Anda di halaman 1dari 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil (Terlampir)

B. Pembahasan Judul dari praktikum ini adalah Perencanaan Agregat. Tujuan dari praktikum ini adalah mengajarkan mahasiswa untuk dapat melakukan perencanaan agregat dengan bantuan komputer dan mengajarkan mahasiswa untuk dapat menganalisis/menginterpretasikan hasil perencanaan agregat. Prosedur yang pertama dilakukan adalah membuka WinQSB dan memilih program Aggregate Planning. Dipilih new problem dengan pilihan problem type menggunakan simple model. Simple model adalah metode yang paling sederhana dan mudah untuk digunakan. Lalu diberi tanda silang pada overtime allowed dan hire/dismissal allowed. Problem title diisi sesuai keinginan. Number of planning periods diisi 5 karena jangka waktu perencanaan yang ditetapkan adalah 5 periode yaitu bulan Januari sampai dengan Mei. Kemudian Planning Resource Name tetap employee dengan capacity unit of planning resource adalah hours. Sedangkan capacity requirement per product/service adalah 0,5. Karena jumlah pekerja awal adalah 6 maka pada Initial number of planning resource diisi 6. Lalu initial inventory/backordered diisi sesuai jumlah awal persediaan yang ada yaitu 250. Setelah itu klik OK. Setelah itu akan muncul tabel untuk menginput data. Sebelumnya, nama periode diubah menjadi bulan Januari sampai Mei dengan cara klik edit lalu dipilih period name. Pada data item forecast demand diisikan ramaln permintaan produk selama bulan Januari sampai dengan Mei. Pada data item forecast demand diisikan ramaln permintaan produk selama bulan Januari sampai dengan Mei. Pada data initial number of employee diisikan sesuai jumlah pekerja awal yaitu 6. Pada data item regular time capacity in hours per employee diisikan jumlah jam/hari x jumlah hari/minggu x jumlah minggu/bulan (7 x 5 x 4) = 140.

Pada data item regular cost per hours diisikan biaya pekerja per jam yaitu 2. Pada data item regular cost per hours diisikan biaya undertime per jam yaitu 1. Pada data item overtime capacity in hours per employee diisikan kapasitas lembur per pekerja per bulan yaitu 40.,Pada data item overtime cost per hours diisikan biaya lembur per jam yaitu 3.,Pada data item hiring cost per employee diisikan biaya perekrutan pekerja yaitu 50.,Pada data item dismissal cost per employee diisikan biaya pemberhentian pekerja yaitu 60. Pada data item initial

inventory/backordered diisikan persediaan awal yaitu 250. Pada data item maximum inventory allowed, huruf M diganti dengan angka 5000. Pada data item minimum ending inventory diisikan safety stock 50 unit. Pada data item untuk inventory holding cost, diisikan biaya penyimpanan per unit per bulan yaitu 0.01. Pada data item capacity requirement in hours per unit diisikan waktu perakitan per unit yaitu 0.5 jam. Data disimpan dengan nama Agregat. Pada praktikum ini dilakukan dua strategi dengan masing-masing dua metode. Penyelesaian pertama menggunakan Constant Average Production (Level Strategy). Cara kerjanya adalah dibuka menu Solve and Analyze klik Solve the Problem lalu pada Solution Method dipilih Constant Average Production (Level Strategy). Pada Production Quantity dipilih Whole Number agar dapat digunakan bilangan bulat. Proposed Average Production digunakan sesuai dengan alternatif yang diberikan program yaitu 1450. Kemudian diklik OK dan setelah itu rencana agregat diperoleh. Diklik Show Cost Analysis untuk mengetahui biaya perencanaan agregat. Diklik Show Graphic Analysis untuk mengetahui pola distribusi data. Cara yang sama juga dilakukan terhadap metode Constant Regular
Time Employee (Level Strategy), Up-to-Demand with Regular Time Employee, dan

Up-to-Demand with Regular and Overtime Employee hanya saja pada ketiga metode ini Proposed Number of Regular Time Employees diisi sesuai jumlah pekerja yang digunakan yaitu 6. Level Strategy merupakan sebuah rencana agregat di mana produksi harian tetap sama dari periode ke periode. Strategi ini lebih menekankan kepada pemerataan kapasitas dengan penyesuaian persediaan (buffering with inventory), penyesuaian pemesanan kembali (buffering with backlog) dan penyesuaian kerja

lembur atau subkontrak (buffering with overtime or subcontracting). Level Strategy menjaga tingkat output, nilai produksi atau jumlah tenaga kerja yang konstan. Pada strategi ini production rate sama dengan average demand,

