Anda di halaman 1dari 61

Kapasitas adalah jumlah output

(produk) maksimum yang dapat


dihasilkan suatu fasilitas produksi
dalam selang waktu tertentu.
Pengertian perencanaan
kapasitas dapat dilihat dari
tiga perspektif, yaitu :

1. Kapasitas Desain
2. Kapasitas Efektif
3. Kapasitas Aktual
a. Jangka pendek
Perencanaan kapasitas digunakan untuk
pengendalian produksi.
b. Jangka menengah
Perencanaan kapasitas digunakan untuk
melihat apakah fasilitas produksi akan
mampu merealisasikan jadwal induk
produksi yang telah ditetapkan.
c. Jangka panjang
Perencanaan kapasitas digunakan untuk
merencanakan ekonomisasi fasilitas
produksi.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN KAPASITAS
Perencanaan Kebutuhan Kapasitas Jangka
Panjang

Metode Rough Cut Capacity


Metode ini dilakukan untuk menguji ketersediaan
kapasitas fasiltas produksi yang tersedia didalam
memenuhi jadwal induk produksi yang telah
ditetapkan.
Untuk melakukan perhitungan
kebutuhan kapasitas dengan metode ini
dibutuhkan yaitu :
1. Ramalan permintaan dan rencana
produksi
2. Struktur produk dan bill of material-nya
3. Waktu setup dan waktu proses suatu
produk
4. Jumlah produksi yang ekonomis dari
produk
Tahapan perhitungan kebutuhan kapasitas

Step 1 : menentukan rencana produksi melalui


proses peramalan dan perencanaan
produksi
Step 2 : membuat struktur produk dan bill of
material produk
Step 3 : menghitung standar waktu kerja (SHR)
Step 4 : menghitung kebutuhan sumber daya
Step 5 : menghitung kebutuhan kasar kapasitas
Contoh Kasus 5-1 :
Perhitungan Kebutuhan Kapasitas Jangka
Menengah

Metode Resource Requirement


Metode ini membutuhkan data yang mirip
dengan metode Rough Cut tetapi dengan
tambahan data waktu ancang (lead time)
setiap produk dan komponen yang dihasilkan
fasilitas produksi tersebut.
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan
kapasitas, yaitu :

Step 1 : Menghitung profil beban


Step 2 : Menghitung profil resource requirement
setiap work center untuk membuat
setiap produk
Step 3 : Menyesuaikan JIP awal berdasarkan
ketersediaan dan kebutuhan kapasitas
tiap work center
Perhitungan Ketersediaan Kapasitas
Kapasitas yaitu laju keluaran produk suatu
fasilitas produksi per satuan waktu

Rumus menghitung ketersediaan kapasitas:

Kapasitas Tersedia =
Waktu Tersedia + Efistensi + Utilisasi
Utilisasi merupakan variabel acak karena
sebuah mesin dapat saja idle karena
rusak, atau karena pekerjanya absen.

Efisiensi adalah bilangan acak karena kita


tidak dapat menyamarkan kecepatan
kerja satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
Strategi Pemenuhan Kapasitas
Setelah kebutuhan kapasitas per periode diketahui,
selanjutnya kebutuhan kapasitas tersebut
dibandingkan dengan ketersediaan kapasitas yang
ada.
Tabel 5-10: Perbandingan Ketersediaan dan Kebutuhan Kapasitas Work
Center Milling
SRH Per Periode
Item
1 2 3 4 5
Kebutuhan 4,020 4,680 5,040 5,550 6,060

Tersedia 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000


Kekurangan 0 0 40 550 1,060

Kumulatif 0 0 40 590 1,650


Tindakan untuk mengatasi
kekurangan kapasitas dapat
berupa penyesuaian rencana
produksi, penambahan mesin,
atau subkontrak, yang masing-
masing memiliki
kelebihan/kelemahan sendiri-
sendiri.
Dalam kaitannya dengan pemilihan alternatif yang
akan ditempuh, seorang perencana produksi dapat
menggunakan kriteria analisis manfaat biaya dimana
rasio manfaat biaya untuk tiap alternatif yang
dipertimbangkan ialah:

Rasio B/C = PV benefit (n, i%)


