MATA KULIAH
ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA
OLEH :
WENY FINDIASTUTI, ST.,MT
ISSA DYAH UTAMI, ST., MT
PERTEMUAN KE-1
PROSES PRODUKSI
DAN
PRODUKTIVITAS
PENDAHULUAN
output
2. Produktivitas bahan baku = inputbahan baku
output
3. Produktivitas modal = input mod al
output
4. Produktivitas energi = inputenerg i
PRODUKTIVITAS TOTAL DAN
TOTAL FAKTOR
netoutput
PTF =
inputTK + mod al
Waktu
Dari grafik dapat dilihat bahwa kecepatan kerja yang tinggi akan
menghasilkan keluaran yang tinggi pula tetapi pada titik tertentu
kecepatan kerja yang tinggi menyebabkan terjadinya kesalahan yang
tinggi pula sehingga malah menyebabkan terjadinya kerugian.
Penambahan tingkat produktivitas
haruslah tetap diiringi dengan
pengendalian kualitas ( control quality)
dari keluaran yang dihasilkan
PERANCANGAN/PENELITIAN
KERJA
(WORK DESIGN/STUDY)
PENDAHULUAN
1. Penelitian kerja/ Methods Engineering Work Design/
Work Study/ Job Design : suatu aktivitas yang
ditujukan untuk mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-
teknik guna mendapatkan suatu rancangan sistem
kerja yang terbaik
2. Prinsip-prinsip dan teknik-teknik kerja ini digunakan
untuk mengatur komponen yang ada dalam sistem
kerja yang terdiri dari manusia, bahan baku, mesin
dan peralatan kerja lainnya serta lingkungan kerja fisik
sehingga dicapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang
tinggi
SUB MATERI
• Dasar-dasar perancangan/penelitian
kerja
• Elemen dasar dalam penelitian kerja
• Ruang lingkup dan fase penelitian
kerja
• Latar belakang sejarah dan
perkembangan studi penelitian kerja
1. Dasar-Dasar Perancangan/
Penelitian Kerja
Prinsip-Prinsip Pengaturan
Metode Kerja
•Ergonomi
•Studi gerakan
•Ekonomi gerakan
Penelitian Kerja
Produktivitas
lebih tinggi
RUANG LINGKUP PENELITIAN
KERJA
1. Studi Tata Cara Kerja ( Methods Study)
ANALISA
DAN
PERANCANGAN KERJA
(BAGIAN 1)
PENDAHULUAN
z Walaupun sekarang ini terjadi pengembangan
teknologi, elemen manusia tetap merupakan
komponen kerja yang signifikan dalam sistem
produksi
z Kemajuan teknologi merubah rancangan kerja yang
bersifat manual menjadi semi otomatis atau otomatis
penuh
z Meskipun demikian, baik dalam sektor manufaktur
maupun jasa pelayanan (service), peran manusia
juga lebih diandalkan sebagai komponen kerja
dalam proses produksi
SUB MATERI
zAnalisa kerja
zManusia sebagai komponen dalam
sistem manusia mesin
1. ANALISA KERJA
·
Maksud dan tujuan melakukan perancangan kerja
(work design atau redesign) adalah untuk
meningkatkan produktivitas dan performansi kerja
dari seluruh sistem produksi yang dicapai melalui :
Penyimpan
informasi
Masukan Keluaran
Penginderaan Tindakan
Pemrosesan
Umpan Balik
Manual Man Machine System :
Masukan Mekanisme
Penyimpan
Pengendali
informasi
Penginderaan Tindakan
Display
Pemrosesan Proses
Proses
Penyimpan
informasi
Masukan Tindakan
Penginderaan
Keluaran
Pemrosesan
Umpan Balik
Automatic Man Machine System :
2 Tenaga (power) Kecil, terbatas, berubah-ubah Dapat diatur dengan baik, bisa
besar, tetap
