Anda di halaman 1dari 29

Tugas Individu

MAKALAH & ARTIKEL


AKUNTANSI MANAJEMEN 2
DISUSUN
OLEH:
MUHAMMAD FAUZAN
(0802131609)

UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS EKONOMI (NONREG)
JURUSAN AKUNTANSI
2010

ARTIKEL BAB 11

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN


MANAJERIAL
A. TITIK IMPAS DALAM UNIT
Titik impas adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya,
yaitu titik dimana laba sama dengan nol.
o Penggunaan Laba Operasi dalam Analisis CVP
Laporan laba rugi dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
Laba operasi = Pendapatan penjualan Beban variable Beban tetap
Atau
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit) (Biaya variable per unit x Jumlah unit)
Total biaya tetap
o Jalan Pintas untuk Menghitung Unit Titik Impas
Marjin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variable.
Pada titik impas, marjin kontribusi sama dengna beban tetap. Unit titik impas labih
cepat dihitung dengan memfokuskan pada margin kontribusi.
Jumlah unit = Biaya tetap : Marjin kontribusi per unit
o Penjualan Per Unit yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba
Target laba di sini adalah laba operasi di atas nol(titik impasnya), yang dapat
dinyatakan dengan jumlah dolar atau sebagai persentase dari pendapatan
penjualan.
o Target Laba Setelah Pajak
Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan, karena
pajak yang dibayarkan untuk laba nol adalah nol. Apabila perusahaan ingin
menghasilkan laba bersih tertentu, target laba dinyatakan sebagai laba bersih, maka
harus ditambahkan kembali pajak penghasilan untuk memperoleh laba operasi.

Laba bersih = Laba operasi Pajak = Laba operasi (Tarif pajak x Laba operasi) =
Laba operasi (1 Tarif pajak)
atau
Laba operasi = (Laba bersih) : (1- Tarif pajak)
B. TITIK IMPAS DALAM DOLAR PENJUALAN
Pendapatan impas dihitung dengan membagi total biaya tetap dengan rasio
marjin kontribusi. Laba yang ditargetkan ditambahkan ke biaya tetap untuk
menentukan jumlah pendapatan yang diperlukan untuk menghasilkan target laba.
C. ANALISIS MULTI PRODUK
Analisis multiproduk mengharuskan suatu asumsi dibuat sehubungan dengan
bauran penjualan yang diharapkan. Bauran penjualan adalah kombinasi relative dari
berbagai produk yang sedang dijual perusahaan. Pada bauran penjualan tertentu,
masalah multiproduk dapat dialihkan ke dalam analisis produk tunggul. Apabila
bauran penjualan berubah, maka titik impas juga akan berubah. Kenaikan penjualan
produk yang memiliki merjin kontribusi tinggi akan memperkecil titik impas,
sementara kenaikan penjualan produk dengan marjin kontribusi rendah akan
memperbesar titik impas.
Penjualan impas = Biaya tetap : Rasio marjin kontribusi
D. PENYAJIAN SECARA GRAFIS HUBUNGAN CVP
Grafik Laba-Volume, menggambarkan secara visual hubungan antara laba
dan volume penjualan. Grafik laba-volume merupakan grafik dari persamaan laba
operasi [Laba operasi = (Harga x Unit) (Biaya variable per unit x Unit) Biaya
tetap]. Untuk laba operasi sebgai variable dependen atau tak bebas(ditunjukkan oleh
sumbu vertical) dan unit merupakan variable independen(diukur disepanjang sumbu
horizontal).
Grafik Biaya-Volume-Laba, menggambarkan hubungan antara biaya,
volume, dan laba. Untuk itu, diperlukan dua grafik dengan garis terpisah yaitu garis
total pendapatan dan garis total biaya.
Pendapatan = Harga x Unit
Total biaya = Biaya variable per unit x Unit + Biaya tetap
Dengan sumbu vertical diukur dalam dolar dan sumbu horizontal dalam unit yang
terjual.

E. PERUBAHAN VARIABEL CVP


Risiko dan Ketidakpastian, seperti marjin pengaman dan leverage operasi
dapat digunakan untuk memberikan manajer pemahaman yang lebih jelas atas hasil
analisis CVP. Marjin pangaman adalah unit yang dijula atua diharapkan terjual atau
pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan diterima yang melebihi volume impas.
Apabila marjin pengaman perusahaan lebih besar daripada penjualan yang
diharapkan di tahun depan, maka risiko menderita kerugian penjualan lebih kecil dari
apabila marjin pengaman lebih kecil. Leverage operasi adalah penggunaan biaya
tetap untuk menciptakan perubahan persentase laba yang lebih tinggi ketika
aktivitas penjulana berubah.
Analisis sensitivitas memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai
pengaruhh perubahan variable yang mendasari terhadap hubungan CVP.
F. ANALISIS CVP DAN KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS
Metode CVP dapat digunakan dengan kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas
(ABC) tetapi analisisnya harus dimodifikasi. Akibatnya, menurut ABC suatu jenis
analisis sensitivitas digunakan. Biaya tetap dipisahkan dari variasi biaya yang
berubah-ubah dengan penggerak biaya tertentu. Biaya variable tersebut
dikelompokkan sebagai tingkat uniit, tingkat batch, dan tingkat produk.

ARTIKEL BAB 12

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS


Pengambilan keputusan taktis terdiri dari pemilihan di antara berbagai
alternative dengan hasil yang langsung atau terbatas.
Tujuan keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis adalah untuk
memilih strategi alternatif sehingga keunggulan bersaing jangka panjang dapat
tercapai. Pengambilan keputusan taktis harus mendukung tujuan keseluruhan ini,
meskipun tujuan langsungnya berjangka pendek (menerima satu pesanan khusus
untuk meningkatkan laba) atau berskala kecil (memproduksi sendiri daripada
membeli komponen). Jadi, pengambilan keputusan takits yang tepat berarti bahwa
keputusan yang dibuat mencapai tidak hanya tujuan terbatas tertapi juga berguna
untuk jangka panjang.
o Model Pengambilan Keputusan Taktis
Enam langkah yang mendeskripsikan proses pengambilan keputusan yang
direkomendasikan adalah sebagai berikut :
1. Kenali dan definisikan masalah.
2. Identifikasi setiap alternatif sebagai solusi yang layak atau masalah tersebut;
eliminasi alternatif yang secara nyata tidak layak.
3. Identifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang
layak. Klasifikasikanlah biaya dan manfaat sebagai relevan atau tidak relevan
serta eliminasilah biaya dan manfaat yang tidak relevan dari pertimbangan.
4. Hitunglah total biaya dan manfaat yang relevan dari masing-masing alternatif.
5. Nilailah faktor-faktor kualitatif.
6. Pilihlah alternatif yang menawarkan manfaat terbesar secara keseluruhan.
Keenam langkah ini mendefinisikan model pengambilan keputusan
sederhana. Model keputusan (decision model) adalah serangkaian prosedur yang
jika diikuti, akan mengarah ke suatu keputusan.
o Definisi Biaya Relevan
Biaya Relevan merupakan biaya masa depan yang berbeda pada masingmasing alternatif. Semua keputusan berhubungan dengan masa depan. Karena itu,
hanya biaya masa depan yang dapat menjadi relevan dengan keputusan. Namun,
untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus merupakan biaya masa
depan, tetapi juga harus berbeda dari satu alternatif dengan alternatif lainnya.