Pada praktikum ini digunakan dua Solution Method, 1. Constant Average Production (Level Strategy) Dengan solution method ini didapat proposed average production sebesar 1450. Proposed average production sebenarnya adalah rata-rata dari demand yang ada yaitu 1490, namun program ini secara otomatis memilih proposed average production sebesar 1450 karena pada jumlah ini didapat cost yang paling minimum. a. Analisa Agregat Setelah semua data diinput dengan menggunakan solution method CAP kemudian didapat hasil yang terdiri dari regular production, overtime production, total production, ending inventory, hiring, dismissal dan number of employees. Regular production adalah proposed average production yaitu 1450. Regular production ini sama untuk semua periode. Total production adalah regular production ditambah dengan overtime production. Karena pada kasus ini tidak ada overtime maka total production pada bulan Januari adalah 1450. Sedangkan ending inventory didapat dari total production dikurang demand kemudian ditambah ending inventory sebelumnya,

Ending Inventory Januari ( ( ( ( ) ) ) )

Ending Inventory Februari

Ending Inventory Maret

Ending Inventory April

Ending inventory pada bulan ini 0 karena produksi lebih kecil dari ramalan demand dimana 1800 dikurang 1450 adalah 350. Sedangkan ending inventory pada bulan sebelumnya hanya 150 unit. Artinya semua ending invetory habis untuk memenuhi permintaan sehingga pada bulan ini tidak ada ending inventory dan terdapat 200 permintaan yang tidak dapat dipenuhi pada bulan ini. Ending Inventory Mei ( )

Ending inventory pada bulan ini 50 karena 1450 dikurang 1200 adalah 250 unit, dimana bulan lalu terdapat 200 permintaan tidak terpenuhi maka permintaan tersebut dipenuhi pada bulan ini sehingga ending inventory adalah 250 dikurang 200 yaitu 50 unit. Selanjutnya, hiring dan dismissal 0 karena jumlah tenaga kerja yang digunakan tetap yaitu 6. Tidak ada penambahan dan pengurangan tenaga kerja pada strategi ini. b. Analisa Cost Pada analisa cost didapat hasil, Regular Time Karena semua regular production sama maka perhitungan:


( (

Undertime
) ) ( ) ( )

Inventory Holding Cost

Contoh pada bulan Januari,

Cost tiap periode dijumlah sehingga didapat total cost pada bulan Januari adalah $1568, pada bulan Februari adalah $1568, bulan Maret adalah $1567, bulan April adalah $1565, dan bulan Mei adalah $1566 sehinggal total cost kelima periode adalah $7833.

2. Constant Regular Time Employee (Level Strategy)

Dengan solution method ini didapat proposed number of regular time employees 6 karena jumlah pekerja yang dipekerjakan adalah 6.
a. Analisa Agregat Hasil analisa agregat Constant Regular Time Employee hampir sama dengan

Constant Average Production hanya saja kali ini regular production didapat dari,
( ) Total production dan ending inventory cara perhitungannya sama dengan

Constant Average Production. Total production adalah regular production ditambah dengan overtime production. Sedangkan ending inventory didapat dari total production dikurang ramalan demand kemudian ditambah ending inventory sebelumnya.
b. Analisa Cost Untuk cost, cara menghitungnya sama persis dengan solution method Constant

Average Production hanya saja pada solution method ini tidak terdapat undertime cost.

Regular Time Karena semua regular production sama maka perhitungan:

Inventory Holding Cost

Contoh pada bulan Januari,

Lalu cost tiap periode dijumlah sehingga didapat total cost pada bulan Januari adalah $1685, pada bulan Februari adalah $1688, bulan Maret adalah $1688, bulan April adalah $1687, dan bulan Mei adalah $1692 sehinggal total cost kelima periode adalah $8441. Perbedaan dari kedua metode ini terdapat pada regular production yang dilakukan. Regular production pada Constant Average Production didapat dari rata-rata demand sedangkan pada Constant Regular Time Employee didapat dari
perkalian kapasitas waktu regular per pekerja dengan jumlah pekerja dan jumlah unit yang diproduksi dalam satu jam. Perbedaan lainnya yaitu adanya biaya undertime pada

Constant Average Production.


Metode yang paling optimal adalah metode yang menghasilkan output total cost terkecil. Dari hasil cost yang didapat, terlihat metode yang lebih optimal adalah Constant

Average Production karena memiliki total cost 5 periode yang lebih kecil dari
Constant Regular Time Employee yaitu $7833.