3 Tidak dapat diandalkan, perlu Seragam/ standart, cocok untuk
Keseragaman dimonitor pekerjaan yang ruitn, berulang-
ulang dan perlu ketetapan
4 Ingatan (memori) Bisa mengingat segala macam dengan Baik untuk meyimpan dan
pendekatan dari berbagai macam memproduksi sesuatu yang sudah
sudut, baik untuk menentukan dasar- ditentukan, baik jangka panjang
dasar pikiran maupun strategi maupun pendek
6 Kalkulasi Lambat & sangat mungkin melakukan Cepat dan tepat, tetapi tidak
kesalahan, tetapi memiliki memiliki kemampuan untuk
kemampuan untuk kalkulasi
kalkulasi
ANALISA
DAN
PERANCANGAN KERJA
(BAGIAN II)
PENDAHULUAN
Perancangan kerja dapat dilakukan
apabila kita telah melakukan proses
analisa kerja
Dalam melakukan analisa kerja, kita perlu
memperhatikan jenis/ tipe suatu proses
produksi
Dalam Perancangan Kerja (Job Design)
harus dipertimbangkan secara seksama
pendayagunaan secara efektif tentang
fungsi dan peran manusia sebagai
komponen dalam sistem produksi
Perancangan Kerja (Job Design)
Dalam memainkan perannya sebagai komponen
dalam satu atau lebih aktivitas operasional dan
proses produksi manusia mempunyai tanggung
jawab terhadap tiga fungsi dasar :
1.menerima data/informasi mengenai apa yang
harus dikerjakan
2.mengolah informasi, membentuk persepsi dan
membuat keputusan berdasarkan informasi yang
diterima
3.melakukan tindakan sesuai dengan keputusan
yang diambil
Perancangan Kerja dalam Sistem
Produksi
Aktivitas
Manual Informasi
Aktivitas Mental
Job
Design
Aktivitas Fisik
Spesialisasi Kerja
Manfaat :
1. Problem rutinitas, monoton dan kebosanan akibat
kerja dapat diatasi
2. Mengembangkan kemampuan/ ketrampilan lain
dan belajar lebih banyak untuk menyelesaikan
rangkaian proses kerja selengkapnya
3. Mengurangi labor turn-over dan absenteeism
Hambatan dalam rotasi kerja :
Keengganan pekerja untuk melakukan
perubahan, karena setiap perubahan
memerlukan waktu penyesuaian
Ergonomi:
Faktor Manusia dalam
Sistem Produksi
PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang penting yang
menunjukkan karakteristik masyarakat industri
adalah banyaknya orang yang hidup dalam
lingkungan fisik hasil budi daya manusia (man
made)
Perubahan waktu telah merubah manusia dari
primitif menjadi modern/berbudaya, sehingga
manusia mengadaptasikan dirinya dengan
situasi dan kondisi lingkungan
Salah satu bukti manusia menyesuaikan dengan
lingkungan adalah perubahan rancangan
peralatan yang dipakai
SUB MATERI
Definisi, maksud dan tujuan
ergonomi
Interaksi manusia dan mesin
Anthropometri, cara pengukuran
dan aplikasinya
Aspek ergonomi dalam
perancangan produk, fasilitas dan
lingkungan kerja
1. Definisi, Maksud dan Tujuan ergonomi
Interpretasi
keputusan Aktivitas
Produksi
Mekanisme kontrol
(lever, knob, pedal, dll)
Display instrumen akan mencatat dan memberikan
informasi mengenai perkembangan proses
produksiyang berlangsung, operator kemudian
menyerap informasi ini secara visual/suara dan
mencoba menginterpretasikannya dengan seksama
kemudian operator membuat keputusan.
