Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI PENGUKURAN WAKTU KERJA

BAB IX
APLIKASI PENGUKURAN
WAKTU KERJA

Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa mampu memahami tentang manfaat pengukuran waktu kerja
(waktu baku) di industri.

Capaian Pembelajaran:
Mahasiswa mampu melakukan perhitungan, menerapkan hasil pengukuran
waktu kerja (waktu baku), dalam: perhitungan kapasitas produksi,
menentukan jumlah mesin yang dibutuhkan, biaya tenaga kerja langsung,
dan insentif pekerja.

9.1 Waktu Baku dan Aplikasinya

W
aktu merupakan elemen yang sangat menentukan dalam
merancang atau memperbaiki suatu sistem kerja. Peningkatan
efisiensi suatu sistem kerja mutlak berhubungan dengan waktu
kerja yang digunakan dalam berproduksi. Pengukuran waktu (time study)
pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu

136
APLIKASI PENGUKURAN WAKTU KERJA

kerja yang dibutuhkkan oleh seorang operator (yang sudah terlatih) untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, pada tingkat kecepatan
kerja yang normal, serta dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat
itu. Senada dengan pendapat Sutalaksana (1979), pengukuran waktu kerja
ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan, yaitu
waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja
terbaik.

Dengan demikian pengukuran waktu ini merupakan suatu proses


kuantitatif, yang diarahkan untuk mendapatkan suatu kriteria yang objektif.
Study mengenai pengukuran waktu kerja dilakukan untuk dapat melakukan
perancangan atau perbaikan dari suatu sistem kerja. Untuk keperluan
tersebut, dilakukan penentuan waktu baku, yaitu waktu yang diperlukan
dalam bekerja dengan telah mempertimbangkan faktor-faktor diluar
elemen pekerjaan yang dilakukan.

Waktu baku sebagai waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja


yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Pada awalnya, Taylor melakukan pengukuran waktu digunakan
sebagai kriteria dalam menentukan besarnya insentif bagi pekerja.
Namun, dalam perkembangannya pengukuran waktu dapat dimanfaatkan
dalam banyak hal. Berikut beberapa fungsi waktu baku di industri, yaitu
(Yanto, 2017):

1. Perhitungan kapasitas produksi suatu unit kerja atau bahkan


perusahaan sekalipun.
2. Membuat jadwal produksi (production schedulling) dan
perencanaan kerja
3. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja (man power planning)
4. Perencanaan sistem kompensasi
5. Mengukur produktivitas pekerja
6. Menentukan upah pekerja (labour cost)
7. Menentukan besaran ongkos produksi suatu produk
8. Menentukan jumlah mesin atau peralatan yang diperlukan
9. Mengukur dan memperbaiki keseimbangan lintasan produksi (line
balancing)
10. Mengetahui besaran-besaran performansi sistem kerja berdasar
data produksi aktual

137
APLIKASI PENGUKURAN WAKTU KERJA

9.2 Perhitungan Kapasitas Produksi


Salah satu aplikasi atau pemanfaatan dengan diperolehnya
waktu baku untuk suatu pekerjaan tertentu adalah untuk menghitung
kapasitas produksi (dalam unit per satuan waktu). Dengan adanya waktu
baku untuk suatu kegiatan/pekerjaan tertentu (misal dalam menit per
unit), maka dapat dihitung berapa jumlah barang/produk yang dapat
dihasilkan dalam satuan waktu tertentu juga (misal dalam 1 shift kerja, 1
hari, 1 minggu, atau 1 bulan). Dengan demikian, kapasitas produksi aktual
dapat dihitung melalui data waktu baku (Yanto, 2017)

Lebih lanjut, dengan diketahuinya kapasitas produksi aktual


(melalui waktu baku) perusahaan dapat melakukan penjadwalan produksi
dan perencanaan kerja dengan baik. Misalnya, jika terdapat permintaan
terhadap produk dalam jumlah tertentu, perusahaan dapat membanding-
kan jumlah permintaan dengan kapasitas produksinya dalam waktu kerja
regular. Jika permintaan lebih besar daripada kapasitas produksi regular,
perusahaan dapat menjadwalkan waktu lembur (over time) bagi pekerja,
menambah jumlah shift kerja, atau melakukan sub kontrak kepada pihak
lain, agar perusahaan mampu memenuhi seluruh permintaan sesuai waktu
yang diinginkan/ditentukan pemesan.

Contoh:
Di bagian produksi suatu perusahaan, manajer produksi ingin mengetahui
gambaran kemampuan produksi produk A dengan menentukan kapasitas
produksi. Untuk itu, dilakukan pengukuran waktu baku dengan metode jam
henti. Dari hasil pengukuran waktu kerja diperoleh waktu baku untuk
memproduksi satu init produk A adalah sebesar 1,8 menit. Dari
pengalaman sebelumnya, diperoleh tingkat performansi yang diharapkan
adalah sebesar 80%, dan downtime (setting, bersih-bersih, istirahat, dll)
adalah 30 menit per shift (8 jam) kerja. Berdasarkan informasi tersebut,
hitung:
a. Kapasitas produksi aktual selama 1 shift kerja! Berapa kapasitas
produksi sebulan jika diasumsikan terdapat 25 hari kerja regular dalam
1 bulan.
b. Jika terdapat permintaan sebanyak 5.500 unit produk A, yang harus
selesai dalam 1 bulan! Apakah kapasitas saat ini masih memadai?
c. Jika kapasitas produksi saat ini tidak memadai bagaimana cara
mengatasinya?

138
APLIKASI PENGUKURAN WAKTU KERJA

Penyelesaian:

a. Besarnya kapasitas produksi:


- Waktu kerja efektif untuk memproduksi produk A= ((8 jam x
60 menit) – 30 menit) x 80% = 360 menit per shift kerja
360
- Kapasitas produksi = = 200 unit produk A per 𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡
1,8
- Jika dalam 1 hari terdapat 25 hari kerja regular, maka
kapasitas produksi dalam 1 bulan = 200 unit x 25 hari = 5.000
unit
b. Jika terdapat permintaan sebanyak 5.500 unit:
- Jika dibandingkan dengan kapasitas produksi saat ini (5.000
unit), maka terdapat kekurangan kapasitas sebesar = 5.500 –
5.000 = 500 unit.
c. Mengatasi kekurangan kapasitas produksi:
- Untuk mengatasi kekurangan 500 unit diperlukan tambahan
waktu = 500 unit x 1,8 menit/unit = 900 menit.
- Dengan asumsi belum ada perbaikan/peningkatan waktu kerja
efektif (meningkatkan performansi pekerja, dan menurunkan
jumlah downtime), kita coba hitung berapa jumlah shift kerja
yang dibutuhkan (jika solusi nya dengan menambah shift
900
kerja) = = 4,5 𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡
200
- Dengan demikian, diperlukan tambahan sebanyak 5 shift kerja
(pembulatan keatas).
- Tambahan 5 shift kerja ini dapat diselesaikan dengan
penambahan jam kerja non regular: jam kerja pada hari libur
atau jam kerja malam (over time).

Dari contoh ilustrasi di atas, perusahaan selain dapat menghitung


kapasitas produksinya, waktu baku juga dapat digunakan untuk
melakukan perencanaan kerja. Terlihat bahwa untuk permintaan sebanyak
5.500 unit, perusahaan tidak dapat memenuhi karena kapasitas yang
dimiliki hanya 5.000 unit.

Dengan waktu baku yang ada, perusahaan dapat melakukan


perencanaan kerja untuk memenuhi kekurangan kapasitas sebanyak 900
unit, dengan cara penambahan jumlah shift kerja. Penambahan shift kerja
sebanyak 5 shift dapat dilakukan pada jam kerja non regular, seperti jam
kerja pada hari libur/tanggal merah atau jam kerja malam (over time).

139
APLIKASI PENGUKURAN WAKTU KERJA

Biasanya untuk waktu kerja non regular, upah yang dibayarkan kepada
pekerja lebih besar dari pada upah waktu kerja regular. Dengan demikian,
waktu baku juga dapat membantu dalam menentukan ongkos produksi
suatu produk.

9.3 Menentukan Jumlah Mesin yang Dibutuhkan


Salah satu informasi yang paling krusial dalam memulai suatu
proses kerja atau kegiatan produksi adalah menentukan berapa jumlah
mesin yang dibutuhkan untuk melakukan proses produksi yang diperlukan.
Kebutuhan jumlah mesin berhubungan dengan biaya investasi pembelian
mesin, ketersediaan ruang, kemampuan produksi, alokasi personil, biaya
perawatan mesin, dan sebagainya (Yanto, 2017).

Contoh:
Bagian produksi suatu perusahaan menargetkan kapasitas produksi 2.500
unit untuk produk A, dalam 1 shift kerja (8 jam). Berdasarkan perhitungan
waktu kerja diperoleh waktu baku sebesar 1,8 menit untuk mengerjakan
produk A tersebut di mesin X. jika tingkat performansi yang diharapkan
adalah sebesar 80%, dan maksimum downtime (setting, bersih-bersih,
istirahat, dll) sebesar 30 menit dalam 1 shift kerja. Tentukan jumlah mesin
X yang diperlukan sehingga target produksi dapat dicapai!

Penyelesaian:

Untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan agar memenuhi target


yang ditetapkan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menghitung plant rate atau takt time, yaitu jumlah menit yang tersedia
dibagi dengan target output yang ditetapkan.

- Waktu kerja efektif untuk memproduksi produk A= ((8 jam x 60


menit) – 30 menit) x 80% = 360 menit per shift kerja
360
- Plant rate = = 0,144 menit per unit
2.500
1,8
- Jumlah mesin yang dibutuhkan = = 12,5 unit mesin
0,144
- Berdasarkan perhitungan jumlah mesin X yang dibutuhkan, yaitu
sebanyak 12,5 unit (disebut jumlah mesin teoritis)
- Sedangkan jumlah mesin X aktual yang dibutuhkan sebanyak 13
unit (dilakukan pembulatan ke atas.

140
APLIKASI PENGUKURAN WAKTU KERJA

Contoh di atas merupakan ilustrasi penentuan jumlah mesin


untuk 1 jenis produk dan 1 jenis operasi untuk 1 mesin. Pada kenyataannya,
bisa dibilang hampir tidak ada produk yang hanya dihasilkan dari 1 jenis
kegiatan operasi. Hampir semua kegiatan produksi melibatkan multi
operasi, multi mesin, dan multi produk atau komponen.

9.4 Menentukan Biaya Tenaga Kerja Langsung


Waktu baku yang diperoleh dari hasil pengukuran kerja dapat
digunakan untuk menentukan besarnya biaya tenaga kerja langsung
(direct labour cost) di industri manufaktur. Biaya tenaga kerja langsung
merupakan komponen penentuan biaya produksi. Untuk menentukan
biaya tenaga kerja langsung diperlukan informasi meliputi: jumlah produk
yang akan diproduksi per satuan waktu, waktu baku untuk menghasilkan 1
unit produk, jam kerja yang tersedia, dan upah kerja dalam rupiah per jam
(Yanto, 2017).

Contoh:
Suatu perusahaan telah memproduksi produk A selama beberapa tahun
terakhir. Seiring dengan peningkatan jumlah permintaan pasar akan
produk A, bagian produksi berusaha untuk meningkatkan pula jumlah
produksinya menjadi 75.000 unit per tahun (atau rata-rata 6.250 unit per
bulan). Pada saat ini, waktu baku untuk menghasilkan 1 unit produk A
adalah sebesar 1,8 menit. Diketahui jumlah jam kerja yang tersedia adalah
8 jam kerja per shift, dan upah kerja karyawan sebesar Rp. 20.000 per jam.
Berdasarkan informasi tersebut, tentukan berapa biaya tenaga kerja
langsung per tahunnya!

Penyelesaian:
60
- Jumlah produk per jam = = 33,33 unit
1,8
- Jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan 36.000 unit
75.000
= = 2.250,23 jam kerja per tahun
33,33
- Totak biaya tenaga kerja langsung per tahun = 2.250,23 jam x
Rp. 20.000 per jam = Rp. 45.004.600,-
- Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh total biaya tenaga kerja
langsung yang dibutuhkan sebesar Rp. 45.004.600, untuk
menghasilkan 75.000 unit produk A per tahun.

