Anda di halaman 1dari 43

AKUNTANSI MANAJEMEN

PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA
2023
TEAM 4

Ismail Akbar Renta M. Pasaribu


211073008 211073013

Julius Purnawan Fernaldi Abdillah

211073001 211071028
Salomo

211073006
PEMBAHASAN ANALISIS BIAYA - VOLUME -
LABA
1. Konsep Cost Volume Profit Analysis (CVP) dan Contribution Margin (CM)

2. Perubahan variabel CVP terhadap laba bersih perusahaan

3. Perhitungan BEP

4. Analisa adanya struktur biaya variabel dan tetap

5. Analisa CVP multiproduk

6. Penerapan Margin of Safety

7. Operating Leverage

8. Perhitungan BEP metode konvensional dan metode ABC


Definisi CVP
● Menurut Mulyadi (2010:78), analisis cost ● Menurut Garrison (2008:36),
volume profit (cvp) merupakan teknik untuk definisi dari analisis cost volume
menghitung dampak perubahan harga jual, profit (cvp) adalah salah satu dari
volume penjualan, dan biaya terhadap laba beberapa alat yang sangat
untuk membantu manajemen dalam berguna bagi manajer dalam
perencanaan laba jangka pendek memberikan perintah. Alat ini
membantu mereka memahami
hubungan timbal balik antara
biaya, volume, dan laba dalam
● organisasi dengan memfokuskan
Menurut Hery (2016) analisis biaya-volume laba
pada interaksi antar lima elemen :
merupakan pendekatan yang digunakan untuk
harga pokok, volume atau tingkat
menganalisis bagaimana keputusan operasional
aktivitas, biaya variabel per unit,
dan pemasaran mempengaruhi besarnya laba
total biaya tetap, bauran produk
operasi, dengan mendasarkan pada keterkaitan
dijual
antara biaya variabel per unit produk, total biaya
tetap, besarnya harga jual, dan tingkat output.
Pengertian Cost Volume Profit (CVP)
● Analisis cost, volume, profit (CVP) adalah sebuah metode akuntansi
biaya (cost accounting) yang memberikan pemahaman secara
komprehensif antara tingkat biaya dan volume terhadap laba
operasional perusahaan.

● Secara garis besar, komponen-komponen utama yang mempengaruhi laba


perusahaan antara lain volume penjualan, biaya tetap, biaya variabel, dan
harga jual.

● Hasil analisis CVP menghasilkan beberapa asumsi dasar, seperti biaya


yang berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, biaya tetap
yang konstan dalam jangka pendek, harga jual yang tetap, dan tingkat
efisiensi operasional yang konsisten.
ASUMSI - ASUMSI DASAR

● Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap


● Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan
● Fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan, harga jual
dianggap konstan
● Hanya terdapat satu pemicu biaya : volume unit produk / rupiah penjualan
● Tidak ada persediaan
● KEGUNAAN CVP
Analisis CVP dapat membantu manajemen untuk mengetahui beberapa hal
penting, antara lain :
● Berapa Jumlah Unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas;
● Dampak pengurangan Biaya Tetap (Fixed Cost) terhadap titik impas;
● Dampak Kenaikan Harga Terhadap Laba;

● Berapa Volume penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk


● mencapai tingkat laba yang diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki
● Tingkat sensitivitas harga atau biaya terhadap laba.
Pendekatan Contribution Margin (marjin kontribusi)

❖ Marjin Kontribusi (Contribution Margin)


adalah nilai pendapatan bersih setelah dikurangi biaya variabel. Jika
diformulasikan, maka akan jadi seperti ini:
Margin Kontribusi = Penjualan - Biaya Variabel
CM = S – VC

❖ Margin Kontribusi per unit sama dengan harga jual unit dikurangi biaya
variabel per unit
CMu = SP – VCu

Rasio Marjin Kontribusi


Rasio Marjin Kontribusi = Marjin Kontribusi x 100 %
Penjualan
Contoh Contribution Margin

Sebuah perusahaan, ABC Corporation, menjual satu produk dengan


harga jual per unit sebesar $50 dan biaya variabel per unit adalah $20.
Hitunglah marjin kontribusi perunit.
Jawaban :
Margin Kontribusi perunit adalah selisih antara harga jual per unit dan
biaya variabel perunit.
Margin Kontribusi perunit = Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit
Margin Kontribusi perunit = $50 - $20 = $30 per unit
Jadi, Kontribusi Margin perunit adalah $30 per unit.
Rasio Marjin Kontribusi = (30 : 50) x 100 % = 60 %
Pendekatan Laba Operasi
Laba Operasi = Pendapatan Penjualan – Biaya variable – Biaya Tetap

Laba Operasi = (harga jual/unit x jumlah unit penjualan ) –


(biaya variable/unit x jumlah unit penjualan) – Biaya Tetap
Asumsi ada kenaikan penjualan

Jumlah Perunit
Penjualan (1000 VCD) Rp. 250.000.000 Rp. 250.000
Biaya variabel Rp. 150.000.000 Rp. 150.000
Margin kontribusi Rp. 100.000.000 Rp. 100.000
Biaya tetap Rp. 70.000.000
Laba / Rugi Rp. 30.000.000
Break Even Point
● Salah satu tujuan utama CVP adalah menghitung Break Even Point. Hal ini
hanya mewakili jumlah unit yang harus dijual perusahaan untuk
menghasilkan laba bersih nol (tidak menghasilkan laba atau rugi).

● Secara grafis, Break Even adalah titik di mana kurva penjualan dan kurva
biaya menyeberang. Biasanya para manajer jarang tertarik untuk sekadar
impas, namun Break Even merupakan patokan penting.
Menghitung BEP (titik impas)
● BEP dalam Unit

BEP (unit) = Biaya Tetap : Marjin Kontribusi Per Unit


Atau
BEP (unit) = Biaya Tetap : (Penjualan – Biaya Variabel)

● BEP dalam Rupiah


BEP (Rp) = Biaya Tetap : Rasio Marjin Kontribusi
Tujuan Mencari Titik Impas
● Mencari tingkat aktivitas dimana ● Mengawasi kebijakan penentuan
pendapatan = biaya harga
● Menunjukkan suatu sasaran ● Memungkinkan perusahaan
volume penjualan minimal yang mengetahui apakah mereka
harus diraih oleh perusahaan beroperasi dekat / jauh dari titik
impas ?
Komputasi Titik Impas
⮚ Titik impas dapat ditentukan secara matematis atau secara grafis,
dengan persamaan
Penjualan = Biaya

⮚ Dari contoh soal sebelumnya BEP (unit)


250.000 Q = 150.000 Q + 70.000.000 + 0
100.000 Q = 70.000.000
Q = 700 unit

⮚ BEP (Rp) = 700 unit x Rp. 250.000


= Rp. 175.000.000

Atau menggunakan RMK :


BEP (Rp.) = 70.000.000 : 40 % = Rp. 175.000.000
Struktur Biaya Variabel dan Tetap
Variable Cost (Biaya Variabel)

Biaya Variabel Adalah Biaya yang berubah (total) sebagai respons terhadap
perubahan volume atau aktivitas.

Diasumsikan Juga, bahwa hubungan antara biaya variabel dan aktivitas


adalah proporsional. Artinya, jika volume produksi meningkat 10%, maka biaya
variabel total akan naik 10%. Contohnya termasuk tenaga kerja langsung
bahan mentah dan komisi penjualan
Kompetisi Fixed Cost
(Biaya Tetap)

Biaya Tetap adalah biaya yang


tidak berubah (total) sebagai
respons terhadap perubahan
volume atau aktivitas.
Contoh termasuk Depresiasi, gaji
pengawasan dan biaya
pemeliharaan.
Mixed Costs (Biaya Variabel)
Biaya Campuran adalah biaya yang mengandung elemen biaya variabel
dan elemen biaya tetap. Biaya - biaya ini kadang-kadang disebut
sebagai biaya semi-variabel. Contohnya adalah gaji tenaga penjual
dimana ia menerima gaji pokok ditambah komisi.
Multi Product Analysis
Ada dua pendekatan dalam bagian ini :

1. Contribution Margin Approach (untuk produk serupa)

2. Contribution Margin Ratio Approach (untuk produk yang secara substansial

berbeda).
Case
Contoh, Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin
pemotong rumput, yaitu mesin manual dengan harga $400/unit dan mesin otomatis dengan
harga $800/unit. Departemen pemasaran yakin bahwa 1.200 mesin pemotong rumput
manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis dapat terjual tahun depan. Proyeksi
Laporan Laba Rugi terlihat sebagai berikut:
Dengan menetapkan produk tersebut dalam suatu paket, masalah
multiproduk dikonversi menjadi masalah produk tunggal.
Whittier menjual dua produk:
mesin pemotong rumput manual : $400
mesin pemotong rumput otomatis : $800.
Biaya variabel per unit adalah $325 dan $600.
Total biaya tetap adalah $96.250 (70.000+26.250)
Bauran penjualan Whittier yang diharapkan adalah tiga mesin pemotong rumput
mulsa menjadi dua mesin pemotong rumput berkuda.
Titik Impas Dalam Unit
Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik
impas dapat mengatasi kesulitan ini. Permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi
biaya tetap umum bersifat acak.
Jadi, tidak ada volume impas yang tampak secara langsung.
Dalam contoh Whittier di atas, jika dihitung unit impas individu dari mesin manual
dan mesin otomatis, diperoleh hasil:
Unit impas mesin manual = Biaya Tetap / (Harga-Biaya Variabel per unit)
= $30.000 / (400 - 325)
= 400 unit
Unit Impas mesin otomatis = $40.000 / (800-600)
= 200 unit

Jadi 400 unit mesin manual dan 200 unit mesin otomatis harus
dijual untuk mencapai margin produk impas, namun margin produk impas
hanya menutup biaya tetap langsung, biaya tetap umum masih belum
tertutup. Padahal biaya tetap umum harus diperhatikan untuk mencari titik
impas bagi penjualan secara keseluruhan.
Jadi Whittier harus menjual :
Unit mesin manual = 154 x 3 = 462 unit
Unit mesin otomatis = 154 x 2 = 308 unit
Margin of Safety (marjin pengaman
penjualan)
❖ adalah perbedaan antara tingkat penjualan yang diharapkan dan
penjualan impas. Atau kelebihan penjualan yang dianggarkan di
atas volume penjualan impas.
❖ Margin of Safety (MOS) adalah konsep penting dalam Analisis
Biaya-Volume-Laba (CVP) yang digunakan untuk mengukur
35
seberapa jauh penjualan aktual suatu perusahaan berada di atas
titik impas (break-even point). 25 22
❖ MOS memberikan wawasan tentang seberapa 15
aman perusahaan
dari risiko kerugian dan seberapa besar kapasitas perusahaan
untuk menanggung penurunan penjualan sebelum mengalami
kerugian
Rumus Margin of Safety Rumus Persentase Margin of Safety

MOS = Penjualan Aktual - BEP (Titik % MOS = (MOS : Penjualan) x 100 %


Impas)

Interpretasi Margin of Safety:

● MOS yang besar menunjukkan bahwa perusahaan memiliki banyak fleksibilitas jika
35
penjualan menurun
● MOS yang kecil menunjukkan bahwa perusahaan berisiko mengalami25kerugian jika 22
penjualan turun sedikit saja.
15
● Jika MOS negatif (penjualan aktual di bawah titik impas), ini menunjukkan bahwa
perusahaan sedang mengalami kerugian.
Contoh Soal Margin Of Safety :
Perusahaan ABC Electronics:
Biaya Tetap Bulanan: $ 20,000
Biaya Variabel per Unit: $ 50
Harga Jual per Unit: $ 100
Penjualan Aktual: $ 60,000
Tentukan berapa nilai Margin Of Safety Perusahaan ABC Electronics ?

● Menentukan Nilai BEP :


BEP = $20,000 / ($100−$50) = 400 unit
● MOS = Penjualan Aktual−Titik Impas
MOS = $60,000−400 unit × $50 = $60,000−$20,000 = $40,000
Jadi, Margin of Safety (MOS) perusahaan ABC Electronics adalah $ 40,000.

Margin of Safety sebesar $40,000 berarti perusahaan memiliki $40,000 dalam penjualan yang melebihi titik impas.
Jika penjualan turun hingga $40,000, perusahaan masih akan mencapai titik impas tanpa mengalami kerugian.
Operating Leverage (Tuasan Operasi)
❖ adalah tingkat pengeluaran biaya tetap di dalam sebuah perusahaan
❖ bagi akuntan manajemen, tuasan operasi mengacu kepada kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan kenaikan laba bersih manakala volume
penjualan melonjak

Margin Kontribusi
Faktor Tuasan Operasi = --------------------------
Laba Bersih
Contoh Kasus
PT. Badai Gurun PT. Gelora Samudra

Jumlah % Jumlah %

Penjualan Rp. 400.000 100 Rp. 400.000 100


Biaya variabel Rp. 240.000 60 Rp. 120.000 30

Margin Kontribusi Rp. 160.000 40 Rp. 280.000 70


Biaya Tetap Rp. 120.000 Rp. 240.000

Laba Bersih Rp. 40.000 Rp. 40.000


Asumsi : Penjualan dinaikkan 10 %
PT. Badai Gurun PT. Gelora Samudra

Jumlah % Jumlah %
Penjualan Rp. 440.000 100 Rp. 440.000 100
Biaya variabel Rp. 264.000 60 Rp. 132.000 30
Margin Kontribusi Rp. 176.000 40 Rp. 308.000 70
Biaya Tetap Rp. 120.000 Rp. 240.000
Laba Bersih Rp. 56.000 Rp. 68.000
Kesimpulan Nama PT %
Kenaikan
Faktor
Tuasan
% Kenaikan
Laba
Penjualan Operasi
Tuasan :
PT. BG = 160.000 / 40.000 = 4PT. Badai Gurun 10 4 40
PT. GS = 280.000 / 40.000 = 7PT. Gelora 10 7 70
Samudra

❑ Perusahaan dengan tuasan operasi tinggi (komposisi biaya tetap


lebih besar dari komposisi biaya variabel) akan SANGAT PEKA
terhadap perubahan LABA akibat adanya perubahan VOLUME
PENJUALAN
❑ PT. Gelora Samudra mempunai tuasan operasi yang lebih besar 🡪
perubahan laba lebih besar akibat perubahan volume penjualan
Perhitungan BEP dengan metode Konvensional dan
Activity Based Cost (ABC)
Perusahaan ABC menjual perangkat lunak. Berikut adalah informasi
biaya-biaya perusahaan ABC:
● Biaya Tetap Bulanan: $ 25,000
Biaya Variabel per Unit: $ 50
Harga Jual per Unit: $ 150
● Biaya Variabel per unit:
Biaya Pengembangan Perangkat Lunak: $ 20 per unit
Biaya Pemasaran: $ 10 per unit
Biaya Admin dan Umum: $ 5 per unit
Pehitungan BEP dengan Metode Konvensional
❖ Menghitung Titik Impas (BEP)
Titik Impas (BEP) dalam Unit = Biaya Tetap Bulanan / Kontribusi Laba per Unit

❖ Menghitung Kontribusi Laba per Unit


Kontribusi Laba per Unit = Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit
Kontribusi Laba per Unit = $150 - $50 = $100 per unit

❖ BEP = $25,000 / $100 = 250 unit

❖ Jadi, perusahaan ABC harus menjual 250 perangkat lunak agar mencapai titik
impas menurut metode perhitungan konvensional.
Pehitungan BEP dengan Activity Based Costing
● Menghitung Biaya Variabel per Unit
Biaya Variabel per Unit = Biaya Pengembangan Perangkat Lunak + Biaya Pemasaran
Biaya Variabel per Unit = $20 + $10 = $30 per unit

● Menghitung Kontribusi Laba per Unit


Kontribusi Laba per Unit = Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit
Kontribusi Laba per Unit = $150 - $30 = $120 per unit

● Menghitung Titik Impas


BEP = Biaya Tetap Bulanan / Kontribusi Laba per Unit
BEP = $25,000 / $120 ≈ 208 unit

● Jadi, menurut metode Activity-Based Costing (ABC), perusahaan ABC harus menjual
sekitar 208 perangkat lunak agar mencapai titik impas.
Kesimpulan Perhitungan Konvensional dan ABC
Dalam perhitungan konvensional, biaya biasanya diukur berdasarkan elemen
biaya seperti biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dianggap tetap dalam
jangka waktu tertentu, sementara biaya variabel dianggap berubah sesuai dengan
volume produksi atau penjualan.

Dalam metode ABC, biaya diukur berdasarkan aktivitas yang terlibat dalam
proses produksi atau penyediaan layanan. Biaya dialokasikan ke produk atau
layanan berdasarkan konsumsi aktivitas yang sebenarnya. Ini berarti biaya tidak
hanya dibagi menjadi biaya tetap dan variabel, tetapi juga dikaitkan dengan
aktivitas tertentu yang digunakan untuk menghasilkan produk atau layanan.
LATIHAN SOAL
MULTIPLE CHOICE, ESSAY,
STUDY CASE
PIRTINYIIN NYI….
Soal Multiple Choice (PG)
1. Manakah pernyataan berikut yang benar mengenai Analisis Biaya-Volume-Laba (CVP)?
A. Biaya variabel per unit cenderung tetap terlepas dari volume produksi.
B. Biaya tetap berubah sesuai dengan volume produksi.
C. Titik impas adalah titik di mana perusahaan mengalami kerugian.
D. Kontribusi laba per unit adalah perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel.

2. Apa pengaruh kenaikan harga jual per unit terhadap titik impas?
A. Kenaikan harga jual per unit akan menurunkan titik impas.
B. Kenaikan harga jual per unit akan meningkatkan titik impas.
C. Kenaikan harga jual per unit tidak memiliki pengaruh terhadap titik impas.
D. Kenaikan harga jual per unit hanya akan mempengaruhi biaya variabel.

3. Manakah pernyataan berikut yang benar mengenai Analisis Biaya-Volume-Laba (CVP)?


A. Analisis CVP hanya berlaku untuk perusahaan manufaktur.
B. Titik impas adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya tetap.
C. Biaya tetap per unit tidak berubah terlepas dari volume produksi.
D. Analisis CVP hanya relevan untuk perencanaan jangka pendek.
Soal Multiple Choice (PG)
4. Apa yang dimaksud dengan "margin of safety" dalam Analisis Biaya-Volume-Laba (CVP)?
A. Perbedaan antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit.
B. Jumlah penjualan yang melebihi titik impas.
C. Perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel.
D. Perbedaan antara harga jual per unit dan biaya tetap.

5. Apa yang dimaksud dengan "titik impas multi-produk" dalam konteks


Analisis Biaya-Volume- Laba (CVP)?
A. Titik impas di mana perusahaan memproduksi lebih dari satu produk.
B. Titik impas di mana perusahaan mencapai laba bersih maksimum.
C. Titik impas di mana perusahaan mengalami kerugian.
D. Titik impas di mana perusahaan hanya menjual satu produk.
SOAL
ESSAY
1. Mengapa perusahaan harus mengetahui tingkat titik impas atau
BEP ?
2. Sebutkan asumsi-asumsi yang mendasari analisis biaya-volume-laba
3. Pada tingkat volume penjualan berapa sebaiknya kegiatan usaha
suatu perusahaan dihentikan ? jelaskan
4. Apa tindakan yang dilakukan oleh perusahaan jika Margin of Safety
mengalami nilai negatif ?
5. Sebutkan yang dimaksud dengan tingkat leverage operasi
Soal Perhitungan 1 :

1. Diketahui PT. Siapa aja suka mempunyai usaha yakni pada


bidang kebutuhan alat perkakas, seperti martil dengan
data sebagai berikut :

Jumlah produksi yang dapat digunakan 100.000 unit mesin martil.


Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel
sebesar Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut :

Fixed Cost
● Overhead Pabrik : Rp. 60.000.000,-
● Biaya distribusi : Rp. 65.000.000,-
● Biaya administrasi : Rp. 25.000.000,-

Variable Cost
Biaya bahan : Rp. 70.000.000,-
Biaya tenaga kerja : Rp. 85.000.000,-
Overhead pabrik : Rp. 20.000.000,-
Biaya distribusi : Rp. 45.000.000,-
Biaya administrasi : Rp. 30.000.000,-

Hitunglah penyelesaian untuk mendapatkan BEP dalam unit maupun rupiah!


Soal Perhitungan 2 :

2. Perusahaan INSOMNIA memiliki biaya tetap bulanan sebesar $30,000 dan biaya
variabel per unit sebesar $25. Harga jual per unit adalah $40. Selama periode
tertentu, perusahaan INSOMNIA hanya berhasil menjual 500 unit produk.

Pertanyaan:
1. Hitunglah titik impas (Break Even Point) Perusahaan INSOMNIA.
2. Hitunglah Margin of Safety (MOS) Perusahaan INSOMNIA.
3. Apa yang dapat disimpulkan dari MOS yang dihasilkan?
SEKIAN niat kami beli cumi
& pinjam seratus pada kawan

TERIMA GAJI sekian persentasi dari kami


jika ada salah, mohon dimaafkan.

Anda mungkin juga menyukai