0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut merupakan ringkasan mengenai Balance Scorecard. Balance Scorecard menterjemahkan misi dan visi organisasi menjadi tujuan dan ukuran kinerja melalui empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan. Balance Scorecard digunakan untuk mengevaluasi kinerja secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan mengenai Balance Scorecard. Balance Scorecard menterjemahkan misi dan visi organisasi menjadi tujuan dan ukuran kinerja melalui empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan. Balance Scorecard digunakan untuk mengevaluasi kinerja secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan mengenai Balance Scorecard. Balance Scorecard menterjemahkan misi dan visi organisasi menjadi tujuan dan ukuran kinerja melalui empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan. Balance Scorecard digunakan untuk mengevaluasi kinerja secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Akuntasi Manajemen Lanjutan
Disusun Oleh :
Asep Saepudin (51621220060)
Kelas : A.2
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG 2022 1. Pengertian Balance Scorecard Balanced Scorecard menterjemahkan misi dan visi organisasi ke dalam tujuan organisasi dan ukuran kinerja bagi empat macam perspektif, yaitu : perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. a. Perspektif keuangan menguraikan akibat ekonomi dari tindakan yang dilakukan dalam ketiga perspektif lainnya. b. Perspektif pelanggan mendefinisikan segmen pelanggan dan segmen pasar yang akan dibidik oleh perusahaan. c. Perspektif proses bisnis internal menguraikan proses internal yang dibutuhkan untuk menghasilkan nilai bagi pelanggan dan pemilik. d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mendefinisikan kemampuan yang diperlukan oleh perusahaan untuk menciptakan pertumbuhan dan perbaikan untuk jangka panjang. 2. Konsep Balance Scorecard Konsep Balanced Scorecard telah lama dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton yang ditunjukkan untuk melengkapi pengukuran kinerja finansial dan sebagai alat yang cukup penting bagi organisasi perusahaan untuk merefleksikan pemikiran baru dalam era persaingan dan efektivitas organisasi (Rusdin, 2000). Model Balanced Scorecard mempunyai ciri yang khas yaitu pada kemampuannya menerjemahkan strategi ke dalam berbagai macam ukuran kinerja. Ada tiga prinsip yang digunakan untuk memenuhi maksud tersebut, yaitu : a. Hubungan sebab akibat; b. Faktor pendorong kinerja; dan c. Keterkaitan dengan masalah finansial ciri-ciri sistem Balanced Scorecard mengandung unsur-unsur sebagai berikut : a. Merupakan suatu aspek dari strategi organisasi; b. Menetapkan ukuran kinerja melalui mekanisme komunikasi antartingkatan manajemen; dan c. Mengevaluasi hasil kinerja secara terus-menerus guna perbaikan pengukuran kinerja pada kesempatan selanjutnya. Perbedaan antara Manajemen Tradisional dan Manajemen Balance Scorecard adalah sebagai berikut :
3. Perspektif dalam Balance Scorecard
Balanced Scorecard menjabarkan visi dan strategi perusahaan menjadi tujuan dan pengukuran ke dalam empat perspektif, yaitu : 1. Perspektif Keuangan (Financial Perspective) Balance Scorecard mempertahankan pengukuran keuangan, dengan tujuan melihat kontribusi penerapan suatu strategi pada laba perusahaan. Tujuan keuangan biasanya dinyatakan dalam kemampulabaan, misalnya laba operasi, tingkat kembalian investasi (ROI), nilai tambah ekonomis (Economic Value Added/EVA), pertumbuhan penjualan, atau arus kas yang dihasilkan. Agar tujuan ini tercapai maka terdapat dua hal yang dapat dilakukan perusahaan, yaitu strategi pertumbuhan (growth strategy) dan strategi produktivitas (productivity strategy) (IAI, 2015). Strategi produktivitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : a. Memperbaiki struktur biaya (improved cost structure) b. Memaksimalkan tingkat penggunaan aset (maximizing assets utilization) 2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) Dalam perspektif ini, manajer mengidentifikasikan segmen pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan, kemudian mengukur kinerja perusahaan berdasarkan target segmen tersebut. Selain itu pengukuran harus pula didasarkan atas nilai yang diinginkan oleh pelanggan (customer value proposition) agar perusahaan dapat mempertahankan loyalitas pelanggan. Customer value proposition dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu (IAI, 2015) : a. Atribut produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan (product/service attributes); b. Membangun hubungan dengan pelanggan (relationships); c. Membangun persepsi pelanggan (image) Dalam product/service attributes yang dijanjikan kepada pelanggan antara lain : a. Harga (price), salah satu cara yang paling mudah dilakukan untuk menarik pembeli adalah dengan menjual barang atau jasa dengan harga yang murah. b. Kualitas (quality), factor ini juga merupakan salah satu elemen yang membuat pelanggan membeli produk atau jasa dari perusahaan. c. Ketersediaan (availability), dalam hal ini perusahaan menjanjikan kemudahan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. d. Pilihan (selection), selera konsumen semakin beragam, sehingga salah satu cara untuk menarik calon pembeli adalah dengan memberikan pilihan yang beragam. e. Fitur (functionality), pada beberapa perusahaan tertentu terutama perusahaan yang memproduksi barang-barang elektronik, elemen fitur (functionality) menjadi hal yang penting. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Perspective) Dalam perspektif ini, perusahaan harus mengidentifikasikan proses bisnis internal yang penting dan harus dilakukan oleh perusahaan dengan sebaik-baiknya, karena proses internal tersebut menghasilkan nilai yang diinginkan pelanggan dan akan dapat memberikan kembalian (return) yang diharapkan oleh para pemegang saham. Perspektif Proses Bisnis Internal ini terdiri atas empat kelompok yang dapat dilakukan oleh perusahan, yaitu (IAI, 2015) : a. Proses pengelolaan operasi (operation management process); Ada empat proses yang harus diperhatikan perusahaan agar karakteristik produk atau jasa yang dijanjikan pada pelanggan dapat dipenuhi, yaitu : • Membangun dan memelihara hubungan dengan pemasok. • Memproduksi produk dan jasa. • Pendistribusian atau penyampaian produk dan jasa pada pelanggan. • Pengelolaan risiko. b. Proses pengelolaan pelanggan (customer management process) Proses pengelolaan pelanggan dapat dibagi menjadi empat proses utama, yaitu : • Memilih pelanggan (select customer) • Memperoleh pelanggan (acquire customer) • mempertahankan pelanggan (retain customer) • membina hubungan dengan pelanggan (growth relationships with customer) c. Proses inovasi (innovation process) Ada empat sub proses penting dalam proses inovasi ini, yaitu : • Mengidentifikasikan peluang-peluang produk atau jasa baru. • Mengelola portofolio riset dan pengembangan dengan baik. • Merancang dan mengembangkan produk atau jasa baru sesuai dengan portofolio yang telah ditentukan pada tahap kedua. • Memperkenalkan produk atau jasa baru tersebut ke pasar. d. Proses yang terkait dengan hukum dan lingkungan sosial (regulatory and social process) Proses-proses yang akan dilakukan perusahaan dalam hal ini biasanya terkait dengan : • Lingkungan • K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) • Pegawai • Komunitas