141
APLIKASI PENGUKURAN WAKTU KERJA

9.5 Perhitungan Insentif Pekerja


Bilamana waktu baku (waktu standar) dan output standar sudah
berhasil ditetapkan, maka perusahaan (manajemen) memiliki kemudahan
dalam melakukan evaluasi tentang performansi kerja karyawan. Waktu
dan output standar menjadi tolok ukur dalam menetukan target pekerja.
Bagi mereka yang berhasil melampaui target yang telah ditetapkan, tentu
saja harus dihargai dengan memberikan imbalan, insentif atau bonus.

Tujuan utama dari pemberian insentif kepada karyawan pada


dasarnya adalah untuk memotivasi mereka agar bekerja lebih baik dan
dapat menunjukkan prestasi yang baik. Cara seperti ini adalah cara yang
sangat efektif untuk meningkatkan hasil produksi perusahaan. Penerapan
sistem upah insentif ini dimaksudkan agar perusahaan mampu mendorong
peningkatan produktivitas kerja karyawan, dan mempertahankan karyawan
yang berprestasi untuk tetap berada dalam perusahaan.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa


tujuan dari pemberian insentif, yaitu :
a. Bagi perusahaan
Tujuan pelaksanaan pemberian insentif kepada karyawan
dimaksudkan untuk meningkatkan produksi dengan cara
mendorong mereka agar bekerja disiplin dan semangat yang lebih
tinggi dengan tujuan menghasilkan kualitas produksi yang lebih
baik serta dapat bekerja dengan menggunakan faktor produksi
seefektif dan seefisien mungkin.

b. Bagi karyawan
Dengan pemberian insentif dari perusahaan maka diharapkan
karyawan memperoleh banyak keuntungan, seperti misalnya
mendapatkan upah atau gaji yang lebih besar, mendapat dorongan
untuk mengembangkan dirinya dan berusaha bekerja dengan
sebaik sebaiknya.

Di perusahaan biasanya ada 2 (dua) macam model insentif yang


diterapkan, yaitu: financial incentive dan non financial incentive. Financial
incentive adalah insentif yang dinilai dengan uang, misalnya upah dan gaji
lebih, fasilitas makan siang, fasilitas kesehatan, rekreasi, jaminan hari tua
dan lain sebagainya. Sedangkan non financial incentive adalah insentif

142
APLIKASI PENGUKURAN WAKTU KERJA

yang tidak dapat dinilai dengan uang, misalnya jam kerja, tambahan hari
cuti, pengakuan atas partisipasi, penghargaan atas prestasi kerja,
kesempatan promosi, hubungan dengan atasan dan lain sebagainya.

Dalam pemberian insentif perusahaan harus memperhatikan


kondisi perusahaan dan karyawan, karena pemilihan yang tepat terhadap
pemberian insentif akan menentukan keberhasilan perusahaan. Dalam
dunia industri ada beberapa sistem insentif yang biasanya digunakan dan
diberikan untuk karyawan bagian produksi, yaitu (Barnes, 1980):

a. Berdasarkan waktu kerja (per jam, per hari, per minggu, per bulan
atau per tahun).
Penentuan upah kerja berdasarkan waktu kerja ditentukan melalui
evaluasi kerja yaitu dengan nilai yang telah ditetapkan perusahaan
atau dengan perundingan bersama. Biasanya telah ada rate
tertentu yang ditetapkan untuk setiap kelas (level) pekerjaan.
Pembayaran upah tersebut juga disesuaikan dengan upah dasar,
keuntungan yang diperoleh perusahaan dan biaya hidup. Insentif
jenis ini dapat dibagi lagi menjadi:
(1) Premi didasarkan atas waktu yang dihemat.
• Halsey Plan
Halsey menentukan waktu standar dan upah per jam yang
tertentu. persentase premi yang diberikan adalah 50% dari
waktu yang dihemat. Alasannya adalah tidak adanya standar
kerja yang tepat sekali.
• 100 Percent Premium Plan
Pada dasarnya cara pemberian insentif ini sama dengan
Halsey Plan, tetapi persentase preminya adalah 100% dari
waktu yang dihemat.
• Bedaux Plan
Pemberian insentif yang diberikan pada karyawan adalah
sebesar 75% dari upah normal per jam dikalikan dengan
waktu yang dihemat.
(2) Premi didasarkan atas waktu pekerjaan.
• Rowan Plan
Pada sistem ini insentif didasarkan atas waktu kerja.
• Emerson Plan
Untuk menerapkan sistem insentif ini maka diperlukan
suatu tabel indeks efisiensi. Jadi insentif akan bertambah