N (X,x) 95 %
2,5 %
2,5 %
1-st x - 2,325 σ x
2,5-th x - 1,96 σ x
5-th x - 1,645 σ x
10-th x - 1,28 σ x
50-th x
90-th x + 1,28σ x
95-th x + 1,645 σ x
97,5-th x + 1,96 σ x
99-th x + 2,325 σ x
CONTOH :
Dari hasil pengukuran tubuh manusia
Indonesia (dewasa, laki-laki umur 19 – 40
tahun) diperoleh data berdistribusi normal
dengan tinggi rata-rata 169,5 cm dan standart
deviasi 6,9 cm. Berapakah ukuran 95-th
percentilenya?
Jawab :
95-th = X + 1,645 σ x = 169,5 + 1,645 (6,9) =
180,85 cm
Aplikasi Data Anthropometri dalam Perancangan
Produk/Fasilitas Kerja
TELAAH METODE
Pengembangan Metode Untuk
Mengefektifkan dan Mengefisiensikan
Kerja
PENDAHULUAN
Telaah metode :
Kegiatan pencatatan secara sistematis dan
pemeriksaan dengan seksama mengenai
cara-cara yang berlaku atau diusulkan untuk
melaksanakan kerja
Sasaran pokok :
Mencari, mengembangkan dan menerapkan
metode kerja yang efektif dan efisiesi
sehingga waktu penyalesaian pekerjaan
akan lebih singkat
SUB MATERI
Telaah Metode
SISTEM KERJA
•Pekerja
Beberapa alternatif Pemilihan
•Material
Sistem Kerja Alternatif Sistem
•Mesin dan Peralatan
kerja terbaik
•Lingkungan fisik kerja
Komponen manusia
Bagaimana sebaiknya posisi orang pada
saat proses kerja berlangsung agar
mampu memberikan gerakan-gerakan
yang efektif dan efisien
Komponen mesin
Bagaimana desain dari mesin/ peralatan
kerja lainnya, apakah sesuai dengan
prinsip ergonomi?
PETA KERJA
SEBAGAI ALAT UNTUK
MENGANALISA AKTIVITAS
KERJA
PENDAHULUAN
Peta kerja /Peta proses (Process Chart) : alat
komunikasi yang sistematis dan logis guna
menganalisa proses kerja dari tahap awal
sampai akhir
Informasi dalam peta kerja : benda kerja proses,
jenis alat dan mesin, waktu standart, kapasitas
mesin, dan sebagainya
1. JENIS PETA KERJA
Peta kerja guna menganalisa
proses kerja keseluruhan
Contoh Storage :
1. bahan baku, suplies, dan lain-lain disimpan dalam
gudang pabrik
2. dokumen atau arsip yang disimpan dalam rak
3. uang atau surat berharga lainnya yang disimpan
dalam brankas
AKTIVITAS GANDA
Kondisi dimana dua elemen harus dikerjakan
secara bersamaan
Contoh
kegiatan operasi yang harus dilaksanakan
secara bersamaan dengan kegiatan
pemeriksaan pada stasiun yang sama pula
Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)
¾Peta kerja yang menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan ke
dalam elemen operasi yang detail
¾ Simbol ASME : operasi dan inspeksi
W 0 -N M
W I-N W
Komponen (K)
Komponen (K)
Komponen (K)
Peta Proses Produk Banyak
¾Peta yang digunakan untuk menggambarkan pengerjaaan sejumlah produk pada
mesin atau fasilitas yang hampir sama
Aktivitas Produk
Bantalan Sudu Pompa
1 1
Store 1
Slit 2 4 2 3
Turn
3 2 5
Grin 5 3 4 6
Impregnate
8
Mould
Mill
10
Press test
Drill
Inspect 6 4 9 7
2
7 5 11
Pack
Despatch 8 6 12
Peta Aliran Proses
(Flow Process Chart)
Peta aliran proses merupakan suatu peta yang
menggambarkan aktivitas baik produktif maupun
tidak produktif.
