Anda di halaman 1dari 24

KONSEP DASAR RANTAI PASOKAN

maulida
Pemain Utama dalam Rantai Pasok
Untuk pengukuran akan ditujukan pada proses-proses yang terjadi di
dalam perusahaan sehari-hari, dan kemudian dengan didasarkan atas
kinerja yang telah didapat dari berbagai referensi akan dilakukan penilaian
atas proses yang terjadi yang menggambarkan kinerja yang diukur
tersebut.
Rantai pasok menunjukkan adanya rantai yang panjang yang dimulai dari
pemasok sampai pelanggan, di mana adanya keterlibatan entitas atau
disebut pemain dalam konteks ini dalam jaringan rantai pasok yang sangat
kompleks tersebut. Berikut ini merupakan pemain utama yang terlibat
dalam rantai pasok (lndrajit dan Djokopranoto, 2002):
1. Supplier (chain 1)
 Rantai pada rantai pasok dimulai dari chain 1, yang merupakan
sumber penyedia bahan pertama. Di sini adalah tempat di
mana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan
pertama di sini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah,
bahan penolong, suku cadang atau barang dagang.
2. Supplier-Manufacturer (chain 1-2)
 Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua, yaitu
manufacturer yang merupakan tempat mengkonversi ataupun
menyelesaikan barang (finishing). Hubungan kedua mata
rantai tersebut sudah mempunyai potensi untuk melakukan
penghematan. Misalnya, penghematan inventory carrying cost
dengan mengembangkan konsep supplier partnering.
3. Supplier-Manufacturer-Distributor
(chain 1-2-3)
 Dalam tahap ini barang jadi yang dihasilkan disalurkan kepada
pelanggan, di mana biasanya menggunakan jasa distributor
atau wholesaler yang merupakan pedagang besar dalam
jumlah besar.
4. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail
Outlets (chain 1-2-3-4)
 Dari pedagang besar tadi barang disalurkan ke toko pengecer
(retail outlets). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung
menjual barang basil produksinya kepada pelanggan
(customer), namun secara relatif jumlahnya tidak banyak dan
kebanyakan menggunakan pola seperti di atas.
5. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail
Outlets-Customer (chain 1-2-3-4-5)
 Pelanggan merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam rantai
pasok,dalam konteks ini sebagai end-user. Pada rantai ini,
terjadi transaksi antara retailer dan pelanggan yang meliputi
seluruh proses yang secara langsung meliputi penerimaan
barang sekaligus memenuhi permintaan pelanggan.
Kinerja Manajemen Rantai Pasok
 Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas
pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan secara
kuantitatif
 Tujuan dari pengukuran kinerja adalah sebagai berikut :
 Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik
(barang mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi).
 Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di
antara tiap-tiap channel)
 Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok.
Pengelolaan Aliran Rantai Pasokan
Konsep yang banyak digunakan dan dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan

efektifitas pergerakan barang :

1. Mengurangi jumlah supplier. Berkembangkan sejak akhir 1980-an, dengan tujuan

mengurangi ketidakseragaman, biaya negosiasi dan pelacakan (tracking). Awal

perubahan dari konsep multiple-supplier ke single supplier. Konsep tender terbuka

makin tidak populer karena tidak menjamin terbatas jumlah supplier.

2. Mengembangkan supllier partnership atau strategic alliance.Berkembangkan sejak

1990 an sampai sekarang. Hanya dengan supplier partnership, key suppliers untuk

barang tertentu merupakan strategic sources yang dapat diandalkan dan menjamin

kelancaran pergerakkan barang dalam supply chain. Konsep ini disertai dengan

konsep perbaikan yang terus menerus dalam biaya dan mutu barang.
Inventory
 Manajemen rantai pasok meliputi pengelolaan aliran material
yang membentuk adanya persediaan di dalam rantai pasok.
Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan
dengan berbagai macam pengukuran keuangan perusahaan.
Semua metode pengukuran persediaan dimulai dengan
penghitungan unit secara fisik, volume atau berat. Namun,
pengukuran persediaan dapat dibagi menjadi tiga bentuk dasar,
yaitu: nilai agregat rata-rata persediaan, minggu pasokan, dan
perputaran persediaan.
Nilai Agregat Rata-rata
 Nilai agregat rata-rata persediaan adalah nilai total seluruh
item yang tersimpan dalam persediaan. Hal ini berarti nilai
seluruh persediaan diukur berdasar biaya pada saat proses
dan pada saat barang jadi.
 Pengukuran persediaan dalam hal ini adalah :

Nilai rata-rata persediaan agregat = (Jumlah unit item A


yang ada) (Nilai tiap-tiap item A) + (Jumlah unit item B
yang ada) (Nilai tiap-tiap item B)
Minggu Pasokan
 Minggu pasokan adalah penilaian persediaan yang diperoleh dengan
cara membagi rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan
penjualan per minggu berdasar biaya (at cost).
 Pengukuran secara mingguan adalah:

 Penghitungan ini hanya untuk produk akhir yang terjual (berdasarkan


biaya), bukan berdasar harga jual setelah markups ataupun diskon.
Perputaran Persediaan
 Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan yang
diperoleh dengan membagi penjualan tahunan (berdasar
biaya) dengan nilai agregat rata-rata persediaan selama satu
tahun atau dapat ditulis dalam rumus:
Contoh Soal
 Suatu perusahaan rata-rata memiliki nilai persediaan
Rp20.000.000,00 tahun lalu, dan penjualan produk adalah
Rp 100.000.000,00. Jika perusahaan memiliki 52 minggu
kerja per tahun, berapa minggu pasokan dalam
persediaan? Bagaimana perputaran persediaannya?
Discussion
 Suppose that the quoted price for a certain component from a vendor is
$8.00 per unit for1000 units. The same part made in the home factory
would cost $9.00. The cost breakdown on the make alternative is as follows:
Unit material cost = $2:25 per unit
Direct labor = $2:00 per unit
Labor overhead at 150% = $3:00 per unit
Equipment fixed cost = $1:75 per unit
Total = $9:00 per unit
 Should the component by bought or made in-house?
Agregat Planning
 Aggregate Planning (AP) adalah suatu aktivitas operasional
untuk menentukan jumlah dan waktu produksi pada waktu
dimasa yang akan datang.
 AP juga didefinisikan sebagai usaha untuk menyamakan antara
supply dan demand dari suatu produk atau jasa dengan jalan
menentukan jumlah dan waktu input, transformasi, dan
output yang tepat. Dimana keputusan AP dibuat untuk
produksi, staffing, inventory, dan back order level
Agregat Planning (Cont.)
 Tujuan dari Aggregate Planning adalah untuk meminimasi
biaya akhir padaperiode perencanaan dengan mengatur :
Production rates, Labor levels, Inventory levels, Overtime
work, Subcontracting, dan variabel yang terkontrol lainnya.
 Bisa dikatakan bahwa tujuan Aggregate Planning pada
dasarnya adalah membangkitkan(generate) suatu rencana
produksi dalam tingkatan top level production plans
Agregat Planning (Cont.)
 Analisis dalam proses Aggregate Planning dilakukan
dalam kelompok produk (product family) dengan unit
agregat, disamping itu proses Aggregate Planning juga
melibatkan pemilihan srategi manufaktur. Dalam suatu
ruang lingkup yang lebih luas lagi, peran Aggregate
Planning adalah sebagai interface antara perusahaan atau
sistem manufaktur dan pasar produknya.
Developing Aggregate Plan
 Pilih strategi dasar :

Level, chase, or hybrid


 Tetapkan tingkat produksi (rate):
 Level plan with back orders: rate = rata-rata permintaan sepanjang
batas perencanaan, selebihnya menjadi back order.
 Level plan without back orders: rate adalah sejumlah permintaan
pada suatu waktu.
 Chase plan: melakukan produksi dengan kerja lembur atau
subkontrak dalam memenuhi permintaan.
Developing Aggregate Plan (Cont.)
 Hitung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
 Hitung tingkat persediaan setiap periode,
 Hitung biaya setiap periode dan biaya keseluruhan
 Evaluasi dampak rencana terhadap konsumen dan tenaga
kerja.
Evaluating Alternative Plans
 Level strategy plan
 Chase strategy plan
Aggregate Planning Example
Period Demand
Regular Time Labor Cost $ 9.60
1 3000
2 6000 Overtime/Subcontracting $14.40

3 2000 Inventory Holding Cost $ 5.00


4 1500 Backorders $ 7.50
5 4000 Biaya Rekruit $ 500
6 5500 Biaya Pecat $ 750
7 8500

Beginning Inventory 2500


Labor Standard (units/worker) 250
Workforce 18
Level Strategic
 Net Requirement = Demand – Beginning Inventory

 Produksi = Kapasitas Produksi Per Pekerja x Jumlah Pekerja

 Kapasitas Produksi per Pekerja = Jam Efektif : Waktu Siklus

 Surplus = Ending Inventory Yang  Bernilai Positif (+)

 Shortage = Ending Inventory  Yang  Bernilai Negative (-)

 Biaya Tenaga Kerja = Jumlah Tenaga Kerja x Gaji per Orang

 Biaya Inventory =Surplus x Ongkos Simpan

 Biaya Shortage = Banyaknya Shortage x Biaya Lembur

 Biaya Total = Biaya Lembur + Biaya Inventory + Biaya Tenaga Kerja
Chase Strategic
 Demand = Demand Yang Ditabel

 Net Requirement = Demand – Beginning Inventory

 Requirement Workers = Net Requirement : Kapasitas Produksi Per Pekerja

 Kapasitas Produksi Per Pekerja = Jam Efektif : Waktu Siklus

 Biaya Tenaga Kerja = Jmlh Tng Kerja x Gaji/Orang

 Biaya Pemecatan =Jml Tng Krja Yang Dipecat x Uang Pemecatan

 Biaya Perekrutan = Jmlh Yang Direkrut x Uang Perekrutan

 Biaya Total = Biaya Pemecatan + Biaya Perekrutan + Biaya TenagaKerja

Anda mungkin juga menyukai