PV cost (n, i%)

dimana:
rasio B/C: rasio manfaat dampak
PV : nilai present value dari manfaaat/dampak
n : periode analisis
I : tingkat suku bunga yang digunakan
Kesimpulan
Bab ini membahas teknik penghalusan jadwal induk
produksi dengan mempertimbangkan kendala
kapasitas produksi yang tersedia. Dengan
menggunakan teknik rough cut maka akan
diperhitungkan kebutuhan kapasitas untuk setiap
work center.
Teknik rough cut ini dapat digunakan untuk
perencanaan jangka panjang. Teknik perhitungan
kebutuhan kapasitas yang lebih rinci dalam hal
periode adalah teknik resource requirement.
Selanjutnya, dengan membandingkan
kebutuhan dengan ketersediaan kapasitas maka
akan diperoleh kekurangan kapasitas untuk
setiap work center. Beberapa tindakan yang
mungkin diambil adalah penyesuaian jadwwal
induk, variasi jumlah tenaga kerja, variasi shift
kerja, serta penambahan mesin. Tiap alternatif
tersebut dianalisis dari sisi manfaat dampak
untuk mendapatkan alternatif yang akan dipilih
sebagai alternatif terbaik.
PERENCANAAN
PERSEDIAAN SEDERHANA
PERENCANAAN PERSEDIAN SEDERHANA
• Persedian didefinisikan sebagai barang yang
disimpan untuk digunakan atau dijual pada
periode mendatang. Persediaan dapat berbentuk
bahan baku yang disimpan untuk diproses,
komponen yang diproses, barang dalam proses
pada proses manufaktur, dan barang jadi yang
disimpan untuk dijual. Persediaan memegang
peran penting agar perusahaan dapat berjalan
dengan baik.
Berbagai Macam Masalah Persediaan

• Masalah utama persediaan bahan baku adalah


penetapan jumlah pesanan ekonomis (economic
order quantity). Model jumlah pesanan
ekonomis berusaha menjawab pertanyaan:
beberapa jumlah dan kapan bahan baku dipesan
agar ongkos simpan dan ongkos pesan dapat
minimal.
Fungsi Persediaan
MODEL PERENCANAAN PERSEDIAN

• Selama pembelian atau pembuatan suatu


produk, terdapat elemen-elemen ongkos
yang harus diminimasi secara keseluruhan.
Hal yang harus dipertimbangkan adalah
jumlah material yang dibeli atau dibuat,
yang harus diusahakan sedemikian rupa
agar ongkos total persediaan menjadi
sekecil mungkin.
Data Masukan
Data yang dibutuhkan untuk merencanakan
jumlah/periode pemesanan barang ialah :
a. Total kebutuhan bahan tersebut selama satu
periode.
b.Data ongkos-ongkos.
b.1. Harga.
b.2. Biaya Modal.
b.3. Ongkos Simpan (H= Holding Cost).
b.4. Ongkos Pesan (O = Order Cost).
b.5. Ongkos Kesempatan (Opportunity Cost).
Model Persediaan
Bahan Baku dengan Laju Permintaan Tetap:
• Economic Order Quantity (Jumlah Pesanan Ekonomis)
Tingkat pemesanan yang meminimasi biaya persediaan
keseluruhan dikenal sebagai model EOQ. Pola Pemakaian
material diasumsikan berdasarkan bentuk sebagaimana Gambar
6.2. berikut. Garis vertical menyatakan penerimaan segera suatu
pesanan dengan ukuran Q. Pemakaian material yang konstan,
yang dinyatakan dalam garis dengan gradient menurun,
mengindikasikan tingkat persediaan yang perlahan-lahan
menurun sampai mencapai nol selama selang antar periode t.
Jumlah rata-rata item barang yang disimpan dinyatakan dengan
Q/2. Variabel yang tidak diketahui dalam grafik itu adalah jumlah
yang akan dipesan (=Q) dan saat pemesanan (=t). Dapat dihitung
bahwa ongkos pesan per tahun ialah jumlah pesanan yang
dilakukan selama setahun dikalikan dengan ongkos pesan per
pemesanan.
• Dimana :
O = Ongkos per pemesanan
D = jumlah unit yang dibutuhkan selama 1 (satu) tahun
Q = Jumlah unit yang dipesan
Dengan asumsi biaya modal dan ongkos simpan
didasarkan pada persediaan rata-rata, maka biaya modal
dan ongkos
simpan selama satu tahun ialah :
• Dimana :
H = Ongkos simpan per tahun
iP = Biaya modal per tahun
Q/2/= Tingkat persediaan rata-rata
• Jika ketga persamaan diatas digabungkan maka
didapatkan persamaan ongkos total persediaan
selama satu tahun sebagai berikut
Contoh Kasus 6-1 :

Moore – Fun Novelry Co. perlu bahan baku


80.000 kontainer/tahun. Ongkosnya ialah :
P = $ 0.40 per container
O = $ 80.00 per pemesanan
H = $ 0.10 per container per tahun
I = 15 % mencakup beban pajak, asuransi, dan
bunga.
Contoh Kasus 6-4 :

