Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DAN SISTEM TATA KELOLA YANG

DITERAPKAN OLEH PIHAK MCDONALD’S


6. Tugas Tanggung Jawab & Otoritas
Berdasarkan job desk dari struktur organisasi yang ada pada McDonald’s, maka dapat digambarkan
klasifikasi level manajemen yang nantinya akan mengatur ruang lingkup tugas tanggung jawab dan
otoritas pada tiap2 level. Berikut klasifikasinya :

 Transaction Processing System (TPS)


 Process Control System (PCS)
 Decision Support System (DSS)
 Expert Support System (ESS)

4. Independensi

 Pemerintahan Indonesia membebaskan bagi pihak manajemen untuk melakukan tindakan


ekspansi atau perluasan bisnis demi memperlancar dan meningkatkan tingkat perekonomian
bangsa. Gerai-gerai resto yang dimiliki oleh McDonald’s pun rata-rata bersifat independent store
dimana resto McDonald'snya tidak berada di dalam mall sehingga akan memiliki fasilitas yang
banyak demi memuaskan konsumen.

1. Filosofi Manajemen & Gaya Operasional McDonald’s


Akar dari kesuksesan McDonald's adalah pada filosofi yang dijalankan secara terus-menerus dalam
sistem operasionalnya.

Analisis Efektivitas
Pengendalian Internal McDonald’s
3. Pasokan bahan baku
Banyaknya pemasok di dalam negeri tidak menjamin kelangsungan pasokan. Pasokan sering terputus
pada hari-hari libur seperti Idul Fitri, Natal & Tahun Baru, dan liburan sekolah. Untuk mengantisipasi
gangguan pasokan selama hari-hari tersebut, manajemen membuat kontrak jangka panjang dengan
merencanakan pesanan lebih awal dan menyimpan persediaan bahan baku yang cukup sebelum hari-
hari libur tersebut.
Sejarah Singkat
Mcdonald’s di Indonesia

Culture (Budaya)
Seiring berjalannya waktu, diversifikasi produk pun dilakukan. McDonald’s
selalu menyesuaikan strategi marketingnya dengan budaya setempat. Untuk
itu, keberagaman produk yang dikreasikan, disesuaikan dengan budaya yang
berlaku dari Negara tersebut.
Structure (Struktur)
Struktur organisasi yang digunakan oleh McDonald's adalah struktur
organisasi lini/garis. Secara jelas struktur organisasi McDonald’s tergambar
dalam gambar berikut ini :
Leadership (Kepemimpinan)
Pada awal tahun 2001, HR design center McDonald’s mengadakan special
leadership development program yang berjudul McDonald’s Leadership
Development Experience. Program ini diselenggarakan untuk para manajer
yang berpotensi tinggi terpilih yang diidentifikasikan untuk kemungkinan
dipromosikan menjadi pelaku kunci di dalam sistem, yakni Regional Manager
(RM).
Tujuan Perusahaan
1. Pencabutan Hak Waralaba
Perjanjian waralaba dapat dibatalkan jika Perseroan tidak mengikuti ketentuan, aturan main, dan standar
yang ditentukan oleh pemilik waralaba.

Informasi dan Komunikasi di McDonald’s


Dalam membangun loyalitas pelanggan, manajemen McDonald’s
menggunakan sistem Customer Relationship Management (CRM) yang focus
pada penggunaan informasi tentang pelanggan untuk membuat strategi yang
mengembangkan dan menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
2. Integritas & Nilai-nilai Etis
McDonald’s adalah perusahaan yang yang sangat memperhatikan nilai-nilai etis dalam setiap
aktivitasnya. Nilai-nilai ini juga yang mendukung ketercapaian visi dan misi mereka. Berikut penjelasan
lebih lanjut atas nilai-nilai tersebut:

 Customer Experience.
 Komitmen terhadap penghargaan kepada karyawan.
 Kepercayaan akan system McDonald’s.
 McDonald’s menjalankan bisnis dengan etika.
 Memberikan imbal ballik kepada komunitas masyarakat.
 Meningkatkan profitabilitas perusahaan.
 McDonald’s senantiasa bekerja keras untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Tata Kelola dan Sistem Pengendalian Internal di McDonald’s


Anila Safarni
Nadya Monica H.
Desi Elta Dila
Chandra N.
Francen Halomoan S.

