Anda di halaman 1dari 22

1

ACTIVITY BASED COSTING

(ABC)

Oleh : Mitha C. Ginting,SE.,M.Si


Distorsi Biaya
2

 Penentuan biaya produksi dengan metode traditional costing dapat


menimbulkan distorsi biaya produksi.
 Hal ini disebabkan karena metode tersebut hanya mempergunakan
satu macam basis pembebanan biaya untuk pemakaian sumber daya
 sementara setiap sumber daya yang berbeda dapat saja dikonsumsi
berdasarkan basis yang berbeda pula.
 Untuk mengatasi keterbatasan pada metode traditional costing maka
dikembangkan sistem biaya yang didasarkan pada aktivitas yang
disebut Activity Based Costing (ABC)
 ABC didasari oleh asumsi bahwa aktivitas mengkonsumsi biaya
dan produk mengkonsumsi aktivitas.
Activity Based Costing (ABC)
3

 Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsep-


konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok
produk yang lebih akurat.
 Menurut Amin Widjaja (1992; 27) :
“Bahwa ABC Sistem tidak hanya memberikan kalkulasi biaya produk yang
lebih akurat, tetapi juga memberikan kalkulasi apa yang menimbulkan
biaya dan bagaimana mengelolanya, sehingga ABC System juga dikenal
sebagai sistem manajemen yang pertama.”
 Menurut Mulyadi (1993:34)
“ABC merupakan metode penentuan HPP (product costing) yang ditujukan
untuk menyajikan informasi harga pokok secara cermat bagi kepentingan
manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya alam
setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.”
4

 Activity-Based Costing (ABC) adalah konsep perhitungan biaya dalam


akuntansi manajemen yang didasarkan pada aktivitas-aktivitas bisnis
dalam organisasi yang dapat diterapkan untuk menghitung biaya produk
dengan lebih akurat.
 Produk merupakan hasil aktivitas-aktivitas bisnis dan aktivitas-aktivitas
tersebut memanfaatkan sumberdaya yang berarti menimbulkan biaya.
 Biaya produk dihubungkan ke aktivitas-aktivitas bisnis relevan dan
kemudian ke sumberdaya-sumberdaya yang dimanfaatkan.
 Hal ini menghasilkan perhitungan biaya produk yang lebih akurat
dibandingkan dengan perhitungan menggunakan konsep tradisional.
 ABC baik untuk diterapkan di perusahaan yang memproduksi lebih dari
satu jenis produk dan memiliki komponen biaya tidak langsung yang
signifikan.
Timbulnya sistem ABC
5

 Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan


informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya
dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk secara akurat.
 Hal ini didorong oleh:
1. Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost
effective
2. Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi
biaya overhead pabrik dalam product cost menjadi lebih tinggi dari
primary cost.
3. Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy

Kelemahan sistem tradisional
6

 Kelemahan sistem akuntansi biaya tradisional:


a. Akuntansi biaya tradisional dirancang hanya menyajikan
informasi biaya pada tahap produksi.
b. Alokasi biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada jam
tenaga kerja langsung atau hanya dengan volume produksi.
c.  Ada diversitas produk, dimana masing-masing produk
mengkonsumsi biaya overhead yang berbeda beda.
Manfaat ABC
7

1. Suatu pengkajian sistem biaya ABC dapat meyakinkan pihak manajemen


bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih
kompetitif.
2. Pihak manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan
penawaran kompetitif yang lebih wajar.
3. Sistem biaya ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan
(management decision making)
4. Mendukung perbaikan yang berkesinambungan (continous improvement)
5. Memudahkan Penentuan biaya-biaya yang kurang relevan (cost reduction)
6. Pihak manajemen dapat melakukan analisis yang lebih akurat mengenai
volume produksi yang diperlukan untuk mencapai impas (break even) atas
produk yang bervolume rendah.
Ilustrasi manfaat ABC
8