Manfaat :
1. Untuk mengevaluasi langkah-langkah
proses dalam situasi yang lebih jelas
2. Untuk perbaikan desain layout fasilitas
kerja
Peta Pekerja dan Mesin
Menunjukkan hubungan waktu kerja antara siklus
kerja operator (pekerja) dan siklus operasi dari mesin
atau fasilitas kerja yang ditangani oleh operator
tersebut
Peta ini merupakan alat analisa yang baik guna
mengurangi waktu menganggur
Peta ini juga merupakan alat yang efektif guna
merealisir konsep machine coupling dalam rangka
memenuhi prinsip “a fair day’s work for a fair day’s
pay”
Peta Kelompok Kerja
Adaptasi dari peta pekerja dan mesin
Menunjukkan hubungan antara siklus
menganggur dan siklus waktu operasi dari
mesin/proses dan waktu menganggur serta
waktu kerja per siklus dari pekerja-pekerja yang
akan melayani mesin atau proses tersebut
Manfaat : untuk memperbaiki kondisi kerja
dengan jalanmengurangi waktu menganggur
Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri
Peta kerja setempat yang bermanfaat untuk
menganalisa gerakan tangan manusia di dalam
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat
manual
Menggambarkan semua gerakan dan delay yang
dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri
secara mendetail sesuai dengan elemen Therblig
Pembuatan peta operator ini untuk gerakan-
gerakan yang repetitif dan bersifat manual seprti
pada proses perakitan
Elemen Therblig yang digunakan :
1. Reach (RE)
2. Grasp (G)
3. Move (M)
4. Position (P)
5. Use (U)
6. Release (RL)
7. Delay (D)
8. Hold (H)
SUMMARY
Peta kerja dibedakan menjadi dua yaitu peta kerja
guna menganalisa proses kerja keseluruhan dan
setempat
Peta kerja guna menganalisa proses kerja
keseluruhan meliputi OPC, FPC, Multi Product
Process Chart) dan flow diagram
Peta kerja guna menganalisa proses kerja setempat
meliputi peta pekerja dan mesin, peta kelompok kerja
dan peta operator (tangan kanan dan tangan kiri)
Simbol-simbol standart yang dipakai untuk
pembuatan peta kerja adalah simbol ASME
(Amarican Society of Mechanical Engineers) yang
meliputi operasi,transportasi, inspeksi, delay, storage
dan aktivitas ganda
SOAL
1. Pabrik gula Y dioperasikan dengan proses sufitasi dan secara
skematis memiliki urutan kegiatan produksi dari awal (tebu) sampai
akhir (gula) sebagai berikut :
a. tebu ditanam di ladang, setelah tebu tua diperiksa, ditebang dan
kemudian diangkut ke pabrik. Sebelum digiling diadakan penimbunan
sementara, diperiksa, ditimbang kemudian dicacah atau digiling
b. hasil dari proses penggilingan tebu akan menghasilkan nira,
kemudian nira dipompa ke timbangan, dimurnikan, dipanasi, dimasak.
Kemudian diputar dengan sentrifuge untuk mendapatkan kristal gula.
Kristal gula diperiksa secara sampling kemudian ditimbang dan
dimasukkan ke karung (100 kg). Dan seterusnya diangkut ke gudang,
disimpan dan didistribusikan ke pasar (konsumen)
c. Selain nira, proses penggilan tebu juga akan
menghasilkan ampas tebu (baggase) yang mana ampas
ini akan dikirim ke pabrik kertas untuk dijadikan bahan
baku pembuatan kertas
0 0.216 0
1 0.432 0
3.328
λ
Lq = jumlah kedatangan yang membentuk antrian λ
Wq = waktu menunggu rata-rata dalam antrian
Multiple Channel, Single Operation
Antrian
S
S Pelayanan Selesai
Aliran S
Kedatangan
Fasilitas Pelayanan
λ
Po( ) S ρ
λ μ Lq
ρ= , Lq = dan Wq =
Sμ S!(1 − ρ ) 2
λ
Po = probabilitas tidak ada fasilitas yang harus dilayani dalam sistem antrian
1
Po =
λ λ
( )n ( )S
S −1
μ μ
∑ n!
