Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN


PEMBELIAN TIDAK TERENCANA PADA MINIMARKET
GREENSMART DI KOTA BARU DRIYOREJO-GRESIK

Feisal Taufiqurrahman, Nova Retnowati, Bramastyo Kusumo Negoro


Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya
feisaltaufiqurrahman27@gmail.com

ABSTRAK

Metode analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.


Populasi adalah seluruh konsumen Minimarket Greensmart Kota Baru Driyorejo,
Gresik dan sampel berjumlah 80 responden dengan teknik non-probability
sampling yaitu accidental sampling. Metode pengumpulan data menggunakan
kuisioner. Analisis data menggunakan bantuan program SPSS for windows
release 23.0 Hasil penelitian menunjukan variabel price discount (potongan
harga), in-store display (tampilan dalam toko) dan word of mouth communication
(komunikasi mulut ke mulut) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan impulse buying (pembelian tidak terencana) baik secara parsial maupun
secara simultan. Sementara hasil uji variabel dominan berdasarkan nilai
Standardized Coefficients Beta (β) yang terbesar yaitu word of mouth
communication (komunikasi mulut ke mulut).

Kata Kunci : Price Discount, In-Store Display, Word Of Mouth, Impulse Buying

ABSTRACT

Methods of data analysis using multiple linear regression analysis. The


population is all consumers of Minimarket Greensmart Kota Baru Driyorejo,
Gresik and the sample amounted to 80 respondents with non-probability sampling
technique that is accidental sampling. Methods of data collection using
questionnaires. Data analysis using the help of SPSS program for windows
release 23.0 The results showed the variable price discount, in-store display and
word of mouth communication have a positive and significant impact on the
decision of impulse buying either partially or simultaneously. While the test
results of dominant variables based on the value of Standardized Coefficients
Beta (β) is the largest word of mouth communication.

Keywords : Price Discount, In-Store Display, Word Of Mouth, Impulse Buying

892
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

PENDAHULUAN
Pemasaran di Indonesia pada saat ini tidak lagi dikelola secara tradisional
melainkan dengan cara modern, pemasaran adalah Proses sosial yang di dalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan
dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain. (Kotler, 2012). Banyak bermunculan perusahaan
dagang yang bergerak pada bidang perdagangan barang khususnya barang eceran
yang berbentuk toko, minimarket, departement store (toserba), pasar swalayan
(super market) dan lain-lain. Persaingan yang bterjadi pada bisnis ritel ditandai
dengan semakin menjamurnya pusat-pusat perbelanjaan, baik yang bersifat lokal,
nasional maupun internasional dengan berbagai faktor yang dibidik. Persaingan
tersebut memacu para pebisnis di bidang ritel untuk senantiasa menjadi ritel
pilihan konsumen dan mempertahankan konsumennya.
Minimarket merupakan jenis bisnis ritel yang sedang berkembang dengan
pesat saat ini yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dan menawarakan
kemudahan karena lokasi atau letaknya yang bisa dijangkau dan dekat dengan
konsumen serta mengutamakan kepraktisan dan kecepatan yang didukung dari
luas toko atau gerai yang tidak terlalu besar sehingga konsumen berbelanja
dengan waktu yang tidak terlalu lama. Keuntungan lain dengan berbelanja di
minimarket yaitu suasana aman dan nyaman dalam berbelanja, tidak kesulitan
memilih barang-barang yang diperlukan, kualitas barang lebih terjamin bila
dibandingkan dengan berbelanja di pasar tradisional,harga barang pasti sehingga
tidak perlu ditawar dan dapat berbelanja berbagai kerluan di satu tempat saja
sehingga bisa menghemat waktu dan tenaga.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian price discount menurut Tjiptono (2011), merupakan potongan
harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas
aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan bagi penjual. Para konsumen
tertarik untuk mendapatkan harga yang pantas. Harga yang pantas berarti nilai

893
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

yang di persepsikan pantas pada saat transaksi dilakukan. Tujuan diadakannya


price discount adalah:
1. Mendorong pembeli untuk membeli dalam jumlah yang besar sehingga
volume penjualan diharapkan akan bisa naik. pemberian potongan harga akan
berdampak terhadap konsumen, terutama dalam pola pembelian konsumen
yang akhirnya juga berdampak terhadap volume penjualan yang diperoleh
perusahaan.
2. Pembelian dapat dipusatkan perhatiannya pada penjual tersebut, sehingga hal
ini dapat menambah atau mempertahankan langganan penjual yang
bersangkutan.
3. Merupakan sales service yang dapat menarik terjadinya transaksi pembelian.

