UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS EKONOMI (NONREG)
JURUSAN AKUNTANSI
2010
ARTIKEL BAB 11
Laba bersih = Laba operasi Pajak = Laba operasi (Tarif pajak x Laba operasi) =
Laba operasi (1 Tarif pajak)
atau
Laba operasi = (Laba bersih) : (1- Tarif pajak)
B. TITIK IMPAS DALAM DOLAR PENJUALAN
Pendapatan impas dihitung dengan membagi total biaya tetap dengan rasio
marjin kontribusi. Laba yang ditargetkan ditambahkan ke biaya tetap untuk
menentukan jumlah pendapatan yang diperlukan untuk menghasilkan target laba.
C. ANALISIS MULTI PRODUK
Analisis multiproduk mengharuskan suatu asumsi dibuat sehubungan dengan
bauran penjualan yang diharapkan. Bauran penjualan adalah kombinasi relative dari
berbagai produk yang sedang dijual perusahaan. Pada bauran penjualan tertentu,
masalah multiproduk dapat dialihkan ke dalam analisis produk tunggul. Apabila
bauran penjualan berubah, maka titik impas juga akan berubah. Kenaikan penjualan
produk yang memiliki merjin kontribusi tinggi akan memperkecil titik impas,
sementara kenaikan penjualan produk dengan marjin kontribusi rendah akan
memperbesar titik impas.
Penjualan impas = Biaya tetap : Rasio marjin kontribusi
D. PENYAJIAN SECARA GRAFIS HUBUNGAN CVP
Grafik Laba-Volume, menggambarkan secara visual hubungan antara laba
dan volume penjualan. Grafik laba-volume merupakan grafik dari persamaan laba
operasi [Laba operasi = (Harga x Unit) (Biaya variable per unit x Unit) Biaya
tetap]. Untuk laba operasi sebgai variable dependen atau tak bebas(ditunjukkan oleh
sumbu vertical) dan unit merupakan variable independen(diukur disepanjang sumbu
horizontal).
Grafik Biaya-Volume-Laba, menggambarkan hubungan antara biaya,
volume, dan laba. Untuk itu, diperlukan dua grafik dengan garis terpisah yaitu garis
total pendapatan dan garis total biaya.
Pendapatan = Harga x Unit
Total biaya = Biaya variable per unit x Unit + Biaya tetap
Dengan sumbu vertical diukur dalam dolar dan sumbu horizontal dalam unit yang
terjual.
ARTIKEL BAB 12
Apabila biaya masa depan terdapat pada lebih dari satu alternatif maka biaya
tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan. Biaya demikian disebut biaya
tidak relevan. Kemampuan untuk mengidentifikasi biaya relevan dan tak relevan
merupakan suatu keterampilan pengambilan keputusan yang penting.
Meneruskan
fasilitas.
atau
menghentikan
dengan
berbagai
dampak
penggunaan
alternatif
o PENETAPAN HARGA
Macam-macam Tujuan
Menurut tingkatannya :
Operational goals. Dibuat oleh dan untuk manajemen yang lebih bawah yang
menyangkut hal-hal yang mendukung tactical goals.
Menurut areanya :
Tujuan disesuaikan dengan berbagai area yang berbeda dalam sebuah organisasi.
Menurut kerangka waktunya :
Tujuan dapat dibuat untuk jangka panjang, menengah, atau pendek, bersifat
tetap atau sementara sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Tanggungjawab untuk Menetapkan Tujuan
Siapakah yang menetapkan tujuan ?
Keseluruhan manajerial harus terlibat dalam menyusun tujuan organisasi.
Tingkat tanggungjawab dalam menentukan tujuan organisasi harus menyesuaikan
tingkatan manajerial dari manajer bersangkutan.
Memanaje tujuan yang beragam
Optimisasi membuat seorang manajer dapat menyeimbangkan atau
menyesuaikan adanya tujuan yang menyimpang atau bertentangan dalam
organisasi. Manajer diperkenankan memilih suatu tujuan dan menghilangkan tujuan
yang lain, atau mencari penyelesaian dengan mencari tujuan yang dapat menjadi
penengah.
Macam-macam Perencanaan Organisasi
Strategic Plans
Perencanaan umum yang menyangkut pengalokasian sumberdaya, pemilihan
skala prioritas dan langkah-langkah yang bertujuan mencapai tujuan strategis.
Perencanaan ini dibuat oleh dan untuk manajemen puncak.
Tactical Plans
Perencanaan yang dilakukan utnuk mendukung perencanaan strategis yang
dibuat dan diperuntukkan manajemen menengah.
Operational Plans
Perencanaan yang lebih bersifat jangka pendek yang dibuat dan
diperuntukkan tingkatan manajerial yang lebih bawah.
Perencanaan Contingency
Langkah 3
Membuat kerangka indikator untuk mengukur terjadinya kasus-kasus
contingency dan mempersiapkan perencanaan contingency untuk menyelesaikan
permasalahn yang mungkin terjadi.
Langkah 4
Mencapai keberhasilan dalam melaksanakan perencanaan maupun
perencanaan contingency.
Perencanaan Taktis
Membangun Perencanaan Taktis
Mengenali dan memahami keseluruhan perencanaan strategis dan tujuan
taktis yang ada.
Mengetahui potensi sumber daya yang berhubungan dengan perencanaan
dan sadar akan kebutuhan waktu
Program. Perencanaan untuk suatu set besar kegiatan atau aktifitas pada
kurun waktu tertentu.
Project (proyek). Lebih spesifik dan lebih kompleks daripada program
terkhusus pada suatu kegiatan.
Peraturan dan tata laksana. Penjelasan tentang kegiatan apa yang harusnya
dilaksanakan dan bagaimana ideal pelaksanaannya.
Perselisihan
Mengatasi hambatan
Memahami tujuan perusahaan serta tujuan perencanaan
Komunikasi dan partisipasi menyeluruh
ARTIKEL BAB 13
bahwa nilai satu rupiah pada hari ini lebih besar dbanding dengan nilai satu rupiah
pada tahun yang akan datang. Kondisi ini juga berlaku dalam pemilihan alternative
proyek investasi.
Teknik investasi modal yang mengakui kedua karakteristik investasi bisnis
adalah teknik yang melibatkan arus kas yang didiskontokan(discounted cash flow),
yaitu arus kas yang dinilai kembali menurut kesetaraan waktu. Dengan penilaian
kembali tesebut, angka-angka rupiah dapat diperbandingkan satu sama lain dan
perusahaan dapat pula mengetahui apakah sebuah usulan proyek investasi
memenuhi standar (criteria) minimum yang telah ditetapkan atau tidak.
o Ada dua pendekatan dalam pendiskontoan arus kas, yaitu:
1. Metode Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value/NPV)
Dengan metode NPV, penilaian sebuah usulan investasi dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:
Seluruh arus kas masuk yang dijanjikan oleh sebuah proyek investasi dinilai
tunaikan.
Seluruh arus kas keluar selama umur proyek juga dinilaitunaikan.
Nilai tunai arus kas masuk dijumlahkan dan nilai tunai arus kas keluar juga
dijumlahkan.
Bandingkan nilai uang tunai arus kas masuk dan jumlah nilai tunai arus kas keluar.
Selisih antara kedua angka disebut dengan net present value. Angka ini
digunakan untuk membuat keputusan menerima atau menolak sebuah usulan
investasi. Jika nilai tunai arus kas masuk lebih besar dari jumlah nilai tunai arus kas
keluar, maka usulan investasi tersebut diterima, demikian pula sebalikanya, jika
jumlah nilai tunai arus kas masuk lebih kecil dibanding jumlah nilai tunai arus kas
keluar, maka usulan investasi ditolak.
Mengapa analisis menekankan pada arus kas?
Alasan utamanya adalah bahwa laba akuntansi dihitung berdasarkan konsep
accrual yang mengabaikan timing arus masuk dan arus keluar kas. Meskipun
informasi laba bersih sangat bermanfaat bagi keperluan lain, namun informasi laba
bersih tidak digunakan dalam analisis pendiskontoan arus kas. Dengan demikian,
manajer dapat mengabaikan informasi laba bersih dan lebih berkonsetrasi pada
upaya mengidentifikasi arus kas yang berhubungan dengan sebuah proyek
investasi.
Jenis-jenis arus kas, antara lain:
1. Arus kas keluar, merupakan investasi awal (termasuk biaya instalasi), kenaikan
modal kerja, reparasi dan pemeliharaan, dan kenaikkan biaya operasi.
2. Arus kas masuk, merupakan kenaikkan pendapatan, penurunan biaya, nilai
sisa/residu, dan pembebasan modal kerja.
o Penyederhanaan asumsi
Dalam menggunakan metode arus kas yang didiskontokan, minimum ada dua
asumsi yang disederhanakan, yaitu:
1. Seluruh arus kas selain investasi awal dianggap terjadi pada akhir tahun.
2. Seluruh arus kas yang dihasilkan oleh sebuah proyek investasi segera
diinvestasikan kembali.
o Pemilihan tingkat bunga (discount rate)
Untuk menggunakan metode NPV, kita harus memilih tingkat kembalian untuk
pendiskontoan arus kas menjadi nilai tunai. Tingkat kembalian yang digunakan
dalam perhitungan biasanya merupakan tingkat bunga umum yang berlaku di pasar.
Umunya mengacu pada biaya modal (cost of capital) perusahaan. Biaya modal
adalah rata-rata tingkat kembalian yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada
kreditur jangka panjang dan para pemegang saham untuk pengguna modal mereka.
Yang dimaksud dengan modal terdiri dari modal asing (utang) dan modal sendiri
(modal saham).
2. Metode Tingkat Kembalian Internal (Internal Rate Of Return/IIR)
The time-adjusted rate of return (TARR) atau internal rate of return (IIR)
adaah tingkat bunga yang dijanjikan oleh sebuah proyek investasi selama umur
proyek tersebut. Tingkat bunga ini sering disebut dengan hasil (yield) sebuah proyek
investasi. IIR dihitung dengan mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai tunai
arus kas keluar dan nilai tunai arus kas masuk sebuah proyek. Dengan kata lain, IIR
adalah tingkat bunga yang menghasilkan angka NPV sama dengan nol. Jadi IIR
merupakan true interest yield yang dijanjikan olh sebuah proyek investasi.
o Penggunaan angka Intenal Rate of Return
Tingkat kembalian minimum adalah tingkat kembalian yang diharapkan dari
sebuah proyek investasi. Apabila angka IIR lebih besar atau sama dengan tingkat
kembalian minimum yang diharapkan, maka usulan sebuah proyek dapat diterima.
Jika angka IIR lebih kecil dari tingkat kembalian minimum, maka usulan investasi
ditolak. Angka yang dijadikan patokan dasar untuk menetapkan tingkat kemalian
minimum adalah biaya modal (cost of capital).
o Biaya modal (cost of capital) sebagai alat penyaring usulan investasi
Jika perusahaan menggunakan metode IIR, biaya modal digunakan sebagai
tarif penghambat (hurdle rate) yang harus dilewati oleh sebuah proyek investasi agar
usulan proyek itu diterima.
Jika perusahaan menggunakan metode NPV, maka biaya modal dipakai
sebagai tingkat bunga (discount rate) guna menghitung NPV untuk usulan proyek
investasi.
Jika dana yang dimiliki oleh perudahaan tidak terbatas jumlahnya, maka
proyek yang menghasilkan NPV tertinggilah yang akan dipilih dari proyek-proyek
yang saling meniadakan. Namun jika dana yang tersedia terbatas, maka criteria
NPV tidak dapat lagi digunakan karena pemilihan beberapa proyek akan
mempengaruhi ketersediaan dana untuk proyek-proyek lainnya.
o Pendekatan Lain Dalam Analisis Investasi Modal
o Metode-metode untuk menganalisis investasi modal antara lain:
1.
Metode Periode Kembalian Investasi (Payback Method)
Periode kembalian investasi adalah waktu yang diberikan oleh sebuah proyek
investasi untuk menutup investasi mula-mula dengan penerimaan kas yang
dihasilkan oleh investasi tersebut. Metode periode kembalian investasi memusatkan
perhatiannya pada rentang waktu tersebut. Anggapan dasar metode ini adalah
semakin cepat waktu yang diperlukan oleh sebuah proyek investasi untuk menutup
investasi awal, semakin baik proyek investasi tersebut. Untuk menghitung periode
kembalian investasi dapat menggunakan rumus berikut:
Periode Kembalian = Investasi Awal/Arus Kas Masuk Bersih Tahunan
Kelebihan metode periode kembalian investasi:
1. Membantu manajer mengidentifikasi manakah diantara proposal yang akan
dipertimbangkan untuk dievaluasi lebih lanjut dengan menggunakan metodemetode yang lebih akurat.
2. Bermanfaat bagi perusahaan yang baru yang kondisinya kekurangan kas.
3. Bermanfaat bagi industri yang produknya cepat usang.
2.
Metode ini merupakan metode yang tidak melibatkan pendiskontoan arus kas
masuk, namun lebih memfokuskan pada laba bersih akuntansi. Rumus untuk
menganalisis investasi modal dengan metode tingkat kembalian sederhana:
Atau
Postaudit Terhadap Proyek Investasi Terpilih
Postaudit sebuah proyek investasi yang terpilih merupakan tindak lanjut
setelah sebuah usulan proyek investasi dipilih dan diterapkan. Tujuannya adalah
untuk mengetahui apakah kinerja proyek investasi yang diharapkan benar-benar
dapat dicapai, selain itu untuk menilai apakah data dan informasi yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan membuat keputusan mau memilih alternative proyek
investasi cukup akurat dan menggambarkan kondisi sesugguhnya.
Saham dan obligasi adalah dua produk utama pasar modal. Disebut saham
jika
keikutsertaan investor dalam perusahaan adalah sebagai pemodal dan disebut
obligasi
jika investor
keduanya
sebagai
pemberi
pinjaman
kepada
perusahaan.
Perbedaan
terletak pada risiko dan return yang melekat pada masing-masingnya. Saham
memberikan return dalam bentuk dividen, yang biasanya dibayarkan sekali
setahun,
dan capital gain (kenaikan harga saham di pasar). Dividen dan capital gain akan
ada
jika perusahaan memperoleh laba karena per definisi, dividen adalah laba
yang
dibagikan. Sedangkan capital gain terjadi karena adanya laba yang tidak dibagikan
dan
faktor pertumbuhan perusahaan di masa depan. Perusahaan yang rugi tidak
akan
membagikan dividen dan jika perusahaan itu tidak menjanjikan pertumbuhan,
yang
akan diperoleh investor adalah capital loss atau penurunan harga saham di pasar.
rugi.
dengan saham, obligasi mempunyai tanggal jatuh tempo. Jika investor obligasi
memegang hingga tanggal jatuh tempo maka tidak ada risiko perubahan harga
karena
obligasi dilunasi pada nilai nominal saat jatuh tempo. Risiko harga atau
disebut juga
risiko tingkat bunga akan muncul jika obligasi tidak dipegang hingga tanggal
jatuh
tempo.
Saya tidak membicarakan jumlah uang. Rp 25 juta saya rasa sudah cukup
untuk
menjadi investor pasar modal dan minimalnya hanya Rp 1 juta. Persentase
dalam
saham dan obligasi yang dianjurkan tergantung umur dan sikap investor
terhadap
risiko. Frank O. Reilly dalam bukunya Investment Analysis and Portfolio
Management membagi usia investor dalam tiga kelompok yaitu fase akumulasi,
fase
konsolidasi,
kekayaan
dan
fase
belanja
(spending).
Fase
akumulasi
dimulai
saat
investor masih kecil atau sekitar usia 25 tahun, fase konsolidasi dimulai pada usia
3540 tahun, dan fase belanja sekitar 60 tahun. Rekomendasi Reilly adalah pada
fase
akumulasi, persentase saham : obligasi sebaiknya 80% : 20%, dan turun menjadi
50% :
50% pada fase konsolidasi, dan terakhir menjadi 100% obligasi pada fase belanja.
Ini
Untuk investor yang berani mengambil risiko (risk taker), porsi saham
untuk
masing-masing fase dapat ditingkatkan 10%-15% menjadi sekitar 90% untuk
fase
akumulasi dan 65% untuk fase konsolidasi, misalnya. Sebaliknya investor yang
menghindari risiko (risk averter) harus menurunkan porsi saham (menaikkan
porsi
obligasi) untuk setiap fasenya menjadi 70% : 30% pada fase akumulasi dan 40% :
60%
pada fase konsolidasi. Intinya, sekuritas yang cocok untuk pencinta risiko adalah
saham
yang harga pasarnya bisa sangat fluktuatif sedangkan untuk yang menghindari
risiko
adalah sekuritas berpendapatan tetap seperti obligasi.
Indonesia yang
investor pasar
hanya sekitar 0,15% dari jumlah penduduk dan asuransi yang belum begitu
membudaya.
lebihnya
Sebagian
besar masyarakat
uang
dalam
saham
sama
mudahnya
tetapi
tidak
demikian
dengan
langsung dalam obligasi. Kecuali ORI 001 yang ditawarkan secara retail,
investasi
langsung dalam obligasi lainnya di Indonesia untuk investor kecil relatif masih
sangat
terbatas sehingga alternatif terbaik untuk investor pemula adalah masuk melalui
reksa
ARTIKEL BAB 14
MANAJEMEN PERSEDIAAN
Kualitas
Rekayasa Produk
Harga
Lembur
5. Kapasitas berlebih
6. Kemampuan merespon pelanggan
7. Tenggang waktu
8. Profitabilitas keseluruhan
Artinya :
Perusahaan dengan tingkat persediaan lebih tinggi dari perusahaan lain memiliki
kecendrungan untuk berada dalam kompetitif yang lebih rendah (persediaan tinggi
biaya persediaan tinggi biaya tinggi mempengaruhi laba)
Apa Itu Biaya Persediaan ?
Ada 2 (dua) kemungkinan :
1. Dunia Penuh Kepastian: dimana permintaan akan suatu produksi / bahan baku
diketahui dengan pasti untuk periode tertentu, sehingga dikenal 2 biaya utama :
1.a. Jika bahan baku dibeli dari luar: biaya pemesanan* dan biaya penyimpanan
1.b. Jika bahan baku diproduksi: biaya persiapan* dan penyimpanan
*) mewakili biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh persediaan
2. Dunia Tidak Pasti: dimana permintaan tidak diketahui secara pasti muncul
katagori biaya ke-3 dari biaya persediaan yaitu : biaya habisnya persediaan
o Biaya Pemesanan / Ordering Cost : biaya untuk menempatkan dan
menerima pesanan. Contoh : Biaya pemrosesan pesanan , biaya asuransi
untuk pengiriman, biaya pembongkaran
o Biaya Persiapan atau penyetelan / Setup Cost : biaya untuk menyiapkan
peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi produk
atau komponen tertentu. Contoh : biaya uji coba produksi
o Biaya Penyimpanan / Carrying Cost : biaya untuk menyimpan persediaan.
Contoh : Biaya asuransi, pajak persediaan, keusangan dan biaya ruang
penyimpanan.
o Biaya Habisnya Persediaan / Stockout Cost : Biaya yang terjadi karena
tidak dapat menyediakan produk ketika diminta pelanggan. Contoh :
penjualan yang hilang (baik saat ini maupun dimasa yad)
Alasan Tradisional Punya Persediaan :
Misal : Sebuah usaha reparasi lemari es (dimana komponen dibeli dari pemasok
eksternal)
D = 10.000 unit
Q = 1.000 unit
P = $25 perpesanan
C = $2 perunt
Biaya persediaan = (10 kali pesanan X $25/pesanan) + ($2 x (1000 unit /2)
= $1.250
Artinya : Kuantitas pesanan sebanyak 1.000 dengan total biaya $1.250 apakah
sudah merupakan pilihan terbaik (biaya terkecil) Itu sebabnya perlu EOQ !
EOQ / Q = 2PD/C
= (2 x $25 X 10.000) : $2
= 250.000
=
500 unit Pemesanan 500 unit tiap kali pesanan 20 x
pesanan merupakan hitungan yang menghasilkan biaya persediaan terkecil
masukan ke pesamaan (1) Biayanya menjadi $1.000 (Bandingkan dengan Q
= 1.000 unit biaya $1.250)
Contoh : Jika penggunaan maksimal komponen lemari es 60 unit perhari dan ratarata penggunaan adalah 50 unit perhari, dan tenggang waktu 4 hari, maka
persediaan pengaman dihitung sb:
Safety Stock =
Penggunaan maksimal
60
Rata-rata penggunaan
50
Selisih
10
Tenggang waktu
Safety stock
x 4 hari
40 unit
320 perhari
340 perhari
80.000
$5
Biaya persiapan
$12.500
Tenggang waktu
20 hari
Safety Stock :
Penggunaan maksimal
Penggunaan rata-rata
340
320
Selisih
20
Tenggang waktu
x 20
Safety Stock
400
o Kebaikan EOQ :
o KETERBATASAN JIT
1. Sering timbul masalah dengan pemasok, meski ada kontrak jangka panjang.
2. Pandangan negative dari karyawan yang merasa diperas tenaganya.
3. Jika tidak dijalankan dengan baik ada resiko kehilangan penjualan yang bisa
jadi meruakan penjualan yang hilang selamanya.