Anda di halaman 1dari 36

RESUME MATERI

MANAJEMEN OPERASI I

DITUJUKAN UNTUK UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL

DISUSUN OLEH :

NAMA : CHYNTHIA NOURA ELYSHA


NIM : 12010120120062
MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASI I
KELAS :A

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Ganjil 2021
MATERI PERTEMUAN KE-2

PRODUKTIVITAS DAN STRATEGI OPERASI DI GLOBALISASI

A. Pengertian Produktivitas

Penciptaan barang dan jasa membutuhkan perubahan sumber daya menjadi barang dan
jasa. Semakin efisien dalam membuat perubahan sumber daya tersebut, semakin produktif dan
banyak nilai yang ditambahkan dalam barang dan jasa tersebut. Menurut Heizer dan Render
(2015) produktivitas adalah rasio output (barang dan jasa) dibagi dengan satu atau lebih input
(seperti tenaga kerja, modal, atau manajemen). Secara teknis, produktivitas merupakan suatu
perbandingan antara output dengan input.

Usaha peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

• Input yang dikurangi, output tetap

• Input yang tetap, output meningkat

• Jumlah input yang dikurangi, output meningkat.

Output harus dilihat dari dua sudut.

• mutu atau kualitasnya;

• jumlah atau kuantitasnya.

Formula produktivitas dapat dinyatakan sebagai berikut:

Produktivitas = Output = O atau


Input I

= Efektivitas menghasilkan Output


Efisiensi penggunaan Input
Ukuran produktivitas tidak sama dengan efisiensi. Efisiensi merupakan ukuran dalam
membandingkan penggunaan input yang direncanakan dengan realisasi penggunaan masukan.
Jika masukan yang sebenarnya digunakan makin besar penghematannya maka tingkat efisiensi
semakin tinggi. Namun, semakin kecil masukan yang dapat dihemat, semakin rendah tingkat
efisiensi. Pengertian efisiensi lebih berorientasi pada masukan sedangkan masalah output kurang
menjadi perhatian utama.

B. Perhitungan Produktivitas

Pengukuran produktivitas melalui pendekatan rasio output per input adalah pengukuran
yang paling sederhana dan mampu menghasilkan tiga ukuran produktivitas sebagai berikut.

1. Produktivitas Parsial (Partial Productivity)


Sering juga disebut produktivitas faktor tunggal (single factor productivity), yaitu.
menunjukan produktivitas faktor tertentu yang digunakan untuk menghasilkan
keluaran. Faktor tersebut hanya berupa hal berikut.
a. Produktivitas bahan baku = berdasarkan rasio output terhadap input bahan
baku.
b. Produktivitas tenaga kerja = berdasarkan rasio output terhadap input tenaga
kerja
c. Produktivitas material = berdasarkan rasio output terhadap input material.
d. Produktivitas energi = berdasarkan rasio, output terhadap input energi.
e. Produktivitas modal = rasio output terhadap input modal.

Rumus Produktivitas Parsial sebagai berikut.


Produktivitas bahan baku = Keluaran
Input bahan baku

2. Produktivitas Multifaktor (Multi Factor Productivity)

Menunjukkan produktivitas output bersih terhadap banyaknya input modal dan


tenaga kerja yang digunakan. Output bersih (net-output) adalah output total dikurangi
output dalam proses produksi. Jenis input yang digunakan dalam pengukuran ini
hanya faktor tenaga kerja dan modal saja.

Rumus Produktivitas Multifaktor sebagai berikut.


Produktivitas Multi Faktor = Keluaran
Beberapa masukan

3. Produktivitas Total (Total Factor Productivity)


Produktivitas ini menunjukkan produktivitas dari semua factor yang digunakan
untuk menghasilkan output. Faktor tersebut adalah bahan baku, tenaga kerja, energy,
modal, dan lain-lainnya.

Rumus Produktivitas Total sebagai berikut.


Produktivitas Total = Total Keluaran
Total Masukan
= Penjualan + Persediaan
Tenaga kerja + Bahan Baku + Penyusutan + Investasi

Pengukuran berdasarkan pendekatan rasio output per input dapat menggunakan satuan
fisik dari output dan input (ukuran berat, panjang, isi dan lain-lainnya) atau satuan moneter dari
output dan input (dolar, rupiah, pound sterling, dan lain-lainnya).

C. Variabel Produktivitas
Peningkatan produktivitas bergantung pada tiga variabel produktivitas berikut.

1.      Tenaga Kerja

Peningkatan kontribusi tenaga kerja pada produktivitas disebabkan oleh tenaga kerja
yang lebih sehat, lebih berpendidikan, dan bergizi baik. Berdasarkan sejarah, sekitar 10%
peningkatan produktivitas tahunan dikaitkan dengan adanya peningkatan kualitas tenaga kerja.
2.      Modal

Inflasi dan pajak meningkatkan biaya modal, serta membuat investasi menjadi mahal.
Saat modal yang diinvestasikan per pekerja menurun, produktivitas menurun. Manajer
menyesuaikan rencana investasi dengan perubahan-perubahan dalam biaya modal.
Berkonstribusi sekitar 38% dari peningkatan tahuanan.

3.      Manajemen

Manajemen merupakan faktor produksi dan sumber daya ekonomi. Manajemen


bertanggung jawab memastikan tenaga kerja dan modal digunakan secara efektif untuk
meningkatkan produktivitas. Berkonstribusi sekitar 52% dari peningkatan tahunan.

D. Produktivitas dan Sektor Jasa


Sektor jasa memberikan sebuah tantangan khusus terhadap pengukuran produktivitas yang
akurat dan peningkatan produktivitas. Produktivitas dari sektor jasa telah terbukti sulit untuk
ditingkatkan karena pekerjaan sektor jasa adalah sebagai berikut.
1. Biasanya bersifat intenif (misalkan : konsultasi dan Mengajar).
2 . Seringkali berfokus pada atribut atau keinginan individu yang unik (misalkan : saran
Invetasi).
3. Terkadang merupakan sebuah tugas Intelektual yang dilakukan oleh profesional (misalkan :
Diagnosis Medis).
4. Terkadang sulit untuk menggunakan mesin dan diotomatiasi (misalkan potong rambut)
5. Terkadang sulit untuk mengevaluasi kualitas (misalkan : kinerja dari perusahaan legal).

E. 10 Keputusan Strategis Manajemen Operasi


Dikemukakan oleh Jay Heizer dan Barry Render (2005).
Manajemen operasi atau sering dinamakan dengan manajemen produksi memuat sepuluh
hal.  Hubungan antara kesepuluh komponen adalah sebagai berikut:
1. Perancangan barang dan jasa
Berhubungan dengan kualitas dan SDM. Proses perancangan produk perusahaan akan
mempengaruhi kualitas akhir produk. Oleh karena itu, perancangan barang dan jasa harus
memasukkan unsur kualitas atau mutu, misalnya pada kualitas desain produk. Perancangan
produk (barang atau jasa) menentukan jumlah SDM yang dibutuhkan untuk membuat produk.
Misalnya perancangan produk meubel yang terdiri dari beberapa komponen. Dari komponen-
komponen tersebut dapat ditentukan jumlah tenaga kerja.
2. Mutu
Mutu atau kualitas produk harus dijaga pada saat proses pengerjaan produk (barang atau
jasa). Sehingga penentuan mutu harus dilaksanakan pada saat perancangan produk dan
perancangan proses.
3. Perancangan proses dan kapasitas
Perancangan proses dan kapasitas dilakukan setelah perancangan barang dan jasa selesai.
Perancangan proses dan kapasitas berhubungan dengan mutu, SDM, persediaan, penjadwalan
dan pemeliharaan. Mutu atau kualitas proses yang baik akan menghasilkan produk (barang atau
jasa) yang diminati pelaggaan. Apabila proses telah ditentukan, makan akan diketahui pula
jumlah SDM yang dibutuhkan perusahaan. Perancangan proses dan kapasitas akan menghasilkan
tingkat ketersediaan produk (barang atau jasa), penjadwalan proses (scheduling), dan proses
pemeliharan (maintenance).
4. Pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi berkaitan dengan manajemen rantai pasok. Faktor pada rantai pasok (supply
chain) yang berpengaruh antara lain transportasi dan jaringan distribusi.
5. Perancangan tata letak
Perancangan tata letak dilakukan setelah perancangan proses dan kapasitas. Perancangan tata
letak akan berpengaruh pada SDM, persediaan, penjadwalan dan pemeliharaan.
6. SDM dan rancangan kerja
Faktor SDM meliputi keselamatan, kesehatan, job description, lingkungan kerja dan upah.
7. Manajemen rantai pasok
Manajemen rantai pasok dipengaruhi oleh pemilihan lokasi dan kualitas produk. Manajemen
rantai pasok karena berkaitan dengan keputusan apa yang harus dibeli dan apa yang harus dibuat.
Sehingga kualitas apa yang harus dibeli akan menentukan kualitas apa yang dibuat.
8. Persediaan
Keputusan persediaan dipengaruhi oleh perancangan proses dan kapasitas, SDM, dan
perancangan tata letak.
9. Penjadwalan
Keputusan penjadwalan dipengaruhi oleh perancangan proses dan kapasitas, tata letakl dan
SDM.
10. Pemeliharaan
Pemeliharaan berkaitan dengan menjaga mutu atau kualitas.
MATERI PERTEMUAN KE-3

PERENCANAAN PRODUK BARU

A. Siklus Hidup Produk


Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle ini merupakan suatu hal yang penting bagi
setiap produsen untuk memproduksi dan memasarkan produknya. Pada dasarnya, Siklus Hidup
Produk adalah tahapan-tahapan proses perjalanan hidup suatu produk mulai dari
diperkenalkannya kepada pasar (market) hingga pada akhirnya hilang dari pasaran. Untuk
memperpanjang umur hidup suatu produk, produsen harus bekerja keras melakukan berbagai
strategi agar produknya dapat bertahan lebih lama lagi di pasar (market).

Berikut ini adalah keempat tahapan Siklus Hidup Produk.

a) Tahap Perkenalan (Introduction)

Tahapan Perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana produsen
memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum. Biasanya pada kondisi
ini sering dilakukan penelitian, pengembangan produk, modifikasi dan perbaikan proses, dan
pengembangan pemasok.

b) Tahap Perkembangan (Growth)

Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang diperkenalkan tersebut sudah
dikenal dan diterima oleh konsumen. Pada tahap ini design produk mulai stabil dan diperlukan
peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif. Penambahan kapasitas yang sudah ada untuk
menampung peningkatan permintaan produk mungkin diperlukan.

c) Tahap Kedewasaan (Maturity)

Pada tahap ini, pesaing mulai bermunculan. Peningkatan omset penjualan yang mulai melambat,
persaingan mulai ketat dan harus berjuang dalam merebut pangsa pasar dengan pesaing-
pesaingnya. Produksi dalam jumlah besar serta inovasi sangat dibutuhkan pada fase ini.
d) Tahap Penurunan (Decline)

Pada tahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan jika tidak
melakukan strategi yang tepat, produk yang ditawarkan mungkin akan hilang dari pasar (market).

B. Peluang Produk Baru

Satu teknik untuk menghasilkan ide produk baru adalah brainstorming, yaitu merupakan
teknik tim untuk membangkitkan ide kreatif pada satu subjek khusus. Ide tidak dikaji
ulang hingga waktu brainstorming selesai. Umumnya akan bermanfaat bila secara langsung
disertai semangat dapat memusatkan perhatian pada peluang tertentu, sebagaimana dituliskan
dibawah ini :

1. Memahami pelanggan merupakan permasalahan dasar dalam pengembangan produk baru.


Banyak produk penting biasanya dipikirkan pertama kali dan bahkan dibentuk oleh pengguna
dan bukan oleh produsen.

2. Perubahan ekonomi menyebabkan meningkatnya tingkat kemakmuran pada jangka


panjang tetapi siklus ekonomis dan harga berubah pada jangka pendek.

3. Perubahan secara sosiologis dan demografis mungkin muncul pada beberapa factor
seperti berkurangnya ukuran keluarga.

4. Perubahan Teknologi yang membuat segalanya menjadi mungkin dan mudah.

5. Perubahan politik/peraturan menghasilkan perjanjian perdagangan baru dan juga


persyaratan kotrak dengan pemerintah.

6. Perubahan lain dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standar professional, pemasok,
dan distributor.

Manajer operasi harus menyadari adanya faktor-faktor ini dan dapat menganytisipasi segala
perubahannya.
C. Pentingnya Produk Baru

Dapat diperhatikan bahwa tidak selamanya produk yang dibuat akan berhasil di pasaran.
Mungkin untuk mendapatkan produk yang berhasil diperlukan adanya seleksi dan desain produk
hingga ratusan kali. Manajer operasi dan organisasinya harus dapat menerima resiko dan
kegagalan sambil tetap mempertahankan usahanya.

D. Sistem Pengembangan Produk

Quality Function Deployment (QFD)

Adalah suatu proses menetapkan keinginan pelanggan dan menerjemahkannya menjadi


atribut agar tiap area fungsional dapat memahami dan melaksanakannya. QFD berkaiatan
dengan:

1. Menetapkan apa yang akan memuaskan pelanggan


2. Menerjemahkan keinginan pelanggan dan memperkenalkan solusi.

QFD digunakan diawal proses desain untuk membantu menetapkan apa yang dapat memuaskan
pelanggan dan kemana penyebaran usaha-usaha berkualitas. Terdapat enam langkah dasar:

1. Kenali keinginan pelanggan


2. Kenali bagaimana produk / jasa akan memuaskan keinginan pelanggan
3. Hubungan keinginan pelanggan dengan bagaimana produk akan dibuat untuk memenuhi
keinginan pelanggan tersebut
4. Kenali hubungan antar sejumlah bagaimana pada perusahaan
5. Buat tingkat kepentingan
6. Evaluasi produk pesaing

Membuat Organisasi untuk Pengembangan Produk

Pendekatan tradisional di AS untuk pengembangan produk adalah sebuah organisasi


dengan depatemen yang berbeda. Departemen yang pertama adalah sebuah dept.
penelitian dan pengembangan atau litbang yang mengerjakan penelitian yang
dibutuhkan, departemen. Rekayasa untuk merancang produk, departemen rekayasa
manufaktur untuk merancang sebuah produk yang dapat diproduksi dan Departemen
produksi yang memproduksi proses tersebut. Keunggulan dari pendekatan ini adalah
adanya tugas dan tanggung jawab yang tetap. Kelemahannya adalah kekurangan
pemikiran untuk masa depan. Pendekatan berikutnya adalah dengan menggunakan sebuah
tim, Tim ini dikenal sebagai Tim Pengembangan produk, Tim desain untuk kemampuan
memproduksi dan tim rekayasa nilai.

Tim Pengembangan produk bertanggung jawab untuk mengubah permintaan pasar menjadi
sebuah produk yang dapat mencapai penghasilan produk. Tugas Tim pengembangan
produk adalah untuk membuat suatu produk atau jasa yang sukses, yaitu yang dapat
dipasarkan (markettability), diproduksi (manufacture ability) dan kemampuan pelayanannya
(service ability).

Kemampuan Untuk Di Produksi dan Rekayasa Nilai

Kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa nilai adalah aktifitas yang menolong
memperbaiki desain, produksi, pemeliharaan dan penggunaan sebuah produk. Selain
pengurangan biaya yang nyata dan langsung terlihat desain agar barang dapat diproduksi
dan rakayasa nilai juga menghasilkan keuntungan lain, diantaranya adalah :

1. Mengurangi kompleksitas Produk


2. Standardisasi tambahan komponen
3. Perbaikan aspek fungsioanal produk
4. Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan
5. Memperbaiki kemudahan pemeliharaan produk
6. Desain yang tangguh
E. Isu-isu Perencanaan Produk
 Desain yang tangguh, Adalah sebuah desain yang dapat diproduksi sesuai
dengan permintaan walaupun pada kondisi yang tidak memadai pada proses
produksi.
 Desain Modular, Adalah bagian atau kompenen sebuah produk dibagi menjadi
komponen yang dengan mudah dapat ditukar atau digantikan, desain modular
menawarkan fleksibilitas pada produk dan penawaran.
 Computer aided design ( CAD ), Perancang dengan bantuan computer ( Computer
aided design ) adalah penggunaan computer secara interaktif untuk
mengembangkan dan mendokumentasikan sebuah produk, walaupun penggunaan
dan variasi software CAD sangat luas, CAD secara umum masih digunakan untuk
membuat gambaran kasar dan gambar tiga dimensi.
 Computer –Aided Manufacturing (CAM), Produksi dengan bantuan komputer
(Computer –Aided Manufacturing –CAM) merujuk pada penggunaan program
komputer khusus untuk memandu dan mengendalikan peralatan produksi.
Keuntungan dari CAM adalah :
1) Kualitas produk
2) Waktu desain yang lebih pendek
3) Pengurangan biaya produksi
4) Ketersediaan data
5) Kemampuan baru
 Teknologi Virtual Reality, Teknologi Virtual Reality merupakan bentuk
komunikasi secara tampilan dimana gambar menggantikan benda aslinya, tetapi
masih memungkinkan pengguna untuk menanggapi secara interaktif.
 Analisis Nilai, Analisis nilai berusaha memperbaiki cara untuk menghasilkan produk
yang lebih baik atau lebih ekonomis. Teknik dan keuntungan analisis nilai sama dengan
yang terdapat pada rekayasa nilai, walaupun perubahan kecil pada penerapannya
mungkin diperlukan karena analisis nilai terjadi saat produk sedang diproduksi.
 Etika dan Desain yang Ramah Lingkungan, Manajer operasi yang paling etis dan
peka terhadap lingkungan adalah meningkatkan produktivitas ketika mengirimkan
barang dan jasa yang diinginkan.
 Pendekatan etis, Suatu cara melakukan program yang ramah lingkungan dengan
membebankan biaya etika dan lingkungan pada tugas dari manajer operasi dan tim
rekayasa nilai/analisis nilai. Tujuan dari strategi desain yang etis dan ramah lingkungan
adalah :
1) Mengembangkan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan
2) Meminimalkan limbah bahan baku dan energy
3) Mengurangi kewajiban akan masalahlingkungan hidup
4) Meningkatkan efektifitas biaya dengan memenuhi peraturan lingkungan hidup
5) Agar dikenal sebagai perusahaaan yang baik
 Produksi Ramah Lingkungan, Konsep produksi ramah lingkungan (green
manufacturing) adalah memuat produk ramah linkungan melalui proses yang efsien,
yang bisa menjadi bisnis yang menguntungkan. Panduan bagi manajer operasi dalam
membuat desain produk yang ramah lingkungan :
1) Membuat produk yang dapat didaur ulang
2) Menggunakan bahan baku yang dapat didaur ulang
3) Menggunakan komponen yang tidak membahayakan
4) Menggunakan komponen yang lebih ringan
5) Menggunakan energi yang lebih sedikit
6) Menggunakan bahan baku yang lebih sedikit
 Standar hukum dan industry, Standar hukum dan industry dapat membantu
manajer operasi dalam membuat keputusan yang bertanggung jawab etika dan sosial.
Standar hukum dan industri memberikan arahan bagi manajer dalam desain
produk, pembuatan atau perakitan dan pembongkaran atau pembuangan.
F. Desain Layanan/Jasa

Selain terdapat produk berupa barang, terdapat pula produk yang tidak nyata, yaitu
jasa. Yang termasuk dalam industri jasa adalah perbankan, keuangan, asuransi,
transportasi, dan komunikasi. Merancang jasa merupakan tantangan karena umunya
memiliki karakteristik yang unik. Satu alasan mengapa perbaikan produktivitas dalam
jasa begitu rendah yaitu karena baik desain dan pengantaran produk jasa memasukkan
adanya interaksi pelanggan. Saat pelanggan berpartisipasi dalam proses desain, pemasok
jasa mungkin mempunyai daftar menu jasa dimana pelanggan dapat memilih pilihannya.
Dalam hal ini, pelanggan dapat berpartisipasi dalam desain jasa.

Dokumen untuk Jasa

Karena interaksi pelanggan yang tinggi pada hampir semua industri jasa, dokumen untuk
memindahkan produk menjadi produksi berbeda dengan yang digunakan pada operasi
pembuatan barang. Dokumentasi pada jasa sering berbentuk perintah kerja yang eksplisit
yang merinci apa yang akan terjadi pada moment of truth. Contohnya, terlepas dari seberapa
baik sebuah produk bank dalam simpanan, deposito, pinjaman, hipotek, dan lainnya, jika
moment of truth tidak dilakukan dengan baik, maka produk mungkin tidak diterima dengan
baik.

G. Reliabilitas Produk

Satu konsep penting dalam mendesain fungsi produk adalah konsep Reliabilitas Produk
yang didefinisikan sebagai probabilitas produk dapat berfungsi dengan memuaskan selama
periode waktu tertentu di bawah kondisi pemakaian tertentu. Ini berbeda dengan pengertian
kualitas. Diambilkan contoh, misalnya dikatakan bahwa reliabilitas accu mobil selama 48
minggu adalah 97%. Ini artinya bahwa 97 dari 100 accu mobil dapat bertahan selama 48
minggu bila pemakaian mobil normal atau misalnya menempuh jarak 12.000 km per tahun.

Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengukur reliabilitas produk adalah dengan
menghitung Failure Rate, yaitu dengan mengukur jumlah kerusakan atau kegagalan per unit
per waktu. Secara matematis failure rate dihitung dengan cara:
Misalnya, Sebuah perusahaan lampu pijar memproduksi lampu pijar yang memiliki
ketahanan 72 jam dinyalakan terus menerus tidak akan rusak. Kemudian diambil 5.000 unit
produk lampu pijar untuk diuji ketahanannya dengan menyalakan selama 72 jam. Ternyata
jumlah lampu pijar yang rusak sebanyak 1.000 unit, maka tingkat kegagalan produk (failure
rate) adalah:
MATERI PERTEMUAN KE-4
STRATEGI PROSES

A. Pengertian dan Tujuan Strategi Proses

Sebuah strategi proses (process strategy) merupakan sebuah pendekatan dari organisasi
untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa. Tujuannya adalah untuk menciptakan
sebuah proses yang bisa menghasilkan produk yang memenuhi keinginan pelanggan yang sesuai
dengan biaya dan batasan manajerial lainnya. Proses yang dipilih akan memiliki efek jangka
panjang pada efisien dan fleksibilitas dari produksi selain juga biaya dan mutu dari barang yang
dihasilkan.

B. Empat Dasar Strategi Proses

Hampir setiap barang dan jasa dibuat dengan menggunakan beberapa variasi dari satu diantara
empat strategi proses yaitu:

1.      Fokus Pada Proses

Mayoritas produksi global ditunjukkan untuk membuat produk dengan volume kecil, tinggi
keragamannya dalam tempat yang disebut dengan “job shops”(top kerja). Fasilitas tersebut
diorganisasikan di sekitar aktivitas-aktivitas atau proses-proses tertentu. Mereka memberikan
sebuah tingkat yang lebih tinggi dalam hal fleksibilitas produk karena produk-produk berpindah
di antara proses-prose khusus. Masing-masing proses di desain untuk melakukan berbagai
macam aktivitas dan menangani perubahan yang sering terjadi. Pada akhirnya mereka disebut
proses yang berselang-seling ( intenmittent processes).

2.      Fokus Berulang

Proses repetitif,seperti yang kita lihat dalam profil perusahaan Global mengenai Harley-
Davidson, menggunakan modul. Modul (modules) merupakan bagian atau komponen yang
dipersiapkan sebelumnya, sering kali dalam sebuah proses berfokus pada produk (berkelanjutan).
Proses berulang merupakan lini perakitan klasik. Digunakan secara luas hampir di seluruh
perakitan mobil dan peralatan rumah tangga, memiliki banyak struktur dan pada akhirnya
kurangnya fleksibilitas dibandingkan dengan fasilitas berfokus pada proses.

3.      Fokus Pada Produk

Proses dengan volume yang tinggi, variasi yang rendah adalah proses fokus produk ( product
focused) fasilitas yang diatur di sekitar produk. Mereka juga disebut dengan proses yang
berkelanjutan karena mereka memiliki pengerjaan produksi yang sangat panjang dan
berkelanjutan. Sebuah fasilitas berfokus pada produk menghasilkan volume yang tinggi dan
variasi yang rendah. Sifat khusus dari fasilitas memerlukan biaya tetap yang tinggi dan variasi
yang rendah, yang menyebabkan tingginya penggunaan fasilitas.

4.      Fokus Kustomisasi Massal

Kustomisasi massal merupakan produk barang dan jasa yang cepat dan berbahaya rendah (low-
cost) yang memenuhi keinginan pelanggan yang semakin berbeda. Akan tetapi, kustomisasi
massal bukan hanya tentang karagaman, tetapi juga mengenai membuat secaratepat apa yang
diinginkan pelanggan ketika pelanggan menginginkannya secara ekonomi. Namun, untuk
mencapai kustomisasi massal merupakan sebuah tantangan yang memerlukan kemampuan
operasional yang canggih. Membangun proses yang lincah yang secara cepat dan murah
menghasilkan produk-produk kustom memerlukan sebuah lini produk yang terbatas dan desain
modular. Hubungan antara penjualan, desain, rantai pasokan, dan logistik harus kuat.

Masing-masing dari keempat proses memiliki karakteristik, kelebihan dan kekurangannya. Hal
itu terdapat di seluruh rangkaian proses, dan proses jika disesuaikan pada volume dan variansi
secara benar, dapat menghasilkan keunggulan biaya rendah.

Oleh karena itu, diperlukan tindakan lanjut agar strategi proses ini maksimal. Salah satu yang
menjadi alat penunjang ialah analisis dan desain proses. Hal ini dilakukan untuk mencapai
keunggulan bersaing dan memenangkan pesanan (pasar).
C. Perbandingan Antar Proses
Fokus pada Proses Fokus Berulang Fokus pada Produk Kustomisasi Massal
(volume rendah, (moduler) (volume tinggi, (volume tinggi,
keragaman tinggi) (contohnya Harley- keragaman rendah) keragaman tinggi)
(contohnya Standard Davidson) (contohnya Nucor (contohnya Dell
Register) Steel)       Computer)
1.       Menghasilkan 1.       Pada jangka 1.       Menghasilkan 1.       Menghasilkan
produk dalam panjang produk yang produk dalam jumlah produk dalam jumlah
jumlah  kecil dan terstandarisasi besar dan keragaman besar dan keragaman
keragaman tinggi. dengan beberapa rendah. tinggi.
pilihan    biasanya
dihasilkan dari modul
yang ada .

2.       Peralatan yang 2.       Peralatan bantu 2.       Peralatan 2.       Pergantian


ada memiliki fungsi khusus digunakan di digunakan memilih peralatan secara
umum. lini perakitan. fungsi khusus. fleksibel.

3.       Operator 3.       Karyawan 3.       Operator 3.       Operator yang


memiliki dilatih seadanya. memiliki fleksibel untuk
keterampilan umum keterampilan yang dilatih melakukan
dan luas. tidak terlalu luas. kustomisasi jika
diperlukan.

4.       Terdapat 4.       Pesanan kerja


banyak paduan kerja 4.       Operasi yang dan paduan kerja 4.       Pesanan
karena setiap berulang mengurangi sedikit karena khusus
pekerjaan berubah. pelatihan dan mereka membutuhkan
perubahan dalam terstandardisasi. banyak panduan
panduan kerja.
kerja.

5.       Persediaan 5.       Diterapkan
bahan baku relatif teknik pengadaan
5.       Persediaan 5.       Persediaan
tinggi dibandingkan JIT.
bahan baku relatif bahan baku relatif
nilai produk.
rendah dibandingkan rendah dibandingkan
nilai produk. nilai produk.
6.       Diterapkan
6.       Barang teknik persediaan
setengah jadi tinggi JIT.
6.       Barang 6.       Barang
dibandingkan output.
setengah jadi rendah setengah jadi
dibandingkan output. diturunkan dengan
menerapkan JIT,
kanban, dan lean

7.       Pergerakan production.

7.       Unit bergerak unit diukur dalam


perlahan  dalam satuan jam dan hari.
7.       Ditandai 7.       Barang
pabrik.
dengan pergerakan bergerak dengan
unit yang cepat. cepat dalam fasilitas.
8.       Barang jadi
8.       Barang jadi diproduksi sesuai
biasanya diproduksi dengan peramal
8.       Barang jadi 8.       Barang jadi
sesuai pesanan dan berkala.
biasanya sesuai diproduksi sesuai
tidak disimpan
dengan peramalan pesanan.
dan disimpan.
9.       Penjadwalan
9.       Urutan didasarkan pada
9.       Penjadwalan
penjadwalan rumit pengembangan
9.       Penjadwalan canggih dibutuhkan
dan memperhatkan beragam model dari
biasanya sederhana untuk menangani
keseimbangan antara modul-modul
dan menetepkan satu pesanan khusus.
ketersediaan peramalan.
tingkatan laju output
persediaan, kapasitas,
dan layanan tertentu yang
pelanggan. memenuhi.

10.   Biaya tetap 10.   Biaya tetap


10.   Biaya tetap bergantung pada cenderung tinggi,
cenderung rendah fleksibilitas fasilitas. tetapi biaya variabel
10.   Biaya tetap
dan biaya variabel rendah.
cenderung tinggi dan
cenderung tinggi
biaya variabel
rendah.

11.   Anggaran
11.   Biaya tetap
biasanya dilakukan 11.   Biaya biasanya
tinggi dan biaya
sesuai dengan diketahui karena
variabel yang
pekerjaan, pengalaman 11.   Karena biaya
dinamis menjadikan
diramalkan sebelum sebelumnya. tetap tinggi, biaya
pembuatan anggaran
melakukan biasanya tergantung
sebuah tantangan.
pekerjaan, tetapi pada utilisasi

hanya diketahui kapasitas.

setelah pekerjaan
selesai.

D. Desain Proses Pada Sektor Jasa

Karena Interaksi konsumen seringkali merupakan variable penting dalam desain proses
terutama pada sektor jasa maka hal ini akan dikaji lebih lanjut dalam sub topik ini. Walaupun
interaksi dengan konsumen seringkali memberikan pengaruh buruk pada kinerja proses, tetapi
sektor jasa menjadikan interaksi dan customization menjadi kebutuhan penting. Mengenali
keinginan konsumen yang unik menjadikan manajer opersaional mendisain proses untuk
memenuhi persyaratan khusus ini agar proses menjadi efektif dan efisien.

Agar suatu proses desain efektif, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Selaraskan karakteristik produk atau jasa dengan persyaratan kebutuhan


pelanggan.

2. Penuhi persyaratan kebutuhan pelanggan secara paling sederhana dan murah.

3. Kurangi waktu yang diperlukan untuk mendesain suatu produk atau jasa baru.

4. Perkecil revisi yang diperlukan untuk membuat suatu desain yang dapat

dikerjakan (Russel dan Tailor 2000).


MATERI PERTEMUAN KE-5

PERENCANAAN KAPASITAS

A. Pengertian

Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume pemprosesan (troughput) atau
jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam
suatu periode waktu tertentu.[1]

Menurut Hani Handoko, Kapasitas adalah suatu tingkat keluaran suatu kuantitas keluaran
dalam periode tertentu dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin selama periode
waktu itu.

Sedangkan perencanaan kapasitas merupakan proses untuk memutuskan kebutuhan


kapasitas produksi oleh perusahaan untuk mempertemukan perubahan permintaan setiap produk.
Perencanaan kapasitas bertujuan untuk mencapai tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian
investasi yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan. Dapat pula
diartikan bahwa perencanaan kapasitas merupakan kegiatan penentuan dan pembaharuan
kebutuhan- kebutuhan kapasitas.

B. Kapasitas Desain dan Kapasitas Efektif


a. Kapasitas Desain

Kapasitas desain (capacity) adalah output maksimum sistem secara teoritis dalam suatu
periode tertentu dengan kondisi ideal. Kaspasitas desain biasanya dinyatakan dalam suatu
tingkatan tertentu, seperti jumlah bahan baku yang dapat diproduksi setiap minggu, setiap bulan,
atau setiap tahun. Namun dalam organisasi kapasitas diukur dari kuantitasnya seperti, tempat
tidur (dalam sebuah rumah sakit), ukuran ruangan kelas (dalam sebuah sekolahan).

b. Kapasitas Efektif

Kapasitas efektif adalah kapasitas yang diharapkan dapat dicapai oleh sebuah perusahaan
dengan bauran produk, metode penjadwalan, pemeliharaan, dan standar kualitas yang diberikan.
Kapasitas efektif biasanya lebih rendah dari kapasitas desain, karena fasilitas yang ada mungkin
telah direncanakan untuk versi produk sebelumnya atau ukuran bauran produk yang berbeda
dengan yang sekarang sedang diproduksi.

C. Kapasitas dan Strategi

Keuntungan yang terus menerus berasal dari pembentukan keunggulan bersaing, tidak hanya
berasal dari return finansial dari proses tertentu. Keputusan kapasitas harus terintegrasi dengan
misi dan strategi organisasi. Investasi tidak boleh dipandang sebagai pengeluaran tersendiri,
melainkan sebagi bagian rencana terkoordinasi yang akhirnya akan menempatkan perusahaan
pada kedudukan yang menguntungkan. Elemen organisasi seperti pemasaran dan keuangan
dipengaruhi oleh perubahan kapasitas. Perubahan kapasitas mempengaruhi aliran kas dan
penjualan, sebagai mana perubahan kapasitas mempengaruhi kualitas, supply chain, sumber
daya, dan impilkasi pemeliharaan.

D. Pertimbangan Kapasitas

Selain integrasi dan investasi yang ketat, ada 4 pertimbangan khusus bagi terciptanya
kapasitas yang baik mengenai kapasitas :

1) Ramalkan permintaan secara ketat


2) Memahami teknologi dan peningkatan kapasitas
3) Temukan volume yang optimal (skala ekonomis dan non ekonomis)
4) Dibuat untuk perubahan

E. Mengelola Permintaan

Walaupun terdapat peramalan yang baik dan kapasitas yang dibangun sesuai dengan
peramalan tersebut, dapat terjadi ketidakcocokan antara permintaan actual dan kapasitas yang
tersedia. Ketidakcocokan tersebut dapat berarti :
a. Permintaan > Kapasitas

Jika kondisi terjadi, perusahaan dapat membatasi permintaan dengan menaikkan harga,
membuat penjadwalan dengan lead time yang panjang dan mengurangi bisnis dengan
keuntungan marjinal. Solusi jangka panjang adalah meningkatkan kapasitas.

b. Kapasitas > Permintaan

Jika kondisi ini, perusahaan mungkin perlu merangsang permintaan melalui pengurangan
harga atau pemasaran yang agresif atau mungkin menyesuaikan diri terhadap pasar melalui
perubahan produk. Saat permintaan menurun digabungkan dengan proses yang kuno dan tidak
fleksibel, pemutusan hubungan kerja dan penutupan pabrik mungkin harus dilakukan untuk
menyesuaikan kapasitas dengan permintaan.

c. Penyesuaian dengan Demand Musiman

Pola musiman atau siklus dari demand merupakan tantangan kapasitas lain. Pada kasus ini
manajemen menemukan menawarkan produk dengan pola demand komplementer–produk
yang demandnya tinggi ketika yang lain rendah-sangat membantu. Dengan melengkapi
produk yang tepat, mungkin pemanfaatan fasilitas, peralatan, dan personel dapat optimalkan.

 Taktik untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan

1) Membuat Perubahan staf (menambah atau mengurangi jumlah pegawai)

2) Menyesuaikan peralatan dengan proses, mungkin melalui pembelian mesin tambahan


atau penjualan atau menyewakan peralatan yang ada

3) Peningkatan metode untuk meningkatkan throughput, dan atau

4) Merancang kembali produk untuk memfasilitasi throughput yang semakin besar.


 Perencanaan kapasitas
a) Fase pertama demand di masa yang akan datang diramalkan dengan model
tradisional,
b) Fase kedua peramalan ini digunakan untuk menentukan kebutuhan kapasitas dan
ukuran penambahan pada masing-masing kapasitas, karena pertumbuhan demand
biasanya secara bertahap dalam unit-unit kecil, sedangkan penambahan kapasitas
biasanya terjadi dengan cepat dengan jumlah besar.
MATERI PERTEMUAN KE-6

STRATEGI LOKASI

A. Pentingnya Lokasi yang Strategis

Salah satu keputusan yang paling penting yang dibuat oleh perusahaan adalah dimana
mereka akan menempatkan kegiatan operasional mereka, maka keputusan yang harus diambil
selanjutnya oleh manajer operasional adalah strategi lokasi.

Lokasi yang strategis adalah wilayah penempatan operasi produksi sebuah perusahaan
yangdapat memberikan keuntungan maksimal terhadap perusahaan tersebut, karena tujuan
strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan. Keputusan
yang paling penting yang perlu dibuat oleh perusahaan adalah dimana mereka harus
menempatkan operasi mereka. Aspek Internasional keputusan ini adalah sebuah indikasi bahwa
keputusan lokasi bersifat global.

Lokasi sangat mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi sangat
mempengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Sebagai contoh, biaya
transportasi saja bisa mencapai 25% harga jual produk (tergantung kepada produk dan tipe
produksi atau jasa yang diberikan). Hal ini berarti bahwa seperempat total pendapatan
perusahaan mungkin dibutuhkan hanya untuk menutup biaya pengangkutan bahan mentah yang
masuk dan produk jadi yang keluar dari perusahaan. Biaya lain yang dapat dipengaruhi oleh
lokasi antara lain adalah pajak, upah, biaya bahan mentah, dan sewa.

Lokasi sepenuhnya memiliki kekuatan untuk membuat (atau menghancurkan) strategi bisnis
sebuah perusahaan. Kerja keras yang dilakukan manajemen untuk menetapkan lokasi fasilitas
yang optimal merupakan investasi yang baik. Keputusan lokasi sering bergantung pada tipe
bisnis. Untuk keputusan lokasi industri, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi untuk
meminimalkan biaya, sedangkan untuk bisnis eceran dan jasa professional, strategi yang
digunakan terfokus pada memaksimalkan pendapatan.

Sejumlah perusahaan di dunia melakukannya mengingat lokasi untuk operasional sangat


mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variable. Lokasi sangat mempengaruhi
resiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Tujuan strategi lokasi adalah untuk
memaksimumkan keuntungan lokasi perusahaan.

B. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Lokasi

Disamping globalisasi, sejumlah faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi, faktor-faktor


tersebut antara lain produktifitas tenaga kerja, nilai tukar valuta asing, budaya, perubahan sikap
terhadap industri, kedekatan terhadap pasar, pemasok, dan pesaing.
a.       Produktifitas Tenaga Kerja
Saat memutuskan sebuah lokasi, manajemen mungkin tergiur dengan tingkat upah yang
rendah pada suatu daerah. Dengan tingkat pendidikan yang rendah atau kebiasaan kerja yang
buruk, pekerja yang tidak terlatih mungkin bukan merupakan hal yang baik bagi perusahaan
walaupun upahnya rendah. Demikian pula pekerja yang tidak dapat atau tidak konsisten dalam
bekerja tidak memberikan kebaikan bagi organisasi walaupun upahnya rendah.
b.      Resiko Nilai Tukar dan Mata Uang
Walaupun tingkat upah buruh dan produktifitas dapat membuat sebuah negara terlihat
ekonomis, tingkat nilai tukar yang tidak menguntungkan dapat menghilangkan penghematan
yang telah dilakukan. Perusahaan terkadang dapat mengambil keuntungan dari nilai tukar yang
menguntungkan dengan memindahkan lokasi atau mengekspor produk kenegara asing. Walau
demikian, nilai mata uang asing  di hampir semua negara terus berfluktuasi.
c.       Biaya-biaya
Biaya lokasi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu biaya nyata dan biaya  tidak nyata.
Biaya nyata adalah biaya-biaya  yang dapat di identifikasi langsung dan dihitung cepat. Biaya
nyata meliputi biaya layanan umum,tenaga kerja, bahan baku, pajak, penyusutan, serta biaya lain
yang dapat di identifikasi oleh departemen akuntansi dan pihak manajemen. Sedangkan Biaya
tidak nyata adalah biaya yang meliputi pendidikan, fasilitas transportasi umum, sikap masyarakat
terhadap industri dan perusahaan, serta kualitas dan sikap calon pekerja. Biaya tidak nyata  juga
meliputi variabel kualitas hidup seperti iklim  dan kelompok olahraga yang dapat mempengaruhi
proses rekrutmen pekerja.
d.      Risiko Politik, Nilai, dan Budaya
Risiko politik berhubungan dengan kemungkinan berfluktuasinya sikap pemerintah
nasional, negara bagian, dan lokal terhadap kepemilikan swasta dan intelektual, penetapan zona,
polusi, serta stabilitas ketenagakerjaan. Posisi pemerintah saat keputusan lokasi dibuat mungkin
tidak berlangsung lama. Walaupun demikian pihak manajemen mungkin mendapati sikap ini
dapat dipengaruhi oleh pola kepemimpinan mereka sendiri. Sikap pekerja mungkin berbeda dari
satu negara dengan negara lain, daerah dengan daerah lain. Dilain pihak sikap ini dapat
mempengaruhi keputusan perusahaan apakah akan  memberikan penawaran pada pekerja yang
ada sekarang jika perusahaan pindah kelokasi baru. Satu dari tantangan terbesar keputusan
operasi global adalah berkompromi dengan budaya negara lain. Perbedaan budaya bekerja dan
pemasok dalam hal ketetapan waktu membuat perbedaan besar dalam jadwal produksi dan
pengiriman.
e.        Kedekatan Pada Pasar
Bagi sejumlah perusahaan, berada pada lokasi yang dekat dengan pelanggan adalah
sangat penting. Organisasi jasa seperti toko obat, restoran, kantor pos, atau pencukur rambut
mendapati bahwa kedekatan pada pasar merupakan aktor lokasi utama. Perusahan manufaktur
mendapati berdekatan dengan pelanggan ketika biaya pengiriman barang jadi mahal atau sulit
(mungkin disebabkan produk yang dikirim banyak, berat, atau mudah pecah) merupakan hal
yang sangat berguna. Selain itu dengan produksi yang just in time pemasok menginginkan lokasi
yang dekat dengan pelanggan.   
f.        Kedekatan Pada Pemasok
Perusahaan menempatkan diri dekat dengan barang mentah dan pemasok karena (1)
barang –barang yang mudah busuk, (2)  biaya transportasi, (3) jumlah produk yang sangat
banyak. Para penghasil roti, susu, sayur-sayuran dan makanan laut beku berhubungan dengan
barang mentah yang mudah busuk sehingga mereka kerap berlokasi dekat pemasok. Perusahaan
yang bergantung pada input yang berupa bahan mentah yang berat atau yang berjumlah sama
(seperti produsen baja yang menggunakan batu bara dan biji besi) harus membayar biaya
transportasi yang sangat mahal sehingga biaya transportasi menjadi faktor utama. 
g.      Kedekatan Pada Pesaing
Mungkin terasa jika perusahaan-perusahaan juga senang berdekatan dengan para
pesaingnya. Kecenderungan yang disebut pengelompokan atau clustering yang sering terjadi
apabila sumber daya utama ditemukan di wilayah tersebut. Sumber daya ini meliputi sumber
daya alam, informasi, modal proyek, dan bakat. 

C. Metode Evaluasi Alternatif Lokasi


Terdapat empat metode untuk menyelesaikan masalah lokasi yaitu : 
a) Metode Pemeringkatan Faktor     
Metode pemeringkatan faktor sering digunakan karena mencakup beragam faktor, mulai
dari pendidikan, rekreasi, hingga keterampilan tenaga kerja. Dalam metode pemeringkatan
faktor terdapat enam langkah-langkah yaitu : 
1.      Membuat daftar faktor yang berhubungan yang disebut faktor penentu keberhasilan
(critical success factor).
2.      Memberikan sebuah bobot untuk setiap faktor untuk menggambarkan kepentingan
relatif dalam tujuan perusahaan.
3.      Membuat sebuah skala untuk setiap faktor 
4.      Meminta penilaian manajemen untuk setiap lokasi dan setiap faktor dengan
menggunakan skala.         
5.      Kalikan nilai dengan bobot setiap faktor dan jumlahkan nilai total untuk setiap lokasi.
6.      Membuat rekomendasi berdasarkan nilai poin maksimal yang juga
mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif.    
b) Analisis Titik Impas Lokasi
Analisis titik impas lokasi merupakan penerapan analisis biaya volume produksi untuk
membuat suatu perbadingan ekonomis diantara alternatif lokasi yang ada. Dengan
mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variabel serta membuat grafik biaya-biaya ini untuk
seitap lokasi, alaternatif dengan biaya terendah dan dapat ditentukan. Analisis titik impas
lokasi dapat dilakukan baik secara matematis maupun grafis. Pendekatan grafis memiliki
kelebihan karena memberikan rentang jumlah volume dimana lokasi dapat dipilih. Berikut
tiga langkah analisis titik impas yaitu:
1. Tentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setap lokasi.
2. Petakan biaya untuk setiap lokasi dengan biaya pada sumbu vertikal dan jumlah produksi
tahunan pada sumbu horizontal.
3. Pilih lokasi dengan biaya total terendah untuk jumlah produksi yang diharapkan.

c) Metode Pusat Gravitasi


Metode pusat gravitasi merupakan teknik matematis yang digunakan untuk menemukan
lokasi pusat distribusi yang akan meminimalkan biaya distribusi. Metode ini
memperhitungkan jarak lokasi pasar, jumlah barang yang dikirim ke pasar tersebut, dan
biaya pengiriman guna menemukan lokasi terbaik untuk sebuah pusat distribusi. Metode
pusat gravitasi mengasumsikan biaya secara langsung berimbang pada jarak dan jumlah
yang dikirim. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang meminimalkan jarak berbobot antar
gudang dan toko ecerannya, di mana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan jumlah
kontiner yang dikirim.
d) Model Transportasi 

Tujuan model trasnportasi adalah menetapkan pola pengiriman terbaik dari beberapa titik
pemasok (sumber) ke beberapa titik permintaan (tujuan) sedemikian hingga meminimalkan
biaya produksi dan transportasi total. Dengan suatu jaringan titik pasokan dan permintaan,
setiap perusahaan menghadapi permasalahan yang sama. Walaupun teknik pemograman
linier dapat digunakan untuk menyelesaikan jenis masalah ini, telah dikembangkan
algoritma bertujuan khusus yang lebih efisien untuk aplikasi transportasi. Model transportasi
memberikan solusi awal yang pantas kemudian perbaikan bertahap dilakukan hingga solusi
optimal dicapai.

D. Strategi Lokasi Layanan Jasa

Bila fokus analisis lokasi sector industry adalah meminimalkan biaya, focus analisis lokasi
sector jasa adalah memaksimalkan pendapatan. Biaya manufaktur cenderung berfariasi secara
substansial antara lokasi satu dengan yang lainnya, namun tidak demikian dengan perusahaan-
perusahaan jasa, suatu lokasi yang spesifik sering menimbulkan dampak yang lebih besar pada
pendapatan, daripada biaya. Oleh karena itu, untuk perusahaan jasa, lokasi yang spesifik sering
kali mempengaruhi pendapatan dari pada mempengaruhi biaya. Hal ini berarti bahwa focus
lokasi pada perusahaan jasa haruslah pada penentuan volume bisnis dan pendapatan.

Ada delapan komponen besar volume dan pendapatan untuk perusahaan jasa :

1. Daya beli pada area lokasi konsumen yang diseleksi.

2. Kecocokan pelayanan jasa dan citra dengan demografi wilayah konsumen.

3. Persaingan di wilayah tersebut.

4. Mutu persaingannya.

5. Keunikan lokasi perusahaan dan lokasi pesaing.

6. Mutu fisik fasilitas perusahaan dan mutu fisik fasilitas perusahaan yang berdekatan
letaknya.

7. Kebijakan operasi perusahaan.

8. Mutu dari manajemen.


MATERI PERTEMUAN KE-7

STRATEGI LAYOUT

A. Pentingnya Keputusan Tata Letak (Layout)

Tata letak (layout) adalah susunan letak fasilitas operasional perusahaan, baik yang ada
didalam bangunan maupun yang ada diluar. Layout yang tepat menunjukkan ciri ciri adanya
penyesuaian tata letak fasilitas operasional terhadap jenis produk dan proses konversi.
Pengaruh layout yang tepat bagi perusahaan addalah peningkatan produktifitas perusahaan.
Perihal tersebut disebabkan arus barang yang akan diproses, dan selanjutnya masuk kedalam
pemrosesan sampai menjadi produk akhir dapat berjalan dengan lancer. Aspek lain,
karyawan yang langsung terlibat didalam pemrosesan dapat bergerak leluasa tanpa takut akan
kemungkinan akan terjadi kecelakaan, sehingga mereka bekerja dengan tenang dan aman.

Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang
membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak
merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan
suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses
produksi dengan biaya yang paling ekonomis. Karena alasan tersebut, maka diperlukan
perencanaan layout yang seksama. Pentingnya perencanaan layout disebabkan beberapa hal,
yaitu sebagai berikut:

 Bagi manufaktur
 Terjadinya perubahan desain produk secara terus menerus untuk membuat produk
baru.
 Kemungkinan penggantian fasilitas yang harus selalu baru (up to date)
 Setiap perubahan fasilitas akan menciptakan perubahan kondisi kinerja yang tidak
selalu menciptakan kepuasan atau kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam proses
konversi.
  Perpindahan lokasi pemasaran (market changes), dan untuk alasan penghematan dan
pengiriman atau pelayanan yang cepat dan baik.
 Bagi usaha jasa
 Karena tuntutan pelayanan yang prima dari pelanggan, sehingga harus disesuaikan
didalam usaha memenuhi kepusasan pelanggan.
 Perubahan layout dapat menciptakan persepsi pelanggan bahwa perusahaan
memperhatikan pelanggannya, atau merupakan gambaran bonafiditas perusahaan.
 Tuntutan pelanggan menginginkan layanan paling cepat dengan mutu yang tinggi,
sehingga layout harus mendukung sistem layanan tersebut.
 Perilaku pelanggan yang terus berubah harus diikuti perusahaan dengan melakukan
perubahan layout secara berkelanjutan.

B. Jenis-jenis Tata Letak (Layout)

Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi terjadinya : aliran bahan, manusiadan informasi di
dalam-atau-antar wilayah. Sebuah tata letak yang baik perlumenetapkan hal-hal berikut :

 Peralatan penangan bahan - Manager harus memutuskan peralatan yang akan


digunakan, seperti ban berjalan, cranes, automated storage and retrieval system, juga
kereta otomatis untuk mengirim dan menyimpan bahan.
 Kapasitas dan persyaratan luas ruang - Desain tata letak dan penyediaan ruang hanya
dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin, dan perakitandiketahui. Seperti
persyaratan ruangan persegi empat minimal berukuran 6 x 6 kaki, ditambah toilet,
kantin, tangga, lift, juga pencegahan masalah keamanan,kebisingan, debu, temperature,
dan ruangan peralatan dan mesin.
 Lingkungan hidup dan estetika - Penentuan tata letak juga membutuhkan keputusan
mengenai jendela, penghijauan, dan tinggi atap untuk menyediakan aliran udara,
mengurangi kebisingan, dan menyediakan keleluasaan pribadi.
 Aliran informasi - Penentuan tata letak harus memperhatikan kelancaran komunikasi
antar divisi, misalnya jarak antar ruang, pembatas setengah badan, atau ruang kantor
terpisah.
 Biaya pergerakan antarwilayah kerja - pertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan
pemindahan bahan dan kepentingan beberapa wilayah tertentun untuk didekatkan satu
sama lain.
Terdapat enam pendekatan biasa digunakan oleh para manajer dalammenyelesaikan
permasalahan tata letak, yaitu :

1. Lay Out dengan Posisi Tetap (Fixed Position Layout)


Dalam lay out dengan posisi tetap (fixed position layout), proyek tetap berada pada satu tempat
sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini
adalah proyek pembuatan kapal, jalan layang, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi.

2. Lay Out Berorientasi Proses (Process Oriented Layout)


Dalam lay out berorientasi proses (process oriented layout) dapat menangani beragam barang
atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi
difrensiasi produk. Lay out ini sangat efisien disaaat pembuatan produk yang memiliki
persyaratan berbeda atau disaat penanganan pelanggan, pasien, atau klien dengan kebutuhan
yang berbeda. Contoh:  rumah sakit, klinik. Seorang pasien yang masuk, masing-masing dengan
kebutuhan yang berbeda, membutuhkan rute yang berbeda melalui pendaftaran, laboratorium,
kamar operasi, radiologi, apotik, ruang perawatan, dan sebagainya. Peralatan,keahlian, dan
pengawasan diatur disekitar proses ini.

3. Lay Out Kantor ( Office Layout)


Lay out kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar selalu fleksibel.
Ruangan kantor setiap karyawan diatur luasnya secara efesien agar dapat bekerja secara 
produktif atau efektif, baik di dalam melakukan tugas maupun di dalam pengelolaan informasi
dan perubahan yang berhubungan dengan penyelesaian tugasnya. Contoh: Posisi fasilitas
karyawan di dalam suatu ruangan.

4. Lay Out Ritel (Retail Layout)


Lay out ritel (Retail Layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi
tergantung pada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi banyak manajer operasi
ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin.
Penelitian menunjukkan bahwa semakin besar produk yang dapat terlihat oleh pelanggan maka
penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi akan semakin tinggi. Contoh:
supermarket.
5. Lay Out Gudang dan Penyimpanan (Warehouse Layout)
Lay out gudang dan penyimpanan (warehouse Layout) sangat penting diperhatikan dengan
tujuan untuk penanganan dan pengendalian barang dapat dilakukan secara baik, sehingga tidak
ada barang yang rusak atau tertunda pengeluarannya. Lay out gudang disesuaikan dengan sistem
persediaan yang digunakan, seperti sistem persediaan barang dengan FIFO (first in First out)
artinya barang yang pertama diterima harus siap dikeluarkan pertama sekali. Contoh:
Penyusunan barang yang rapi untuk mempermudah keluar masuk barang.

6. Lay Out Berorientasi Produk (Product Oriented Layout)


Digunakan jika sebuah produk terstandarisasi proses produksinya, pada umumnya produk
dihasilkan dalam jumlah besar dan merupakan proses yang kontinu. Tiap produk mempunyai
urutan operasional yang sama dari awal sampai akhir. Dalam lay out produk pusat-pusat
kegiatan, mesin-mesin dan peralatan disusun membentuk suatu garis untuk mempersiapkan
urutan operasional yang akan menghasilkan produk. Contoh: Produksi makanan.
DAFTAR REFERENSI

Ariani, Dorothea Wahyu. (Tanpa Tahun). Modul 1 Manajemen Operasi Jasa. Diakses pada 26
Agustus 2021, dari https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/EKMA4369-M1.pdf

Heizer, J., & Render, B. (2011). Manajemen Operasi. (D. E. Irawan, Ed.) (10th ed.). Jakarta:
Salemba Empat.

Heizer, J., & Render, B. (2017). Manajemen Operasi. (D. E. Irawan, Ed.) (12th ed.). Jakarta:
Salemba Empat.

Sarjono, Haryadi. 2001. Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Pendekatan Rasio Output
Per Input. The WINNERS, 2(2), 130-136.

https://dosen.stiepena.ac.id/wp-content/uploads/2015/01/MATERI-8-STRATEGI-PROSES-1.ppt

https://binus.ac.id/malang/2020/07/strategi-proses-menentukan-proses-yang-efektif-dan-efisien/

https://docplayer.info/30282585-Perencanaan-kapasitas-manajemen-operasional.html

http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/968/2014/12/EMA302-
8-Strategi-Proses-Lokasi-dan-Tata-Letak-2014-1.pdf

http://dosen.stiepena.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/MATERI-9-STRATEGI-LOKASI.pdf

http://dosen.stiepena.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/MATERI-10-STRATEGI-TATA-
LETAK-1.pdf

https://bbs.binus.ac.id/management/2019/11/desain-tata-letak-layout-design/

Anda mungkin juga menyukai