Pengertian in-store display menurut Amir (2010) display toko adalah sebuah
penarik awal yang bisa menarik pelanggan yang melintas dan masuk ke dalam
toko. Berikut ini adalah tuntunan praktis yang umum dilakukan oleh peritel
unggul dalam meningkatkan daya tarik dari display-nya:
1. Show dan Tell, Tunjukkan dan katakan. Jadikan display mampu mengungkap
sesuatu. Biarkan kreativitas peritel berbicara lebih banyak dari kata-kata
2. Hindari penampilan yang berlebihan, jangan berlebihan dalam mengatur tata
letak dan gaya display toko
3. Fokuskan pada item-item yang mendorong terjadinya impulse buying
4. Kaitkan program promosi dengan konsep display
5. Sesering mungkin menyajikan sesuatu yang baru, mengubah secara teratur dan
kreatif display toko.
Pengertian Word Of Mouth Communication menurut Kotler (2012)
menyatakan bahwa WOM adalah pengaruh personal, yang berkaitan erat dengan
produk yang mahal dan beresiko. Harapan kemungkinan resiko yang diterima
berkurang ketika konsumen meminta saran dari kerabat. Tiga tahapan WOM
menurut Kotler :
1. Membicarakan (to talk),

894
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

To talk maksudnya ialah ketika konsumen menceritakan kembali produk


perusahaan kepada rekan atau calon konsumen lainnya.
2. Mempromosikan (to promote),
To promote adalah saat konsumen membujuk dan mempromosikan produk
kepada kerabat atau calon konsumen baru.
3. Menjual (to sell),
To sell adalah ketika seorang konsumen berhasil mengubah (transform)
konsumen lain yang tidak percaya serta memiliki persepsi negatif dan tidak
mau mencoba sebuah produk menjadi percaya, berpersepsi positif dan
akhirnya mau mencoba.
Pengertian Impulse Buying menurut Rook (2011) pembelian impulsif
terjadi ketika seorang konsumen merasa keinginan yang tiba-tiba, sering kali kuat
dan teguh untuk membeli sesuatu secepatnya. Proses impulsif untuk membeli
tersebut adalah sesuatu yang kompleks secara hedonis dan dapat menstimuli
konflik emosional. Pembelian impulsif juga cenderung muncul dengan
pengacuhan terhadap konsekuensi dari tindakan tersebut. Impulse buying terdiri
dari karakteristik berikut:
1. Spontanity (spontanitas),
Pembelian impulsif terjadi secara tidak terduga dan memotivasi konsumen
untuk membeli saat juga, seringkali karena respon terhadap stimuli visual
point-of- sale.
2. Power, compulsion, and intensity,
Adanya motivasi untuk mengesampingkan hal-hal lain dan bertindak
secepatnya.
3. Excitement and simulation,
Keinginan membeli secara tiba-tiba yang seringkali diikuti oleh emosi seperti
exciting, thrilling, atau wild.
4. Disregard for consequences,
Keinginan untuk membeli dapat menjadi tidak dapat ditolak sampai
konsekuensi negatif yang mungkin terjadi diabaikan.

895
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

Pada penelitian ini peneliti menggunakan judul dengan variabel bebas


Price Discount (Potongan harga) (X1), in-store display (Tampilan dalam toko)
(X2), word of mouth communication (Komunikasi mulut ke mulut) (X3), terhadap
variabel terikat Impulse Buying (Pembelian tidak terencana) (Y) yang dilakukan
pada Minimarket Greensmart di Kota Baru Driyorejo Gresik.
Berikut merupakan kerangka konseptual dalam penelitian ini yaitu:

