5
OBJEKTIF :
1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Mengenai Konsep Hubungan Perubahan Harga
Jual, Biaya, Volume Penjualan Terhadap Perubahan Laba
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Mengenai Manfaat Analisis Cost – Profit –
Volume
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Mengenai Perhitungan Break Event Point (BEP)
4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Mengenai Perhitungan Margin Of Safety (MoS)
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Mengenai Perhitungan Shut Down Point
6. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Mengenai Perhitungan Degree of Operating
Leverage
7. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Mengenai Dampak Perubahan Harga Jual,
Volume Penjualan dan Biaya pada BEP
potensial yang dapat terdiri dari kelompok pembeli selama jangka waktu
tertentu.
Analisis biaya – laba - volume (Cost – Profit - Volume) memperkirakan
bagaimana biaya (baik biaya variabel maupun tetap), volume penjualan dan
harga mempengaruhi laba perusahaan. CPV (Cost – Profit - Volume) adalah
alat yang sangat baik untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.
Analisis biaya – laba - volume adalah pemeriksaan bagaimana jumlah
pendapatan dan jumlah biaya berubah seiring dengan perubahan volume
penjualan. Pemahaman mengenai konsep biaya, laba dan volume dapat
digunakan oleh manajemen sebagai dasar untuk merencanakan komposisi
tingkat biaya, volume dan laba yang menguntungkan.
Analisis CPV dapat mengarahkan banyak permasalahan lainnya,
termasuk:
1. Jumlah unit yang harus terjual untuk memperoleh titik impas
2. Pengaruh dari pengurangan biaya tetap pada titik impas
3. Pengaruh dari peningkatan laba
Analisis CPV juga mempermudah para manajer dalam melakukan
analisis sensitivitas dengan meneliti dampak dari beberapa tingkatan harga
atau biaya terhadap laba. Karena analisis CPV memperlihatkan bagaimana
pendapatan, beban dan laba berperilaku saat volume berubah.
Asumsi-asumsi analisis CPV, antara lain adalah:
1. Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variebel ataupun biaya tetap.
Lebih lanjut dianggap bahwa biaya-biaya lainnya seperti biaya campuran,
dapat dipilih menjadi unsur biaya variable dan tetap. Jumlah biaya tetap
sifatnya konstan pada saat aktivitas berubah dan biaya variable perunit
tidak berganti ketika aktivitas berubah. Efesisensi dan produktivitas
proses produksi serta tenaga kerja dianggap konstan pula.
2. Harga jual konstan sepanjang kisaran relevan tertentu, artinya hasil
perhitungan menggunakan model hubungan biaya, laba dan volume
hanya akan valid pada satu tingkat harga tertentu. Apabila harga
berubah, maka hasil perhitungan yang dihasilkan sebelumnya tidak dapat
digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan fungsi manajemen yang
relevan.
3. Pada perusahaan yang menghasilkan dan menjual banyak produk, bauran
penjualannya konstan. Misalnya perusahaan menjual 2 jenis produk
printer dengan jumlah penjualan 20 unit type dotmatirik dan 35 unit type
inject pada saat bersamaan. Apabila dalam kesempatan lain, penjualan
berubah menjadi 15 unit untuk produk printer dotmatrik dan 30 unit
untuk printer inject, maka perhitungan impas untuk penjualan pertama
tidak berlaku lagi bagi periode dengan penjualan baru tersebut. Pada
dasarnya analisis ini valid digunakan untuk volume penjualan produk yang
bergeser dalam kisaran proporsi yang konstan.
4. Dalam perusahaan pabrikasi, tingkat persediaan awal dan akhir periode
adalah sama. Hal ini menyiratkan bahwa jumlah unit yang diproduksi
selama periode berjalan sama dengan unit yang dijual.
Atau
Contoh Kasus:
PT RST memproduksi dan menjual suku cadang khusus untuk telepon
genggam pintar. Berikut ini adalah laporan laba rugi perusahaan dengan
format margin kontribusi untuk tahun yang baru saja berakhir:
Keterangan Total Per Unit
Penjualan (20.000 unit) Rp 1.200.000.000 Rp 60.000
Beban variabel Rp 900.000.000 Rp 45.000
Margin kontribusi Rp 300.000.000 Rp 15.000
Beban tetap Rp 240.000.000
Laba operasi Rp 60.000.000
Diminta:
1. Titik impas dalam unit
2. Titik impas dalam Rp.
3. Jika perusahaan menargetkan laba sebelum pajak sebesar Rp.
180.000.000, berapakah jumlah unit yang harus dijual?
4. Jika perusahaan ingin memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp.
150.000.000, maka berapakah jumlah unit yang harus terjual jika tarif
pajak adalah 25%?
5. Tentukan margin of safety dalam unit dan dalam rupiah
6. Tentukan shut down point dalam unit dan dalam rupiah, jika diasumsikan
persentase biaya tetap tunai 60%
7. Tentukan degree of operating leverage saat ini
8. Asumsikan bahwa penjualan perusahaan naik 10% di tahun depan,
berapakah kenaikan laba dalam persentase yang diharapkan
perusahaan?
9. Asumsikan harga jual mengalami kenaikan menjadi Rp70.000, tetapi
beban variabel per unit dan total beban tetap masih sama. Hitunglah
margin kontribusi dan titik impas dalam unit
Penyelesaian Kasus:
1. Titik impas dalam unit
Total Biaya Tetap
Titik impas dalam unit =
Harga − Biaya Variabel Per Unit
Rp. 240.000.000
Titik impas dalam unit =
Rp. 60.000 − Rp. 45.000
Rp. 15.000
Rasio Margin Kontribusi =
Rp. 60.000
Rp. 240.000.000
Titik impas nilai penjualan =
0,25
3. Jumlah yang harus terjual dalam unit untuk mencapai target laba
sebelum pajak
Jumlah yg harus terjual dalam unit untuk mencapai target laba sebelum
pajak =Total Biaya Tetap−Laba Sebelum PajakHarga−Biaya Variabel per
Unit
Jumlah yg harus terjual dalam unit untuk mencapai target laba sebelum
pajak =Rp. 240.000.000 −Rp. 180.000.000Rp. 60.000−Rp. 45.000
Jumlah yg harus terjual dalam unit untuk mencapai target laba sebelum
pajak =28.000
4. Jumlah yang harus terjual dalam unit untuk mencapai target laba setelah
pajak
Jumlah yg harus terjual dalam unit untuk mencapai target laba setelah
pajak =Total Biaya Tetap− Laba Setelah Pajak(1−Tarif Pajak)Harga−Biaya
Variabel per Unit
Jumlah yg harus terjual dalam unit untuk mencapai target laba sebelum
pajak =Rp. 240.000.000 −Rp. 150.000.0001−0,25Rp. 60.000−Rp. 45.000
Jumlah yg harus terjual dalam unit untuk mencapai target laba sebelum
pajak =29.333
Rp. 300.000.000
Degree of Operating Leverage =
Rp. 60.000.000
Rp. 240.000.000
Dampak kenaikan harga jual pada BEP =
Rp. 70.000 − Rp. 45.000
Rp. 240.000.000
Dampak kenaikan beban variabel pada BEP =
Rp. 60.000 − Rp. 50.000
Jadi, setiap kenaikan dalam biaya variabel per unit akan berdampak pada
margin kontribusi yang lebih rendah dan titik impas yang lebih tinggi.
Rp. 270.000.000
Dampak kenaikan total biaya tetap pada BEP =
Rp. 60.000 − Rp. 45.000
𝐃𝐚𝐦𝐩𝐚𝐤 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐁𝐄𝐏 = 𝟏𝟖. 𝟎𝟎𝟎 𝐮𝐧𝐢𝐭
Jadi, setiap kenaikan dalam total biaya tetap akan berdampak pada
titik impas yang menjadi lebih tinggi.
B14 : =(DATA!B9+PENYELESAIAN!B13)/(DATA!C6-DATA!C7)
B17 : 20000 (isi sesuai soal)
B18 : =B17-B1
B19 : =DATA!B6-PENYELESAIAN!B5
B21 : 60% (isi sesuai soal)
B22 : =(B21*DATA!B9)/DATA!C8
B23 : =(B21*DATA!B9)/PENYELESAIAN!B4
B25 : =DATA!B8/DATA!B10
B27 : 10% (isi sesuai soal)
B28 : =B25*B27
B30 : 70000 (isi sesuai soal)
B31 : =B30-DATA!C7
B32 : =DATA!B9/PENYELESAIAN!B31
B34 : 50000 (isi sesuai soal)
B35 : =DATA!C6-PENYELESAIAN!B34
B36 : =DATA!B9/PENYELESAIAN!B35
B38 : 270000000 (isi sesuai soal)
B39 : =B38/B3
RANGKUMAN
1. Analisis biaya – laba - volume adalah pemeriksaan bagaimana jumlah
pendapatan dan jumlah biaya berubah seiring dengan perubahan volume
penjualan.
2. Break event point dapat diartikan sebagai keadaan yang menunjukan bahwa
jumlah pendapatan yang diterima perusahaan (pendapatan total) sama dengan
jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan (biaya total).
3. Batas keamanan atau margin of safety adalah kelebihan dari nilai penjualan
dalam rupiah yang dianggarkan atau actual di atas titik impas nilai penjualan
REFERENSI
[1] Mowen. M. M., Hansen. D. R dan Heitger. L. 2019. Dasar – Dasar Akuntansi
Manajerial: Edisi 5, Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
[2] Surjaweni. W. V. 2016. Akuntansi Manajemen: Teori dan Implikasi. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
[3] Samryn. L. M. 2012. Akuntansi Manajemen: Informasi Untuk Mengendalikan
Aktivitas Operasi & Investasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
[4] Ahmad. Kamaruddin. 2017. Akuntansi Manajemen: Dasar - Dasar Konsep Biaya
& Pengambilan Keputusan, Edisi Revisi, Cetakkan 11. Jakarta: Rajawali Pers.