan penurunan harga tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan pembeli.

4.       Apa yang Diukur oleh Surplus Konsumen ?

Tujuan dari mengembangkan konsep surplus konsumen adalah untuk membuat penilaian
yang normatif atas seberapa diinginkannya hasil-hasil yang terjadi di pasar. Surplus konsumen
adalah jumlah yang rela dibayarkan oleh pembeli dikurangi jumlah yang sesungguhnya yang
dibelanjakan untuk suatu barang, mengukur seberapa besar keuntungan yang diterima oleh
pembeli suatu barang dari sudut pandang pembeli sendiri. Jadi surplus konsumen adalah
perangkat yang baik untuk mengukur kesejahteraan ekonomi jika pembuat keputusan ingin
menghargai pilihan-pilihan konsumen.

Dalam setiap pasar, surplus konsumen mencerminkan kesejahteraan kesejahteraan ekonomi.


Para ekonom biasanya beranggapan bahwa pembeli bersikap rasional ketika harus membuat
keputusan, dan pilihan mereka harus dihargai. Konsumen adalah orang-orang terbaik dalam
menentukan berapa banyak keuntugan yang mereka terima dari barang-barang yang mereka beli

Contoh surplus konsumen :

Tabel                                                               Kurva

Harga Pembeli Jumlah permintaan

Lebih dari Rp 100 Tidak ada pembeli 0

$ 80 – $ 100 John 1

$ 70 – $ 80 John, Paul 2

$ 50 – $ 70 John, Paul, George 3

$ 50 atau kurang John, Paul, George, Ringo 4


2.2. SURPLUS PRODUSEN

1.      Biaya dan Kerelaan untuk Menjual

Biaya adalah segala sesuatu yang harus dikorbankan oleh penjual untuk memproduksi suatu
barang. Surplus produsen (producer surplus) adalah harga yang dibayarkan kepada penjual
dikurangi biaya yang dikeluarkan oleh penjual. Surplus produsen mengukur seberapa besar
keuntungan yang diterima pembeli dari partisipasinya dalam suatu pasar.

Contoh surplus produsen :

Tabel                                                               Kurva

Harga Penjual Jumlah penawaran

$900  atau lebih Mary, Frida, Georgia, Grandma 4

$800 - $900 Frida, Georgia, Grandma 3

$600-$800 Georgia, Grandma 2

$500-$600 Grandma 1

Kurang dari $500 Tidak ada Tidak ada

2.    Menggunakan Kurva Penawaran untuk Mengukur Surplus Produsen

Surplus produsen berkaitan erat dengan kurva penawaran. Tinggi kurva penawaran adalah
sesuai dengan biaya penjualnya. Pada jumlah berapa pun, harga yang terdapat pada kurva
penawaran menunjukkan biaya dari penjual marginal (marginal seller), yaitu penjual yang
pertama kali akan meninggalkan pasar jika harganya turun sedikit saja.

Luas daerah di bawah harga dan di atas kurva penawaran mengukur besarnya surplus
produsen dalam suatu pasar. Tinggi kurva penawaran merupakan ukuran dari biaya penjual, dan
perbedaan antara harga dengan biaya produksi adalah surplus produsen dari penjual, maka
jumlah luas daerah adalah jumlah surplus produsen  seluruh penjual.

3.   Bagaimana Harga yang Lebih Tinggi Dapat Meningkatkan Surplus Produsen


Penjual selalu menginginkan harga jual barang mereka yang lebih tinggi untuk kesejahteraan
penjual

2.3. EFISIENSI PASAR

Surplus konsumen dan surplus produsen adalah metode-metode dasar yang digunakan para
ekonom untuk mempelajari kesejahteraan pembeli dan penjual dalam suatu pasar.

1.  Perencanaan Sosial yang Baik

Perencanaan sosial yang baik adalah seorang diktator yang mengetahui segalanya, memiliki
kekuasaan atas segalanya dan berniat baik. Perencanaan sosial adalah untuk memaksimalkan
kemakmuran dari semua orang masyarakat.

Seorang perencana sosial yang baik harus memutuskan dahulu bagaimana mengukur
kemakmuran masyarakat, caranya adalah dengan mengukur jumlah surplus produsen dan surplus
konsumen (surplus total).

Surplus konsumen adalah keuntungan yang diterima pembeli dari partisipasinya pada suatu
pasar. Surplus produsen adalah keuntungan yang diterima penjual dari partisipasinya pada suatu
pasar. Alat untuk mengukur kemakmuran masyarakat adalah menggunakan surplus total.

Surplus konsumen

Surplus konsumen = Nilai bagi pembeli – Nilai yang dibayarkan pembeli

Surplus produsen

Surplus produsen = Nilai yang diterima penjual – Biaya penjual

Penjumlahan dari surplus produsen dan surplus konsumen (surplus total)

Surplus total = Nilai bagi pembeli – Nilai yang dibayarkan pembeli + Nilai yang diterima penjual
– Biaya penjual

Jumlah yang dibayarkan oleh pembeli = jumlah yang diterima penjual, jadi keduanya saling
meniadakan

Surplus total = Nilai bagi pembeli – Biaya penjual


Suatu alokasi sumber-sumber daya memaksimalkan surplus total, dikatakan bahwa alokasi
tersebut memiliki efisiensi (efficiency). Efisien adalah kondisi pengalokasian sumber daya yang
memaksimalkan surplus keseluruhan yang diterima seluruh anggota masyarakat. Jika suatu
alokasi tidak efisien, maka terdapat beberapa keuntungan yang tidak bisa terealisasikan dalam
proses jual beli.