+
S!(1 − ρ )
n=0
Multiple Channel, Multiple Operation
S S
Antrian
S S Pelayanan
Selesai
Aliran S S
Kedatangan
λ 3
ρ= μ = = 0,75
3x1,33
λ 3 3
Po = Po ( ) S ρ = 0,0748( ) 0,75 = 0,0748
μ 1,33
S ! (1 − ρ ) 2 3!(1 − 0,75) 2
1 1
Lq = λ λ = 3 3 = 1,717
( )n ( )S ( )2 ( )3
S −1
μ μ 3 1,33 1,33
∑ +
S !(1 − ρ )
1+ + +
n=0 n! 1,33 2 3.2.1(1−0,75)
Lq 1,717
Wq = = = 0,57 menit
λ 3
SUMMARY
Secara umum hubungan aktivitas manusia mesin dibagi
menjadi : Synchronous servicing (pelayanan
sinkron),Completely random servicing (pelayanan acak
penuh) serta kombinasi keduanya
Kondisi yang dijumpai dalam sistem manusia mesian adalah
siklus waktu kegiatan permesinan dan kegiatan pelayanan
secara konstan dan dapat diprediksikan dan berlangsung
secara acak
Sistem antrian : single channel single operation, multiple
channel single operation, multiple channel multiple operation
SOAL
1. Tentukan berapa banyak mesin yang seharusnya mampu
dioperasikan oleh seorang operator yang paling ekonomis jika
diketahui :
a.waktu baku loading dan unloading : 1,25 menit
b.waktu jalan antara dua mesin : 0,10 menit
c.waktu proses/permesinan : 1,25 menit
d.biaya tenaga kerja langsung : Rp.60.000/hari
a.biaya mesin : Rp.100.000/hari
Bilamana satu shift kerja = 8 jam
2. Dari suatu pengamatan yang dialkukan di gerbang jalan
tol, didapatkan ;
rata-rata kedatangan kendaraan yang masuk jalur
antrian adalah 5 kendaraan/menit
Rata-rata pelayanan yang diberikan oleh petugas
tiket tol sebesar 0,6 menit per loket
Pengamatan dialkukan pada jam 06.00-18.00
Dari data tersebut maka sistem/ model antrian yang
bagaimanakah yang sebaiknya diaplikasikan dalam
kasus diatas dan berapakah jumlah loket pelayanan yang
sebaiknya dioperasikan
REFERENSI
– Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design
and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York
– Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study,
Pitmans Books, ltd., London
– Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work
Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
– Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja,
Departemen Teknik Industri , ITB, Bandung
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan
Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas
Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-10
100 %
z Waktu standart (WS) = waktu normal x
100 % − % allowance
ratingfakt or %
z Waktu normal = waktu pengamatan x
100 %
PENGUKURAN WAKTU
KERJA DENGAN METODE
PENGUKURAN LANGSUNG :
WORK SAMPLING
PENDAHULUAN
Digunakan pertama kali oleh seorang
sarjana Inggris L.H.C Tippet dalam aktivitas
penelitiannya di industri textile
IIII IIII II
Idle 12
Keseragaman data
p (1 − p )
1. batas kontrol : ± 3 N
2. common sense
k 2 (1 − p )
Kecukupan data : N’ =
S2p
DERAJAT KETELITIAN
p (1 − p )
Sp = k
N
3. APLIKASI WORK SAMPLING
1 08:00
2 08:02
3 08:10
4 09:09
Dst Dst
TABEL 2 : ANALISA ANTRIAN
(∑y)(∑x2) −(∑x)(∑xy)
a= N(∑x2) −(∑x)2
b = N(∑xy) −2 (∑x)(∑2 y)
N(∑x ) − (∑x)
∑( y − yˆ)
2
Standart error = Sy = N −2
b. Regresi Kuadratik
y = a + bx + cx2
ΣY = aN + bΣX + cΣX2
ΣXY = aΣX + bΣX2 + cΣX3
ΣX2Y = aΣX2 + bΣX3 + cΣX4
Standart error = Sy = ∑ ( y − ˆ
y ) 2
N −2
3. Metode Data Waktu Gerakan
(Predetermined Motion Time Sistem)
LINE BALANCING
PENDAHULUAN
∑ti
K min = i =1
C
Dimana:
Ti = waktu operasi/elemen (i=1,2,3,….)
