Anda di halaman 1dari 2

Nama: Cahyanita Maulani

Kelas: ABT 6B
NIM: 4516030048

“Strategi membangun teamwork pada generasi kerja milenial di era industri 4.0”
Stephen dan Timothy (2008:406) menyatakan teamwork adalah kelompok yang usaha-
usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual.
Teamwork menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Hal ini memiliki
pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu
di suatu organisasi ataupun suatu perusahaan. Humas Sekretariat Kabinet Republik Indonesia
juga mengatakan dalam artikel di website resminya bahwa untuk dapat menghadapi era industri
4.0 adalah perlu dibangun teamwork yang mengedepankan kolaborasi dan sinergi bukan
kompetesi, disamping itu diperlukan adanya kesepahaman dalam pola pikir dan cara bertindak
dalam menghadapi era digitalisasi teknologi di semua lini karena era industri 4.0 yang bergerak
cepat dipandang perlu meningkatkan responsivitas, transparansi, membangun sistem dan
mekanisme yang accessible sehingga memungkinkan adanya “checks and balances”.
Menurut saya, team work yang kuat memerlukan pondasi atau team building yang kuat.
Untuk itu, diperlukan mental yang kuat juga pada individu yang ingin membangun team
building dengan kuat, dengan cara memegang kunci keberhasilannya yaitu komunikasi.
Komunikasi sangat penting bagi teamwork untuk membidik target yang jelas, membentuk
koordinasi satu sama lain agar selaras, dapat mengkontrol teamwork, untuk berkomitmen
dengan baik menggunakan kompetensi yang dimiliki dan mengkolaborasikannya dalam
teamwork serta menuangkan ide kreatif dalam teamwork.
Berkaitan dengan membangun teamwork yang solid, untuk menggerakan team work
tersebut menurut saya diperlukannya leadership yang memiliki kuat dalam menghadapi
perubahan cepat di era industri 4.0. Mengacu pada Oxford Leadership, ada tiga prinsip yang
dapat penting sebagai arahan bagi seorang Leader 4.0. Pertama adalah “MINDSETS, NOT
SKILLSETS.” Kepemimpinan menjadi tidak efisien di era ekonomi saat ini karena situasi yang
terus-menerus berubah terbentur dengan sikap mental yang disebut transfixed (terjebak dalam
pola pikir yang enggan berubah). Leader perlu melatih dirinya beradaptasi terus-menerus
dengan cepat terhadap hal baru. Itulah mengapa mindsets menjadi lebih bernilai daripada
skillsets yang bisa jadi kadaluarsa segera setelah kita baru menguasainya. Prinsip kedua adalah
“FOCUS ON WHAT WORKS” Leader yang fokus akan memonitor kemajuan yang
berkelanjutan, menciptakan media untuk menstrukturkan pemikiran-pemikiran baru, dan
menginspirasi tim untuk membuat perubahan bersama. Jangan sampai sibuk sama tampilan,
namun isinya tiada., dan yang terakhir Prinsip terakhir adalah ‘PRIORITIZE DIFFERENTLY’.
Kita perlu memahami bahwa dunia yang kompleks di era digital ini membutuhkan atensi yang
lebih kuat pada pengelolaan relasi kerja dan leadership dapat menerapkan 7C dalam teamwork.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12,
Jakarta: Salemba Empat.
https://setkab.go.id/revolusi-industri-4-0-dan-transformasi-organisasi-pemerintah/ (diakses
29 Mei 2019 pukul 03.53)
https://www.tommcifle.com/bagaimana-membangun-team-tanpa-meruntuhkan-mental/
(diakses 29 Mei 2019 pukul 03.53)
https://actconsulting.co/membangun-teamwork-yang-solid/ (diakses 29 Mei 2019 pukul
03.53)

Anda mungkin juga menyukai