Anda di halaman 1dari 370

HANDOUT

MATA KULIAH
ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA

OLEH :
WENY FINDIASTUTI, ST.,MT
ISSA DYAH UTAMI, ST., MT
PERTEMUAN KE-1

PROSES PRODUKSI
DAN
PRODUKTIVITAS
PENDAHULUAN

„ Perkembangan pabrik dan sistem industri di


dunia

„ Kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya


pergeseran tenaga manusia untuk kemudian
digantikan dengan mesin atau peralatan
produksi lainnya

„ Upaya-upaya manusia untuk meningkatkan


produktivitas kerja
MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan mempelajari


konsep proses produksi dan
produktivitas adalah untuk
memahami persoalan-persoalan
yang berkaitan dengan strategi
peningkatan produktivitas di sektor
industri secara lebih baik
SUB MATERI

„ Definisi proses produksi dan produktivitas


„ Pengukuran produktivitas
„ Hubungan antara produktivitas dan
kualitas hasil kerja
„ Faktor-faktor yang mempengaruhi usaha
peningkatan produktivitas
1. DEFINISI PROSES PRODUKSI DAN
PRODUKTIVITAS

Produktivitas berkaitan erat pengertiannya dengan


sistem produksi yaitu sistem dimana faktor-faktor
seperti tenaga kerja (direct atau indirect labour)
dan modal/kapital ( mesin, peralatan kerja, bahan
baku, bangunan pabrik, dll) dikelola dalam suatu
cara yang terorganisir untuk mewujudkan barang
(finished good product) atau jasa (service) secara
efektif dan efisien.
„ Proses produksi : serangkaian aktivitas
yang diperlukan untuk mengolah ataupun
merubah sekumpulan masukan (input)
menjadi sejumlah keluaran (output) yang
memiliki nilai tambah (added value) .

„ Nilai tambah (added value) yang


dimaksudkan adalah nilai keluaran yang
bertambah baik nilai fungsional (kegunaan)
atau nilai ekonomis
BAGAN INPUT OUTPUT
1 Kegiatan produktif
•Bahan baku & •Transformasi fisik
penunjang dan/ non fisik •Produk/jasa
•Proses nilai tambah
•Tenaga kerja (nilai fungsional dan •Limbah (padat,
ekonomis) cair, dan gas)
•Mesin & fasilitas
produksi lainnya 2.Kegiatan non •Informasi
produktif sebagai feed back
•Informasi (merupakan focus
kajian ergonomi, studi
•Energi gerak dan waktu
•Idle/delays
•Waktu •Set up, loading
unloading, material
•dll handling, dll

Masukan/input Proses Produksi Keluaran/output


(through put)
„ Produktivitas adalah perbandingan (rasio)
antara input dengan output
„ Produktivitas berhubungan dengan
efisiensi penggunaan sumber daya (input)
untuk menghasilkan barang dan jasa
„ Nilai (indeks) produktivitas berguna untuk
mengetahui seberapa efektif proses
produksi telah didayagunakan untuk
meningkatkan output dan seberapa efisien
sumber-sumber input telah berhasil
dihemat.
„ Peningkatan nilai produktivitas dapat
dilakukan dengan :
1. Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan
yang produktif
2.Meminimalisasi kegiatan-kegiatan
yang tidak produktif seperti loading,
unloading, delay, set up, dsb
2. PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

„ Produktivitas dibedakan menjadi :


1. Produktivitas sebagian (parsial)
2. Produktivitas total faktor
3. Produktivitas total
PRODUKTIVITAS SEBAGIAN

„ Produktivitas sebagian = rasio antara output dengan


input tertentu
output
1. Produktivitas TK = inputTK

output
2. Produktivitas bahan baku = inputbahan baku

output
3. Produktivitas modal = input mod al

output
4. Produktivitas energi = inputenerg i
PRODUKTIVITAS TOTAL DAN
TOTAL FAKTOR

„ Produktivitas Total Faktor (PTF) : rasio antara


output dengan input tenaga kerja dan modal

netoutput
PTF =
inputTK + mod al

„ Produktivitas Total (P) : rasio antara output


dengan semua input
output
P= input
CONTOH
„ Data output yang dihasilkan dan input yang
digunakan PT ABC adalah sebagai berikut :
output : 1000
input TK : 300
input material : 200
input modal : 300
input energi : 100
input lainnya : 50
Hitung produktivitas sebagian, produktivitas
total dan produktivitas total faktor !
JAWAB :
„ Produktivitas sebagian
Produktivitas TK = output/input TK
= 1000/300 = 3.33
Produktivitas material = output/input material
= 1000/200 = 5
Produktivitas modal = output/input modal
= 1000/300 = 3.33
Produktivitas energi = output/input energi
= 1000/100 = 10
Produktivitas input lainnya = output/input lain
= 1000/50 = 20
„ Produktivitas total = Output/input
= 1000/950 = 1,053
„ Produktivitas total faktor = output/(input
TK + input modal)
net output = 1000 – (200 + 300 + 100 +
50) = 350
PTF = 350/300 + 300 = 0,583
PRODUKTIVITAS KERJA MANUSIA

„ Beberapa masukan (input) mudah diukur atau


dinilai secara eksak dalam bentuk nyata dan
kuantitatif (measurable input) tetapi ada
beberapa yang sulit diukur besarnya karena
sifatnya yang abstrak (invisible input)

„ Pengukuran produktivitas invisible input


dikonversikan terlebih dahulu ke dalam bentuk
nilai mata uang
Input (masukan) :
1. Input yang dapat diukur ( measureable input) :
bahan baku, tenaga kerja, mesin, dll
2. Input bayangan ( invisible input) :
• Tingkat pengetahuan
• Kemampuan teknis
• Metodologi kerja dan pengetahuan organisasi
• Motivasi kerja
output
Produktivitas = input (measureble) + input (invisible )
„ Produktivitas akan bertambah jika ada
penambahan secara proporsional dari nilai
keluaran per masukan

„ Penambahan unit output produksi belum tentu


meningkatkan produktivitas jika nilai masukan
yang digunakan untuk menghasilkan output ikut
bertambah

„ Produktivitas dapat optimal jika terjadi


peningkatan output dan disisi lain terjadi
penurunan input.
3. Hubungan antara Produktivitas dengan
kualitas kerja
Kecepatan kerja

Jumlah output Kesalahan

Waktu

Dari grafik dapat dilihat bahwa kecepatan kerja yang tinggi akan
menghasilkan keluaran yang tinggi pula tetapi pada titik tertentu
kecepatan kerja yang tinggi menyebabkan terjadinya kesalahan yang
tinggi pula sehingga malah menyebabkan terjadinya kerugian.
„ Penambahan tingkat produktivitas
haruslah tetap diiringi dengan
pengendalian kualitas ( control quality)
dari keluaran yang dihasilkan

„ Peningkatan produktivitas tidak saja


dengan penambahan kecepatan kerja
karena adakalanya kerja yang semakin
cepat dapat menyebabkan banyak
terjadinya kesalahan sehingga banyak
menghasilkan produk cacat.
Pengurangan kesalahan dapat dilakukan
dengan :

1. Analisa metode kerja yang lebih baik


2. Training kepada operator
3. Penggunaan mesin yang lebih akurat
4. Penetapan kecepatan kerja yang
menghasilkan waktu kerja yang optimal
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Usaha
Peningkatan Produktivitas

1. Faktor teknis : faktor yang berhubungan dengan


pemakaian dan penerapan fasilitas produksi secara lebih
baik, penerapan metode kerja yang lebih efektif dan
efisien dan/ penggunaan bahan baku yang lebih
ekonomis
2. Faktor manusia : faktor yang mempengaruhi terhadap
usaha-usaha yang dilakukan manusia di dalam
menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggung jawab. Dua hal pokok yang menentukan yaitu
kemampuan kerja dan motivasi kerja
„ Pada industri yang banyak menggunakan mesin
produksi atau otomatisasi fasilitas produksinya
maka usaha peningkatan produktivitas sangat
dipengaruhi oleh faktor teknis. Dengan demikian
penelitian mengenai produktivitas dititikberatkan
pada faktor pengembangan teknologi bukan
pengembangan sumber daya manusia

„ Sebaliknya usaha yang banyak menggunakan


unsur manusianya, maka pengembangan
dititikberatkan pada faktor manusianya untuk
usaha peningkatan produktivitasnya.
SUMMARY
„ Pemahaman terhadap proses produksi dan
produktivitas sangat penting dalam rangka
memahami persoalan-persoalan yang berkaitan
dengan strategi peningkatan produktivitas di sektor
industri
„ Dalam melakukan perhitungan produktivitas terutama
produktivitas kerja manusia perlu
mempertimbangkan invisible input
„ Upaya peningkatan produktivitas penting dilakukan
dengan memperhatikan faktor teknis dan manusia
tetapi tetap diiringi dengan pengendalian kualitas
(control quality) dari keluaran yang dihasilkan
SOAL
1. Mengapa studi tentang produktivitas dan upaya-upaya
peningkatannya dianggap penting dan apa pula kaitannya
dengan efektivitas maupun efisiensi kerja? Jelaskan
jawaban saudara!
2. Data output yang dihasilkan dan input yang digunakan PT X
adalah sebagai berikut :
output : 2100
input TK : 600
input material : 400
input modal : 650
input energi : 250
input lainnya : 100
Hitung produktivitas sebagian, total dan total faktor !
3. Bagaimanakah melakukan pengukuran produktivitas kerja
manusia? Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan !
REFERENSI
– Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design
and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York
– Sumanth, J. David, 1985, Productivity Engineering and
Management, McGraw- Hill Book co, New York
– Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja,
Departemen Teknik Industri , ITB, Bandung
– Wayne C. Turner, 2000, Pengantar Teknik dan Sistem
Industri, Edisi ketiga, PT Guna Widya, Jakarta
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan
Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas
Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-2

PERANCANGAN/PENELITIAN
KERJA
(WORK DESIGN/STUDY)
PENDAHULUAN
1. Penelitian kerja/ Methods Engineering Work Design/
Work Study/ Job Design : suatu aktivitas yang
ditujukan untuk mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-
teknik guna mendapatkan suatu rancangan sistem
kerja yang terbaik
2. Prinsip-prinsip dan teknik-teknik kerja ini digunakan
untuk mengatur komponen yang ada dalam sistem
kerja yang terdiri dari manusia, bahan baku, mesin
dan peralatan kerja lainnya serta lingkungan kerja fisik
sehingga dicapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang
tinggi
SUB MATERI
• Dasar-dasar perancangan/penelitian
kerja
• Elemen dasar dalam penelitian kerja
• Ruang lingkup dan fase penelitian
kerja
• Latar belakang sejarah dan
perkembangan studi penelitian kerja
1. Dasar-Dasar Perancangan/
Penelitian Kerja

Dalam mempelajari prinsip-prinsip dan teknik


kerja yang ada, ruang lingkup yang dipelajari
tidak hanya gerakan kerja saja melainkan
semua perancangan sistem kerja seperti tata
letak fasilitas kerja dan peralatan sesuai
dengan manusia pekerjanya dan lingkungan
Aktivitas penelitian kerja akan mencoba
meneliti 3 hal yaitu :
1.Siapa yang akan melaksanakan kegiatan/
kerja tersebut ?
2.Bagaimana kegiatan tersebut akan
diselesaikan ? Adakah metode kerja yang
diterapkan sudah dirancang dengan baik ?
Bagaimanakah dengan penggunaan fasilitas
kerja ? Apakah fasilitas kerja mampu
memberikan hasil yang lebih efektif dan
efisien ?
3.Dimana kegiatan tersebut akan
diselenggarakan? Apakah lingkungan kerja
sudah dirancang dengan layak?
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
penelitian kerja
• Penelitian kerja harus dilaksanakan oleh personal yang
berpengalaman dan memiliki latar belakang pengetahuan
tentang penelitian kerja yang cukup
• Penelitian kerja harus konsisten dengan arah tujuan
organisasi
• Penelitian dan hasil-hasil kerja serta analisisnya harus
dibuat secara tertulis
• Penelitian harus diketahui dan disetujui oleh pihak
manajemen dan personal yang diamati performance
kerjanya
2. Elemen-Elemen Dasar dalam
Penelitian Kerja

1. Pemikiran ke arah usaha pencapaian


efisiensi kerja ( konsep manajemen
ilmiah yang dikembangkan oleh Frederick
Winslow Taylor.
2. Pemikiran yang mempertimbangkan
perilaku manusia sebagai unsur pokok
suksesnya pelaksanaan kerja
Pemikiran ke arah usaha pencapaian efisiensi kerja
(konsep manajemen ilmiah yang dikembangkan oleh
Frederick Winslow Taylor.

Prosedur yang digunakan :


· Dapatkan fakta yang berkaitan dengan situasi dan kondisi
kerja yang ada. Gali semua informasi yang berkaitan
· Identifikasi dan formulasikan masalah-masalah secara jelas
yang harus dipecahkan
· Pertimbangkan prinsip dan landasan teoritis yang
berhubungan dengan permasalahan yang ada
· Formulasikan alternatif- alternatif penyelesaian
· Pilih salah satu alternatif
· Tes dan cek apakah alternatif yang dipilih tersebut benar-
benar mampu menyelesaikan permasalahan yanga da
· Implementasikan alternatif yang dipilih
Pemikiran yang mempertimbangkan perilaku
manusia sebagai unsur pokok suksesnya
pelaksanaan kerja
• Kenyataan manusia merupakan mahkluk yang
kompleks yang kadang-kadang sulit didekati secara
rasional
• Penelitian kerja untuk menambah motivasi kerja
• Pertimbangkan konsep job enlargement, job
rotation, job enrichment dan otomatisasi peralatan
kerja yang ada
3. RUANG LINGKUP DAN FASE - FASE
PENELITIAN KERJA

Prinsip-Prinsip Pengaturan
Metode Kerja
•Ergonomi
•Studi gerakan
•Ekonomi gerakan

Penelitian Kerja

Teknik- Teknik Pengukuran Beberapa Alternatif


Kerja alternatif sistem
•Pengukuran Waktu sistem kerja
•Pengukuran Tenaga kerja lebih terbaik
•Pengukuran Dampak Psikologis baik
dan Sosiologis

Produktivitas
lebih tinggi
RUANG LINGKUP PENELITIAN
KERJA
1. Studi Tata Cara Kerja ( Methods Study)

- Studi gerakan kerja (motion study)


- Memperbaiki tata cara bekerja
- Aplikasi metode ilmiah vs trial error
- Eliminasi gerakan/kerja yang tidak perlu, kombinasi
operasi
kerja, merubah urutan kerja, dan penyederhanaan kerja
- Standarisasi operasi/ metode kerja dalam hal pemakaian
material, mesin/peralatan kerja,informasi dan lingkungan
fisik kerja, dll
2. Pengukuran Kerja (Work Measurement)
-Pengukuran kerja (waktu, energi, dan dampak sosial
psikologis)
-Menilai dan menetapkan tolok ukur efektivitas dan efisiensi
kerja
-Menetapkan waktu standart, output standart, insentif,
idle/delays, dll
-Realisasi konsep “ the fair day’s pay for the fair day’s work”
-Macam kegiatan pengukuran waktu kerja
@ secara langsung ( stop watch time study, sampling kerja)
@ tidak langsung ( standart data, PMTS, dll)
4. LATAR BELAKANG DAN SEJARAH
PENELITIAN KERJA

1. Frederick Winslow Taylor (1856 – 1915)


• Tahun 1881, FW Taylor bekerja di Midvale Steel Company, ia
melihat bahwa para pekerja tidak menunjukkan prestasi
sebagaimana semestinya, mereka menghasilkan output di bawah
sebenarnya yang dapat mereka hasilkan
• Taylor menduga, hal ini disebabkan oleh pengaturan jam kerja
yang tidak benar
• Masing- masing pekerja hanya mampu memuatkan tidak lebih
dari 12,5 ton bijih besi per harinya
• Taylor melakukan eksperimen dengan menunjuk seorang
pekerja yang bertubuh kuat dan sehat dan sanggup mengikuti
semua instruksi yang ia perintahkan
• Hasil eksperimen menunjukkan bahwa hasil
kerja sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu
bekerja dan lamanya waktu istirahat.
• Taylor mengatur proses kerja secara eksak dan
mencegah terjadinya pemborosan tenaga serta
pemberian istirahat yang cukup, didapatkan hasil
yang mencengangkan yaitu pekerja mampu
mencapai prestasi tidak kurang dari 47,5 ton atau
meningkat 4x dari sebelumnya
• Atas jasanya Taylor mendapat gelar “The Father
of Scientific Management atau The Father of
Industrial Engineering”
Frank Bunker Gilberth (1868 – 1924)

•Nama Gilberth menyangkut pasangan suami istri yaitu Frank Bunker


Gilberth dan Lillian Moler Gilberth. Frank Bunker Gilberth merupakan
sarjana Teknik Sipil yang banyak berjasa dalam penelitian metode
kerja
•Konsep-konsep ia kembangkan pada saat ia masih mahasiswa dan
menjadi tukang batu di Whidden Company. Disini ia mengamati ada 3
gerakan kerja yang berbeda pada saat memasang batu bata. Cara
pertama untuk kerja cepat, cara kedua untuk kerja lambat dan cara
ketiga untuk mendidik calon tukang batu
•Melihat kenyataan ini, Gilberth beranggapan bahwa ada satu cara atau
kombinasi ketiganya merupakan cara yang efektif dan efisien untuk
menyelesaikan pekerjaan
•Secara perlahan-lahan diubahnya metode kerjanya
sehingga ia mampu mengubah output yang dihasilkan dari
120 menjadi 350 batu bata yang bisa tersusun per jamnya
•Gilberth menyadari bahwa untuk membuat analisa yang
tepat diperlukan rekaman gambar, oleh karena itu ia
menciptakan alat ”Microchronometer/ Wink Counter”
yaitu suatu jam besar yang jarumnya mampu bergerak
dengan ketelitian 1/2000 detik kemudian disempurnakan
menjadi “Cronocyclegraph”
• FB Gilberth juga menciptakan simbol-simbol
standar untuk menganalisa kerja manual yang
ditunjukkan berdasarkan elemen dasar kerja
tangan manusia yang kemudian dikenal dengan nama
“THERBLIGS”

• FB Gilberth juga merumuskan aturan-aturan dasar


untuk ekonomi gerakan yang disebut dengan “Rules
for Motion Economy and Efficiency atau The
Principles of Motion Economy”
Tokoh (Pioneers) lain :
• 1760 – Jean R. Peronnet
melaksanakan time study pada proses pembuatan pasak (pin)
• 1776 – Adam Smith
Mempublikasikan bukunya” The Wealth of Nations”
Memperkenalkan konsep spesialisasi kerja dan aplikasi
“division of labor”
• 1832- Charles Babbage
Mempublikasikan bukunya “On the Economy of Machinery and
Manufactures”
Mengawali pengembangan pendekatan ilmiah dalam studi
manajemen
Menekankan pentingnya pembagian kerja dalam elemen-
elemen yang terspesialisasi dan adanya keseimbangan kerja
• 1858 –Robert Owen
Mengingatkan arti pentingnya perencanaan tata letak
fasilitas kerja dalam upaya peningkatan produktivitas
• 1901 – Henry L. Gantt
Mengembangkan sistem pemberian upah dan bonus kerja
Mengintroduksikan peta “Gantt” sebagai alat perencanaan
dan pengendalian kerja
• 1911- Harington Emerson
Mempublikasikan kerja ilmiahnya“Efficiency as a Basis
for Operation and Wages” dan The 12 Principles of
Efficiency”
• Henry Ford
Mengaplikasikan konsep “ Moving Assembly Line” pada
proses produksi di pabrik mobilnya di Detroit, USA
SUMMARY
• Penelitian kerja (work study/job design)
dilakukan untuk mengatur komponen-komponen
yang ada di sistem kerja untuk meningkatkan
tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas
• Didalam aktivitas penelitian kerja perlu
diperhatikan siapa, bagaimana dan dimana
kegiatan tersebut dilaksanakan
• Aktivitas penelitian/ perancangan kerja dalam
perkembangannya tidak terlepas dari dua buah
nama Frederick W. Taylor dan Frank B.
Gilbreth
SOAL
1. Material handling pada hakekatnya merupakan
langkah kegiatan yang tidak produktif yang
diupayakan untuk dihilangkan atau ditekan
khususnya dalam proses perancangan layout
pabrik. Benarkah demikian. Jelaskan jawaban
saudara !
2. Apakah yang dimaksudkan dengan “scientific
method”. Bagaimana langkah-langkah pemecahan
persoalan dengan menggunakan metode ini!
3. Sebutkan dan jelaskan tokoh-tokoh yang berjasa
dalam penelitian/ perancangan kerja !
REFERENSI
– Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study :
Design and Measurement of Work, John Wiley &
Sons, New York
– Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work
Study, Pitmans Books, ltd., London
– Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work
Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
– Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja,
Departemen Teknik Industri , ITB, Bandung
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi
Gerak dan Waktu, “ Teknik Analisis Untuk
Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya,
Jakarta
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-3

ANALISA
DAN
PERANCANGAN KERJA
(BAGIAN 1)
PENDAHULUAN
z Walaupun sekarang ini terjadi pengembangan
teknologi, elemen manusia tetap merupakan
komponen kerja yang signifikan dalam sistem
produksi
z Kemajuan teknologi merubah rancangan kerja yang
bersifat manual menjadi semi otomatis atau otomatis
penuh
z Meskipun demikian, baik dalam sektor manufaktur
maupun jasa pelayanan (service), peran manusia
juga lebih diandalkan sebagai komponen kerja
dalam proses produksi
SUB MATERI

zAnalisa kerja
zManusia sebagai komponen dalam
sistem manusia mesin
1. ANALISA KERJA

Tugas pokok dalam perancangan suatu


sistem produksi :

Menetapkan secara rinci dan spesifik langkah-


langkah operasional dalam proses transformasi
input menjadi finished good output yang
dikehendaki

·
Maksud dan tujuan melakukan perancangan kerja
(work design atau redesign) adalah untuk
meningkatkan produktivitas dan performansi kerja
dari seluruh sistem produksi yang dicapai melalui :

zPengembangan tata cara kerja lebih efektif dan


efisien
zPengaturan kondisi lingkungan kerja yang lebih
ergonomis
zPemanfaatan dan pendayagunaan secara
maksimal semua potensi SDM secara
terorganisir melalui analisis jabatan secara tepat
Langkah Perancangan Kerja :
z Langkah studi dan analisis tata cara kerja
(methods study atau job design)
z Langkah pengukuran kerja (work
measurement atau time study)

z Analisa kerja dipengaruhi oleh macam


operasi yang berlangsung dalam sistem
produksi : flow shop, job shop, project
Tipe flow shop :
1. Proses produksi berlangsung secara terus
menerus
2. Menghasilkan produk dalam jumlah besar,
spesifikasi sedikit dan standart dalam jangka
waktu yang lama, serta siklus produksi yang
singkat
3. Pada tipe ini, analisa kerja dilakukan sedetail
mungkin pada setiap stasiun kerja termasuk
menganalisa gerakan-gerakan manual
ataupun mesin dalam skala mikro.
Tipe job shop :
1.Proses produksi berdasarkan pesanan yang
spesifikasinya mengikuti kemauan kustomer
2. Produk yang dihasilkan umumnya fleksibel , tidak
standart dan bervariasi.
3.Analisa kerja tidak perlu dilakukan secara detail
karena volume produksi yang kecil.
4. Analisa kerja dapat dilakukan untuk mengurangi
mateial handling, penjadwalan produksi yang lebih
efektif supaya dapat memenuhi pesanan tepat pada
waktunya.
Pada tipe project :
1. Produk yang dihasilkan sangat unit/khusus
dengan aktivitas kerja yang kompleks dan
saling tergantung satu dengan lainnya
2. Peningkatan produktivitas sangat tergantung
pada penjadwalan yang efektif dan ketat
serta koordinasi kerja yang baik terhadap
proses pengadaan material kerja dan
penugasan pekerja.
2. MANUSIA SEBAGAI KOMPONEN
DALAM SISTEM MANUSIA MESIN
z Sistem manusia mesin adalah kombinasi antara satu
atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa
mesin dimana salah satu dengan lainnya saling
berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran
berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh

z Mesin disini mempunyai cakupan yang cukup luas


yaitu semua objek fisik seperti peralatan,
perlengkapan, fasilitas dan benda-benda yang biasa
digunakan oleh manusia
Hubungan Sistem Manusia Mesin :

a. Manual Man Machine System


b.Semi Automatic Man Machine System
c. Automatic Man Machine System
Manual Man Machine System

Penyimpan
informasi
Masukan Keluaran
Penginderaan Tindakan

Pemrosesan

Umpan Balik
Manual Man Machine System :

z Dalam sistem ini input akan ditransformasikan


langsung oleh manusia menjadi output.
z Manusia berfungsi sebagai sumber tenaga dan
pengendali langsung.
z Contoh :
Manusia menghaluskan permukaan meja
dengan menggunakan kikir. Disini manusia
memegang kendali penuh sedangkan kikir
bersifat hanya menambah kemampuan
menghaluskan permukaan meja.
Semi Automatic Man Machine System

Masukan Mekanisme
Penyimpan
Pengendali
informasi
Penginderaan Tindakan
Display
Pemrosesan Proses

Umpan Balik Keluaran


Semi Automatic Man Machine System :

Pada sistem ini ada mekanisme khusus yang akan


mengolah input sebelum masuk ke dalam sistem
kerja manusia dan reaksi yang berasal dari
manusia akan dikontrol terlebih dahulu melalui
mekanisme tertentu sebelum berhasil diubah
menjadi sebuah output.

Pada sistem ini mesin yang memberikan tenaga


sedangkan manusia hanya sebagai fungsi kontrol.
Contoh : Sistem Kerja Mobil

Dalam mobil terdapat display yang menunjukkan


kecepatan mobil yang sedang berjalan, jumlah bahan
bakar dalam tangki dan sebagainya. Pengemudi tidak
bisa menggerakkan mobil secara langsung.
Melainkan mesin mobil yang membagi tenaga
sehingga sistem bisa berjalan. Pengemudi hanya
mampu melakukan fungsi kontrol seperti kemudi,
rem, gas dan sebagainya.
Automatic Man Machine System

Proses
Penyimpan
informasi
Masukan Tindakan
Penginderaan
Keluaran
Pemrosesan

Display Sistem Manusia Mekanisme Pengendali

Umpan Balik
Automatic Man Machine System :

Pada hubungan otomatis ini, mesin akan melakukan


dua fungsi yaitu menerima rangsangan dari luar dan
pengendali kegiatan.
Fungsi operator hanya memonitor dan menjaga agar
mesin tetap berjalan dengan baik serta memasukkan
data atau mengganti program bila diperlukan.
Keterbatasan manusia sebagai komponen
dalam proses produksi dibandingkan
dengan mesin
z Tidak bisa menghasilkan tenaga fisik ataupun
tekanan dalam jumlah yang besar

z Tidak bisa menggunakan kekuatan ototnya


dengan intensitas yang tetap dan/ tingkat
akurasi yang tinggi
z Tidak bisa menampilkan kecepatan kerja
yang tinggi dan gerakan-gerakan yang
berulang tanpa kenal lelah, bosan maupun
menimbulkan kesalahan

z Tidak bisa melakukan analisa dan kalkulasi


perhitungan masalah yang terlalu kompleks
secara cepat dan tepat

z Tidak bisa mengerjakan berbagai macam


tugas yang berbeda-beda secara serentak
dalam waktu yang relatif bersamaan
z Tidak bisa menyimpan dan memanggil/mengingat
kembali sejumlah data dalam jumlah yang besar
secara tepat dan akurat
z Tidak bisa memberikan tanggapan secara cepat
terhadap sinyal kendali yang berubah-ubah dalam
frekuensi yang seringkali
z Tidak bisa memberikan performans dan fungsi kerja
secara memuaskan bilamana kondisi lingkungan
fisik kerja panas, dingin, bising, kelembapan dan
sebagainya berada di ambang batas
kesanggupannya
Keterbatasan mesin sebagai komponen dalam
proses produksi dibandingkan dengan
manusia:
z Tidak bisa memberi tanggapan terhadap perintah-
perintah yang diluar batas kemampuan yang telah
dirancang sebelumnya

z Tidak bisa memberi tanggapan terhadap kejadian-


kejadian yang tidak diramalkan sebelumnya

z Tidak bisa berfikir induktif yaitu menarik kesimpulan


umum dari hal-hal yang bersifat khusus
z Tidak bisa berfikir kreatif seperti
mengembangkan cara atau pola baru
dalam melaksanakan aktivitas operasional

z Tidak bisa bertindak fleksibel, seperti


menggunakan alternatif-alternatif baru yang
tidak dirancang/diprogram sebelumnya

z Tidak bisa berfungsi secara layak diluar


batas beban atas kapasitas normalnya
Perbandingan Antara Manusia Mesin Ditinjau Dari Beberapa Aspek

NO Masalah Manusia Mesin

1 Kecepatan Kerja Lambat dan terbatas Cepat dan dapat diatur

2 Tenaga (power) Kecil, terbatas, berubah-ubah Dapat diatur dengan baik, bisa
besar, tetap
3 Tidak dapat diandalkan, perlu Seragam/ standart, cocok untuk
Keseragaman dimonitor pekerjaan yang ruitn, berulang-
ulang dan perlu ketetapan

4 Ingatan (memori) Bisa mengingat segala macam dengan Baik untuk meyimpan dan
pendekatan dari berbagai macam memproduksi sesuatu yang sudah
sudut, baik untuk menentukan dasar- ditentukan, baik jangka panjang
dasar pikiran maupun strategi maupun pendek

5 Berpikir Induktif baik Deduktif baik

6 Kalkulasi Lambat & sangat mungkin melakukan Cepat dan tepat, tetapi tidak
kesalahan, tetapi memiliki memiliki kemampuan untuk
kemampuan untuk kalkulasi
kalkulasi

7 Reaksi terhadap Degradasi, kemampuan akan Kerusakan terjadi tiba-tiba


yang berlebihan turun secara bertahap
8 Dapat menyesuaikan sesuatu yang Tidak ada, hanya bisa
Kepintaran terduga, dapat meramal, menganalisa memutuskan ya/tidak sesuai
& membuat keputusan
dengan program yang ada
SUMMARY
z Perancangan kerja (work design) dilakukan untuk
meningkatkan produktivitas dan performans kerja
seluruh sistem produksi
z Dalam melakukan analisa kerja perlu
memperhatikan tipe produksi yang ada di sistem
produksi
z Perbedaan yang dimiliki oleh manusia dan mesin
diharapkan dapat membuat hubungan sistem
manusia mesin saling melengkapi
SOAL
1. Dalam memilih diantara manusia dan mesin sebagai
komponen sistem produksi, kelebihan maupun
keterbatasan apakah yang dijumpai dari masing-
masing alternatif tersebut?
2. Jelaskan bagaimana proses produksi tipe flowshop,
job shop serta tipe project !
3. Jelaskan Manual Man Machine System, Semi
Automatic Man Machine System,dan Automatic Man
Machine System!
REFERENSI
{ Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design and
Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York
{ Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study, Pitmans
Books, ltd., London
{ Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work
Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
{ Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen
Teknik Industri , ITB, Bandung
{ Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan
Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas
Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
{ Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-4

ANALISA
DAN
PERANCANGAN KERJA
(BAGIAN II)
PENDAHULUAN
„ Perancangan kerja dapat dilakukan
apabila kita telah melakukan proses
analisa kerja
„ Dalam melakukan analisa kerja, kita perlu
memperhatikan jenis/ tipe suatu proses
produksi
„ Dalam Perancangan Kerja (Job Design)
harus dipertimbangkan secara seksama
pendayagunaan secara efektif tentang
fungsi dan peran manusia sebagai
komponen dalam sistem produksi
Perancangan Kerja (Job Design)
Dalam memainkan perannya sebagai komponen
dalam satu atau lebih aktivitas operasional dan
proses produksi manusia mempunyai tanggung
jawab terhadap tiga fungsi dasar :
1.menerima data/informasi mengenai apa yang
harus dikerjakan
2.mengolah informasi, membentuk persepsi dan
membuat keputusan berdasarkan informasi yang
diterima
3.melakukan tindakan sesuai dengan keputusan
yang diambil
Perancangan Kerja dalam Sistem
Produksi

Bahan Baku Produk Jadi


(Masukan) (Keluaran)
Proses Transformasi
(Mesin)

Aktivitas
Manual Informasi

Aktivitas Mental
Job
Design

Aktivitas Fisik
Spesialisasi Kerja

Adam Smith (1776) dalam bukunya The Wealth of Nation mengemukakan


beberapa manfaat spesialisasi kerja antara lain :

• Mengurangi learning time untuk penyelesaian aktivitas-aktivitas tertentu


• Waktu pelatihan relatif singkat dan bisa memanfaatkan tenaga unskilled
• Lebih ekonomis karena waktu tidak produktif seperti set up bisa
dikurangi
• Kecepatan kerja bisa dikembangkan karena disini operator dapat
mengkhususkan diri pada satu atau dua jenis kegiatan saja
• Memungkinkan diaplikasikan proses mekanisasi khususnya untuk
kegiatan yang sederhana
• Memungkinkan untuk mengelola TK tanpa supervisi terlalu ketat
Dampak Negatif Spesialisasi Kerja :

• Kemungkinan pengembangan ketrampilan lain di


luar spesialisasinya jadi terlambat
• Suasana kerja terasa monoton, rutin, membosankan
sehingga akhirnya “ labor turnover” dan
ketidakhadiran tinggi
• Adanya perasaan terasing akibat kesulitan di dalam
membuat identifikasi terhadap output/hasil kerja
Beberapa Pendekatan dalam Restrukturisasi
Kerja

Untuk mengatasi dampak negatif psikologis yang


ditimbulkan akibat spesialisasi kerja dilakukan :
Job Rotation
Job Enlargement
Job Enrichment
ROTASI KERJA
„ Rotasi kerja (job rotation) :
Pertukaran kerja diantara kelompok kerja dalam frekuensi yang
cukup sering

„ Manfaat :
1. Problem rutinitas, monoton dan kebosanan akibat
kerja dapat diatasi
2. Mengembangkan kemampuan/ ketrampilan lain
dan belajar lebih banyak untuk menyelesaikan
rangkaian proses kerja selengkapnya
3. Mengurangi labor turn-over dan absenteeism
Hambatan dalam rotasi kerja :
„ Keengganan pekerja untuk melakukan
perubahan, karena setiap perubahan
memerlukan waktu penyesuaian

„ Sebagian pekerja justru lebih senang dengan


apa yang rutin dikerjakan dan enggan untuk
mulai dari awal lagi (learning curve period)
PEMBESARAN KERJA
(Job Enlargement)
„ Jenis Job Enlargement :
1. Horizontal Job Enlargement
2. Vertical Job Enlargement

„ Aktivitas yang dilakukan pekerja akan


diperluas/diperbanyak sesuai dengan
keinginan pekerja sebagai pemuasan
psikologis untuk memberikan kontribusi
sebesar-besarnya dalam aktivitas produksi
atau pelayanan jasa (service)
Horizontal Job Enlargement :

„ Pekerja akan dibebani dengan tugas/ aktivitas yang sama


tetapi dengan target output yang lebih besar

„ Pemberian insentif dilakukan secara proporsional terhadap


kenaikan output, agar pekerja melupakan rasa bosannya
terhadap rutinitas pekerjaan

„ Horizontal Job Enlargement kurang bisa membawa


perubahan dalam kepuasan yang bisa dicapai pekerja,
karena kemampuan atau variasi kegiatan pekerja tidak
banyak bertambah
Vertical Job Enlargement

„ Pekerja akan diberi tugas dan tanggung


jawab yang lebih bervariasi dibandingkan
dengan sebelumnya

„ Variasi tugas dapat berupa :


1. perencanaan kerja
2. pengendalian kualitas output
3. perawatan fasilitas kerja
Job Enrichement

„ Maksud dari Job Enrichement : untuk membuat pekerjaan


agar lebih menarik dan memuaskan sehingga
produktivitas akan bisa diperbaiki, moral dan legalitas
pekerja akan bertambah
„ Job Enrichement akan memberikan dampak yang lebih
positif dibandingkan dengan Job Enlargement dan rotasi
kerja
„ Kesulitan : menentukan tolok ukur optimal tidaknya suatu
perubahan telah berhasil dicapai
Menurut Louis E. Davis (1979), dalam bukunya “Design
of Jobs, perancangan kerja diartikan sebagai :
“Specification of the contents, methods and relationships
of job in order to satisfy technological dan organizational
requirements, as well as the social and personal
requirements of the job older”
Komponen teknologi ataupun organisasi akan memegang
peranan penting dan menjadi salah satu faktor yang harus
tetap diperhitungkan dalam menetapkan aktivitas-aktivitas
pekerja dalam sistem produksi yang ada
AUTONOMOUS WORK GROUP
„ Diperkenalkannya kelompok-kelompok kerja
tanpa memerlukan pengawasan dan
tanggung jawab didelegasikan sepenuhnya
„ Setiap kelompok mampu mengatur dan
mengendalikan pekerjaanya sendiri
„ Pemberian insentif berdasarkan group bonus
plan
„ Pengembangan lebih lanjut seperti
Management by Objective (MBO),
Participative Management, TQC/QCC, dsb
SUMMARY
„ Walaupun banyak perubahan yang mengarah
kepada peningkatan produktivitas sebagai
konsekuensi dari spesialisasi kerja ternyata banyak
dijumpai dampak negatifnya

„ Beberapa pendekatan yang dilakukan untuk


mengatasi dampak negatif psikologis akibat
spesialisasi kerja adalah rotasi kerja (job rotation),
pembesaran kerja (job enlargement) dan
pengkayaan kerja (job enrichment)
SUMMARY
„ Dalam proses perancangan kerja seberapa jauh
faktor manusia dapat dipertimbangkan sedemikian
rupa sehingga adaptasinya terhadap proses, produk
dan fasilitas kerja yang harus dioperasikan akan
mampu memaksimalkan kepuasan pekerja tersebut

„ Pekerja sebagai elemen kerja dalam sistem produksi


yang ada haruslah diberi kepuasan sosial psikologis
sebagai mana halnya dengan persyaratan-
persyaratan yang dijumpai di dalam penerapan
teknologi
STUDI KASUS
Perakitan Komponen Elektronik

Suatu kelompok kerja terdiri dari 10 orang pekerja


wanita, bertanggung jawab untuk merakit peralatan
elektronik secara serial. Dengan menggunakan
peralatan kerja secara sederhana (obeng, solder,
dsb), masing-masing pekerja akan merakit
komponen-komponen sesuai dengan modul
spesialisasinya. Setiap kali modul selesai dirakit,
selanjutnya akan diletakkan di sebuah ban berjalan
yang bergerak secara otomatis setiap 2 menit.
Rancangan layout kerja diatur berbentuk oval untuk
menghemat area kerja yang ada. Pada salah satu
ujung, seorang mandor bertindak sebagai petugas
inspeksi mengecek hasil kerja anak buahnya.
Dengan cara kerja semacam ini, masing-masing
pekerja akan menghabiskan waktu yang sama
untuk setiap siklusnya. Untuk menjaga harmonisasi
kerja, sistem bonus diberikan secara group bonus
incentive. Bonus akan dibayarkan sesuai dengan
kelebihan output yang melebihi standar.
Pertanyaan :

1. Berdasarkan tata cara kerja yang lama


tersebut, permasalahan apa yang akan
menimpa pekerja yang pada akhirnya akan
menimbulkan penurunan produktivitas maupun
moral kerja?
2. Lakukan perbaikan untuk mengatasi
permasalahan yang timbul akibat tata cara
kerja yang lama tersebut!
REFERENSI
„ Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design and
Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York
„ Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study,
Pitmans Books, ltd., London
„ Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work
Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
„ Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen
Teknik Industri , ITB, Bandung
„ Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan
Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas
Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
„ Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-5

Ergonomi:
Faktor Manusia dalam
Sistem Produksi
PENDAHULUAN
„ Salah satu faktor yang penting yang
menunjukkan karakteristik masyarakat industri
adalah banyaknya orang yang hidup dalam
lingkungan fisik hasil budi daya manusia (man
made)
„ Perubahan waktu telah merubah manusia dari
primitif menjadi modern/berbudaya, sehingga
manusia mengadaptasikan dirinya dengan
situasi dan kondisi lingkungan
„ Salah satu bukti manusia menyesuaikan dengan
lingkungan adalah perubahan rancangan
peralatan yang dipakai
SUB MATERI
„ Definisi, maksud dan tujuan
ergonomi
„ Interaksi manusia dan mesin
„ Anthropometri, cara pengukuran
dan aplikasinya
„ Aspek ergonomi dalam
perancangan produk, fasilitas dan
lingkungan kerja
1. Definisi, Maksud dan Tujuan ergonomi

„ Ergonomi/ergonomic berasal dari bahasa Yunani :


Ergo : kerja dan nomos : hukum, Ergonomi berarti
disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara
manusia dengan pekerjaannya, di Eropa dikenal
Human Factors Engineering atau Human
Engineering

„ Fokus perhatian dari ergonomi ialah berkaitan


dengan aspek-aspek manusia di dalam perencanaan
man made objects dan lingkungan kerja
Ergonomics is discipline concerned with designing
man made objects so that people can use them
effectively and safely and creating environment
suitable for human living and work

Maksud dan tujuan utama dari pendekatan disiplin


ergonomi diarahkan untuk memperbaiki performance
kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja,
ketelitian, keselamatan kerja dan menurunkan
datangnya kelelahan yang terlalu cepat
„ Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin ergonomi
ialah aplikasi yang sistematis dari segala informasi yang
relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku
manusia di dalam perancangan peralatan, fasilitas dan
lingkungan kerja yang dipakai

„ Analisis dan penelitian ergonomi akan meliputi hal-hal yang


berkaitan dengan :
1. anatomi, fisiologi dan anthropometri tubuh
2. psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan
sistem syaraf yang berperan dalam tingkah laku manusia
3. kondisi kerja yang menciderai dan yang tidak menciderai
2. Interaksi Manusia dan Mesin dalam Sistem Produksi

Persepsi Display instrument

Interpretasi
keputusan Aktivitas
Produksi

Mekanisme kontrol
(lever, knob, pedal, dll)
„ Display instrumen akan mencatat dan memberikan
informasi mengenai perkembangan proses
produksiyang berlangsung, operator kemudian
menyerap informasi ini secara visual/suara dan
mencoba menginterpretasikannya dengan seksama
kemudian operator membuat keputusan.

„ Keputusan yang diambil oleh operator


dikomunikasikannya ke mesin melalui mekanisme
kontrol. Instrumen kontrol memberikan gambaran
mengenai hasil tindakan yang telah dilakukan oleh
operator, selanjutnya sistem kerja mesin akan
memberikan proses kegiatan produksi sesuai dengan
program yang diberikan oleh operator tersebut.
Demikian seterusnya siklus ini akan berlangsung .
3. Anthropometri, Cara Pengukuran dan
Aplikasinya

Anthropometri berasal dari kata : anthro :


manusia dan metri : ukuran, anthropometri
berarti studi yang berkaitan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia
Anthropometri secara luas akan digunakan
sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis
dalam proses perancangan (design) produk
maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi
dengan manusia
Aplikasi data anthropometri :

1. Perancangan areal kerja ( work station, interior mobil)


2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti
pakaian, kursi, dll
4. Perancangan lingkungan kerja fisik
Faktor-faktor yang mempengaruhi
ukuran tubuh manusia
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Suku bangsa
4. Posisi tubuh (structural body
dimension & functional body dimension)
5. Cacat tubuh
6. Tebal tipisnya pakaian
7. Kehamilan
Posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran
tubuh, dikenal dua cara pengukuran yaitu (structural
body dimension & functional body dimension) :

Structural body dimension


Tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan
tidak bergerak. Dimensi tubuh yang diukur dalam posisi
tetap antara lain berat badan, tinggi badan, tinggi lutut dan
sebagainya.

Functional body dimension


Pengukuran tubuh dilakukan pada saat posisi tubuh
melakukan gerakan-gerakan tertentu sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan.
Aplikasi distribusi normal dalam penetapan data
anthropometri

N (X,x) 95 %

2,5 %

2,5 %

97,5 th percentile 1,96 x x 1,96 x 97,5 th percentile


Data anthropometri diperlukan agar produk sesuai
dengan orang yang akan mengoperasikannya.
Mengingat ukuran individu bervariasi, maka disini
akan timbul permasalahan yaitu ukuran siapakah
yang akan dipakai sebagai acuan?
Untuk itu perlu penetapan data anthropometri yang
sesuai dengan populasi yang menjadi target sasaran
produk tersebut.
‰Distribusi normal ini umum diterapkan untuk
penetapan data anthropometri pemakaian.
‰Distribusi normal diformulasikan berdasarkan harga
rata-rata dan standart deviasinya.
‰Percentile dapat ditetapkan sesuai dengan probabilitas
distribusi normal.
‰Percentile merupakan suatu nilai yang menunjukkan
prosentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran
pada atau di bawah nilai tersebut.
Macam Percentile dan Cara Perhitungannya
Percentile Perhitungan

1-st x - 2,325 σ x

2,5-th x - 1,96 σ x

5-th x - 1,645 σ x

10-th x - 1,28 σ x

50-th x
90-th x + 1,28σ x

95-th x + 1,645 σ x

97,5-th x + 1,96 σ x

99-th x + 2,325 σ x
CONTOH :
Dari hasil pengukuran tubuh manusia
Indonesia (dewasa, laki-laki umur 19 – 40
tahun) diperoleh data berdistribusi normal
dengan tinggi rata-rata 169,5 cm dan standart
deviasi 6,9 cm. Berapakah ukuran 95-th
percentilenya?

Jawab :
95-th = X + 1,645 σ x = 169,5 + 1,645 (6,9) =
180,85 cm
Aplikasi Data Anthropometri dalam Perancangan
Produk/Fasilitas Kerja

Prinsip perancangan produk bagi individu dengan


ukuran ekstrim
Perancangan produk dibuat agar bisa memenuhi sasaran:
1. Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang ekstrim
2. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh
yang mayoritas

‰Dimensi minimum digunakan percentile besar seperti


90-th, 95-th dan 99-th percentile
‰Dimensi maksimum digunakan percentile kecil seperti
1-st, 5-th
Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan
diantara rentang ukuran tertentu
Rancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga
cukup fleksibel dioperasikan

Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-


rata
Produk dirancang untuk ukuran rata-rata , untuk
ukuran ekstrim dibuatkan ukuran tersendiri
Rekomendasi berkaitan dengan aplikasi data
anthropometri dalam proses perancangan produk :

„ Pertama, tetapkan anggota tubuh mana yang


nantinya difungsikan untuk mengoperasikan
rancangan tersebut
„ Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam
proses perancangan
„ Tentukan populasi terbesar yang harus
diakomodasi dan menjadi target utama
pemakai rancangan produk tersebut
„ Tetapkan prinsip ukuran yang harus
diikuti (ekstrim atau rata-rata)

„ Pilih prosentase yang harus diikuti :


95-th, 99-th, 5-th

„ Tetapkan nilai ukuran dimensi tubuh


dari tabel anthropometri yang ada
4. Aspek ergonomi dalam perancangan
produk, fasilitas dan lingkungan kerja
Beberapa faktor ergonomi yang perlu
dipertimbangkan dalam perancangan areal/stasiun
kerja :
• Sikap dan posisi kerja
• Anthropometri dan dimensi ruang kerja
• Kondisi lingkungan kerja
• Efisiensi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja
• Energi kerja yang dikonsumsikan
Sikap dan posisi kerja yang disarankan dan
sesuai dengan pertimbangan ergonomi
yaitu :

‰ Mengurangi sikap posisi tubuh


menbungkuk dengan frekuensi yang
serting dan dalamjangka waktu lama
‰ Operator tidak seharusnya menggunakan
jarak jangkauan yang maksimum
‰ Tidak duduk/ berdiri pada saat bekerja
dalam waktu yang lama dengan kepala,
leher, kaki, dada berada dalam sikap
miring
‰ Tidak bekerja dalam waktu yang lama jika
tangan/ lengan dalam posisi diatas level
siku normal
Anthropometri dan dimensi ruang kerja :

‰Anthropometri pada dasarnya menyangkut ukuran


fisik tubuh manusia yang diadalamnya menyangkut
ukuran, berat, volume, ruang gerak dan lainnya.
‰Data Anthropometri juga sangat bermanfaat dalam
perancangan fasilitas kerj adan ruang kerja.
‰Dimensi ruang kerja meliputi situasi fisik dan
situasi kerja yang ada.
‰Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam dimensi
ruang kerja adalah jarak jangkau operator, ruang yang
nyaman, area minimum yang harus dipenuhi untuk
melakukan kegiatan-kegaitan tertentu.
Kondisi lingkungan kerja (temperatur,
kelembapan, siklus udara, pencahayaan,
kebisingan, bau-bauan, getaran mekanis, dan
warna) :

‰Kondisi lingkungan kerja harus dibuat senyaman


mungkin agar pekerja dapat melaksanakan tugas
dengan baik dan nyaman.
‰Adanya lingkungan fisik kerja yang panas,
bergetar, atmosfir yang tercemar akan dapat
memberikan dampak yang negatif terhadap
performansi pekerja dan dapat menyebabkan stres.
TEMPERATUR

Menurut penyelidikan untuk berbagai tingkat temperatur


akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda sebagai
berikut :
ƒ ± 49o C = aktivitas mental dan daya tanggap menurun dan
cenderung membuat kesalahan
ƒ ± 30o C = aktivitas mental dan daya tanggap mulai
menurun dan cenderung membuat kesalahan
ƒ ± 24o C = kondisi optimum
ƒ ± 10o C = kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul
ƒ ± 24oC-27o C = produktivitas manusia akan mencapai
tingkat yang paling tinggi
KELEMBAPAN
„ Kelembapan adalah banyaknya air yang
terkandung dalam udara (dinyatakan dalam %)

„ Sangat berhubungan dengan temperatur udara

„ Kelembapan tinggi menimbulkan pengurangan


panas tubuh secara besar-besaran, denyut
jantung semakin cepat, peredaran makin aktif
SIKLUS UDARA
„ Udara mengandung sekitar 21 % oksigen, 0,03 %
karbondioksida, dan 0,9 % gas lainnya
„ Udara kotor : kadar oksigen dalam udara berkurang
dan terus bercampur dengan gas-gas atau bau-
bauan yang berbahaya bagi kesehatan
„ Udara kotor menyebabkan sesaknya pernafasan
dan mempercepat proses kelelahan
„ Ventilasi yang cukup dan menaruh tanaman
(landscape office) akan mampu mengganti udara
yang kotor
PENCAHAYAAN
„ Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk
melihat obyek secara jelas, cepat tanpa
menimbulkan kesalahan
„ Kurangnya pencahayaan menyebabkan lelah mata.
Lebih jauh menyebabkan lelah mental dan rusaknya
mata
„ Faktor yang mempengaruhi kemampuan mata untuk
melihat obyek dengan jelas :
1. ukuran obyek
2. derajat kontras antara obyek dengan sekelilingnya
3. lumnisi (brightness)
4. lamanya waktu untuk melihat obyek
KEBISINGAN (NOISE)
„ Noise : bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh
telinga kita
„ Noise dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak
pendengaran dan dapat menimbulkan komunikasi
„ Tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang
menentukan tingkat gangguan terhadap manusia :
1. lama waktu bunyi tersebut terdengar
2. intensitas
3. frekuensi suara
BAU-BAUAN
„ Bau-bauan yang dipertimbangkan sebagai polusi
dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja

„ Penggunaan Air Conditioning (AC) dapat membantu


menghilangkan bau-bauan yang mengganggu di
sekitar tempat kerja
GETARAN MEKANIS
„ Merupakan getaran-getaran yang ditimbulkan oleh
alat-alat mekanis yang sebagian dari getaran ini
sampai ke tubuh dapat menimbulkan akibat-akibat
yang tidak diinginkan pada tubuh kita
„ Gangguan yang ditimbulkan :
1. mempengaruhi konsentrasi kerja
2. menyebabkan kelelahan
3.gangguan pada mata, syaraf, otot dan lainnya
WARNA
„ Warna disini adalah warna tembok ruangan dan
interior di sekitar tempat kerja

„ Warna berpengaruh terhadap kemampuan


melihat obyek, memberikan pengaruh yang lain
terhadap manusia seperti :
1. warna merah bersifat merangsang
2. warna kuning memberikan kesan luas terang
dan leluasa
3. warna hijau dan biru memberi kesan sejuk,
aman dan menyegarkan
4. warna gelap memberikan kesan sempit
5. warna terang memberi kesan leluasa
Efisiensi ekonomi gerakan
dan pengaturan fasilitas kerja

Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan


prosedur-prosedur yang dapat mengekonomisasikan
gerakan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
mengurangi kelelahan kerja

Pertimbangan mengenai prinsip-prinsip ekonomi gerakan


diberikan selama tahap perancangan sistem kerja berguna
untuk mempermudah modifikasi dalam hardware, prosedur
kerja dan lainnya
Berikut beberapa prinsip ekonomi gerakan yang
perlu dipertimbangkan dalam perancangan stasiun
kerja :

‰Atur fasilitas kerja yang memudahkan operator mengetahui


letak material, display dan peralatan kerja

‰Rancang fasilitas kerja seperti meja, kursi, dan lain-lain


dengan dimensi sesuai dengan Anthropometri (range 5-th
sampai 95-th percentile) agar operator bisa bekerja dengan
leluasa dan tidak cepat lelah

‰Atur pengiriman material dan peralatan kerja secara teratur


ke stasiun kerja yang membutuhkan

‰Bakukan rancangan lokasi peralatan untuk menghindari


kesalahan dan pelatihan ulang
„ Buat rancangan kegiatan kerja

„ Atur tata letak fasilitas pabrik


(facilities layout) sesuai dengan
aliran proses produksinya

„ Kombinasikan dua atau lebih


peralatan kerja sehinggaakan
memperketat proses kerja
Energi kerja yang dikonsumsikan
„ Energi kerja yang dikonsumsikan pada saat
seseorang melaksanakan kegiatan merupakan faktor
yang begitu kurang diperhatikan

„ Energi yang besar dalam waktu yang lama akan


dapat menimbulkan kelelahan fisik dan lebih bahaya
lagi jika kalau terjadi kelelahan mental
SUMMARY
„ Disiplin ergonomi adalah cabang keilmuan yang
sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi
mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia
untuk merancang suatu sistem kerja sehingga dapat
bekerja dan hidup dengan baik
„ Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan ergonomis dalam proses desain produk
maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi dengan
manusia
„ Dalam melakukan desain, perlu memperhatikan kondisi
lingkungan fisik kerja karena dapat mempengaruhi
aktivitas kerja manusia
SOAL
1. Pendekatan ergonomis diharapkan menghasilkan sebuah
rancangan yang “fit to the user” bukan “fit to the design”.
Jelaskan
2. Jelaskan keterkaitan ergonomi dengan studi tata cara kerja.
Faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan agar proses
kerja dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien
3. Banyak kecelakaan kerja yang sering dikatakan sebagai
kesalahan manusia (human error). Jelaskan hal tersebut
bila dikaitkan dengan pendekatan ergonomis
4. Sebutkan tiga rancangan produk yang tidak memperhatikan
faktor ergonomi dan bagaimana langkah untuk
memperbaiki hal tersebut?
REFERENSI
– Nurmianto, Eko,
– Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and
Work Measurement, McGraw- Hill Book co,
New York
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi,
Studi Gerak dan Waktu, “ Teknik Analisis
Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT
Guna Widya, Jakarta
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata
Cara dan Pengukuran Kerja ,”PT Guna
Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-6

TELAAH METODE
Pengembangan Metode Untuk
Mengefektifkan dan Mengefisiensikan
Kerja
PENDAHULUAN
„ Telaah metode :
Kegiatan pencatatan secara sistematis dan
pemeriksaan dengan seksama mengenai
cara-cara yang berlaku atau diusulkan untuk
melaksanakan kerja
„ Sasaran pokok :
Mencari, mengembangkan dan menerapkan
metode kerja yang efektif dan efisiesi
sehingga waktu penyalesaian pekerjaan
akan lebih singkat
SUB MATERI

„ Prosedur telaah metode


„ Analisa gerakan dan prinsip ekonomi
gerakan
„ Studi gerakan untuk menganalisa
metode kerja yang efektif dan efisien
„ Analisa gerakan kerja dengan rekaman
film
1.PROSEDUR TELAAH METODE

Telaah Metode

SISTEM KERJA
•Pekerja
Beberapa alternatif Pemilihan
•Material
Sistem Kerja Alternatif Sistem
•Mesin dan Peralatan
kerja terbaik
•Lingkungan fisik kerja

Efektif & Efisien


KOMPONEN SISTEM KERJA
„ Komponen material
Bagaimana cara menempatkan material,
jenis mateial yang mudah diproses dan
lain-lain
Material (bahan baku, supplies, limbah,
produk jadi, dll)

„ Komponen manusia
Bagaimana sebaiknya posisi orang pada
saat proses kerja berlangsung agar
mampu memberikan gerakan-gerakan
yang efektif dan efisien
„ Komponen mesin
Bagaimana desain dari mesin/ peralatan
kerja lainnya, apakah sesuai dengan
prinsip ergonomi?

„ Komponen lingkungan kerja fisik


Bagaimana kondisi lingkungan kerja fisik
tempat operasi kerja tersebut
dilaksanakan? Apakah dirasakan cukup
aman dan nyaman?
TUJUAN POKOK TELAAH METODE

„ Perbaikan proses dan tata cara pelaksanaan


penyelesaian pekerjaan

„ Perbaikan dan penghematan penggunaan material,


tenaga kerja, tenaga mesin dan fasilitas kerja lainnya

„ Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan


keletihan yang tidak perlu

„ Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikan


suasana lingkungan kerja yang nyaman dan aman
Prosedur Telaah Metode

„ Identifikasi operasi kerja yang akan


diamati dan dipelajari
„ Dapatkan input data dari pekerja
atau supervisor
„ Dokumentasikan metode kerja yang
sesuai dengan langkah urutan kerja
yang sistematis
„ Buat usulan metode baru yang lebih
efisien dan efektif
„ Buat beberapa alternatif dan pilih
alternatif terbaik
„ Terapkan alternatif yang terbaik dan
buktikan perbaikan yang didapatkan
Gejala-gejala dimana telaah metode
harus dilakukan :

„ Material handling dengan frekuensi yang


sering
„ Pergerakan operator yang sering dari satu
tempat ke tempat lain dengan jarak
tempuh yang jauh
„ Adanya bottle neck
„ Adanya operasi yang dilakukan berulang-
ulang dan berlangsung dalam jangka
waktu yang lama
„ Meningkatnya scrap atau biaya untuk
rework
„ Kualitas produk tidak konsisten
„ Adanya sejumlah keluhan dari para
pekerja
„ Aktivitas kerja yang menimbulkan
kelelahan
„ Sering dijumpai over time
„ Terbukti ada pabrik yang sama tapi
lebih efisien dan efektif
„ Banyaknya labor turn over
2. Analisa Gerakan dan Prinsip-prinsip
Ekonomi Gerakan

Prinsip-prinsip ekonomi gerakan


„ Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan
dengan penggunaan badan/anggota
tubuh manusia
„ Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan
dengan tempat kerja berlangsung
„ Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan
dengan desain peralatan yang
digunakan
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan
penggunaan badan/anggota tubuh manusia

„ Manusia memiliki kondisi fisik dan struktur tubuh


yang memberi keterbatasan dalam melaksanakan
kerja
„ Bila mungkin kedua tangan harus memulai dan
mengakhiri kerja dalam waktu yang bersamaan
„ Kedua tangan jangan menganggur secara
bersamaan kecuali waktu istirahat
„ Gerakan tangan harus simetris dan
berlawanan arah
„ Hanya bagian tubuh yang dibutuhkan saja
untuk menyelesaikan pekerjaan agar tidak
menghamburkan tenaga
„ Hindari gerakan patah-patah untuk
mengurangi kelelahan
„ Pekerjaan diatur sedemikian rupa sehingga
gerak mata terbatas pada bidang yang
menyenangkan tanpa perlu mengubah fokus
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan
tempat kerja berlangsung

„ Pada tempat-tempat tertentu diletakkan alat dan


bahan untuk menimbulkan kebiasaan rutin
„ Letakkan alat dan bahan pada jarak yang mudah
dijangkau oleh operator
„ Tata letak alat dan bahan diatur sehingga
memungkinkan urut-urutan gerakan yang terbaik
„ Tinggi tempat kerja harus sesuai dengan
ukuran tubuh manusia agar operator nyaman
dalam bekerja
„ Kondisi ruangan baik temperatur,
pencahayaan, kelembapan, ventilasi, dan lain
–lain yang berkaitan dengan persyaratan
ergonomis harus diperhatikan dengan baik
agar diperoleh area kerja yang nyaman
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan
desain peralatan yang digunakan

„ Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan


tubuh apabila pekerjaan tersebut bisa
diselesaikan dengan alat
„ Gunakan peralatan kerja yang dapat
melaksanakan berbagai macam
pekerjaan
„ Letakkan peralatan kerja pada tempat
yang tepat untuk memudahkan
pemakaian
„ Jika tiap jari melakukan pekerjaan
tertentu maka beban untuk masing-
masing jari harus seimbang
3. Studi gerakan untuk menganalisa metode kerja yang
efektif dan efisien

Studi gerakan (motion study) :


suatu studi tentang gerakan-gerakan yang
dilakukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan, tujuannya untuk memperoleh
gerakan yang efektif dan efisien
Elemen Gerakan Therbligs

Nama Therbligs Lambang Huruf Kode Warna Lambang Gambar

Mencari (search) Sh Black

Memilih (select) Sl Gray , Light

Memegang (Grasp) G Lake Red

Menjangkau tanpa beban TE Olive Green

Menjangkau dengan beban TL green

Memegang (Hold) H Gold Ochre

Melepas RL Carmine Red

Merakit A Violet, Heavy

Memakai (use) U Purple


4. Analisa gerakan kerja dengan rekaman
film ( Micromotion Study)

Kegiatan Micromotion Study mengharuskan


untuk merekam setiap gerakan kerja yang ada
secara detail dan memberi kemungkinan-
kemungkinan analisa setiap gerakan-gerakan
kerja yang ada secara lebih baik dibandingkan
dengan visual motion study
( Micromotion Study)

„ Teknik yang paling dianggap paling teliti guna


menganalisa gerakan kerja manual secara
mendetail (micro)
„ Pengukuran waktu berdasarkan per frame
gambar yang terekam
„ Model standar untuk peralatan ini
memungkinkan kecepatan gambar/kamera 1
frame per detik (fps), 10 fps bahkan 1000 fpm
Langkah-langkah Micromotion Study :

1.Merekam gerakan kerja dari siklus kerja dengan menaruh


micro chronometer di belakang operator
2.Gambar film kan menjadi rekaman permanen yang bisa
dianalisa setiap saat
3.Membuat kesimpulan dari analisa gerakan yang telah
diamati dan menggambarkannya dalam peta SIMO
(Simultaneous Motion Chart)
4. Menetapkan alternatif gerakan yang lebih baik
Manfaat Micromotion Study

„ Untuk meneliti siklus operasi kerja yang


pendek yang berlangsung secara berulang-
ulang dan dilaksanakan secara manual
„ Untuk meneliti aktivitas-aktivitas yang
menghasilkan jumlah output yang besar
„ Untuk meneliti aktivitas-aktivitas yang
pelaksanaannya dilaksanakan oleh seorang
operator
MEMOTION STUDY

„ Dikembangkan oleh Marvin Mundel


„ Memberikan hasil yang lebih detail
dibandingkan dengan Micromotion
Study
„ Kecepatan film yang digunakan adalah
sekitar 60-100 fpm
„ Keuntungan : biaya lebih murah dan
proses analisa lebih cepat
SUMMARY
„ Telaah metode dilakukan pada semua komponen sistem kerja
(material, manusia, mesin dan lingkungan fisik) untuk
mendapatkan sistem kerja yang efisien dan efektif
„ Untuk melakukan analisa kerja perlu mendapatkan data yang
berhubungan dengan seluruh kegiatan operasi,fasilitas kerja,
waktu penyelesaian elemen kerja, transportasi, inspeksi dan
aktivitas lain yang tercakup dalam aliran proses
„ Prinsip ekonomi gerakan (the principles of motion economy)
digunakan untuk menganalisa dan mengevaluasi metode kerja
untuk memperoleh metode kerja yang lebih efisien
„ Studi gerakan digunakan untuk mengeliminir gerakan-gerakan
yang tidak perlu (efektif)
„ Perekaman gerakan kerja dengan kamera film akan mengatasi
kesulitan dalam menentukan batas-batas elemen yang satu
dengan lainnya karena waktu gerakan yang sangat singkat
SOAL
1. Apakah yang dimaksud dengan pengertian bahwa kerja
haruslah dengan cara yang lebih cerdik bukannya dengan
yang lebih keras (working smarter not harder)
2. Apakah yang dimaksud dengan work simplification?
3. Studi tentang tata cara tidak bisa dilepaskan dengan studi
tentang gerakan-gerakan kerjanya (motion study). Jelaskan
mengapa demikian ?
4. Buatlah analisa gerakan-gerakan yang akan dilakukan oleh
tangan untuk melaksanakan perakitan komponen-komponen
U-bolt, clamp dan nut (2 buah). Elemen-elemen Therblig apa
saja yang akan terlihat dalam aktivitas ini.
REFERENSI
„ Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design and
Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York
„ Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study,
Pitmans Books, ltd., London
„ Heiland, Robert E and Wallace J. Richardson, 1957, Work
Sampling, McGraw- Hill Book co, New York
„ Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work
Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
„ Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen
Teknik Industri , ITB, Bandung
„ Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan
Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas
Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
„ Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-7

PETA KERJA
SEBAGAI ALAT UNTUK
MENGANALISA AKTIVITAS
KERJA
PENDAHULUAN
„ Peta kerja /Peta proses (Process Chart) : alat
komunikasi yang sistematis dan logis guna
menganalisa proses kerja dari tahap awal
sampai akhir
„ Informasi dalam peta kerja : benda kerja proses,
jenis alat dan mesin, waktu standart, kapasitas
mesin, dan sebagainya
1. JENIS PETA KERJA
„ Peta kerja guna menganalisa
proses kerja keseluruhan

„ Peta kerja guna menganalisa


proses kerja setempat
Peta kerja guna menganalisa proses
kerja keseluruhan :

1.Peta proses operasi (Operation Process


Chart)
2.Peta proses produk banyak (Multi Product
Process Chart)
3.Peta aliran proses (Flow Process Chart)
4.Diagram aliran (Flow Diagram)
Peta kerja guna menganalisa proses
kerja setempat :

1. Peta pekerja dan mesin (Man and Machine


Process Chart)
2. Peta kelompok kerja (Gang Process Chart)
3. Peta tangan kiri dan tangan kanan (Left and
Right Process Chart atau Peta operator
(Operator Process Chart)
2. Simbol ASME ( American Society of Mechanical
Engineers)

Kegiatan Lambang Contoh

Operasi Memaku, mengebor benda, mengelas,


dll
Transportasi Material handling

Inspeksi Meneliti benda kerja, menghitung


jumlah benda
Menunggu Material menuungu untuk diproses

Menyimpan Bahan baku disimpan dalam gudang

Aktivitas Kegitan operasi dan pemeriksaan


ganda
OPERASI
„ Kegiatan operasi terjadi apabila suatu proyek
(material) akan mengalami perubahan sifat baik
fisik maupun kimiawi dalam suatu proses
transformasi
„ Kegiatan operasi termasuk kegiatan
merakit,menerima informasi, membuat informasi,
membuat planning, kegiatan kalkulasi
„ Kegiatan ini baik dilakukan oleh manusia, mesin
ataupun keduanya
CONTOH OPERASI KERJA
„ Material Process Chart :
1. Material dikerjakan dengan mesin engine lathe,
milling machine, grinding machine, dsb
2. Billet dipanaskan dalam furnace
3. Kertas diketik dengan mesin ketik dalam kegiatan
administrasi
CONTOH OPERASI KERJA
„ Man Process Chart :
1. Gerakan tangan operator untuk pemakanan
feeding dalam proses membubut, mengedrill,
2. Memasang mur dan baut pada proses
merakit
3. Memukul palu
TRANSPORTASI
„ Kegiatan operasi terjadi apabila fasilitas kerja bergerak
berpindah tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu
operasi kerja

„ Contoh kegiatan transportasi :


1. memindahkan material dengan tangan, holist, truck,conveyor,
2. bergerak, berjalan membawa obyek dari suatu lokasi kerja ke
lokasi kerja lainnya
3. memindahkan material menuju atau dari mesin, container,
conveyor, dll
4. membuat gambar kerja dari bagian disain ke bagian produksi
INSPEKSI
„ Kegiatan inspeksi atau pemeriksaan terjadi apabila
obyek diperiksa baik kualitas maupun kuantitas, apakah
sudah sesuai dengan karakteristik performans yang
distandarkan

„ Contoh kegiatan inspeksi ;


1. meneliti dimensi benda kerja dengan
menggunakan alat ukur (gage)
2. membaca dial indicator atau instrumen pengukur
lainnya
3. menghitung jumlah benda yang diterima dari hasil
pembelian
MENUNGGU (DELAY)
„ Proses menunggu terjadi apabila material, benda
kerja, operator atau fasilitas kerja dalam kondisi
berhenti dan tidak terjadi kegiatan apapun selain
menunggu
„ Contoh delay :
1. material atau benda kerja diletakkan di kontainer,
menunggu untuk dipindahkan ke stasiun kerja
lainnya
2. obyek menunggu untuk diproses atau diperiksa
3. material menunggu diproses karena adanya
kerusakan teknis pada mesin
MENYIMPAN (STORAGE)
„ Proses menyimpan terjadi apabila obyek disimpan
dalam jangka waktu yang cukup lama

„ Contoh Storage :
1. bahan baku, suplies, dan lain-lain disimpan dalam
gudang pabrik
2. dokumen atau arsip yang disimpan dalam rak
3. uang atau surat berharga lainnya yang disimpan
dalam brankas
AKTIVITAS GANDA
„ Kondisi dimana dua elemen harus dikerjakan
secara bersamaan

„ Contoh
kegiatan operasi yang harus dilaksanakan
secara bersamaan dengan kegiatan
pemeriksaan pada stasiun yang sama pula
Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)
¾Peta kerja yang menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan ke
dalam elemen operasi yang detail
¾ Simbol ASME : operasi dan inspeksi

Material Material Material


(Mt) (Mt) (Mt)

W 0 -N M

W I-N W

Komponen (K)

Komponen (K)

Komponen (K)
Peta Proses Produk Banyak
¾Peta yang digunakan untuk menggambarkan pengerjaaan sejumlah produk pada
mesin atau fasilitas yang hampir sama

Aktivitas Produk
Bantalan Sudu Pompa
1 1
Store 1

Slit 2 4 2 3
Turn
3 2 5

Grin 5 3 4 6
Impregnate
8
Mould

Mill
10
Press test
Drill
Inspect 6 4 9 7
2
7 5 11
Pack
Despatch 8 6 12
Peta Aliran Proses
(Flow Process Chart)
Peta aliran proses merupakan suatu peta yang
menggambarkan aktivitas baik produktif maupun
tidak produktif.

Metode penggambarannya seperti pada peta proses


operasi tetapi disini jauh lebih lengkap dan detail.

Dengan demikian ada tambahan tiga simbol yaitu


simbol panah (transportasi), setengah lingkaran/
huuf “D” (delay) dan simbol segitiga terbalik
(storage).
Diagram Aliran (Flow Diagram)

Diagram aliran pada dasarnya sama


dengan OPC tetapi penggambarannya
diatas gambar layout dari fasilitas kerja

Manfaat :
1. Untuk mengevaluasi langkah-langkah
proses dalam situasi yang lebih jelas
2. Untuk perbaikan desain layout fasilitas
kerja
Peta Pekerja dan Mesin
„ Menunjukkan hubungan waktu kerja antara siklus
kerja operator (pekerja) dan siklus operasi dari mesin
atau fasilitas kerja yang ditangani oleh operator
tersebut
„ Peta ini merupakan alat analisa yang baik guna
mengurangi waktu menganggur
„ Peta ini juga merupakan alat yang efektif guna
merealisir konsep machine coupling dalam rangka
memenuhi prinsip “a fair day’s work for a fair day’s
pay”
Peta Kelompok Kerja
„ Adaptasi dari peta pekerja dan mesin
„ Menunjukkan hubungan antara siklus
menganggur dan siklus waktu operasi dari
mesin/proses dan waktu menganggur serta
waktu kerja per siklus dari pekerja-pekerja yang
akan melayani mesin atau proses tersebut
„ Manfaat : untuk memperbaiki kondisi kerja
dengan jalanmengurangi waktu menganggur
Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri
„ Peta kerja setempat yang bermanfaat untuk
menganalisa gerakan tangan manusia di dalam
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat
manual
„ Menggambarkan semua gerakan dan delay yang
dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri
secara mendetail sesuai dengan elemen Therblig
„ Pembuatan peta operator ini untuk gerakan-
gerakan yang repetitif dan bersifat manual seprti
pada proses perakitan
„ Elemen Therblig yang digunakan :
1. Reach (RE)
2. Grasp (G)
3. Move (M)
4. Position (P)
5. Use (U)
6. Release (RL)
7. Delay (D)
8. Hold (H)
SUMMARY
„ Peta kerja dibedakan menjadi dua yaitu peta kerja
guna menganalisa proses kerja keseluruhan dan
setempat
„ Peta kerja guna menganalisa proses kerja
keseluruhan meliputi OPC, FPC, Multi Product
Process Chart) dan flow diagram
„ Peta kerja guna menganalisa proses kerja setempat
meliputi peta pekerja dan mesin, peta kelompok kerja
dan peta operator (tangan kanan dan tangan kiri)
„ Simbol-simbol standart yang dipakai untuk
pembuatan peta kerja adalah simbol ASME
(Amarican Society of Mechanical Engineers) yang
meliputi operasi,transportasi, inspeksi, delay, storage
dan aktivitas ganda
SOAL
1. Pabrik gula Y dioperasikan dengan proses sufitasi dan secara
skematis memiliki urutan kegiatan produksi dari awal (tebu) sampai
akhir (gula) sebagai berikut :
a. tebu ditanam di ladang, setelah tebu tua diperiksa, ditebang dan
kemudian diangkut ke pabrik. Sebelum digiling diadakan penimbunan
sementara, diperiksa, ditimbang kemudian dicacah atau digiling
b. hasil dari proses penggilingan tebu akan menghasilkan nira,
kemudian nira dipompa ke timbangan, dimurnikan, dipanasi, dimasak.
Kemudian diputar dengan sentrifuge untuk mendapatkan kristal gula.
Kristal gula diperiksa secara sampling kemudian ditimbang dan
dimasukkan ke karung (100 kg). Dan seterusnya diangkut ke gudang,
disimpan dan didistribusikan ke pasar (konsumen)
c. Selain nira, proses penggilan tebu juga akan
menghasilkan ampas tebu (baggase) yang mana ampas
ini akan dikirim ke pabrik kertas untuk dijadikan bahan
baku pembuatan kertas

Dari informasi tersebut diatas buatlah peta aliran proses


(FPC) dari saat proses dimulai (tebu) sampai dengan
proses terakhir (gula dan baggase)
2. Gambarkan Peta Manusia Mesin (Man Machine Process) untuk
menunjukkan kegiatan operator yang akan mengoperasikan dua
buah mesin semi automatic lathes. Siklus kegiatan kerja akan terdiri
dari :
‰ Pemasangan material di mesin (loading mesin) : 0,75 menit

‰ Operasi permesinan : 1,5 menit

‰ Pengambilan material yang selesai diproses (unloading


mesin) : 0,5 menit
kedua mesin sama persis, setelah kegiatan permesinan dilakukan,
mesin secara otomatis berhenti dan menunggu dilayani operator.
Gambarkan petanya mulai operator menstarter mesin sampai
masing-masing menghasilkan 2 unit produk!
REFERENSI
… Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design and
Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York
… Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study, Pitmans
Books, ltd., London
… Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work
Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
… Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen
Teknik Industri , ITB, Bandung
… Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan
Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas
Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
… Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-9

METODE KUANTITATIF UNTUK


MENGANALISA SISTEM MANUSIA
MESIN
PENDAHULUAN
‰ Peta manusia mesin dapat digunakan untuk
menentukan berapa jumlah fasilitas kerja yang
bisa ditangani oleh seorang operator. Metode
analisa ini cukup sederhana, praktis dan bisa
berlangsung cepat
‰ Kesulitannya adalah penggambaran petanya
yang membutuhkan ketelitian di dalam
penentuan skala waktunya
‰ Dikembangkan metode kuantitatif dengan model
matematis karena lebih mudah dan teliti dan
lebih penting lagi memasukkan unsur biaya
1.Hubungan aktivitas manusia mesin

Secara umum hubungan aktivitas


manusia mesin dibagi menjadi :
„ Synchronous servicing (pelayanan
sinkron)
„ Completely random servicing
(pelayanan acak penuh)
„ Kombinasi keduanya
Synchronous Servicing
(Pelayanan Sinkron)

„ Penugasan seorang operator untuk


menangani lebih dari satu mesin dalam
kondisi ideal akan mengahsilkan bentuk
hubungan manusia mesin yang sinkron

„ Manusia (operator) dan mesin-mesin yang


dilayani masing-masing akan melaksanakan
aktivitasnya secara penuh dalam siklus waktu
yang tersedia
Jumlah mesin/fasilitas yang bisa dilayani oleh
seorang operator dapat dihitung dengan :
N = (L+M)/L
dimana :
N = Jumlah mesin/fasilitas yang bisa dilayani
L = total operator servicing time per mesin (loading
& unloading dalam jam)
M= total machining time dalam jam
CONTOH :
Total waktu operator untuk melayani sebuah mesin
adalah 1 menit, sedangkan siklus waktu permesinan
adalah 4 menit, maka jumlah mesin yang dilayani
oleh seorang operator adalah :
N = (1+4)/1 = 5 buah mesin
Prosedur yang dilakukan jika terjadi pembulatan
angka :
• Estimasikan jumlah fasilitas yang bisa dilayani ,
dengan rumus N = L + M
L +W
W = waktu handling operator
• TECN1 = (L + M)(K1+ N1xK2)
N1
K1 = labor cost (Rp/jam)
K2 = machine cost (Rp/jam)
• TECN2 = (L + W) ( K1+K2xN2)
• Bandingkan harga TECN1 dan TECN2, pilih TEC yang
terkecil
CONTOH :
Berapakah jumlah mesin yang seharusnya bisa
dilayani oleh seorang operator jika diketahui : waktu
loading dan unloadning per mesin = 1, 41 menit,
waktu yang diperlukan operator pindah dari satu
mesin ke tempat mesin = 0,08 menit, waktu
permesinan = 4, 34 menit, direct labor cost = Rp.
8.500,00 per jam serta biaya mesin = Rp. 15.000,00
per jam
Jawab :
N = (L+M)/(L+W) = (1,41+4,34)/(1,41+0,08)
= (5,75)/(1,49) = 3,86 maka N1= 3 dan N2 = 4
TECN1 = (L+M) (K1+N1xK2)/N1
= (5,75/60)x(8500+3x15000)/3 = Rp. 1.709,00
TECN2 = (L + W) ( K1+K2xN2) = (L + W) ( K1+K2xN2)
= (1,49/60)(8500+ 4 x15.000) = Rp. 1.701,00
Keputusan : 1 operator mengoperasikan 4 mesin
Completely Random Servicing

„ Dalam kasus ini banyak hal yang tidak diketahui


berkaitan dengan kapan suatu fasilitas
memerlukan pelayanan dan berapa lama
pelayanan terhadap fasilitas tersebut berlangsung

„ Kapan suatu fasilitas memerlukan pelayanan dan


berapa lama pelayanan terhadap fasilitas
berlangsung secara acak (random)
CONTOH
Dalam sebuah bengkel permesinan seorang operator
ditugaskan untuk melayani beberapa mesin turret-
lathes, diestimasikan rata-rata mesin bisa
dioperasikan sebesar 60 % dan 40 % sisanya akan
merupakan waktu dimana operator bertugas
melayani mesin tersebut. Tentukan berapa jam kerja
mesin yang hilang per harinya untuk melayani 3
mesin ?
JAWAB :
Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Probabilitas
R = 0.6 R = 0.6 (0.6) (0.6) (0.6) = 0.216
D = 0.4 (0.6) (0.6) (0.4) = 0.144
R = 0.6 D = 0.4 R = 0.6 (0.6) (0.4) (0.6) = 0.144
D = 0.4 (0.6) (0.4) (0.4) = 0.096
R = 0.6 R = 0.6 (0.4) (0.6) (0.6) = 0.144
D = 0.4 (0.4) (0.6) (0.4) = 0.096
D =0.4 R = 0.6 (0.4) (0.4) (0.6) = 0.096
D= 0.4 D = 0.4 (0.4) (0.4) (0.4) = 0.064
Total =1
Jml Mesin yang Probabilitas Jam Kerja Yang Hilang / 8 jam
Berhenti kerja/hari

0 0.216 0

1 0.432 0

2 0.288 (1) (0.288) (8) = 2.304

3 0.064 (2) (0.064) (8) = 1.024

3.328

Proporsi waktu mesin yang hilang = (3,329/3 x 8) x 100% = 13.9 %


„ Perhitungan yang sama dapat dibuat untuk
pengoperasian mesin dalam jumlah yang
lebih besar atau kurang guna menetapkan
pengoperasian yang paling efisien dalam hal
down time mesin yang terkecil
„ Pengaturan yang baik menggunakan
pertimbangan TEC per unit produk yang
paling kecil
PERHITUNGAN TEC
TEC = (K1+NxK2)/jumlah produk yang
dihasilkan dari N buah mesin
Dimana :
K1 = upah operator (Rp/jam)
N = biaya pemakaian mesin (Rp/jam)
K2 = jumlah mesin yang dioperasikan
CONTOH :
Ada 5 buah mesin yang harus dilayani
oleh seorang operator dengan waktu
permesinan per unit produk = 0,82 jam,
waktu pelayanan untuk sebuah mesin per
unit produk = 0,17 jam, rata-rata mesin
down time = 0,11 jam per mesin per 1 jam
kerja, upah operator = Rp. 5000/jam, serta
ongkos pemakaian mesin sebesar Rp.
10.000/jam
JAWAB :

‰ Waktu tersedia untuk kegiatan produksi


untuk setiap mesin = 0,89 jam/1 jam kerja
‰ rata-rata waktu yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu unit produk/mesin
= (0,82+0,11)/0,89 = 1,11 jam
‰ untuk 5 buah mesin = 5/1,11 = 4,5 unit
produksi/jam
‰ TEC = 5000 + (5) (10000)/4,5 = Rp.
12.220,00
2. Analisa Antrian
dalam Sistem Manusia Mesin

Kedatangan fasilitas yang memerlukan pelayanan


secara acak mengikuti distribusi Poisson
sedangkan waktu antar kedatangan (T) dan waktu
pelayanan (S) mengikuti distribusi eksponensial.
P(T) = eλ - λT
P(S) = μ e-μS
dimana
λ = laju kedatangan rata-rata
1/μ = rata-rata waktu pelayanan
SISTEM ANTRIAN
1. Single Channel, Single Operation
Antrian
S Pelayanan Selesai
Aliran Kedatangan
Fasilitas Pelayanan

ρ = pendayagunaan fasilitas λpelayanan = λ / μ , bilamana ρ ≤ 1,


maka aliran lancar, ρ > 1, maka terjadi antrian
λ2 λ
Lq = dan Wq = μ(μ − λ)
μ (μ − λ )

λ
Lq = jumlah kedatangan yang membentuk antrian λ
Wq = waktu menunggu rata-rata dalam antrian
Multiple Channel, Single Operation
Antrian
S

S Pelayanan Selesai

Aliran S
Kedatangan
Fasilitas Pelayanan

λ
Po( ) S ρ
λ μ Lq
ρ= , Lq = dan Wq =
Sμ S!(1 − ρ ) 2
λ

Po = probabilitas tidak ada fasilitas yang harus dilayani dalam sistem antrian

1
Po =
λ λ
( )n ( )S
S −1
μ μ
∑ n!
+
S!(1 − ρ )
n=0
Multiple Channel, Multiple Operation

S S
Antrian

S S Pelayanan
Selesai

Aliran S S
Kedatangan

Fasilitas Antrian Fasilitas


Pelayanan Pelayanan
CONTOH :
Pada periode tertentu rata-rata
kedatangan nasabah adalah 3 orang/mnt,
rata-rata pelayanan yang diberikan
seorang teller adalah 0,75 menit.
Analisa Perhitungannya

1. Sistem antrian dengan operasi tunggal

Antrian dipecah dalam 3 jalur, laju kedatangan per antrian


= 3/3 = 1 nasabah/menit ( λ )
rata-rata waktu pelayanan (μ ) = 1/0,75 = 1,33 menit
ρ = λ /μ = 1/1,33 = 0,75
λ2 12
Lq = μ (μ − λ ) = = 2,25 menit ( untuk setiap jalur
1,33(1,33 −1)
antrian)
λ 1
Wq = μ (μ − λ ) = 1,33(1,33 − 1) = 2,25 menit
2. Sistem antrian operasi tunggal dengan 3
fasilitas pelayanan

λ 3
ρ= μ = = 0,75
3x1,33
λ 3 3
Po = Po ( ) S ρ = 0,0748( ) 0,75 = 0,0748
μ 1,33
S ! (1 − ρ ) 2 3!(1 − 0,75) 2

1 1
Lq = λ λ = 3 3 = 1,717
( )n ( )S ( )2 ( )3
S −1
μ μ 3 1,33 1,33
∑ +
S !(1 − ρ )
1+ + +
n=0 n! 1,33 2 3.2.1(1−0,75)

Lq 1,717
Wq = = = 0,57 menit
λ 3
SUMMARY
‰ Secara umum hubungan aktivitas manusia mesin dibagi
menjadi : Synchronous servicing (pelayanan
sinkron),Completely random servicing (pelayanan acak
penuh) serta kombinasi keduanya
‰ Kondisi yang dijumpai dalam sistem manusia mesian adalah
siklus waktu kegiatan permesinan dan kegiatan pelayanan
secara konstan dan dapat diprediksikan dan berlangsung
secara acak
‰ Sistem antrian : single channel single operation, multiple
channel single operation, multiple channel multiple operation
SOAL
1. Tentukan berapa banyak mesin yang seharusnya mampu
dioperasikan oleh seorang operator yang paling ekonomis jika
diketahui :
a.waktu baku loading dan unloading : 1,25 menit
b.waktu jalan antara dua mesin : 0,10 menit
c.waktu proses/permesinan : 1,25 menit
d.biaya tenaga kerja langsung : Rp.60.000/hari
a.biaya mesin : Rp.100.000/hari
Bilamana satu shift kerja = 8 jam
2. Dari suatu pengamatan yang dialkukan di gerbang jalan
tol, didapatkan ;
‰rata-rata kedatangan kendaraan yang masuk jalur
antrian adalah 5 kendaraan/menit
‰Rata-rata pelayanan yang diberikan oleh petugas
tiket tol sebesar 0,6 menit per loket
‰Pengamatan dialkukan pada jam 06.00-18.00
Dari data tersebut maka sistem/ model antrian yang
bagaimanakah yang sebaiknya diaplikasikan dalam
kasus diatas dan berapakah jumlah loket pelayanan yang
sebaiknya dioperasikan
REFERENSI
– Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design
and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York
– Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study,
Pitmans Books, ltd., London
– Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work
Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
– Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja,
Departemen Teknik Industri , ITB, Bandung
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan
Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas
Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-10

PENGUKURAN WAKTU KERJA


DENGAN METODE PENGUKURAN
LANGSUNG :
STOP WATCH TIME STUDY
PENDAHULUAN

z Penelitian kerja dan analisa metode kerja


memusatkan perhatian pada bagaimana
suatu pekerjaan akan diselesaikan
z Aplikasi prinsip dan teknik pengaturan kerja
akan memberikan alternatif metode terbaik
yang akan memberikan hasil yang optimal
z Suatu pekerjaan dikatakan efisien jika waktu
penyelesaiannya singkat
z Untuk menghitung waktu standart
diperlukan prinsip dan teknik pengukuran
kerja (work measurement atau work time
study)
SUB MATERI :
1. Teknik pengukuran waktu kerja
2. Stop watch time study
3. Performance rating
4. Waktu longgar
5. Waktu standart dan output standart
Pengukuran Waktu Kerja
z Pengukuran waktu kerja berhubungan dengan
usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang
dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan
z Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan oleh
seorang pekerja yang memiliki tingkat
kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan
z Metode penetapan keseimbangan antara kegiatan
manusia yang dikontribusikan dengan unit output
yang dihasilkan
Manfaat Waktu Baku
z Man Power Planning
z Estimasi biaya untuk upah karyawan
z Penjadwalan produksi dan dan
penganggaran
z Perencanaan sistem pemberian
insentif
z Output standart yang dapat dihasilkan
oleh karyawan
1. TEKNIK PENGUKURAN KERJA
z Pengukuran waktu kerja secara langsung
1. jam henti (stop watch time study)
2. sampling kerja (work sampling)

z Pengukuran waktu kerja secara tidak langsung


1. Data waktu baku
2. Data waktu gerakan (Predetermined time
system)
2. Jam Henti
(Stop Watch Time Study)

z Diperkenalkan oleh F.W Taylor sekitar


abad 19
z Untuk pekerjaan yang berlangsung
singkat, repetitip (berulang-ulang) dan
seragam
z Isi pekerjaan harus homogen
z Output dapat dihitung secara nyata
z Pekerjaan tersebut cukup banyak
dilaksanakan dan teratur sifatnya sehingga
akan memadai untuk diukur dan dihitung
waktu bakunya
Langkah-langkah stop watch time study

z Definisikan pekerjaan yang akan diukur dan


informasikan maksud dan tujuan pengukuran kepada
operator atau supervisor
z Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan
penyelesaian pekerjaan
z Bagi operasi kerja ke dalam elemen yang lebih detail
tetapi tetap dalam batas-batas kemudahan untuk
pengukuran
z Amati, ukur dan catat waktu penyelesaian pekerjaan
oleh operator
z Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan
dicatat

z Tetapkan rate of performance dari operator

z Sesuaikan waktu pengamatan dengan performance


kerja yang ditunjukkan oleh operator

z Tetapkan waktu longgar (allowance) guna


memberikan fleksibilitas

z Tetapkan waktu baku (standart)


Asumsi Dasar Stop Watch Time Study

z Metoda dan fasilitas untuk penyelesaian


pekerjaan harus sama
z Operator harus memahami benar prosedur dan
metoda kerja sebelum dilakukan pengukuran
kerja
z Kondisi lingkungan fisik pekerjaan juga relatif
tidak jauh berbeda dengan kondisi pada saat
pengukuran dilakukan
z Performance kerja mampu dikendalikan pada
tingkat yang sesuai untuk seluruh periode kerja
yang ada
3. PERFORMANCE RATING

z Performance rating merupakan aktivitas untuk


menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja
operator
z Secara umum dapat didefinisikan sebagai “ a
process during which the time study analyst
compare the performance (speed or tempo) of the
operator under observation with the observer’s
own concept of normal performance”
FAKTOR PENYESUAIAN (RATING P)

z Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja diatas normal


maka rating faktor ini akan lebih dari 1 (p >1 atau p > 100 %)

z Apabila operator dinyatakan terlalu lambat yaitu bekerja dibawah


normal maka rating faktor ini akan kurang dari 1 (p <1 atau p < 100 %)

z Apabila operator dinyatakan bekerja secara normal maka rating faktor


ini akan sama dengan 1 (p =1 atau p = 100 %)
SISTEM PERFORMANCE RATING

Sistem Performance Rating dibedakan menjadi :


1. Skill dan Effort Rating
2. Westing House System’s Rating
3. Synthetic Rating
4. Performance Rating (Speed Rating)
Skill dan Effort Rating

z Diperkenalkan tahun 1916 oleh Charles E.