C = jumlah elemen
Kmin= jumlah stasiun kerja minimum
Cycle Time (CT)
Waktu siklus merupakan waktu yang diperlukan untuk membuat
satu unit produk per satu stasiun. Apabila waktu produksi dan target
produksi telah ditentukan, maka waktu siklus dapat diketahui dari
hasil waktu produksi dan target produksi. Waktu siklus harus sama
atau lebih besar dari waktu operasi terbesar yang merupakan
penyebab terjadinya kemacetan (bottleneck) dan waktu siklus juga
harus sama atau lebih kecil dari jam kerja efektif per hari dibagi dari
jumlah produksi per hari, yang secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut:
P
ti maks ≤ CT ≤
Q
Dimana
timaks = waktu operasi terbesar pada lintasan
CT = waktu siklus
P = jam kerja efektif per hari
Q = jumlah produksi per hari
z Station time, jumlah waktu elemen kerja yang dilakukan pada suatu
stasiun kerja yang sama
z Idle time (I), merupakan selisih antara cycle time (CT) dengan
station time (ST) atau I = CT-ST
z Balance delay (D)
Adalah ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dari
waktu menganggur sebenarnya yang disebabkan karena
pengalokasian yang kurang sempurna diantara stasiun-stasiun
kerja. Balance delay ini dinyatakan dalam prosentase, dan
dirumuskan sebagai berikut:
n
( nxC ) − ∑ ti
D= i =1
x100 %
( nxC )
Dimana
n = jumlah stasiun kerja
C = waktu siklus terbesar dalam stasiun kerja
∑ti = jumlah waktu operasi dari semua operasi
ti = waktu operasi
D = balance delay (%)
Line Efficiency (LE)
z Line efficiency (LE) adalah rasio dari total waktu di
stasiun kerja dibagi dengan waktu siklus dikalikan jumlah
stasiun kerja
K
∑ Sti
LE = i −1
x100%
( K )(CT )
z Dimana
Sti = waktu stasiun dari stasiun ke-i
K = jumlah stasiun kerja
CT = waktu siklus
Smoothes Index (SI)
z Smoothes index (SI), adalah suatu index yang
menunjukkan kelancaran relative dari penyeimbangan
lini perakitan tertentu.
K
SI = ∑(STi − STi)
2
max
i=1
z Dimana
STmax = maksimum waktu di stasiun
STi = waktu stasiun di stasiun kerja ke-i
Output Produksi (Q)
z Output produksi (Q), adalah jumlah waktu efektif yang
tersedia dalam suatu periode dibagi dengan cycle time.