Laporan biaya dari suatu departemen


METODE KONVENSIONAL METODE ABC
Gaji 721.400Key/scan klaim 32.000
Peralatan 61.200Analisis klaim 121.000
Perjalanan Dinas 58.000Penundaan klaim 32.500
Perlengkapan 43.900Terima Aplikasi 101.500
Alokasi pemakaian Penyelesaian masalah
30.000 83.400
ruang dan utilitas anggota
TOTAL 914.500Batch proses 145.000
    Duplikasi dokumen 145.000
    Korespondensi 96.100
    Training 158.000
    TOTAL 914.500
Keunggulan sistem ABC
9

a. Biaya produk yang lebih realistik, khususnya pada industri manufaktur


teknologi tinggi dimana biaya overhead adalah merupakan proporsi yang
signifikan dari total biaya.
b. Semakin banyak overhead dapat ditelusuri ke produk. Dalam pabrik
yang modern, terdapat sejumlah akrivitas non lantai pabrik yang
berkembang. Analisis sistem biaya ABC itu sendiri memberi perhatian pada
semua aktivitas sehingga biaya aktivitas yang non lantai pabrik dapat
ditelusuri.
c. Sistem biaya ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya
(activities cause cost) bukanlah produk, dan produklah yang mengkonsumsi
aktivitas.
d. Sistem biaya ABC memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku
biaya dan membantu dalam mengurangi biaya dan mengidentifikasi
aktivitas yang tidak menambah nilai terhadap produk.
Keunggulan sistem ABC (2)
10

e. Sistem biaya ABC mengakui kompleksitas dari diversitas


produksi yang modern dengan menggunakan banyak pemacu
biaya (multiple cost drivers), banyak dari pemacu biaya tersebut
adalah berbasis transaksi (transaction-based) dari pada berbasis
volume produk.
f. Sistem biaya ABC memberikan suatu indikasi yang dapat
diandalkan dari biaya produk variabel jangka panjang (long run
variabel product cost) yang relevan terhadap pengambilan
keputusan yang strategik.
g. Sistem biaya ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke
proses, pelanggan, area tanggungjawab manajerial, dan juga biaya
produk
Hirarki aktivitas ABC
11

Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk membuat dan menjual produk
digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu:
a. Facility sustaining activity cost --- biaya yang berkaitan dengan aktivitas
mempertahankan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misal biaya depresiasi,
biaya asuransi, biaya gaji pegawai kunci
b. Product sustaining activity cost ----- biaya yang berkaitan dengan aktivitas
penelitian dan pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan
produk untuk tetap dapat dipasarkan. Misal biaya pengujian produk, biaya
desain produk
c. Bacth activity cost ----- biaya yang berkaitan dengan jumlah batch produk
yang diproduksi. Misal biaya setup mesin.
d. Unit level activity cost ---- biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah
unit produk yang dihasilkan. Misal biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
Pembebanan biaya overhead
12

Perlu dipahami hal-hal sebagai berikut:


1. Cost Driver adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya.
2. Rasio Konsumsi adalah proporsi masing-masing aktivitas yang dikonsumsi oleh
setiap produk
dihitung dengan cara membagi jumlah aktivitas yang dikonsumsi oleh
suatu produk dengan jumlah keseluruhan aktivitas tersebut dari semua jenis produk.
3. Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan biaya dari overhead yang variasi
biayanya dapat dikaitkan dengan satu pemicu biaya saja.
 untuk dapat disebut suatu kelompok biaya yang homogen, aktivitas-
aktivitas overhead secara logis harus berhubungan dan mempunyai rasio konsumsi
yang sama untuk semua produk.

Dua tahap pembebanan BOP
13

Menurut Mulyadi (1993: 94), prosedure pembebanan biaya overhead


dengan sisitem ABC melalui dua tahap kegiatan:
a. Tahap Pertama
Pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktifitas yang sejenis
atau homogen, terdiri dari 4 langkah :
1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktifitas
2. Mengklasifikasikan aktifitas biaya kedalam berbagai aktifitas, pada
langkah ini biaya digolongkan kedalam aktivitas yang terdiri dari 4
kategori yaitu: Unit level activity costing, Batch related activity
costing, product sustaining activity costing, facility sustaining activity
costing.

Dua tahap pembebanan BOP (2)
14

3. Mengidentifikasikan Cost Driver


Dimaksudkan untuk memudahkan dalam penentuan tarif/unit cost
driver.
4. Menentukan tarif/unit Cost Driver
Tarif per unit Cost Driver = CostDriver x JumlahAktifitas

b. Tahap Kedua
Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing produk
yang menggunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead dari
setiap aktivitas dihitung dengan rumus sbb:
BOP yang dibebankan = Tarif/unit Cost Driver X Cost Driver yang
dipilih
Metode konvensional vs ABC
15

PT. XYZ , sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi dua


macam produk (A dan B)
Produk A adalah sumber pendapatan utama yang diproduksi setiap
hari kerja
Produk B berdasarkan pesanan khusus

Kebutuhan BB (per unit


Produksi Tahun 1 Tahun 2
produk)
A 2.000 2.200 A, 2 unit @ Rp. 50 Rp. 100
B 1.000 1.000 B, 1 unit @ Rp. 20 Rp. 20
     
Penjualan Tahun 1 Tahun 2
A 2.000 2.000
B 1.000 1.000
     
HPPenjualan dengan m.
16
konvensional
  Produk A Produk B
  Tahun 1 Tahun 2 Tahun 1 Tahun 2
BDP, awal 0 0 0 0
Rp Rp
B. Bhn baku Rp 20.000 Rp 20.000
200.000 220.000
B. Tenaga kerja 150.000 165.000 25.000 25.000
B. Overhead pabrik 300.000 300.000 50.000 50.000
Biaya pabrikasi 650.000 685.000 95.000 95.000
(-) BDP, akhir 0 0 0 0
Harga Pokok Produksi 650.000 685.000 95.000 95.000
(+) Pers. Produk jadi, awal 0 0 0 0
Pers. Siap dijual 650.000 685.000 95.000 95.000
(-) Pers. Produk jadi, akhir 0 62.273 0 0
Harga Pokok Penjualan 650.000 622.727 95.000 95.000
Perhit. Laba operasi Mtd.
Konvensional
17

  Produk A Produk B TOTAL


  Tahun 1 Tahun 2 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 1 Tahun 2
Penjualan 800.000 800.000 100.000 100.000 900.000 900.000
HPP 650.000 622.727 95.000 95.000 745.000 717.727
Laba Kotor 150.000 177.273 5.000 5.000 155.000 182.273
Komisi Penjualan         4.500 4.500
Administrasi         27.000 27.000
Laba sebelum pajak         123.500 150.773
Pajak 35%         43.225 52.771
Laba Bersih         80.275 98.002
Perhatikan !
18

 Laba bersih PT.XYZ meningkat pada tahun ke-2


sebesar Rp. 17.727 yang seharusnya merupakan
penyimpangan, karena :
1. Nilai penjualan tidak meningkat
2. Harga pokok penjualan (HPP) menurun, padahal
produksi produk A meningkat dari 2000 menjadi
2200
Metode ABC
19

Jumlah Aktivitas
Tarif
Biaya
Cost Pool Cost Driver Produk Produk ABC
(Rp.) Total
A B (Rp.)
Pengadaan Jumlah
60000 25 50 75 800
Bahan Baku Pemesanan
Perubahan
Engineering 125000 40 60 100 1250
perintah
Pengemasa Jumlah
100000 12 38 50 2000
n pengiriman
Setup Jumlah setup 35000 12 23 35 1000
Jumlah
Penerimaan
pesanan yang 30000 5 15 20 1500
pesanan
diterima
TOTAL 350.000
Perhitungan Harga Pokok (ABC)
20

Produk A (Rp.) Produk B (Rp.)


 
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 1 & 2
Pengadaan Bahan Baku 20.000 20.000 40.000
Engineering 50.000 50.000 75.000
Pengemasan 24.000 24.000 76.000
Setup 12.000 12.000 23.000
Penerimaan pesanan 7.500 7.500 22.500
TOTAL BOP 113.500 113.500 236.500
Unit yang diproduksi 2000 2200 1000
BOP per unit 56,75 51,59 236,50
BB per unit 100,00 100,00 20,00
BTK per unit 75,00 75,00 25,00
Total Biaya per unit 231,75 226,59 281,50
Perhit. Laba operasi Metode ABC
21

  TOTAL (Rp.)
  Tahun 1 Tahun 2
Penjualan 900.000 900.000
HPP 745.000 734.682
Laba Kotor 155.000 165.318
Komisi Penjualan 4.500 4.500
Administrasi 27.000 27.000
Laba sebelum pajak 123.500 133.818
Pajak 35% 43.225 46.836
Laba Bersih 80.275 86.982
 Pada tahun pertama, laba bersih setelah pajak sam untuk kedua metode
 Pada tahun ke-2 memberi laba bersih lebih kecil dari konvensional sehingga bisa memungkinkan penghematan pajak
Perbandingan HPPenjualan
22

Produk B
Produk A (Rp.)
  (Rp.)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 1 & 2
Metode ABC 231,75 226,59 281,50
M. Konvensional 325,00 325,00 95,00

 Metode ABC menunjukkan bahwa selama ini alokasi BOP pada


produk A menurut metode konvensional adalah terlalu tinggi dan
terlalu rendah pada produk B

Anda mungkin juga menyukai