3. Responsibilitas

 Dalam memenuhi tanggung jawabnya terhadap konsumen, manajemen McDonald’s melakukan


penyesuaian terhadap porsi nilai gizi yang akan diberikan disesuaikan dengan kebutuhan gizi
rata-rata masyarakat Indonesia.

5. Struktur Organisasi
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa Struktur organisasi yang digunakan oleh McDonald's
adalah struktur organisasi lini/garis. Dengan menggunakan tipe organisasi ini, maka perintah dalam
perusahaan mengalir dari Store Manager turun ke 1st Asistant Manager turun ke 2nd Asisstant Manager
turun ke Junior Manager turun ke Trainee Manager turun ke Crew Leader dan lini paling bawah adalah
Crew.

2. Akuntabilitas

 Akuntabilitas yang dilakukan oleh McDonald’s, erat kaitannya terhadap kemampuan pihak
manajemen untuk dapat melakukan pelabelan angka nilai gizi pada produk-produk yang dijual
sebagai informasi bagi konsumen atas nutrisi yang akan mereka peroleh pada tiap produk
makanan atau minuman yang mereka beli di McDonald’s.

4. Harga bahan baku


McDonald’s melakukan kontrak pembelian dengan pemasok terpilih untuk periode tertentu. Selain itu,
juga memanfaatkan peluang untuk menyimpan persediaan bahan baku dari pasar terbuka pada saat
harga rendah atau pada saat pasokan melebihi permintaan.

Analisis Efektivitas Sistem Tata Kelola McDonald’s


Visi:
“to be the world’s best quick service restaurant experience” (Menjadi restoran
cepat saji yang paling berpengalaman, paling cepat melayani dan terbaik di
seluruh dunia).
Misi:
“Memahami tentang misi kami dan bagaimana menjadikannya menjadi
kenyataan pada restoran McDonald’s”.
Lingkungan Pengendalian Internal McDonald’s
lingkungan pengendalian merupakan cerminan sikap dan tindakan dari setiap
karyawan dalam suatu perusahaan. Berikut faktor-faktor lingkungan
pengendalian yang ada pada McDonald’s:
3. Evaluasi Secara Independen Atas Kinerja
Strategi yang diterapkan McDonald agar karyawan tetap memiliki motivasi yang tinggi dalam kaitanya
dengan jenjang karier dan reward system McDonald`s melakukan performance review secara teratur.
Performance review ini dilakukan satu tahun sekali untuk level manajer sedangkan untuk crew dua tahun
sekali. Disini yang melakukan evaluasi bukan hanya atasan kepada bawahan, tetapi bawahan juga punya
hak mengevaluasi atasannya. Evaluasi ini merupakan umpan balik (feedback) bagi atasan dan hal itu
tetap dilakukan hingga saat ini.
Mcdonald’s merupakan usaha franchise (waralaba) yang menjual produk-produk fast food. Restoran
McDonald’s hadir di Indonesia pada tanggal 22 Februari 1991 yang dikelola oleh H Bambang N
Rahcmadi Msc MBA.
McDonald’s pertama di Indonesia bertempat di Sarinah Thamrin Jakarta beroperasi dengan
mempekerjakan 460 crew dan 26 manajer. Perkembangan McDonald’s Indonesia dalam 10 tahun ini
dinilai sangat cepat. Sampai saat ini restoran McDonald’s Indonesia telah berjumlah 109 restoran dengan
jumlah karyawan seluruhnya mencapai sekitar 8000 orang yang sebagian besar lulusan SLTA.

System (Sistem)
Kesuksesan bisnis McDonald’s tidak terlepas dari manajemen mutu di
perusahaan McDonald’s yang senantiasa dilakukan pengembangan dan
peningkatan setiap saat. Keberadaan manajemen mutu yang diterapkan oleh
perusahaan Mc Donald ini dilandaskan pada perangkat ISO 9001:2008 yang
menjamin seluruh aktivitas produksi serta pemasaran sesuai dengan
ketentuan prosedur pelayanan dan penjualan produk internasional.
Risk Management di McDonald’s
Perusahaan terus melakukan implementasi program manajemen risiko, yaitu
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Untuk mendapatkan cara-
cara yang terstrukturisasi dalam mengendalikan risiko, Perusahaan
membentuk sebuah unit yang disebut Crisis Centre Unit, yang dipimpin oleh
Public Relation (PR) Manager, dengan perwakilan dari setiap departemen di
Perusahaan. Semua yang terlibat dalam pengelolaan usaha turut serta dalam
menentukan, menilai, dan mengendalikan risiko, dengan tujuan untuk
menciptakan komitmen bersama dalam mengelola risiko dari proses usaha
yang dijalankan. Tujuannya adalah agar manajemen risiko yang telah
dilakukan selama ini menjadi lebih baik melalui sistem yang terstrukturisasi
dan terdokumentasi. Beberapa risiko terbesar McDonald’s antara lain sebagai
berikut :
1. Transparansi