T
Q =
CT
z Dimana
T = jam kerja efektif penyelesaian produk
C = waktu siklus terbesar
Metode Penyeimbangan Lintasan
2 5
2 6 8 10
2
6
5
3 6
1 11
3 5
6 3
4
7 9
5
1
Elemen Bobot Posisi
1 6 + 2 + 2 + 6 + 5 + 6 + 5 + 7 + 1 + 3 + 5 = 48
2 2 + 2 + 6 + 5 + 6 = 21
3 5 + 3 + 5 + 6 = 19
4 7 + 3 + 5 + 6 = 21
5 1 + 3 + 5 + 6 = 15
6 2 + 6 + 5 + 6 = 19
7 3 + 5 + 6 = 14
8 6 + 5 + 6 = 17
9 5 + 6 = 11
10 5 + 6 = 11
11 6
Urutan berdasarkan bobot posisi terbesar : (1), (2), (4), (3), (6), (8), (5),
(7), (9), (10), (11)
Elemen Aktivitas 1, 2 , 4, 5 3, 7 8 9, 10 11
6
Waktu Stasiun 10 8 8 6 10 6
Kerja (Tsj)
5
1
KOMPENSASI FINANSIAL
DAN
SISTEM PEMBERIAN INSENTIF
PENDAHULUAN
Waktu standart atau output standart merupakan
tolok ukur dan target yang harus dicapai oleh
seorang pekerja
Bagi para pekerja yang mampu melampaui
standart yang telah ditetapkan, akan dihargai
dengan memberikan insentif (bonus) yang layak
dan sesuai dengan prestasi yang telah
ditunjukkan
Tujuan utama pemberian insentif adalah untuk
meningkatkan dan menjaga motivasi pekerja
dalam kaitannya dengan peningkatan
produktivitas
KOMPENSASI FINANSIAL
Berbicara masalah insentif, secara umum selalu
dikaitkan dengan uang, walaupun kita mengenal
bentuk insentif lain seperti promosi, pujian akan
kemampuan, hadiah barang dan sebagainya
Pemberian insentif didefinisikan sebagai ”extra
pay for extra performance”
Upah yang diberikan pada operator yang
berprestasi adalah
Total upah = upah dasar + insentif
DASAR PENETAPAN INSENTIF KERJA
Keuntungan
a. Tidak ada paksaan untuk mengikuti standard kerja
b. Sederhana, mudah diaplikasikan dan bersifat
langsung
Kerugian
a. Laju kecepatan produksi lambat dan tidak
beralasan
b. Jadwal produksi dan evaluasi sulit ditetapkan
dengan keyakinan tinggi
Measured Daywork
2. Kualitas Produk
Kualitas output kerja akan cenderung
menurun karena operator cenderung untuk
menghasilkan output sebanyak-banyaknya.
Orientasi yang lebih mementingkan kuantitas
ini akan membawa penurunan kualitas pada
produk yang dihasilkan.
Problem yang dijumpai dalam
insentif berdasarkan output
3.Learning Proses
Semua operator tanpa kecuali seharusnya mampu
berpartisipasi dalam incentive plan termasuk operator
baru yang masih belum berpengalaman. Untuk
memungkinkan operator baru mendapatkan bonus
selama proses belajar, maka pada operator baru
tersebut dapat diberi rangsangan untuk
memperolehnya secara khusus. Misalnya dengan
pemberian bonus tetap selama proses belajar atau
dengan cara memperbesar waktu standar yaitu
dengan menambah waktu longgar.
SUMMARY
Insentif (bonus) diberikan kepada para pekerja yang
mampu melampaui standart kerja yang telah
ditetapkan serta sesuai dengan prestasi yang telah
ditunjukkan
Insentif diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan
dan menjaga motivasi pekerja dalam kaitannya
dengan peningkatan produktivitas
Tata cara pemberian upah dan insentif yang umum
diaplikasikan antara lain : daywork dan measured
daywork, pierce work insentive, standar hour
insentive dan group insentive.
SOAL
1. Diketahui upah dasar operator untuk melakukan
pekerjaan ditetapkan Rp. 20.000/jam sedangkan
Waktu Standar/unit = 0,4 menit. Berdasarkan data
diatas hitunglah upah dan insentif yang diterima
operator dengan berbagai jumlah output dengan
metode :
a.standar hour insentive
b.pierce work insentive
REFERENSI
Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study :
Design and Measurement of Work, John Wiley &
Sons, New York
Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and
Work Measurement, McGraw- Hill Book co, New
York
Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara
Kerja, Departemen Teknik Industri , ITB, Bandung
Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi
Gerak dan Waktu, “ Teknik Analisis Untuk
Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya,
Jakarta
Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara
dan Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta