211073001 211071028
Salomo
211073006
PEMBAHASAN ANALISIS BIAYA - VOLUME -
LABA
1. Konsep Cost Volume Profit Analysis (CVP) dan Contribution Margin (CM)
3. Perhitungan BEP
7. Operating Leverage
❖ Margin Kontribusi per unit sama dengan harga jual unit dikurangi biaya
variabel per unit
CMu = SP – VCu
Jumlah Perunit
Penjualan (1000 VCD) Rp. 250.000.000 Rp. 250.000
Biaya variabel Rp. 150.000.000 Rp. 150.000
Margin kontribusi Rp. 100.000.000 Rp. 100.000
Biaya tetap Rp. 70.000.000
Laba / Rugi Rp. 30.000.000
Break Even Point
● Salah satu tujuan utama CVP adalah menghitung Break Even Point. Hal ini
hanya mewakili jumlah unit yang harus dijual perusahaan untuk
menghasilkan laba bersih nol (tidak menghasilkan laba atau rugi).
● Secara grafis, Break Even adalah titik di mana kurva penjualan dan kurva
biaya menyeberang. Biasanya para manajer jarang tertarik untuk sekadar
impas, namun Break Even merupakan patokan penting.
Menghitung BEP (titik impas)
● BEP dalam Unit
Biaya Variabel Adalah Biaya yang berubah (total) sebagai respons terhadap
perubahan volume atau aktivitas.
berbeda).
Case
Contoh, Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin
pemotong rumput, yaitu mesin manual dengan harga $400/unit dan mesin otomatis dengan
harga $800/unit. Departemen pemasaran yakin bahwa 1.200 mesin pemotong rumput
manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis dapat terjual tahun depan. Proyeksi
Laporan Laba Rugi terlihat sebagai berikut:
Dengan menetapkan produk tersebut dalam suatu paket, masalah
multiproduk dikonversi menjadi masalah produk tunggal.
Whittier menjual dua produk:
mesin pemotong rumput manual : $400
mesin pemotong rumput otomatis : $800.
Biaya variabel per unit adalah $325 dan $600.
Total biaya tetap adalah $96.250 (70.000+26.250)
Bauran penjualan Whittier yang diharapkan adalah tiga mesin pemotong rumput
mulsa menjadi dua mesin pemotong rumput berkuda.
Titik Impas Dalam Unit
Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik
impas dapat mengatasi kesulitan ini. Permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi
biaya tetap umum bersifat acak.
Jadi, tidak ada volume impas yang tampak secara langsung.
Dalam contoh Whittier di atas, jika dihitung unit impas individu dari mesin manual
dan mesin otomatis, diperoleh hasil:
Unit impas mesin manual = Biaya Tetap / (Harga-Biaya Variabel per unit)
= $30.000 / (400 - 325)
= 400 unit
Unit Impas mesin otomatis = $40.000 / (800-600)
= 200 unit
Jadi 400 unit mesin manual dan 200 unit mesin otomatis harus
dijual untuk mencapai margin produk impas, namun margin produk impas
hanya menutup biaya tetap langsung, biaya tetap umum masih belum
tertutup. Padahal biaya tetap umum harus diperhatikan untuk mencari titik
impas bagi penjualan secara keseluruhan.
Jadi Whittier harus menjual :
Unit mesin manual = 154 x 3 = 462 unit
Unit mesin otomatis = 154 x 2 = 308 unit
Margin of Safety (marjin pengaman
penjualan)
❖ adalah perbedaan antara tingkat penjualan yang diharapkan dan
penjualan impas. Atau kelebihan penjualan yang dianggarkan di
atas volume penjualan impas.
❖ Margin of Safety (MOS) adalah konsep penting dalam Analisis
Biaya-Volume-Laba (CVP) yang digunakan untuk mengukur
35
seberapa jauh penjualan aktual suatu perusahaan berada di atas
titik impas (break-even point). 25 22
❖ MOS memberikan wawasan tentang seberapa 15
aman perusahaan
dari risiko kerugian dan seberapa besar kapasitas perusahaan
untuk menanggung penurunan penjualan sebelum mengalami
kerugian
Rumus Margin of Safety Rumus Persentase Margin of Safety
● MOS yang besar menunjukkan bahwa perusahaan memiliki banyak fleksibilitas jika
35
penjualan menurun
● MOS yang kecil menunjukkan bahwa perusahaan berisiko mengalami25kerugian jika 22
penjualan turun sedikit saja.
15
● Jika MOS negatif (penjualan aktual di bawah titik impas), ini menunjukkan bahwa
perusahaan sedang mengalami kerugian.
Contoh Soal Margin Of Safety :
Perusahaan ABC Electronics:
Biaya Tetap Bulanan: $ 20,000
Biaya Variabel per Unit: $ 50
Harga Jual per Unit: $ 100
Penjualan Aktual: $ 60,000
Tentukan berapa nilai Margin Of Safety Perusahaan ABC Electronics ?
Margin of Safety sebesar $40,000 berarti perusahaan memiliki $40,000 dalam penjualan yang melebihi titik impas.
Jika penjualan turun hingga $40,000, perusahaan masih akan mencapai titik impas tanpa mengalami kerugian.
Operating Leverage (Tuasan Operasi)
❖ adalah tingkat pengeluaran biaya tetap di dalam sebuah perusahaan
❖ bagi akuntan manajemen, tuasan operasi mengacu kepada kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan kenaikan laba bersih manakala volume
penjualan melonjak
Margin Kontribusi
Faktor Tuasan Operasi = --------------------------
Laba Bersih
Contoh Kasus
PT. Badai Gurun PT. Gelora Samudra
Jumlah % Jumlah %
Jumlah % Jumlah %
Penjualan Rp. 440.000 100 Rp. 440.000 100
Biaya variabel Rp. 264.000 60 Rp. 132.000 30
Margin Kontribusi Rp. 176.000 40 Rp. 308.000 70
Biaya Tetap Rp. 120.000 Rp. 240.000
Laba Bersih Rp. 56.000 Rp. 68.000
Kesimpulan Nama PT %
Kenaikan
Faktor
Tuasan
% Kenaikan
Laba
Penjualan Operasi
Tuasan :
PT. BG = 160.000 / 40.000 = 4PT. Badai Gurun 10 4 40
PT. GS = 280.000 / 40.000 = 7PT. Gelora 10 7 70
Samudra
❖ Jadi, perusahaan ABC harus menjual 250 perangkat lunak agar mencapai titik
impas menurut metode perhitungan konvensional.
Pehitungan BEP dengan Activity Based Costing
● Menghitung Biaya Variabel per Unit
Biaya Variabel per Unit = Biaya Pengembangan Perangkat Lunak + Biaya Pemasaran
Biaya Variabel per Unit = $20 + $10 = $30 per unit
● Jadi, menurut metode Activity-Based Costing (ABC), perusahaan ABC harus menjual
sekitar 208 perangkat lunak agar mencapai titik impas.
Kesimpulan Perhitungan Konvensional dan ABC
Dalam perhitungan konvensional, biaya biasanya diukur berdasarkan elemen
biaya seperti biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dianggap tetap dalam
jangka waktu tertentu, sementara biaya variabel dianggap berubah sesuai dengan
volume produksi atau penjualan.
Dalam metode ABC, biaya diukur berdasarkan aktivitas yang terlibat dalam
proses produksi atau penyediaan layanan. Biaya dialokasikan ke produk atau
layanan berdasarkan konsumsi aktivitas yang sebenarnya. Ini berarti biaya tidak
hanya dibagi menjadi biaya tetap dan variabel, tetapi juga dikaitkan dengan
aktivitas tertentu yang digunakan untuk menghasilkan produk atau layanan.
LATIHAN SOAL
MULTIPLE CHOICE, ESSAY,
STUDY CASE
PIRTINYIIN NYI….
Soal Multiple Choice (PG)
1. Manakah pernyataan berikut yang benar mengenai Analisis Biaya-Volume-Laba (CVP)?
A. Biaya variabel per unit cenderung tetap terlepas dari volume produksi.
B. Biaya tetap berubah sesuai dengan volume produksi.
C. Titik impas adalah titik di mana perusahaan mengalami kerugian.
D. Kontribusi laba per unit adalah perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel.
2. Apa pengaruh kenaikan harga jual per unit terhadap titik impas?
A. Kenaikan harga jual per unit akan menurunkan titik impas.
B. Kenaikan harga jual per unit akan meningkatkan titik impas.
C. Kenaikan harga jual per unit tidak memiliki pengaruh terhadap titik impas.
D. Kenaikan harga jual per unit hanya akan mempengaruhi biaya variabel.
Fixed Cost
● Overhead Pabrik : Rp. 60.000.000,-
● Biaya distribusi : Rp. 65.000.000,-
● Biaya administrasi : Rp. 25.000.000,-
Variable Cost
Biaya bahan : Rp. 70.000.000,-
Biaya tenaga kerja : Rp. 85.000.000,-
Overhead pabrik : Rp. 20.000.000,-
Biaya distribusi : Rp. 45.000.000,-
Biaya administrasi : Rp. 30.000.000,-
2. Perusahaan INSOMNIA memiliki biaya tetap bulanan sebesar $30,000 dan biaya
variabel per unit sebesar $25. Harga jual per unit adalah $40. Selama periode
tertentu, perusahaan INSOMNIA hanya berhasil menjual 500 unit produk.
Pertanyaan:
1. Hitunglah titik impas (Break Even Point) Perusahaan INSOMNIA.
2. Hitunglah Margin of Safety (MOS) Perusahaan INSOMNIA.
3. Apa yang dapat disimpulkan dari MOS yang dihasilkan?
SEKIAN niat kami beli cumi
& pinjam seratus pada kawan