Strategi kedua yang digunakan adalah chase strategy. Strategi ini selalu menyesuaikan produksi dengan permintaan yang ada dengan perubahan tenaga kerja menyesuaikan jumlah produksi yang dilakukan sehingga biaya yang dominan pada strategi ini adalah biaya-biaya akibat perubahan jumlah tenaga kerja dari waktu ke waktu.

Pada praktikum ini digunakan dua Solution Method, 1. Up-to-Demand with Regular Time Employee Dengan solution method ini didapat proposed number of regular time employees 6 karena jumlah pekerja yang dipekerjakan adalah 6. a. Analisa Agregat Pada metode ini regular production disesuaikan dengan demand yang ada. Ramalan demand pada bulan Januari adalah 1400 unit sedangkan perusaahan sudah memiliki persediaan awal 250 dimana 200 digunakan untuk memenuhi demand bulan Januari dan 50 digunakan untuk safety stock. Sehingga perhitungannya,

Karena pada bulan ini tidak ada overtime production maka total productionnya adalah 1200. Sedangkan untuk pekerja hanya

membutuhkan 5 orang dan harus memberhentikan satu orang dengan dasar perhitungan,
( )

Pada bulan Februari terdapat ramalan demand sebesar 1450, sehingga regular production yang diperlukan adalah 1450 didapat dari

1450 dikurang sisa inventori sebelumnya ditambah dengan safety stock 50 unit, ( )

Total productionnya adalah 1450 unit. Pekerja yang dibutuhkan untuk memproduksi 1450 unit yaitu sebanyak 6 pekerja dari hasil perhitungan ( )

Artinya, harus dilakukan perekrutan sebanyak 1 pekerja karena pekerja yang tersedia dari bulan lalu hanya 5 orang. Untuk bulan Maret sampai Mei dilakukan perhitungan yang sama. Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan selalu disesuaikan dengan produksi yang dilakukan sehingga didapat total pekerja pada bulan Maret sebanyak 6 orang, pada bulan April direkrut 1 orang sehingga total pekerja 7 dan pada bulan Mei hanya membutuhkan 5 pekerja sehingga 2 pekerja diberhentikan. b. Analisa Cost Pada analisa cost didapat hasil, Regular Time
Januari Februari Maret April Mei

( (

Undertime
) ) ( ( ( ) ) ) ( ( ( ) ) )

Januari
Februari Maret

April Mei (

( )

) (

( )

Inventory Holding Cost Karena yang disimpan hanya safety stock sejumlah 50 unit maka inventory holding cost tiap periode adalah

Dengan jumlah dari kelima periode,

Hiring & Dismissal Untuk biaya hiring dan dismissal hanya tinggal dikalikan sesuai dengan jumlah pekerja yang direkrut (hiring) atau diberhentikan (dismissal). Contoh pada bulan Januari diberhentikan 1 orang, dengan biaya dismissal yang ditentukan perusahaan yaitu $60 sehingga total biaya dismissal pada periode Januari adalah sedangkan pada bulan Februari direkrut 1 orang dengan biaya perekrutan yang ditentukan perusahaan sebesar $50 sehingga total biaya hiring pada periode Februari adalah .

Setelah dilakukan semua perhitungan pada tiap periode, diketahui total biaya keseluruhan untuk perencanaan agregat dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei adalah $7968. 2. Up-to-Demand with Regular and Overtime Employee Dengan solution method ini didapat proposed number of regular time employees 6 karena jumlah pekerja yang dipekerjakan adalah 6. a. Analisa Agregat Pada bulan Januari diketahui ramalan demand sebesar 1400 unit, sedangkan perusahaan sudah memiliki inventori sebesar 250 dimana disisakan 50 sebagai safety stock. Jadi total produksi untuk bulan Januari adalah 1200 unit. Dibutuhkan 4 pekerja untuk memproduksi 1200 unit produk yang didapat dari perhitungan

Karena hanya dibutuhkan 4 pekerja maka 2 pekerja harus diberhentikan. Setelah diketahui jumlah pekerja maka dapat dihitung regular production untuk bulan Januari dengan persamaan berikut,

Sedangkan overtime production didapat dengan cara mengurangi total production dengan regular production, contoh pada bulan Januari overtime productionnya adalah 1200-1120 = 80 unit. Perhitungan untuk bulan Februari sampai dengan April dilakukan dengan cara yang sama. Lalu diketahui overtime production bulan Februari sampai April berturut-turut adalah 50, 200, 400, dan 80. Total pekerja pada bulan Februari sebanyak 5 orang dan harus merekrut 1 orang, Maret sebanyak 5 orang, pada bulan April tetap 5 orang dan pada bulan Mei hanya membutuhkan 4 pekerja sehingga 1 pekerja diberhentikan. b. Analisa Cost Regular Time
Januari Februari Maret April Mei Overtime

Januari Februari Maret

120

April Mei

Inventory Holding Cost Karena yang disimpan hanya safety stock sejumlah 50 unit maka inventory holding cost tiap periode adalah

Dengan jumlah dari kelima periode,

Hiring & Dismissal Untuk biaya hiring dan dismissal hanya tinggal dikalikan sesuai dengan jumlah pekerja yang direkrut (hiring) atau diberhentikan (dismissal). Contoh pada bulan Januari diberhentikan 2 orang, dengan biaya dismissal yang ditentukan perusahaan yaitu $60 sehingga total biaya dismissal pada periode Januari adalah sedangkan pada bulan Februari direkrut 1 orang dengan biaya perekrutan yang ditentukan perusahaan sebesar $50 sehingga total biaya hiring pada periode Februari adalah .

Setelah dilakukan semua perhitungan pada tiap periode, diketahui total biaya keseluruhan untuk perencanaan agregat dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei adalah $7888. Perbedaan kedua metode ini adalah pada metode up-to-demand with regular time employee, pekerja bekerja sesuai dengan jam kerja normal. Sedangkan pada metode up-to-demand with regular and overtime employee, pekerja bekerja pada jam kerja normal ditambah kerja lembur agar dapat memenuhi permintaan karena jumlah pekerja yang digunakan lebih sedikit dari metode up-to-demand with regular time. Dari kedua metode ini diketahui metode yang paling optimal adalah Up-toDemand with Regular and Overtime Employee. Hal ini dikarenakan total cost pada metode tersebut lebih kecil dibanding metode Up-to-Demand with Regular Time Employee yaitu $7888.

Setelah

dilakukan

perencanaan

agregat

dan

perencanaan

biaya

menggunakan Level Strategy dan Chase Strategy maka dapat diketahui strategi mana yang paling optimal. Strategi yang paling optimal adalah strategi yang dapat meminimalkan cost untuk produksi. Diketahui cost terkecil pada Level Strategy adalag $7833 dan cost terkecil pada Chase Strategy adalah $7888 sehingga strategi optimal yang dapat diterapkan perusahaan adalah Level Strategy. Beberapa metode lain antara lain metode matematis seperti pemrograman linier, linear decision rules dan transportasi pemrograman linear. Pemrograman Linier disingkat merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. Bentuk umum pemrograman linier adalah sebagai berikut : Fungsi tujuan : Maksimumkan atau minimumkan z = c1x1 + c2x2 + ... + cnxn Sumber daya yang membatasi : a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn = / / b1 a21x1 + a22x2 + + a2nxn = / / b2 am1x1 + am2x2 + + amnxn = / / bm x1, x2, , xn 0 Simbol x1, x2, ..., xn (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah variabel keputusan (xi) oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Simbol c1,c2,...,cn merupakan kontribusi masing-masing variabel keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi tujuan pada model matematiknya.Simbol a11, ...,a1n,...,amn merupakan penggunaan per unit variabel keputusan akan sumber daya yang membatasi, atau disebut juga sebagai koefisien fungsi kendala pada model matematiknya. Simbol b1,b2,...,bm menunjukkan jumlah masing-masing sumber daya yang ada. Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari banyaknya sumber daya yang terbatas. Pertidaksamaan terakhir (x1, x2, , xn 0) menunjukkan batasan non negatif.

Linear Decision Rule merupakan model perencanaan agregat yang berupaya untuk mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga kerja sepanjang periode tertentu. Metode transportasi adalah sebuah metode untuk mendapatkan solusi optimal dalam perencanaan agregat yang menekankan pada upaya mengurani biaya. Metode koefisien manajemen adalah model keputusan formal di seputar pengalaman dan kinerja seorang manajer, dengan asumsi kinerja manajer masa yang lalu cukup baik sebagai dasar untuk keputusan yang akan datang. Teknik yang digunakan adalah sebuah teknik analisis regresi dari keputusan produksi masa lalu yang dibuat manajer. Garis regresinya menyajikan hubungan antara variabel, seperti permintaan dan tenaga kerja.

Anda mungkin juga menyukai