 Melakukan recording video dan mempublikasikan ke situs resmi “Youtube” McDonald’s terkait
peternakan sapi yang menjadi supplier daging sapi resmi dari McDonald’s yang pada prosesnya
senantiasa menjunjung kualitas daging sapi yang mereka kembangbiakkan.
 Membuat sebuah video yang berjudul ‘What’s in the secret sauce of the Big Mac?’, sebagai
sebuah usaha strategi transparansi untuk menjelaskan kepada para penonton video bahwa saus
yang disajikan McDonald’s tidak jauh berbeda dengan saus yang kita buat sehari-hari di rumah.
 McDonald’s turut menginformasikan bahan dasar tiap produk dan kandungan nutrisi dari
tiap menu yang diproduksi dalam situs resmi website-nya.
 McDonald’s juga menyusun strategi transparansi melalui sosial media, misalnya dengan
membuat campaign #MeetTheFarmers dan #McDStories viaTwitter.
 McDonald’s meluncurkan sebuah aplikasi yang bernama ‘TrackMyMacca’s’. Dengan aplikasi ini
target audience mereka akan disuguhkan sebuah perjalanan virtual ‘behind the scenes’ menu
makanan yang biasa McDonald’s sajikan, mulai dari penjelasan mengenai darimana
sumber makanan berasal, hingga penjelasan mengenai rantai pasokan untuk bahan dasar dari
menu-menu yang disajikan di McDonald’s.

Asas Good Corporate Governance (GCG) McDonald’s


1. Pendekatan Good Corporate Governance McDonald’s

 McDonald’s Indonesia yang berafiliasi dengan negara Amerika harus membuat 2 versi laporan
keuangan, yaitu laporan keuangan versi Indonesia dan laporan keuangan versi Amerika. Namun
dalam penerapan tata kelola bisnis yang mereka lakukan khususnya terhadap pelaporan
keuangan, manajemen McDonald’s Indonesia mengikuti sistem yang berlaku di Indonesia, yakni
menggunakan sistem akuntansi yang konvergen dengan IFRS dimana standar akuntansi yang
digunakan adalah berbasis prinsip (principle based).

Model dan Teori Corporate Governance McDonald’s


McDonald’s Indonesia menganut paham two-tier system yang terdiri dari
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), Board of Director, dan Executive
Managers (manajemen yang akan menjalankan aktivitas).
Alignment (Penyelarasan)
Kekuatan keselarasan antara perusahaan, franchisee dan pemasok telah
menjadi kunci keberhasilan bagi McDonald’s. Dengan memanfaatkan sistem
yang ada, McDonald’s dapat mengidentifikasi, menerapkan dan menimbang
ide-ide yang sekiranya memenuhi perubahan kebutuhan dan preferensi
terhadap pelanggan. Selain itu, model bisnis yang dimiliki McDonald’s
memungkinkan untuk secara konsisten memberikan pengalaman restoran
lokal yang relevan kepada pelanggan dan menjadi bagian utuh dari
masyarakat yang mereka layani.
Pendekatan dan Elemen Good Corporate Governance(GCG) McDonald’s
2. Elemen Good Corporate Governance (GCG) McDonald’s
Berikut elemen-elemen tata kelola yang di terapkan McDonald’s sebagai
salah satu strategi manajemen resiko perusahaan:
4. Dewan Direksi & Panitia Audit
Dewan Direksi mengadakan rapat bulanan untuk membahas kinerja operasional Perusahaan, kebijakan-
kebijakan baru termasuk perubahanperubahan terhadap kebijakan yang berlaku, dan permasalahan
penting lainnya, dalam upaya mencapai obyektif Perusahaan. Anggota Dewan Direksi secara rutin
mengikuti seminar, konferensi, lokakarya yang diadakan oleh Pemilik Waralaba dan institusi lain di dalam
dan di luar negeri.
1. Pengendalian Terhadap Aset
McDonald’s menggunakan system tarikan untuk mengontrol persediaan barang jadi mereka. Ketika
seorang pelanggan memesan ayam goreng, maka ayam tersebut diambil dari rak. Ketika jumlah ayam
goreng mulai menipis maka juru masak mulai memasak ayam yang baru. Permintaan pelanggan menarik
seluruh bahan baku melalui sistem. Cara seperti ini disebut dengan pendekatan Just In Time (JIT). Just
In Time merupakan suatu pendekatan manufaktur yang mempertahankan bahwa produksi suatu
pendekatan manufaktur yang mempertahankan bahwa produksi harus ditarik dari seluruh system dengan
adanya permintaan dan bukannya mendorong seluruh system dengan skedul yang tetap untuk
mengantisipasi permintaan.
7. Kebijakan SDM & Praktek
Pengembangan karier di McDonald`s hanya melihat dari kualifikasinya. Di McDonald`s juga sudah ada
rencana suksesi. Jadi begitu tiba waktunya, orang penggantinya sudah ada dan siap untuk memegang
alih kendali. Karyawan yang direkrut McDonald's umumnya terbagi 2 kategori yaitu bekerja di restoran
atau bekerja di kantor pusat. Setelah lolos tes tertulis calon karyawan akan melalui tahap seleksi OJE
(On the Job Experience) atau bekerja langsung di lapangan. Di sini akan diuji apakah benar-benar calon
karyawan ini apapun backgroundnya dan apapun posisi yang akan ditempati nantinya mau bekerja keras
dan siap melayani.