X1 : Price Discount
(Potongan Harga)
Y : Keputusan
X2 : In-Store Display Impulse Buying
(Tampilan Dalam (Pembelian Tidak
Toko) Terencana)
X3 : Word Of Mouth
(Komunikasi Mulut ke
Mulut)
Sumber : Peneliti (2017)
Gambar 1
Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan variabel bebas Price Discount (Potongan
harga) (X1), in-store display (Tampilan dalam toko) (X2), word of mouth
communication (Komunikasi mulut ke mulut) (X3), terhadap variabel terikat
Impulse Buying (Pembelian tidak terencana) (Y).
Analisis dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 23.0
yang merupakan salah satu software untuk menganalisa data statistik. Metode
yang digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti yaitu melalui
analisis regresi linear berganda. Sebelum analisis regresi linear berganda
dilaksanakan, maka harus melaksanakan persyaratan pada pengujian data yang
meliputi: uji validitas dan reliabilitas. Setelah pengujian data terpenuhi maka
dapat dilakukan analisis regresi linear berganda. Selain itu pengujian hipotesis
juga diperlukan dalam melakukan analisis data yang meliputi: uji F, uji t (parsial)
dan uji dominan.

896
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, Sugiyono (2010), karakteristik
tertentu yang ditetapkam oleh peneliti yang dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. 100 populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja
ke minimarket Greensmart di Kota Baru Driyorejo, Gresik.
Menurut Sugiyono (2011:118-127), Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dilakukan jika populasi besar
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Teknik
sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan
digunakan penelitian. Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Accidental sampling adalah
teknik menentukan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel
jika orang tersebut dipandang cocok sebagai sumber data.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membuktikan Price
Discount (Potongan harga), in-store display (Tampilan dalam toko) dan word of
mouth communication (Komunikasi mulut ke mulut) mempunyai pengaruh secara
simultan dan parsial terhadap Impulse Buying (Pembelian tidak terencana) serta
menunjukkan variabel mana yang paling dominan terhadap Impulse Buying
(Pembelian tidak terencana).
1. Pengaruh Secara Parsial Price Discount (Potongan Harga) (X1)
Terhadap Keputusan Impulse Buying (Pembelian Tidak Terencana) (Y)
Hasil analisis regresi koefisien regresi untuk price discount (potongan
harga) (X1) sebesar 0,272 menunjukkan hubungan yang searah antara variabel
price discount (potongan harga) (X1) terhadap keputusan impulse buying
(pembelian tidak terencana) yaitu jika dalam satuan variabel price discount

897
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

(potongan harga) (X1) naik sebesar satu satuan maka keputusan impulse buying
(pembelian tidak terencana) akan mengalami kenaikan sebesar 0,272 satuan.
Hasil hipotesis (uji t) nilai thitung dari variabel price discount (potongan
harga) (X1) sebesar 3,472 dengan nilai signifikasi 0,001<0,05. Hasil uji t ini
membuktikan bahwa price discount (potongan harga) (X1) berpengaruh secara
parsial dan signifikan terhadap keputusan impulse buying (pembelian tidak
terencana) minimarket Greensmart. Dari hasil diatas dapat menunjukkan bahwa
price discount (potongan harga) yang baik akan meningkatkan keputusan impulse
buying (pembelian tidak terencana). Karena diperlakukan sebagai suatu hal yang
mencerminkan kesan keseluruhan terhadap minimarket. Price discount (potongan
harga) yang ditawarkan secara konsisten harus mampu memberikan nilai bagi
pelanggannya. Price discount (potongan harga) yang menarik dapat menarik
pelanggan untuk berbelanja di minimarket Greensmart. Dalam hal ini price
discount (potongan harga) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan
impulse buying (pembelian tidak terencana). Hal ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Burnnet dan Moriarty dalam Sutisna (2012) menyatakan bahwa
promosi penjualan menawarkan insentif ekstra agar konsumen melakukan
tindakan, paling tidak punya perhatian terhadap produk yang ditawarkan, dengan
kata lain besarnya potongan harga dapat memberikan dorongan bagi konsumen
untuk membeli.
2. Pengaruh Secara Parsial In-Store Display (Tampilan Dalam Toko) (X2)
Terhadap Keputusan Impulse Buying (Pembelian Tidak Terencana) (Y)
Hasil analisis regresi koefisien regresi untuk In-Store Display (Tampilan
Dalam Toko) (X2) sebesar 0,255 menunjukkan hubungan yang searah antara
variabel In-Store Display (Tampilan Dalam Toko) (X2) terhadap keputusan
impulse buying (pembelian tidak terencana) yaitu jika dalam satuan variabel In-
Store Display (Tampilan Dalam Toko) (X2) naik sebesar satu satuan maka
keputusan impulse buying (pembelian tidak terencana) akan mengalami kenaikan
sebesar 0,255 satuan.
Hasil pengujian hipotesis (uji t) nilai thitung dari variabel In-Store Display
(Tampilan Dalam Toko) (X2) 2,830 dengan nilai signifikansi 0,006<0,05. Hasil uji

