Anda di halaman 1dari 5

Manajemen Operasional FEUG

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI


(PRODUCTION CAPACITY PLANNING)

 Perencanaan kapasitas produksi adalah kegiatan penentuan dan perumusan


pembaruan kebutuhan-kebutuhan kapasitas suatu organisasi produksi barang
maupun jasa, seperti pabrik, rumah sakit, sekolah, hotel, dan sebagainya.

 Kapasitas produksi suatu fasilitas produksi adalah tingkat output yang


menunjukkan jumlah output produksi maksimum yang mungkin dapat dicapai
pada periode waktu tertentu.

 Kapasitas produksi bersifat dinamis yang dapat diubah dan dikelola sesuai
dengan tingkat penjualan yang berfluktuasi dalam master production schedule.

 A master production schedule (MPS) is a plan for individual commodities to be


produced in each time period such as production, staffing, inventory, etc. It is
usually linked to manufacturing where the plan indicates when and how much of
each product will be demanded.

 Jenis-Jenis Kapasitas:
1. Design capacity adalah tingkat output per unit waktu yang ditentukan pada
saat perancangan pabrik.
2. Rated capacity adalah tingkat output per unit waktu sesuai dengan
kemampuan produksi suatu fasilitas secara teoritis. Biasanya Rated capacity
> Design capacity, karena adanya perbaikan secara periodik terhadap mesin-
mesin atau proses-proses.
3. Standard capacity adalah tingkat output per unit waktu yang ditetapkan
sebagai target operasi bagi manajemen, supervisi, dan operator mesin. Dapat
digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran.

Standard capacity = Rated capacity – (cadangan standar + scrap standar +


berhenti untuk pemeliharaan + cadangan untuk pengawasan kualitas, dsb)

4. Actual and or operating capacity adalah tingkat output rata-rata per unit
waktu selama periode yang lalu = standard capacity ± (cadangan-cadangan,
penundaan, scrap, dsb)
5. Peak capacity adalah jumlah output per unit waktu pada tingkat maksimum
yang dicapai dengan kerja lembur, menambah tenaga kerja, menghilangkan
penundaan-penundaan, mengurangi jam istirahat, dsb.

©Syamsu Rizal, Drs. ME Page 1


Manajemen Operasional FEUG

 Karena perencanaan kapasitas menghadapi masalah berkaitan dengan unit


produksi yang tidak homogen dan adanya periode waktu yang berbeda-
beda, maka dalam perencanaan kapasitas digunakan konsep best operating
level (tingkat pengoperasian terbaik).

 Best operating level (BOL) adalah tingkat kapasitas sesuai dengan rancangan
proses dan memiliki rata-rata biaya per unit minimum.

 Bila informasi tersedia, maka tingkat kapasitas dinyatakan sebagai actual


capacity atau operating capacity. Jika informasi tak tersedia, maka tingkat
kapasitasnya:

Rated capacity = (jml mesin)(jam kerja mesin)(% penggunaan)(efisiensi sistem)

 Contoh: Suatu pabrik yang beroperasi 6 hari per minggu dengan dua shift (8
jam per shift) mempunyai 4 mesin dengan kemampuan sama. Bila mesin-mesin
tersebut digunakan 75% dari waktu pada tingkat efisiensi system 90%, maka
hitunglah tingkat output dalam kerja standar per minggu.

Rated capacity = (4)(8 x 2 x 6)(0.75)(0.9) = 259 jam kerja standar per minggu

 Kapasitas yang dinyatakan sebagai rate (jam standar per minggu) dipengaruhi
berbagai faktor, controllable factors maupun uncontrollable factors.

 Controllable factors: Tanah, tenaga kerja, fasilitas, alternative urutan


pekerjaan, pemeliharaan preventif, dsb

 Uncontrollable factors: Kerusakan mesin, tingkat absensi, kekurangan bahan,


pengerjaan kembali dari scrap product, prestasi tenaga kerja, masalah peralatan
yang tidak biasa.

 Berdasarkan dimensi waktu, perencanaan kapasitas dibedakan menjadi:


1. Perencanaan kapasitas jangka panjang (long range): (a) Lebih dari satu
tahun, (b) sumber daya produktif bisa diperoleh atau diselesaikan dalam
jangka waktu lama, seperti bangunan, peralatan atau fasilitas, (c)
memerlukan partisipasi dan persetujuan top management.
2. Perencanaan kapasitas jangka menengah (intermediate range): (a)
Bulanan atau kuartalan untuk periode 6 – 8 bulan akan dating, (b) kapasitas
bervariasi karena rekruitmen tenaga kerja, PHK, peralatan baru, sub-
contracting, dan pembelian auxiliary equipments.

©Syamsu Rizal, Drs. ME Page 2


Manajemen Operasional FEUG

3. Perencanaan kapasitas jangka pendek (short range): (a) Kurang dari satu
bulan, (b) dikaitkan dengan proses jadwal harian atau mingguan, (c)
penyesuaian untuk menghilangkan output planned dan output actual, (d)
mencakup keputusan kerja lembur, mutasi tenaga kerja, penggantian routing
produksi.

PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS

 Untuk menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas dengan fluktuasi permintaan


pasar

 Perluasan kapasitas dan tenaga kerja (penentuan kebutuhan tenaga kerja)

 Fluktuasi penjualan direspon dengan (1) mengurangi atau menambah jumlah


tenaga kerja adalah tidak ekonomis, (2) kerja lembur, sub kontrak dari luar,
penimbunan persediaan.

 Kerja lembur yang direncanakan untuk menghadapi periode-periode puncak


(peak season).

 Kebaikan kerja lembur:


1. Meningkatkan upah karyawan → karyawan lebih senang
2. Menghindari produktivitas rendah karena perubahan (+/-) jumlah karyawan
3. Meminimumkan requirement tenaga kerja yang kemudian di PHK
4. Mengatasi kesulitan dalam merekrut karyawan terampil

 Kelemahan kerja lembur:


1. Pendapatan karyawan berfluktuasi, karena kerja lembur tidak dilakukan terus
menerus.
2. Turunnya produktivitas selama kerja lembur karena produksi tidak didasarkan
kecepatan mesin atau ban berjalan → biaya meningkat
3. Hilangnya kerja lembur → upah (pendapatan) karyawan turun →
produktivitas turun agar kerja lembur diadakan lagi.

 Disamping itu, perencanaan tenaga kerja perlu mempertimbangkan:


1. Hilangnya produksi karena kelelahan, tingkat absensi, dan perputaran tenaga
kerja (labor turn-over)
2. Rasio tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang sesuai
dengan beban kerja pabrik.

©Syamsu Rizal, Drs. ME Page 3


Manajemen Operasional FEUG

PENENTUAN KEBUTUHAN KAPASITAS

 Secara teoritis, penentuan jumlah unit kapasitas (jam kerja karyawan atau
mesin) selama periode tertentu dapat digunakan rasio permintaan terhadap
kapasitas satu unit sumberdaya.

 Misalnya 500 jam kerja diperlukan untuk memenuhi permintaan bulanan. Jika
seorang karyawan bekerja 160 jam per bulan, maka diperlukan 3,125 orang
karyawan.

 Dalam praktek, penentuan kebutuhan kapasitas perlu mempertimbangkan


faktor-faktor lainnya.

 Menentukan jumlah total jam sumberdaya standar yang dibutuhkan untuk


memenuhi permintaan X produk-produk yang berbeda dengan Ni setiap jenis
produk:
X
H std   O (T  S )  B N 
i 1
i i i i i

Hstd = jumlah total sumberdaya yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan


Oi = jumlah output X yang diperlukan
Ti = waktu pengoperasian standar per unit X
Si = waktu persiapan standar per unit X
Bi = waktu standar untuk mempersiapkan sekumpulan (batch) X
Ni = jumlah kumpulan X yang diperlukan
X = banyaknya jenis produk

 Perusahaan ABC menghadapi permintaan produknya sebesar 200 unit per


bulan. Tersedia 22 hari kerja per bulan, waktu pengoperasian standar per unit
sebesar 8 jam, yang memerlukan waktu persiapan per unit selama 0.5 jam. 200
unit produk diproses dalam 10 batch (kumpulan). Jika pada setiap batch
selesai, mesin perlu diuji, diperiksa, dan diset-up kembali selama 4 jam, maka
htiunglah jumlah total sumberdaya standar yang dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan bulanan tersebut.

Karena hanya ada satu produk, maka X =1, sehingga jumlah total sumberdaya
standar yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan bulanan tersebut adalah:
Hstd = 200(8 + 0.5) + 4(10) = 1740 jam standar.

©Syamsu Rizal, Drs. ME Page 4


Manajemen Operasional FEUG

Menentukan jumlah total jam sumberdaya actual dengan menggunakan rumus


sebagai berikut:

H std
H act 
Eo Pw EM

Hact = jumlah total jam sumberdaya aktual


Eo = Efisiensi organisasional
Pw = Produktivitas operator
EM = Efisiensi mesin, faktor pemeliharaan, atau faktor mesin berhenti (rusak)

 Jika perusahaan ABC tersebut mempunyai efisiensi organisasional sebesar


95%, efisiensi mesin beroperasi sebesar 90%, dan para operator mesin bekerja
sesuai tingkat standar (sama dengan 1), maka hitunglah jumlah total jam
sumberdaya aktual.

1740
H act   2035.1 jam aktual
0.95(1)0.9

Menentukan jumlah sumberdaya yang dibutuhkan (peralatan, mesin, atau


karyawan) menggunakan rumus sebagai berikut:

H act
Nr 
H avl

Nr = jumlah sumberdaya yang dibutuhkan


Havl = jumlah jam tersedia per unit sumberdaya selama periode waktu tertentu

 Jika perusahaan ABC tersebut menjalankan setiap mesin selama 8 jam per hari,
maka hitunglah jumlah mesin yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan
bulanan tersebut.

2035.1
Nr   11.56 mesin
22(8)

Jika Nr = 12 mesin, maka akan ada waktu menganggur. Jika Nr = 11, maka
perlu kerja lembur. Keputusannya, jika biaya mesin ke-12 < biaya lembur
diambil Nr = 12. Jika biaya mesin ke -12 > biaya lembur diambil Nr = 11.
=====selamat mengerjakan-stay @ home-tetap semangat=====

©Syamsu Rizal, Drs. ME Page 5

Anda mungkin juga menyukai