• Permintaan suatu bahan selama sembilan bulan


berikut ini dijadwalkan untuk memenuhi pola
permintaan berikut ini. Tidak ada persediaan
awal, ongkos pesan adalah $100 per pemesanan.
Ongkos simpan adalah $ 4 per unit per bulan.
Cara yang paling cepat untuk menghitung jumlah
pembeliaan adalah menghitung EOQ dengan menggunakan
rata-rata permintaan bulanan sebesar 252/9 atau 28 unit.
EOQ = (2*100*28/4)1/2
= 38 unit (dibulatkan ke atas)
Kebutuhan bulan pertama dan kedua ialah 31 +
14 = 45 unit. Permintaan bulan kedua dan
ketiga ( 14 + 7 ) lebih dekat ke EOQ daripada
permintaan bulan kedua, ketiga, keempat, dan
kelima (14 + 7 + 0 + 87) sehingga pembelian
dibulan kedua dilakukan sebesar 21 unit. Pola
ini diteruskan dan menghasilkan pola
pembelian dan ongkos total sebagaimana Tabel
6-2.
• Ongkos total jika pembelian dilakukan pada periode 9
adalah $ 100(ongkos pesan tanpa adanya ongkos
simpan)
• Bergerak ke bulan 8, ada dua pilihan : beli pada bulan 8
dan bulan 9 (dengan ongkos pesan $ 100 + $ 100 = $
200, tanpa ongkos simpan) atau beli seluruh kebutuhan
bulan 8 dan 9 sejumlah 59 unit (dengan ongkos pesan $
100 dan ongkos simpan $ 320). Alternatif kedua lebih
disukai. Namun demikian periode 7 masih harus
dipertimbangkan.
Pada awal bulan 7 ada tiga pilihan : beli kebutuhan bulan
7 saja dan terima ongkos termurah di periode 8 dan 9
(ongkos total persediaan adalah $ 100 + $ 132 = $ 232),
beli kebutuhan bulan 7 dan 8 sekaligus sebesar 61 unit
dan kebutuhan bulan 9 dibeli tersendiri sebesar 8 unit
(ongkos total persediaan adalah $ 100 + ($ 4)51 + $ 100
= $ 404), atau beli sekaligus untuk bulan 7,8, dan 9
sebesar 69 unit (ongkos total persediaan adalah $ 100 +
51( $ 4) + 8(2)($4) = $ 368). Pilihan pertama
merupakan pilihan dengan ongkos termurah.
Perencanaan Persediaan Komponen
Asumsi dalam model EOQ adalah bahwa item
yang diproduksi langsung digunakan sehingga t
ingkat persediaan tidak akan pernah mencapai
jumlah komponen yang dipesan (Q). Asumsi
lainnya ialah bahwa laju untuk menghasilkan
komponen jauh lebih tinggi daripada laju
konsumsi komponen. Hal ini digambarkan
dalam kemiringan garis pengadaan yang tajam
daripada kemiringan garis produksi.
Contoh kasus 6 – 5
Sebuah produk yang dihasilkan PT.Asia Timur Raya
adalah boneka dengan permintaan relatif konstan
sebesar 40.000 unit per tahunnya. Boneka itu terdiri
atas dari plastic yang sama untuk setiap boneka, tetapi
pakaiannya diubah secara periodik untuk memenuhi
selera pasar. Boneka berbagai posisi dibuat dengan
mengubah cetakan di mesin cetak plastic, dengan
kecepatan produksi rata – rata 2000 boneka per hari.
Biaya setup diperkirakan sebesar RP 700.000,00 setiap
kali produksi. Satu tahun terdiri dari atas 200 hari
kerja.
Sebuah boneka dalam proses ( belum diberi pakaian )
dinilai seharga RP 1.800,000 per buah. Ongkos simpan
dan biaya modal diperkirakan sebesar 20% dari ongkos
produksi dan dihitung berdasarkan tingkat persediaaan
rata – rata. Dari data di atas dapat di hitung laju
produksi per tahun sebesar :
Pola persediaan menunjukan bahwa produksi
komponen dimulai pada saat persediaan komponen
telah habis. Karena laju produksi komponen lebih
tinggi dari laju konsumsi komponen maka pada
suatu saat produksi harus dihentikan agar tingkat
persediaan tidak bertambah. Inti dari model EPQ
adalah mencari jumlah komponen yang diproduksi
yang meminimasi ongkos total (terdiri atas ongkos
setup produksi dan ongkos persediaan komponen ).
PENGENDALIAN PEREDIAAN
1.EVALUASI Akibat peruahan ongos
Model perencanaan persediaan di kembangkan dengan
didasarkan atas ongkos yang relative tetap. Perlu
diperhatikan perubahan elemen ongkos terhadap jumlah
pesanan maupun produksi ekonomis.

2.Pengaruh waktu ancang


Model pengendalian persediaan EOQ seperti
pembahasan diatas diturunkan berdasarkan kondisi
ideal
Contoh kasus 6-8:

Jika diketahui bahwa waktu ancang pemesanan


bahan ialah 10 hari, dengan jumlah pesanan
ekonomis sebesar 100 unit setiap 50 hari kerja,
hitung saat pemesanan kembali.
Saat pemesanan kembali jatuh pada hari kerja ke
40. Dalam hal ini diperhitungkan bahwa tingkat
persediaan mencapai nol pada hari kerja ke 50.
Mengingat watu ancang pemesanan ialah 10 hari,
maka pemesanan dilakukan 10 hari sebelum
tingkat persediaan mencapai no. Tetapi biasanya,
saat pemesanan kembali dinyatakan sebagai
fungsi dari tingkat persediaan. Dengan
menggunakan konsep ini maka saat pemesanan
kembali ialah :
• Kecepatan pemakaian bahan = 100 unit/50 hari kerja =
2 unit perhari kerja
• Waktu ancang = 10 hari kerja
• (ekivalen dengan) = 10*2 unit per hari kerja = 20 unit
Hal ini berarti pemesanan dilakukan pada tingkat
persediaan bahan baku tinggal 20 unit atau tingkat
konsumsi bahan baku sudah mencapai 80 unit. Jika
pemesanan dilakukan pada tingkat persediaan bahan
baku mencapai 20 unit maka diharapkan produksi tidak
akan berhenti: karena saat bahan baku habis material
yang dipesan sepuluh hari sebelumnya telah dating.
Contoh kasus 6-9:
Data berikut ini didapat dari PT.XYZ:
• Ongkos pesan = Rp 120.000,00 perpemesanan
• Ongkos simpan = Rp 16.000,00 per unit per
tahun,didasarkan atas tingkat persediaan rata-rata;
• Ongkkos oportunitas = Rp 10.000,00 per hari untuk setiap
item yang dibutuhkan tetapi tidak tersedia di persediaan;
• Permintaan rata-rata = 10 unit perhari atau 2000 unit
pertahun (didasarkan atas sejumlah 200 hari kerja pertahun).

• Sedangkan waktu ancang bervariasi antara 5 s/d 11 hari


dengan kemungkinan sebagai terlihat pada tabel 6.9.
Distribusi waktu ancang menunjukkan bahwa terdapat
10% kemungkinan waktu pengiriman selama 5 hari, tetapi
waktu ancang tersebut dapat pula memakan waktu
sebesar 11 hari; dari saat mulai pemesanan sampai barang
diterima PT. XYZ. Ongkos yang terjadi akibat ketiadaan
persediaan adalah Rp, 10.000,00 per unit per hari x 10
unit perhari = Rp 100.000,00 perhari. Sebaliknya, ongkos
simpan tahunan dalam persediaan pengaman akan
bertambah sejumlah Rp 16.000,00 x 10 unit =Rp
160.000,00 untuk setiap kelebihan stok dalam satu hari.
Kekurangan maupun kelebihan persediaan
ditunjukkan dalam tabel berikut ini. Jika waktu
ancang actual melebihi waktu ancang aktual
melebihi waktu ancang yang diperkirakan maka
akan terjadi kekurangan persediaan sebesar 10 unit
perhari . Sebaliknya jika waktu ancang aktual
kurang dari waktu ancang yang diperkirakan maka
akan terjadi kelebihan persediaan sebesar 10 unit/
hari
Nilai ekspektasi ongkos simpan dihitung berdasarkan rata-
rata bobot menurut probabilitas kemunculan. Misalnya
ekspektasi nilai ongkos oportunitas sebesar :

• E(O.Oportunitas) = (Rp 100.000*0,20) + (Rp 200.000*0,15)


+ (Rp 300.000*0,10) + (Rp
400.00*0,05)
= Rp 100.000

• Sementara ekspektasi nilai ongkos simpan adalah sebesar :

• E(Ongkos Simpan) = (Rp 320.000*0,10) + (Rp 160.000*0,15)


= Rp 56.000,00

Anda mungkin juga menyukai