NIM : G5401201052
Kelompok :5
Kelas : 67
1. Nama Proyek :
Latar Belakang :
Proyek sinergi merupakan tugas yang diberikan oleh kakak pembimbing 7 habits. 7
habits sudah kami lakukan selama 4 minggu yang terdiri dari Menjadi proaktif, memulai
dengan tujuan akhir, berpikir menang menang, memahami terlebih dahulu baru
dipahami, mewujudkan sinergi, mengasah gergaji. Sebagai penugasan dari rangkaian
7Habits yang telah kami lakukan, kamu melakukan survei mengenai tingkat kepedulian
mahasiswa terhadap covid 19. Survei ini dilatarbelakangi oleh hipotesis kami terhadap
masih banyaknya mahasiswa yang melanggar protokol kesehatan, yang seharusnya
mereka sebagai seorang yang terdidik bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat di
sekitarnya. Maka dari itu, kami melakukan survei mengenai tingkat kepedulian
mahasiswa untuk mencari kebenaran dari hipotesis kami berdasarkan kuisioner yang
telah kami sebar ke beberapa mahasiswa di Indonesia
Tujuan Proyek :
Pada tahap ini rencana kerja yang akan dilakukan meliputi tahap – tahap antara lain
sebagai berikut.
1. Persiapan Awal
Pada tahap ini, kami menjalankan habits 1 yaitu menjadi proaktif. Masing-masing
anggota mengutarakan pendapatnya. Kemudian kami juga menjalankan kebiasaan 4
yaitu berpikir menang-menang. Kami menyadari bahwa tujuan dapat tercapai dengan
baik apabila kami dapat bekerja sama. Diskusi yang kami lakukan mencakup:
• Menentukan topik yang akan di survey, Topik yang dipilih : Tingkat Kepedulian
Mahasiswa terhadap Protokol Covid-19
• Mendiskusikan metode untuk mengumpulkan data yang akan di survei
• Menentukan metode yang dipilih, metode yang digunakan disini adalah
mengumpulkan data melalui GForm
2. Pelaksanaan Kegiatan
3. Laporan
Proyek ini cukup berhasil untuk membuktikan hipotesis bahwa masih banyaknya orang yang
melanggar protokol kesehatan. Dari hasil kuisioner “Tingkat Kepedulian Mahasiswa
terhadap Protokol Kesehatan Covid-19” dengan target responden mahasiswa hampir di
seluruh Indonesia disimpulkan bahwa sudah banyak mahasiswa yang menjalani peraturan
untuk tetap di rumah bahkan mereka cenderung jarang untuk keluar rumah. Apabila mereka
terpaksa untuk keluar rumah, mereka terhitung selalu menerapkan protokol kesehatan
berupa menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker. Mayoritas bahkan hampir
seluruh responden pun lebih sering untuk makan di rumah ketimbang di luar karena
mereka merasa harus lebih mewaspadai bentuk penularan melalui media apapun. Mereka
pun sangat menyadari bahwa covid-19 merupakan virus yang sangat berbahaya. Tapi
bentuk-bentuk tersebut dipatahkan dengan fakta bahwa mereka masih sering untuk
bepergian keluar kota sehingga bentuk penularan masih akan mungkin terjadi.
Kesimpulan diatas dapat diartikan bahwa masyarakat khususnya mahasiswa telah bersikap
proaktif atas adanya wabah ini dengan sejenak mencari informasi akurat dari tim medis
sebelum mengambil tindakan dalam berkegiatan. Selanjutnya, masyarakat khususnya
mahasiswa berusaha untuk mematuhi peraturan yang telah ada. Bahkan tak jarang para
mahasiswa dan kaum terpelajar lainnya menyuarakan untuk melawan covid-19 dengan cara
wajib mentaati tata tertib yang ada karena kesadaran untuk melawan wabah ini tidak hanya
cukup dengan tenaga dokter melainkan upaya kita mewujudkan sinergi untuk memutus
rantai perkembangan covid-19.
Kita juga harus mengapresiasi tindakan proaktif dari masyarakat mulai dari kampanye rajin
mencuci tangan, saling memotivasi untuk melakukan social distancing serta saling memberi
semangat antar-elemen bangsa dalam melawan pandemi covid-19. Wujud apresiasi ini
diharapkan dapat menbangkitkan jiwa-jiwa berpikir menang dan menang agar masyarakat
senantiasa terus mentaati batas-batas dari protokol kesehatan.