Anda di halaman 1dari 6

RESUME COST VOLUME PROFIT (CVP)

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Akuntasi Manajemen Lanjutan

Disusun Oleh :

Asep Saepudin (51621220060)


Kelas : A.2

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2022
1. Pengertian Cost Volume Profit
Menurut Hansen & Mowen (2009:4) Cost volume profit analysis merupakan suatu alat
yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan, karena analisis biaya volume
laba (CVP) menekankan keterkaitan antar biaya, kuantitas yang terjual dan harga, semua informasi
keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Cost Volume Profit Analysis (CVP) merupakan
instrumen yang lazim dipakai untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen
untuk perencanaan dan pengambilan keputusan khususnya jangka pendek, karena analisis ini
menekankan pada keterkaitan antara biaya, jumlah yang dijual, dan harga, misalkan dalam
menetapkan harga jual produk.
Cost Volume Profit Analysis (CVP) dapat diterapkan dalam banyak hal, diantaranya adalah:
1. Menentukan harga jual produk atau jasa
2. Memperkenalkan produk atau jasa baru
3. Mengganti peralatan.
4. Memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam perusahaan
atau dibeli dari luar perusahaan
5. Melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh manajemen.

2. Asumsi Analisis Cost Volume Profit (CVP)


Menurut Garrison, dkk (2006:350), ada beberapa asumsi yang mendasari analisis cost
volume profit yaitu:
1. Harga jual konstan. Harga jual produk atau jasa tidak berubah ketika volume berubah.
2. Biaya adalah linear dan dapat secara akurat dibagi menjadi elemen variabel dan tetap.
Elemen variabel adalah konstan per unit dan elemen tetap adalah konstan secara total dalam
rentang yang relevan.
3. Dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah konstan.
4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit yang diproduksi
sama dengan jumlah unit terjual.
Menurut Simamora (1999), dengan menggunakan analisis cost volume profit, akuntan
dapat menentukan bagaimana perubahan-perubahan harga, volume penjualan, biaya variabel, atau
biaya tetap mempengaruhi laba operasi perusahaan.
1. Dampak perubahan harga jual
2. Dampak perubahan biaya variabel
3. Dampak perubahan biaya tetap
4. Dampak perubahan simultan harga dan biaya
Menurut Hansen and Mowen (2009:22) asumsi-asumsi pada analisis cost volume profit
adalah sebagai berikut :
1. Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear.
2. Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per unit
diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan.
3. Analisis mengasumsikan apa yang diproduksi dapat dijual.
4. Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui.
5. Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti.

3. Menentukan Titik Impas (Break Event Point)


CVP analysis ini dapat dimulai dengan menentukan titik impas. Titik impas (break even
point) adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya, titik di mana laba sama dengan
nol. Menurut Hansen dan Mowen (2009:4), titik impas (break even point) adalah titik di mana total
pendapatan sama dengan total biaya, titik di mana laba sama dengan nol. Untuk menentukan titik
impas dalam unit, berarti kita menentukan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas
atau menghasilkan target laba. Titik impas dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan
(equation method) dan metode margin kontribusi (contribution margin method).
1. persamaan (equation method)
Metode persamaan menggunakan data-data dari laporan laba rugi yang disusun dengan
format kontribusi. Format laba rugi dapat disajikan dengan persamaan sebagai berikut :

Laba==(Penjualan
Laba (Penjualan––Beban
BebanVariabel)
Variabel) -- Beban
Beban Tetap
Tetap

Persamaan tersebut dapat diubah menjadi:

Penjualan = Beban Variabel + Beban Tetap + Laba

2. Metode margin kontribusi (contribution margin method)


Margin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variabel. Pada impas,
margin kontribusi sama dengan beban tetap. Untuk menentukan berapa unit yang harus
dijual untuk mencapai titik impas, total biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi per
unit.
Contoh grafik BEP