Perencanaan sosial yang baik juga harus memperhatikan masalah pemerataan (equity).
Pemerataan adalah tingkat keadilan distribusi kesejahteraan di antara anggota masyarakat.

Mengevaluasi pemerataan suatu hasil dari pasar jauh lebih sulit daripada mengevaluasi
efisiensi. Efisiensi adalah tujuan objektif yang dapat dinilai dengan hal-hal yang positif,
sedangkan pemerataan melibatkan penilaian normatif yang berada di luar ranah ilmu ekonomi,
masuk ke dalam ranah filsafat politik.

2.  Evaluasi Keseimbangan Pasar

Yang menjadi pokok mekanisme pasar bebas adalah :

a.      Pasar bebas mengalokasikan penawaran barang-barang kepada para pembeli yang paling
menghargai barang-barang yang dijual, sebagaimana ditunjukkan oleh kerelaan mereka untuk
membelinya.

b.      Pasar bebas mengalokasikan permintaan barang-barang kepada para penjual yang dapat
memproduksinya dengan biaya yang paling rendah.

c.       Pasar bebas memproduksi sejumlah barang yang memaksimalkan surplus konsumen dan
surplus produsen.

Keseimbangan penawaran dan permintaan akan memaksimalkan surplus produsen dan


surplus konsumen. Jika ini terwujud, maka mekanisme tangan tak tampak di pasar telah berhasil
membawa para pembeli dan penjual ke alokasi sumber daya secara efisien.

Efisiensi jumlah keseimbangan :

2.4.  KESIMPULAN : EFISIENSI PASAR DAN KEGAGALAN PASAR

Suatu pasar adalah efisien, dilihat dari asumsi bagaimana pasar tersebut bekerja. Ketika
asumsi-asumsi tidak lagi benar adanya, maka efisiensi keseimbangan pasar bisa jadi tidak lagi
benar. Asumsi-asumsi tersebut adalah :
a.  Mengasumsikan bahwa di pasar terjadi kompetisi sempurna

Kemampuan untuk memengaruhi harga-harga pasar yaitu kekuasaan pasar. Kekuasaan pasar
dapat menyebabkan pasar menjadi tidak efisien karena besarnya harga dan jumlah barang
dijauhkan dari titik keseimbangan penawaran dan permintaan.

b.  Mengasumsikan bahwa hasil-hasil di suatu pasar hanya penting bagi pembeli dan penjual
yang berpartisipasi di pasar tersebut

Eksternalitas atau efek samping menyebabkan kemakmuran dalam suatu pasar bergantung
tidak hanya pada nilai barang bagi pembeli dan biaya bagi penjual.

Kekuasaan pasar dan eksternalitas adalah contoh dari fenomena kegagalan pasar. Kegagalan
pasar adalah ketidakmampuan pasar-pasar bebas untuk mengalokasikan sumber-sumber dayanya
secara efisien. Ketika pasar mengalami kegagalan, kebijakan publik dapat membantu
menyelesaikan masalah dan meningkatkan efisiensi ekonomi.

BAB 3. PENUTUP

3.1.    KESIMPULAN

Metode-metode dasar yang digunakan para ekonom untuk mempelajari kesejahteraan


pembeli dan penjual dalam suatu pasar adalah surplus produsen dan surplus konsumen. Salah
satu caranya adalah dengan meengukur jumlah surplus produsen dan surplus konsumen, yang
kita sebut dengan surplus total. Jika suatu alokasi sumber-sumber daya memaksimalkan surplus
total dapat dikatakan bahwa alokasi tersebut memiliki efisiensi.

Ketika pemerintah mengenakan pajak kepada pembeli dan penjual barang, masyarakat
akan kehilangan sebagian manfaat dari efisiensi pasar. Pajak memberikan kerugian bagi para
pelaku pasar, karena pajak memindahkan sumber-sumber daya dari para pelaku ekonomi tersebut
kepada pemerintah. Pajak juga mengubah insentif dan mengganggu hasil pasar.

Kerugian dalam perdagangan internasional juga akan semakin terasa karena penerapan
tarif sepeti pajak dan kuota impor yang akan menimbulkan kerugian beban baku. Akibatnya akan
muncul argumen-argumen yang mendukung dibatasinya perdagangan internasional.

3.2.    SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang sudah dijelaskan, sebaiknya pemerintah tidak
meningkatkan pajak dengan seenaknya sendiri. Pemerintah juga harus memperhatikan
bagaimana mekanisme pasar yang sedang terjadi dan juga harus melihat bagaimana suatu pasar
itu berjalan. Dan pemerintah juga harus ekstra kerja keras memikirkan bahagaimana suatu pajak
itu tidak membebankan pihak pembeli maupun penjual, sehingga pemerintah harus
menyeimbangkan diantara keduanya. Dan untuk penjual dan pembeli harus mengikuti aturan
pemerintah yang sudah ditetapkan agar suatu pasar dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. Gregory. 2006. Principles of Economics Pengantar Ekonomi Mikro edisi 3. Salemba
Empat: Jakarta

http://otoyurangsunda.wordpress.com/2011/11/23/pengantar-ilmu-ekonomi-review-bab-7-9/

Anda mungkin juga menyukai