Bedaux
z Rating hanya dipengaruhi oleh faktor Skil dan
usaha pekerja
z Bedaux menetapkan 60 Bs sebagai
performance standar per jam
z Insentif diberikan jika pekerja mempunyai
performance antara 70 – 85 Bs per jam
Westing House System’s Rating

z Diperkenalkan oleh Westing House Company(1972)


z Faktor yang dipertimbangkan :
1.Skill
2.Effort
3.Condition
4.Consistency
CONTOH :
z Apabila diketahui waktu rata-rata suatu elemen
kerja adalah 0,50 menit dan performance rating
operator memenuhi klasifikasi berikut :
1. excellent skill : +0,08
2. good effort : +0,02
3. good condition : +0,02
4. good consistency : +0,01
total : +0,13
maka waktu normal untuk elemen kerja :
0,50 x 1,13 = 0,565 menit
Synthetic Rating

z Merupakan metode untuk mengevaluasi tempo kerja


operator berdasarkan nilai waktu yang telah ditetapkan
terlebih dahulu (predermined time value)
z Prosedur :
1.melaksanakan pengukuran waktu kerja seperti biasa
2. membandingkan waktu yang diukur dengan waktu
elemen kerja sebelumnya yang sudah diketahui
waktunya
z Rating faktor (R) = P/A dimana :
P = predermined time untuk elemen kerja yang
ditetapkan (menit)
A = rata-rata waktu dari elemen kerja yang diukur
(menit)
Performance Rating
(Speed Rating)

z Faktor yang dipertimbangkan hanya operator speed/


tempo
z Penetapan rating performance dilakukan oleh
analyst sendiri, dinyatakan dengan prosentase
dimana performance kerja normal = 100 % atau 1.
4. WAKTU LONGGAR
(ALLOWANCE)
Kelonggaran waktu diberikan untuk:
z Kebutuhan personal

Sebesar 2 – 5 % atau 10 sampai 24 menit dengan


perhitungan 8 jam bekerja tanpa istirahat)
z Melepaskan lelah

Lama waktu istirahat berkisar 5 – 15 menit


z Kelambatan-kelambatan (delay)

Keterlambatan disini disebabkan oleh faktor-faktor yang sulit


dihindarkan (unavoidable delay) dan faktor-faktor yang
sebenarnya masih bisa dihindari
5. WAKTU STANDART DAN OUTPUT
STANDART

z Waktu standart meliputi waktu normal ditambah dengan


allowance

100 %
z Waktu standart (WS) = waktu normal x
100 % − % allowance
ratingfakt or %
z Waktu normal = waktu pengamatan x
100 %

z Output standart (OS) = 1/WS


SUMMARY
z Stop watch time study adalah salah satu
teknik pengukuran kerja dengan metode
pengukuran langsung
z Stop watch time study cocok untuk pekerjaan
yang repetitif, uniform, homogen, dan output
dapat dihitung secara nyata
z Waktu standart (WS) =
waktu normal x 100%/(100%-% allowance)
sedangkan Output Standart (OS)=1/WS
SOAL
1. Data time study analyst :
Elemen Pembacaan Stop Watch (menit)
Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8

1 0,011 0,010 0,009 0,012 0,009 0,010 0,009 0,011

2 0,110 0,090 0,100 0,110 0,110 0,105 0,090 0,100

3 0,205 0,195 0,200 0,210 0,200 0,205 0,200 0,195

4 0,095 0,090 0,100 0,095 0,100 0,105 0,095 0,100


Pada saat pengamatan, operator mempunyai
karakteristik performans : ketrampilan
(excellent), usaha (good), consistency
(excellent) dan lingkungan kerja dalam situasi
yang cukup (fair). Selanjutnya bila diketahui
waktu longgar untuk melepas lelah sebesar 5
%, menunggu 7 % dan kebutuhan personil 9
%. Hitunglah waktu standar untuk
menyelesaikan pekerjaan ini dan output
standar.
REFERENSI
z Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design
and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York
z Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study,
Pitmans Books, ltd., London
z Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work
Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
z Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja,
Departemen Teknik Industri , ITB, Bandung
z Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan
Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas
Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
z Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-11

PENGUKURAN WAKTU
KERJA DENGAN METODE
PENGUKURAN LANGSUNG :
WORK SAMPLING
PENDAHULUAN
„ Digunakan pertama kali oleh seorang
sarjana Inggris L.H.C Tippet dalam aktivitas
penelitiannya di industri textile

„ Ratio Delay Study/ Random Observation


Method : suatu teknik untuk mengadakan
sejumlah besar pengamatan terhadap
aktivitas dari mesin, proses atau pekerja
SUB MATERI:
1. Manfaat work sampling
2. Langkah-langkah sistematis work
sampling
3. Aplikasi work sampling
„ Pelaksanaan work sampling sangat sederhana
yaitu melakukan pengamatan aktivitas kerja
terhadap satu atau lebih mesin / operator
kemudian mencatatnya ke dalam keadaan
bekerja atau delay dalam selang waktu diambil
secara acak

„ Metode sampling kerja sangat cocok untuk


digunakan pada pekerjaan yang sifatnya tidak
berulang yang memiliki siklus waktu yang relatif
panjang
1.MANFAAT WORK SAMPLING

„ Mengukur ratio delay dari sejumlah mesin,


operator/karyawan atau fasilitas kerja
lainnya
„ Menetapkan performance level dari
seseorang selama waktu kerjanya
„ Menentukan waktu baku untuk suatu
proses/operasi kerja
CONTOH

Kegiatan Tally Total

Kerja IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII I 36

IIII IIII II
Idle 12

Prosentase waktu kerja = 36/48 x 100% = 75 %


Sedangkan waktu idle = 100 % - 75 % = 25 %
2. Langkah-langkah sistematis dari Work
Sampling
„ Persiapan awal
1. Catat segala informasi dari semua fasilitas yang ingin diamati
2. Rencanakan jadwal waktu pengamatan berdasarkan prinsip
randomisasi (aplikasi tabel)
„ Pre Work Sampling
1. Laksanakan pengamatan awal sejumlah pengamatan tertentu
secara acak
2. Hitung pengamatan awal (%) untuk N pengamatan tersebut
„ Cek keseragaman dan kecukupan data
„ Hitung derajat ketelitian dari data pengamatan yang diperoleh
Keseragaman dan Kecukupan Data

„ Keseragaman data

p (1 − p )
1. batas kontrol : ± 3 N

2. common sense

k 2 (1 − p )
„ Kecukupan data : N’ =
S2p
DERAJAT KETELITIAN

„ Derajat ketelitian dari data pengamatan


yang diperoleh adalah

p (1 − p )
Sp = k
N
3. APLIKASI WORK SAMPLING

„ Untuk penetapan waktu baku


Standart time per unit produk =
Waktutotal ( jam) xwaktu ker ja (%) xperforman cerating (%) 100%
x
Jumlahprod ukyangdiha silkan 100% − allowance

„ Untuk penetapan waktu allowance


„ Untuk aktivitas maintenance
„ Untuk kegiatan perkantoran
CONTOH
„ Berikut adalah hasil pengukuran aktivitas kerja dengan metode
sampling kerja untuk proses perakitan PT SELALU UNTUNG.
Kegiatan pengukuran dilakukan selama 8 minggu (8 jam/hari
atau 40 jam/minggu) dengan hasil sebagai berikut :
- Total produk rakitan yang dihasilkan pada akhir periode
pengukuran = 5.000
- jumlah pengamatan selama 8 minggu kerja adalah 2.000 kali
pengamatan (35 x per hari), dimana perincian aktivitas yang
diamati adalah :
1. aktivitas perakitan = 1.475 kali
2. delay = 525 kali
- performance operator 10 % dibawah normal rata-rata operator
yang ada dan allowance time = 12,5 %
Berdasarkan informasi tersebut maka :

a. Hitung waktu normal dan waktu standart untuk


menyelesaikan kegiatan perakitan tersebut
b. Berapakah jumlah pengamatan yang
seharusnya dilaksanakan untuk kegiatan
pengukuran kerja ini agar data bisa dipercaya
dengan tingkat keyakinan 95 % dan derajat
ketelitian 3 %
c. Hitung pula derajat ketelitian yang bisa
dicapai dari 2000 kali pengamatan yang telah
dilaksanakan
JAWAB
„ Waktu normal = (total waktu pengukuran x % work activity x
rating faktor %) / (total unit produk yang dihasilkan selama
sampling kerja dilakukan)
= (8 x 40 jam) x 1475/2000 x 0,9 / 5000 unit produk
= 0,04248 jam/unit produk

„ Waktu standart = waktu normal x 100% / (100% - % allowance)


= 0,024248 x 100% / (100% - 12,5%)
= 0,04855 jam/unit produk
„ Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan
untuk kegiatan pengukuran kerja dengan 95 %
confidence level dan 3 % degree of accuracy
adalah :
N’ = k2 (1 – p) / s2 x p
= 22 (1 – 525/2000) / 0,032 x (525/2000)
= 12.487 pengamatan
„ Dari 2000 kali pengamatan yang telah dilaksanakan
maka derajat ketelitiannya adalah :

S = k/p ((p(1 – p)/N))0,5


= 2/26,25((0,2625(1 – 0,2625)/2000))0,5
= 0,1463 atau 14,63 %
SUMMARY
„ Work sampling merupkan metode pengukuran kerja
langsung yang cocok untuk digunakan pada
pekerjaan yang sifatnya tidak berulang yang memiliki
siklus waktu yang relatif panjang
„ Pelaksanaan work sampling sangat sederhana yaitu
melakukan pengamatan aktivitas kerja terhadap satu
atau lebih mesin / operator kemudian mencatatnya
ke dalam keadaan bekerja atau delay dalam selang
waktu diambil secara acak
„ Work sampling digunakan untuk penetapan waktu
baku, waktu allowance, aktivitas maintenance, dan
kegiatan perkantoran
PRAKTEK LAPANGAN
„ Tujuan Praktek Lapangan
– Melatih mahasiswa dalam memberikan
pengalaman praktis untuk melaksanakan
kegiatan pengukuran waktu kerja dengan
pemahaman dan penguasaan materi
mengenal sampling kerja (work sampling)
– Memahami sampling kerja sebagai alat untuk
melakukan Time Study
– Memahami dan mengaplikasikan dasar-dasar
teori antrian dan hubungannya dengan
sampling kerja
PELAKSANAAN PRAKTEK
LAPANGAN
„ Menyiapkan proposal penelitian work sampling yang
menyebutkan tempat, elemen-elemen yang diamati, dan tujuan
penelitian. Tempat work sampling antar kelompok harus
berbeda. Proposal harus disetujui sesuai dengan waktu yang
sudah ditentukan
„ Menetapkan derajat ketelitian dan derajat kepercayaan
„ Membuat tabel bilangan random dan konversinya pada lembar
pengamatan
„ Melakukan pre work sampling untuk menentukan jumlah data
yang dibutuhkan. Pre work sampling berisi 100 data (bilangan
random). Pengamat memberi tally pada elemen kerja yang
sedang dilakukan oleh server sesuai dengan random waktu
yang telah dibuat
„ Melaksanakan work sampling sebanyak hasil pre work sampling
Tabel 1 :
Pre Work Sampling dan Work Sampling

Elemen Kerja Perforamanc


Panjang
No Waktu Elemen Elemen Delay e
........ Antrian
1 2 Rating

1 08:00

2 08:02

3 08:10

4 09:09

Dst Dst
TABEL 2 : ANALISA ANTRIAN

Mulai Selesai Waktu


Waktu Laju Pelaya Pelaya Pelaya
No Kedatangan Kedatangan nan nan nan
LAPORAN
„ Elemen-elemen kerja dan hasil rekapitulasi work
sampling
„ Pengujian kecukupan data dan keseragaman data
„ Pengujian distribusi waktu antar kedatangan
pelanggan
„ Perhitungan waktu standar dan output standar
„ Hasil analisa work sampling
„ Perhitungan utilitas dan panjang antrian maksimal
yang diperbolehkan dalam sistem
„ Kelemahan sistem kerja dan buat perbaikan
secukupnya
REFERENSI
– Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design
and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York
– Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study,
Pitmans Books, ltd., London
– Heiland, Robert E and Wallace J. Richardson, 1957, Work
Sampling, McGraw- Hill Book co, New York
– Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work
Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
– Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja,
Departemen Teknik Industri , ITB, Bandung
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan
Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas
Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-12

PENGUKURAN WAKTU KERJA


DENGAN METODE PENGUKURAN
TIDAK LANGSUNG
PENDAHULUAN
z Pengukuran waktu kerja dengan metode
pengukuran tidak langsung merupakan
pengukuran kerja dimana operator tidak perlu
datang ke tempat pekerjaan yang akan diukur

z Perhitungan waktu kerja dilakukan dengan


membaca tabel-tabel waktu yang tersedia asalkan
mengetahui elemen-elemen pekerjaan atau
elemen-elemen gerakan
z Metode pengukuran waktu kerja secara
tidak langsung dibedakan :
1.Metode Standart data/formula
2 Metode Analisa Regresi
3.Metode Data Waktu Gerakan
(Predetermined Motion Time Sistem)
SUB MATERI:
1. Metode Standart data/formula
2. Metode Analisa Regresi
3.Metode Data Waktu Gerakan
(Predetermined Motion Time Sistem)
1. Metode Standart Data/Formula

z Beberapa aktivitas pengukuran biasanya


digunakan untuk satu jenis operasi tertentu
dan tidak ada pemikiran untuk
memanfaatkannya untuk operasi kerja
lainnya. Hal ini merupakan langkah yang
tidak efisien
z Penetapan waktu baku dengan standart
data sangat sederhana
z Kegiatan pengukuran dengan stopwatch
dilakukan sekali, kemudian digunakan
untuk jenis operasi kerja lain
Manfaat Metode Standart Data

z Mengurangi aktivitas pengukuran kerja


z Mempercepat penetapan waktu baku
z Digunakan untuk problem konstan
seperti set up, loading/unloading,
handling machine
2. METODE ANALISA REGRESI

z Metode pengukuran kerja dengan menggunakan rumus


(formula ) klasik yang dikembangkan melalui rumus-
rumus standart/teoritis maupun yang bersifat permanen
seringkali akan sangat bermanfaat dalam kasus dimana
elemen-elemen kerja tidak berupa variabel-variabel yang
sama dengan yang telah didefinisikan atau distandartkan

z Pendekatan dengan analisa regresi akan dapat


diaplikasikan yaitu bilamana sejumlah data waktu yang
diperoleh melalui beberapa eksperimen dan dikaitkan
dengan satu atau beberapa variabel lain
a. Regresi linier
y = a + bx

(∑y)(∑x2) −(∑x)(∑xy)
a= N(∑x2) −(∑x)2

b = N(∑xy) −2 (∑x)(∑2 y)
N(∑x ) − (∑x)
∑( y − yˆ)
2

Standart error = Sy = N −2
b. Regresi Kuadratik

y = a + bx + cx2
ΣY = aN + bΣX + cΣX2
ΣXY = aΣX + bΣX2 + cΣX3
ΣX2Y = aΣX2 + bΣX3 + cΣX4

Standart error = Sy = ∑ ( y − ˆ
y ) 2

N −2
3. Metode Data Waktu Gerakan
(Predetermined Motion Time Sistem)

Predetermined Motion Sistem terdiri dari suatu


kumpulan data waktu dan prosedur sistematik
dengn menganalisa dan membagi-bagi setiap
opearsi kerja (manual) yang dilaksanakan oleh
operator ke dalam gerakan-gerakan anggota tubuh,
kemudian menetapkan nilai waktu masing-masing
berdasarkan waktu yang ada
METODE PENENTUAN WAKTU BAKU SECARA
SINTESA

z Analisa waktu gerakan (Motion Time Analysis)


z Waktu gerakan baku (Motion Time Standart)
z Waktu Gerakan Dimensi (Dimension Motion Time)
z Faktor-faktor kerja (Work factors)
z Pengukuran Waktu Gerakan (Motion Time
Measurement)
z Pengukuran Waktu Gerakan Dasar ( Basic Motion
Time)
Kelebihan Predetermined Motion Time
System
z Setiap elemen gerakan sudah diketahui
waktunya
z Penentuan waktu baku untuk setiap operasi
lebih cepat
z Biaya untuk menetapkan waktu baku lebih
murah
z Untuk mengembangkan metoda yang ada
z Membantu perancangan produk
Keuntungan
Predetermined Motion Time System

Keuntungan pokok metode Predetermined


Motion Time System dibandingkan dengan
teknik pengukuran kerja yang lain adalah sistem
ini bisa digunakan untuk menetapkan waktu
baku suatu operasi kerja apabila pola gerakan
diketahui
Sistem Faktor Kerja
(Work Factor System)

z Work Factor System adalah salah satu


Predetermined Motion Sistem yang paling awal
dan secara luas diaplikasikan
z Variabel utama :
1. anggota tubuh yang digunakan
2. jarak yang harus ditempuh
3. kontrol manual
4. berat yang menghambat
Anggota Tubuh Yang Digunakan

Ada enam anggota tubuh yang diperhatikan :


1. jari atau telapak tangan
2. lengan
3. putaran lengan
4. badan bagian atas
5. telapak kaki
6. kaki
Jarak yang Harus Ditempuh

Jarak yang harus ditempuh yang


dimaksud disini adalah jarak lurus
antar titik dimulainya gerakan sampai
saat gerakan tersebut berhenti seperti
ditunjukkan oleh gerakan angota tubuh
KONTROL MANUAL
z Semakin besar kontrol manual diperlukan, semakin lama pula waktu
yang dibutuhkan

z Besar kecilnya kontrol dipengaruhi oleh empat faktor :