4. Perencaan Laba
Perencanaan laba perlu dilakukan agar dapat menghasilkan laba yang optimal untuk
memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan yaitu para pemegang saham, manajemen, konsumen,
karyawan, pemerintah. Perencanaan laba (profit planning) adalah pengembangan 6 dari suatu
rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan (Carter, 2009:4).
Menurut Batemen & Snell (2014:15) bahwa “perencanaan (planning) adalah proses
penetapan tujuan yang akan dicapai dan memutuskan tindakan tepat yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan”. Hal ini berguna membina suasana kearah pencapaian laba rugi bagi perusahaan
dan mendorong adanya suatu perilaku yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan
sumber daya secara maksimum. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi laba perusahaan yaitu
Biaya, Harga Jual dan Volume (penjualan dan produksi)

5. Penggunan Analisis Cost Volume Profit


Penerapan analisis CVP untuk pengambilan keputusan manajemen:
1. Menentukan unit yang harus dijual agar perusahaan tidak rugi atau profit sama dengan nol.
2. Menentukan jumlah penjualan minimal agar perusahaan tidak rugi atau profit sama dengan
nol.
3. Menentukan unit yang harus dijual atau berapa jumlah penjualan agar perusahaan
mencapai target laba operasi (operating income) yang diinginkan.
4. Memilih alternatif skenario kebijakan iklan, otomasi mesin pabrik, menaikkan harga jual
produk atau jasa, dan lain-lain, dengan pilihan skenario yang dapat memberikan profit
maksimal.
5. Menganalisis sensitivitas atas risiko ketidakpastian harga jual, biaya, dan market.
6. Menganalisis margin of safety dan leverage.

6. Hubungan Cost Volume Profit (CVP) dan Laporan Laba Rugi


Cost Volume Profit Analysis (CVP) adalah sebuah alat untuk membantu para manajer
mengerti akan hubungan antara biaya, volume dan laba dengan fokus pada interaksi antara harga
produk, volume aktivitas, biaya variabel per unit, total biaya tetap, dan produk campuran yang
terjual. Analisis CVP ini merupakan sebuah alat yang vital yang digunakan dalam membuat
keputusan-keputusan bisnis seperti menentukan produk apa yang harus diproduksi atau dijual,
kebijakan harga seperti apa yang harus digunakan, strategi pemasaran seperti apa yang harus
dilaksanakan, dan fasilitas yang produktif seperti apa yang diperlukan.
7. Analisis Perilaku Biaya
Dalam penggunaan analisis cost volume profit untuk menyusun dan menetapkan anggaran
penjualan, sangat diperlukan pemahaman yang baik tentang pola prilaku biaya. Menurut Garrison,
dkk (2006:256) Perilaku biaya (cost behavior) adalah bagaimana biaya akan bereaksi atau berubah
dengan adanya perubahan tingkat aktivitas bisnis. Secara umum pola perilaku biaya ada 3 yaitu:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Carter dan Usry (2006:58) mendefinisikan biaya tetap sebagai biaya yang secara
total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat dan menurun. Dengan kata lain, biaya
tetap per unit semakin kecil seiring dengan bertambahnya aktivitas dalam rentang relevan.
Biaya tetap akan konstan dan jumlah totalnya akan berubah bila produksi berubah atau
produksi bertambah dan sebaliknya bila produksi turun maka biaya tetap per unitnya akan
naik. Contoh biaya tetap adalah biaya depresiasi aktiva tetap, biaya asuransi, biaya sewa,
gaji manajer pabrik, pajak properti, dan biaya tetap lainnya.
2. Biaya Varibel (Variabel Cost)
Carter dan Usry (2006:59) mendefinisikan biaya variabel sebagai biaya yang
secara total meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan
menurun secara proporsional terhadap penurunan aktivitas. Biaya variabel per unit
jumlahnya akan tetap pada saat terjadi perubahan tingkat aktivitas. Contoh biaya variabel
adalah biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan komisi penjualan.
3. Biaya Semi Variabel (Mixed Cost)
Carter dan Usry (2006:60) mendefinisikan biaya semi variabel sebagai biaya yang
memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel.
Biaya semi variabel merupakan biaya yang mengandung unsur biaya variabel dan juga
unsur biaya tetap. Contoh biaya semi variabel adalah biaya listrik, air, telepon, dan biaya
pemeliharaan.

Anda mungkin juga menyukai