143
APLIKASI PENGUKURAN WAKTU KERJA

dengan naiknya efisiensi kerja karyawan sesuai dengan


naiknya efisiensi kerja sesuai dengan prosentase (tabel
indeks efisiensi) yang telah ditetapkan.
(3) Premi didasarkan atas waktu standar.
• Pada sistem ini premi diberikan sebesar 20% dari standar.

b. Berdasarkan hasil kerja/unit kerja yang dihasilkan (per potong, per


ton, atau berdasarkan standar produksi per jam/hari).
Penentuan upah kerja berdasarkan hasil kerja merupakan salah
satu metode tertua yang digunakan dalam penentuan upah kerja.
Pembayaran upah kepada pekerja menurut metode ini, sesuai
dengan output kerja yang mereka hasilkan. Namun juga
berdasarkan kepada upah dasar yang berlaku. Sehingga bila terjadi
kenaikan upah dasar, maka upah kerja juga akan berubah per hasil
kerjanya. Metode ini dapat dibagi lagi menjadi:
(1) Straight Piecework Plan (upah per potong proporsional)
Sistem ini paling banyak digunakan. Dalam hal ini pekerjaan
dibayar berdasarkan seluruh produk yang dihasilkan dikalikan
tarif upah per potong.
(2) Taylor Piecework Plan (upah per potong taylor)
Menurut sistem ini menentukan tarif yang berbeda untuk
karyawan yang bekerja di atas dan di bawah output rata-rata.
Bagi karyawan yang berhasil mencapai atau melebihi output
rata-rata maka akan menerima upah per potong yang lebih
besar daripada yang bekerja mendapat output dibawah rata-
rata.
(3) Group Piecework Plan (upah per potong kelompok)
Dalam hal ini cara menghitung upah adalah dengan
menentukan suatu standar untuk kelompok. Mereka yang
berada di atas standar kelompok akan dibayar sebanyak unit
yang dihasilkan dikalikan dengan tarif per unit. Sedangkan
yang bekerja di bawah standar akan dibayar dengan jam kerja
dikalikan dengan tarif kerja.

144
APLIKASI PENGUKURAN WAKTU KERJA

9.6 Latihan Soal


1. Sebutkan dan jelaskan manfaat waktu baku!
2. Sebutkan dan jelaskan informasi apa saja yang dibutuhkan dalam
menentukan kapasitas produksi?
3. Jika diketahui waktu baku untuk menghasilkan produk B adalah
sebesar 0,6 menit, tingkat performansi 75%, dan downtime
(setting, bersih-bersih, istirahat, dll.) sebesar 10% dari jam kerja per
hari. Berdasarkan informasi tersebut, hitung:
a. Kapasitas produksi aktual selama 1 hari kerja! Dan kapasitas
produksi sebulan jika terdapat 20 hari kerja regular dalam 1
bulan.
b. Jika terdapat permintaan sebanyak 12.000 unit. Apakah
kapasitas saat ini masih memadai?
c. Jika kapasitas produksi saat ini tidak memadai bagaimana cara
mengatasinya?
4. Sebutkan dan jelaskan informasi apa saja yang dibutuhkan dalam
menentukan kebutuhan jumlah mesin!
5. Sesuai soal no 3. Tentukan jumlah mesin yang dibutuhkan jika
perusahaan menargetkan kapasitas produksi menjadi 12.000 unit
per bulan!
6. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis insentif!
7. Jelaskan metode pemberian insentif yang biasa digunakan di
industri/perusahaan.

145

Anda mungkin juga menyukai