Apabila biaya masa depan terdapat pada lebih dari satu alternatif maka biaya
tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan. Biaya demikian disebut biaya
tidak relevan. Kemampuan untuk mengidentifikasi biaya relevan dan tak relevan
merupakan suatu keterampilan pengambilan keputusan yang penting.

o RELEVANSI, PERILAKU BIAYA, dan MODEL PENGGUNAAN


SUMBER DAYA AKTIVITAS
Seringkali keputusan taktis membtuhkan analisis yang lebih rumit khususnya
keputusan yang membutuhkan pertimbangan yang lebih rumit- khususnya
keputusan yang membutuhkan pertimbangan yang lebih ekstensif mengenai perilaku
biaya
Kuncinya adalah bahwa perubahan pada penawaran dan permintaan sumber
daya aktivitas harus dipertimbangkan ketika menilai relevansi.
Kategori-kategori dibawah dapat menolong untuk mengidentifikasi biayabiaya yang relevan, dan kemudian, memfasilitasi analisis biaya yang relevan :
1. Sumber Daya Fleksibel.
2. Sumber Daya Terikat :
a) Sumber Daya Terikat untuk Jangka Pendek
b) Sumber daya Terikat untuk Beberapa Periode.
o KEPUTUSAN-KEPUTUSAN YANG SERINGKALI DIAMBIL
1. Keputusan membuat atau membeli
Manajer sering dihadapkan dengan keputusan apakah harus membuat
atau membeli komponen yang digunakan dalam produksi. Sesungguhnya
manajemen harus mengevaluasi keputusan masa lalu yang berkaitan
dengan produksi secara berkala. Kondisi-kondisi yang menjadi dasar
pembuatan keputusan sebelumnya mungkin tidak berubah. Akibatnya,
pendekatan yang berbeda mungkin dipelukan. Evaluasi periodik bukanlah
satu-satunya sumber dari keputusan membuat atau membeli (make-orbuy decision) ini.
2. Keputusan meneruskan atau menghentikan
Meneruskan atau menghentikan dengan
komplementer.

Meneruskan
fasilitas.

atau

menghentikan

dengan

berbagai

dampak

penggunaan

alternatif

3. Keputusan pesanan Khusus


Keputusan pesanan khusus (special-order decision) harus berfokus pada
pertanyaan : apakah pesanan harga khusus harus diterima atau di tolak.

4. Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut


Proses gabungan (joint products) memiliki proses yang umum dan biaya
produksi sampai pada titik pemisahan. Pada titik tersebut, kedua produk
dapat dibedakan. Proses gabungan sering dijual pada titik pemisahan.
Pemrosesan suatu produk gabungan lebih lanjut setelah titik pemisahan dan
sebelum menjualnya terkadang lebih menguntungkan. Penentuan akan
menjual atau memproses lebih lanjut (sell or process further) merupakan
suatu keputusan penting yang harus dibuat para manajer.
5. Keputusan bauran produk
Keputusan mengenai bauran produk dapat berdampak signifikan terhadap
profitabilitas organisasi. Setiap bauran produk mencerminkan suatu alternatif
yang mengandung tingkat laba terkait. Seorang manajer harus memilih
alternatif yang akan memaksimalkan total laba. Karena biaya tetap tidak
bergantung pada tingkat aktivitas, total biaya tetap akan sama pada semua
bauran yang mungkin sehingga tidak relevan bagi keputusan. Jadi, seorang
manajer perlu memilih alternatif yang akan memaksimalkan total margin
kontribusi.
Pemilihan bauran optimal dapat dipengaruhi secara signifikan oleh hubungan
antara sumber daya yang berkendala dengan produk individual. Hubungan ini
terdiri dari :

Sumber daya dengan satu kendala.


Sumber daya dengan banyak kendala.

o PENETAPAN HARGA

Penetapan harga berdasarkan Biaya

Karena pendapatan harus menutup biaya perusahaan untuk menghasilkan


laba, maka banyak perusahaan terlebih dahulu menetapkan biaya dalam
menentukan harga.

Mark up adalah persentase yang dibebankan kepada biaya dasar ; termasuk


diantaranya adalah laba yang diinginkan dan setiap biaya yang tidak termasuk
dalam biaya dasar.
o Perhitungan Biaya Target dan Penetapan Harga
Penetapan biaya target adalah suatu metode penentuan biaya produk atau
jasa berdasarkan harga (harga target) yang ersedia dibayarkan oleh pelanggan.ini
juga sering disebut sebagai perhitungan biaya berdasarkan harga.
o Aspek Hukum dari Penetapan Harga
1. Penetapan Harga Predator.
Adalah praktik pengaturan harga yang lebih rendah dari biaya dengan tujuan
merugikan pesaing dan mengeliminasi pesaingan.
2. Diskriminasi harga.
Adalah pengenaan harga yang berbeda kepada beberapa pelanggan atas
produk-produk yang pada dasarnya sama.
o Keadalian dan Penetapan Harga.
Eksploitasi harga dikatakan terjadi ketika perusahaan dengan kekuatan pasar
menghargai produknya sangat tinggi.

(Artikel) Dasar-dasar Perencanaan dan Pengambilan


Keputusan
Tujuan Organisasi
Manfaat dari tujuan organisasi :
Menyediakan kisi-kisi dan menyatukan arah bagi pelaku-pelaku yang ada di
organisasi.
Menentukan kualitas dari hal-hal lain yang ada dalam suatu perencanaan.

Memberikan motivasi kepada pekerja yang ada dalam organisasi.