1. Faktor kerja dari keadaan perhentian yang pasti (definite stop
work factor)
2. Faktor kerja pengarahan (directional control work factor)
3. Faktor kerja kehati-hatian (care work factor)
4. Faktor kerja perubahan arah gerak (change of direction work
factor)
ELEMEN-ELEMEN STANDART DALAM
SISTEM FAKTOR KERJA

z Transport, Reach dan Move (TRP)


z Grasp (G)
z Pre-Posistion (PP)
z Assembly (ASY)
z Use (manual, process, or machine time)- (US)
z Diassemble (DSY)
z Mental Process (MP)
z Release (RL)
Methods Time Measurement (MTM)

z MTM (pengukuran waktu metoda ) adalah


suatu sistem penetapan awal waktu baku yang
dikembangkan berdasarkan studi gambar
gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja
industri yang direkam dalam film

z Unit waktu yang digunakan dikenal dengan


TMU (Time Measurement Unit). 1 TMU =
0,00001 jam = 0,0006 menit
GERAKAN-GERAKAN DASAR YANG
DIGUNAKAN DALAM MTM
z menjangkau (reach)
z mengangkut (move)
z memutar (turn)
z menekan (apply pressure)
z memegang (grasp)
z mengarahkan (position)
z melepas (release)
z melepas rakit (disassemble)
z gerakan mata (eye times)
z gerakan angggota badan, kaki,
dan telapak kaki
SUMMARY
z Pengukuran waktu kerja dengan metode pengukuran
tidak langsung merupakan pengukuran kerja dimana
operator tidak perlu datang ke tempat pekerjaan yang
akan diukur
z Perhitungan waktu kerja dilakukan dengan membaca
tabel-tabel waktu yang tersedia asalkan mengetahui
elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen gerakan
z Pengukuran waktu kerja dengan metode pengukuran
tidak langsung dibedakan menjadi metode Standart
Data, Analisa Regresi dan Predetermined Motion Time
System
SOAL
1.Berdasarkan eksperimen yang dilaksanakan untuk
kegiatan jasa pelayanan pembersihan gedung (cleaning
service), telah berhasil dikembangkan formulasi empiris
yang mengikuti model persamaan garis regresi linier
untuk pembersihan lantai sebagai berikut :
Tw = a + bX = 126,70 + 5,30 X
dimana :
Tw = waktu untuk pembersihan lantai (s)
X = total luas area lantai yang akan dibersihkan (m2)
a. Berdasarkan hal tersebut diatas hitung waktu yang
diperlukan untuk membersihkan lantai gedung dari :
- Gedung Surabaya Towers seluas 10000 m2
- Kantor konsultan manajemen seluas 496 m2
b. Bilamana kegiatan tersebut harus diselesaikan antara
jam 07.00-08.00 pagi setiap harinya, maka:
- estimasikan jumlah tenaga kerja yang diperlukan
untuk masing-masing kegiatan pelayanan
kebersihan pada kedua gedung
- hitung biaya yang harus dikeluarkan oleh kedua
instansi diatas selama 1 tahun (250 kerja) untuk
kontrak pelayanan pembersihan bila ongkos
pelayanan pembersihan sebesar Rp. 10.000,- per
jam (sudah termasuk material, upah, pajak, dsb)
2.Jelaskan langkah-langkah umum yang harus
dikerjakan dalam proses pengukuran kerja
secara tidak langsung dengan mengaplikasikan
metode PMTS! Variabel-variabel apa yang
harus diperhatikan dalam hal ini?
3. Apakah yang dimaksudkan dengan unit satuan
TMU? Jelaskan!
4. Apakah yang dimaksud dengan indirect time
study ? jelaskan! Dan apa pula bedanya
dengan direct time study?
REFERENSI
{Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study :
Design and Measurement of Work, John Wiley & Sons,
New York
{Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study,
Pitmans Books, ltd., London
{Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work
Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
{Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak
dan Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan
Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
{Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-13

PENGUKURAN ENERGI FISIK


SEBAGAI TOLOK UKUR
PERBAIKAN TATA CARA KERJA
PENDAHULUAN
„ Pada saat tata cara kerja secara perlahan-lahan
dirubah ataupun diperbarui agar bisa lebih cepat,
sederhana dan atau mudah dikerjakan, maka
kecenderungan yang dijumpai dalam upaya
perubahan adalah menghindari kegiatan-kegiatan
yang harus dilaksanakan dengan menggunakan
energi otot manusia dengan mekanisasi atau
machine power
„ Studi ergonomi dalam kaitannya dengan
kerja manusia digunakan untuk
mengevaluasi dan merancang kembali tata
cara kerja yang harus diaplikasikan agar bisa
memberikan peningkatan efektivitas dan
efisiensi, juga kenyamanan dan keamanan
manusia

„ Salah satu tolok ukur untuk mengevaluasi


apakah tata cara sudah dirancang dengan
baik, selain waktu adalah dengan mengukur
penggunaan energi kerja yang digunakan
untuk melaksanakan aktivitas
Berat ringannya pekerjaan bisa ditentukan melalui :

„ laju detak jantung (heart rate)


„ tekanan darah (blood pressure)
„ temperatur badan (body temperature)
„ laju pengeluaran keringat (sweating rate)
„ konsumsi oksigen yang dihirup (oxygen consumption)
„ kandungan kimiawi dalam darah ( lactic acid content)
Manfaat pengukuran energi selain digunakan untuk
evaluasi dan perancangan adalah untuk aplikasi
pada permasalahan :
1. Keselamatan (safety)
2. Pengaturan jadwal periode istirahat
3. Spesifikasi jabatan
4. Evaluasi jabatan
5. Tekanan dari faktor lingkungan
KERJA FISIK DAN KONSUMSI
ENERGI KERJA

„ Kerja fisik : kerja yang memerlukan energi


fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya
„ Proses metabolisme : penghasil energi
untuk kerja fisik
„ energi yang dikonsumsikan dinyatakan dalam
kilo kalori/Kcal
„ dalam fisiologi kerja, energi yang
dikonsumsikan bisa diukur langsung melalui
konsumsi energi , 1 liter O2 = 4,8 Kcal = 20 Kj
„ Untuk mengetahui besarnya energi kerja fisik
bisa dilakukan dengan membandingkan
konsumsi oksigen dengan laju detak
nadi/jantung
1. Untuk operator laki-laki yang melakukan
aktivitas kerja fisik dengan pulsa 75
denyut/menit = 0,5 liter/menit = 2,5 Kcal
2. Wanita : lebih tinggi ± 10 denyut/menit
3.Istirahat : pulsa 62 denyut/menit = 250
ml/menit = 1,25 kcal/menit
BASAL METABOLISME
„ Konsumsi energi tetap diperlukan meskipun orang tidak
melakukan aktivitas fisik. Kondisi inilah yang dinamakan basal
metabolisme
„ Energi kimiawi dari makanan hampir seluruhnya dipakai untuk
menjaga panas badan agar manusia tetap hidup
„ Faktor yang berpengaruh terhadap metabolisme basal = berat
badan, tinggi dan jenis kelamin
„ Metabolisme basal :
1. pria dewasa berat 70 kg = 1,2 Kcal/menit = 1700 Kcal/24 jam
2. wanita dewasa berat 60 kg = 1 Kcal/menit= 1450 kcal/24 jam
KONSUMSI ENERGI KERJA
„ Adanya kerja fisik akan menyebabkan penambahan energi

„ Kalori kerja : kenaikan konsumsi energi dalam kerja fisik

„ Konsumsi energi untuk kerja fisik (metabolisme kerja) = basal


metabolisme + nilai kalori kerja

„ Untuk kegiatan yang memerlukan gerakan fisik anggota dalam


klasifikasi ringan (berjalan, duduk/berdiri, berpakaian dan alian-
lain) memerlukan tambahan kalori kerja sebanyak 600 – 700
Kcal/24 jam atau total kebutuhan energi sebesar 2300 -2400
Kcal/24 jam
STANDART UNTUK ENERGI
KERJA
„ Konsumsi energi maksimum untuk kerja fisik
berat/kasar secara terus menerus sebesar 5,2
Kcal/menit
„ Nilai 5,2 Kcal/menit jika dikonversikan dengan :
a. konsumsi oksigen = 5,2/ 4,8 = 1,08 liter oksigen/
menit
b. tenaga/daya = 5,2 x 4,2 KJ/menit = 21,84
KJ/menit atau 21,48 x 1000/60 = 364 watt
KAPASITAS ENERGI

Usia (tahun) % Kemampuan


20 - 30 100%
40 96%
50 90%
60 80%
65 75%
PENJADWALAN WAKTU
ISTIRAHAT
Orang yang bekerja berat secara perlahan-lahan akan
mengalami kelelahan sehingga perlu istirahat sebesar :
T (K − S )
R=
K − 1,5
dimana :
R = waktu istirahat (menit)
T = total waktu yang dipergunakan untuk kerja (menit)
K = rata-rata energi yang dikonsumsikan (Kcal/menit)
S = standart beban kerja normal (Kcal/menit)
CONTOH
„ Dari suatu aktivitas kerja memerlukan energi rata-
rata sebesar 5,2 Kcal/menit selama periode 1
jam.Standart beban kerja normal= 4 Kcal/menitakan
memerlukan waktu istirahat sebesar :
R = T(K-S)/K-1,5
= 60 (5,2 – 4)/(5,2 – 1,5)
= 19,45 menit
Peningkatan Efisiensi Kerja Fisik
„ Agar penggunaan tenaga otot bisa optimal, maka
pengaturan cara kerjanya otot harus diperhatikan
dengan benar

„ Dalam hal ini kegiatan otot dapat dibedakan dalam 2


hal :
1. Kerja otot dinamik (berirama)
2. Kerja otot statik (kerja bersikap/tetap)
Pengukuran fisiologi kerja terhadap cara membawa
beban (load carrying) :

- double pack : konsumsi energi O2 kecil (100% )


- head pack : konsumsi energi O2 105 % dibanding
double pack
- yoke pack : konsumsi energi O2 130 % dibanding
double pack
- hand pack : konsumsi energi O2 145% dibanding
double pack
Macam-macam kelelahan

- lelah otot : gejala kesakitan pada otot yang


menerima beban
- lelah visual : ketegangan pada organ mata
- lelah mental ; lelah yang disebabkan kerja mental
(seperti pada proses berpikir)
- lelah monotonis : lelah yang disebabkan oleh
aktivitas kerja yang bersifat rutin, monoton/
lingkungan kerja yang sangat menjemukan
„ Gejala-gejala yang tampak jelas akibat lelah
kronis dapat dicirikan seperti :
1. meningkatnya emosi dan rasa jengkel
sehingga orang menjadi kurang toleran atau
a-sosia terhadap orang lain
2. munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan
3. depresi yang berat
Pengaturan jadwal waktu kerja dan
istirahat
- pemberian waktu istirahat ± 15 % dari
waktu kerja
- pengaturan jadwal istirahat yang lebih
sering akan memberikan total produktivitas
yang konstan
SUMMARY
1. Berat ringannya pekerjaan bisa ditentukan melalui gejala-
gejala perubahan dan dapat diukur melalui :
heart rate, blood pressure, body temperature, sweating
rate,oxygen consumption,serta lactic acid content
2. Konsumsi energi maksimum untuk melaksanakan kerja fisik
yang berat adalah sebesar 5,2 Kcal/menit
3. Kapasitas energi yang mampu dihasilkan seseorang
dipengaruhi oleh faktor usia. Kapasitas maksimum akan
dihasilkan seseorang yang berusia 20 – 30 tahun
4. Pengaturan jadwal istirahat yang lebih sering akan
memberikan total produktivitas yang konstan
SOAL
„ Didalam pengukuran kerja selain pengukuran waktu
kerja yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan
pengukuran energi fisik yang digunakan untuk
melakukan pekerjaan. Apakah maksud, tujuan dan
alasan-alasan perlunya melakukan pengukuran
fisiologis ini?
„ Apakah yang dimaksud dengan kelelahan kerja itu?
Sebutkan macam-macam kelelahan yang anda
ketahui dan faktor-faktor apa saja yang
menyebabkannya!
SOAL
„ Seorang pekerja pabrik setiap jam kerjanya harus
melaksanakan tiga macam aktivitas fisik yang berbeda-beda
dengan proporsi yang relatif sama. Dari hasil pengukuran energi
fisik yang diperlukan untuk masing-masing aktivitas tersebut
adalah : aktivitas x = 5,2 Kcal/mnt, aktivitas y = 4,7 Kcal/mnt
serta aktivitas z = 5,8Kcal/mnt. Bilamana standart energy cost
ditetapkan 4 Kcal/mnt, tentukan berapa lama waktu istirahat
yang seharusnya diberikan kepada pekerja tiap jamnya?
„ Apakah yang dimaksudkan dengan beban kerja statik dan
beban kerja dinamik? Manakah dinatara keduanya yang
dianggap paling baik untuk kerja fisik manusia? Jelaskan alasan
saudara!
REFERENSI
– Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study :
Design and Measurement of Work, John Wiley & Sons,
New York
– Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study,
Pitmans Books, ltd., London
– Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work
Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak
dan Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan
Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-14

LINE BALANCING
PENDAHULUAN

Aliran proses proses produksi dari suatu


departemen ke departemen yang lainnya
membutuhkan waktu proses produk, apabila terjadi
hambatan atau ketidakefisienan dalam suatu
departemen akan mengakibatkan tidak lancarnya
aliran material ke departemen berikutnya, sehingga
terjadi waktu menunggu (idle time) dan penumpukan
material (Bottleneck).
z Tujuan utama yang ingin dicapai adalah
mendapatkan tingkat efisiensi yang tinggi bagi
setiap departemen dan berusaha memenuhi
rencana produksi yang telah ditetapkan, sehingga
diupayakan untuk memenuhi perbedaan waktu
kerja dan memperkecil waktu tunggu.
z Konsep keseimbangan lini produksi sangat cocok
untuk diterapkan bagi perusahaan bertipe
produksi massal.
z Pada produksi masal, penurunan sedikit waktu
siklus produksi akan memberikan penghematan
besar dalam biaya produksi.
z Lini produksi yang seimbang, berarti tidak ada
operasi-operasi yang menganggur, juga akan
memberikan efisiensi yang bermuara pada
optimalitas biaya produksi.
LINI PRODUKSI

Lini produksi adalah penempatan area-area


kerja dimana operasi-operasi diatur secara
berurutan dan material bergerak secara
kontinyu melalui operasi yang terangkai
secara seimbang.
JENIS LINI PRODUKSI

Menurut karakteristik proses produksinya, lini


produksi dibagi menjadi:
z Lini fabrikasi, merupakan lintasan produksi
yang terdiri dari sejumlah operasi pekerjaan
yang bersifat membentuk atau mengubah
bentuk benda kerja.
z Lini perakitan, merupakan lintasan produksi
yang terdiri dari sejumlah operasi perakitan
yang dikerjakan pada beberapa stasiun kerja
dan digabungkan menjadi benda assembly
dan subassembly.
Keuntungan Perencanaan Lini Produksi
z Jarak perpindahan yang minim diperoleh dengan cara mengatur susunan
dan tempat kerja
z Aliran benda kerja atau material mencakup gerakan dari benda kerja yang
kontinyu, alirannya diukur dengan kecepatan produksi dan bukan oleh
jumlah spesifik.
z Pembagian tugas terbagi secara merata yang disesuaikan dengan keahlian
masing-masing pekerja sehingga pemanfaatan tenaga kerja lebih efisien.
z Pekerjaan operasi yang serentak yaitu setiap operasi dikerjakan pada saat
yang sama di seluruh lintasan operasi.
z operasi unit, lintasan dimaksudkan sebagai penghasil unit tunggal, satu seri
operasi atau grup pekerja ditugaskan untuk suatu produk, seluruh lintasan
merupakan satu unit produksi.
z Gerakan benda kerja tetap sesuai dengan set-up dari lintasan dan bersifat
tetap
z Proses memerlukan waktu yang minimum.
Persyaratan untuk menunjang kelangsungan lintasan produksi
antara lain:

z Pemerataan distribusi kerja yang seimbang di setiap


stasiun kerja yang terdapat dalam suatu lintsan
produksi fabrikasi atau suatu lintasan perakitan yang
bersifat manual.
z Pergerakan aliran benda kerja yang kontinyu pada
kecepatan yang seragam yang alirannya tergantung
pada waktu operasi.
z Arah aliran material yang harus tetap sehingga
memperkecil daerah penyebaran dan mencagah
timbulnya waktu menuggu Karena keterlambatan
benda kerja.
z Produksi yang kontinyu guna menghindari adanya
penumpukan benda kerja lain sehingga diperlukan
aliran benda kerja pada lintasan produksi yang
kontinyu.
LINE BALANCING
z Kriteria umum keseimbangan lintasan produksi adalah
untuk memaksimalkan efisiensi atau meminimumkan
balance delay, dengan tujuan pokok dari metode ini
adalah untu mengurangi atau meminimumkan waktu
menganggur pada lintasan yang ditentukan oleh operasi
yang paling lambat.
z Tujuan perancangan keseimbangan lintasan adalah
mendistribusikan unit-unit kerja atau elemen kerja pada
setiap stasiun kerja agar waktu menganggur dari stasiun
kerja pada lintasan produksi dapat ditekan seminimal
mungkin sehingga pemanfaatan dari peralatan maupun
operator dapat digunakan seminimal mungkin.
KOMPONEN LINE BALANCING
z Precendence diagram
z Assembly product
z Work elemen
z Waktu operasi (Ti
z Work stasiun (WS)
z Cycle time (CT)
z Station time
z Idle time (I)
z Balance delay (D)
z Line effisciency (LE),
z Smoothes index (SI),
z Output produksi (Q),
Precendence Diagram

Merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta


ketergantungan pada operasi kerja lainnya dengan tujuannya untuk
memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait
didalamnya, adapun tanda-tanda yang digunakan adalah sebagai
berikut:
z Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor didalamnya
mempermudah identifikasi dari suatu proses operasi.
z Tanda panah menunjukkan adanya ketergantungan dari
urutan proses operasi, dalam hal ini operasi yang berada
pada pangkal panah berarti mendahului operasi kerja yang
ada pada ujung anak panah
z Simbol Angka diatas lingkaran adalah waktu standart yang
diperlukan untuk menyelesaikan setiap operasi.
z Assembly product
Adalah produk yang melewati urutan work
stasiun dimana tiap stasiun kerja
memberikan proses tertentu hingga selesai
menjadi produk ahir pada perakitan ahir.
z Work elemen
Elemen kerja/operasi merupakan bagian
dari seluruh proses perakiatan yang
dilakukan.
z Waktu operasi (Ti), adalah waktu standart
untuk menyelesaikan suatu proses operasi.
Work Stasiun (WS)

Adalah tempat pada lini perakitan dimana proses


perakitan dilakukan. Setelah menentukan interval waktu
siklus, maka jumlah stasiun kerja efisien dapat
ditetapkan dengan rumus sebagai berikut:
n

∑ti
K min = i =1

C
Dimana:
Ti = waktu operasi/elemen (i=1,2,3,….)
C = jumlah elemen
Kmin= jumlah stasiun kerja minimum
Cycle Time (CT)
Waktu siklus merupakan waktu yang diperlukan untuk membuat
satu unit produk per satu stasiun. Apabila waktu produksi dan target
produksi telah ditentukan, maka waktu siklus dapat diketahui dari
hasil waktu produksi dan target produksi. Waktu siklus harus sama
atau lebih besar dari waktu operasi terbesar yang merupakan
penyebab terjadinya kemacetan (bottleneck) dan waktu siklus juga
harus sama atau lebih kecil dari jam kerja efektif per hari dibagi dari
jumlah produksi per hari, yang secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut:
P
ti maks ≤ CT ≤
Q
Dimana
timaks = waktu operasi terbesar pada lintasan
CT = waktu siklus
P = jam kerja efektif per hari
Q = jumlah produksi per hari
z Station time, jumlah waktu elemen kerja yang dilakukan pada suatu
stasiun kerja yang sama
z Idle time (I), merupakan selisih antara cycle time (CT) dengan
station time (ST) atau I = CT-ST
z Balance delay (D)
Adalah ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dari
waktu menganggur sebenarnya yang disebabkan karena
pengalokasian yang kurang sempurna diantara stasiun-stasiun
kerja. Balance delay ini dinyatakan dalam prosentase, dan
dirumuskan sebagai berikut:
n
( nxC ) − ∑ ti
D= i =1
x100 %
( nxC )

Dimana
n = jumlah stasiun kerja
C = waktu siklus terbesar dalam stasiun kerja
∑ti = jumlah waktu operasi dari semua operasi
ti = waktu operasi
D = balance delay (%)
Line Efficiency (LE)
z Line efficiency (LE) adalah rasio dari total waktu di
stasiun kerja dibagi dengan waktu siklus dikalikan jumlah
stasiun kerja
K

∑ Sti
LE = i −1
x100%
( K )(CT )
z Dimana
Sti = waktu stasiun dari stasiun ke-i
K = jumlah stasiun kerja
CT = waktu siklus
Smoothes Index (SI)
z Smoothes index (SI), adalah suatu index yang
menunjukkan kelancaran relative dari penyeimbangan
lini perakitan tertentu.

K
SI = ∑(STi − STi)
2

max
i=1
z Dimana
STmax = maksimum waktu di stasiun
STi = waktu stasiun di stasiun kerja ke-i
Output Produksi (Q)
z Output produksi (Q), adalah jumlah waktu efektif yang
tersedia dalam suatu periode dibagi dengan cycle time.

T
Q =
CT
z Dimana
T = jam kerja efektif penyelesaian produk
C = waktu siklus terbesar
Metode Penyeimbangan Lintasan

z Metode Bobot Posisi (Rule Positional-Weight)


z Metode Pembebanan Berurut (Largest
Candidates Rule)
z Metode Pendekatan Wilayah (Killbridge-Wester
Heuristic)
Metode Bobot Posisi
(Rule Positional-Weight)

z Metode bobot posisi merupakan metode heuristic yang


paling awal dikembangkan, yaitu oleh W.B.Helgeson dan
D.P. Birnie.
z Langkah-langakah penyelesaian dengan menggunakan
metode ini adalah sebagai berikut:
z Hitung waktu siklus, yaitu waktu waktu siklus yang
diinginkan atau waktu operasi terbesar jika waktu
operasi terbesar itu lebih besar dari waktu siklus ynsag
diinginkan.
z Buat precendence diagram untuk tiap proses.
z Hitung bobot posisi tiap operasi yang dihitung
berdasarkan jumlah waktu operasi tersebut dan operasi-
operasi yang mengikutinya.
z Urutkan operasi-operasi mulai dari bobot posisi tebesar
sampai bobot posisi terkecil.
z Lakukan pembebenan operasi pada stasiun kerja mulai
dari operasi dengan bobot posisi terbesar sampai
dengan bobot posisi terkecil, dengan kriteria total waktu
operasi lebih kecil dari waktu siklus.
z Hitung efisiensi rata-rata dari stasiun kerja yang
terbentuk.
z Gunakan prosedur trial and error untuk mencapai
pembebanan yang akan menghasilkan efisiensi rata-rata
lebih besar dari efisiensi pada langkah diatas.
z Ulangi langakah 6 dan 7 sampai tidak ditemukan lagi
stasiun kerja yang memiliki efisiensi yang lebih tinggi.
Metode Pembebanan Berurut
(Largest Candidates Rule)
z Langkah-langkah penyelesaian dengan menggunakan metode ini adalah
sebagai berikut:
z Hitung waktu siklus yang diinginkan
z Buat precendence diagram untuk tiap proses
z Buat matrik operasi pendahulu dan operasi pengikut untuk setiap operasi
berdasarkan precendence diagram
z Lakukan pembebanan operasi pada stasiun kerja mulai operasi yang
memiliki operasi pendahulu paling sedikit (mulai operasi yang tidak memiliki
operasi pendahulu) dan waktu operasi terbesar dengan ketentuan bahwa
waktu total operasi tidak melebihi waktu siklus.
z Hitung efisiensi rata- rata stasiun kerja yang terbentuk.
z Gunakan prosedur trial and error untuk mencari pembebenan yang akan
menghasilkan efisiensi lebih besar dari efisiensi rata- rata pada langkah
diatas.
z Ulangi langkah 5 dan 6 sampai tidak ditemukan lagi stasiun kerja yang
memiliki efisiensi rata-rata yang lebih tinggi
Metode Pendekatan Wilayah
(Killbridge-Wester Heuristic)

z Metode ini dikembangkan oleh Bedworth


z Hitung waktu siklus yang diinginkan
z Buat precendence diagram untuk tiap proses
z Bagi jaringan kerja kedalam wilayah dari kiri kekanan
z Dalam tiap wilayah urutkan pekerjaan mulai dari waktu
operasi terbesar sampai terkecil.
z Bebankan pekerjaan dengan urutan daerah yang paling
kiri terlebih dahulu
z Pada akhir tiap pembebanan stasiun kerja tentukan
apakah utilitas waktu telah dapat diterima, jika tidak
periksa seluruh pekerjaan yang memenuhi keterkaitan
dengan operasi yang telah dibebankan.
Cara untuk memperoleh keseimbangan
lintasan
• Memperbaiki metode kerja khususnya pada
stasiun-stasiun yang kritis, yaitu stasiun kerja yang
cenderung melanggar batas waktu siklus yang
telah ditetapkan
• Merubah kecepatan proses kerja
• Menempatkan operator yang memiliki keterampilan
terbaik pada stasiun yang kritis
• Hindari terjadinya penumpukan material (work in-
process storage) dengan melakukan kerja extra
(overtime)
• Gunakan stasiun kerja ganda untuk melaksanakan
elemen-elemen aktivitas yang sama untuk
meningkatkan waktu secara efektif.
Contoh : Penggunaan Metode Line Balancing :
Rank Positional Weight

2 5
2 6 8 10
2
6
5
3 6
1 11
3 5
6 3
4
7 9

5
1
Elemen Bobot Posisi
1 6 + 2 + 2 + 6 + 5 + 6 + 5 + 7 + 1 + 3 + 5 = 48
2 2 + 2 + 6 + 5 + 6 = 21
3 5 + 3 + 5 + 6 = 19
4 7 + 3 + 5 + 6 = 21
5 1 + 3 + 5 + 6 = 15
6 2 + 6 + 5 + 6 = 19
7 3 + 5 + 6 = 14
8 6 + 5 + 6 = 17
9 5 + 6 = 11
10 5 + 6 = 11
11 6
Urutan berdasarkan bobot posisi terbesar : (1), (2), (4), (3), (6), (8), (5),
(7), (9), (10), (11)

Stasiun Kerja I II III IV V VI

Elemen Aktivitas 1, 2 , 4, 5 3, 7 8 9, 10 11
6
Waktu Stasiun 10 8 8 6 10 6
Kerja (Tsj)

BBalance delay stasiun = 10 – 6 = 4

BBalance delay lintasan = L = x 100% = 20%


(6x10) − 48

(6x10)
Beberapa petunjuk praktis untuk memperoleh
lintasan yang seimbang

z memperbaiki metode kerja khususnya untuk


stasiun kerja yang kritis
z merubah kecepatan proses kerja
z menempatkan operator terbaik pada stasiun
kritis
z hindari in proses storage
z gunakan stasiun ganda
SUMMARY
z Konsep keseimbangan lini produksi sangat cocok untuk
diterapkan bagi perusahaan bertipe produksi massal.
z Lini produksi yang seimbang, berarti tidak ada operasi-operasi
yang menganggur, juga akan memberikan efisiensi yang
bermuara pada optimalitas biaya produksi.
z Komponen line balancing : Precendence diagram, Assembly
product, Work elemen, Waktu operasi (Ti), Work stasiun (WS),
Cycle time (CT),Station time, Idle time (I), Balance delay (D), Line
effisciency (LE), Smoothes index (SI), serta Output produksi (Q)
z Metode penyeimbangan lintasan : Metode Bobot Posisi (Rule
Positional-Weight), Metode Pembebanan Berurut (Largest
Candidates Rule) dan Metode Pendekatan Wilayah (Killbridge-
Wester Heuristic)
SOAL
2 5
2 6 8 10
2
6
5
3 6
1 11
3 5
6 3
4
7 9

5
1

1. Jika diketahui nilai Tc = 11 maka hitunglah nilai balance delay


dan balance efficiencynya dengan menggunakan ketiga metode
penyembangan lintasan : metode bobot posisi, pembebanan
berurut serta pendekatan wilayah !
REFERENSI
{ Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design and
Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York
{ Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study, Pitmans
Books, ltd., London
{ Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work
Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
{ Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen
Teknik Industri , ITB, Bandung
{ Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan
Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas
Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
{ Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-15

KOMPENSASI FINANSIAL
DAN
SISTEM PEMBERIAN INSENTIF
PENDAHULUAN
„ Waktu standart atau output standart merupakan
tolok ukur dan target yang harus dicapai oleh
seorang pekerja
„ Bagi para pekerja yang mampu melampaui
standart yang telah ditetapkan, akan dihargai
dengan memberikan insentif (bonus) yang layak
dan sesuai dengan prestasi yang telah
ditunjukkan
„ Tujuan utama pemberian insentif adalah untuk
meningkatkan dan menjaga motivasi pekerja
dalam kaitannya dengan peningkatan
produktivitas
KOMPENSASI FINANSIAL
„ Berbicara masalah insentif, secara umum selalu
dikaitkan dengan uang, walaupun kita mengenal
bentuk insentif lain seperti promosi, pujian akan
kemampuan, hadiah barang dan sebagainya
„ Pemberian insentif didefinisikan sebagai ”extra
pay for extra performance”
„ Upah yang diberikan pada operator yang
berprestasi adalah
Total upah = upah dasar + insentif
DASAR PENETAPAN INSENTIF KERJA

„ Efisiensi kerja operator (labor efficiency)


„ Kehadiran, disiplin kerja, kreativitas kerja
„ Pendayagunaan fasilitas kerja (equipment
utilization)
„ Penghematan pemakaian material dan penekanan
skrap/waste
„ Penghematan pemakaian energi
„ Peningkatan kualitas output kerja dan menghindari
cacat
TATA CARA PEMBERIAN UPAH DAN
INSENTIF KERJA

„ Metode pembayaran upah berdasarkan hasil


kerja (Daywork dan Measured Daywork)
„ Metode pembayaran upah dan insentif kerja
berdasarkan unit produk yang dihasilkan (Pierce
Work Incentive)
„ Metode pembayaran upah dan insentif kerja
berdasarkan jam kerja standard yang dicapai
(Standar Hour Incentive)
„ Metode pembayaran upah dan insentif kerja
berdasarkan prestasi kerja kelompok (Group
Incentive)
PERTIMBANGAN KEBIJAKSANAAN
PEMBERIAN INSENTIF

„ Besarnya bonus/insentif yang


diberikan
„ Frekuensi pemberian bonus/insentif
„ Siapa yang berhak menerima (group/
individual bonus)
Daywork
„ Tidak dikenal pemberian insentif langsung (direct
incentive)
„ Pekerja dibayar berdasarkan upah dasar (base
rate) yang tergantung pada jumlah jam kerja dan
besarnya ditentukan berdasarkan job evaluation
tidak memperdulikan efisiensi kerja yang dicapai
„ Tidak ada penetapan standar kerja baik waktu
maupun tempat standart
„ Tidak ada upaya memotivasi pekerja untuk bekerja
lebih keras
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
METODE DAYWORK

„ Keuntungan
a. Tidak ada paksaan untuk mengikuti standard kerja
b. Sederhana, mudah diaplikasikan dan bersifat
langsung
„ Kerugian
a. Laju kecepatan produksi lambat dan tidak
beralasan
b. Jadwal produksi dan evaluasi sulit ditetapkan
dengan keyakinan tinggi
Measured Daywork

„ Menggunakan standar kerja dan laporan


periodik untuk dasar penetapan upah
„ Manajemen bisa menilai seberapa jauh pekerja
bebas memberikan performans kerja terbaiknya
„ Kenaikan upah harus bisa diberikan sebagai
hasil performanse kerja yang bagus
„ Laju produksi lebih tinggi, lebih teratur, jadwal
produksi dan estimasi biaya lebih bisa dipercaya
Pierce Work Incentive

„ Pemberian insentif memenuhi konsep


“Operator is bussiness for himself”
„ Pembayaran upah operator secara
langsung terkait proporsional dengan unit
produk (output) yang dihasilkan
„ Para pekerja diberi upah minimal
meskipun tidak mencapai target/standar
kerja
CONTOH
Upah dasar operator untuk melakukan pekerjaan ditetapkan Rp.
15.000/jam, WS/unit = 0,3 menit OS = 60 menit /0,3 menit = 200
unit/jam Upah = 15.000/200 = 75/unit

Unit output/jam Upah dasar/insentif Upah /jam (Rp)


150 Upah dasar 15.000
175 Upah dasar 15.000
200 Upah dasar 15.000
220 Insentif 16.500
240 Insentif 18.000
260 Insentif 19.000
300 Insentif 22.500
Standar Hour Incentive

„ upah kerja berdasarkan jam kerja yang dicapai

„ Contoh : diketahui upah dasar


Rp. 6000/jam dan WS = 0,3 menit / 0,005 jam/unit

Unit output/jam Upah dasar/insentif Jam kerja Upah (Rp/jam)

160 Upah dasar 0,8 6.000

180 Upah dasar 0,9 6.000

200 Upah dasar 1,0 6.000

220 Insentif 1,1 6.600

240 Insentif 1,2 7.200

260 Insentif 1,3 7.800

280 Insentif 1,4 8.400


Group Incentive

„ Pemberian insentif didasarkan pada output yang


dihasilkan oleh kelompok
„ Keuntungan : masalah kerja kelompok akan terjaga,
ketegangan antar individu bisa dihindari
„ Kerugian : individu yang performancenya jauh lebih
menonjol dari anggota lainnya tidak puas karena
insentifnya sama dengan anggota lain yang
performancenya rendah
Pengukuran Output Kerja
„ Didalam menghitung
bonus/insentif, efisiensi (x)
harus ditetapkan terlebih
dahulu
„ Formulasi efisiensi ;
efisiensi =
Problem yang dijumpai dalam insentif
berdasarkan output

1. Waktu siklus tidak sepenuhnya dikendalikan


oleh manusia tetapi sebagian oleh mesin
Permasalahan yang timbul adalah dalam
kondisi kerja tertentu sering dijumpai bahwa
operator tidaklah memiliki kesempatan untuk
memperoleh bonus yang sama dengan
operator yang melaksanakan pekerjaan
dimana seluruh waktu kerja yang dimiliki
berada pada kontrolnya secara penuh.
Problem yang dijumpai dalam insentif
berdasarkan output

2. Kualitas Produk
Kualitas output kerja akan cenderung
menurun karena operator cenderung untuk
menghasilkan output sebanyak-banyaknya.
Orientasi yang lebih mementingkan kuantitas
ini akan membawa penurunan kualitas pada
produk yang dihasilkan.
Problem yang dijumpai dalam
insentif berdasarkan output
3.Learning Proses
Semua operator tanpa kecuali seharusnya mampu
berpartisipasi dalam incentive plan termasuk operator
baru yang masih belum berpengalaman. Untuk
memungkinkan operator baru mendapatkan bonus
selama proses belajar, maka pada operator baru
tersebut dapat diberi rangsangan untuk
memperolehnya secara khusus. Misalnya dengan
pemberian bonus tetap selama proses belajar atau
dengan cara memperbesar waktu standar yaitu
dengan menambah waktu longgar.
SUMMARY
„ Insentif (bonus) diberikan kepada para pekerja yang
mampu melampaui standart kerja yang telah
ditetapkan serta sesuai dengan prestasi yang telah
ditunjukkan
„ Insentif diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan
dan menjaga motivasi pekerja dalam kaitannya
dengan peningkatan produktivitas
„ Tata cara pemberian upah dan insentif yang umum
diaplikasikan antara lain : daywork dan measured
daywork, pierce work insentive, standar hour
insentive dan group insentive.
SOAL
1. Diketahui upah dasar operator untuk melakukan
pekerjaan ditetapkan Rp. 20.000/jam sedangkan
Waktu Standar/unit = 0,4 menit. Berdasarkan data
diatas hitunglah upah dan insentif yang diterima
operator dengan berbagai jumlah output dengan
metode :
a.standar hour insentive
b.pierce work insentive
REFERENSI
„ Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study :
Design and Measurement of Work, John Wiley &
Sons, New York
„ Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and
Work Measurement, McGraw- Hill Book co, New
York
„ Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara
Kerja, Departemen Teknik Industri , ITB, Bandung
„ Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi
Gerak dan Waktu, “ Teknik Analisis Untuk
Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya,
Jakarta
„ Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara
dan Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai