SKRIPSI
OLEH:
EFTRISNAWATI
NIM. 1362201037
JURUSAN AKUNTANSI
BAB I
PENDAHULUAN
kemudahan dalam berbagai bidang kegiatan, salah satunya dalam pencatatan dan
pengelolaan persediaan barang dalam suatu perusahaan. Rumah sakit adalah suatu
Persediaan obat dalam suatu rumah sakit memiliki arti yang sangat penting
karena persediaan obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas
pelayanan suatu rumah sakit. Oleh karena itu perlakuan akuntansi persediaan obat
yang baik harus diterapkan oleh pihak rumah sakit untuk membantu kelancaran
dihadapkan pada resiko tidak dapat memenuhi kebutuhan para pengguna jasa
kegiatan agar tujuan dapat tercapai secara efektif, efisien dan ekonomis, segala
sumber daya dapat dimanfaatkan dan dilindungi, data dan laporan dapat dipercaya
dan disajikan secara wajar, serta ditaatinya segala peraturan yang berlaku.
satu sama lain secara harmonis untuk menghasilkan informasi persediaan barang
yang baik. Informasi yang baik menjadi indikator bahwa efektifitas pengendalian
pengendalian intern persediaan barang akan sulit tercapai karena salah satu tujuan
semua sektor perusahaan termasuk perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang
Salah satu rumah sakit swasta yang ada di Kota Pekanbaru adalah Rumah
Sakit Awal Bros. Perusahaan ini tercatat kedalam Rumah Sakit Kelas B. Dalam
aktivitas rumah sakit, keberadaan persediaan obat-obatan menjadi hal yang utama
karena obat yang memberikan kesembuhan pada pasien. Untuk itu, pengendalian
intern terhadap persediaan obat-obatan perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar
obat-obatan yang disediakan rumah sakit Awal Bros agar dapat memenuhi
obatan, maka disajikan data tentang persediaan obat-obatan tiap bulan di Rumah
Tabel 1.1.
Laporan Perbandingan Persediaan Real dan Stock Opname
Tahun 2016
sesungguhnya yang ada. Selisih ini dinilai material dan dapat menyebabkan
sistem pengendalian intern obat di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru. Berkaitan
mengupayakan kebutuhan seluruh obat dan alat kesehatan.. Selain itu, lingkup
yaitu metode periodik. Dengan demikian, pada setiap akhir periode, perusahaan
sebesar Rp. 145.325.625,75 sebagaimana disajikan pada tabel 1. Jumlah ini dinilai
obat-obatan ini hilang atau tidak diketahui keberadaannya. Maka dari itu, perlu
dilakukan pengendalian agar selisih antara pencatatan dengan stock opname tidak
terjadi. Selisih pencatatan ini terjadi setiap bulan. Sebagai sampel disajikan data
obat dilakukan atas pertimbangan masa kadaluarsa. Karena seluruh obat memiliki
masa kada luarsa yang relative singkat, maka setiap obat yang masuk pertama
akan dikeluarkan pertama. Dengan demikian, obat tersebut tidak tersimpan lama.
Hal ini dimaksudkan agar barang yang pertama masuk cepat untuk dijual agar
masa kadaluarsa obat tidak mencapai batas limit akhirnya. Tetapi pada
yang berakibat kerugian bagi perusahaan. Seperti data terlampir, pada Bulan
Desember 2016, obat yang dimusnakan akibat kadaluarsa sebesar Rp. 7.244.595,-.
Standar Operasional Prosedural (SOP). Salah satu hal yang sering terjadi adalah
stock obat tidak tersedia di farmasi. Sehubungan dengan stock obat tidak tersedia
di farmasi, dalam SOP menyatakan : Apabila obat yang diresepkan dokter tidak
sakit/ apotek rekanan mengikuti Prosedur Pengadaan Obat Bila Persediaan Obat
otoritas transaksi. Dalam SOP permintaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai dari satelit farmasi ke gudang farmasi. Dalam SOP
kesehatan yang diminta tidak tersedia, maka petugas logistik medis melakukan
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai”. Berdasarkan SOP
obat dengan melakukan stock opname secara periodik setiap satu bulan sekali.
Hasil stock opname, selain ada persediaan yang selisih antara stock opname
dengan pencatatan, berguna untuk melihat persediaan obat yang kadaluarsa dan
mana obat yang stocknya habis. Tetapi setiap kali melakukan stock opname selalu
obat.
terhadap persediaan obat dinilai sangat penting untuk aktivitas rumah sakit besar
yang memperoleh akreditasi B. Maka dari itu, dalam penulisan proposal skripsi
ini, penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengangkat judul
maka peneliti harus mempunyai tujuan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Pekanbaru.
Penulisan skripsi ini terdiri dari 6 bab dan pada setiap babnya dirinci
BAB I :PENDAHULUAN
proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen dan karyawan lainnya yang
tujuan yaitu, efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, dan
mengemukakan:
“Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
atau melindungi aktiva dan menghasilkan informasi yang akurat dan dapat
Pengendalian Internal adalah suatu proses yang yang dijalankan oleh Dewan
ini:
kewajiban pihak manajamen yang penting. Aspek mendasar dari tanggung jawab
wajar bagi pemegang saham bahwa perusahaan dikendalikan dengan baik. Selain
itu pihak manajemen bertanggung jawab untuk melengkapi pemegang saham serta
adalah :
tidak memiliki wujud fisik seperti piutang dagang akan rawan oleh
akuntansi akan menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal karena
3. Mendorong efesiensi.
perlu atau pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk
diperlukan adanya sistem informasi akuntansi yang benar hal ini dapat
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit dan
organisasi.
paling penting. Karena apabila karyawan yang ditempatkan tidak sesuai dengan
kemampuannya maka seluruh aktivitas tidak akan berjalan lancar dan apa yang
telah dilakukan tidak akan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, unsur
manusia atau karyawan harus benar-benar ditempatkan sesuai dengan bidang dan
kemampuannya serta memiliki tugas yang telah ditetapkan agar apa yang menjadi
General Controls, mencakup kontrol terhadap akses, perangkat lunak, dan system
mencakup sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun untuk
maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas untuk asset, utang, dan
pelaporan keuangan.
5. Pemantauan (Monitoring)
internal sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi
Tidak ada suatu sistem pun yang dapat mencegah secara sempurna semua
2. Gangguan
3. Kolusi
berikut:
kelalaian
3. Kolusi terjadi ketika dua atau lebih karyawan berkonspirasi untuk melakukan
5. Biaya lawan manfaat, konsep jaminan yang meyakinkan atau masuk akal
yang dihasilkan.
e. Struktur organisasi
direksi dan pemilik dari suatu entitas terhadap pengendalian internal itu sendiri
Merupakan suatu standar etika dan sikap suatu entitas, untuk menilai
dalam tindakan atau prilaku yang tidak jujur, ilegal dan tidak etis. Selain
mengenai nilai yang dianut entitas dan standar prilaku terhadap setiap
Partisipasi dewan direksi dan komisaris atau komite audit sangat lah
Sebagai contoh :
menghidari resiko?
5. Struktur organisasi.
orang yang jujur dan efisien mampu bekerja dengan kinerja yang sangat
baik meskipun hanya dengan sedikit pengendalian. Jika personil tidak
dapat dipercaya dan tidak jujur dapat membuat sistem menjadi kacau
menghadapi risiko, yaitu dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada
dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis maupun non
bisnis.
atau kecil, berorientasi pada laba maupun nirlaba, jasa atau manufaktur-akan
menyebabkan dalah saji dalam laporan keuangan entitas. Oleh karena itu,
adalah identifikasi, analisis, dan manajemen risiko entitas yang relevan dengan
Menurut Arens dkk (2015: 349) penilaian risiko untuk laporan keuangan
mencapai tujuannya. Resiko dapat berasal dari dalam atau luar perusahaan.
dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan
suatu entitas.
memiliki berbagai tujuan dan aplikasi pada berbagai tingkat organisasi atau
kebijakan dan prosedur selain yang telah dimasukan dalam keempat komponen
organisasi.
Menurut Tunggal (2014: 117), komponen ini terdiri dari sistem informasi
keuangan yang mencakup sistem akuntansi yang terdiri dari metode dan catatan
dan melaporkan transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu entitas dan untuk
informasi pelaporan keuangan kepada pihak-pihak terkait dari suatu entitas secara
tepat waktu. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan,
yang mencakup sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun
untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik
peristiwa maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas untuk asset, utang,
pelaporan keuangan.
memperkecil operasinya, personel baru baru dapat bergabung dengan entitas atau
pemantauan yang terus menerus dilakukan terhadap aktivitas rutin yang normal
terjadi dalam sebuah entitas serta mencakup aktivitas manajemen dan pengawasan
yang biasa. Evaluasi terpisah adalah penilaian periodik atas semua atau sebagian
dan operasi, pengendlian tepat waktu dan tindakan perbaikan yang dilakukan.