Menyediakan mekanisme yang efektif untuk memberikan evaluasi dan


pengawasan dari organisasi.

Macam-macam Tujuan
Menurut tingkatannya :

Mission Statement. Adalah pernyataan tentang tujuan dasar dari sebuah


organisasi.
Strategic goals. Adalah tujuan yang dibuat dan diperuntukkan manajemen
puncak organisasi yang berisiskan hal-hal yang bersifat umum.

Tactical goals. Dibuat dan diperuntukkan manajemen menengah yang


membuat sesuatu yang bersifat lebih operasional untuk
mensukseskan strategic goals.

Operational goals. Dibuat oleh dan untuk manajemen yang lebih bawah yang
menyangkut hal-hal yang mendukung tactical goals.

Menurut areanya :
Tujuan disesuaikan dengan berbagai area yang berbeda dalam sebuah organisasi.
Menurut kerangka waktunya :
Tujuan dapat dibuat untuk jangka panjang, menengah, atau pendek, bersifat
tetap atau sementara sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Tanggungjawab untuk Menetapkan Tujuan
Siapakah yang menetapkan tujuan ?
Keseluruhan manajerial harus terlibat dalam menyusun tujuan organisasi.
Tingkat tanggungjawab dalam menentukan tujuan organisasi harus menyesuaikan
tingkatan manajerial dari manajer bersangkutan.
Memanaje tujuan yang beragam
Optimisasi membuat seorang manajer dapat menyeimbangkan atau
menyesuaikan adanya tujuan yang menyimpang atau bertentangan dalam
organisasi. Manajer diperkenankan memilih suatu tujuan dan menghilangkan tujuan
yang lain, atau mencari penyelesaian dengan mencari tujuan yang dapat menjadi
penengah.
Macam-macam Perencanaan Organisasi
Strategic Plans
Perencanaan umum yang menyangkut pengalokasian sumberdaya, pemilihan
skala prioritas dan langkah-langkah yang bertujuan mencapai tujuan strategis.
Perencanaan ini dibuat oleh dan untuk manajemen puncak.
Tactical Plans
Perencanaan yang dilakukan utnuk mendukung perencanaan strategis yang
dibuat dan diperuntukkan manajemen menengah.
Operational Plans
Perencanaan yang lebih bersifat jangka pendek yang dibuat dan
diperuntukkan tingkatan manajerial yang lebih bawah.

Kerangka Waktu dalam Perencanaan


Dimensi waktu dalam perencanaan. Sesuai dengan hukum komitmen,
perencanaan harus menyediakan alokasi waktu yang dapat mendukung komitmen
manajer-manajer yang terlibat di dalamnya.
Perencanaan Jangka Panjang
Meliputi hal-hal yang bersifat strategis dalam waktu terkini dan masa depan,
biasanya dibuat untuk skala waktu lima tahunan.

Perencanaan Jangka Menengah


Biasanya dibuat untuk jangka waktu 1-5 tahun yang berisikan berbagai
perecanaan taktis, biasanya merupakan titik konsentrasi perencanaan suatu
organisasi.
Perencanaan Jangka Pendek
Untuk waktu 1 tahun atau kurang, menyangkut perencanaan yang bersifat
tindakan atau respon terhadap sesuatu yang terjadi.
Pembagian Tanggungjawab dalam Perencanaan
Staff Perencanaan
Mengumpulkan informasi, mengkoordinasi tindakan-tindakan perencanaan,
melihat sesuatu secara menyeluruh bukan sebagian-sebagian.
Staff Perencanaan Khusus
Dibentuk saat suatu organisasi membutuhkan perencanaan ketika terjadi
sesuatu yang bersifat khusus.
Dewan Direksi
Mewujudkan perencanaan strategis untuk mewujudkan misi organisasi.
Manajer Utama
Biasanya menjadi pemimpin dalam dewan direksi, memiliki peran utama
dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi suatu organisasi.
Komite Eksekutif
Berisikan kepala-kepala eksekutif suatu perusahaan, melakukan rapat rutin
yang membahas perencanaan strategis dan memberikan masukan kepada manajer
utama.
Manajer Lini
Bertugas melaksanakan perencanaan yang dibuat oleh manajer di tingkat
atas dan memberikan informasi yang membantu pihak di atasnya menyangkut
pelaksanaan dari perencanaan yang ada.

Perencanaan Contingency

Contingency adalah pengambilan keputusan alternatif yang dilakukan ketika


terjadi sesuatu yang mengganggu atau tidak sesuai dengan perencanaan yang
dilakukan. Di mana proses perencanaan melalui tahap-tahap :
Langkah 1
Membangun perencanaan, dengan mempertimbangkan kejadian-kejadian yang
bersifat contingency
Langkah 2
Melaksanakan perencanaan dan secara khusus mencoba mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan yang bersifat contingency

Langkah 3
Membuat kerangka indikator untuk mengukur terjadinya kasus-kasus
contingency dan mempersiapkan perencanaan contingency untuk menyelesaikan
permasalahn yang mungkin terjadi.
Langkah 4
Mencapai keberhasilan dalam melaksanakan perencanaan maupun
perencanaan contingency.
Perencanaan Taktis
Membangun Perencanaan Taktis
Mengenali dan memahami keseluruhan perencanaan strategis dan tujuan
taktis yang ada.
Mengetahui potensi sumber daya yang berhubungan dengan perencanaan
dan sadar akan kebutuhan waktu

Mengenali dan memahami komitmen sumberdaya manusia yang dimiliki

Melaksanakan Perencanaan Taktis


Mengevaluasi tiap poin pelaksanaan apakah sesuai dengan tujuan yang
dicapai
Melakukan pendistribusian dan pengumpulan informasi serta sumberdaya

Melakukan pengawasan komunikasi secara vertikal maupun horizontal dan


mengawasi integrasi dari tiap-tiap aktifitas yang dilakukan

Mengawasi pelaksanaan perencanaan yang tengah dilakukan apakah sesuai


dengan standart pencapaian yang telah ditetapkan.

Tipe Perencanaan Operasional


Perencanaan Momental (single-use plan)
Dibangun untuk menciptakan standart perlaksanaan yang bersifat momental
dan mungkin tidak berlaku di masa yang akan datang.
Terdiri dari :

Program. Perencanaan untuk suatu set besar kegiatan atau aktifitas pada
kurun waktu tertentu.
Project (proyek). Lebih spesifik dan lebih kompleks daripada program
terkhusus pada suatu kegiatan.