898
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

t ini membuktikan bahwa In-Store Display (Tampilan Dalam Toko) (X2)


berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap keputusan impulse buying
(pembelian tidak terencana) (Y) minimarket Greensmart. Dari hasil diatas dapat
menunjukkan bahwa In-Store Display (Tampilan Dalam Toko) merupakan salah
satu atribut penting yang dievaluasi oleh konsumen dalam mengambil keputusan
untuk membeli suatu barang atau jasa. Dalam hal ini In-Store Display (Tampilan
Dalam Toko) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan impulse buying
(pembelian tidak terencana), sehingga minimarket Greensmart masih banyak
konsumen yang berbelanja dikarenakan minimarket Greensmart masih
mempunyai pelanggan yang tetap. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan
oleh Amir (2010) display toko (in-store display) adalah sebuah penarik awal yang
bisa menarik pelanggan yang melintas dan masuk ke dalam toko.
3. Pengaruh Secara Parsial Word Of Mouth Communication (Komunikasi
Mulut Ke Mulut) (X3) Terhadap Keputusan Impulse Buying (Pembelian
Tidak Terencana) (Y)
Hasil analisis regresi koefisien regresi untuk Word Of Mouth
Communication (Komunikasi Mulut Ke Mulut) (X3) sebesar 0,526 menunjukkan
hubungan yang searah antara variabel Word Of Mouth Communication
(Komunikasi Mulut Ke Mulut) (X3) terhadap keputusan Impulse Buying
(Pembelian Tidak Terencana) yaitu jika dalam satuan variabel Word Of Mouth
Communication (Komunikasi Mulut Ke Mulut) (X3) naik sebesar satu satuan
maka keputusan Impulse Buying (Pembelian Tidak Terencana) akan mengalami
kenaikan sebesar 0,526 satuan.
Hasil pengujian hipotesis (uji t) nilai thitung dari variabel Word Of Mouth
Communication (Komunikasi Mulut Ke Mulut) (X3) 4,467 dengan nilai
signifikansi 0,000<0,05. Hasil uji t ini membuktikan bahwa Word Of Mouth
Communication (Komunikasi Mulut Ke Mulut) (X3) berpengaruh secara parsial
dan signifikan terhadap keputusan Impulse Buying (Pembelian Tidak Terencana)
(Y) minimarket Greensmart. Dari hasil diatas dapat menunjukkan bahwa Word Of
Mouth Communication (Komunikasi Mulut Ke Mulut) merupakan bagian yang
berpengaruh terhadap keputusan Impulse Buying (Pembelian Tidak Terencana)

899
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

suatu minimarket. Word Of Mouth Communication (Komunikasi Mulut Ke Mulut)


yang baik akan membuat keputusan Impulse Buying (Pembelian Tidak Terencana)
menjadi naik. Hasil ini menjelaskan bahwa Word Of Mouth Communication
(Komunikasi Mulut Ke Mulut) diperlukan sebagai suatu hal yang mencerminkan
kesan keseluruhan terhadap minimarket. Hal ini didukung oleh teori yang
dikemukakan oleh Khasali dalam Basri, Hasan, A’mirah, Nur, dkk, (2016)
mengatakan bahwa WOM merupakan bentuk promosi yang paling efektif.
Pelanggan yang terpuaskan akan menjadi juru bicara produk perusahaan secara
lebih efektif dan meyakinkan dibandingkan dengan iklan jenis apapun.
4. Pengaruh Antara Variabel Price Discount (potongan harga), In-Store
Display (Tampilan Dalam Toko) Dan Word Of Mouth Communication
(Komunikasi Mulut Ke Mulut) Terhadap Keputusan Impulse Buying
(Pembelian Tidak Terencana)
Hasil perhitungan dengan uji F yaitu 41,431 dapat membuktikan bahwa
variabel bebas yaitu Price Discount (potongan harga) (X1), In-Store Display
(Tampilan Dalam Toko) (X2), dan Word Of Mouth Communication (Komunikasi
Mulut Ke Mulut) (X3) secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap
Keputusan Impulse Buying (Pembelian Tidak Terencana) (Y) pada minimarket
Greensmart.
Hasil koefisien determinasi Nilai Adjusted R Square (R2) = 0,606 artinya,
sebesar 60,6% Keputusan Impulse Buying (Pembelian Tidak Terencana)
dipengaruhi oleh variabel Price Discount (potongan harga) (X1), In-Store Display
(Tampilan Dalam Toko) (X2), dan Word Of Mouth Communication (Komunikasi
Mulut Ke Mulut) (X3). Sedangkan sisanya sebesar 39,4% dijelaskan oleh variabel
lain diluar model.
Variabel X3 yaitu Word Of Mouth Communication (Komunikasi Mulut Ke
Mulut), memiliki nilai koefisien β (beta) terbesar dibandingkan dengan variabel
bebas yang lain, maka variabel X3 yaitu Word Of Mouth Communication
(Komunikasi Mulut Ke Mulut) merupakan variabel bebas yang dominan
mempengaruhi variabel terikat yaitu Keputusan Impulse Buying (Pembelian Tidak
Terencana) (Y) pada minimarket Greensmart di Kota Baru Driyorejo Gresik.

900
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

SIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variable Price Discount
(potongan harga), In-Store Display (Tampilan Dalam Toko), dan Word Of Mouth
Communication (Komunikasi Mulut Ke Mulut) terhadap Keputusan Impulse
Buying (Pembelian Tidak Terencana) pada minimarket Greensmart di Kota Baru
Driyorejo Gresik. Analisis yang digunakan menggunakan pendekatan analisis
regresi linier berganda dan uji hipotesis.
Dari analisis dan pembahasan yang digunakan sesuai pada hipotesis pada
bab sebelumnya, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengujian parsial atau secara individu variable independen yaitu
Price Discount (potongan harga) berpengaruh signifikan terhadap variable
dependen yaitu keputusan impulse buying (pembelian tidak terencana) karena
nilai signifikansi variable Price Discount (potongan harga) lebih kecil dari α,
pengujian parsial atau secara individu variable independen yaitu in-store
display (tampilan dalam toko) berpengaruh signifikan terhadap variable
dependen yaitu keputusan impulse buying (pembelian tidak terencana) karena
nilai signifikansi variable in-store display (tampilan dalam toko) lebih kecil
dari α, dan pengujian parsial atau secara individu variable independen yaitu
Word Of Mouth Communication (komunikasi mulut ke mulut) berpengaruh
signifikan terhadap variable dependen yaitu keputusan impulse buying
(pembelian tidak terencana) karena nilai signifikansi variable Word Of Mouth
Communication (komunikasi mulut ke mulut) lebih kecil dari α.
2. Berdasarkan pengujian simultan atau secara bersama-sama variable independen
yaitu Price Discount (potongan harga), In-Store Display (Tampilan Dalam
Toko), dan Word Of Mouth Communication (Komunikasi Mulut Ke Mulut)
berpengaruh signifikan terhadap variable dependen yaitu keputusan Impulse
Buying (Pembelian Tidak Terencana). Menunjukkan bahwa nilai signifikansi
lebih kecil dari α sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing variable
independen Price Discount (potongan harga), In-Store Display (Tampilan
Dalam Toko), dan Word Of Mouth Communication (Komunikasi Mulut Ke
Mulut) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap

901
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

variable dependen yaitu keputusan Impulse Buying (Pembelian Tidak


Terencana) pada minimarket Greensmart.
3. Berdasarkan pengujian Dominan dapat diketahui bahwa variable Word Of
Mouth Communication (komunikasi mulut ke mulut) memiliki pengaruh yang
dominan dari pada variable lainnya terhadap keputusan impulse buying
(pembelian tidak terencana) pada minimarket Greensmart.