5. Kesetaraan/Kewajaran

 Membahas kata kesetaraan atau kewajaran, manajemen McDonald’s senantiasa melakukan


upaya untuk melayani seluruh konsumennya secara adil dan wajar tanpa membedakan ras,
agama, ataupun isi kantong yang dimiliki oleh tiap konsumennya. Penerapan service execellence
yang mereka jalankan dapat dinikmati oleh setiap kalangan masyarakat.

Aktivitas Pengendalian di McDonald’s


2. Persaingan
Perseroan sedang menghadapi situasi persaingan yang ketat dalam dunia usaha restoran cepat saji,
bukan hanya karena maraknya nama-nama baru bermunculan, namun juga berkembangnya nama-nama
lama yang telah hadir terlebih dahulu.

 Suatu sistem yang mampu menyediakan jasa makanan di dunia dengan lebih dari 50.000
restoran.
 Brand McDonald’s menyentuh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja saat kita melakukan
bisnis.
 McDonald’s sebagai tempat bekerja yang terbaik untuk setiap orang yang ada di seluruh dunia.
 Restoran dimana setiap pelanggan tersenyum dan merasa spesial.
 Makanan yang paling baik di kelasnya dengan penyajian yang istimewa dan menu makanan
yang beragam.
 Organisasi yang memiliki hubungan kerja yang baik dan kuat antara pemilik, pemasok barang,
dan perusahaan.
 Brand yang sukses dan memberikan kontribusi pada pemilik, pemasok barang dan perusahaan.

3. Komitmen Terhadap Kompetensi


Manajemen McDonald’s dalam mempekerjakan karyawan tidak pernah main-main, karena akan
berhubungan erat dengan kelangsungan bisnis yang akan dijalankan nantinya. Karena itulah, inti dari
budaya McDonald’s dimulai dari merekrut dan mempromosikan orang-orang berdasarkan pada
kompetensi mereka untuk bekerja sama dalam tim. Untuk itu pihak manajemen menetapkan standar-
standar kompetensi unggul, seperti :

 Penguasaan sumber daya spesifik.


 Kemampuan pengelolaan dan koordinasi.

2. Pendokumentasian dan Catatan yang Cukup


Untuk menjamin agar penerapan Just In Time (JIT) dapat berhasil dengan baik maka perusahaan perlu
melakukan pertukaran data elektronik (electronic data interchange/EDI). EDI memungkinkan supplier
untuk mengakses basis data pembelinya secara online. Dengan mengetahui jadwal produksi pembelinya,
para supplier dapat mengirimkan barang ataupun bahan baku yang diperlukan ketika dibutuhkan, yaitu
tepat pada saat bahan tersebut dibutuhkan. EDI tidak memerlukan kertas kerja, tidak perlu formulir
pemesanan.

Anda mungkin juga menyukai