Perencanaan Tetap (Standing Plan)


Dibangun untuk mengatur tata pelaksanaan yang bersifat regular pada
periodisasi manajerial tertentu. Yang terdiri dari :
Kebijakan. Lebih kepada tanggapan umum organisasi dalam menghadapi
situasi atau problema yang terjadi.
Prosedur Standart Operasional. Kisi-kisi pelaksanaan yang berisi langkahlangkah yang harus dilakukan sesuai dengan bidang-bidang apa yang ada.

Peraturan dan tata laksana. Penjelasan tentang kegiatan apa yang harusnya
dilaksanakan dan bagaimana ideal pelaksanaannya.

Hal-hal yang Menghambat Penentuan Tujuan dan Perencanaan


Seorang manajer harus mengetahui hal-hal yang menghambat sebuah
organisasi dalam mencapai tujuannya dan hal-hal yang menghambat pelaksanaan
perencanaan yang dilakuan sebuah organisasi. Tentu saja seorang manajer harus
tahu bagaimana untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Hambatan secara umum
Tujuan yang tidak sesuai
Sistem pemberian upah (penghargaan) yang tidak sesuai

Permasalahan lingkungan yang dinamis dan komplek

Kesulitan-kesulitan untuk mewujudkan tujuan

Ketidakmampuan mengatasi dan menghadapi perubahan

Perselisihan

Mengatasi hambatan
Memahami tujuan perusahaan serta tujuan perencanaan
Komunikasi dan partisipasi menyeluruh

Penerapan perencanaan contingency, revisi dan pembaharuan

Menciptakan sistem penghargaan (pemberian upah) yang efektif

ARTIKEL BAB 13

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL


Investasi modal digunakan untuk menjelaskan rencana manajer untuk
mengeluarkan dana dalam jumlah besar untuk membiayai proyek-proyek yang
memilliki implikasi jangka panjang. Investasi tidak hanya mencakup penanaman
dana, tetapi pembelian barang dagangan dan peralatan merupakan investasi. Dalam
hal ini, manajer harus secara hati-hati memilih proyek yang menjanjikan kembailan
masa mendatang yang paling besar. Kepiawaian para manajer untuk membuat
keputusan investasi modal merupakan factor yang paling penting yang berpengaruh
terhadapa perusahaan dalam jangka panjang.
o Jenis-jenis Keputusan Investasi Modal
Jenis-jenis keputusan investasi modal adalah:
1. Keputusan pengurangan biaya
2. Keputusan pelunasan pabrik dan fasilitas penggudangan
3. Keputusan pemilihan mesin
4. Keputusan untuk membeli atau menyewa
5. Keputusan penggantian peralatan
o Keputusan investasi modal dapat dibagi menjadi 2 kelompok:
1. Keputusan penyaringan (Screening decision)
Adalah jenis keputusan yang berkaitan dengan apakah usulan proyek
investasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Keputusan pemilihan (Preference decision)
Adalah jenis keputusan yang berkaitan dengan pemilihan beberapa
alternative usulan proyek investasi.
o Nilai Waktu Uang
Dalam pembuatan keputusan investasi modal, perlu digunakan teknik atau
pendekatan yang mengakui nilai waktu uang. Hal ini didasarkan pada kenyataan

bahwa nilai satu rupiah pada hari ini lebih besar dbanding dengan nilai satu rupiah
pada tahun yang akan datang. Kondisi ini juga berlaku dalam pemilihan alternative
proyek investasi.
Teknik investasi modal yang mengakui kedua karakteristik investasi bisnis
adalah teknik yang melibatkan arus kas yang didiskontokan(discounted cash flow),
yaitu arus kas yang dinilai kembali menurut kesetaraan waktu. Dengan penilaian
kembali tesebut, angka-angka rupiah dapat diperbandingkan satu sama lain dan
perusahaan dapat pula mengetahui apakah sebuah usulan proyek investasi
memenuhi standar (criteria) minimum yang telah ditetapkan atau tidak.
o Ada dua pendekatan dalam pendiskontoan arus kas, yaitu:
1. Metode Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value/NPV)
Dengan metode NPV, penilaian sebuah usulan investasi dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:
Seluruh arus kas masuk yang dijanjikan oleh sebuah proyek investasi dinilai
tunaikan.
Seluruh arus kas keluar selama umur proyek juga dinilaitunaikan.
Nilai tunai arus kas masuk dijumlahkan dan nilai tunai arus kas keluar juga
dijumlahkan.
Bandingkan nilai uang tunai arus kas masuk dan jumlah nilai tunai arus kas keluar.
Selisih antara kedua angka disebut dengan net present value. Angka ini
digunakan untuk membuat keputusan menerima atau menolak sebuah usulan
investasi. Jika nilai tunai arus kas masuk lebih besar dari jumlah nilai tunai arus kas
keluar, maka usulan investasi tersebut diterima, demikian pula sebalikanya, jika
jumlah nilai tunai arus kas masuk lebih kecil dibanding jumlah nilai tunai arus kas
keluar, maka usulan investasi ditolak.
Mengapa analisis menekankan pada arus kas?
Alasan utamanya adalah bahwa laba akuntansi dihitung berdasarkan konsep
accrual yang mengabaikan timing arus masuk dan arus keluar kas. Meskipun
informasi laba bersih sangat bermanfaat bagi keperluan lain, namun informasi laba
bersih tidak digunakan dalam analisis pendiskontoan arus kas. Dengan demikian,
manajer dapat mengabaikan informasi laba bersih dan lebih berkonsetrasi pada
upaya mengidentifikasi arus kas yang berhubungan dengan sebuah proyek
investasi.
Jenis-jenis arus kas, antara lain:
1. Arus kas keluar, merupakan investasi awal (termasuk biaya instalasi), kenaikan
modal kerja, reparasi dan pemeliharaan, dan kenaikkan biaya operasi.
2. Arus kas masuk, merupakan kenaikkan pendapatan, penurunan biaya, nilai
sisa/residu, dan pembebasan modal kerja.

Pemuliahan investasi awal


Ketika menghitung nilai tunai sebuah proyek, depresiasi tidak dikurangkan ,
karena:
1. Depresiasi merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas saat ini.
2. Metode pendiskontoan arus kas secara otomatis memberikan kembalian investasi
awal, sehingga pengurang depresiasi tidak diperukan.

o Penyederhanaan asumsi
Dalam menggunakan metode arus kas yang didiskontokan, minimum ada dua
asumsi yang disederhanakan, yaitu:
1. Seluruh arus kas selain investasi awal dianggap terjadi pada akhir tahun.
2. Seluruh arus kas yang dihasilkan oleh sebuah proyek investasi segera
diinvestasikan kembali.
o Pemilihan tingkat bunga (discount rate)
Untuk menggunakan metode NPV, kita harus memilih tingkat kembalian untuk
pendiskontoan arus kas menjadi nilai tunai. Tingkat kembalian yang digunakan
dalam perhitungan biasanya merupakan tingkat bunga umum yang berlaku di pasar.
Umunya mengacu pada biaya modal (cost of capital) perusahaan. Biaya modal
adalah rata-rata tingkat kembalian yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada
kreditur jangka panjang dan para pemegang saham untuk pengguna modal mereka.
Yang dimaksud dengan modal terdiri dari modal asing (utang) dan modal sendiri
(modal saham).
2. Metode Tingkat Kembalian Internal (Internal Rate Of Return/IIR)
The time-adjusted rate of return (TARR) atau internal rate of return (IIR)
adaah tingkat bunga yang dijanjikan oleh sebuah proyek investasi selama umur
proyek tersebut. Tingkat bunga ini sering disebut dengan hasil (yield) sebuah proyek
investasi. IIR dihitung dengan mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai tunai
arus kas keluar dan nilai tunai arus kas masuk sebuah proyek. Dengan kata lain, IIR
adalah tingkat bunga yang menghasilkan angka NPV sama dengan nol. Jadi IIR
merupakan true interest yield yang dijanjikan olh sebuah proyek investasi.
o Penggunaan angka Intenal Rate of Return
Tingkat kembalian minimum adalah tingkat kembalian yang diharapkan dari
sebuah proyek investasi. Apabila angka IIR lebih besar atau sama dengan tingkat
kembalian minimum yang diharapkan, maka usulan sebuah proyek dapat diterima.
Jika angka IIR lebih kecil dari tingkat kembalian minimum, maka usulan investasi

ditolak. Angka yang dijadikan patokan dasar untuk menetapkan tingkat kemalian
minimum adalah biaya modal (cost of capital).
o Biaya modal (cost of capital) sebagai alat penyaring usulan investasi
Jika perusahaan menggunakan metode IIR, biaya modal digunakan sebagai
tarif penghambat (hurdle rate) yang harus dilewati oleh sebuah proyek investasi agar
usulan proyek itu diterima.
Jika perusahaan menggunakan metode NPV, maka biaya modal dipakai
sebagai tingkat bunga (discount rate) guna menghitung NPV untuk usulan proyek
investasi.

o Perbandingan antara metode NPV dan metode IIR


1. Metode NPV lebih mudah digunakan
2. Asumsi yang dibangun dalam metode IIR memunculkan pertanyaan.
Yang menyebabkan perbedaan antara metode NPV dengan metode IIR
adalah (1) metode NPV menganggap bahwa arus masuk kas akan diinvestasikan
kembali pada tingakat kembalian tertentu, sedangkan metode IIR tingkat
kembaliannya sama dengan IIR, (2) NPV mengukur kemampulabaan dalam angka
absolute, sedangkan IIR mengukurnya dalam angka relative (%).
o Capital Rationing
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam
melakukan kajian dan pemilihan proyek-proyek dengan kendala dana untuk
menghasilkan nilai maksimum bagi perusahaan disebut capital rationing, yaitu
merupakan pendekatan dalam pemilihan berbagai alternative proyek investasi
apabila perusahaan memiliki dana terbatas. Dalam pendekatan ini, nilai perusahaan
dimaksimumkan dengan memilih kombinasi proyek yang merayap dana yang
tersedia dan memaksimumkan jumlah NPV.
o Proyek independen dan investasi parsial
Untuk memilih proyek investasi yang memaksimumkan jumlah NPV dapat
digunakan indeks NPV apabila 2 kondisi ini terpenuhi, yaitu: (1) proyek investasi
yang dianalisis bukan proyek yang saling meniadakan (mutually exclusive), dan (2)
dimungkinkan investasi parsial. Indeks NPV dapat dihitung dengan membagi NPV
dengan investasi awal.
Indeks NPV = NPV/Investasi awal
Investasi yang dapat dipecah (divisible investment), artinya investasi dapat
dilakukan untuk sebagian saja, sedangkan investasi yang tidak dapat dipecah
(indivisible investment), artinya nilai investasinya harus 100%.

Jika dana yang dimiliki oleh perudahaan tidak terbatas jumlahnya, maka
proyek yang menghasilkan NPV tertinggilah yang akan dipilih dari proyek-proyek
yang saling meniadakan. Namun jika dana yang tersedia terbatas, maka criteria
NPV tidak dapat lagi digunakan karena pemilihan beberapa proyek akan
mempengaruhi ketersediaan dana untuk proyek-proyek lainnya.
o Pendekatan Lain Dalam Analisis Investasi Modal
o Metode-metode untuk menganalisis investasi modal antara lain:
1.
Metode Periode Kembalian Investasi (Payback Method)
Periode kembalian investasi adalah waktu yang diberikan oleh sebuah proyek
investasi untuk menutup investasi mula-mula dengan penerimaan kas yang
dihasilkan oleh investasi tersebut. Metode periode kembalian investasi memusatkan
perhatiannya pada rentang waktu tersebut. Anggapan dasar metode ini adalah
semakin cepat waktu yang diperlukan oleh sebuah proyek investasi untuk menutup
investasi awal, semakin baik proyek investasi tersebut. Untuk menghitung periode
kembalian investasi dapat menggunakan rumus berikut:
Periode Kembalian = Investasi Awal/Arus Kas Masuk Bersih Tahunan
Kelebihan metode periode kembalian investasi:
1. Membantu manajer mengidentifikasi manakah diantara proposal yang akan
dipertimbangkan untuk dievaluasi lebih lanjut dengan menggunakan metodemetode yang lebih akurat.
2. Bermanfaat bagi perusahaan yang baru yang kondisinya kekurangan kas.
3. Bermanfaat bagi industri yang produknya cepat usang.
2.

Metode Tingkat Kembalian Sederhana (Simple Rate Of Return Method)

Metode ini merupakan metode yang tidak melibatkan pendiskontoan arus kas
masuk, namun lebih memfokuskan pada laba bersih akuntansi. Rumus untuk
menganalisis investasi modal dengan metode tingkat kembalian sederhana:
Atau
Postaudit Terhadap Proyek Investasi Terpilih
Postaudit sebuah proyek investasi yang terpilih merupakan tindak lanjut
setelah sebuah usulan proyek investasi dipilih dan diterapkan. Tujuannya adalah
untuk mengetahui apakah kinerja proyek investasi yang diharapkan benar-benar
dapat dicapai, selain itu untuk menilai apakah data dan informasi yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan membuat keputusan mau memilih alternative proyek
investasi cukup akurat dan menggambarkan kondisi sesugguhnya.

o Investasi Modal di Lingkungan Industri Maju


Di lingkungan industri maju, investasi jangka panjang umumnya berhubunga
dengan otomasi (komputerisasi) pabrik. Sebelum komitmen terhadap otomasi
dilakukan, sebuah perusahaan seharusnya meningkatkan efisiensi penggunaan
teknologi yang sekarang dipakai. Berbagai manfaat dapat diperoleh dari
perencanaan rancangan ulang da penyederhanaan proses manufaktur yang
dilakukan sekarang.
Jika manfaat dari perencanaan ulang dan penyederhanaan teah dicapai,
barulah dapat dilihat secara jelas apakah otomasi dapat menghasikan tambahan
biaya. Lingkungan manufaktur baru menghendaki bahwa perhatian sekarang lebih
diarahkan pada input yang digunakan dalam model pendiskontoan arus kas.
Investasi dalam system manufaktur biasanya lebih mudah diidentifikasi,
karena hamper semua investasi digunakan untuk pembelian peralatan produksi.
Estimasi arus kas operasi dari investasi dalam peralatan standar umumnya
bersandar pada manfaat wujud yang dapat diidentifikasikan secara jelas, seperti
peghematan biaya tenaga kerja. Di lingkungan manufaktur baru, manfaat tak
berwujud dan manfaat tidak langsung nilainya sangat material dan penting bagi
kelayakan sebuah proyek.

(Artikel) INVESTASI DI PASAR MODAL: SIAPA


TAKUT?
Budi Frensidy Staf Pengajar FEUI dan Penulis Buku Matematika Keuangan
Dimuat di Tabloid Minggu Bisnis Indonesia 28 Januari 2007

Dua pertanyaan yang sering diajukan seorang investor pemula yang


baru
mengenal pasar modal adalah, Berapa persen investasi yang harus ditanamkan
dalam
saham dan obligasi? dan Apakah sebaiknya investasi dilakukan secara langsung
atau
melalui reksa dana? Pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tetapi sangat penting
buat
mereka yang tertarik berinvestasi dalam pasar modal.

Definisi Saham dan Obligasi

Saham dan obligasi adalah dua produk utama pasar modal. Disebut saham
jika
keikutsertaan investor dalam perusahaan adalah sebagai pemodal dan disebut
obligasi
jika investor
keduanya

sebagai

pemberi

pinjaman

kepada

perusahaan.

Perbedaan

terletak pada risiko dan return yang melekat pada masing-masingnya. Saham
memberikan return dalam bentuk dividen, yang biasanya dibayarkan sekali
setahun,
dan capital gain (kenaikan harga saham di pasar). Dividen dan capital gain akan
ada
jika perusahaan memperoleh laba karena per definisi, dividen adalah laba
yang
dibagikan. Sedangkan capital gain terjadi karena adanya laba yang tidak dibagikan
dan
faktor pertumbuhan perusahaan di masa depan. Perusahaan yang rugi tidak
akan
membagikan dividen dan jika perusahaan itu tidak menjanjikan pertumbuhan,
yang
akan diperoleh investor adalah capital loss atau penurunan harga saham di pasar.

Sementara itu, pemegang obligasi mengharapkan bunga yang dibayarkan


secara
periodik, biasanya
Berbeda

setiap 6 bulan, tidak perduli perusahaan untung atau

rugi.

dengan saham, obligasi mempunyai tanggal jatuh tempo. Jika investor obligasi

memegang hingga tanggal jatuh tempo maka tidak ada risiko perubahan harga
karena
obligasi dilunasi pada nilai nominal saat jatuh tempo. Risiko harga atau
disebut juga
risiko tingkat bunga akan muncul jika obligasi tidak dipegang hingga tanggal
jatuh
tempo.

Berapa Persen dalam Saham dan Obligasi?

Saya tidak membicarakan jumlah uang. Rp 25 juta saya rasa sudah cukup
untuk
menjadi investor pasar modal dan minimalnya hanya Rp 1 juta. Persentase
dalam
saham dan obligasi yang dianjurkan tergantung umur dan sikap investor
terhadap
risiko. Frank O. Reilly dalam bukunya Investment Analysis and Portfolio
Management membagi usia investor dalam tiga kelompok yaitu fase akumulasi,
fase
konsolidasi,
kekayaan

dan

fase

belanja

(spending).

Fase

akumulasi

dimulai

saat

investor masih kecil atau sekitar usia 25 tahun, fase konsolidasi dimulai pada usia
3540 tahun, dan fase belanja sekitar 60 tahun. Rekomendasi Reilly adalah pada
fase
akumulasi, persentase saham : obligasi sebaiknya 80% : 20%, dan turun menjadi
50% :
50% pada fase konsolidasi, dan terakhir menjadi 100% obligasi pada fase belanja.
Ini

tentunya dengan asumsi investor bersikap netral terhadap risiko.

Untuk investor yang berani mengambil risiko (risk taker), porsi saham
untuk
masing-masing fase dapat ditingkatkan 10%-15% menjadi sekitar 90% untuk
fase
akumulasi dan 65% untuk fase konsolidasi, misalnya. Sebaliknya investor yang
menghindari risiko (risk averter) harus menurunkan porsi saham (menaikkan
porsi
obligasi) untuk setiap fasenya menjadi 70% : 30% pada fase akumulasi dan 40% :
60%
pada fase konsolidasi. Intinya, sekuritas yang cocok untuk pencinta risiko adalah
saham
yang harga pasarnya bisa sangat fluktuatif sedangkan untuk yang menghindari
risiko
adalah sekuritas berpendapatan tetap seperti obligasi.

Persentase di atas berlaku untuk konteks negara-negara maju yang


pasar
obligasinya relatif likuid dan sekitar sepertiga penduduknya berinvestasi di pasar
modal
serta sebagian besar masyarakatnya sudah memiliki proteksi untuk kerugian besar
dan
kesehatan. Kondisi
modalnya

ini sangat kontras dengan

Indonesia yang

investor pasar

hanya sekitar 0,15% dari jumlah penduduk dan asuransi yang belum begitu
membudaya.
lebihnya

Sebagian

besar masyarakat

Indonesia masih menyimpan

uang

dalam deposito (deposito-minded). Karena itu, saran saya adalah investasi di


pasar
modal sebaiknya dilakukan setelah seseorang mempunyai dana darurat sebesar
minimal
3 kali pengeluaran bulanan dan maksimal 6 kali, sesuai anjuran Kapoor
dalam
bukunya Personal Finance. Dana darurat ini dibentuk untuk memastikan bahwa
dana
yang ditanam dalam pasar modal tidak akan digunakan, paling tidak dalam satu
tahun
ke depan. Dana darurat ini bisa disimpan dalam tabungan atau reksa dana pasar
uang.

Investasi Langsung atau Tidak Langsung

Pertanyaan berikutnya yang juga relevan adalah bagaimana investasi di


pasar
modal itu dilakukan. Jika investor memutuskan sendiri beli (dan juga jual) saham
dan
obligasi apa dan kapan, maka investor itu dikatakan berinvestasi langsung
dengan
seluruh risiko dan keuntungan ditanggung sendiri. Investasi langsung dan tidak
langsung
investasi

dalam

saham

sama

mudahnya

tetapi

tidak

demikian

dengan

langsung dalam obligasi. Kecuali ORI 001 yang ditawarkan secara retail,
investasi
langsung dalam obligasi lainnya di Indonesia untuk investor kecil relatif masih
sangat
terbatas sehingga alternatif terbaik untuk investor pemula adalah masuk melalui
reksa

dana pendapatan tetap (obligasi).

Untuk investor yang belum berpengalaman/berpengetahuan, tidak punya


waktu
untuk mengikuti pergerakan saham, takut salah pilih, atau tidak mau repot,
tetapi
tergiur dengan keuntungan saham yang tinggi, saya menganjurkan berinvestasi
dalam
reksa dana saham, yang dikelola manager investasi. Untuk investor pemula
yang
memilih investasi langsung dalam saham, saran saya adalah beli hanya sahamsaham
yang masuk dalam LQ-45 (45 saham terlikuid) dan akan lebih baik lagi jika saham
itu
masuk Top 20 dalam kapitalisasi pasar.

ARTIKEL BAB 14

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Persediaan menjadi sangat penting karena persedian berhubungan dengan


pembentukan keunggulan kompetitif jangka panjang.
Hal-hal yang sangat dipengaruhi oleh tingkat persediaan :
1.
2.
3.
4.

Kualitas
Rekayasa Produk
Harga
Lembur

5. Kapasitas berlebih
6. Kemampuan merespon pelanggan
7. Tenggang waktu
8. Profitabilitas keseluruhan

Artinya :
Perusahaan dengan tingkat persediaan lebih tinggi dari perusahaan lain memiliki
kecendrungan untuk berada dalam kompetitif yang lebih rendah (persediaan tinggi
biaya persediaan tinggi biaya tinggi mempengaruhi laba)
Apa Itu Biaya Persediaan ?
Ada 2 (dua) kemungkinan :
1. Dunia Penuh Kepastian: dimana permintaan akan suatu produksi / bahan baku
diketahui dengan pasti untuk periode tertentu, sehingga dikenal 2 biaya utama :
1.a. Jika bahan baku dibeli dari luar: biaya pemesanan* dan biaya penyimpanan
1.b. Jika bahan baku diproduksi: biaya persiapan* dan penyimpanan
*) mewakili biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh persediaan
2. Dunia Tidak Pasti: dimana permintaan tidak diketahui secara pasti muncul
katagori biaya ke-3 dari biaya persediaan yaitu : biaya habisnya persediaan
o Biaya Pemesanan / Ordering Cost : biaya untuk menempatkan dan
menerima pesanan. Contoh : Biaya pemrosesan pesanan , biaya asuransi
untuk pengiriman, biaya pembongkaran
o Biaya Persiapan atau penyetelan / Setup Cost : biaya untuk menyiapkan
peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi produk
atau komponen tertentu. Contoh : biaya uji coba produksi
o Biaya Penyimpanan / Carrying Cost : biaya untuk menyimpan persediaan.
Contoh : Biaya asuransi, pajak persediaan, keusangan dan biaya ruang
penyimpanan.
o Biaya Habisnya Persediaan / Stockout Cost : Biaya yang terjadi karena
tidak dapat menyediakan produk ketika diminta pelanggan. Contoh :
penjualan yang hilang (baik saat ini maupun dimasa yad)
Alasan Tradisional Punya Persediaan :

1. Laba Maximal Turut meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan


Minimalkan biaya penyimpanan mendukung produksi dikit aja
Minimalkan biaya pemesanan mendukurng pemesanan dalam jumlah besar
Artinya: menyeimbangkan biaya pemesanan / persiapan dengan biaya
penyimpanan
2. Memenuhi permintaan pelanggan (dalam memenuhi tanggal pengiriman)
3. Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :
a. Kerusakan Mesin
b. Kerusakan Komponen
c. Tidak tersedianya komponen
d. Pengiriman komponen yang terlambat
4. Mendapatkan potongan harga jika beli dalam jumlah banyak
5. Proses produksi yang tidak dapat diandalkan akan selalu hasilkan produk rusak
6. Hindari resiko kenaikan harga dimasa yad
o Economic Order Quantity : Model Persediaan Tradisional
EOQ merupakan contoh dari system persediaan yang didorong (push
inventory system), yaitu perolehan persediaan diawali dengan antisipasi permintaan
di masa mendatang bukan reaksi terhadap permintaan saat ini.
1. Biaya Persediaan = Biaya pemesanan / Persiapan + Biaya penyimpanan
TC
=
PD/Q
+
CQ/2 ..(1)
dimana :
P : Biaya penempatan dan penerimaan pesanan/biaya persiapan pelaksanaan
produksi
D : Jumlah permintaan tahunan yang diketahui
Q : Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan
C : Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama satu tahun

Misal : Sebuah usaha reparasi lemari es (dimana komponen dibeli dari pemasok
eksternal)
D = 10.000 unit
Q = 1.000 unit

P = $25 perpesanan
C = $2 perunt

Biaya persediaan = (10 kali pesanan X $25/pesanan) + ($2 x (1000 unit /2)
= $1.250
Artinya : Kuantitas pesanan sebanyak 1.000 dengan total biaya $1.250 apakah
sudah merupakan pilihan terbaik (biaya terkecil) Itu sebabnya perlu EOQ !
EOQ / Q = 2PD/C
= (2 x $25 X 10.000) : $2
= 250.000
=
500 unit Pemesanan 500 unit tiap kali pesanan 20 x
pesanan merupakan hitungan yang menghasilkan biaya persediaan terkecil
masukan ke pesamaan (1) Biayanya menjadi $1.000 (Bandingkan dengan Q
= 1.000 unit biaya $1.250)

o Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point / ROP)


Titik dimana suatu pesanan baru harus dilakukan (atau persiapan dimulai)
Fungsi dari EOQ, tenggang waktu dan tingkat dimana persediaan hampir
habis
Tenggang waktu / Lead Time : waktu yang dibutuhkan untuk menerima kuantitas
pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atau persiapan dimulai.

o ROP = Tingkat Penggunaan x Tenggang Waktu


Misal : Contoh di atas. Produsen gunakan 50 komponen / hari dengan tenggang
waktu 4 hari ROP = 50 x 4 = 200 unit Saat persediaan 200 unit sudah harus
pesan lagi.
o Ketidakpastian Permintaan dan Titik Pemesanan Kembali
Jika permintaan atas komponen atau produk tidak diketahui dengan pasti, maka ada
kemungkinan terjadinya kehabisan persediaan. Sebagai contoh, jika komponen
lemari es digunakan pada tingkat 60 komponen perhari dan bukan 50, maka sesuai
perhitungan ROP diatas sebesar 200 komponen akan habis dalam waku 3 1/3 hari
dan aktivitas reparasi yang membutuhkan komponin ini akan menganggur 2/3 hari.
Guna menghindari hal ini, organisasi sering menyimpan persediaan pengaman
(safety stock) ,persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan atas fluktuasi
permintaan.

Contoh : Jika penggunaan maksimal komponen lemari es 60 unit perhari dan ratarata penggunaan adalah 50 unit perhari, dan tenggang waktu 4 hari, maka
persediaan pengaman dihitung sb:
Safety Stock =

Penggunaan maksimal

60

Rata-rata penggunaan

50

Selisih

10

Tenggang waktu
Safety stock

x 4 hari
40 unit

ROP = ROP semula + Safety Stock


= 200 + 40 = 240 unit

o EOQ, ROP dan SAFETY STOCK pada Perusahaan Manufaktur


Benson Company, manufaktur besar pembuat alat-alat pertanian yang
memiliki beberapa pabrik. Manajer di baprik Barat Tengah ini mencoba
menentukan ukuran produksi untuk bagian pembuatan mata pisau. Ia yakin
bahwa ukuran lota yang ada sekarang terlalu besar dan ingin mengidentifikasi
jumlah yang harus diproduksi agar dapat meminimalkan biaya penyimpanan dan
biaya persiapan. Ia juga ingin menghindari kehabisan persediaan karena setiap
kehabisan persediaan itu akan menutup Departemen Perakitan.
Guna membantu manajer tersebut membuat keputusan, kontroler perusahaan
telah menyedian informasi beriktut :
Permintaan rata-rata mata pisau

320 perhari

Permintaan maksimal mata pisau

340 perhari

Permintaan tahunan mata pisau

80.000

Biaya penyimpanan perunit

$5

Biaya persiapan

$12.500

Tenggang waktu

20 hari

EOQ = 2PD/C 2 x 12.500 x 80.000 : 5 400.000.000 20.000


belati

Safety Stock :

Penggunaan maksimal

Penggunaan rata-rata

340
320

Selisih

20

Tenggang waktu

x 20

Safety Stock

400

ROP = (Penggunaan rata-rata x tenggang waktu) + Safety stock


= (320 x 20) + 400 6.800 unit

o Kebaikan EOQ :

Persediaan tradisional baik bagi beberapa kasus seperti persediaan obat


yang penting untuk mengatasi serangan jantung
Menyeimbangkan biaya persiapan biaya persiapan dan penyimpanan yang
memaksimumkan laba atau meminimumkan biaya
Saat biaya persiapan tinggi jadi lebih baik buat produk dengan jumlah besar
Sangat baik saat mengatasi masalah yang berkaitan dengan ketidakpastian.

o MANAJEMEN PERSEDIAAN JIT


A. Perbandingan Manufaktur JIT dan Tradisional
B. Biaya Persiapan dan Penyimpanan : Pendekatan JIT
JIT merupakan pendekatan yang meminimalkan total biaya penyimpanan dan biaya
persiapan yang sangat berbeda dari trandisional. Dalam JIT, tidak menerima biaya
persiapan (atau biaya pemesanan) malah JIT mencoba menekan hingga nol,
sehingga biaya yang tersisa untuk dikurangi adalah biaya penyimpanan yang dicapai
dengan mengurangi persediaan sampai tingkat yang sangat rendah.

Biaya Pemesanan dikurangi dengan cara :


1. Kontrak Jangka Panjang dengan Pemasok
2. Pengisian Kembali Yang Berkesinambungan (continuous replenishment)
Pembuat barang mengambil alih fungsi manajemen persediaan pengecer
dengan memberitahu pengecer kapan dan berapa banyak persediaan yang
harus dipesan kembali dan pengecer meninjau usul ini.
Contoh : Yang dijalankan Wal-Mart dan Proctec & Gamble

3. Pertukaran Data Elektronik (Electronic data interchange EDI)


suatu bentuk awal dari perdagangan elektronik yang intinya : suatu metode
terotomatisasi dari pengiriman informasi dari computer ke computer.
EDI memungkinkan para pemasok mengakses database para pembeli,
sehingga memungkinkan pemasok tahu kapan pembeli butuh pesanan
barang karena ada tukuren barang.
4. JIT II
Kemitraan JIT ke tingkat yang lebih tinggi, dengan menempatkan wakil
pemasok yang bekerja di lapangan (secara penuh), difasilitasi pelanggan
tetapi dibayar oleh pemasok, menghadiri pertemuan perencanaan produksi,
memiliki otoritas untuk membuat pesanan atas nama pelanggan. Contoh : JIT
II yang dijalankan oleh IBM, Intel, AT&T dll.

o KETERBATASAN JIT
1. Sering timbul masalah dengan pemasok, meski ada kontrak jangka panjang.
2. Pandangan negative dari karyawan yang merasa diperas tenaganya.
3. Jika tidak dijalankan dengan baik ada resiko kehilangan penjualan yang bisa
jadi meruakan penjualan yang hilang selamanya.

Anda mungkin juga menyukai