Proses ini dilaksanakan secara terus menerus, evaluasi secara terpisah atau suatu
sesuai dengan tujuannya dan dimodifikasi jika diperlukan jika terjadi perubahan
kondisi.
perusahaan.
internal sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi
Tidak ada suatu sistem pun yang dapat mencegah secara sempurna semua
2. Gangguan
3. Kolusi
berikut:
kelalaian
3. Kolusi terjadi ketika dua atau lebih karyawan berkonspirasi untuk melakukan
5. Biaya lawan manfaat, konsep jaminan yang meyakinkan atau masuk akal
yang dihasilkan.
barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan untuk
the term used in the United States to describe assets that are intended for sale in
the ordinary course of business, are in the process of being produced for sale, or
are to be used currently in producing goods for sale. (In many countries, the term
merupakan suatu aktiva yang meliputi barang milik perusahaan dengan maksud
untuk dijual dalam suatu periode usaha normal perusahaan, atau persediaan bahan
baku yang menunggu untuk diproses dalam proses produksi yang merupakan
adalah klasifikasi untuk menampung semua item aktiva yang dimiliki perusahaan
pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi operasi normal
perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak untuk dijual atau
aktiva lancar yang digunakan untuk usaha normal perusahaan saja yang dapat
merupakan aktiva tetap) dapat digolongkan sebagai aktiva lancar oleh perusahaan
yang usaha normalnya membangun dan menjual rumah (perusahaan real estate).
Akan tetapi rumah yang dipakai perusahaan sebagai tempat usaha, tidak
merupakan pesediaan karena rumah tersebut tidak untuk dijual atau dikonsumsi
Persediaan menurut jenisnya lebih rinci diberikan oleh Matt (2011: 66)
pada sifat usahanya. Ketiga kategori persediaan ini adalah bahan mentah, barang
setengah jadi serta barang jadi. Perusahaan manufaktur biasanya memiliki ketiga
jenis persediaan ini, sementara perusahaan dagang hanya memiliki barang untuk
dijual kembali.
perusahaan.
b. Bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk
tujuan itu.
dengan tujuan untuk dijual kembali sedangkan pada perusahaan industri, yang
persediaan yang berupa persediaan bahan baku, bahan pembantu, suku cadang,
perusahaan dengan tujuan untuk dijual tanpa melalui proses merubah bentuk
04 Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali,
misalnya, barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau
pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga
mencakupi barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian
yang akan digunakan dalam proses produksi. Bagi perusahaan jasa, persediaan
meliputi biaya jasa seperti diuraikan dalam paragraf 16, di mana pendapatan
merubah bentuk atau sifat sebelum persediaan tersebut dijual. Sehingga nilai
persediaan saat dibeli telah berubah dengan saat penjualan. Seperti yang
persediaan terdiri dari produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan
bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik dan
persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari
satu golongan yaitu persediaan barang dagangan, yang merupakan barang yang
oleh perusahaan dagang, baik perusahaan dagang besar atau eceran, apabila
barang tersebut diperoleh dalam keadaan siap untuk dijual kembali. Istilah bahan
baku, bahan pembantu, barang dalam proses dan barang jadi berkaitan dengan
persediaan manufaktur.
dagang hanya terdiri dari satu golongan persediaan yang berupa persediaan barang
barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
yang akan diproses atau dijual dalam kegiatan perusahaan. Maka dari itu,
persediaan dalam perusahaan merupakan unsur yang paling lancar sebab tanpa
02 Persediaan yang dirujuk dala m paragraf 1 (c) diukur dengan nilai realisasi
bersih pada tahap produksi tertentu. Hal tersebut terjadi, misalnya, ketika hasil
pertanian telah dipanen atau hasil tambang telah ditambang dan penjualan
bila terdapat suatu pasar homogen dan risiko kegagalan pemasaran tidak
Menurut Stice dan Skousen (2012: 327): Persediaan merupakan salah satu
unsur yang paling reaktif dalam operasional perusahaan, yang secara kontinyu
diperoleh atau diproduksi dan dijual. Sebagian besar sumber daya perusahaan
dalam perhitungan harga pokok penjualan dan laba bersih. Harga pokok penjualan
dihitung dari nilai persediaan awal periode, ditambah pembelian dan biaya-biaya
yang terjadi, dikurangi persediaan pada akhir periode. Persediaan awal dan
persediaan akhir ini dilaporkan dalam laporan laba rugi, dan persediaan akhir
suatu periode secara otomatis akan menjadi persediaan awal periode berikutnya.
Kesalahan dalam menentukan posisi persediaan yang tepat akan menyebabkan
Tabel 2.1.
Pengaruh Kesalahan Persediaan Terhadap Laporan Laba Rugi
persediaan awal adalah kebalikan kesalahan yang sama pada kesalahan akhir.
Apabila terjadi pada kesalahan pada persediaan akhir dan kesalahan tersebut tidak
diperbaiki hingga sebelum akhir periode, maka akan membawa akibat sebaliknya
atas laba bersih tahun tersebut. Namun demikian, total laba bersih untuk kedua
tahun dan neraca pada akhir tahun kedua tersebut tidak akan keliru karena
Tabel 2.2.
Pengaruh Kesalahan Persediaan terhadap Neraca
Intern Persediaan Obat-Obatan pada Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru, maka
persediaan obat di Rumah Sakit Anak Astrini Wonogiri sudah efektif. Namun
Media Persada Manado. Hasil penelitian pada CV. Multi Media Persada
Manado atas pengendalian intern sudah baik, karena telah menerapkan unsur-
pencatatan manual serta menyediakan staf ahli dalam menilai kualitas barang
dagangan.
ini:
Tabel 2.3.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama / Variabel
Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tahun Penelitian
Rahayu, Analisis Sistem - Lin Hasil penelitian
dkk. (2016) Pengendalian Intern gkungan menunjukkan bahwa
ISSN: 2337 Persediaan Obat Di Pengendalian penerapan sistem
– 4349 Rumah Sakit Anak - Res pengendalian intern
Astrini Wonogiri iko persediaan obat di
Pengendalian Rumah Sakit Anak
- Ke Astrini Wonogiri sudah
giatan efektif. Namun
Pengendalian diketahui masih
- Inf terdapat kekurangan
ormasi Dan
yaitu belum adanya
Komunikasi
pemisahan tugas antara
- Pe
mantauan bagian pembelian dan
Pengendalian penerimaan obat
Intern. sehingga kemungkinan
terjadi kecurangan atau
kesalahan cukup besar.
e. Struktur organisasi
General Controls, mencakup kontrol terhadap akses, perangkat lunak, dan system
mencakup sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun untuk
maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas untuk asset, utang, dan
pelaporan keuangan.
internal sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi
2. Gangguan
3. Kolusi
sebagai berikut:
Gambar 2.1.
Kerangka Penelitian
Analisis
Lingkungan Resiko Kegiatan Informasi dan Pemantauan
Pengendalian Pengendalian Pengendalian Komunikasi Pengendalian
BAB III
METODE PENELITIAN
akuntansi sebanyak 12 orang dan keuangan 29 orang). dan bagian farmasi yang
berjumlah 60 orang. Pemilihan bagian ini karena bagian ini yang melakukan
random sampling yaitu pengambilan sampel sebagian dari jumlah populasi yang
ada. Jumlah populasi sebanyak 81 orang staf accounting, yang diambil hanya
sebanyak 10 responden terdiri dari 6 orang staf accounting yaitu bagian shift pagi
dan 4 orang staf parmasi di bagian administrasi apotik yang ada di rumah sakit
responden lain.
a. Data Kualitatif,
b. Data Kuantitatif,
yaitu data-data berbentuk angka yang diperoleh melalui daftar
data primer yaitu data yang terdiri dan data yang diambil langsung dan tempat
terlampir).
1) Dokumentasi
obat-obatan.
2) Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui:
5. Struktur organisasi
menghadapi risiko, yaitu dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada
dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis maupun non
bisnis.
Menurut Arens dkk (2015: 349), penilaian resiko dapat dilakukan dengan
memperhatikan indikator:
dipertimbangkan.
berbagai tujuan dan aplikasi pada berbagai tingkat organisasi atau fungsional
indikator:
keuangan.
5. Kebijakan dan prosedur pengamanan fisik telah ditetapkan,
terlibat.
bukti transaksi.
perusahaan.
dari :
1. Uraian tugas yang dibuat telah dikomunikasikan dan telah dipahami oleh
karyawan.
atasan langsungnya.
3.5.5. Pemantauan
sebagai berikut:
“Tidak”. Untuk jawaban “Ya” diberi bobot nilai = 1, sedangkan untuk jawaban
Dari hasil jawaban responden akan dinilai tiap variabel dengan interval
Interval Kriteria
0,00% – 19,99% Sangat Tidak Efektif
20,00% – 39,99% Tidak Efektif
40,00% – 59,99% Kurang Efektif
60,00% – 79,99% Efektif
80,00% – 100,00% Sangat Efektif
Sumber: (Riduwan, 2014: 47)
BAB IV
Rumah Sakit Awal Bros adalah rumah sakit swasta yang berlokasi dijalan
Jendral Sudirman No. 117 Pekanbaru. Ide didirikannya Rumah Sakit Awal Bros
Pekanbaru, bermula dari keinginan mulia tokoh masyarakat Riau yang juga
menginginkan agar Pekanbaru berdiri sebuah rumah sakit yang lengkap dengan
segala fasilitas kesehatannya dan didukung oleh sumber daya manusia yang
Diresmikan pada tanggal 29 Agustus 1998 oleh Gubernur Riau Bapak Soeripto.
Mempunyai luas bangunan 15.000 m2, terdiri dari gedung utama dan gedung
penunjang.
Saat ini RS Awal Bros Pekanbaru sudah memasuki usia 20 tahun dan telah
bangunan 33.000 M2 dan memiliki kapasitas tempat tidur mencapai 300 TT,
jumlah sumber daya manusia Triwulan III 2018 sebanyak 643 karyawan,
termasuk dokter umum sebanyak 16 orang. Dengan sumber daya manusia yang
cukup serta didukung oleh dokter spesialis dan dokter ahli tetap serta peralatan
dan teknologi yang canggih untuk mendukung pelayanan dan menjadi Rumah
Sakit Swasta terbesar di Sumatera dan menjadi prioritas utama bagi masyarakat
Pekanbaru khususnya dan masyarakat Riau umumnya untuk berobat ke rumah
sakit ini.
Rumah Sakit Awal Bros memiliki surat izin dari Dinas Kesehatan Provinsi
dengan 10 Mei 2018. Pada tahun 2002 Rumah Sakit Awal Bros telah berhasil
9001 versi 2000 dari United Kingdom Acreditation Scheme (UKAS) dan telah
Penuh Tingkat Lengkap (16 Pelayanan). Pada bulan Januari tahun 2012 Rumah
Sakit Awal Bros Pekanbaru Mock Survey untuk memperoleh sertifikat akreditasi
Sakit Awal Bros Pekanbaru masih dalam proses untuk memperoleh sertifikat JCI
“Memberikan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat, dan ramah oleh tenaga
profesional didukung fasilitas yang lengkap dan modern untuk terus menerus
Darurat (IRD), Instalasi Rawat Jalan (IRJ), Intensive Care Unit (ICU),
Intensive Cardiac Care Unit (ICCU), PICU, NICU, Instalasi Bedah Sental,
inap terdiri atas beberapa kelas meliputi President Suite, Junior Suite, VIP,
Kamar yang berisi 1 tempat tidur, kamar yang berisi 2 tempat tidur, kamar
yang berisi 3 tempat tidur, dan kamar yang berisi 4-5 tempat tidur. Juga
terdapat ruang perawatan Isolasi, Infant, Perinatologi, IMC, dan Stroke Center
dengan jumlah total tempat tidur sebanyak 181 TT dan saat ini RS Awal Bros
Hemodialisa, Inseminasi, klinik kulit dan estetika, dan unit terbaru yaitu
Catheterisasi Jantung.
7. Budaya Perusahaan
Kreativitas anggotanya
g. Bangga sebagai karyawan Rumah Sakit Awal Bros yang selalu peduli
terhadap kesehatan.
sub sistem yang saling tergantung atas kerja sama atas dasar pembagian kerja,
peran serta dan wewenang organisasi merupakan salah satu segi penting yang
efisien. Suatu struktue organisasi yang efektif adalah bila struktur tersebut
ataupun teknologi.
Selanjutnya bentuk organisasi yang baik akan tergantung pada situasi dan
kondisi dari tiap-tiap perusahaan dan juga tujuan yang ingin dicapai. Hal ini dari
Selain itu juga untuk mencapai efektifitas kerja dan pelaksanaan program-
program yang ada di Rumah Sakit Awal Bros, dan juga dalam upaya untuk
mewujudkan visi dan misi rumah sakit, menjadi jejaring pelayanan kesehatan/
Berikut ini dijelaskan uraian tugas dan wewenang, tanggung jawab, serta
kewajiban masing-masing bagian yang ada dalam Rumah Sakit Awal Bros
Pekanbaru.
bertanggung jawab terhadap pengolahan rumah sakit. Adapun uraian tugas yang
jawab dan wewenang yang diberikan dan ketentuan yang berlaku, dan
rumah sakit mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan, rencana kerja
tahunan dan anggran yang sudah disetujui oleh Dewan Penyantun dan
2. Sekretaris Direktur
appoinment direksi.
Wadir terkait.
ruangan.
sakit.
medis.
keluarganya.
medis.
tanggung jawabnya.
5. Manager Keperawatan
a. Mengelola, mengawasi dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral dan Unit Intensif dalam
kebutuhan.
keluarganya.
6. Manager Keuangan
paling baik.
tagihannya.
Business & Development untuk mencapai visi, misi dan tujuan rumah
sakit.
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidangnya agar berjalan lancer dan
fasilitas dan citra rumah sakit dalam bentuk brosur, seminar, ceramah
sakit.
9. QMR / SPI
mutu.
pelaksanaan audit.
b. Membuat rencana promosi yang akan dilakukan baik melalui media cetak
maupun elektronik.
c. Mendata wartawan desk kesehatan serta memiliki kontak person dari
setiap media.
d. Menjalin kerjasama dan hubungan yang baik dan harmonis dengan media.
yang sehat dan mendapatkan kesehatan yang layak dan pelayanan yang sangat
memuaskan. Maka Rumah Sakit Awal Bros akan tetap memberikan pelayanan
pelanggan.
senantiasa memberikan mutu pelayanan yang sama setiap jaringan rumah sakit
Sakit Awal Bros Pekanbaru tidak terlepas dari proses pembelian persediaan obat-
terpenting dalam suatu proses bisnis. Proses berjalannya suatu bisnis terutama rumah
intern persediaan obat di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru, penulis melakukan
adalah dasar untuk semua komponen lain dari pengendalian intern yang menyediakan
dalam keseluruhan sikap, kesadaran, dan tindakan dewan direksi, manajemen, dan
60
6
dianggap sebagai payung yang meliputi seluruh entitas dan menetapkan kerangka
obatan pada Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru, ruang lingkupnya meliputi:
e. Struktur organisasi
Tabel 5.1.
Tanggapan Responden Tentang Lingkungan Pengendalian dalam Sistem
Pengendalian Intern Persedaiaan Obat-Obatan Pada
Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru
Indikator
No. 1 2 3 4 5 6 Total
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 √ √ √ √ √ √ 4 2
2 √ √ √ √ √ √ 4 2
3 √ √ √ √ √ √ 3 3
4 √ √ √ √ √ √ 3 3
5 √ √ √ √ √ √ 2 4
6 √ √ √ √ √ √ 5 1
7 √ √ √ √ √ √ 4 2
8 √ √ √ √ √ √ 1 5
9 √ √ √ √ √ √ 5 1
10 √ √ √ √ √ √ 3 3
7/10 10/
Jlh 3/10 5/10 5/10 0 10 10/10 0 5/10 5/10 7/10 3/10 34 26
% 70% 30% 50% 50% 0% 100% 100% 0% 50% 50% 70% 30% 57% 43%
Sumber: Data Olahan, 2018
6
dapat diketahui bahwa untuk Indikator pertama yaitu “Dalam sistem pengendalian
intern Persedaiaan Obat-Obatan, dilakukan dengan integritas dan etika sesuai dengan
SOP”, diperoleh total skor sebesar 70%. Dengan demikian, indikator pertama dari
lingkungan pendalian dinilai efektif karena SOP yang diterapkan dalam sistem
demikian, dapat diketahui bahwa Indikator kedua dinyatakan kurang efektif. Upaya
dari Rumah Sakit Awal Bros untuk meningkatkan kompetensi karyawan masih
komisaris dan komite audit”, diperoleh total skor sebesar 0%. Dengan demikian,
dapat diketahui bahwa Indikator ketiga dinyatakan sangat tidak efektif. Di Rumah
Sakit Awal Bros Pekanbaru,tidak terdapat dewan komisaris dan komite audit.
yang terkait yaitu komite etika dan kepatuhan dan komite farmasi dan terapi.
skor sebesar 100%. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Indikator keempat
ketersediaan obat-obatan bagi pasien sedapat mungkin seluruh penyakit ada tersedia
Obatan”, diperoleh total skor sebesar 50%. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa
menjadi hal yang utama, hal yang utama adalah pelayanan kesehatan. Jadi struktur
organisasi yang dibuat oleh Rumah Sakit Awal Bros lebih mengutamakan pelayanan
yang efektif.
Persedaiaan Obat-Obatan sudah sesuai”, diperoleh total skor sebesar 70% yang
yang tersediaan dinilai efetkif. Sebab jumlah karyawan bagian farmasi sebanyak
60 orang dinilai sudah cukup dapat memenuhi pelayanan dalam persediaan obat-
obatan.
dalam system pengendalian intern Persedaiaan Obat-Obatan pada Rumah Sakit Awal
Bros Pekanbaru diperoleh tanggapan rata-rata hasil penelitian sebesar 57%. Dengan
Hal ini disebabkan karena dalam Rumah Sakit ini tidak terdapat bagian Dewan
komisaris dan Komite audit yang terlibat dalam sistem pengendalian intern
persediaan obat-obatan.
6
2. Penilaian Risiko.
ekonomi. Faktor internal diantaranya kompetisi karyawan, sifat dari aktivitas bisnis,
indikator:
dipertimbangkan.
Tabel 5.2.
Tanggapan Responden Tentang Risiko Pengendalian dalam Sistem
Pengendalian Intern Persedaiaan Obat-Obatan Pada
Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru
Indikator
No. 1 2 3 4 5 Total
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 √ √ √ √ √ 3 2
2 √ √ √ √ √ 4 1
3 √ √ √ √ √ 4 1
4 √ √ √ √ √ 3 2
5 √ √ √ √ √ 1 4
6 √ √ √ √ √ 5 0
7 √ √ √ √ √ 4 1
8 √ √ √ √ √ 1 4
9 √ √ √ √ √ 5 0
10 √ √ √ √ √ 3 2
Jlh 8/10 2/10 10/10 0 5/10 5/10 3/10 7/10 7/10 3/10 33 17
% 80% 10% 100% 0% 50% 50% 30% 70% 70% 30% 66% 34%
Sumber: Data Olahan, 2018
diketahui bahwa untuk Indikator pertama yaitu “Perencanaan yang dibuat sudah
berdasarkan Visi dan misi dari perusahaan”, diperoleh total skor sebesar 80%.
Dengan demikian, penilaian risiko dilihat dari perencanaan yang dibuat sudah
program dan kegiatan tahun-tahun sebelumnya”, diperoleh total skor sebesar 100%.
efektif. Rencana kerja yang dibuat oleh Rumah Sakit Umum sudah melalui evaluasi
diperoleh total skor sebesar 50%. Dengan demikian indikator ini tidak kurang efektif
karena perencanaan hanya dibuat berdasarkan data historis dari kendala yang terjadi
kualitatif dan kuantitatif”, diperoleh total skor sebesar 30%. Dengan demikian
dinyatakan tidak efektif. Sebab Rumah Sakit Awal Bros hanya melakukan
identifikasi resiko atas pengendalian intern obat-obatan dari sisi kuantitatif saja yaitu
jumlah obat.
demikian dinilai efektif. Sebab tiap tahun perusahaan melakukan evaluasi terhadap
program kerja termasuk pengendalian intern persediaan obat-obatan agar resiko dari
dinilai efektif. Dengan demikian, Rumah Sakit Awal Bros telah memperhatikan tiap
3. Aktivitas Pengendalian.
Pengendalian terhadap sistem informasi meliputi dua cara yaitu General Controls,
mencakup kontrol terhadap akses, perangkat lunak, dan system development dan
indikator:
12. Setiap Transaksi system pengendalian telah dicatat dalam laporan keuangan.
14. Aset berupa persedian periodik dihitung dan dibandingkan dengan catatan
15. Setiap transaksi telah dicatat dan setiap pencatatan dilakukan berdasarkan
bukti transaksi.
Indikator
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Total
Ya
Tida
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak k
1 √ √ √ √ √ √ √ √ 6 2
2 √ √ √ √ √ √ √ √ 6 2
3 √ √ √ √ √ √ √ √ 4 4
4 √ √ √ √ √ √ √ √ 4 4
5 √ √ √ √ √ √ √ √ 4 4
6 √ √ √ √ √ √ √ √ 6 2
7 √ √ √ √ √ √ √ √ 6 2
8 √ √ √ √ √ √ √ √ 4 4
9 √ √ √ √ √ √ √ √ 5 3
10 √ √ √ √ √ √ √ √ 5 3
Jlh 10/10 0/10 3/10 7/10 5/10 5/10 7/10 3/10 10/10 0/10 5/10 5/10 10/10 0/10 0/10 10/10 50 30
% 100% 0% 30% 70% 50% 50% 70% 30% 100% 0% 50% 50% 100% 0% 0% 100% 63% 38%
Sumber: Data Olahan, 2018
Berdasarkan tanggapan responden tentang aktivitas pengendlaian, maka dapat
diketahui bahwa untuk Indikator pertama yaitu “Struktur organisasi, tugas dan fungsi
telah dievaluasi secara periodic”, diperoleh total skor sebesar 100%. Dengan
total skor sebesar 30%. Dengan demikian, indikator kedua ini dinyatakan tidak
efektif. Hal ini dikarenakan untuk kelengkapan pencatatan atas obat-obatan hanya
kebutuhan. Seperti bagian keuangan dan akuntansi, keberadaan obat hanya dicatat
total skor sebesar 50%. Dengan demikian indikator ini dinyatakan kurang efektif.
pengawasan dalam penggunaannya hanya dilakukan oleh komite farmasi dan terapi,
dicatat dalam laporan keuangan”, diperoleh total skor sebesar 70%. Dengan demikian
dinyatakan efektif. Hal ini disebabkan setiap transaksi obat-obatan telah dilakukan
secara LAN (Local Area Network). Jadi setiap transaksi seluruh bagian yang terkait
60
7
terlibat”, diperoleh total skor sebesar 100%. Dengan demikian, dapat diketahui
bahwa Indikator kelima dinyatakan sangat efektif. Hal ini disebabkan pelaksanaan
kebijakan dan prosedur fisik sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
teliti”, diperoleh total skor sebesar 50%. Hal ini dinyatakan kurang efektif karena
setiap bulan terjadi selisih atas perhitungan fisik dan pencatatan yang ada dan telah
100%. Dengan demikian, indikator ini dinyatakan efektif karena setiap transaksi ada
Obatan”, diperoleh total skor sebesar 0%. Hal ini dinyatakan sangat tidak efektif
karena Rumah Sakit Awal Bros tidak melakukan pengembangan atas perangkat
system pengendalian intern Persedaiaan Obat-Obatan pada Rumah Sakit Awal Bros
Suatu sistem informasi terdiri dari infrastruktur (komponen fisik dan perangkat
keras), perangkat lunak, orang, prosedur (manual dan otomatis), dan data. Sistem
informasi yang relevan mencakup sistem akuntansi dan dari prosedur (baik otomatis
dan manual) dan catatan yang dibentuk untuk memiliki, mengotorisasi, merekam,
memproses dan melaporkan transaksi entitas dan memelihara akuntabilitas aset dan
pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual yang berkaitan dengan
pengendalian internal.
1. Uraian tugas yang dibuat telah dikomunikasikan dan telah dipahami oleh
karyawan.
2. Informasi dari sumber internal dan eksternal didapat dan disampaikan kepada
3. Informasi sudah disiapkan dalam bentuk rincian yang tepat sesuai dengan
atasan langsungnya.
Tabel 5.4.
Tanggapan Responden Tentang Informasi dan Komunikasi dalam Sistem
Pengendalian Intern Persedaiaan Obat-Obatan Pada
Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru
Indikator
No. 1 2 3 4 5 Total
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 √ √ √ √ √ 5 0
2 √ √ √ √ √ 3 2
3 √ √ √ √ √ 4 1
4 √ √ √ √ √ 3 2
5 √ √ √ √ √ 3 2
6 √ √ √ √ √ 4 1
7 √ √ √ √ √ 4 1
8 √ √ √ √ √ 3 2
9 √ √ √ √ √ 5 0
√
10 √ √ √ √ 3 2
Jlh 10/10 0/10 10/10 0 7/10 3/10 7/10 3/10 3/10 7/10 37 13
% 100% 0% 100% 0% 70% 30% 70% 30% 30% 70% 74% 26%
Sumber: Data Olahan, 2018
dapat diketahui bahwa untuk Indikator pertama yaitu “Uraian tugas yang dibuat telah
dikomunikasikan dan telah dipahami oleh karyawan”, diperoleh total skor sebesar
100%. Dengan demikian, indikator ini dinyatakan sangat efektif. Hal ini disebabkan
“Informasi dari sumber internal dan eksternal didapat dan disampaikan kepada
Pimpinan tepat waktu dalam rangka peningkatan kinerja”, diperoleh total skor
sebesar 100%. Dengan demikian, indikator ini dinyatakan sangat efektif karena
“Informasi sudah disiapkan dalam bentuk rincian yang tepat sesuai dengan keadaan
fisik dari Persedaiaan Obat-Obatan”, diperoleh total skor sebesar 70%. Dengan
sehubungan dengan keadaan fisik dari persediana obat-obatan sehingga setiap obat
atas selain melalui atasan langsungnya”, diperoleh total skor sebesar 70%. Hal ini
rumah sakit ini, karyawan dapat langsung berkomuniksi dengan atasan tanpa mesti
sampai ke seluruh bagian dalam perusahaan”, diperoleh total skor sebesar 30%. Hal
ini dinyatakan tidak efektif karena tidak semua bagian yang ada dalam Rumah Sakit
Awal Bros diperoleh tanggapan rata-rata hasil penelitian sebesar 74%. Dengan
demikian, informasi dan komunikasi telah berjalan sebagai mana ketentuan yang
berlaku.
5. Pemantauan
bahwa tujuan entitas akan tercapai, manajemen harus memantau pengendalian untuk
menentukan apakah mereka beroprasi secara efektif. Karena risiko berubah seiring
sebagai berikut:
Tabel 5.5.
Tanggapan Responden Tentang Pemantauan Pengendalian dalam Sistem
Pengendalian Intern Persedaiaan Obat-Obatan Pada
Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru
Indikator
No. 1 2 3 4 5 Total
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 √ √ √ √ √ 5 0
2 √ √ √ √ √ 4 1
3 √ √ √ √ √ 4 1
4 √ √ √ √ √ 4 1
5 √ √ √ √ √ 5 0
6 √ √ √ √ √ 4 1
7 √ √ √ √ √ 4 1
8 √ √ √ √ √ 4 1
9 √ √ √ √ √ 5 0
10 √ √ √ √ √ 4 1
Jlh 10/10 0/10 10/10 0 10/10 0 10/10 0 3/10 7/10 43 7
% 100% 0% 100% 0% 100% 0% 100% 0% 30% 70% 86% 14%
Sumber: Data Olahan, 2018
7
dapat diketahui bahwa untuk Indikator pertama yaitu “Sudah dilakukan evaluasi
dinyatakan sangat efektif karena setiap bulan dilakukan evaluasi terhadap persediaan
obat-obatan.
skor sebesar 100%. Dengan demikian, dinyatakan sangat efektif karena setiap
melakukan evaluasi dan jika ditemukan kelemahan akan dilakukan perbaikan dengan
yaitu “Dilakukan supervisi terhadap tiap tugas dan fungsi oleh atasan langsung”,
diperoleh total skor sebesar 100%. Dengan demikian, dinyatakan sangat efektif
karena tiap bagian atau divisi memiliki kepala bagian yang bertindak sebagai
diperoleh total skor sebesar 100%. Dengan demikian, dinyatakan sangat efektif
karena laporan untuk kegiatan pelaksanaan kegiatan terus dilakukan. Dalam bagian
farmasi, kegiatan utamanya adalah melaporkan keberadaan obat baik yang masuk
independen dan melapor langsung ke Direktur Utama”, diperoleh total skor sebesar
7
30%. Dengan demikian, dinyatakan tidak efektif karena dalam struktur organisasi
Rumah Sakit Awal Bros tidak terdapat aparat pengawasan intern. Jadi laporan
dilakukan oleh kepada Divisi Farmasi melalui komite farmasi dan terapi untuk
system pengendalian intern Persedaiaan Obat-Obatan pada Rumah Sakit Awal Bros
diperoleh tanggapan rata-rata hasil penelitian sebesar 86% yang berarti pemantauan
5.2. Pembahasan
persediaan obat-obatan pada Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru, dibahas tentang
dapat diketahui bahwa untuk Indikator pertama yaitu “Dalam sistem pengendalian
intern Persedaiaan Obat-Obatan, dilakukan dengan integritas dan etika sesuai dengan
SOP”, diperoleh total skor sebesar 70%. Dengan demikian, indikator pertama dari
lingkungan pendalian dinilai efektif karena SOP yang diterapkan dalam sistem
Menurut Rumah Sakit Awal Bros, karyawan yang bertugas bagian farmasi
koordinator penunjang medik yang salah satunya adalah Kasubbag Farmasi dan Ka.
Unit Farmasi. Karyawan bekerja sesuai dengan etika dan peraturan yang ditetapkan
dilakukan dengan integritas dan etika sesuai dengan SOP pada Rumah Sakit Awal
Bros adalah pada ”Permintaan Obat Dan Alat Kesehatan Stok Ruangan Ke Gudang
Farmasi”. Dalam rumah sakit ini menerapkan SOP sebagai mana terlampir, bertujuan
yaitu: 1. Sebagai acuan bagi perawat ruangan untuk meminta obat dan alat kesehatan
Sehubungan dengan SOP ini, maka prosedur Permintaan Obat Dan Alat
berikut:
6. Mutasi item yang telah diinput kemudian diprint dan disatukan dengan formulir
Berdasarkan penerapan yang dilakuan Rumah Sakit Awal Bros, maka “Dalam
Menurut teori, integritas etika merupakan standar etika dan sikap suatu entitas,
untuk menilai seberapa baik hal tersebut dikomunikasikan dan diterapkan. Integritas
mengurangi godaan yang dapat mendorong personil untuk terlibat dalam tindakan
atau prilaku yang tidak jujur, ilegal dan tidak etis. Selain itu intergritas dan nilai etika
juga mencangkup tentang komunikasi mengenai nilai yang dianut entitas dan standar
prilaku terhadap setiap personil melalui pernyataan kebijakan, kode etik dan melalui
contoh. Suatu entitas perlu menentukan standar etika dan perilaku yang
demikian, dapat diketahui bahwa Indikator kedua dinyatakan kurang efektif. Upaya
dari Rumah Sakit Awal Bros untuk meningkatkan kompetensi karyawan masih
Menurut pihak rumah sakit, kompetensi karyawan dalam hal obat-obatan tidak
yang bertugas pada bagian farmasi sudah sangat berkompeten karena kriteria yang
ditetapkan pihak rumah sakit untuk bagian ini minimal tamatan SAA (Sekolah
Analisis Apoteker). Dengan kriteria ini, maka pihak rumah sakit tidak melakukan
peningkatan kompetensi melalui hal lainnya. Maka dari itu, tanggapan reponden
diperlukan.
8
diperoleh total skor sebesar 0%. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Indikator
ketiga dinyatakan sangat tidak efektif. Di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru,tidak
terdapat dewan komisaris dan komite audit. Sehubungan dengan pengendalian intern
persediaan obat-obatan terdapat 2 komite yang terkait yaitu komite etika dan
komisaris dan komite audit. Dalam struktur organisasi rumah sakit hanya menyajikan
dewan pengawas yang bertanggung jawab untuk mengawasi kegiatan rumah sakit
secara umum. Dan dawan komite etika dan kepatuhan dan komite farmasi dan terapi.
dilaksanakan di rumah sakit ini sepenuhnya diawasi bagian keuangan dan akuntansi
Menurut teori, tanggung jawab utama dari dewan direksi, komisaris atau komite
etika dan kepatuhan adalah untuk meyakinkan bahwa manajemen telah melakukan
pengendalian internal dan proses pelaporan keuangan yang tepat. Partisipasi dewan
direksi dan komisaris atau komite audit sangat lah penting demi terciptanya tata
kelola perusahaan yang baik. Dewan direksi dan komite etika dan kepatuhan harus
mengambil tanggung jawab dengan serius dan secara aktif mengawasi akuntansi
perusahaan”, diperoleh total skor sebesar 100%. Dengan demikian, dapat diketahui
bahwa Indikator keempat dinyatakan sangat efektif. Hal ini disebabkan perusahaan
Obatan memperhatikan filosofi manajemen dan jenis operasi perusahaan” telah kita
rumah sakit yang tidak terlepas dari obat-obatan. Jadi persediaan obat-obatan
merupakan satu kesatuan dengan jenis operasi perusahaan yang harus diperhatikan
pasien.
Menurut teori, filosofi manajemen dan gaya operasional secara signifikan dapat
mengambil dan memantau risiko usaha dan sikap manajemen terhadap pengolahan
informasi.
5. Struktur organisasi
pada masalah sistem pengendalian intern persediaan obat-obatan bukan menjadi hal
yang utama, hal yang utama adalah pelayanan kesehatan. Jadi struktur organisasi
yang dibuat oleh Rumah Sakit Awal Bros lebih mengutamakan pelayanan yang
efektif.
kegiatan entitas untuk mencapai tujuan entitas yang luas telah direncanakan,
Aspek pengendalian internal yang paling penting adalah personil (SDM). Jika
karyawan kompeten dan dapat dipercaya pengendalian lain dapat ditiadakan, dan
laporan keuangan yang andal dapat dihasilkan. Orang-orang yang jujur dan efisien
mampu bekerja dengan kinerja yang sangat baik meskipun hanya dengan sedikit
8
pengendalian. Jika personil tidak dapat dipercaya dan tidak jujur dapat membuat
Penting nya personil yang kompeten dan dapat dipercaya dalam memberikan
total skor sebesar 70% yang berarti system pengendalian intern terhadap sehubungan
dengan jumlah karyawan yang tersediaan dinilai efetkif. Sebab jumlah karyawan
bagian farmasi sebanyak 60 orang dinilai sudah cukup dapat memenuhi pelayanan
bertugas dalam Persedaiaan Obat-Obatan sudah sesuai” telah terlaksana. Sebab kita
mempunya bagian farmasi. Dibawah bagian farmasi terdapat unit farmasi. Dengan
system pengendalian intern terhadap persediaan obat-obatan yang ada di rumah sakit
ini. Dengan jumlah karyawan yang terdapat di rumah sakit ini sebanyak 60 orang,
Menurut teori, Entitas harus memiliki kebijakan personel yang sehat untuk
dalam system pengendalian intern Persedaiaan Obat-Obatan pada Rumah Sakit Awal
Bros Pekanbaru diperoleh tanggapan rata-rata hasil penelitian sebesar 57%. Dengan
Hal ini disebabkan karena dalam Rumah Sakit ini tidak terdapat bagian Dewan
komisaris dan Komite audit yang terlibat dalam sistem pengendalian intern
persediaan obat-obatan.
Penilaian risiko adalah semua organisasi menghadapi risiko, yaitu dalam kondisi
apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang
berkaitan dengan bisnis maupun non bisnis. Penilaian risiko adalah semuan entitas-
besar atau kecil, berorientasi pada laba maupun nirlaba, jasa atau manufaktur-akan
menyebabkan dalah saji dalam laporan keuangan entitas. Oleh karena itu, penilaian
identifikasi, analisis, dan manajemen risiko entitas yang relevan dengan penyusunan
laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang
belaku umum. Proses penilaian risiko entitas harus memperlihatkan keadaan serta
kejadian internal dan eksternal yang dapat sangat mempengaruhinya dalam mencatat,
diketahui bahwa untuk Indikator pertama yaitu “Perencanaan yang dibuat sudah
berdasarkan Visi dan misi dari perusahaan”, diperoleh total skor sebesar 80%.
Dengan demikian, penilaian risiko dilihat dari perencanaan yang dibuat sudah
Dari visi dan misi rumah sakit, hampir seluruhnya dapat tercapai. Makanya
Menurut teori, dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan serta
wajib menerapkan setiap unsur dari Sistem Pengendalian Intern. Untuk memenuhi
keadaan yang terus berubah perlu dilakukan pemantauan secara terus menerus
terhadap Sistem Pengendalian Intern. Perencanana visi dan misi perusahaan salah
satu penilaian risiko dalam system pengendalian intern sebab jika visi dan misi
operasional.
8
mencapai tujuannya. Untuk memperkecil resiko yang terjadi dalam aktivitas suatu
sebesar 100%. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Indikator kedua dinyatakan
sangat efektif. Rencana kerja yang dibuat oleh Rumah Sakit Umum sudah melalui
Sebagai rumah sakit yang berskala besar, masalah penyusunan program kegiatan
tiap tahun merupakan hal yang harus dilakukan tiap divisi. Dengan adanya
penyusunan program kegiatan, maka dapat dilakukan evaluasi tiap periode atas
proram yang telah dilaksanakan, dan yang belum dilaksanakan serta kendala apa
yang diperoleh dalam pelaksanaan program tersebut. Secara berkala evaluasi terus
sumber daya yang tersedia”, diperoleh total skor sebesar 50%. Dengan demikian
indikator ini kurang efektif karena perencanaan hanya dibuat berdasarkan data
historis dari kendala yang terjadi tetapi tidak memperhatikan jumlah karyawan yang
Menurut responden, perencanaan yang disusun pihak rumah sakit tidak perna
membahas tentang pertimbangan sumber daya manusia yang ada. Pihak rumah sakit
beranggapan bahwa karyawan yang ada sudah berkompeten untuk melakukan setiap
program kerja yang akan direncana. Jadi tidak perlu dilakukan pertimbangan atas
saat karyawan tersebut melamar menjadi karyawan di rumah sakit ini, pihak rumah
sakit sudah mengetahui latar belakang pendidikan dan kemampuan akademis dari
karyawan tersebut. Selain itu, setiap tahun pihak rumah sakit melakukan penilaian
atas kinerja tiap karyawan. Dengan demikian, pihak rumah sakit sudah mengetahui
Menurut teori, penilaian risiko harus dilakukan karena resiko dapat berasal dari
dalam atau luar perusahaan. Resiko yang berasal dari luar perusahaan mempengaruhi
perusahaan secara keseluruhan, yang termasuk didalam resiko ini adalah tantangan
peraturan pemerintah, dan bencana alam. Resiko yang berasal dari dalam perusahaan
berkaitan dengan aktivitas tertentu didalam organisasi misalnya karyawan yang tidak
8
terlatih, karyawan yang tidak memiliki motivasi, atau perubahan dalam tanggung
jawab manajemen.
dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif”, diperoleh total skor sebesar
30%. Dengan demikian dinyatakan tidak efektif. Sebab Rumah Sakit Awal Bros
hanya melakukan identifikasi resiko atas pengendalian intern obat-obatan dari sisi
Menurut pihak rumah sakit, tidak semua risiko yang terjadi harus dilakukan
intern persediaan obat-obatan, rumah sakit awal bros hanya menggunakan metode
jumlah fisik dari persediaan tanpa harus melakukan wawancara dengan tiap
dipertimbangkan.
total skor sebesar 70%. Dengan demikian dinilai efektif. Sebab tiap tahun perusahaan
Menurut pihak rumah sakit, “risiko yang diambil untuk kebutuhan perusahaan
obatan jika terjadi kekurangan persediaan saat pasien membutuhkan atau terjadinya
salah pemberian resep obat. Perusahaan sudah melakukan pertimbangan atas resiko
tersebut yang tidak tertutup kemungkinan dapat terjadi. Dengan berpedoman pada
SOP setiap transaksi yang berhubungan dengan obat-obatan yang telah ditetapkan
terjadinya. Maka dari itu, perusahaan menyatakan indikator ini dinilai efektif.
Menurut teori risiko itu sendiri dipahami sebagai suatu kemungkinan bahwa
suatu peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi pencapaian tujuan entitas, dan risiko
terhadap pencapaian seluruh tujuan dari entitas ini dianggap relatif terhadap toleransi
dinilai efektif. Dengan demikian, Rumah Sakit Awal Bros telah memperhatikan tiap
diketahui bahwa untuk Indikator pertama yaitu “Struktur organisasi, tugas dan fungsi
telah dievaluasi secara periodic”, diperoleh total skor sebesar 100% yang berarti
sangat efektif Dengan demikian dapat diketahui bahwa indikator pertama dalam
Menurut Rumah Sakit Awal Bros, ”Struktur organisasi, tugas dan fungsi telah
dievaluasi secara periodic”. Untuk struktur organiasi itu sendiri bersifat tetap, paling
yang berganti adalah orang-orang yang menjabat di bagian tertentu. Tetapi, untuk
tugas dan fungsi terus dilakukan evaluasi karena rumah sakit ini melakukan penilaian
kinerja karyawan secara periodik. Seluruh karyawan baik administrasi maupun medis
telah dilakukan penilaian kinerja dengan metode balance score card. Dengan
Menurut teori, sebuah system akuntansi yang kuat harus memiliki pengendalian
yang secara mandiri memeriksa kinerja individual atau proses dalam system sesuai
bagian dan setiap karyawan yang terlibat dalam system pengendalian intern dalam
9
rumah sakit harus dilakukan penilaian kinerja. Hal ini dimaksudkan agar dapat
Indikator kedua yaitu “Catatan Persedaiaan Obat-Obatan telah lengkap untuk seluruh
divisi”, diperoleh total skor sebesar 30%. Dengan demikian, indikator kedua ini
dinyatakan tidak efektif. Hal ini dikarenakan untuk kelengkapan pencatatan atas
obat-obatan hanya ada di divisi farmasi sedangkan di divisi lain pencatatan dilakukan
untuk seluruh divisi” itu hanya untuk divisi yang terkait sesuai dengan SOP dalam
transaksi yang ditetapkan rumah sakit. Seperti SOP “Permintaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, Dan Bahan Medis Habis Pakai Dari Satelit Farmasi Ke Gudang
Farmasi”. Dalam SOP, tidak semua bagian terlibat, hanya unit farmasi yang terlibat
dalam SOP ini. Dengan demikian, maka untuk “Catatan Persedaiaan Obat-Obatan
telah lengkap untuk seluruh divisi” dinyatakan tidak efektif karena rumah sakit awal
bros tidak melibatkan seluruh divisi yang ada dalam pencatatan obat-obatan.
kebijakan yang didesain oleh manajemen untuk memberi jaminan yang memadai atas
dan peraturan lain. Dengan demikian, penerapan system pengendalian bukan hanya
9
dalam satu bidang dalam perusahaan, tetapi untuk seluruh divisi yang terdapat dalam
perusahaan.
Obat-Obatan”, diperoleh total skor sebesar 50%. Dengan demikian indikator ini
obatan karena bagian farmasi merupakan bagian yang mengetahui tentang obat-
terhadap persediaan obat-obatan yaitu komite farmasi dan terapi. Lingkup rumah
dalam hal-hal tertentu. Oleh karena itu sangat diperlukan suatu sistem
9
keuangan.
Persedaiaan Obat-Obatan telah dicatat dalam laporan keuangan”, diperoleh total skor
sebesar 70%. Dengan demikian dinyatakan efektif. Hal ini disebabkan setiap
transaksi obat-obatan telah dilakukan secara LAN (Local Area Network). Jadi setiap
transaksi seluruh bagian yang terkait akan secara otomatis mendapat laporannya.
Menurut rumah sakit awal bros, “Setiap Transaksi Persedaiaan Obat-Obatan telah
dicatat dalam laporan keuangan” itu dilakukan secara otomatis. Setiap transaksi akan
diproses melalui komputerisasi dan manual. Dengan system yang digunakan secara
otomotis seluruh laporan akan tercatat dalam laporan keuangan. Maka dari itu,
tengah tahun, tahunan. Fungsi internal audit akan sangat membantu terhadap laporan
tersebut agar dapat dipercaya. Pengendalian dalam arti sempit disamakan dengan
internal check yang merupakan prosedur mekanis dan secara otomotis dapat saling
memriksa ketelitian dan pencatatan data akutansi yang dilakukan oleh suatu bagian
terlibat.
keseluruh karyawan yang terlibat”, diperoleh total skor sebesar 100%. Dengan
demikian, dapat diketahui bahwa Indikator kelima dinyatakan sangat efektif. Hal ini
disebabkan pelaksanaan kebijakan dan prosedur fisik sudah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Menurut Rumah Sakit Awal Bros, seluruh transaksi yang berkaitan dengan obat-
pengamanan fisik telah ditetapkan sebagai mana mestinya karena dalam SOP
meliputi semua metode dan ukuran yang ditetapkan dalam perusahaan dengan tujuan
dilaksanakan dan dipatuhi oleh setiap orang yang ada dalam organisasi, pihak
mudah bagi manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan baik jangka pendek
perbedaan diperiksa secara teliti”, diperoleh total skor sebesar 50%. Hal ini
dinyatakan kurang efektif karena setiap bulan terjadi selisih atas perhitungan fisik
dan pencatatan yang ada dan telah diteliti tetapi pada bulan berikutnya masih saja
terjadi selisih.
Menurut Pihak Rumah Sakit Awal Bros, “Aset berupa persedian periodik
diperiksa secara teliti”, hal ini telah dilaksanakan meskipun hasilnya masih kurang
efektif. Kenapa kurang efektif, karena sampai saat ini, tiap bulan masih terjadi selisih
atas pencatatan persediaan obat dengan jumlah fisik dari persediaan obat-obatan yang
ada. Salah satu factor pemicu terjadinya selisih akibat dari pembulatan nilai nominal
obat dan banyaknya jumlah obat yang terdapat di rumah sakit ini.
Meskipun terjadi selisih setiap bulannya, kita tidak menganggap suatu masalah
yang serius karena selisih ini terjadi bukan karena obat itu hilang atau disalah
gunakan tetapi karena terjadinya kekeliruan dalam pencatan bagian yang terlibat
Menurut teori, mengamankan harta milik perusahaan dalam arti luas meliputi
ukuran yang digunakan manajemen untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan
menjaga kesalahan adminsitratif yang tidak di sengaja, misalnya salah perkalian atau
bukti transaksi.
telah dicatat dan setiap pencatatan dilakukan berdasarkan bukti transaksi”, diperoleh
total skor sebesar 100%. Dengan demikian, indikator ini dinyatakan efektif karena
Menurut rumah sakit awal bros, penerapan “Setiap transaksi telah dicatat dan
setiap pencatatan dilakukan berdasarkan bukti transaksi” telah efektif sesuai dengan
metode dan prosedur, serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan aktiva dan
prinsip akutansi yang umumnya diterima atau kriteria lain yang perlu
aktiva yang ada setiap waktu tertentu dan diambil tindakan yang perlu bila
ada perbedaan.
dengan Persedaiaan Obat-Obatan”, diperoleh total skor sebesar 0%. Hal ini
dinyatakan sangat tidak efektif karena Rumah Sakit Awal Bros tidak melakukan
persediaan obat-obatan.
dan perubahan perangkat lunak aplikasi yang berhubungan dengan Persedaiaan Obat-
Obatan” memang jarang kita perhatikan. Hal ini disebabkan sudah ada bagian IT
yang melakukan pengawasan atas kelayanan program atau software yang kita
gunakan. Jika masih dinilai wajar dan efektif, maka tidak dilakukan perubahan.
system pengendalian intern Persedaiaan Obat-Obatan pada Rumah Sakit Awal Bros
Menurut teori, perangkat lunak adalah seluruh perintah yang digunakan untuk
memproses informasi. Perangkat lunak dapat berupa program atau prosedur. Program
9
adalah kumpulan perintah yang dimengerti oleh komputer sedangkan prosedur adalah
merupakan data elektronik yang disimpan sedemikian rupa oleh komputer itu sendiri,
data yang disimpan ini dapat berupa program atau instruksi yang akan dijalankan
1. Uraian tugas yang dibuat telah dikomunikasikan dan telah dipahami oleh
karyawan.
dapat diketahui bahwa untuk Indikator pertama yaitu “Uraian tugas yang dibuat telah
dikomunikasikan dan telah dipahami oleh karyawan”, diperoleh total skor sebesar
100%. Dengan demikian, indikator ini dinyatakan sangat efektif. Hal ini disebabkan
Menurut Rumah Sakit Awal Bros menyatakan bahwa “Uraian tugas yang dibuat
sebagai mana mestinya dengan tujuan agar karyawan mengetahui tunga dan
tanggung jawabnya dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini dilakukan secara berkala
sebab terjadinya perubahan jabatan menyebabkan uraian tugasd akan berubah dan
personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka
berkaitan den gan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar
yang lebih tinggi dalam entitas. Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi, dan
pelaporan keuangan, daftar akun, dan memo juga merupakan bagian dari komponen
dalam setiap melaksanakan evaluasi. Kualitas informasi yang dihasilkan dari system
yang andal. Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan
keuangan.
Indikator kedua yaitu “Informasi dari sumber internal dan eksternal didapat dan
diperoleh total skor sebesar 100%. Dengan demikian, indikator ini dinyatakan sangat
Menurut rumah sakit, setiap informasi yang ada dalam rumah sakit ini selalu
disampaikan kepada pimpimpinan baik itu informasi yang bernilaia positif maupun
negative semua disampaikan kepada pimpinan jika berhubungan dengan rumah sakit.
Hal ini dimaksudkan agar informasi yang ada dapat dijadikan sebagai data atau
Menurut teori, informasi sangat penting bagi setiap entitas untuk melaksankan
tujuannya. Informasi yang diperlukan manajemen adalah informasi yang relevan dan
berkualitas baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal dan informasi
internal.
3. Informasi sudah disiapkan dalam bentuk rincian yang tepat sesuai dengan
Indikator ketiga yaitu “Informasi sudah disiapkan dalam bentuk rincian yang tepat
sesuai dengan keadaan fisik dari Persedaiaan Obat-Obatan”, diperoleh total skor
sebesar 70%. Dengan demikian dinyatakan efektif sebab informasi terus disampaikan
1
secara rinci sehubungan dengan keadaan fisik dari persediana obat-obatan sehingga
Menurut pihak rumah sakit, masalah “Informasi sudah disiapkan dalam bentuk
rincian yang tepat sesuai dengan keadaan fisik dari Persedaiaan Obat-Obatan” harus
disampaikan secara berkala. Hal ini berkaitan dengan obat yang diupayakan untuk
penyembuhan orang. Jadi obat tersebut harus dicek keberadaan fisiknya benar-benar
obat yang bagus yang diberikan kepada pasien. Dengan informasi ini, jadi
persediaan obat-obatan.
Menurut teori, ada 3 (tiga) prinsip yang mendukung komponen informasi dan
internal.
atasan langsungnya.
melakukan tugas dan aktifitas mereka guna mencapai tujuan bersama. Di dalam
yang dilakukan oleh pimpinan menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
organisasi.
total skor sebesar 70%. Hal ini dinyatakan efektif karena karyawan dapat
berkominikasi langsung dengan atasan. Di rumah sakit ini, karyawan dapat langsung
Menurut pihak rumah sakit, dalam hal kominikasi kita terapkan tidak ada jarak
antara pimpinan dengan bawahan. Apa lagi dalam rumah sakit ini, kita rutin
Berdasarkan teori, Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah
organisasi. Tanpa adanya jalinan komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi
maka besar kemungkinan semua kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi tersebut
tidak akan terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kemampuan
dalam berkomunikasi yang baik akan sangat membantu segala kegiatan yang ada
pemimpin harus mampu mendiagnosis situasi saat sekarang dan apa yang diharapkan
1
pada masa yang akan datang, mampu menyesuaikan perilakunya dengan lingkungan,
serta dapat menyampaikan pesan-pesan agar dapat dipahami orang lain dengan baik
dan jelas.
diperoleh total skor sebesar 30%. Hal ini dinyatakan tidak efektif karena tidak semua
bagian yang ada dalam Rumah Sakit Awal Bros berkompeten untuk mengetahui
kita sampaikan kepada seluruh divisi yang ada di rumah sakit ini. Informasi hanya
persediaan obat-obatan.
science). Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara
tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam sistem
Dengan demikian, ada informasi tertentu yang harus disampaikan kepada seluruh
Awal Bros diperoleh tanggapan rata-rata hasil penelitian sebesar 74%. Dengan
demikian, informasi dan komunikasi telah berjalan sebagai mana ketentuan yang
berlaku.
bahwa tujuan entitas akan tercapai, manajemen harus memantau pengendalian untuk
menentukan apakah mereka beroprasi secara efektif. Karena risiko berubah seiring
dapat diketahui bahwa untuk Indikator pertama yaitu “Sudah dilakukan evaluasi
dinyatakan sangat efektif karena setiap bulan dilakukan evaluasi terhadap persediaan
obat-obatan.
Menurut pihak rumah sakit, masalah evaluasi terus dilakukan untuk kemajuan
dari rumah sakit karena dengan evaluasi yang dilakukan, kita dapat menemukan
ke dalam proses bisnis pada tingkat yang berbeda dari entitas guna menyajikan
informasi yang tepat waktu. Evaluasi terpisah dilakukan secara periodik, akan
bervariasi dalam lingkup dan frekuensi tergantung pada penilaian risiko, efektivitas
lembaga-lembaga pembuat standar yang diakui atau manajemen dan dewan direksi,
sangat efektif karena setiap melakukan evaluasi dan jika ditemukan kelemahan akan
dilakukan perbaikan dengan alasan agar kelemahan tersebut tidak terjadi kembali di
periode berikutnya.
Menurut pihak rumah sakit, evaluasi akan kita lakukan secara berkala untuk
mengetahui kelemahan dan kekuatan dari sistem pengendalian yang telah diterapkan
Menurut teori, mengingat tingginya tingkat kebutuhan akan barang farmasi dan
medis di rumah sakit, terutama obat-obatan dan mengingat transaksi penjualan obat
sistem yang mampu mendukung kegiatan pengadaan dan pengeluaran obat yang
persediaan obat sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
yang saling berhubungan yaitu aktivitas penyediaan dan pengeluaran barang yang
harus diamati.
biasanya terjadi pada proses aplikasi data seperti kesalahan dalam memasukkan jenis
1
barang atau kesalahan dalam memasukkan kode barang. Sedangkan yang paling
kritis adalah apabila kesalahan terjadi karena faktor kesengajaan yang berupa
perusahaan.
Indikator ketiga yaitu “Dilakukan supervisi terhadap tiap tugas dan fungsi oleh atasan
langsung”, diperoleh total skor sebesar 100%. Dengan demikian, dinyatakan sangat
efektif karena tiap bagian atau divisi memiliki kepala bagian yang bertindak sebagai
Menurut pihak rumah sakit, “Dilakukan supervisi terhadap tiap tugas dan fungsi
oleh atasan langsung” berjalan secara efektif karena semuanya telah dilakukan sesuai
dengan ketentuan.
Menurut teori, supervisi adalah istilah yang akrab kita dengar sehari-hari. Dalam
dunia kerja, jabatan supervisi seringkali diartikan sebagai jabatan yang berada di atas
karyawan biasa, namun masih lebih rendah daripada jabatan “bos”. Kata supervisi
dari bahasa Inggris supervision. Super berarti di atas, sedangkan vision berarti
pengelihatan/ melihat. Jika diartikan secara bebas, maka supervision dapat pula
setiap pelaksanaan kegiatan”, diperoleh total skor sebesar 100%. Dengan demikian,
dinyatakan sangat efektif karena laporan untuk kegiatan pelaksanaan kegiatan terus
1
Menurut pihak rumah sakit, “Dibuat laporan untuk setiap pelaksanaan kegiatan”
berjalan secara efektif karena tiap periode, tiap divisi yang ada di rumah sakit akan
mengajukan laporan untuk dapat dievaluasi atas pelaksanaan tugas dan tanggung
Menurut teori, sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu set sumber daya
manusia dan modal dalam suatu organisasi yang bertugas untuk menyediakan
informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan
Menurut teori, Satuan Pengawasan Intern (SPI) adalah penyelenggara salah satu
intern Rumah Sakit. Sebenarnya makna pengawasan ini meliputi semua kegiatan baik
yang bersifat medis maupun non me dis/administratif, namun karena untuk hal-hal
yang bersifat medis tehnis sudah ditangani oleh Komite Medik, maka tugas atau
diperoleh total skor sebesar 30%. Dengan demikian, dinyatakan tidak efektif karena
dalam struktur organisasi Rumah Sakit Awal Bros tidak terdapat aparat pengawasan
intern. Jadi laporan dilakukan oleh kepada Divisi Farmasi melalui komite farmasi
efektif karena tidak semua karyawan mengetahui pelaksaana kerja dari aparat
system pengendalian intern Persedaiaan Obat-Obatan pada Rumah Sakit Awal Bros
diperoleh tanggapan rata-rata hasil penelitian sebesar 86% yang berarti pemantauan
BAB VI
6.1. Kesimpulan
persediaan obat pada Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru, maka penulis dapat
intern persediaan obat-obatan pada Rumah Sakit Awal Bros diperoleh hasil
6.2. Saran
bagian instalasi farmasi Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru, yang mungkin
intern atas persediaan obat. Adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis
adalah:
2. Bagi pemilik modal atau investor atau dewan pemegang saham di Rumah Sakit
di rumah sakit ini. Keberadaan komite audit sangat dibutuhkan dalam melakukan
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar dapat mengkaji lebih lanjut tentang
sistem pengendalian intern bukan hanya pada persediaan obat-obatan tetapi juga
pada persediaan alat kesehatan dan pada aspek lain yang menjadi satu kesatuan