SARAN
Berdasarkan hasil simpulan penelitian yang dikemukakan diatas, maka
dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Secara parsial atau sendiri-sendiri variable price discount (potongan harga), in-
store display (tampilan dalam toko), dan word of mouth communication
(komunikasi mulut ke mulut) berpengaruh terhadap impulse buying (pembelian
tidak terencana) minimarket Greensmart, dengan nilai koefisien terendah yaitu
in-store display (tampilan dalam toko). Menurut penulis, sebenarnya in-store
display (tampilan dalam toko) minimarket Greensmart sudah baik, namun perlu
adanya inovasi-inovasi terkini yang lebih membuat masyarakat atau konsumen
lebih antusias dalam belanja. Penulis menyarankan untuk melakukan penataan
kembali in-store display (tampilan dalam toko minimarket, seperti desain
ruangan yang menarik perhatian konsumen, menggunakan interior yang unik
dan sistem keamanan yang memadai. Hal-hal tersebut harus diperhatikan
dengan baik agar kedepan dapat lebih bersaing dan dapat menguasai pasar
yang ada.
2. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan, hal ini dikarenakan masih terdapat
keterbatasan penelitian dalam hal objek penelitian yang hanya satu minimarket,
periode penelitian yang masih singkat serta variabel yang masih sedikit.
Dengan demikian peneliti selanjutnya sebaiknya menambah variabel yang
mempengaruhi keputusan impulse buying (pembelian tidak terencana) dan
memperpanjang periode penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak
sehingga hasil analisa yang didapat lebih akurat dan baik.

902
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

3. Hasil penelitian bahwa word of mouth communication (komunikasi mulut ke


mulut) mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan impulse buying
(pembelian tidak terencana). Dalam hal ini pihak minimarket sebaiknya
melakukan manajamen yang baik dan promosi yang menarik tentang price
discount (potongan harga), dan in-store display (Tampilan Dalam Toko)
kepada calon pelanggannya sehingga dapat meningkatkan Keputusan Impulse
Buying (Pembelian Tidak Terencana) pada minimarket Greensmart.

DAFTAR PUSTAKA

Andreani, Fransisca, dkk. 2013. “Pengaruh Store Layout, Interior Display,


Human Variable Terhadap Customer Shopping Orientation di Restoran
Dewandaru Surabaya”. Universitas Surabaya.
Amir, M. Taufiq. 2010. Manajemen Ritel: Panduan Lengkap Pengelolaan Toko
Modern. Jakarta: PPM
Basri, Hasan, A’mirah, Nur, dkk, 2016. Pengaruh Komunikasi Word-of-Mouth
terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Restoran Kelas Atas
Melayu di Lembah Klang, Malaysia. Penelitian ini berfokus pada
hubungan antara atribut WOM terhadap keputusan pembelian di restoran
kelas atas Melayu di Lembah Klang.
Belch, G.E. & Belch, M.E. 2010. Advertising and Promotion, an Integrated
Marketing Communication Perspective, Mc Graw Hill. New York.
http://www.marketing.co.id/brand-switching-analysis-dalam-industri-ritelmodern/
diakses pada tanggal 16 April 2017, jam 20.35 WIB.
Herukalpiko, Diah Kenanga D.Prihatini, Apriatni Endang & Widayanto. 2013.
Pengaruh Kewajaran Harga, Atmosfer toko dan pelayanan toko terhadap
perilaku impulse buying konsumen robinson department store semarang.
Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, pp. 1-9.
Kotler, Philip, dan Armstrong, Gary. 2010. Prinsip- Prinsip Pemasaran. Edisi 12,
Jilid 1 dan 2. Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip & Keller, Kevin. (2011). Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Rook, D.W. 2011. The Buying Impulse. Journal of Consumer Research, 14
(September): 189-199
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

903
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

Schiffman, L.G. and Kanuk, L.L., 2012. Purchasing behavior. Upper Saddle
River, NJ: Pearson Prentice Hall.
Tjiptono, F., 2011. Strategi bisnis pemasaran. Edisi III. CV. Andi. Offset,
Yogyakarta.
Utami, Christina Whidya. 2010. Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi
Operasional Bisnis Ritel Modern di Indnesia. Jakarta: Salemba Empat.

904

Anda mungkin juga menyukai