Anda di halaman 1dari 27

PENGUKURAN

PRODUKTIVITAS

OLEH :
MITHA C GINTING,SE,.M.Si

1
UNSUR-UNSUR PRODUKTIVITAS
1. Efisiensi
• Produktivitas sebagai rasio output/input
merupakan ukuran efisiensi pemakaian sumber
daya (input).
• Efisiensi merupakan ukuran dalam
membandingkan penggunaan masukan (input)
yang direncanakan dengan penggunaan
masukan yang sebenarnya terlaksana.
• Pengertian efisiensi berorientasi pada masukan.

2
UNSUR-UNSUR PRODUKTIVITAS
2. Efektifitas
• Efektifitas merupakan suatu ukuran yang
memberikan gambaran seberapa jauh target
dapat tercapai baik secara kuantitas maupun
waktu.
• Makin besar presentase yang tercapai, makin
tinggi tingkat efektifitasnya.
• Konsep ini berorientasi pada keluaran.
• Peningkatan efektifitas belum tentu dibarengi
dengan peningkatan efisiensi, dan juga
sebaliknya.
3
UNSUR-UNSUR PRODUKTIVITAS
3. Kualitas
• Produktivitas merupakan ukuran kualitas,
meskipun kualitas sulit diukur secara matematis
melalui rasio output/input.
• Secara umum kualitas adalah ukuran yang
menentukan seberapa jauh penentuan persyaratan,
spesifikasi dan harapan konsumen.
• Efisiensi titik beratnya adalah masukan, sedangkan
efektifitas titik beratnya pada keluaran.
• Produktivitas merupakan gabungan dari efisiensi,
efektifitas dan kualitas.
4
Output Pencapaian Tujuan
Produktivitas  
Input Penggunaan Sumber Daya

Efektifitas pelaksanaan tugas Efektifitas


Produktivitas  
Efisiensi penggunaan sumber daya Efisiensi

5
KESULITAN DALAM MERANCANG, MELAKSANAKAN, DAN
MENGAMBIL MANFAAT DALAM PENGUKURAN
PRODUKTIVITAS

Ukuran cenderung lebih luas.


Ukuran berorientasi pada kegiatan, bukan hasil.
Masukan terlalu disederhanakan sehingga
mengurangi keabsahan ukuran.
Organisasi biasanya enggan untuk mengadakan
pengukuran terhadap sumber yang digunakan.
Proses kerja biasanya rumit, sulit untuk dipisahkan
dan diukur.

6
KESULITAN DALAM MERANCANG, MELAKSANAKAN,
& MENGAMBIL MANFAAT DALAM PENGUKURAN
PRODUKTIVITAS
Banyak pekerja atau pimpinan yang sering beranggapan bahwa
produktivitas yang tinggi dan kualitas yang baik adalah hal-hal
yang tidak dapat diperoleh secara bersamaan. Pada kenyataannya
keduanya harus saling melengkapi. Manajemen yang baik harus
meningkatkan produktivitas dengan menetapkan indikator volume
tanpa mengabaikan unsur kualitas.
Sistem pengukuran sulit diterapkan pada sistem yang gagal dalam
menggambarkan tanggung jawab maupun yang menekankan
tanggung jawab dengan cara yang salah.
Keterangan dari sistem pengukuran biasanya merupakan hasil
kompromi (jalan pintas untuk memperoleh data), sehingga
mengakibatkan ukuran yang didapat tidak tepat.
Sistem pengukuran biasanya hanya menekankan beberapa aspek
dari unjuk kerja organisasi, tetapi mengabaikan aspek-aspek
lainnya. 7
MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
DALAM SISTEM INDUSTRI

1. Model pengukuran produktivitas


berdasarkan pendekatan rasio
Output/input
2. Model pengukuran produktivitas
berdasarkan pendekatan angka indeks
3. Model pengukuran produktivitas
berdasarkan pendekatan fungsi produksi
Cobb Douglas

8
MODEL PENGUKURAN
PRODUKTIVITAS BERDASARKAN
PENDEKATAN RASIO OUTPUT/INPUT

Outputs
Productivity =
Inputs

Model ini terdiri dari :


1. Produktivitas parsial
2. Produktivitas faktor total
3. Produktivitas total

9
PRODUKTIVITAS PARSIAL
Pengukuran Partial = output/(input tunggal)

Contoh :
Produktivitas tenaga kerja
Produktivitas material
Produktivitas modal
Produktivitas energi
10
PRODUKTIVITAS FAKTOR
TOTAL
Produktivitas faktor total merupakan rasio dari output
bersih terhadap banyaknya input modal dan tenaga
kerja yang digunakan.
Output bersih : output bersih – input antara
Mis diperoleh hasil 1.5 artinya : setiap penggunaan
input tenaga kerja dan modal secara bersama
sebesar Rp. 1 juta, akan menghasilkan output bersih
sebesar Rp. 1.5 juta.
11
PRODUKTIVITAS TOTAL
Produktivitas Total = Output/(total inputs)

Produktivitas total merupakan rasio dari output


total terhadap banyaknya input total.
Output bersih : output bersih – input antara

12
Mengukur Produktivitas

Partial Output Output Output Output


measures Labor Machine Capital Energy

Multifactor Output Output


measures Labor + Machine Labor+Capital+Energy

Total Goods or Services Produced


measure All inputs used to produce them

13
PENDEKATAN RASIO OUTPUT/INPUT

Pengukuran produktivitas parsial, produktivitas


faktor total maupun produktivitas total, dapat
menggunakan satuan fisik dari output dan input
(ukuran berat, panjang, isi, dll) atau satuan
moneter dari output dan input (dollar, rupiah, dll).
Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik,
maka ukuran ini dinamakan ukuran produktivitas
operasional.
Jika output dan input diukur dinyatakan dalam
nilai uang, maka ukuran ini dinamakan ukuran
produktivitas finansial
14
CONTOH
PT. JAYA mempunyai data tentang output yang dihasilkan dan
input yang dipergunakan (diukur dalam satuan moneter, juta
rupiah) selama tahun 2007, sebagai berikut :
OUTPUT : Output total (Nilai produksi) = 1500
INPUT :
- Input tenaga kerja (Upah dan gaji) : 200
- Input material (bahan baku) : 200
- Input modal : 300
- Input energi (bahan bakar) : 100
- Input lain-lain : 100
- Input total : 900

15
LANJUTAN CONTOH 1
Berapa nilai produktivitas parsial dan
produktivitas totalnya?

16
PERIODE DASAR
Apabila perusahaan menyusun laporan mengenai peningkatan
atau penurunan efisiensi produktivitas dengan mengukur
perubahan dalam produktivitas periode sebelumnya, maka
ukuran produktivitas saat ini harus dibandingkan dengan
periode sebelumnya.
Dalam hai ini, produktivitas periode sebelumnya tersebut
dinamakan periode dasar dan berfungsi sebagai kriteria atau
standar untuk mengukur perubahan dalam efisiensi produktif.
Periode sebelumnya yang digunakan sebagai kriteria atau
standar dapat dipilih sesuai dengan periode yang diinginkan,
misalnya: tahun sebelumnya, minggu sebelumnya, atau periode
yang diperlukan untuk memproduksi batch produk yang
terakhir.
Untuk evaluasi strategik, periode dasar biasanya dipilih pada
awal tahun.
17
CONTOH 1
Sebuah pabrik jam tangan merencanakan output 100
unit jam tangan pada minggu ke-I. Input sumber daya
tenaga kerja yang tersedia adalah 120 jam-orang.
Ternyata dalam minggu ke-I, perusahaan dapat
menghasilkan 120 unit jam tangan dengan jumlah input
sumber daya tenaga kerja yang sama.
Artinya :
Produktivitas yang dicapai lebih tinggi dari yang
direncanakan. "perusahaan ini telah berhasil
meningkatkan efektivitas dari output yang dihasilkan".
18
LANJUTAN CONTOH 1
Sebaliknya, jika minggu ini perusahaan menghasilkan
output sesuai dengan jumlah yang direncanakan yaitu 100
unit, tetapi dengan memanfaatkan tenaga kerja 15 jam-
orang, berarti produktivitasnya lebih tinggi dari
produktivitas rencana. Maka, dikatakan bahwa perusahaan
telah meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya
tenaga kerjanya.
Dengan skenario selanjutnya, bisa saja tercapai output 150
unit dengan 15 jam-orang tenaga kerja. Maka, kasus
terakhir ini menunjukkan bahwa perusahaan telah
meningkatkan efisiensi maupun efektivitasnya.

19
LANJUTAN CONTOH 1
Dengan melihat ratio dan kasus ilustrasi sebelumnya,
dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa "peningkatan
produktivitas' baru akan bisa dilakukan, apabila hubungan
antara output dan input menunjukkan perubahan-
perubahan, sebagai berikut :
1. Output meningkat dengan input sama.
2. Output sama, input berkurang.
3. Output menurun lebih kecil, dibanding penurunan input.
4. Output meningkat, input menurun.
5. Output meningkat lebih tinggi, dibanding peningkatan input.

20
CONTOH 2
Pada tahun 2007, PT MAJU TERUS memproduksi
produk A sebanyak 55.000 unit dengan menggunakan
11.000 jam kerja karyawan. Maka:
1. Berapakah rasio produktivitas tenaga kerja ?
2. Jika harga jual produk A tersebut Rp.12.500,00 per
unit dan biaya tenaga kerja Rp.4.000,00 per jam, maka
berapa rasio produktivitasnya (dinyatakan dalam
jumlah rupiah) ?

21
KEUNGGULAN UKURAN PARSIAL

Memungkinkan para manajer untuk


memusatkan pada penggunaan masukan
tertentu.
Lebih mudah digunakan untuk menilai
kinerja produktivitas karyawan operasional.
Trend produktivitas dalam satu tahun dapat
ditelusuri.

22
KELEMAHAN UKURAN PARSIAL

Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah,


atau tidak dihubungkan dengan ukuran-ukuran
lainnya, dapat menyesatkan.
Akibat yang bersifat menyeluruh, tidak dapat
tercermin dalam pengukuran produktivitas parsial.

23
Faktor Turunnya Produktivitas
Ketidakmampuan manajemen dalam mengukur,
mengevaluasi dan mengelola produktivitas perusahaan.
Motivasi karyawan yang rendah karena sistem
pengukuran dan penghargaan yang diberikan tidak
berkaitan dengan produktivitas dan tanggung jawab dari
perusahaan.
Pengiriman produk yang sering terlambat karena
ketidakmampuan memenuhi jadwal yang ditetapkan,
sehingga mengecewakan pelanggan
Peningkatan biaya-biaya untuk proses produksi
pemasaran.
Pemborosan penggunaan sumber daya material, tenaga
kerja, energi, modal, waktu, informasi dan lain-lain.

24
Faktor Turunnya Produktivitas
Terdapat konflik-konflik dan hambatan-hambatan dalam
tim kerja sama yang tidak terpecahkan, sehingga
menimbulkan ketidakefisiensian dalam kerja sama dan
partisipasi total dari karyawan.
Ketiadaan sistem pendidikan dan pelatihan bagi
karyawan untuk meningkatkan pengetahuan tentang
teknik-teknik peningkatan kualitas dan produktivitas
perusahaan.
Kegagalan perusahaan untuk selalu menyesuaikan diri
dengan tingkat peningkatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam industri.

25
Prasyarat untuk menilai dan meningkatkan
produktivitas, adalah :
"Bisa diukurnya output yang dicapai
maupun input yang digunakan".

26
KRITERIA DALAM MELAKUKAN
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
1. Validitas.
2. Kelengkapan (Completeness). Kelengkapan
berhubungan dengan ketelitian dengan seluruh output
dan input.
3. Dapat dibandingkan (Comparability). Pentingnya
pengukuran produktivitas terletak pada kemampuan
untuk dapat membandingkan antara periode dengan
periode, dengan obyektif atau standar sehingga dapat
dilihat apakah penggunaan sumber lebih efisien atau
tidak dalam mencapai hasil.

27

Anda mungkin juga menyukai